SlideShare a Scribd company logo
1 of 7
Download to read offline
PEREMAJAAN IKAN YANG TERLEPAS DARI
BUDIDAYA IKAN DALAM KERAMBA JARING APUNG
DI WADUK IR. H. DJUANDA
Oleh :
Didik Wahju Hendro Tjahjo, Mujiyanto dan Sri Endah Purnamaningtyas
Loka Riset Pemacuan Stok Ikan
ABSTRAK
Perkembangan budidaya ikan dalam keramba jaring apung (KJA) di Waduk Ir. H. Djuanda
berkembang sangat pesat, yaitu pada tahun 1991 sejumlah 502 unit KJA, tahun 1999 berkembang
menjadi 2.195 unit, dan tahun 2005 telah mencapai 4.577 unit KJA, sedangkan jumlah unit KJA yang
diizinkan berdasarkan SK Bupati Purwakarta Nomor 06/2000 tahun 2000 adalah 2.100 unit. Tujuan
penelitian adalah untuk mengevaluasi besarnya peremajaan ikan yang terlepas dari kegiatan budidaya
ikan dalam KJA di Waduk Ir. H. Djuanda. Penelitian ini dilakukan setiap bulan selama tahun 2006,
dan pengamatan dilakukan dengan dua cara, yaitu: (1) pengamatan langsung melalui identifikasi jenis
ikan dan (2) pengukuran panjang total benih ikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peremajaan
ikan mas yang terlepas dari sistem budidaya ikan dalam KJA rata-rata mencapai 4,9% dan ikan nila
rata-rata mencapai 2,4%. Bersama dengan benih ikan tersebut ikut serta benih ikan yang tidak
dikehendaki maksimum sebanyak 10,4% (untuk benih yang berasal dari daerah Sukabumi), dan
13,5% (untuk benih ikan yang berasal dari daerah Subang).
Kata kunci: peremajaan, budidaya, keramba jaring apung, waduk Ir. H. Djuanda
PENDAHULUAN
Waduk Ir. H. Djuanda merupakan
perairan cukup potensial untuk
pengembangan perikanan baik
perikanan tangkap maupun budidaya
ikan dalam keramba jaring apung
(KJA). Kegiatan budidaya ikan dalam
KJA di waduk ini berkembang sangat
pesat, dimana pada tahun 1991
berjumlah 502 unit KJA, tahun 1999
berkembang menjadi 2.195 unit KJA
(Azwar et al., 2004), dan tahun 2005
telah mencapai 4.577 unit KJA
(Sukimin, 2006). Pengembangan
budidaya ikan dalam KJA di perairan
tersebut telah jauh di atas daya dukung
perairan, sehingga secara umum
perkembangan budidaya tersebut akan
berpengaruh tehadap stok ikan dan
lingkungan perairan Waduk Ir. H.
Djuanda.
Penebaran ikan secara tidak
sengaja dari kegiatan budidaya ikan
tersebut, adalah ikan nila (Oreochromis
niloticus), bandeng (Channos channos),
betutu (Oxyoletris marmorata),
goldsom (Astronotus ocellatus), red
devil (Amphilophus citrinellus) dan
ikan kaca (Parambassis punctulata).
Masuknya jenis ikan tersebut sangat
berpengaruh besar terhadap hasil
tangkapan ikan ekonomis, seperti ikan
nila (Oreochromis niloticus), tagih
(Mytus nemurus), dan patin
(Pangasionodon hypopthalmus). Jenis
ikan yang mempunyai nilai ekomomis
rendah dan mudah berkembang biak di
perairan waduk akan menjadi
kompetitor dan predator bagi anak ikan
ekonomis penting.
Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengevaluasi besarnya
peremajaan (recrutment) ikan yang
terlepas dari kegiatan budidaya ikan
dalam KJA di Waduk Ir. H. Djuanda.
185
BAHAN DAN METODE
Metoda Pengumpulan Data
Pelaksanaan penelitian dilakukan
di Waduk Ir. H. Djuanda (Kabupaten
Purwakarta). Pengumpulan data
dilakukan 3 kali dari benih ikan yang
masuk ke kegiatan budidaya ikan dalam
KJA secara acak pada bulan Mei,
September dan Desember 2006.
Pengamatan dilakukan dengan dua
cara, yaitu: (1) pengamatan langsung
melalui identifikasi jenis dan
pengukuran panjang total benih ikan,
dan (2) wawancara dengan petani
mengenai daerah asal sumber benih
ikan.
Analisis Data
Analisis dilakukan dengan
metoda eksplorasi grafik distribusi
ukuran panjang ikan untuk masing-
masing jenis menurut asal sumber
benih ikan tersebut. Asumsi yang
digunakan adalah ikan yang diamati
berada dalam satu stok yang sama,
sehingga benih yang mempunyai
ukuran panjang yang lebih besar
diasumsikan mempunyai laju
pertumbuhan yang lebih tinggi, dan
sebaliknya benih ikan yang berukuran
kecil mempunyai laju pertumbuhan
lebih lambat dibandingkan ukuran
benih yang lebih besar. Dipihak lain
ukuran lingkar badan berhubungan
erat dengan panjang total ikan
tersebut. Dengan demikian, ikan yang
berukuran kecil mempunyai ukuran
lingkar badan yang kecil pula,
sehingga pada ukuran mata jaring
yang sama benih ikan yang berukuran
kecil mempunyai peluang lepas yang
lebih besar dibandingkan benih yang
berukuran besar. Disamping
pengukuran panjang total benih ikan
tersebut, juga dilakukan identifikasi
jenis ikan lain dalam kelompok benih
ikan tersebut, sehingga hasil
pengamatan ini diharapkan dapat
mengetahui besarnya persentasi jenis
ikan yang tidak dikehendaki dan
daerah asal dari sumber benih
tersebut? Hasil pengamatan kegiatan
ini diharapkan mampu mengurangi
masuknya ikan yang tidak disengaja,
dan dalam jangka panjang berdampak
terhadap perbaikan kualitas hasil
tangkapan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kegiatan budidaya ikan dalam
KJA baik di Waduk Ir. H. Djuanda,
Cirata maupun Saguling bekembang
sangat pesat. Pada tahun 2005, jumlah
unit KJA yang tercatat di ketiga waduk
tersebut adalah:
1. Waduk Saguling: jumlah KJA yang
beroperasi 7.272 unit,
2. Waduk Cirata: jumlah KJA yang
beroperasi 39.690 unit, sedangkan
jumlah unit KJA yang diizinkan
berdasarkan SK Gubernur Jawa
Barat No. 41/2002 adalah12.000
unit,
3. Waduk Djuanda: jumlah KJA yang
beroperasi 4.577 unit dan pada
tahun 2006 jumlah KJA yang
beroperasi mencapai 15.000 unit,
sedangkan jumlah yang diizinkan
berdasarkan SK Bupati Purwakarta
No. 06/2000 adalah 2.100 unit.
Jika secara umum (baik untuk nila
maupun mas) setiap unit KJA
membutuhkan benih 10.000 ekor, maka
di Waduk Ir. H. Djuanda memerlukan
benih ikan total sekitar 100 juta – 150
juta ekor benih per musim tanam atau
300 juta – 450 juta ekor benih per
tahun.
Pada umumnya, benih ikan
yang ditanam di pelihara dalam
kantong jaring dengan ukuran mata
jaring 0,5 inci untuk benih berukuran
sangat kecil, dan 1 inci untuk benih
ikan yang berukuran cukup besar.
186
Lebar selang ukuran dan median dari
distribusi ukuran panjang sangat
menentukan ukuran mata jaring yang
digunakan, serta ukuran dan jumlah
benih yang lepas.
Ukuran mata jaring 0,5 inci
(1,26 cm) dengan sudut bukaan 60%,
maka tinggi mata jaring terbentang
tinggal 0,76 cm, sehingga untuk benih
yang berukuran tinggi badan ≤ 0,76 cm
akan lepas sempurna atau peluang lepas
100%. Sedangkan untuk mata jaring 1
inci, benih ikan yang mempunyai
peluang lepas 100% adalah benih yang
berukuran tinggi badan ≤ 1,52 cm. Oleh
karena ukuran benih secara umum
dilihat dari ukuran panjang total, maka
ukuran tinggi tubuh tersebut perlu
dikonversikan ke ukuran panjang
dengan menggunakan regresi antara
panjang total terhadap tinggi tubuhnya
(Gambar 1). Untuk mata jaring 0,5 inci
ukuran panjang ikan mas dan nila yang
mempunyai peluang lepas 100%
masing-masing adalah 2,7 cm dan 3,0
cm, sedangkan untuk mata jaring 1 inci
masing-masing adalah 5,0 cm dan
5,3cm.
Pengamatan distribusi ukuran
panjang benih ikan mas pada bulan Mei
yang berasal dari Kabupaten Subang
dan Purwakarta (Gambar 2)
menunjukkan bahwa benih ikan mas
yang berasal dari Kab. Purwakarta
mempunyai persentase benih yang
berpeluang lepas (6,6%) lebih besar
dibandingkan dari Kabupaten Subang
(0,7%). Hal tersebut disebabkan
distribusi ukuran panjang benih ikan
mas dari Kabupaten Purwakarta lebih
banyak yang berukuran kecil dan
selang ukuran yang lebar (jarak ukuran
minimum-maksimum), serta sebaliknya
untuk benih dari Kabupaten Subang.
Sedangkan untuk benih ikan nila yang
dianalisa berasal dari daerah Kabupaten
Karawang, Sukabumi dan Cianjur
(Gambar 3). Hasil analisa distribusi
ukuran panjang benih ikan tersebut
menunjukkan bahwa benih nila yang
berasal dari Cianjur mempunyai
persentase benih yang berpeluang lepas
yang paling besar (3,3%), disusul
Kabupaten Sukabumi (2,5%) dan
terakhir Kabupaten Karawang sebesar
0,8%.
Gambar 1. Hubungan panjang total dengan tinggi badan benih ikan mas dan nila
MAS
y = 0,3276x - 0,1297
R2
= 0,92
n = 153 ekor
0
1
2
3
4
5
6
0 5 10 15 20
Panjang (cm)
Tinggi(cm)
NILA
y = 0,3368x - 0,2807
R2
= 0,90
n = 298 ekor
0,0
0,5
1,0
1,5
2,0
2,5
3,0
3,5
4,0
0 2 4 6 8 10 12
Panjang (cm)
Tinggi(cm)
187
0
50
100
150
200
250
300
Frekuensi
1 2 3 4 5 6 7 8
Panjang Total (cm)
0
20
40
60
80
100
120
Frekuensi
5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Panjang Total (cm)
Subang Purwakarta
Gambar 2. Komposisi ukuran panjang benih ikan mas yang berasal dari daerah
Subang dan Purwakarta pada bulan Mei 2006
0
50
100
150
200
250
Frekuensi
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21
Panjang Total (cm)
KARAWANG
0
10
20
30
40
50
60
70
80
Frekuensi
3.5 4.5 5.5 6.5 7.5 8.5 9.5 10.5 11.5 12.5
Panjang Total (cm)
0
50
100
150
200
250
300
Frekuensi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
PanjangTotal(cm)
Karawang Sukabumi Cianjur
Gambar 3. Komposisi ukuran panjang benih ikan nila (Oreochromis niloticus) yang
berasal dari daerah Karawang, Sukabumi dan Cianjur pada bulan Mei
2006
Pada bulan September, benih
ikan mas yang diamati berasal dari
daerah Kabupaten Subang dan
Purwakarta, dimana persentase benih
yang berpeluang lepas dari kedua
daerah tersebut relatif sama, yaitu
masing-masing 6,0% dan 5,4%
(Gambar 4). Sedangkan untuk benih
ikan nila yang dianalisa berasal dari
daerah Kabupaten Subang, Cianjur,
Sukabumi dan Purwakarta. Hasil
analisa distribusi ukuran benih ikan
tersebut menunjukkan bahwa benih
ikan nila yang berasal dari daerah
Purwakarta (1,4%) dan Sukabumi
(1,4%) mempunyai persentase benih
yang berpeluang lepas lebih rendah
dibandingkan benih yang berasal dari
daerah Cianjur (2,9%) dan Subang
(4,2%) (Gambar 5).
188
0
10
20
30
40
50
60
Frekuensi
4.5 6 7.5 9 10.5 12 13.5 15 16.5 18 19.5
Panjang Total (cm)
SUBANG
0
5
10
15
20
25
30
35
Frekuensi
5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Panjang Total (cm)
PURWAKARTA
Gambar 4. Komposisi ukuran benih ikan mas yang berasal dari daerah Subang dan
Purwakarta pada bulan September 2006
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
Frekuensi
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Panjang Total (cm)
SUBANG
0
20
40
60
80
100
120
Frekuensi
4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Panjang Total (cm)
CIANJUR
0
20
40
60
80
100
120
140
160
180
200
Frekuensi
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Panjang Total (cm)
SUKABUMI
0
20
40
60
80
100
120
140
160
180
200
Frekuensi
3 4 5 6 7 8 9 10 11
Panjang Total (cm)
PURWAKARTA
Gambar 5. Komposisi ukuran benih ikan nila yang berasal dari daerah Subang,
Cianjur, Sukabumi dan Purwakarta pada bulan September 2006
Pada bulan Desember, secara
umum petani ikan mulai melakukan
pengurangan padat tebar, sehingga
pada bulan tersebut kebutuhan benih
dari petani ikan di Waduk Ir. H.
Djuanda relatif rendah. Oleh karena itu,
benih ikan mas yang dianalisa hanya
berasal dari Subang, dimana benih ikan
189
tersebut mempunyai persentase benih
yang berpeluang lepas sebesar 5,4%
(Gambar 6). Sedangkan untuk ikan nila
yang dianalisa berasal dari daerah
Kabupaten Subang dan Cianjur, dimana
benih dari kedua daerah tersebut
mempunyai persentase benih yang
berpeluang lepas relatif sama, yaitu
masing-masing secara berurutan adalah
2,7% dan 2,0%.
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
Frekuensi
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Panjang Total (cm)
NILA SUBANG
0
20
40
60
80
100
120
140
Frekuensi 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Panjang Total (cm)
NILACIANJUR
0
5
10
15
20
25
30
Frekuensi
6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Panjang Total (cm)
MAS SUBANG
Gambar 6. Komposisi ukuran benih ikan nila dan mas yang berasal dari daerah
Subang dan Cianjur pada bulan Desember 2006
Secara umum jumlah benih ikan mas
yang lepas berkisar antara 0,7 - 6,0%
dengan rata-rata 4,9% dari jumlah
benih yang ditanam, sedangkan ikan
nila berkisar antara 0,8 – 4,2% dengan
rata-rata 2,4% dari jumlah benih yang
ditanam. Jika jumlah unit KJA 15 ribu
unit dengan asumsi rata-rata 75% unit
KJA beroperasi sepanjang tahun (3 kali
panen) dan setiap unit (petak) KJA
memerlukan benih 10.000 ekor, maka
jumlah ikan yang lepas secara umum
berkisar antara 8,0 – 16,5 juta ekor per
tahun. Hal yang sama dilaporkan oleh
Husnah et al. 2005 menunjukkan
bahwa prosentase ikan budidaya yang
lepas dari karamba ke Sungai Kampar
(Riau) 71,99% berukuran bibit dan
28,01% berukuran konsumsi. Besarnya
benih yang lepas tersebut diatas
berdampak positif terhadap produksi
hasil tangkapan ikan. Hal tersebut
ditunjukkan dengan peningkatan
produksi tangkapan ikan dari 1.359 ton
pada tahun 2004 (Umar dan
Kartamihardja, 2006) menjadi 2.232
ton pada tahun 2006. Sumbangan
tingginya peningkatan produksi ikan
tersebut tidak hanya berasal ikan yang
lepas dari kegiatan budidaya ikan,
tetapi juga dampak dari penebaran ikan
oleh pemerintah, yaitu pada tahun 2005
telah ditebar benih ikan sebanyak
1.035.000 ekor.
Disamping pengukuran panjang
total benih ikan tersebut, juga
dilakukan identifikasi jenis ikan lain
dalam kelompok ikan tersebut. Hasil
pengamatan menunjukkkan bahwa rata-
rata terdapat 1,8% (0 – 6,24%) dari
benih ikan mas dan 3% (0 – 13,46%)
dari benih ikan nila, merupakan jenis
ikan lain (beunteur, golsom, red devil,
kongo, mas kumpay) ikut serta dalam
benih tersebut. Berdasarkan
pengamatan benih ikan yang masuk
tersebut, Kabupaten Subang dan
Sukabumi yang mempunyai persentasi
benih ikan yang tercampur tinggi. Hal
tersebut diduga panti benih di daerah
tersebut disamping membenihkan ikan
mas dan nila, juga membenihkan ikan
lainnya (seperti ikan hias: golsom, red
devil, kongo), sehingga benih ikan nila
dan mas yang didistribusikan
mempunyai peluang yang tinggi
tercampur dengan benih ikan lainnya.
190
Secara umum, masuknya jenis
ikan secara tidak sengaja berdampak
negatif terhadap struktur komunitas
ikan yang ada dan total hasil tangkapan
ikannya. Oleh karena itu, perlu
langkah-langkah pembinaan yang pasti
dan mudah dilaksanakan agar benih
ikan yang didistribusikan tersebut lebih
murni. Pembinaan tersebut tentunya
dapat dilakukan secara efektif dan
efisien oleh dinas-dinas perikanan
kabupaten terhadap unit pembenihan
rakyat di daerahnya.
KESIMPULAN
Hasil kajian peremajaan ikan
yang berasal dari budidaya ikan dalam
KJA di Waduk Ir. H. Djuanda dapat
disimpulkan, sebagai berikut:
• Peremajaan ikan tidak sengaja dari
sistem budidaya ikan dalam KJA
rata-rata mencapai 4,9% (untuk
ikan mas) dan 2,4% (untuk ikan
nila)
Bersamaan dengan benih ikan yang
masuk ke Waduk Ir. H. Djuanda, ikut
serta jenis yang tidak dikehendaki
maksimal mencapai 10,4% (untuk
benih yang berasal dari daerah
Sukabumi), dan 13,5% (untuk benih
ikan yang berasal dari daerah Subang).
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, Z.I., N. Suhenda dan O.
Praseno, 2004. Manajemen pakan
pada usaha budidaya ikan di
karamba jaring apung. p. 37-44
dalam Sudradjat et al. (eds).
Pengembangan budi daya
perikanan di perairan waduk,.
Pusat Riset Perikanan Budidaya,
BRKP-DKP.
Husnah, A.K. Gaffar, D. Oktaviani,
S.N. Aida dan K. Fatah, 2005.
Budidaya ikan: perannya terhadap
produksi dan dampaknya
terhadap lingkungan di perairan
umum. Prosiding Forum Perairan
umum: Makalah Penunjang.
Pusat Riset Perikanan Tangkap,
BRKP-DKP. hal. 201-206.
Sukimin, S., 2006. Kualitas lingkungan
perairan waduk kaskade Sungai
Citarum. Seameo Biotrop,
Bogor. 17 p.
Tjahjo, D.W.H., 1986. Ciri-ciri
morphologi waduk Saguling dan
beberapa waduk lainnya
hubungannya dengan potensi
pengembangan perikanan. Bull.
Penel. Perik. Darat, 5(1): 47-55
• Umar, C. Dan E.S. Kartamihardja,
2006. Hubungan antara fluktuasi
tinggi muka air dan hasil tangkapan
ikan di Waduk Ir.H. Djuanda, Jawa
Barat. J.Lit. Perikan. Ind. 12(3):
149-158.
191

More Related Content

What's hot

Praktek Kerja Lapang pada Usaha Pembesaran Ikan Nila (Oreochromis niloticus) ...
Praktek Kerja Lapang pada Usaha Pembesaran Ikan Nila (Oreochromis niloticus) ...Praktek Kerja Lapang pada Usaha Pembesaran Ikan Nila (Oreochromis niloticus) ...
Praktek Kerja Lapang pada Usaha Pembesaran Ikan Nila (Oreochromis niloticus) ...Fathur Fathur
 
goo1 bl01102
goo1 bl01102goo1 bl01102
goo1 bl01102Rfie Lei
 
Pedoman Teknis Sukses Wirausaha Budidaya Ikan Laut
Pedoman Teknis Sukses Wirausaha Budidaya Ikan LautPedoman Teknis Sukses Wirausaha Budidaya Ikan Laut
Pedoman Teknis Sukses Wirausaha Budidaya Ikan LautWarta Wirausaha
 
Tugas paper
Tugas paperTugas paper
Tugas paperHafdalia
 
Laporan pembudidayaan ikan konsumsi air tawar (pembenihan ikan nila)
Laporan pembudidayaan ikan konsumsi air tawar (pembenihan ikan nila)Laporan pembudidayaan ikan konsumsi air tawar (pembenihan ikan nila)
Laporan pembudidayaan ikan konsumsi air tawar (pembenihan ikan nila)Ferdiana Agustin
 
Kebijakan Konservasi Jenis Ikan
Kebijakan Konservasi Jenis IkanKebijakan Konservasi Jenis Ikan
Kebijakan Konservasi Jenis IkanDidi Sadili
 
PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP GELONDONGAN IKAN KANCRA (Labeobarbus douro...
PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP GELONDONGAN IKAN KANCRA (Labeobarbus douro...PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP GELONDONGAN IKAN KANCRA (Labeobarbus douro...
PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP GELONDONGAN IKAN KANCRA (Labeobarbus douro...Repository Ipb
 
Pedoman Sukses Usaha Budidaya ikan kakap putih
Pedoman Sukses Usaha Budidaya ikan kakap putihPedoman Sukses Usaha Budidaya ikan kakap putih
Pedoman Sukses Usaha Budidaya ikan kakap putihWarta Wirausaha
 
Jurnal pewarnaan mikroteknik
Jurnal pewarnaan mikroteknikJurnal pewarnaan mikroteknik
Jurnal pewarnaan mikroteknikKuiin Susanti
 
Alat bantu rumpon untuk meningkatkan hasil tangkapan
Alat bantu rumpon untuk meningkatkan hasil tangkapanAlat bantu rumpon untuk meningkatkan hasil tangkapan
Alat bantu rumpon untuk meningkatkan hasil tangkapanJaya Nugraha
 
Peluang usaha budidaya patin
Peluang usaha budidaya patinPeluang usaha budidaya patin
Peluang usaha budidaya patinWarta Wirausaha
 
Bab iibalai besar pengembangan dan budi daya laut
Bab iibalai besar pengembangan dan budi daya lautBab iibalai besar pengembangan dan budi daya laut
Bab iibalai besar pengembangan dan budi daya lautRohman Efendi
 
03 bab 3 pengumpulan dan analisa data
03 bab 3 pengumpulan dan analisa data03 bab 3 pengumpulan dan analisa data
03 bab 3 pengumpulan dan analisa dataKhasan Rohman
 

What's hot (20)

Romi novriadi pemantauan kesehatan ikan dan lingkungan pancur tower 22 april ...
Romi novriadi pemantauan kesehatan ikan dan lingkungan pancur tower 22 april ...Romi novriadi pemantauan kesehatan ikan dan lingkungan pancur tower 22 april ...
Romi novriadi pemantauan kesehatan ikan dan lingkungan pancur tower 22 april ...
 
Praktek Kerja Lapang pada Usaha Pembesaran Ikan Nila (Oreochromis niloticus) ...
Praktek Kerja Lapang pada Usaha Pembesaran Ikan Nila (Oreochromis niloticus) ...Praktek Kerja Lapang pada Usaha Pembesaran Ikan Nila (Oreochromis niloticus) ...
Praktek Kerja Lapang pada Usaha Pembesaran Ikan Nila (Oreochromis niloticus) ...
 
goo1 bl01102
goo1 bl01102goo1 bl01102
goo1 bl01102
 
Budidaya Ikan Nila
Budidaya Ikan NilaBudidaya Ikan Nila
Budidaya Ikan Nila
 
payang
payangpayang
payang
 
Pedoman Teknis Sukses Wirausaha Budidaya Ikan Laut
Pedoman Teknis Sukses Wirausaha Budidaya Ikan LautPedoman Teknis Sukses Wirausaha Budidaya Ikan Laut
Pedoman Teknis Sukses Wirausaha Budidaya Ikan Laut
 
Tugas paper
Tugas paperTugas paper
Tugas paper
 
Disertasi Mauli Kasmi
Disertasi Mauli KasmiDisertasi Mauli Kasmi
Disertasi Mauli Kasmi
 
Pemantauan kawasan budidaya dan kesehatan ikan dan lingkungan di selat nenek,...
Pemantauan kawasan budidaya dan kesehatan ikan dan lingkungan di selat nenek,...Pemantauan kawasan budidaya dan kesehatan ikan dan lingkungan di selat nenek,...
Pemantauan kawasan budidaya dan kesehatan ikan dan lingkungan di selat nenek,...
 
Laporan pembudidayaan ikan konsumsi air tawar (pembenihan ikan nila)
Laporan pembudidayaan ikan konsumsi air tawar (pembenihan ikan nila)Laporan pembudidayaan ikan konsumsi air tawar (pembenihan ikan nila)
Laporan pembudidayaan ikan konsumsi air tawar (pembenihan ikan nila)
 
Kebijakan Konservasi Jenis Ikan
Kebijakan Konservasi Jenis IkanKebijakan Konservasi Jenis Ikan
Kebijakan Konservasi Jenis Ikan
 
PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP GELONDONGAN IKAN KANCRA (Labeobarbus douro...
PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP GELONDONGAN IKAN KANCRA (Labeobarbus douro...PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP GELONDONGAN IKAN KANCRA (Labeobarbus douro...
PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP GELONDONGAN IKAN KANCRA (Labeobarbus douro...
 
Pemantauan usaha budidaya, penyakit dan kualitas lingkungan di pulau nguan
Pemantauan usaha budidaya, penyakit dan kualitas lingkungan di pulau nguanPemantauan usaha budidaya, penyakit dan kualitas lingkungan di pulau nguan
Pemantauan usaha budidaya, penyakit dan kualitas lingkungan di pulau nguan
 
Pedoman Sukses Usaha Budidaya ikan kakap putih
Pedoman Sukses Usaha Budidaya ikan kakap putihPedoman Sukses Usaha Budidaya ikan kakap putih
Pedoman Sukses Usaha Budidaya ikan kakap putih
 
Jurnal pewarnaan mikroteknik
Jurnal pewarnaan mikroteknikJurnal pewarnaan mikroteknik
Jurnal pewarnaan mikroteknik
 
Alat bantu rumpon untuk meningkatkan hasil tangkapan
Alat bantu rumpon untuk meningkatkan hasil tangkapanAlat bantu rumpon untuk meningkatkan hasil tangkapan
Alat bantu rumpon untuk meningkatkan hasil tangkapan
 
Peluang usaha budidaya patin
Peluang usaha budidaya patinPeluang usaha budidaya patin
Peluang usaha budidaya patin
 
Budidaya kakap makalah
Budidaya kakap makalahBudidaya kakap makalah
Budidaya kakap makalah
 
Bab iibalai besar pengembangan dan budi daya laut
Bab iibalai besar pengembangan dan budi daya lautBab iibalai besar pengembangan dan budi daya laut
Bab iibalai besar pengembangan dan budi daya laut
 
03 bab 3 pengumpulan dan analisa data
03 bab 3 pengumpulan dan analisa data03 bab 3 pengumpulan dan analisa data
03 bab 3 pengumpulan dan analisa data
 

Similar to BUDAYA IKAN

Jojo subagja semah domestikasi
Jojo subagja semah domestikasiJojo subagja semah domestikasi
Jojo subagja semah domestikasiJojo Subagja
 
Proposal pertamina sobat bumi fix
Proposal pertamina sobat bumi fixProposal pertamina sobat bumi fix
Proposal pertamina sobat bumi fixAlbab Ulil
 
Jurnal penyuluhan ikan bogor
Jurnal penyuluhan ikan bogorJurnal penyuluhan ikan bogor
Jurnal penyuluhan ikan bogorAsep Walandra
 
STRUKTUR UKURAN, PERTUMBUHAN DAN RASIO SEKSUAL IKAN HIAS NAPOLEON (Pomacanthu...
STRUKTUR UKURAN, PERTUMBUHAN DAN RASIO SEKSUAL IKAN HIAS NAPOLEON (Pomacanthu...STRUKTUR UKURAN, PERTUMBUHAN DAN RASIO SEKSUAL IKAN HIAS NAPOLEON (Pomacanthu...
STRUKTUR UKURAN, PERTUMBUHAN DAN RASIO SEKSUAL IKAN HIAS NAPOLEON (Pomacanthu...Dr. Mauli Kasmi
 
Baung 3 populasi jojo-jra- 2015
Baung 3 populasi jojo-jra- 2015Baung 3 populasi jojo-jra- 2015
Baung 3 populasi jojo-jra- 2015Jojo Subagja
 
Status Pemanfaatan Berdasarkan ukuran ikan hias injel napoleon (Pomacanthus ...
Status Pemanfaatan  Berdasarkan ukuran ikan hias injel napoleon (Pomacanthus ...Status Pemanfaatan  Berdasarkan ukuran ikan hias injel napoleon (Pomacanthus ...
Status Pemanfaatan Berdasarkan ukuran ikan hias injel napoleon (Pomacanthus ...Dr. Mauli Kasmi
 
Analisis Perbedaan Jantan dan Betina Pada Kepiting Bakau (Scylla serrata) Ber...
Analisis Perbedaan Jantan dan Betina Pada Kepiting Bakau (Scylla serrata) Ber...Analisis Perbedaan Jantan dan Betina Pada Kepiting Bakau (Scylla serrata) Ber...
Analisis Perbedaan Jantan dan Betina Pada Kepiting Bakau (Scylla serrata) Ber...Muhammad Ardianto
 
PENDEKATAN PENENTUAN KUOTA KARANG HIAS EKSPOR UNTUK MENUNJANG PEMANFAATAN SEC...
PENDEKATAN PENENTUAN KUOTA KARANG HIAS EKSPOR UNTUK MENUNJANG PEMANFAATAN SEC...PENDEKATAN PENENTUAN KUOTA KARANG HIAS EKSPOR UNTUK MENUNJANG PEMANFAATAN SEC...
PENDEKATAN PENENTUAN KUOTA KARANG HIAS EKSPOR UNTUK MENUNJANG PEMANFAATAN SEC...Dr. Mauli Kasmi
 
Tugas pengkajian stok ikan
Tugas pengkajian stok ikanTugas pengkajian stok ikan
Tugas pengkajian stok ikanAkram Abu Bakar
 
TUGAS REVIEW ESDAL 4 habibulah.docx
TUGAS REVIEW ESDAL 4 habibulah.docxTUGAS REVIEW ESDAL 4 habibulah.docx
TUGAS REVIEW ESDAL 4 habibulah.docxnelvameyriani1
 
PRODUKSI TOKOLAN UDANG VANAMEI (Litopenaeus vannamei) DALAM HAPA DENGAN PADAT...
PRODUKSI TOKOLAN UDANG VANAMEI (Litopenaeus vannamei) DALAM HAPA DENGAN PADAT...PRODUKSI TOKOLAN UDANG VANAMEI (Litopenaeus vannamei) DALAM HAPA DENGAN PADAT...
PRODUKSI TOKOLAN UDANG VANAMEI (Litopenaeus vannamei) DALAM HAPA DENGAN PADAT...Repository Ipb
 
Preferensi Parameter Oseanografi (SPL dan Klorofil-a) Terhadap Ikan Cakalang ...
Preferensi Parameter Oseanografi (SPL dan Klorofil-a) Terhadap Ikan Cakalang ...Preferensi Parameter Oseanografi (SPL dan Klorofil-a) Terhadap Ikan Cakalang ...
Preferensi Parameter Oseanografi (SPL dan Klorofil-a) Terhadap Ikan Cakalang ...Mustasim Mustasim
 
Aspek biologi ikan juwi (selar boops) di area mangrove kepulauan karimunjawa
Aspek biologi ikan juwi (selar boops) di area mangrove kepulauan karimunjawaAspek biologi ikan juwi (selar boops) di area mangrove kepulauan karimunjawa
Aspek biologi ikan juwi (selar boops) di area mangrove kepulauan karimunjawaMujiyanto -
 
3839-Article Text-13812-1-10-20210630.pdf
3839-Article Text-13812-1-10-20210630.pdf3839-Article Text-13812-1-10-20210630.pdf
3839-Article Text-13812-1-10-20210630.pdfnrwahyudi77
 
Laporan fekunditas telur
Laporan fekunditas telurLaporan fekunditas telur
Laporan fekunditas telurDeden Reinaldi
 
Evaluasi hasil kel.benih bandeng.2013
Evaluasi hasil kel.benih bandeng.2013Evaluasi hasil kel.benih bandeng.2013
Evaluasi hasil kel.benih bandeng.2013lisa ruliaty 631971
 

Similar to BUDAYA IKAN (20)

Jojo subagja semah domestikasi
Jojo subagja semah domestikasiJojo subagja semah domestikasi
Jojo subagja semah domestikasi
 
Proposal pertamina sobat bumi fix
Proposal pertamina sobat bumi fixProposal pertamina sobat bumi fix
Proposal pertamina sobat bumi fix
 
Jurnal penyuluhan ikan bogor
Jurnal penyuluhan ikan bogorJurnal penyuluhan ikan bogor
Jurnal penyuluhan ikan bogor
 
STRUKTUR UKURAN, PERTUMBUHAN DAN RASIO SEKSUAL IKAN HIAS NAPOLEON (Pomacanthu...
STRUKTUR UKURAN, PERTUMBUHAN DAN RASIO SEKSUAL IKAN HIAS NAPOLEON (Pomacanthu...STRUKTUR UKURAN, PERTUMBUHAN DAN RASIO SEKSUAL IKAN HIAS NAPOLEON (Pomacanthu...
STRUKTUR UKURAN, PERTUMBUHAN DAN RASIO SEKSUAL IKAN HIAS NAPOLEON (Pomacanthu...
 
Baung 3 populasi jojo-jra- 2015
Baung 3 populasi jojo-jra- 2015Baung 3 populasi jojo-jra- 2015
Baung 3 populasi jojo-jra- 2015
 
Status Pemanfaatan Berdasarkan ukuran ikan hias injel napoleon (Pomacanthus ...
Status Pemanfaatan  Berdasarkan ukuran ikan hias injel napoleon (Pomacanthus ...Status Pemanfaatan  Berdasarkan ukuran ikan hias injel napoleon (Pomacanthus ...
Status Pemanfaatan Berdasarkan ukuran ikan hias injel napoleon (Pomacanthus ...
 
Pembenihan Ikan Karper
Pembenihan Ikan KarperPembenihan Ikan Karper
Pembenihan Ikan Karper
 
Analisis Perbedaan Jantan dan Betina Pada Kepiting Bakau (Scylla serrata) Ber...
Analisis Perbedaan Jantan dan Betina Pada Kepiting Bakau (Scylla serrata) Ber...Analisis Perbedaan Jantan dan Betina Pada Kepiting Bakau (Scylla serrata) Ber...
Analisis Perbedaan Jantan dan Betina Pada Kepiting Bakau (Scylla serrata) Ber...
 
PENDEKATAN PENENTUAN KUOTA KARANG HIAS EKSPOR UNTUK MENUNJANG PEMANFAATAN SEC...
PENDEKATAN PENENTUAN KUOTA KARANG HIAS EKSPOR UNTUK MENUNJANG PEMANFAATAN SEC...PENDEKATAN PENENTUAN KUOTA KARANG HIAS EKSPOR UNTUK MENUNJANG PEMANFAATAN SEC...
PENDEKATAN PENENTUAN KUOTA KARANG HIAS EKSPOR UNTUK MENUNJANG PEMANFAATAN SEC...
 
Tugas pengkajian stok ikan
Tugas pengkajian stok ikanTugas pengkajian stok ikan
Tugas pengkajian stok ikan
 
Laporan praktikum ikhtiologi
Laporan praktikum ikhtiologiLaporan praktikum ikhtiologi
Laporan praktikum ikhtiologi
 
TUGAS REVIEW ESDAL 4 habibulah.docx
TUGAS REVIEW ESDAL 4 habibulah.docxTUGAS REVIEW ESDAL 4 habibulah.docx
TUGAS REVIEW ESDAL 4 habibulah.docx
 
PRODUKSI TOKOLAN UDANG VANAMEI (Litopenaeus vannamei) DALAM HAPA DENGAN PADAT...
PRODUKSI TOKOLAN UDANG VANAMEI (Litopenaeus vannamei) DALAM HAPA DENGAN PADAT...PRODUKSI TOKOLAN UDANG VANAMEI (Litopenaeus vannamei) DALAM HAPA DENGAN PADAT...
PRODUKSI TOKOLAN UDANG VANAMEI (Litopenaeus vannamei) DALAM HAPA DENGAN PADAT...
 
Proposal
ProposalProposal
Proposal
 
Preferensi Parameter Oseanografi (SPL dan Klorofil-a) Terhadap Ikan Cakalang ...
Preferensi Parameter Oseanografi (SPL dan Klorofil-a) Terhadap Ikan Cakalang ...Preferensi Parameter Oseanografi (SPL dan Klorofil-a) Terhadap Ikan Cakalang ...
Preferensi Parameter Oseanografi (SPL dan Klorofil-a) Terhadap Ikan Cakalang ...
 
Proposal budidaya lele kabupaten muna (pure)
Proposal budidaya lele kabupaten muna (pure)Proposal budidaya lele kabupaten muna (pure)
Proposal budidaya lele kabupaten muna (pure)
 
Aspek biologi ikan juwi (selar boops) di area mangrove kepulauan karimunjawa
Aspek biologi ikan juwi (selar boops) di area mangrove kepulauan karimunjawaAspek biologi ikan juwi (selar boops) di area mangrove kepulauan karimunjawa
Aspek biologi ikan juwi (selar boops) di area mangrove kepulauan karimunjawa
 
3839-Article Text-13812-1-10-20210630.pdf
3839-Article Text-13812-1-10-20210630.pdf3839-Article Text-13812-1-10-20210630.pdf
3839-Article Text-13812-1-10-20210630.pdf
 
Laporan fekunditas telur
Laporan fekunditas telurLaporan fekunditas telur
Laporan fekunditas telur
 
Evaluasi hasil kel.benih bandeng.2013
Evaluasi hasil kel.benih bandeng.2013Evaluasi hasil kel.benih bandeng.2013
Evaluasi hasil kel.benih bandeng.2013
 

More from Mujiyanto -

Sebuah pegangan seorang penyelam
Sebuah pegangan seorang penyelamSebuah pegangan seorang penyelam
Sebuah pegangan seorang penyelamMujiyanto -
 
Marine and Coastal Protected Areas (MCPAs) : (a chance to save indonesian mar...
Marine and Coastal Protected Areas (MCPAs) : (a chance to save indonesian mar...Marine and Coastal Protected Areas (MCPAs) : (a chance to save indonesian mar...
Marine and Coastal Protected Areas (MCPAs) : (a chance to save indonesian mar...Mujiyanto -
 
Pentingnya Amdal Pesisir Dalam Perspektif Pembangunan Berwawasan Lingkungan ...
Pentingnya Amdal Pesisir Dalam Perspektif Pembangunan Berwawasan Lingkungan  ...Pentingnya Amdal Pesisir Dalam Perspektif Pembangunan Berwawasan Lingkungan  ...
Pentingnya Amdal Pesisir Dalam Perspektif Pembangunan Berwawasan Lingkungan ...Mujiyanto -
 
Paper Vertion: Kondisi Ekosistem Terumbu Karang Serta Strategi Pengelolaannya...
Paper Vertion: Kondisi Ekosistem Terumbu Karang Serta Strategi Pengelolaannya...Paper Vertion: Kondisi Ekosistem Terumbu Karang Serta Strategi Pengelolaannya...
Paper Vertion: Kondisi Ekosistem Terumbu Karang Serta Strategi Pengelolaannya...Mujiyanto -
 
Versi power point kondisi ekosistem terumbu karang serta strategi pengelolaannya
Versi power point kondisi ekosistem terumbu karang serta strategi pengelolaannyaVersi power point kondisi ekosistem terumbu karang serta strategi pengelolaannya
Versi power point kondisi ekosistem terumbu karang serta strategi pengelolaannyaMujiyanto -
 
Status usaha perikanan tangkap di calon zona rehabilitasi terumbu karang di t...
Status usaha perikanan tangkap di calon zona rehabilitasi terumbu karang di t...Status usaha perikanan tangkap di calon zona rehabilitasi terumbu karang di t...
Status usaha perikanan tangkap di calon zona rehabilitasi terumbu karang di t...Mujiyanto -
 
Analisis bio ekonomi dan strategi pengelolaan sumberdaya ikan pelagis di pera...
Analisis bio ekonomi dan strategi pengelolaan sumberdaya ikan pelagis di pera...Analisis bio ekonomi dan strategi pengelolaan sumberdaya ikan pelagis di pera...
Analisis bio ekonomi dan strategi pengelolaan sumberdaya ikan pelagis di pera...Mujiyanto -
 
Panduan praktis penerapan analisis komponen utama atau principal componen ana...
Panduan praktis penerapan analisis komponen utama atau principal componen ana...Panduan praktis penerapan analisis komponen utama atau principal componen ana...
Panduan praktis penerapan analisis komponen utama atau principal componen ana...Mujiyanto -
 
Panduan praktif belajar statistik korelasi regresi linear_microsoft excel dan...
Panduan praktif belajar statistik korelasi regresi linear_microsoft excel dan...Panduan praktif belajar statistik korelasi regresi linear_microsoft excel dan...
Panduan praktif belajar statistik korelasi regresi linear_microsoft excel dan...Mujiyanto -
 
Panduan praktis analisis korrelasi dan regresi linear dengan spss 17
Panduan praktis analisis korrelasi dan regresi linear dengan spss 17Panduan praktis analisis korrelasi dan regresi linear dengan spss 17
Panduan praktis analisis korrelasi dan regresi linear dengan spss 17Mujiyanto -
 
Manual analisis regresi spss 15
Manual analisis regresi spss 15Manual analisis regresi spss 15
Manual analisis regresi spss 15Mujiyanto -
 
Struktur komunitas polychaeta pada ekosistem padang lamun pulau parang karimu...
Struktur komunitas polychaeta pada ekosistem padang lamun pulau parang karimu...Struktur komunitas polychaeta pada ekosistem padang lamun pulau parang karimu...
Struktur komunitas polychaeta pada ekosistem padang lamun pulau parang karimu...Mujiyanto -
 
Struktur komunitas juvenil ikan pada ekosistem padang lamun di kawasan perair...
Struktur komunitas juvenil ikan pada ekosistem padang lamun di kawasan perair...Struktur komunitas juvenil ikan pada ekosistem padang lamun di kawasan perair...
Struktur komunitas juvenil ikan pada ekosistem padang lamun di kawasan perair...Mujiyanto -
 
Struktur komunitas gastropoda pada ekosistem mangrove di kawasan desa parang,...
Struktur komunitas gastropoda pada ekosistem mangrove di kawasan desa parang,...Struktur komunitas gastropoda pada ekosistem mangrove di kawasan desa parang,...
Struktur komunitas gastropoda pada ekosistem mangrove di kawasan desa parang,...Mujiyanto -
 
Populasi ikan karang dan biota penempel di sekitar tkb perairan p. kotok keci...
Populasi ikan karang dan biota penempel di sekitar tkb perairan p. kotok keci...Populasi ikan karang dan biota penempel di sekitar tkb perairan p. kotok keci...
Populasi ikan karang dan biota penempel di sekitar tkb perairan p. kotok keci...Mujiyanto -
 
Keberadaan ikan napoleon (cheilinus undulatus) di perairan kepulauan sembilan...
Keberadaan ikan napoleon (cheilinus undulatus) di perairan kepulauan sembilan...Keberadaan ikan napoleon (cheilinus undulatus) di perairan kepulauan sembilan...
Keberadaan ikan napoleon (cheilinus undulatus) di perairan kepulauan sembilan...Mujiyanto -
 
Kajian struktur komunitas juvenil ikan di perairan ekosistem mangrove bagian ...
Kajian struktur komunitas juvenil ikan di perairan ekosistem mangrove bagian ...Kajian struktur komunitas juvenil ikan di perairan ekosistem mangrove bagian ...
Kajian struktur komunitas juvenil ikan di perairan ekosistem mangrove bagian ...Mujiyanto -
 
Kajian populasi echinodermata pada ekosistem padang lamun di kawasan perairan...
Kajian populasi echinodermata pada ekosistem padang lamun di kawasan perairan...Kajian populasi echinodermata pada ekosistem padang lamun di kawasan perairan...
Kajian populasi echinodermata pada ekosistem padang lamun di kawasan perairan...Mujiyanto -
 
Kajian komunitas larva ikan pada ekosistem padang lamun di kawasan pulau para...
Kajian komunitas larva ikan pada ekosistem padang lamun di kawasan pulau para...Kajian komunitas larva ikan pada ekosistem padang lamun di kawasan pulau para...
Kajian komunitas larva ikan pada ekosistem padang lamun di kawasan pulau para...Mujiyanto -
 
Bioekologi ikan bolo bolo (atherinomorus lacunosus) di area mangrove kepulaua...
Bioekologi ikan bolo bolo (atherinomorus lacunosus) di area mangrove kepulaua...Bioekologi ikan bolo bolo (atherinomorus lacunosus) di area mangrove kepulaua...
Bioekologi ikan bolo bolo (atherinomorus lacunosus) di area mangrove kepulaua...Mujiyanto -
 

More from Mujiyanto - (20)

Sebuah pegangan seorang penyelam
Sebuah pegangan seorang penyelamSebuah pegangan seorang penyelam
Sebuah pegangan seorang penyelam
 
Marine and Coastal Protected Areas (MCPAs) : (a chance to save indonesian mar...
Marine and Coastal Protected Areas (MCPAs) : (a chance to save indonesian mar...Marine and Coastal Protected Areas (MCPAs) : (a chance to save indonesian mar...
Marine and Coastal Protected Areas (MCPAs) : (a chance to save indonesian mar...
 
Pentingnya Amdal Pesisir Dalam Perspektif Pembangunan Berwawasan Lingkungan ...
Pentingnya Amdal Pesisir Dalam Perspektif Pembangunan Berwawasan Lingkungan  ...Pentingnya Amdal Pesisir Dalam Perspektif Pembangunan Berwawasan Lingkungan  ...
Pentingnya Amdal Pesisir Dalam Perspektif Pembangunan Berwawasan Lingkungan ...
 
Paper Vertion: Kondisi Ekosistem Terumbu Karang Serta Strategi Pengelolaannya...
Paper Vertion: Kondisi Ekosistem Terumbu Karang Serta Strategi Pengelolaannya...Paper Vertion: Kondisi Ekosistem Terumbu Karang Serta Strategi Pengelolaannya...
Paper Vertion: Kondisi Ekosistem Terumbu Karang Serta Strategi Pengelolaannya...
 
Versi power point kondisi ekosistem terumbu karang serta strategi pengelolaannya
Versi power point kondisi ekosistem terumbu karang serta strategi pengelolaannyaVersi power point kondisi ekosistem terumbu karang serta strategi pengelolaannya
Versi power point kondisi ekosistem terumbu karang serta strategi pengelolaannya
 
Status usaha perikanan tangkap di calon zona rehabilitasi terumbu karang di t...
Status usaha perikanan tangkap di calon zona rehabilitasi terumbu karang di t...Status usaha perikanan tangkap di calon zona rehabilitasi terumbu karang di t...
Status usaha perikanan tangkap di calon zona rehabilitasi terumbu karang di t...
 
Analisis bio ekonomi dan strategi pengelolaan sumberdaya ikan pelagis di pera...
Analisis bio ekonomi dan strategi pengelolaan sumberdaya ikan pelagis di pera...Analisis bio ekonomi dan strategi pengelolaan sumberdaya ikan pelagis di pera...
Analisis bio ekonomi dan strategi pengelolaan sumberdaya ikan pelagis di pera...
 
Panduan praktis penerapan analisis komponen utama atau principal componen ana...
Panduan praktis penerapan analisis komponen utama atau principal componen ana...Panduan praktis penerapan analisis komponen utama atau principal componen ana...
Panduan praktis penerapan analisis komponen utama atau principal componen ana...
 
Panduan praktif belajar statistik korelasi regresi linear_microsoft excel dan...
Panduan praktif belajar statistik korelasi regresi linear_microsoft excel dan...Panduan praktif belajar statistik korelasi regresi linear_microsoft excel dan...
Panduan praktif belajar statistik korelasi regresi linear_microsoft excel dan...
 
Panduan praktis analisis korrelasi dan regresi linear dengan spss 17
Panduan praktis analisis korrelasi dan regresi linear dengan spss 17Panduan praktis analisis korrelasi dan regresi linear dengan spss 17
Panduan praktis analisis korrelasi dan regresi linear dengan spss 17
 
Manual analisis regresi spss 15
Manual analisis regresi spss 15Manual analisis regresi spss 15
Manual analisis regresi spss 15
 
Struktur komunitas polychaeta pada ekosistem padang lamun pulau parang karimu...
Struktur komunitas polychaeta pada ekosistem padang lamun pulau parang karimu...Struktur komunitas polychaeta pada ekosistem padang lamun pulau parang karimu...
Struktur komunitas polychaeta pada ekosistem padang lamun pulau parang karimu...
 
Struktur komunitas juvenil ikan pada ekosistem padang lamun di kawasan perair...
Struktur komunitas juvenil ikan pada ekosistem padang lamun di kawasan perair...Struktur komunitas juvenil ikan pada ekosistem padang lamun di kawasan perair...
Struktur komunitas juvenil ikan pada ekosistem padang lamun di kawasan perair...
 
Struktur komunitas gastropoda pada ekosistem mangrove di kawasan desa parang,...
Struktur komunitas gastropoda pada ekosistem mangrove di kawasan desa parang,...Struktur komunitas gastropoda pada ekosistem mangrove di kawasan desa parang,...
Struktur komunitas gastropoda pada ekosistem mangrove di kawasan desa parang,...
 
Populasi ikan karang dan biota penempel di sekitar tkb perairan p. kotok keci...
Populasi ikan karang dan biota penempel di sekitar tkb perairan p. kotok keci...Populasi ikan karang dan biota penempel di sekitar tkb perairan p. kotok keci...
Populasi ikan karang dan biota penempel di sekitar tkb perairan p. kotok keci...
 
Keberadaan ikan napoleon (cheilinus undulatus) di perairan kepulauan sembilan...
Keberadaan ikan napoleon (cheilinus undulatus) di perairan kepulauan sembilan...Keberadaan ikan napoleon (cheilinus undulatus) di perairan kepulauan sembilan...
Keberadaan ikan napoleon (cheilinus undulatus) di perairan kepulauan sembilan...
 
Kajian struktur komunitas juvenil ikan di perairan ekosistem mangrove bagian ...
Kajian struktur komunitas juvenil ikan di perairan ekosistem mangrove bagian ...Kajian struktur komunitas juvenil ikan di perairan ekosistem mangrove bagian ...
Kajian struktur komunitas juvenil ikan di perairan ekosistem mangrove bagian ...
 
Kajian populasi echinodermata pada ekosistem padang lamun di kawasan perairan...
Kajian populasi echinodermata pada ekosistem padang lamun di kawasan perairan...Kajian populasi echinodermata pada ekosistem padang lamun di kawasan perairan...
Kajian populasi echinodermata pada ekosistem padang lamun di kawasan perairan...
 
Kajian komunitas larva ikan pada ekosistem padang lamun di kawasan pulau para...
Kajian komunitas larva ikan pada ekosistem padang lamun di kawasan pulau para...Kajian komunitas larva ikan pada ekosistem padang lamun di kawasan pulau para...
Kajian komunitas larva ikan pada ekosistem padang lamun di kawasan pulau para...
 
Bioekologi ikan bolo bolo (atherinomorus lacunosus) di area mangrove kepulaua...
Bioekologi ikan bolo bolo (atherinomorus lacunosus) di area mangrove kepulaua...Bioekologi ikan bolo bolo (atherinomorus lacunosus) di area mangrove kepulaua...
Bioekologi ikan bolo bolo (atherinomorus lacunosus) di area mangrove kepulaua...
 

Recently uploaded

kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratpriumkekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratpriumfebrie2
 
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)ratnawijayanti31
 
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...laila16682
 
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxMateri Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxIKLASSENJAYA
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfkaramitha
 
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipaLKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipaBtsDaily
 
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptxR6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptxmagfira271100
 
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxCASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxresidentcardio13usk
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxSyabilAfandi
 
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaModul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaAnggrianiTulle
 
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfssuser4743df
 

Recently uploaded (11)

kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratpriumkekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
 
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
 
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
 
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxMateri Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
 
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipaLKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
 
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptxR6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
 
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxCASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
 
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaModul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
 
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
 

BUDAYA IKAN

  • 1. PEREMAJAAN IKAN YANG TERLEPAS DARI BUDIDAYA IKAN DALAM KERAMBA JARING APUNG DI WADUK IR. H. DJUANDA Oleh : Didik Wahju Hendro Tjahjo, Mujiyanto dan Sri Endah Purnamaningtyas Loka Riset Pemacuan Stok Ikan ABSTRAK Perkembangan budidaya ikan dalam keramba jaring apung (KJA) di Waduk Ir. H. Djuanda berkembang sangat pesat, yaitu pada tahun 1991 sejumlah 502 unit KJA, tahun 1999 berkembang menjadi 2.195 unit, dan tahun 2005 telah mencapai 4.577 unit KJA, sedangkan jumlah unit KJA yang diizinkan berdasarkan SK Bupati Purwakarta Nomor 06/2000 tahun 2000 adalah 2.100 unit. Tujuan penelitian adalah untuk mengevaluasi besarnya peremajaan ikan yang terlepas dari kegiatan budidaya ikan dalam KJA di Waduk Ir. H. Djuanda. Penelitian ini dilakukan setiap bulan selama tahun 2006, dan pengamatan dilakukan dengan dua cara, yaitu: (1) pengamatan langsung melalui identifikasi jenis ikan dan (2) pengukuran panjang total benih ikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peremajaan ikan mas yang terlepas dari sistem budidaya ikan dalam KJA rata-rata mencapai 4,9% dan ikan nila rata-rata mencapai 2,4%. Bersama dengan benih ikan tersebut ikut serta benih ikan yang tidak dikehendaki maksimum sebanyak 10,4% (untuk benih yang berasal dari daerah Sukabumi), dan 13,5% (untuk benih ikan yang berasal dari daerah Subang). Kata kunci: peremajaan, budidaya, keramba jaring apung, waduk Ir. H. Djuanda PENDAHULUAN Waduk Ir. H. Djuanda merupakan perairan cukup potensial untuk pengembangan perikanan baik perikanan tangkap maupun budidaya ikan dalam keramba jaring apung (KJA). Kegiatan budidaya ikan dalam KJA di waduk ini berkembang sangat pesat, dimana pada tahun 1991 berjumlah 502 unit KJA, tahun 1999 berkembang menjadi 2.195 unit KJA (Azwar et al., 2004), dan tahun 2005 telah mencapai 4.577 unit KJA (Sukimin, 2006). Pengembangan budidaya ikan dalam KJA di perairan tersebut telah jauh di atas daya dukung perairan, sehingga secara umum perkembangan budidaya tersebut akan berpengaruh tehadap stok ikan dan lingkungan perairan Waduk Ir. H. Djuanda. Penebaran ikan secara tidak sengaja dari kegiatan budidaya ikan tersebut, adalah ikan nila (Oreochromis niloticus), bandeng (Channos channos), betutu (Oxyoletris marmorata), goldsom (Astronotus ocellatus), red devil (Amphilophus citrinellus) dan ikan kaca (Parambassis punctulata). Masuknya jenis ikan tersebut sangat berpengaruh besar terhadap hasil tangkapan ikan ekonomis, seperti ikan nila (Oreochromis niloticus), tagih (Mytus nemurus), dan patin (Pangasionodon hypopthalmus). Jenis ikan yang mempunyai nilai ekomomis rendah dan mudah berkembang biak di perairan waduk akan menjadi kompetitor dan predator bagi anak ikan ekonomis penting. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi besarnya peremajaan (recrutment) ikan yang terlepas dari kegiatan budidaya ikan dalam KJA di Waduk Ir. H. Djuanda. 185
  • 2. BAHAN DAN METODE Metoda Pengumpulan Data Pelaksanaan penelitian dilakukan di Waduk Ir. H. Djuanda (Kabupaten Purwakarta). Pengumpulan data dilakukan 3 kali dari benih ikan yang masuk ke kegiatan budidaya ikan dalam KJA secara acak pada bulan Mei, September dan Desember 2006. Pengamatan dilakukan dengan dua cara, yaitu: (1) pengamatan langsung melalui identifikasi jenis dan pengukuran panjang total benih ikan, dan (2) wawancara dengan petani mengenai daerah asal sumber benih ikan. Analisis Data Analisis dilakukan dengan metoda eksplorasi grafik distribusi ukuran panjang ikan untuk masing- masing jenis menurut asal sumber benih ikan tersebut. Asumsi yang digunakan adalah ikan yang diamati berada dalam satu stok yang sama, sehingga benih yang mempunyai ukuran panjang yang lebih besar diasumsikan mempunyai laju pertumbuhan yang lebih tinggi, dan sebaliknya benih ikan yang berukuran kecil mempunyai laju pertumbuhan lebih lambat dibandingkan ukuran benih yang lebih besar. Dipihak lain ukuran lingkar badan berhubungan erat dengan panjang total ikan tersebut. Dengan demikian, ikan yang berukuran kecil mempunyai ukuran lingkar badan yang kecil pula, sehingga pada ukuran mata jaring yang sama benih ikan yang berukuran kecil mempunyai peluang lepas yang lebih besar dibandingkan benih yang berukuran besar. Disamping pengukuran panjang total benih ikan tersebut, juga dilakukan identifikasi jenis ikan lain dalam kelompok benih ikan tersebut, sehingga hasil pengamatan ini diharapkan dapat mengetahui besarnya persentasi jenis ikan yang tidak dikehendaki dan daerah asal dari sumber benih tersebut? Hasil pengamatan kegiatan ini diharapkan mampu mengurangi masuknya ikan yang tidak disengaja, dan dalam jangka panjang berdampak terhadap perbaikan kualitas hasil tangkapan. HASIL DAN PEMBAHASAN Kegiatan budidaya ikan dalam KJA baik di Waduk Ir. H. Djuanda, Cirata maupun Saguling bekembang sangat pesat. Pada tahun 2005, jumlah unit KJA yang tercatat di ketiga waduk tersebut adalah: 1. Waduk Saguling: jumlah KJA yang beroperasi 7.272 unit, 2. Waduk Cirata: jumlah KJA yang beroperasi 39.690 unit, sedangkan jumlah unit KJA yang diizinkan berdasarkan SK Gubernur Jawa Barat No. 41/2002 adalah12.000 unit, 3. Waduk Djuanda: jumlah KJA yang beroperasi 4.577 unit dan pada tahun 2006 jumlah KJA yang beroperasi mencapai 15.000 unit, sedangkan jumlah yang diizinkan berdasarkan SK Bupati Purwakarta No. 06/2000 adalah 2.100 unit. Jika secara umum (baik untuk nila maupun mas) setiap unit KJA membutuhkan benih 10.000 ekor, maka di Waduk Ir. H. Djuanda memerlukan benih ikan total sekitar 100 juta – 150 juta ekor benih per musim tanam atau 300 juta – 450 juta ekor benih per tahun. Pada umumnya, benih ikan yang ditanam di pelihara dalam kantong jaring dengan ukuran mata jaring 0,5 inci untuk benih berukuran sangat kecil, dan 1 inci untuk benih ikan yang berukuran cukup besar. 186
  • 3. Lebar selang ukuran dan median dari distribusi ukuran panjang sangat menentukan ukuran mata jaring yang digunakan, serta ukuran dan jumlah benih yang lepas. Ukuran mata jaring 0,5 inci (1,26 cm) dengan sudut bukaan 60%, maka tinggi mata jaring terbentang tinggal 0,76 cm, sehingga untuk benih yang berukuran tinggi badan ≤ 0,76 cm akan lepas sempurna atau peluang lepas 100%. Sedangkan untuk mata jaring 1 inci, benih ikan yang mempunyai peluang lepas 100% adalah benih yang berukuran tinggi badan ≤ 1,52 cm. Oleh karena ukuran benih secara umum dilihat dari ukuran panjang total, maka ukuran tinggi tubuh tersebut perlu dikonversikan ke ukuran panjang dengan menggunakan regresi antara panjang total terhadap tinggi tubuhnya (Gambar 1). Untuk mata jaring 0,5 inci ukuran panjang ikan mas dan nila yang mempunyai peluang lepas 100% masing-masing adalah 2,7 cm dan 3,0 cm, sedangkan untuk mata jaring 1 inci masing-masing adalah 5,0 cm dan 5,3cm. Pengamatan distribusi ukuran panjang benih ikan mas pada bulan Mei yang berasal dari Kabupaten Subang dan Purwakarta (Gambar 2) menunjukkan bahwa benih ikan mas yang berasal dari Kab. Purwakarta mempunyai persentase benih yang berpeluang lepas (6,6%) lebih besar dibandingkan dari Kabupaten Subang (0,7%). Hal tersebut disebabkan distribusi ukuran panjang benih ikan mas dari Kabupaten Purwakarta lebih banyak yang berukuran kecil dan selang ukuran yang lebar (jarak ukuran minimum-maksimum), serta sebaliknya untuk benih dari Kabupaten Subang. Sedangkan untuk benih ikan nila yang dianalisa berasal dari daerah Kabupaten Karawang, Sukabumi dan Cianjur (Gambar 3). Hasil analisa distribusi ukuran panjang benih ikan tersebut menunjukkan bahwa benih nila yang berasal dari Cianjur mempunyai persentase benih yang berpeluang lepas yang paling besar (3,3%), disusul Kabupaten Sukabumi (2,5%) dan terakhir Kabupaten Karawang sebesar 0,8%. Gambar 1. Hubungan panjang total dengan tinggi badan benih ikan mas dan nila MAS y = 0,3276x - 0,1297 R2 = 0,92 n = 153 ekor 0 1 2 3 4 5 6 0 5 10 15 20 Panjang (cm) Tinggi(cm) NILA y = 0,3368x - 0,2807 R2 = 0,90 n = 298 ekor 0,0 0,5 1,0 1,5 2,0 2,5 3,0 3,5 4,0 0 2 4 6 8 10 12 Panjang (cm) Tinggi(cm) 187
  • 4. 0 50 100 150 200 250 300 Frekuensi 1 2 3 4 5 6 7 8 Panjang Total (cm) 0 20 40 60 80 100 120 Frekuensi 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Panjang Total (cm) Subang Purwakarta Gambar 2. Komposisi ukuran panjang benih ikan mas yang berasal dari daerah Subang dan Purwakarta pada bulan Mei 2006 0 50 100 150 200 250 Frekuensi 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 Panjang Total (cm) KARAWANG 0 10 20 30 40 50 60 70 80 Frekuensi 3.5 4.5 5.5 6.5 7.5 8.5 9.5 10.5 11.5 12.5 Panjang Total (cm) 0 50 100 150 200 250 300 Frekuensi 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 PanjangTotal(cm) Karawang Sukabumi Cianjur Gambar 3. Komposisi ukuran panjang benih ikan nila (Oreochromis niloticus) yang berasal dari daerah Karawang, Sukabumi dan Cianjur pada bulan Mei 2006 Pada bulan September, benih ikan mas yang diamati berasal dari daerah Kabupaten Subang dan Purwakarta, dimana persentase benih yang berpeluang lepas dari kedua daerah tersebut relatif sama, yaitu masing-masing 6,0% dan 5,4% (Gambar 4). Sedangkan untuk benih ikan nila yang dianalisa berasal dari daerah Kabupaten Subang, Cianjur, Sukabumi dan Purwakarta. Hasil analisa distribusi ukuran benih ikan tersebut menunjukkan bahwa benih ikan nila yang berasal dari daerah Purwakarta (1,4%) dan Sukabumi (1,4%) mempunyai persentase benih yang berpeluang lepas lebih rendah dibandingkan benih yang berasal dari daerah Cianjur (2,9%) dan Subang (4,2%) (Gambar 5). 188
  • 5. 0 10 20 30 40 50 60 Frekuensi 4.5 6 7.5 9 10.5 12 13.5 15 16.5 18 19.5 Panjang Total (cm) SUBANG 0 5 10 15 20 25 30 35 Frekuensi 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Panjang Total (cm) PURWAKARTA Gambar 4. Komposisi ukuran benih ikan mas yang berasal dari daerah Subang dan Purwakarta pada bulan September 2006 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 Frekuensi 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Panjang Total (cm) SUBANG 0 20 40 60 80 100 120 Frekuensi 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Panjang Total (cm) CIANJUR 0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200 Frekuensi 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Panjang Total (cm) SUKABUMI 0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200 Frekuensi 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Panjang Total (cm) PURWAKARTA Gambar 5. Komposisi ukuran benih ikan nila yang berasal dari daerah Subang, Cianjur, Sukabumi dan Purwakarta pada bulan September 2006 Pada bulan Desember, secara umum petani ikan mulai melakukan pengurangan padat tebar, sehingga pada bulan tersebut kebutuhan benih dari petani ikan di Waduk Ir. H. Djuanda relatif rendah. Oleh karena itu, benih ikan mas yang dianalisa hanya berasal dari Subang, dimana benih ikan 189
  • 6. tersebut mempunyai persentase benih yang berpeluang lepas sebesar 5,4% (Gambar 6). Sedangkan untuk ikan nila yang dianalisa berasal dari daerah Kabupaten Subang dan Cianjur, dimana benih dari kedua daerah tersebut mempunyai persentase benih yang berpeluang lepas relatif sama, yaitu masing-masing secara berurutan adalah 2,7% dan 2,0%. 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 Frekuensi 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Panjang Total (cm) NILA SUBANG 0 20 40 60 80 100 120 140 Frekuensi 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Panjang Total (cm) NILACIANJUR 0 5 10 15 20 25 30 Frekuensi 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Panjang Total (cm) MAS SUBANG Gambar 6. Komposisi ukuran benih ikan nila dan mas yang berasal dari daerah Subang dan Cianjur pada bulan Desember 2006 Secara umum jumlah benih ikan mas yang lepas berkisar antara 0,7 - 6,0% dengan rata-rata 4,9% dari jumlah benih yang ditanam, sedangkan ikan nila berkisar antara 0,8 – 4,2% dengan rata-rata 2,4% dari jumlah benih yang ditanam. Jika jumlah unit KJA 15 ribu unit dengan asumsi rata-rata 75% unit KJA beroperasi sepanjang tahun (3 kali panen) dan setiap unit (petak) KJA memerlukan benih 10.000 ekor, maka jumlah ikan yang lepas secara umum berkisar antara 8,0 – 16,5 juta ekor per tahun. Hal yang sama dilaporkan oleh Husnah et al. 2005 menunjukkan bahwa prosentase ikan budidaya yang lepas dari karamba ke Sungai Kampar (Riau) 71,99% berukuran bibit dan 28,01% berukuran konsumsi. Besarnya benih yang lepas tersebut diatas berdampak positif terhadap produksi hasil tangkapan ikan. Hal tersebut ditunjukkan dengan peningkatan produksi tangkapan ikan dari 1.359 ton pada tahun 2004 (Umar dan Kartamihardja, 2006) menjadi 2.232 ton pada tahun 2006. Sumbangan tingginya peningkatan produksi ikan tersebut tidak hanya berasal ikan yang lepas dari kegiatan budidaya ikan, tetapi juga dampak dari penebaran ikan oleh pemerintah, yaitu pada tahun 2005 telah ditebar benih ikan sebanyak 1.035.000 ekor. Disamping pengukuran panjang total benih ikan tersebut, juga dilakukan identifikasi jenis ikan lain dalam kelompok ikan tersebut. Hasil pengamatan menunjukkkan bahwa rata- rata terdapat 1,8% (0 – 6,24%) dari benih ikan mas dan 3% (0 – 13,46%) dari benih ikan nila, merupakan jenis ikan lain (beunteur, golsom, red devil, kongo, mas kumpay) ikut serta dalam benih tersebut. Berdasarkan pengamatan benih ikan yang masuk tersebut, Kabupaten Subang dan Sukabumi yang mempunyai persentasi benih ikan yang tercampur tinggi. Hal tersebut diduga panti benih di daerah tersebut disamping membenihkan ikan mas dan nila, juga membenihkan ikan lainnya (seperti ikan hias: golsom, red devil, kongo), sehingga benih ikan nila dan mas yang didistribusikan mempunyai peluang yang tinggi tercampur dengan benih ikan lainnya. 190
  • 7. Secara umum, masuknya jenis ikan secara tidak sengaja berdampak negatif terhadap struktur komunitas ikan yang ada dan total hasil tangkapan ikannya. Oleh karena itu, perlu langkah-langkah pembinaan yang pasti dan mudah dilaksanakan agar benih ikan yang didistribusikan tersebut lebih murni. Pembinaan tersebut tentunya dapat dilakukan secara efektif dan efisien oleh dinas-dinas perikanan kabupaten terhadap unit pembenihan rakyat di daerahnya. KESIMPULAN Hasil kajian peremajaan ikan yang berasal dari budidaya ikan dalam KJA di Waduk Ir. H. Djuanda dapat disimpulkan, sebagai berikut: • Peremajaan ikan tidak sengaja dari sistem budidaya ikan dalam KJA rata-rata mencapai 4,9% (untuk ikan mas) dan 2,4% (untuk ikan nila) Bersamaan dengan benih ikan yang masuk ke Waduk Ir. H. Djuanda, ikut serta jenis yang tidak dikehendaki maksimal mencapai 10,4% (untuk benih yang berasal dari daerah Sukabumi), dan 13,5% (untuk benih ikan yang berasal dari daerah Subang). DAFTAR PUSTAKA Azwar, Z.I., N. Suhenda dan O. Praseno, 2004. Manajemen pakan pada usaha budidaya ikan di karamba jaring apung. p. 37-44 dalam Sudradjat et al. (eds). Pengembangan budi daya perikanan di perairan waduk,. Pusat Riset Perikanan Budidaya, BRKP-DKP. Husnah, A.K. Gaffar, D. Oktaviani, S.N. Aida dan K. Fatah, 2005. Budidaya ikan: perannya terhadap produksi dan dampaknya terhadap lingkungan di perairan umum. Prosiding Forum Perairan umum: Makalah Penunjang. Pusat Riset Perikanan Tangkap, BRKP-DKP. hal. 201-206. Sukimin, S., 2006. Kualitas lingkungan perairan waduk kaskade Sungai Citarum. Seameo Biotrop, Bogor. 17 p. Tjahjo, D.W.H., 1986. Ciri-ciri morphologi waduk Saguling dan beberapa waduk lainnya hubungannya dengan potensi pengembangan perikanan. Bull. Penel. Perik. Darat, 5(1): 47-55 • Umar, C. Dan E.S. Kartamihardja, 2006. Hubungan antara fluktuasi tinggi muka air dan hasil tangkapan ikan di Waduk Ir.H. Djuanda, Jawa Barat. J.Lit. Perikan. Ind. 12(3): 149-158. 191