Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Panca Indera
1. i
INDERA
DI SUSUN OLEH :
MUTIA RAHMAWATI (037117028)
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
UNIVERSITAS PAKUAN BOGOR
2018
2. ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan
rahmat dan hidayah-nya sehingga kami dapat membuat makalah dengan baik dan
mendekati sempurna.
Kami merancang makalah ini dengan bentuk se’sederhana mungkin untuk
dapat di mengerti oleh para pembaca makalah ini, dan dapat diserapi akan ilmu
pengetahuan yang tersirat di dalam makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak sekali kekurangan – kekurangan yang
ada dalam makalah ini, oleh dari pada itu kami mengharap setidaknya saran maupun
kritik dari anda para pembaca makalah ini, demi terciptanya makalah yang lebih baik
di masa yang akan datang.
Bogor, April 2018
Penyusun
3. iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
KATA PENGANTAR..................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................ 1
A. Latar Belakang.......................................................................................... 1
B. Peramasalahan............................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN................................................................................. 2
A. Pengertian Panca Indera........................................................................... 2
1. Indera Penglihat (Mata) ....................................................................... 2
2. Indera Pencium (Hidung)...................................................................... 5
3. Indera Pengecap (Lidah)....................................................................... 8
BAB III PENUTUP......................................................................................... 11
A. KESIMPULAN .......................................................................................... 11
B. SARAN ....................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 12
4. 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam segala hal, serabut saraf sensorik dilengkapi dengan ujung akhir
khusus mengumpulkan rangsangan yang khas tempat setiap organ berhubungan.
Sistem indra memerlukan bantuan system saraf yang menghubungkan badan indra
dan system dengan system saraf pusat. Organ indra adalah sel – sel tertentu
yang dapat menerima stimulus dari lingkungan maupun dari dalam badan sendiri
untuk diteruskan sebagai impuls saraf melalui serabut saraf ke pusat susunan saraf.
Setiap organ indra menerima stimulus tertentu, kesan yang sesuai sebagai system
organ indra hanya mampu menerima stimulus, diklasifikasikan menjadi dua yaitu,
organ indra umum seperti reseptor raba terbesar diseluruh tubuh dan organ indra
khusus seperti putting pengecap yang penyebarannya terbatas pada lidah.
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian panca indera
2. Untuk mengetahui fungsi panca indera
3. Untuk mengetahui jenis penyakit pada panca indera
5. 2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Panca Indera
Panca indra adalah organ – organ akhir yang dikhususkan untuk menerima
jenis rangsangan tertentu. Serabut saraf yang menanganinya merupakan alat perantara
yang membawa kesan rasa dari organ indra menuju ke otak ketempat perasaan ini
ditafsirkan. Beberapa kesan timbul dari luar seperti sentuhan, pengecapan,
penglihatan, penciuman, dan suara. Ada kesan yang timbul dari dalam antara lain,
lapar, haus, dan rasa sakit.
Indera Penglihat (Mata)
Mata adalah indera penglihat. Mata berfungsi untuk menerima rangsangan
berupa cahaya. Bentuk bola mata bulat seperti bola pingpong. Diameternya lebih
kurang 2 cm. Sebagian besar terletak didalam rongga tengkorak.
6. 3
Mekanisme melihat
Cahaya akan masuk menembus kornea, lalu melewati pupil yang membuka
lebar. Sinar akan melewati cairan rongga depan (aqueous humor), lensa, cairan
rongga belakang (vitreous humor), lalu mencapai retina. Pada retina cahaya akan
bereaksi dengan pigmen penglihatan (rodopsin) pada sel batang. Reaksi akan
menimbulkan listrik. Arus listrik itu akan di hantarkan ke otak. Setibanya di otak,
aliran listrik akan diartikan sebagaimana apa yang kita lihat.
Gangguan penglihatan
Antara lain sebagaiberikut.
1) Mata Hipermetropi
Bila mata hanya mampu melihat jelas jarak jauh, benda-benda dekat tidak
tampak jelas. Penyebabnya adalah lensa mata terlalu pipih sehingga bayangan
jatuh di belakang bintik kuning gangguan ini dapat dibantu dengan lensa
positif atau cembung.
2) Mata Miopi
7. 4
Bila hanya mampu melihat jelas jarak dekat,benda-benda jatuh tidak tampak
jelas. Penyebabnya adalah lensa mata terlalu cembung sehingga bayangan
benda jatuh di depan bintik kuning. Gangguan ini dapat dibantu dengan lensa
negative atau cekung.
3) Mata Prebiopi
Gejala gangguan ini sama seperti pada hemetrop, yaitu mampu melihat
dengan jelas benda pada jarak jauh. Gangguan ini biasa terjadi pada orang
lanjut usia. Cahaya sejajar yang datang di fokuskan di belakang retina.
Penyebabnya lensa mata terlalu pipih karena daya akomodasinya terlalu
lemah.1
1 Angga, 2010. Fisiologi Kardiovaskular. www.blogsot.com. Diakses pada tanggal 16 Februari
2010 pukul 20.43 WITA.
8. 5
Indera Pencium (Hidung)
Hidung adalah jaringan reseptor atau penerima rangsangan yang memiliki kemampuan untuk mendikteksi dan merespon
berbagai macam bau dari luar tubuh. Indera penciuman dan merupakan alat alat pernafasan yang sangat sensitif karena
mempunyai struktur sel yang langsung berhubungan dengan sistem pernafasan dan saluran tenggorokan yang terdiri dari lubang
hidung dan rongga hidung, dimana rongga hidung tersusun atas tulang dan tengkorak.
Berikut adalah penjelasan mengenai bagian-bagian hidung :
1. Rongga hidung
Pada rongga hidung ada selaput lendir dan rambut rambut tipis (bulu hidung) atau yang sering disebut Silia. Rongga
hidung bekerja dengan bantuan tulang hidung dan tengkorak. Rongga hidung menyebarkan udara terutama oksigen dari
luar tubuh ketenggorokan menuju jaringan paru paru. Rongga hidung dibatasi oleh langit langit rongga mulut.
9. 6
2. Lubang dan bulu hidung
Didalam lubang hidup selalu ada bulu hidung dan selaput lendir yang mempunyai kegunaan menyaring dan merlindungi
rongga hidung dari masuknya benda asing berupa debu debu atau hasil dari reaksi radikal bebas seperti asap kendaraan,
asap pembakaran saampah atau asap rokok.
3. Selaput lendir (mucus)
Sebagai media untuk melekatnya kotoran yang terbawa dari udara yang gunanaya untuk menghadang jangan sampai
masuk keronga hidung.Kotoran akan berhenti dan mengering karena proses panas yang dihasilkan uap ketika kita
bernafas. Kotoran menjadi tahi hidung atau lebih dikenal sebagai upil.
4. Saraf penditeksi bau
Saraf ini sangat peka dengan kotoran yang sangat tipis dan tidak
terlihat oleh mata, bahkan bisa mencium bau dengan kadar bau yang sangat rendah, sedang sampai yang baunya
menyengat.
5. Tulang rawan (tulang lunak)
Anatomi tulang rawan yang ada pada hidung adalah tulang yang lentur dan mudah retak ketika terkena benturan yang
sangat keras, Tulang rawan terdiri dari kartilaogo septum atau ( lamina kuadran gularis) dan Kolumela, Septum dilapisi
oleh perikondrium yang ada pada jarinagn tulang lunak dan periosteum yang adaa pada tulang keras, sedangkan bagian
luarnya dilapisi dengan kuat oleh Mukus hidung.
6. Saraf penditeksi bau
Saraf ini sangat peka dengan kotoran yang sangat tipis dan tidak terlihat oleh mata, bahkan bisa mencium bau dengan
kadar bau yang sangat rendah, sedang sampai yang baunya menyengat.
10. 7
7. Saraf penditeksi bau
Saraf ini sangat peka dengan kotoran yang sangat tipis dan tidak
terlihat oleh mata, bahkan bisa mencium bau dengan kadar bau yang sangat
rendah, sedang sampai yang baunya menyengat.
8. Tulang rawan (tulang lunak)
Anatomi tulang rawan yang ada pada hidung adalah tulang yang lentur dan
mudah retak ketika terkena benturan yang sangat keras, Tulang rawan terdiri
dari kartilaogo septum atau ( lamina kuadran gularis) dan Kolumela, Septum
dilapisi oleh perikondrium yang ada pada jarinagn tulang lunak dan
periosteum yang adaa pada tulang keras, sedangkan bagian luarnya dilapisi
dengan kuat oleh Mukus hidung.
Cara Kerja dan Kepekaan Hidung
Udara yang ada di luar tubuh bercampur dengan berbagai komponen gas lain,
termasuk komponen bauan. Udara yang dihirup dari lubang membawa zat kimia
berupa bauan bersamanya. Udara ini disaring terlebih dahulu oleh bulu hidung,
kemudian Zat kimia yang dibawa akan larut bersama lendir di dalam rongga hidung.
Zat kimia ini akan diterima oleh sel olfaktori yang peka terhadap rangsangan bau
berupa uap atau gas. Informasi tentang rangsangan ini akan dibawa oleh saraf
olfaktori menuju otak. Kemudian otak menerjemahkan informasi tersebut sehingga
kita dapat mencium aroma yang ada di sekitar kita.
Adapun beberapa gangguan kesehatan pada indera penciuman adalah sebagai berikut.
a. Hiposmia
Hiposmia adalah kondisi dimana berkurangnya kemampuan untuk mencium
bau. Jika pada Anosmia penderita tidak dapat mencium bau sama sekali, maka pada
hiposmia penderita hanya kehilangan sensitifitas bau tertentu.
11. 8
b. Hipernosmia
Hipernosmia juga merupakan salah satu gangguan pada indra penciuman,
yaitu penciuman yang berlebihan. Namun gangguan ini sangat jarang terjadi.
c. Polip Hidung
Polip Hidung adalah gangguan pada indra penciuman dimana penderita
mengalami gangguan berupa adanya pertumbuhan sel yang bersifat jinak di selaput
lendir hidung. Hal ini bisa disebabkan oleh reaksi hipersensitif atau juga bisa karena
alergi.
d. Salesma (Cold) dan Influenza
Salesma dan Influenza adalah gangguan pada indra penciuman dimana
penderita mengalami infeksi pada alat pernafasan. Gangguan ini disebabkan oleh
virus dan umumnya menyebabkan batuk, pilek, sakit leher, dan terkadang juga
disertai dengan panas serta sakit pada persendian.
e. Hidung tersumbat atau Pilek
Gangguan kesehatan pada indra penciuman berikutnya adalah hidung
tersumbat atau pilek. Yaitu kondisi dimana penderita pada hidungnya terdapat banyak
lendir. Kondisi ini dapat disebabkan oleh alergi maupun virus.
Indera Pengecap(Lidah)
Lidah merupakan organ tubuh yang berfungsi sebagai indera pengecap. Lidah
memiliki reseptor khusus yang mampu menerima rangsang zat kimia yang terlarut.
12. 9
Reseptor penerima rasa dan bau adalah sel-sel komoreseptor. Indera pengecap
membantu menaikan selera makan.
Lidah mempunyai tiga macam papila, sebagai berikut.
1. Papila berbentuk benang (papila filiformis) merupakan papila peraba. Papila
ini menyebar di seluruh permukaan lidah.
2. Papila yang dilingkari saluran (papila sirkum valata). Papila ini tersusun
dalam lengkungan yang berbentuk huruf V. Terdapat 7 – 9 buah yang terletak
dekat pangkal lidah dan merupakan papila pengecap.
3. Papila bentuk martil, merupakan papila pengecap yang terdapat di tepi lidah.
Indera pengecap berupa putting atau kuncup pengecap yang terkumpul pada daerah
tertentu di lidah, yaitu:
1. Ujung depan mengecap rasa asin
2. Ujung tepi mengecap rasa manis
3. Tepi belakang mengecap rasa asam
4. Belakang tengah pengecap rasa pahit.
Cara Kerja Indera Perasa
Indera perasa juga memiliki cara kerja yang tidak diketahui oleh manusia.
Berikut ini adalah cara kerja indera pengecap atau perasa yang harus kita ketahui :
Manusia akan memakan dan mengunyah makanannya menggunakan lidah dan
gigi.
Makanan yang telah larut ke dalam mulut bisa merangsang bagian ujung
syaraf
Syaraf pengecap akan meneruskan rangsangan tersebut ke bagian syaraf
pengecap yang ada di otak.
Otak akan menanggapi rangsangan yang dikirimkan kepadanya sehingga saat
otak menanggapi rangsangan tersebut lidah bisa merasakan makanan yang
dimakannya tersebut.
13. 10
Penyakit pada Indera Pengecap (Lidah)
Sariawan
Sariawan adalah gejala erosi pada lapisan epitel di dalam mulut yang dapat
menimbulkan rasa perih ketika makan. Sariawan bisa terjadi di lidah atau pipi.
Sariawan disebabkan oleh kekurangan vitamin A, makan makanan yang bersifat
panas, kekurangan zat besi, atau karena penurunan daya tahan tubuh.
Kanker Lidah
Kanker lidah merupakan salah satu bentuk dari kanker mulut, perbedaannya terletak
pada daerahnya. Jika letak sel kanker tersebut berada pada bagian ujung lidah maka
para ahli menamakannya dengan sel kanker skuamosa ujung lidah, namun jika
berada pada sepertiga atau terletak pada bagian belakang lidah mereka
menamakannya dengan sel kanker pangkal lidah. Kedua tipe ini memiliki sifat dan
karakterisitik yang berbeda, oleh sebab itu penyebab dan langkah pengobatannya
pun berbeda pula. Kanker lidah kebanyakan disebabkan karena tembakau dan
alkohol.2
2 Frandson, 1992. Anatomi dan Fisiologi Ternak. Universitas Gajah Mada Press. Yogyakarta.
14. 11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Mata mempunyai reseptor khusus untuk mengenali perubahan sinar dan
warna. Sesungguhnya yang disebut mata bukanlah hanya bola mata, tetapi termasuk
otot-otot penggerak bola mata, kotak mata, kelopak, dan bulu mata.
Lidah mempunyai reseptor khusus yang berkaitan dengan rangsangan kimia.
Permukaan lidah dilapisi dengan lapisan epitelium yang banyak mengandung kelenjar
lendir, dan reseptor pengecap berupa tunas pengecap.
Indra pembau berupa kemoreseptor yang terdapat di permukaan dalam
hidung, yaitu pada lapisan lendir bagian atas.
B. Saran
Pada sistem indra ditemukan berbagai macam gangguan dan kelainan, baik
karena bawaan maupun karena faktor luar, seperti virus atau kesalahan
mengkonsumsi makanan. Untuk itu jagalah kesehatan anda agar selalu dapat
beraktivitas dengan baik
15. 12
DAFTAR PUSTAKA
Abhique, 2010. Sistem Kardiovaskuler. http://abhique.blogspot.com.Diakses pada
tanggal 16 Februari 2010 pukul 20.43 WITA.
Angga, 2010. Fisiologi Kardiovaskular. www.blogsot.com. Diakses pada tanggal 16
Februari 2010 pukul 20.43 WITA.
Frandson, 1992. Anatomi dan Fisiologi Ternak. Universitas Gajah Mada
Press. Yogyakarta.
Sloane , E., 1994, Anatomi dan Fisiologi. Buku Kedokteran EGC.Jakarta.