Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai proses penanaman dan perawatan tanaman hias, termasuk cara penanaman bibit, pemupukan, penyiraman, serta cara perbanyakan tanaman secara generatif dan vegetatif. Dokumen juga menjelaskan tips dan cara mengatasi hama dan penyakit pada tanaman hias.
4. Proses penanaman tanaman
hias.
1 Rendam bibit bunga dalam air selama 24 jam
2Siapkan pot untuk media menanam dengan lubang drainase yang cukup.
Masukkan pecahan batu bata atau genting kedalam dasar pot sebagai pengikat air, dan
masukkan media tanam tanah yang subur lengkap dengan pupuk kandang atau pupuk
kompos, atau dengan campuran media pakis, sekam, sabut kelapa, arang kayu, pasir, dan
lainnya.
3Tanamkan bibit bunga kedalam tanah. Cara penanaman tiap bunga berbeda, ada yang
ditanam sedalam 10 cm atau 5 cm, bahkan adapula yang hanya menancapkan
sebagian badan bibit ke dalam tanah.
4Beri etiket tanaman atau tanda untuk membedakan tanaman satu dengan lainnya jika
memang anda menanam banyak jenis bunga dalam pot berbeda.
5 Taruh pot tersebut di tempat teduh dan sejuk.
6Siram bibit dengan air cukup seminggu sekali.
7Tunggu hingga akhirnya bibit bunga tumbuh setinggi kira-kira 10 cm dengan 2-3
daun yang muncul, dan bisa dipindahkan ke lahan terbuka, atau bisa
memindahkannya ke dalam pot baru.
5.
6. Pemupukan harus disesuaikan dengan
jenis pupuk berdasarkan cara
aplikasinya.
a. Pupuk akar
b. b. Pupuk Organik
7. Pupuk akar
1 . Terlebih dahulu buat buat parit kecil dengan
lebar dan kedalaman kurang lebih
7-10 cm dan berjarak sekitar 10 cm dari tanaman
2. Pupuk akar yang berbentuk butiran disebarkan
secara merata dalam parit
tersebut
3 . Tutup parit dengan tanah. Penutupan
bertujuan untuk mencegah terjadinya
penguapan karena pupuk akar mudah menguap
bila terkena cahaya matahari
4. Lakukan penyiraman kepada tanah yang
terdapat pupuk tersebut
8. Pupuk Organik
1 Sesuaikan waktu pemupukan sesuai
dengan tanaman hias yang hendak
diberi
pupuk
2 Jika menggunakan pot berukuran
diameter 20 cm maka anda bisa
menggunakan pupuk urea sekitar 2g
3 Lakukan pemupukan pada akar
ataupun daun
9.
10. Metode Penyiraman:
Jika anda menyiram menggunakan
tangan maka anda dapat melakukan hal
ini:
1 Pada tanaman berukuran kecil, buatlah
ceruk pada tanah tepat dibawah garis
tetes air dari daun dan mengisinya 2
atau 3 kali.
2 Pada tanaman berukuran besar
aplikasikan air yang meresap perlahan
selama
20-30 menit dibeberapa titik sekitar garis
tetes tanaman.
11. Waktu menyiram:
Mengenai jadwal penyiraman, hal pertama
yang harus Anda lakukan adalah dengan
mengetahui tingkat kebutuhan airnya.
Caranya dengan mengukur secara berkala
waktu yang
tanaman butuhkan, mulai dari penyiraman
secara menyeluruh sampai menjadi layu.
Ingat baik-baik kondisi ini sebagai waktu
maksimal yang dibutuhkan tanaman, di luar
kondisi
cuaca tertentu yang membutuhkan sistem
penyiraman khusus.
12. ke dalam
tanah lebih dalam daripada jenis semak-semak atau tanaman hias. Tanaman
berdaun kecil,
keabu-abuan, dan menyerupai jarum biasanya membutuhkan air lebih sedikit.
Kedua, waktu hingga tanaman mandiri. Dengan asumsi praktik penyiraman yang
berjalan
tepat, semakin lama tanaman di atas tanah, semakin mandiri dan berkurang
kebutuhan akan
asupan air tambahan.
Tanaman yang baru dipindahkan bisa saja membutuhkan air lebih dari sekali dalam
sehari.
Pastikan dengan mengeceknya secara berkala.
Ketiga, kondisi tanah. Partikel halus pada tanah lempung menyerap air lebih
lambat dan
menahan lebih kuat daripada tanah pasir atau tanah liat yang dapat mengering
lebih cepat.
Oleh karena itu, pada tanah landai, siram air secara perlahan hingga menyerap
sempurna.
Keempat, pencahayaan. Kuantitas cahaya dan kapan tanaman menerimanya
akan
memengaruhi kecepatannya untuk menjadi kering. Ketahui suhu udara dengan
cara meraba
tembok atau merasakan angin yang berhembus di sekitar tanaman.
Kelima, cuaca. Kondisi dingin dan lembap pada musim hujan menimalisir
penggunaan air.
Sementara kondisi panas dan kering saat kemarau akan membutuhkan air yang leb
13. Hal ini bertujuan untuk menjaga
kebersihan lahan dari gulma.
Penyiangan dapat dilakukan
dengan berbagai cara,
diantaranya :
Secara manual dengan
tangan, yaitu dilakukan
dengan menggunakan tangan
yang mencabut rumput disela-
sela tanaman. Mencabut
rumput penganggu atau
gulma dengan tangan
cenderung melelahkan dan
pada umumnya dikerjakan
dengan tenaga kerja yang
banyak atau pada lahan yang
sempit, misalnya pertanian
dalam pot atau polybag
Secara kimiawi dengan
herbisida, yaitu dilakukan
dengan memberikan
herbisida pada rumput yang
menjadi gulma disekitar
tanaman utama (tanaman
produksi) . Herbisida yang di
pilih secara selektif mampu
membunuh gulma,
namun tidak menyakiti
tanaman produksi. Herbisida
digunakan ketika mekanisasi
tidak memungkinkan atau
tidak diinginkan.
14. 1. Cara Generatif
Perbanyakan secara generatif
adalah perbanyakan tanaman
melalui perkawinan sel - sel
reproduksi. Untuk tanaman
hias yang berbunga,
melakukan reproduksi dengan
cara
membentuk biji yang diperoleh
dari penyerbukan benang sari
sebagai sel jantan dan kepala
putik sebagai sel betinanya.
Penyerbukan pada tanaman
bunga bisa berhasil bila ada
perantara (Self incompatible).
Umumnya perantaranya
adalah serangga seperti
lebah. Kaki lebah yang
hinggap pada bunga
yang sedang berkembang
secara tidak sengaja akan
menempel pada benang sari.
Setelah itu
lebah akan terbang lagi ke
bunga lain. Pada saat dia
hinggap di bunga lain maka
benang sari
yang menempel pada kaki
lebah bisa jatuh pada putik
bunga. Benang sari dan putik
yang
saling menempel ini bisa
mengakibatkan terjadinya
pembuahan yang
menghasilkan biji.
15. Proses tersebut adalah proses
penyerbukan alami.
Kelemahannya selain
membutuhkan
waktu yang lama juga kita
tidak tahu sifat dari bunga
induknya. Untuk mempercepat
proses
penyerbukan, bisa
menggunakan penyerbukan
buatan / manual dengan
bantuan tangan
manusia.
Caranya adalah dengan
mengambil benang sari pada
bunga yang akan disilangkan
lalu
ditempelkan pada putik
adenium jenis lain yang
memiliki genetik yang berbeda
dengan
menggunakan alat (cutton
bud).
Untuk melakukannya perlu
ketelitian agar berhasil, jika
penyerbukan berhasil maka dalam
waktu kurang lebih 2 minggu akan
tumbuh sepasang buah
yang berbentuk tanduk dan
berwarna hijau.
Setelah buah matang, yang
ditandai dengan pecahnya buah,
segera ambil biji di dalam
buah sebelum hilang tertiup angin.
Jemur biji hingga 2-3 jam atau
sampai biji kering.
Selanjutnya semai biji pada media
tanam (sekam bakar di campur
dengan pasir dengan
komposisi 1:1). Bila dapat tumbuh
(mulai bertunas) setelah lebih dari
2 minggu. Dengan
tumbuhnya tunas ini berarti proses
perbanyakan berhasil.
Tip
16. Tips.
Bila akan menyilangkan
tanaman hias bunga, pilihlah
bunga yang telah berumur
antara 2-5
hari untuk bunga betinanya,
dan 3-7 hari untuk bunga
jantaannya. Hal ini agar sel-
sel
produksinya cukup kuat
untuk melakukan
penyerbukan. Ciri-ciri sel
jantan yang cukup umur
adalah serbuk pada benang
sari sudah kering dan sudah
menggumpal.
Agar mudah memperoleh
benang sari dan
menempelkannya pada putik,
buka daun
hingga terlihat dasar
bunganya. Setelah itu ambil
benang sari menggunakan
pinset atau kuas
yang halus. Tempelkan
benang sari itu pada putik
lalu bungkus bunga yang
menjadi bunga
betinanya agar proses
penyerbukan bersih dan
steril.
Kelebihan dari cara generatif
adalah:
1. Diperoleh hasil anakan
yang banyak karena
jumlah biji di dalam buah
banyak, sehingga mudah
di semai.
2. Sifat anaknya
merupakan gabungan
sifat unggul yang sesuai
dengan sifat masing –
masing bunga induknya.
3. Cocok untuk
mendapatkan varietas
adenium baru atau
disebut dengan
nama adenium hibrida.
17. Kekurangan dari cara
generatif adalah :
1. Memerlukan waktu
yang lama.
2. Tingkat kegagalan
tinggi.
3 .Pelaksanaannya
rumit.
4. Daya hidup
rendah.
Cara Vegetatif
Perbanyakan vegetatif adalah perbanyakan
tanaman tidak melalui perkawinan sel-sel,
tetapi dengan menumbuhkan jaringan – jaringan
vegetatif atau kultur jaringan seperti akar,
daun, batang, atau mata tunas.
Perbanyakan adenium yang umum dilakukan
adalah dengan menyambung, stek dan
cangkok batang. Menurut Slamet Budiarto (Field
Manager Ijo Nurcery), jenis sambung
menggunakan batang (grafting) adalah jenis yang
banyak dilakukan.
Grafting dilakukan
dengan cara menggabungkan batang bawah
dengan batang atas dari adenium yang berlainan.
Selain grafting, stek juga mudah dan sering
dilakukan untuk memperbanyak adenium
tanpa menggabungkan sel-sel reproduksi. Cara ini
dilakukan dengan memotong batang dari
induk yang sehat, lalu ditanam pada media tanam.
Untuk memilih batang yang sehat, pilihlah
batang yang mempunyai diameter minimal 2 cm
dan bukan berasal dari batang utama.
18. Setelah ditanam kurang lebih 2 minggu, baru batang
tersebut akan mengeluarkan tunas. Ini
berarti stek berhasil dilakukan. Cara perbanyakan
vegetatif ada banyak yaitu:
1. Stek (mawar, melati, asoka, dll)
2. Pemisahan anakan (palem, aglaonema, sansievera,
cocor bebek)
3. Menyambung / grafting (bougenvile, adenium, puring,
ficus)
4. Menempel / okulasi (mawar, beringin, puring)
5. Penyusuan (meningkatkan keberhasilan sambung
pucuk)
6. Keiki (Anggrek)
7. Mencangkok / cangkok ruduk (aglaunema, puring,
dieffenbaciha)
8. Kultur jaringan (anggrek, piludendrom
19. Waktu penyulaman seawal mungkin
yaitu 10-15 hari setelah tanam.
Penyulaman
dilakukan dengan cara mengganti bibit
yang mati atau layu permanen dengan
bibit
yang baru.
20. Cara mengatasi Hama atau penyakit :
Busuk pangkal batang
Penyebabnya sejenis cendawan fusarium. Penyakit ini merusak
batang bagian bawah.
Serangannya dapat menghambat pertumbuhan dan tanaman mogok
bertunas. Kelembapan
tinggi dan sirkulasi udara buruk membantu perkembangbiakan
cendawan .
Bisa juga karena media terlalu padat alias kurang porous sehingga
air tersimpan lama. Untuk
mengatasinya dengan cara membongkar tanaman. Akar dan media
di bersihkan, lalu potong
bagian yang busuk dengan pisau yang bersih .
Olesi penutup luka untuk mencegah munculnya cendawan kembali.
Setelah itu, tanaman
dapat ditanam kembali. Langkah antisipasi saat musim hujan
dengan menyemprotkan
fungisida, seperti Menzate, Daconil, atau Orthocide. Dosis
pemakaian disesuaikan dengan
anjuran pada label kemasan.
21. Busuk daun
Busuk daun
Penyebab semacam bakteria Erwinia. Pada daun
biasanya terlihat bercak cokelat berlendir,
lalu berubah cokelat kehitaman. Umumnya
serangan terjadi dimusim hujan saat kondisi
lingkungan lembap. Bila tidak segera diatasi,
penyakit ini bisa menjalar ke daun lain, bahkan
ke batang.
Untuk memutus penyebaran penyakit dengan
memotong bagian daun yang terserang.
Sementara untuk mencegah munculnya penyakit
dengan menyemprot bakterisida Agrimycin
atau Agrept. Dosis disesuaikan dengan anjuran
pada label
22. Belalang
Waspadai kehadiran belalang karena dapat
meludeskan daun philo yang indah dan
mulus.
Bila populasinya belum banyak di dapat
diambil dengan tangan, lalu dimatikan .
Sementara daun yang sudah bolong-bolong
sebaiknya di potong agar tanaman tetap
tampil
menawan. Serangan belalang secara massal
dikebun dapat dikendalikan dengan cara
fogging
sebulan sekali.
23. Ulat
Gejala serangan ulat yang tampak
seperti garis putih di permukaan daun.
Garis putih itu
merupakan terowongan di daun untuk
tempat persembunyiannya. Daun yang
tererang
sebaiknya di buang. Kalau serangan
cukup parah, dapat di semprot
insektisida, seperti
Metadison, Decis, Basudin, atau
Supracide.
24. Semut
Binatang yang satu ini bersembunyi dan
membuat sarang berupa gundukan yang ada
di
media atau menempel di pangkal batang.
Meski tidak berpengaruh langsung, hadirnya
semut
dapat mengakibatkan akar tidak tumbuh
normal.
Dampaknya, penyerapan nutrisi dari akar
terganggu sehingga tanaman tidak tumbuh
prima.
Untuk mengatasinya segera bongkar media
dan diganti dengan yang baru. Sementara
menjaga kebersihan media dengan cara
membersihkan media dengan cara