SlideShare a Scribd company logo
1 of 14
Download to read offline
1
PENTINGNYA AMDAL PESISIR DALAM PERSPEKTIF
PEMBANGUNAN BERWAWASAN LINGKUNGAN
(Studi kasus : Eksploitasi Sumberdaya Minyak)
Mujiyanto 1)
1) Peneliti pada Balai Penelitian Pemulihan dan Koservasi Sumberdaya Ikan
Pendahuluan
Sumberdaya wilayah pesisir dan laut, merupakan sumberdaya yang
bersifat open access dan common property sehingga setiap
orang/stakeholder berhak memanfaatkannya dengan tujuan memperoleh
economic rent. Pola pemanfaatan yang demikian cenderung mengarah
kepada deplesi sumberdaya, sehingga jika tidak ada upaya untuk menjaga
kelestariannya seperti konservasi dikhawatirkan terjadi scarcity
sumberdaya yang mengarah kepada kepunahan.
Indonesia sebagai negara kaya akan sumberdaya alam (baik
renewable dan non renewable) yang merupakan sumberdaya esensial
bagi kelangsungan hidup manusia. Kekayaan sumberdaya alam Indonesia
ini pula yang menyebabkan negara kita dijajah selama berabad-abad oleh
negara Belanda dan juga selama tiga setengah tahun oleh negara
Jepang. Salah satu sumberdaya alam yang kita miliki adalah tambang
minyak dan gas (MIGAS), yang termasuk dalam golongan sumberdaya
non renewable. Sektor migas merupakan salah satu andalan untuk
mendapatkan devisa dalam rangka kelangsungan pembangunan negara.
Penerimaan migas pada tahun 1996 mencapai 43 persen dari APBN, dan
pada tahun 2003 menurun menjadi 22,9 persen. Penurunan ini tampaknya
akan terus terjadi. Cadangan minyak bumi kita dewasa ini sekitar 5,8
miliar barel dengan tingkat produksi 500 juta barel per tahun. Apabila
cadangan baru tidak ditemukan dan tingkat pengurasan (recovery rate)
Catatan:
Penyutingan dalam Daftar Pustaka : Mujiyanto, 2015. Pentingnya Amdal Pesisir Dalam
Perspektif Pembangunan Berwawasan
Lingkungan (Studi kasus : Eksploitasi
Sumberdaya Minyak). Makalah Falsafah
Sains. Diakses pada ....tanggal....
2
tidak bertambah, maka sebelas tahun lagi cadangan minyak kita akan
habis. (Anonim, 2005)
Kegiatan eksploitasi minyak lepas pantai merupakan kegiatan
pengembangan eksploitasi minyak di wilayah pesisir dan laut, yang
diharapkan akan dapat memberikan kontribusi terhadap pengembangan
fiscal dan ekonomi di sekitar lokasi kegiatan maupun yang mencakup luas
berupa pengembangan ekonomi yang berskala kabupaten, provinsi,
nasional dan internasional. Dalam PP. No. 27 tahun 1999 tentang Analisa
Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL) Kepmeneg LH. No 17
Tahun 2001 tentang Jenis rencana usaha dan/atau kegiatan yang wajib
dilengkapi AMDAL dan berdasarkan ketentuan yang tercantum dalam UU.
No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup dijelaskan
bahwa pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan yaitu
suatu upaya sadar dan terencana serta memadukan lingkungan hidup,
termasuk sumber daya ke dalam proses pembangunan untuk menjamin
kemampuan, kesejahteraan dan mutu hidup generasi masa kini dan
generasi masa depan. Usaha pembangunan dengan mengeksploitasi
minyak di wilayah pesisir dan laut merupakan salah satu kegiatan yang
mewajibkan untuk melaksanakan AMDAL, karena kegiatan pembangunan
tersebut dapat memberikan dampak yang kompleks terhadap lingkungan
perairan pada khususnya dan lingkungan darat serta beberapa biota darat
lainnya.
Keragaman karakteristik minyak dan beberapa kejadian
pencemaran minyak di laut menunjukkan bahwa metodologi pemulihan
pencemaran bersifat site-specific (Xueqing et al., 2001). Ini adalah suatu
tantangan dalam upaya pemulihan pencemaran minyak di laut diperlukan
pre-studi setempat untuk menetapkan teknologi pemulihan yang tepat.
Teknologi pemulihan dapat dilakukan baik secara fisik, kimiawi, biologis,
maupun kombinasinya. Perbedaan penerapan teknologi pemulihan
memerlukan metode pemantauan dan evaluasi yang sesuai. Kesesuaian
antara pre-studi, penerapan teknologi, dan pemantauan berikut
3
evaluasinya akan menghasilkan kinerja yang efektif dan efisien dalam
pemulihan pencemaran minyak di laut.
Berdasarkan uraian diatas tulisan ini bertujuan untuk mengetahui
arti pentingnya Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) terhadap
suatu rencana pembangunan di wilayah pesisir, dimana dalam tulisan ini
akan membahas tentang eksploitasi minyak di wilayah pesisir maupun laut
yang merupakan bagian dari langkah awal dalam usaha pengendalian
dampak pencemaran lingkungan.
Sumberdaya Alam
Fauzi (2004) menjelaskan bahwa sesuatu untuk dapat dikatakan
sebagai sumberdaya harus : 1) ada pengetahuan, teknologi atau
keterampilan untuk memanfaatkannya; dan 2) harus ada permintaan
(demand) terhadap sumberdaya tersebut. Dengan kata lain sumberdaya
alam adalah faktor produksi yang digunakan untuk menyediakan barang
dan jasa dalam kegiatan ekonomi. Secara umum sumberdaya alam dapat
diklasifikasi kedalam dua kelompok, yaitu :
a. Kelompok Stok (non renewable) yaitu Sumberdaya yang tidak dapat
diperbaharui (non renewable) atau terhabiskan (exhuastible).
b. Kelompok flow jenis sumberdaya ini meliputi jumlah dan kualitas fisik
dari perubahan sumberdaya sepanjang waktu. Sumberdaya ini
dikatakan dapat diperbaharui (renewable) yang regenerasinya ada dan
tergantung pada proses biologi.
Sumberdaya alam tidak dapat diperbaharui atau sering juga disebut
sebagai sumberdaya terhabiskan adalah sumberdaya alam yang tidak
memiliki kemampuan regenerasi secara biologis. Sumberdaya alam ini
terbentuk melalui proses geologi yang memerlukan waktu sangat lama
untuk dapat dijadikan sebagai sumberdaya alam yang siap diolah atau
siap pakai. Jika diambil (eksploitasi) sebagian, maka jumlah yang tinggal
tidak akan pulih kembali seperti semula. Salah satu yang termasuk dalam
golongan sumberdaya tidak dapat terbarukan adalah tambang minyak.
Tambang minyak memerlukan waktu ribuan bahkan jutaan tahun untuk
4
terbentuk karena ketidakmampuan sumberdaya tersebut dalam
melakukan regenerasi. Sumberdaya ini sering kita sebut juga sebagai
sumberdaya yang mempunyai stok tetap.
Sifat-sifat tersebut menyebabkan masalah eksploitasi sumberdaya
alam tidak terbarukan (non renewable) berbeda dengan ekstrasi
sumberdaya terbarukan (renewable). Pengusaha pertambangan atau
perminyakan, harus memutuskan kombinasi yang tepat dari berbagai
faktor produksi untuk menentukan produksi yang optimal, dan juga
seberapa cepat stok harus diekstraksi dengan kendala stok yang terbatas.
Eksploitasi Sumberdaya Minyak
Kebutuhan energi bagi aktivitas kehidupan manusia masih berlanjut
menggunakan sumber energi hidrokarbon (fosil). Berbagai kegiatan
eksploitasi, transportasi, penyimpanan, pengolahan dan distribusi minyak
mentah maupun minyak olahan masih sering menghasilkan kejadian
kebocoran dan/atau tumpahan minyak ke lingkungan khususnya dalam
mata rantai eksploitasi-distribusi melalui media laut, tumpahan minyak di
laut telah berdampak pencemaran multidimensi bagi makhluk hayati laut
itu sendiri, usaha perikanan, usaha turisme, sampai kepada tingkat
kerusakan laut (Edwards and White, 1999). Minyak masih digunakan
secara luas, meskipun tindakan pengamanan dikembangkan tetapi
kebocoran dan/atau tumpahan minyak di laut hampir dipastikan akan terus
terjadi. Oleh karena itu, tindakan pro-aktif untuk kesiapan pemulihan
pencemaran laut adalah diperlukan untuk tujuan: tanggap pencemaran,
atau penggunaan kembali sebagai tempat kegiatan eksploitasi minyak.
Keragaman senyawa minyak menghasilkan keragaman kualitas
fisik kimia. Komposisi dan karakteristik minyak telah dideskripsikan secara
rinci (Jokuty, et al., 2000). Usaha eksploitasi sumberdaya alam yang ada,
cenderung kepada usaha untuk memperoleh keuntungan yang
semaksimal mungkin, akan tetapi perubahan lingkungan yang merupakan
dampak kedepan dari aktifitas eksploitasi tersebut kurang begitu
diperhatikan. Anonimus, (2009) menjelaskan bahwa aspek ekologis
5
didasarkan pada pertimbangan bahwa perubahan lingkungan akan terjadi
diwaktu yang akan datang dan dipengaruhi oleh aktivitas manusia. Dari
pandangan aspek ekologis mempunyai 3 prinsip dasar utama, yaitu :
a. Aktivitas ekonomi yang dilakukan manusia adalah tidak terbatas dan
berhadapan dengan ekosistem yang terbatas. Kerusakan lingkungan
dan polusi yang ditimbulkannya akan mempengaruhi life support
sistem.
b. Aktivitas ekonomi yang lebih maju seiring dengan pertumbuhan
populasi akan meningkatkan kebutuhan akan sumberdaya alam dan
tingginya produksi limbah (waste) yang dapat merusak lingkungan
karena melebihi daya dukung ekosistem.
Karakteristik minyak
Sifat fisik minyak yang mempengaruhi kelakuan minyak di laut dan
pemulihannya, yang penting adalah densitas, viskositas, titik ubah (pour
point), dan kelarutan air. Densitas diekspresikan sebagai specific gravity
dan American Petroleum Institute (API) gravity. Specific gravity adalah
rasio berat massa minyak dan berat massa air pada temperature tertentu.
API gravity dinyatakan dalam angka 10° pada air murni 10°C. API gravity
dapat dihitung dari specific gravity menggunakan formula: AP Gravity (o) =
(141,5/Specific Gravity 10°C) – 131,5 (Xueqing et al., 2001). Minyak
mentah mempunyai specific gravity dalam rentang 0.79 -1.00 (setara
dengan API 10 - 48) (Mangkoedihardjo, 2005). Densitas minyak adalah
penting untuk memprediksi kelakuan minyak di air. Viskositas adalah sifat
yang menunjukkan ketahanan dalam perubahan bentuk dan pergerakan.
Viskositas rendah berarti mudah mengalir. Faktor viskositas adalah
komposisi minyak dan temperature. Viskositas ini adalah penting untuk
memprediksi penyebaran minyak di air. Titik ubah adalah tingkat
temperature yang mengubah minyak menjadi memadat atau berhenti
mengalir.
Kelarutan minyak dalam air adalah rendah sekitar 30 mg/L (NAS,
1985) dan tergantung kepada komposisi kimia dan temperature. Besaran
6
kelarutan itu dicapai oleh minyak aromatic dengan berat molekul kecil
seperti Benzene, Toluene, Ethylbenzene, dan Xylene (BTEX). Sifat
kelarutan ini adalah penting untuk prediksi kelakuan minyak di air, proses
bioremediasi, dan ekotoksisitas minyak. Karakteristik kimia minyak adalah
berbeda untuk minyak mentah dan minyak olahan. Senyawa baru dapat
muncul dalam minyak olahan, yang dihasilkan dari proses pengolahan
minyak mentah.
Mangkoedihardjo (2005) menambahkan bahwa minyak mentah
mengandung senyawa hidrokarbon sekitar 50-98 % dan selebihnya
senyawa non-hidrokarbon (sulfur, nitrogen, oxygen, dan beberapa logam
berat) (Leahy and Colwell, 1990). Selanjutnya minyak diklasifikasikan
berdasarkan kelarutan dalam pelarut organic, yaitu: 1) Hidrokarbon jenuh.
Termasuk dalam kelas ini adalah alkana dengan struktur CnH2n+2
(aliphatics) dan CnH2n (alicyclics), dimana n > 40. Hidrokarbon jenuh ini
merupakan kandungan terbanyak dalam minyak mentah. 2) Hidrokarbon
aromatic. Termasuk dalam kelas ini adalah monocyclic aromatics (BTEX)
dan polycyclic aromatic hydrocarbons (PAHs: naphthalene, anthracene,
dan phenanthrene). PAHs bersifat karsinogen, atau dapat ditransformasi
oleh mikroba menjadi senyawa karsinogen, sehingga menjadi senyawa
penting dalam penjagaan kualitas lingkungan. 3) Resin, termasuk di sini
adalah senyawa polar berkandungan nitrogen, sulfur, oksigen (pyridines
dan thiophenes), sehingga disebut pula sebagai senyawa NSO. 4)
Asphalt. Termasuk di sini adalah senyawa dengan berat molekul besar
dan logam berat nickel, vanadium, dan besi.
Minyak olahan seperti gasoline, kerosene, minyak jet, dan lubricant
adalah produk olahan minyak mentah melalui proses catalytic cracking
dan fractional distillation. Sebagai hasil olahan, minyak olahan mempunyai
sifat fisik kimia berbeda dengan minyak mentah. Minyak olahan
mempunyai kandungan minyak mentah dan senyawa hidrokarbon tak
jenuh seperti olefins (alkenes dan cycloalkenes) dari proses catalytic
cracking. Kandungan olefins adalah cukup besar sampai 30% dalam
gasoline dan sekitar 1% dalam jet fuel (NAS, 1985).
7
Tingkah Laku Minyak
Saat minyak terekspose ke lingkungan laut, minyak akan segera
berubah sifat-sifat fisik kimia dan biologis. Menurut Mangkoedihardjo
(2005) proses perubahan sifat fisik meliputi:
a. Perluasan. Perluasan ini mungkin merupakan proses terpenting
selama awal ekspose minyak dalam air, sepanjang titik ubah minyak
adalah lebih rendah dibanding temperature sekitar. Proses ini akan
memperluas sebaran minyak sehingga meningkatkan perpindahan
massa melalui proses evaporasi, kelarutan dan biodegradasi.
b. Evaporasi. Proses ini dapat diandalkan untuk menghilangkan fraksi
minyak dengan kandungan toksik dan berat molekul rendah. Evaporasi
alkana (< C15) dan aromatic berlangsung antara 1 – 10 hari (Xueqing
et al., 2001). Faktor lingkungan yang mempengaruh evaporasi adalah
angin, gelombang air dan temperature. Evaporasi menyebabkan
minyak tertinggal dalam air mengalami peningkatan densitas dan
viskositas.
c. Pelarutan. Proses ini tidak signifikan dari sudut perpindahan massa
tetapi penting dalam proses biodegradasi. Aromatik dengan berat
molekul kecil dan bersifat paling toksik adalah paling larut air dibanding
senyawa minyak lainnya (NAS, 1985). Kecepatan pelarutan
dipengaruhi oleh proses foto-oksidasi dan proses biologis.
d. Foto-oksidasi. Dalam kondisi aerobic dan terpapar sinar matahari,
minyak aromatic dapat ditransformasi menjadi senyawa lebih
sederhana. Senyawa lebih sederhana ini (hydroperoxides, aldehydes,
ketones, phenols, dan carboxylic acids) bersifat lebih larut air sehingga
meningkatkan laju biodegradasi tetapi lebih toksik (Nicodem et al.
1997).
e. Dispersi. Penyebaran ini terjadi karena proses gradient konsentrasi
dengan membentu formasi emulsi minyak-air (butiran minyak dalam
kolom air) sehingga memperluas permukaan butir minyak. Emulsi
8
minyak-air dapat terjaga dengan agitasi (angin dan gelombang adalah
contoh agitasi alamiah), atau dengan penambahan dispersan.
f. Emulsifikasi. Emulsifikasi adalah proses perubahan status dari butiran
minyak dalam air menjadi butiran air dalam minyak (disebut juga
chocolate mousse). Bahan asphaltic dapat meningkatkan emulsifikasi,
akan tetapi emulsifikasi akan mempersulit pembersihan minyak.
g. Lain-lain. Termasuk di sini adalah proses absorpsi minyak pada zat
padat air, sedimentasi dan formasi butir tar.
Berbeda dengan proses fisik kimia sebagai perpindahan massa
antar media lingkungan, proses biodegradasi adalah proses perpindahan
massa dari media lingkungan ke dalam massa mikroba (menjadi bentuk
terikat dalam massa mikroba) sehingga minyak hilang dari air. Hasil
proses biodegradasi adalah umumnya karbondioksida (CO2) dan metana
yang kurang berbahaya dibanding minyak pada besaran konsentrasi yang
sama.
Pada gambar 1 dijelaskan bahwa CO2 yang berasal dari minyak
nabati dan CO2 yang berasal dari minyak bumi (fosil), sama-sama
berpotensi sebagai ”pencemar”. Bedanya adalah bahwa CO2 yang berasal
dari minyak bumi ”menambah” CO2 yang sebelumnya ”terkubur” di dalam
materi hidrokarbon di dalam perut bumi, sementara bahan bakar dari
tumbuh-tumbuhan merupakan bagian dari siklus karbon yang setimbang
di atas permukaan bumi.
9
Gambar 1. Kandungan CO2 yang berasal dari minyak
(sumber : www.co2logic.com/Images/carbon%20cycle.jpg)
Mikroba yang mampu menguraikan minyak adalah tersedia di alam
laut yaitu sekitar 200 spesies bacteria, ragi dan fungi. Bacteria terpenting
adalah Achromobacter, Acinetobacter, Alcaligenes, Arthrobacter, Bacillus,
Brevibacterium, Cornybacterium, Flavobacterium, Nocardia,
Pseudomonas, Vibrio; ragi dan fungsi adalah Aspergillus, Candida,
Cladosporium, Penicillium, Rhodotorula, Sporobolomyces, Trichoderma
(Leahy and Colwell, 1990).
Berdasarkan kemampuan proses biodegradasi, potensi senyawa
minyak yang dapat diuraikan oleh mikroba adalah sebagai berikut: 1)
Hidrokarbon jenuh. Umumnya nalkanes siap untuk diuraikan mikroba
menjadi alcohol, aldehydes, atau fatty acid. Branched alkanes dan
Cycloalkanes adalah sulit diuraikan mikroba (Atlas, 1995). 2) Aromatik.
Umumnya aromatic sulit terurai biologis tetapi aromatic dengan berat
molekul rendah (naphthalene) dapat terurai biologis (Prince, 1993). 3)
Resin dan asphalt. Senyawa ini mempunyai struktur kompleks dan sulit
diuraikan secara biologis, tetapi dalam konsentrasi rendah dapat terurai
biologis secara cometabolisme (Leahy and Colwell, 1990).
Pengendalian Risiko Pencemaran
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.19/1999, pencemaran laut
diartikan dengan masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat,
energi, dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan laut oleh kegiatan
manusia sehingga kualitasnya turun sampai ke tingkat tertentu yang
menyebabkan lingkungan laut tidak sesuai lagi dengan baku mutu
dan/atau fungsinya (Pramudianto, 1999). Sedangkan Konvensi Hukum
Laut III (United Nations Convention on the Law of the Sea = UNCLOS III)
memberikan pengertian bahwa pencemaran laut adalah perubahan dalam
lingkungan laut termasuk muara sungai (estuaries) yang menimbulkan
akibat yang buruk sehingga dapat merugikan terhadap sumber daya laut
hayati (marine living resources), bahaya terhadap kesehatan manusia,
10
gangguan terhadap kegiatan di laut termasuk perikanan dan penggunaan
laut secara wajar, memerosotkan kualitas air laut dan menurunkan mutu
kegunaan dan manfaatnya (Siahaan, 1989).
Pemulihan ekosistem berdasarkan kelakuan pencemar minyak
dapat dilakukan dengan pendekatan resiko jejaring pencemar. Berikut ini
diketengahkan beberapa contoh pendekatan pemulihan ekosistem
berdasar pengendalian risiko. Pengendalian pencemaran pada tempat
kejadian. Resiko penyebaran pencemaran dan perluasan dampak dapat
ditekan secara maksimal. Pendekatan ini dengan mengarahkan teknologi
pemulihan yang diterapkan di tempat pencemaran (in-situ remediation).
Pemulihan setempat dapat dilakukan untuk wilayah pesisir, termasuk
lahan basah, muara, pantai dan laut lepas yang dapat terjangkau.
Pengendalian media perjalanan pencemar. Pemompaan air laut adalah
contoh pengendalian perjalanan pencemar dan dilanjutkan dengan
pemulihan di luar tempat (ex-situ remediation). Penutupan sediment
pantai, injeksi oksigen dan bahan kimia ke dalam air laut adalah contoh
pengendalian perjalanan pencemar dengan pemulihan setempat (insitu
remediation).
Pengendalian penerima pencemar dapat dilakukan dengan cara
memodifikasi akses bagi penerima pencemar potensial. Beberapa contoh
adalah pengalihan jalur transport menjauh tempat kejadian pencemaran,
pelindung bagi petugas pemulih ekosistem, larangan konsumsi hewan laut
dalam radius 25 km dari kejadian pencemaran.
AMDAL dalam Pembangunan Berwawasan Lingkungan
Pelaksanaan AMDAL secara benar dan terencana merupakan
suatu usaha dalam pengendalian sumberdaya alam yang lestari. AMDAL
sendir mempunyai arti yaitu suatu kajian mengenai dampak besar dan
penting dari usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan
hidup dan diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang
penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan. Sedangkan UKL-UPL
merupakan upaya yang dilakukan dalam pengelolaan dan pemantauan
11
lingkungan hidup oleh penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan yang
tidak wajib melakukan AMDAL (Anonim, 2009).
Pelaksanaan AMDAL menjadi salah satu bagian utama dalam
setiap pembangunan karena akhir-akhir ini pencemaran laut yang
merupakan dampak dari suatu pelaksanaan pembangunan telah menjadi
suatu masalah yang perlu ditangani secara sungguh-sungguh. Hal ini
berkaitan dengan semakin meningkatnya kegiatan manusia dalam usaha
memenuhi kebutuhan hidupnya. Di samping menghasilkan produk-produk
yang diperlukan bagi kehidupannya, kegiatan manusia menghasilkan pula
produk sisa (limbah) yang dapat menjadi bahan pencemar (polutan).
Cepat atau lambat polutan itu sebagian akan sampai di laut. Hal ini perlu
dicegah atau setidak-tidaknya dibatasi hingga sekecil mungkin.Sebagian
besar wilayah Republik Indonesia berupa perairan laut yang letaknya
sangat strategis. Perairan laut Indonesia selain dimanfaatkan sebagai
sarana perhubungan lokal maupun internasional, juga memiliki sumber
daya laut yang sangat kaya dan penting antara lain sumber daya
perikanan, terumbu karang, mangrove, bahan tambang, dan pada daerah
pesisir dapat dimanfaatkan sebagai obyek wisata yang menarik.
EKONOMI EKOLOGI
SOSIAL
Paradigma Pembangunan
Yang berpusatkan
Pada Rakyat
Paradigma
Pembangunan Berkelanjutan
Paradigma
Pembangunan Sosial
Paradigma Pembangunan
Berwawasan Lingkungan
12
Gambar 2. Hubungan antar paradigma pembangunan (Harry, 1995)
Pada gambar 2 mendeskripsikan suatu konsep tentang Perspektif
Ilmu Lingkungan dalam paradigma pembangunan yang dikenal sebagai
pembangunan berwawasan lingkungan (Environmental Development).
Dimana wilayah pesisir dam laut mempunyai arti penting bagi kehidupan
makhluk hidup seperti manusia, ikan, tumbuh-tumbuhan, dan biota lainya.
Hal ini menunjukkan bahwa sektor kelautan mempunyai potensi yang
sangat besar untuk dapat ikut mendorong pembangunan di masa kini
maupun masa depan. Oleh karena itu, wilayah pesisir dan laut yang
merupakan salah satu sumber daya alam yang sangat perlu untuk
dilindungi. Hal ini berarti pemanfaatannya harus dilakukan dengan
bijaksana dengan memperhitungkan kepentingan generasi sekarang dan
yang akan datang. Agar laut dapat bermanfaat secara berkelanjutan
dengan tingkat mutu yang diinginkan, maka kegiatan pengendalian
dan/atau perusakan laut menjadi sangat penting. Pengendalian
pencemaran dan/atau perusakan ini merupakan salah satu bagian dari
kegiatan pengelolaan lingkungan hidup.
Pengelolaan sumberdaya alam harus tetap mengedepankan
kelestarian sumberdaya alam dan kesejahteraan rakyat. Proses
penyusunan undang-undang dan juga implementasi teknis (seperti kontrak
karya) harus transparan. Sekali udang-undang ditetapkan, jangan lagi
upaya untuk mengakalinya dengan melakukan perubahan untuk menjual
sumberdaya kepada negara asing. Pemerintah Indonesia harus mampu
untuk mengupayakan terciptanya sistem struktur hukum dan peraturan
perundangan yang yang transparan. Kondisi ini diperlukan untuk
menghormati nilai keabsahan kontrak itu sendiri, selain bisa memberikan
gambaran yang lebih jelas menyangkut wewenang lembaga administrasi
pemerintahan yang bertanggungjawab menjalankan hukum dan kebijakan
pemerintah demi peningkatan kesejahteran masyarakat.
Kesimpulan
13
Karakteristik minyak mentah mempunyai perbedaan sesuai dengan
sumbernya. Dimana minyak olahan berbeda karakteristik sesuai proses
pengolahan, dan apabila tumpah pada ekosistem maka kelakuan fisik
kimia minyak bersifat site-specific. Kekhususan tempat tersebut
menentukan pendekatan pengendalian resiko pencemaran dan pilihan
teknologi remediasi (melokalisasi dan mengambil semaksimal mungkin
tumpahan minyak dari laut).
Permasalahan pencemaran dan kerusakan lingkungan pesisir dan
laut merupakan isu yang penting untuk ditangani mengingat besarnya
ketergantungan terhadap sumber daya pesisir dan laut serta luasnya
dampak yang diakibatkan pencemaran tersebut. Untuk itu perlu dilakukan
langah-langkah pencegahan dan penanggulangan terhadap berbagai
kegiatan yang dapat memacu terjadinya pencemaran dan kerusakan
lingkungan laut. Terjadinya pencemaran dan kerusakan lingkungan
perairan adalah pembungan limbah yang tidak terolah sempurna atau
bahkan tidak diolah sama sekali ke perairan.
Pemerintah bIndonesia harus mampu untuk mengupayakan
terciptanya sistem struktur hukum dan peraturan perundangan yang yang
transparan, sehingga dalam pemanfaatan sumberdaya alam harus
dilakukan dengan bijaksana dan memperhitungkan kepentingan generasi
sekarang dan yang akan datang.
Daftar Pustaka
Anonim. 2005. Peraturan Presiden Republik Indonesia No 7 Tahun 2005
tentang Rencana Pembangunan Jangka Menegah Nasional tahun
2004-2009. Jakarta ; Lembaran Negara RI Tahun 2005 Nomor 11.
Anonim. 2009. Di akses dari www.google.com. Hari Senin tanggal 9
Januari 2009.
Atlas, R.M., 1995. Petroleum biodegradation and oil spill bioremediation.
Marine Pollution Bulletin, 31, 178-182.
Fauzi, Akhmad. 2004. Ekonomi Sumberdaya Alam dan Lingkungan. PT.
Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
14
Jokuty, P., Whiticar, S.P., Wang, Z., Fingas, M., Lambert, P., Fieldhouse,
B., and Mullin, J., 2000. A Catalogue of Crude Oil and Oil Product
Properties. Environmental Protection Service, Environment
Canada, Ottawa, ON.
Leahy, J.G.; Colwell, R.R., 1990. Microbial Degradation of hydrocarbons in
the environment. Microbial Reviews, 53(3), 305-315.
Mangkoedihardjo Sarwoko, 2005. Seleksi Teknologi Pemulihan untuk
Ekosistem Laut Tercemar Minyak. Seminar Nasional Teori dan
Aplikasi Teknologi Kelautan ITS. Surabaya. 24 November 2005.
National Academy of Sciences, 1985. Oil in the Sea: Inputs, Fates and
Effects. National Academy Press. Washington DC.
Nicodem, D.E., Fernandes, M.C., Guedes, C.L.B., Correa, R.J., 1997.
Photochemical processes and the environmental impact of
petroleum spills. Biogeochemistry, 39, 121-138.
Pramudianto, Bambang, 1999. Sosialisasi PP No.19/1999 tentang
Pengendalian Pencemaran dan atau Perusakan Laut, Prosiding
Seminar Sehari Teknologi dan Pengelolaan Kualitas Lingkungan
Pesisir dan Laut, Bandung: Jurusan Teknologi Lingkungan ITB.
Prince, R.C., 1993. Petroleum spill bioremediation in marine environments.
Critical Rev. Microbiol. 19, 217-242.
Siahaan, N.H.T, 1989. Pencemaran Laut dan kerugian yang Ditimbulkan
(I), dalam Harian Angkatan Bersenjata, Jakarta: 8 Juni 1989.
Xueqing Zhu, Albert D. Venosa, Makram T. Suidan, and Kenneth Lee,
2001. Guidelines for the Bioremediation of Marine Shorelines and
Freshwater Wetlands. U.S. Environmental Protection Agency.
Cincinnati, OH 45268.
www.co2logic.com/Images/carbon%20cycle.jpg, diakses pada hari Selasa
tanggal 10 Februari 2009.
oooOooo

More Related Content

What's hot

PPT Kel. 3 Kebijakan Pembangunan Perikanan.pptx
PPT Kel. 3 Kebijakan Pembangunan Perikanan.pptxPPT Kel. 3 Kebijakan Pembangunan Perikanan.pptx
PPT Kel. 3 Kebijakan Pembangunan Perikanan.pptxWira589766
 
Dasar-Dasar Pengelolaan Pesisir Dan Laut
Dasar-Dasar Pengelolaan Pesisir Dan LautDasar-Dasar Pengelolaan Pesisir Dan Laut
Dasar-Dasar Pengelolaan Pesisir Dan LautSiti Sahati
 
Pengelolaan Sumberdaya Perikanan - Presentasi Kelas XI IPS 1 - SMA Mardi Walu...
Pengelolaan Sumberdaya Perikanan - Presentasi Kelas XI IPS 1 - SMA Mardi Walu...Pengelolaan Sumberdaya Perikanan - Presentasi Kelas XI IPS 1 - SMA Mardi Walu...
Pengelolaan Sumberdaya Perikanan - Presentasi Kelas XI IPS 1 - SMA Mardi Walu...Cahya Panduputra
 
Konservasi dan Keanekaragaman Hayati Laut pada Tataran Konvensi I
Konservasi  dan Keanekaragaman Hayati Laut pada Tataran Konvensi IKonservasi  dan Keanekaragaman Hayati Laut pada Tataran Konvensi I
Konservasi dan Keanekaragaman Hayati Laut pada Tataran Konvensi IDidi Sadili
 
Manajemen rawa-terpadu
Manajemen rawa-terpaduManajemen rawa-terpadu
Manajemen rawa-terpadupdatarawa
 
3.3 ppt pengelolan sda
3.3 ppt pengelolan sda3.3 ppt pengelolan sda
3.3 ppt pengelolan sdajopiwildani
 
03. oseanografi
03. oseanografi03. oseanografi
03. oseanografiNkhansa
 
Kebijakan pembangunan wilayah pesisir dan lautan
Kebijakan pembangunan wilayah pesisir dan lautanKebijakan pembangunan wilayah pesisir dan lautan
Kebijakan pembangunan wilayah pesisir dan lautanPepen Mahale
 
Jasa lingkungan laut
Jasa lingkungan lautJasa lingkungan laut
Jasa lingkungan lautDoi Selviani
 
Ekosistem air tawar.ppt
Ekosistem air tawar.pptEkosistem air tawar.ppt
Ekosistem air tawar.pptelissofi
 
Sumber Daya Laut dan Pantai
Sumber Daya Laut dan PantaiSumber Daya Laut dan Pantai
Sumber Daya Laut dan Pantaiujangsupiandi
 
Presentation1 dbL
Presentation1 dbLPresentation1 dbL
Presentation1 dbLSintaJunia
 
PERIKANAN BERKELANJJUTAN
PERIKANAN BERKELANJJUTANPERIKANAN BERKELANJJUTAN
PERIKANAN BERKELANJJUTANrendraeka
 
Dinamika hidrosfer (Geografi kelas X)
Dinamika hidrosfer (Geografi kelas X) Dinamika hidrosfer (Geografi kelas X)
Dinamika hidrosfer (Geografi kelas X) Verani Nurizki
 
Ppt sumber daya alam
Ppt sumber daya alamPpt sumber daya alam
Ppt sumber daya alamAyunike12
 

What's hot (20)

PPT Kel. 3 Kebijakan Pembangunan Perikanan.pptx
PPT Kel. 3 Kebijakan Pembangunan Perikanan.pptxPPT Kel. 3 Kebijakan Pembangunan Perikanan.pptx
PPT Kel. 3 Kebijakan Pembangunan Perikanan.pptx
 
Dasar-Dasar Pengelolaan Pesisir Dan Laut
Dasar-Dasar Pengelolaan Pesisir Dan LautDasar-Dasar Pengelolaan Pesisir Dan Laut
Dasar-Dasar Pengelolaan Pesisir Dan Laut
 
Pengelolaan Sumberdaya Perikanan - Presentasi Kelas XI IPS 1 - SMA Mardi Walu...
Pengelolaan Sumberdaya Perikanan - Presentasi Kelas XI IPS 1 - SMA Mardi Walu...Pengelolaan Sumberdaya Perikanan - Presentasi Kelas XI IPS 1 - SMA Mardi Walu...
Pengelolaan Sumberdaya Perikanan - Presentasi Kelas XI IPS 1 - SMA Mardi Walu...
 
Konservasi dan Keanekaragaman Hayati Laut pada Tataran Konvensi I
Konservasi  dan Keanekaragaman Hayati Laut pada Tataran Konvensi IKonservasi  dan Keanekaragaman Hayati Laut pada Tataran Konvensi I
Konservasi dan Keanekaragaman Hayati Laut pada Tataran Konvensi I
 
Manajemen rawa-terpadu
Manajemen rawa-terpaduManajemen rawa-terpadu
Manajemen rawa-terpadu
 
3.3 ppt pengelolan sda
3.3 ppt pengelolan sda3.3 ppt pengelolan sda
3.3 ppt pengelolan sda
 
03. oseanografi
03. oseanografi03. oseanografi
03. oseanografi
 
Kebijakan pembangunan wilayah pesisir dan lautan
Kebijakan pembangunan wilayah pesisir dan lautanKebijakan pembangunan wilayah pesisir dan lautan
Kebijakan pembangunan wilayah pesisir dan lautan
 
Jasa lingkungan laut
Jasa lingkungan lautJasa lingkungan laut
Jasa lingkungan laut
 
Ekosistem air tawar.ppt
Ekosistem air tawar.pptEkosistem air tawar.ppt
Ekosistem air tawar.ppt
 
Adaptasi Fisiologis Hewan Air
Adaptasi  Fisiologis Hewan AirAdaptasi  Fisiologis Hewan Air
Adaptasi Fisiologis Hewan Air
 
Ekosistem pesisir
Ekosistem pesisirEkosistem pesisir
Ekosistem pesisir
 
Ekosistem Danau
Ekosistem DanauEkosistem Danau
Ekosistem Danau
 
Sumber Daya Laut dan Pantai
Sumber Daya Laut dan PantaiSumber Daya Laut dan Pantai
Sumber Daya Laut dan Pantai
 
Presentation1 dbL
Presentation1 dbLPresentation1 dbL
Presentation1 dbL
 
PERIKANAN BERKELANJJUTAN
PERIKANAN BERKELANJJUTANPERIKANAN BERKELANJJUTAN
PERIKANAN BERKELANJJUTAN
 
SDA SDM Bagi Manusia
SDA SDM Bagi ManusiaSDA SDM Bagi Manusia
SDA SDM Bagi Manusia
 
Sumber daya hutan
Sumber daya hutanSumber daya hutan
Sumber daya hutan
 
Dinamika hidrosfer (Geografi kelas X)
Dinamika hidrosfer (Geografi kelas X) Dinamika hidrosfer (Geografi kelas X)
Dinamika hidrosfer (Geografi kelas X)
 
Ppt sumber daya alam
Ppt sumber daya alamPpt sumber daya alam
Ppt sumber daya alam
 

Viewers also liked

Komunitas perifiton pada ekosistem padang lamun di kawasan pulau parang kepul...
Komunitas perifiton pada ekosistem padang lamun di kawasan pulau parang kepul...Komunitas perifiton pada ekosistem padang lamun di kawasan pulau parang kepul...
Komunitas perifiton pada ekosistem padang lamun di kawasan pulau parang kepul...Mujiyanto -
 
Manual analisis regresi spss 15
Manual analisis regresi spss 15Manual analisis regresi spss 15
Manual analisis regresi spss 15Mujiyanto -
 
Populasi ikan karang dan biota penempel di sekitar tkb perairan p. kotok keci...
Populasi ikan karang dan biota penempel di sekitar tkb perairan p. kotok keci...Populasi ikan karang dan biota penempel di sekitar tkb perairan p. kotok keci...
Populasi ikan karang dan biota penempel di sekitar tkb perairan p. kotok keci...Mujiyanto -
 
Kajian komunitas larva ikan pada ekosistem padang lamun di kawasan pulau para...
Kajian komunitas larva ikan pada ekosistem padang lamun di kawasan pulau para...Kajian komunitas larva ikan pada ekosistem padang lamun di kawasan pulau para...
Kajian komunitas larva ikan pada ekosistem padang lamun di kawasan pulau para...Mujiyanto -
 
Struktur komunitas polychaeta pada ekosistem padang lamun pulau parang karimu...
Struktur komunitas polychaeta pada ekosistem padang lamun pulau parang karimu...Struktur komunitas polychaeta pada ekosistem padang lamun pulau parang karimu...
Struktur komunitas polychaeta pada ekosistem padang lamun pulau parang karimu...Mujiyanto -
 
Analisa kebiasaan makan ikan beronang (siganus virgatus) di kep karimunjawa, ...
Analisa kebiasaan makan ikan beronang (siganus virgatus) di kep karimunjawa, ...Analisa kebiasaan makan ikan beronang (siganus virgatus) di kep karimunjawa, ...
Analisa kebiasaan makan ikan beronang (siganus virgatus) di kep karimunjawa, ...Mujiyanto -
 
Aspek biologi ikan juwi (selar boops) di area mangrove kepulauan karimunjawa
Aspek biologi ikan juwi (selar boops) di area mangrove kepulauan karimunjawaAspek biologi ikan juwi (selar boops) di area mangrove kepulauan karimunjawa
Aspek biologi ikan juwi (selar boops) di area mangrove kepulauan karimunjawaMujiyanto -
 
Analisis bio ekonomi dan strategi pengelolaan sumberdaya ikan pelagis di pera...
Analisis bio ekonomi dan strategi pengelolaan sumberdaya ikan pelagis di pera...Analisis bio ekonomi dan strategi pengelolaan sumberdaya ikan pelagis di pera...
Analisis bio ekonomi dan strategi pengelolaan sumberdaya ikan pelagis di pera...Mujiyanto -
 
Komposisi telur dan larva ikan pelagis pada perairan terumbu karang kawasan b...
Komposisi telur dan larva ikan pelagis pada perairan terumbu karang kawasan b...Komposisi telur dan larva ikan pelagis pada perairan terumbu karang kawasan b...
Komposisi telur dan larva ikan pelagis pada perairan terumbu karang kawasan b...Mujiyanto -
 
Status usaha perikanan tangkap di calon zona rehabilitasi terumbu karang di t...
Status usaha perikanan tangkap di calon zona rehabilitasi terumbu karang di t...Status usaha perikanan tangkap di calon zona rehabilitasi terumbu karang di t...
Status usaha perikanan tangkap di calon zona rehabilitasi terumbu karang di t...Mujiyanto -
 
Panduan praktis penerapan analisis komponen utama atau principal componen ana...
Panduan praktis penerapan analisis komponen utama atau principal componen ana...Panduan praktis penerapan analisis komponen utama atau principal componen ana...
Panduan praktis penerapan analisis komponen utama atau principal componen ana...Mujiyanto -
 

Viewers also liked (11)

Komunitas perifiton pada ekosistem padang lamun di kawasan pulau parang kepul...
Komunitas perifiton pada ekosistem padang lamun di kawasan pulau parang kepul...Komunitas perifiton pada ekosistem padang lamun di kawasan pulau parang kepul...
Komunitas perifiton pada ekosistem padang lamun di kawasan pulau parang kepul...
 
Manual analisis regresi spss 15
Manual analisis regresi spss 15Manual analisis regresi spss 15
Manual analisis regresi spss 15
 
Populasi ikan karang dan biota penempel di sekitar tkb perairan p. kotok keci...
Populasi ikan karang dan biota penempel di sekitar tkb perairan p. kotok keci...Populasi ikan karang dan biota penempel di sekitar tkb perairan p. kotok keci...
Populasi ikan karang dan biota penempel di sekitar tkb perairan p. kotok keci...
 
Kajian komunitas larva ikan pada ekosistem padang lamun di kawasan pulau para...
Kajian komunitas larva ikan pada ekosistem padang lamun di kawasan pulau para...Kajian komunitas larva ikan pada ekosistem padang lamun di kawasan pulau para...
Kajian komunitas larva ikan pada ekosistem padang lamun di kawasan pulau para...
 
Struktur komunitas polychaeta pada ekosistem padang lamun pulau parang karimu...
Struktur komunitas polychaeta pada ekosistem padang lamun pulau parang karimu...Struktur komunitas polychaeta pada ekosistem padang lamun pulau parang karimu...
Struktur komunitas polychaeta pada ekosistem padang lamun pulau parang karimu...
 
Analisa kebiasaan makan ikan beronang (siganus virgatus) di kep karimunjawa, ...
Analisa kebiasaan makan ikan beronang (siganus virgatus) di kep karimunjawa, ...Analisa kebiasaan makan ikan beronang (siganus virgatus) di kep karimunjawa, ...
Analisa kebiasaan makan ikan beronang (siganus virgatus) di kep karimunjawa, ...
 
Aspek biologi ikan juwi (selar boops) di area mangrove kepulauan karimunjawa
Aspek biologi ikan juwi (selar boops) di area mangrove kepulauan karimunjawaAspek biologi ikan juwi (selar boops) di area mangrove kepulauan karimunjawa
Aspek biologi ikan juwi (selar boops) di area mangrove kepulauan karimunjawa
 
Analisis bio ekonomi dan strategi pengelolaan sumberdaya ikan pelagis di pera...
Analisis bio ekonomi dan strategi pengelolaan sumberdaya ikan pelagis di pera...Analisis bio ekonomi dan strategi pengelolaan sumberdaya ikan pelagis di pera...
Analisis bio ekonomi dan strategi pengelolaan sumberdaya ikan pelagis di pera...
 
Komposisi telur dan larva ikan pelagis pada perairan terumbu karang kawasan b...
Komposisi telur dan larva ikan pelagis pada perairan terumbu karang kawasan b...Komposisi telur dan larva ikan pelagis pada perairan terumbu karang kawasan b...
Komposisi telur dan larva ikan pelagis pada perairan terumbu karang kawasan b...
 
Status usaha perikanan tangkap di calon zona rehabilitasi terumbu karang di t...
Status usaha perikanan tangkap di calon zona rehabilitasi terumbu karang di t...Status usaha perikanan tangkap di calon zona rehabilitasi terumbu karang di t...
Status usaha perikanan tangkap di calon zona rehabilitasi terumbu karang di t...
 
Panduan praktis penerapan analisis komponen utama atau principal componen ana...
Panduan praktis penerapan analisis komponen utama atau principal componen ana...Panduan praktis penerapan analisis komponen utama atau principal componen ana...
Panduan praktis penerapan analisis komponen utama atau principal componen ana...
 

Similar to Pentingnya Amdal Pesisir Dalam Perspektif Pembangunan Berwawasan Lingkungan (Studi kasus : Eksploitasi Sumberdaya Minyak)

Penyusunan Peta Kepekaan Lingkungan Pesisir dan Laut Teluk Benoa
Penyusunan Peta Kepekaan Lingkungan Pesisir dan Laut Teluk BenoaPenyusunan Peta Kepekaan Lingkungan Pesisir dan Laut Teluk Benoa
Penyusunan Peta Kepekaan Lingkungan Pesisir dan Laut Teluk BenoaPutika Ashfar Khoiri
 
Strategi Pemanfaatan dan Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Secara...
Strategi Pemanfaatan dan Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Secara...Strategi Pemanfaatan dan Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Secara...
Strategi Pemanfaatan dan Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Secara...Abida Muttaqiena
 
RUSAKNYA EKOSISTEM TAMBAK AKIBAT BANJIR ROB DI KAWASAN MINAPOLITAN KECAMATAN ...
RUSAKNYA EKOSISTEM TAMBAK AKIBAT BANJIR ROB DI KAWASAN MINAPOLITAN KECAMATAN ...RUSAKNYA EKOSISTEM TAMBAK AKIBAT BANJIR ROB DI KAWASAN MINAPOLITAN KECAMATAN ...
RUSAKNYA EKOSISTEM TAMBAK AKIBAT BANJIR ROB DI KAWASAN MINAPOLITAN KECAMATAN ...Analyst of Water Resources Management
 
Laporan budidaya laut
Laporan budidaya lautLaporan budidaya laut
Laporan budidaya lautIbnu Riyadi
 
Sumber daya alam dan lingkungan hidup
Sumber daya alam dan lingkungan hidupSumber daya alam dan lingkungan hidup
Sumber daya alam dan lingkungan hidupNurul Sholehuddin
 
MAKALAH ILMU LINGKUNGAN.pdf
MAKALAH ILMU LINGKUNGAN.pdfMAKALAH ILMU LINGKUNGAN.pdf
MAKALAH ILMU LINGKUNGAN.pdfAbPatiAlKhadafi
 
Marine and Coastal Protected Areas (MCPAs) : (a chance to save indonesian mar...
Marine and Coastal Protected Areas (MCPAs) : (a chance to save indonesian mar...Marine and Coastal Protected Areas (MCPAs) : (a chance to save indonesian mar...
Marine and Coastal Protected Areas (MCPAs) : (a chance to save indonesian mar...Mujiyanto -
 
Pendahuluan Pencela
Pendahuluan PencelaPendahuluan Pencela
Pendahuluan PencelaHapsari Titi
 
Kearifan lokal dalam pemanfaatan sumber daya alam
Kearifan lokal dalam pemanfaatan sumber daya alamKearifan lokal dalam pemanfaatan sumber daya alam
Kearifan lokal dalam pemanfaatan sumber daya alamdeviarsel
 
Pengelolaan sumber daya alam dan pembangunan berkelanjutan
Pengelolaan sumber daya alam dan pembangunan berkelanjutan Pengelolaan sumber daya alam dan pembangunan berkelanjutan
Pengelolaan sumber daya alam dan pembangunan berkelanjutan Muhammad Basir
 
SUMBER DAYA ALAM pendidikan lingkungan hidup
SUMBER DAYA ALAM pendidikan lingkungan hidupSUMBER DAYA ALAM pendidikan lingkungan hidup
SUMBER DAYA ALAM pendidikan lingkungan hidupYeSi YeStri CatMafis
 
Makalah kawasan konservasi ahmad afandi
Makalah kawasan konservasi ahmad afandiMakalah kawasan konservasi ahmad afandi
Makalah kawasan konservasi ahmad afandiJackAbidin
 
PPT TEORI PRMBANGUNAN ADVENTIA.pptx
PPT TEORI PRMBANGUNAN ADVENTIA.pptxPPT TEORI PRMBANGUNAN ADVENTIA.pptx
PPT TEORI PRMBANGUNAN ADVENTIA.pptxAdventiaArdianaNatal
 

Similar to Pentingnya Amdal Pesisir Dalam Perspektif Pembangunan Berwawasan Lingkungan (Studi kasus : Eksploitasi Sumberdaya Minyak) (20)

Penyusunan Peta Kepekaan Lingkungan Pesisir dan Laut Teluk Benoa
Penyusunan Peta Kepekaan Lingkungan Pesisir dan Laut Teluk BenoaPenyusunan Peta Kepekaan Lingkungan Pesisir dan Laut Teluk Benoa
Penyusunan Peta Kepekaan Lingkungan Pesisir dan Laut Teluk Benoa
 
Prospek dan kendala pembangunan wilayah pesisir berbasis pembudidayaan mangro...
Prospek dan kendala pembangunan wilayah pesisir berbasis pembudidayaan mangro...Prospek dan kendala pembangunan wilayah pesisir berbasis pembudidayaan mangro...
Prospek dan kendala pembangunan wilayah pesisir berbasis pembudidayaan mangro...
 
Strategi Pemanfaatan dan Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Secara...
Strategi Pemanfaatan dan Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Secara...Strategi Pemanfaatan dan Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Secara...
Strategi Pemanfaatan dan Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Secara...
 
RUSAKNYA EKOSISTEM TAMBAK AKIBAT BANJIR ROB DI KAWASAN MINAPOLITAN KECAMATAN ...
RUSAKNYA EKOSISTEM TAMBAK AKIBAT BANJIR ROB DI KAWASAN MINAPOLITAN KECAMATAN ...RUSAKNYA EKOSISTEM TAMBAK AKIBAT BANJIR ROB DI KAWASAN MINAPOLITAN KECAMATAN ...
RUSAKNYA EKOSISTEM TAMBAK AKIBAT BANJIR ROB DI KAWASAN MINAPOLITAN KECAMATAN ...
 
Laporan budidaya laut
Laporan budidaya lautLaporan budidaya laut
Laporan budidaya laut
 
Sumber daya alam dan lingkungan hidup
Sumber daya alam dan lingkungan hidupSumber daya alam dan lingkungan hidup
Sumber daya alam dan lingkungan hidup
 
Ekologi laut tropis
Ekologi laut tropisEkologi laut tropis
Ekologi laut tropis
 
MAKALAH ILMU LINGKUNGAN.pdf
MAKALAH ILMU LINGKUNGAN.pdfMAKALAH ILMU LINGKUNGAN.pdf
MAKALAH ILMU LINGKUNGAN.pdf
 
Marine and Coastal Protected Areas (MCPAs) : (a chance to save indonesian mar...
Marine and Coastal Protected Areas (MCPAs) : (a chance to save indonesian mar...Marine and Coastal Protected Areas (MCPAs) : (a chance to save indonesian mar...
Marine and Coastal Protected Areas (MCPAs) : (a chance to save indonesian mar...
 
Makalah iis
Makalah iisMakalah iis
Makalah iis
 
Pendahuluan Pencela
Pendahuluan PencelaPendahuluan Pencela
Pendahuluan Pencela
 
Kearifan lokal dalam pemanfaatan sumber daya alam
Kearifan lokal dalam pemanfaatan sumber daya alamKearifan lokal dalam pemanfaatan sumber daya alam
Kearifan lokal dalam pemanfaatan sumber daya alam
 
Pengelolaan sumber daya alam dan pembangunan berkelanjutan
Pengelolaan sumber daya alam dan pembangunan berkelanjutan Pengelolaan sumber daya alam dan pembangunan berkelanjutan
Pengelolaan sumber daya alam dan pembangunan berkelanjutan
 
Reklamasi dan Mitigasi
Reklamasi dan MitigasiReklamasi dan Mitigasi
Reklamasi dan Mitigasi
 
SUMBER DAYA ALAM pendidikan lingkungan hidup
SUMBER DAYA ALAM pendidikan lingkungan hidupSUMBER DAYA ALAM pendidikan lingkungan hidup
SUMBER DAYA ALAM pendidikan lingkungan hidup
 
Makalah kawasan konservasi ahmad afandi
Makalah kawasan konservasi ahmad afandiMakalah kawasan konservasi ahmad afandi
Makalah kawasan konservasi ahmad afandi
 
Perikanan kepulauan riau by romi novriadi
Perikanan kepulauan riau   by romi novriadiPerikanan kepulauan riau   by romi novriadi
Perikanan kepulauan riau by romi novriadi
 
Tugas kelompok 4
Tugas kelompok 4Tugas kelompok 4
Tugas kelompok 4
 
kta (1).pptx
kta (1).pptxkta (1).pptx
kta (1).pptx
 
PPT TEORI PRMBANGUNAN ADVENTIA.pptx
PPT TEORI PRMBANGUNAN ADVENTIA.pptxPPT TEORI PRMBANGUNAN ADVENTIA.pptx
PPT TEORI PRMBANGUNAN ADVENTIA.pptx
 

More from Mujiyanto -

Sebuah pegangan seorang penyelam
Sebuah pegangan seorang penyelamSebuah pegangan seorang penyelam
Sebuah pegangan seorang penyelamMujiyanto -
 
Paper Vertion: Kondisi Ekosistem Terumbu Karang Serta Strategi Pengelolaannya...
Paper Vertion: Kondisi Ekosistem Terumbu Karang Serta Strategi Pengelolaannya...Paper Vertion: Kondisi Ekosistem Terumbu Karang Serta Strategi Pengelolaannya...
Paper Vertion: Kondisi Ekosistem Terumbu Karang Serta Strategi Pengelolaannya...Mujiyanto -
 
Versi power point kondisi ekosistem terumbu karang serta strategi pengelolaannya
Versi power point kondisi ekosistem terumbu karang serta strategi pengelolaannyaVersi power point kondisi ekosistem terumbu karang serta strategi pengelolaannya
Versi power point kondisi ekosistem terumbu karang serta strategi pengelolaannyaMujiyanto -
 
Panduan praktif belajar statistik korelasi regresi linear_microsoft excel dan...
Panduan praktif belajar statistik korelasi regresi linear_microsoft excel dan...Panduan praktif belajar statistik korelasi regresi linear_microsoft excel dan...
Panduan praktif belajar statistik korelasi regresi linear_microsoft excel dan...Mujiyanto -
 
Panduan praktis analisis korrelasi dan regresi linear dengan spss 17
Panduan praktis analisis korrelasi dan regresi linear dengan spss 17Panduan praktis analisis korrelasi dan regresi linear dengan spss 17
Panduan praktis analisis korrelasi dan regresi linear dengan spss 17Mujiyanto -
 
Struktur komunitas juvenil ikan pada ekosistem padang lamun di kawasan perair...
Struktur komunitas juvenil ikan pada ekosistem padang lamun di kawasan perair...Struktur komunitas juvenil ikan pada ekosistem padang lamun di kawasan perair...
Struktur komunitas juvenil ikan pada ekosistem padang lamun di kawasan perair...Mujiyanto -
 
Struktur komunitas gastropoda pada ekosistem mangrove di kawasan desa parang,...
Struktur komunitas gastropoda pada ekosistem mangrove di kawasan desa parang,...Struktur komunitas gastropoda pada ekosistem mangrove di kawasan desa parang,...
Struktur komunitas gastropoda pada ekosistem mangrove di kawasan desa parang,...Mujiyanto -
 
Peremajaan ikan yang terlepas dari budidaya ikan dalam kja waduk ir h djuanda...
Peremajaan ikan yang terlepas dari budidaya ikan dalam kja waduk ir h djuanda...Peremajaan ikan yang terlepas dari budidaya ikan dalam kja waduk ir h djuanda...
Peremajaan ikan yang terlepas dari budidaya ikan dalam kja waduk ir h djuanda...Mujiyanto -
 
Keberadaan ikan napoleon (cheilinus undulatus) di perairan kepulauan sembilan...
Keberadaan ikan napoleon (cheilinus undulatus) di perairan kepulauan sembilan...Keberadaan ikan napoleon (cheilinus undulatus) di perairan kepulauan sembilan...
Keberadaan ikan napoleon (cheilinus undulatus) di perairan kepulauan sembilan...Mujiyanto -
 
Kajian struktur komunitas juvenil ikan di perairan ekosistem mangrove bagian ...
Kajian struktur komunitas juvenil ikan di perairan ekosistem mangrove bagian ...Kajian struktur komunitas juvenil ikan di perairan ekosistem mangrove bagian ...
Kajian struktur komunitas juvenil ikan di perairan ekosistem mangrove bagian ...Mujiyanto -
 
Kajian populasi echinodermata pada ekosistem padang lamun di kawasan perairan...
Kajian populasi echinodermata pada ekosistem padang lamun di kawasan perairan...Kajian populasi echinodermata pada ekosistem padang lamun di kawasan perairan...
Kajian populasi echinodermata pada ekosistem padang lamun di kawasan perairan...Mujiyanto -
 
Bioekologi ikan bolo bolo (atherinomorus lacunosus) di area mangrove kepulaua...
Bioekologi ikan bolo bolo (atherinomorus lacunosus) di area mangrove kepulaua...Bioekologi ikan bolo bolo (atherinomorus lacunosus) di area mangrove kepulaua...
Bioekologi ikan bolo bolo (atherinomorus lacunosus) di area mangrove kepulaua...Mujiyanto -
 
Komunitas ikan di terumbu karang pulau semak daun kepulauan seribu
Komunitas ikan di terumbu karang pulau semak daun kepulauan seribuKomunitas ikan di terumbu karang pulau semak daun kepulauan seribu
Komunitas ikan di terumbu karang pulau semak daun kepulauan seribuMujiyanto -
 
Hubungan antara persentase tutupan karang dengan komunitas ikan karang di kep...
Hubungan antara persentase tutupan karang dengan komunitas ikan karang di kep...Hubungan antara persentase tutupan karang dengan komunitas ikan karang di kep...
Hubungan antara persentase tutupan karang dengan komunitas ikan karang di kep...Mujiyanto -
 

More from Mujiyanto - (14)

Sebuah pegangan seorang penyelam
Sebuah pegangan seorang penyelamSebuah pegangan seorang penyelam
Sebuah pegangan seorang penyelam
 
Paper Vertion: Kondisi Ekosistem Terumbu Karang Serta Strategi Pengelolaannya...
Paper Vertion: Kondisi Ekosistem Terumbu Karang Serta Strategi Pengelolaannya...Paper Vertion: Kondisi Ekosistem Terumbu Karang Serta Strategi Pengelolaannya...
Paper Vertion: Kondisi Ekosistem Terumbu Karang Serta Strategi Pengelolaannya...
 
Versi power point kondisi ekosistem terumbu karang serta strategi pengelolaannya
Versi power point kondisi ekosistem terumbu karang serta strategi pengelolaannyaVersi power point kondisi ekosistem terumbu karang serta strategi pengelolaannya
Versi power point kondisi ekosistem terumbu karang serta strategi pengelolaannya
 
Panduan praktif belajar statistik korelasi regresi linear_microsoft excel dan...
Panduan praktif belajar statistik korelasi regresi linear_microsoft excel dan...Panduan praktif belajar statistik korelasi regresi linear_microsoft excel dan...
Panduan praktif belajar statistik korelasi regresi linear_microsoft excel dan...
 
Panduan praktis analisis korrelasi dan regresi linear dengan spss 17
Panduan praktis analisis korrelasi dan regresi linear dengan spss 17Panduan praktis analisis korrelasi dan regresi linear dengan spss 17
Panduan praktis analisis korrelasi dan regresi linear dengan spss 17
 
Struktur komunitas juvenil ikan pada ekosistem padang lamun di kawasan perair...
Struktur komunitas juvenil ikan pada ekosistem padang lamun di kawasan perair...Struktur komunitas juvenil ikan pada ekosistem padang lamun di kawasan perair...
Struktur komunitas juvenil ikan pada ekosistem padang lamun di kawasan perair...
 
Struktur komunitas gastropoda pada ekosistem mangrove di kawasan desa parang,...
Struktur komunitas gastropoda pada ekosistem mangrove di kawasan desa parang,...Struktur komunitas gastropoda pada ekosistem mangrove di kawasan desa parang,...
Struktur komunitas gastropoda pada ekosistem mangrove di kawasan desa parang,...
 
Peremajaan ikan yang terlepas dari budidaya ikan dalam kja waduk ir h djuanda...
Peremajaan ikan yang terlepas dari budidaya ikan dalam kja waduk ir h djuanda...Peremajaan ikan yang terlepas dari budidaya ikan dalam kja waduk ir h djuanda...
Peremajaan ikan yang terlepas dari budidaya ikan dalam kja waduk ir h djuanda...
 
Keberadaan ikan napoleon (cheilinus undulatus) di perairan kepulauan sembilan...
Keberadaan ikan napoleon (cheilinus undulatus) di perairan kepulauan sembilan...Keberadaan ikan napoleon (cheilinus undulatus) di perairan kepulauan sembilan...
Keberadaan ikan napoleon (cheilinus undulatus) di perairan kepulauan sembilan...
 
Kajian struktur komunitas juvenil ikan di perairan ekosistem mangrove bagian ...
Kajian struktur komunitas juvenil ikan di perairan ekosistem mangrove bagian ...Kajian struktur komunitas juvenil ikan di perairan ekosistem mangrove bagian ...
Kajian struktur komunitas juvenil ikan di perairan ekosistem mangrove bagian ...
 
Kajian populasi echinodermata pada ekosistem padang lamun di kawasan perairan...
Kajian populasi echinodermata pada ekosistem padang lamun di kawasan perairan...Kajian populasi echinodermata pada ekosistem padang lamun di kawasan perairan...
Kajian populasi echinodermata pada ekosistem padang lamun di kawasan perairan...
 
Bioekologi ikan bolo bolo (atherinomorus lacunosus) di area mangrove kepulaua...
Bioekologi ikan bolo bolo (atherinomorus lacunosus) di area mangrove kepulaua...Bioekologi ikan bolo bolo (atherinomorus lacunosus) di area mangrove kepulaua...
Bioekologi ikan bolo bolo (atherinomorus lacunosus) di area mangrove kepulaua...
 
Komunitas ikan di terumbu karang pulau semak daun kepulauan seribu
Komunitas ikan di terumbu karang pulau semak daun kepulauan seribuKomunitas ikan di terumbu karang pulau semak daun kepulauan seribu
Komunitas ikan di terumbu karang pulau semak daun kepulauan seribu
 
Hubungan antara persentase tutupan karang dengan komunitas ikan karang di kep...
Hubungan antara persentase tutupan karang dengan komunitas ikan karang di kep...Hubungan antara persentase tutupan karang dengan komunitas ikan karang di kep...
Hubungan antara persentase tutupan karang dengan komunitas ikan karang di kep...
 

Recently uploaded

Dana Setiawan (Paparan terkait Konstruksi Jalan )
Dana Setiawan   (Paparan terkait Konstruksi Jalan )Dana Setiawan   (Paparan terkait Konstruksi Jalan )
Dana Setiawan (Paparan terkait Konstruksi Jalan )RifkiAbrar2
 
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdfe-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdfIAARD/Bogor, Indonesia
 
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI pptMATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI pptAnggitBetaniaNugraha
 
PERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docx
PERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docxPERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docx
PERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docxMuhammadSatarKusumaS
 
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfssuser4743df
 
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...rofinaputri
 
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...TitinSolikhah2
 
bagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampel
bagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampelbagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampel
bagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampelbaiqtryz
 
Presentasi METABOLISME PROTEIN & ASAM-AMINO
Presentasi METABOLISME PROTEIN & ASAM-AMINOPresentasi METABOLISME PROTEIN & ASAM-AMINO
Presentasi METABOLISME PROTEIN & ASAM-AMINOssuser1cc42a
 

Recently uploaded (9)

Dana Setiawan (Paparan terkait Konstruksi Jalan )
Dana Setiawan   (Paparan terkait Konstruksi Jalan )Dana Setiawan   (Paparan terkait Konstruksi Jalan )
Dana Setiawan (Paparan terkait Konstruksi Jalan )
 
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdfe-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
 
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI pptMATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
 
PERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docx
PERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docxPERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docx
PERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docx
 
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
 
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
 
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
 
bagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampel
bagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampelbagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampel
bagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampel
 
Presentasi METABOLISME PROTEIN & ASAM-AMINO
Presentasi METABOLISME PROTEIN & ASAM-AMINOPresentasi METABOLISME PROTEIN & ASAM-AMINO
Presentasi METABOLISME PROTEIN & ASAM-AMINO
 

Pentingnya Amdal Pesisir Dalam Perspektif Pembangunan Berwawasan Lingkungan (Studi kasus : Eksploitasi Sumberdaya Minyak)

  • 1. 1 PENTINGNYA AMDAL PESISIR DALAM PERSPEKTIF PEMBANGUNAN BERWAWASAN LINGKUNGAN (Studi kasus : Eksploitasi Sumberdaya Minyak) Mujiyanto 1) 1) Peneliti pada Balai Penelitian Pemulihan dan Koservasi Sumberdaya Ikan Pendahuluan Sumberdaya wilayah pesisir dan laut, merupakan sumberdaya yang bersifat open access dan common property sehingga setiap orang/stakeholder berhak memanfaatkannya dengan tujuan memperoleh economic rent. Pola pemanfaatan yang demikian cenderung mengarah kepada deplesi sumberdaya, sehingga jika tidak ada upaya untuk menjaga kelestariannya seperti konservasi dikhawatirkan terjadi scarcity sumberdaya yang mengarah kepada kepunahan. Indonesia sebagai negara kaya akan sumberdaya alam (baik renewable dan non renewable) yang merupakan sumberdaya esensial bagi kelangsungan hidup manusia. Kekayaan sumberdaya alam Indonesia ini pula yang menyebabkan negara kita dijajah selama berabad-abad oleh negara Belanda dan juga selama tiga setengah tahun oleh negara Jepang. Salah satu sumberdaya alam yang kita miliki adalah tambang minyak dan gas (MIGAS), yang termasuk dalam golongan sumberdaya non renewable. Sektor migas merupakan salah satu andalan untuk mendapatkan devisa dalam rangka kelangsungan pembangunan negara. Penerimaan migas pada tahun 1996 mencapai 43 persen dari APBN, dan pada tahun 2003 menurun menjadi 22,9 persen. Penurunan ini tampaknya akan terus terjadi. Cadangan minyak bumi kita dewasa ini sekitar 5,8 miliar barel dengan tingkat produksi 500 juta barel per tahun. Apabila cadangan baru tidak ditemukan dan tingkat pengurasan (recovery rate) Catatan: Penyutingan dalam Daftar Pustaka : Mujiyanto, 2015. Pentingnya Amdal Pesisir Dalam Perspektif Pembangunan Berwawasan Lingkungan (Studi kasus : Eksploitasi Sumberdaya Minyak). Makalah Falsafah Sains. Diakses pada ....tanggal....
  • 2. 2 tidak bertambah, maka sebelas tahun lagi cadangan minyak kita akan habis. (Anonim, 2005) Kegiatan eksploitasi minyak lepas pantai merupakan kegiatan pengembangan eksploitasi minyak di wilayah pesisir dan laut, yang diharapkan akan dapat memberikan kontribusi terhadap pengembangan fiscal dan ekonomi di sekitar lokasi kegiatan maupun yang mencakup luas berupa pengembangan ekonomi yang berskala kabupaten, provinsi, nasional dan internasional. Dalam PP. No. 27 tahun 1999 tentang Analisa Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL) Kepmeneg LH. No 17 Tahun 2001 tentang Jenis rencana usaha dan/atau kegiatan yang wajib dilengkapi AMDAL dan berdasarkan ketentuan yang tercantum dalam UU. No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup dijelaskan bahwa pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan yaitu suatu upaya sadar dan terencana serta memadukan lingkungan hidup, termasuk sumber daya ke dalam proses pembangunan untuk menjamin kemampuan, kesejahteraan dan mutu hidup generasi masa kini dan generasi masa depan. Usaha pembangunan dengan mengeksploitasi minyak di wilayah pesisir dan laut merupakan salah satu kegiatan yang mewajibkan untuk melaksanakan AMDAL, karena kegiatan pembangunan tersebut dapat memberikan dampak yang kompleks terhadap lingkungan perairan pada khususnya dan lingkungan darat serta beberapa biota darat lainnya. Keragaman karakteristik minyak dan beberapa kejadian pencemaran minyak di laut menunjukkan bahwa metodologi pemulihan pencemaran bersifat site-specific (Xueqing et al., 2001). Ini adalah suatu tantangan dalam upaya pemulihan pencemaran minyak di laut diperlukan pre-studi setempat untuk menetapkan teknologi pemulihan yang tepat. Teknologi pemulihan dapat dilakukan baik secara fisik, kimiawi, biologis, maupun kombinasinya. Perbedaan penerapan teknologi pemulihan memerlukan metode pemantauan dan evaluasi yang sesuai. Kesesuaian antara pre-studi, penerapan teknologi, dan pemantauan berikut
  • 3. 3 evaluasinya akan menghasilkan kinerja yang efektif dan efisien dalam pemulihan pencemaran minyak di laut. Berdasarkan uraian diatas tulisan ini bertujuan untuk mengetahui arti pentingnya Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) terhadap suatu rencana pembangunan di wilayah pesisir, dimana dalam tulisan ini akan membahas tentang eksploitasi minyak di wilayah pesisir maupun laut yang merupakan bagian dari langkah awal dalam usaha pengendalian dampak pencemaran lingkungan. Sumberdaya Alam Fauzi (2004) menjelaskan bahwa sesuatu untuk dapat dikatakan sebagai sumberdaya harus : 1) ada pengetahuan, teknologi atau keterampilan untuk memanfaatkannya; dan 2) harus ada permintaan (demand) terhadap sumberdaya tersebut. Dengan kata lain sumberdaya alam adalah faktor produksi yang digunakan untuk menyediakan barang dan jasa dalam kegiatan ekonomi. Secara umum sumberdaya alam dapat diklasifikasi kedalam dua kelompok, yaitu : a. Kelompok Stok (non renewable) yaitu Sumberdaya yang tidak dapat diperbaharui (non renewable) atau terhabiskan (exhuastible). b. Kelompok flow jenis sumberdaya ini meliputi jumlah dan kualitas fisik dari perubahan sumberdaya sepanjang waktu. Sumberdaya ini dikatakan dapat diperbaharui (renewable) yang regenerasinya ada dan tergantung pada proses biologi. Sumberdaya alam tidak dapat diperbaharui atau sering juga disebut sebagai sumberdaya terhabiskan adalah sumberdaya alam yang tidak memiliki kemampuan regenerasi secara biologis. Sumberdaya alam ini terbentuk melalui proses geologi yang memerlukan waktu sangat lama untuk dapat dijadikan sebagai sumberdaya alam yang siap diolah atau siap pakai. Jika diambil (eksploitasi) sebagian, maka jumlah yang tinggal tidak akan pulih kembali seperti semula. Salah satu yang termasuk dalam golongan sumberdaya tidak dapat terbarukan adalah tambang minyak. Tambang minyak memerlukan waktu ribuan bahkan jutaan tahun untuk
  • 4. 4 terbentuk karena ketidakmampuan sumberdaya tersebut dalam melakukan regenerasi. Sumberdaya ini sering kita sebut juga sebagai sumberdaya yang mempunyai stok tetap. Sifat-sifat tersebut menyebabkan masalah eksploitasi sumberdaya alam tidak terbarukan (non renewable) berbeda dengan ekstrasi sumberdaya terbarukan (renewable). Pengusaha pertambangan atau perminyakan, harus memutuskan kombinasi yang tepat dari berbagai faktor produksi untuk menentukan produksi yang optimal, dan juga seberapa cepat stok harus diekstraksi dengan kendala stok yang terbatas. Eksploitasi Sumberdaya Minyak Kebutuhan energi bagi aktivitas kehidupan manusia masih berlanjut menggunakan sumber energi hidrokarbon (fosil). Berbagai kegiatan eksploitasi, transportasi, penyimpanan, pengolahan dan distribusi minyak mentah maupun minyak olahan masih sering menghasilkan kejadian kebocoran dan/atau tumpahan minyak ke lingkungan khususnya dalam mata rantai eksploitasi-distribusi melalui media laut, tumpahan minyak di laut telah berdampak pencemaran multidimensi bagi makhluk hayati laut itu sendiri, usaha perikanan, usaha turisme, sampai kepada tingkat kerusakan laut (Edwards and White, 1999). Minyak masih digunakan secara luas, meskipun tindakan pengamanan dikembangkan tetapi kebocoran dan/atau tumpahan minyak di laut hampir dipastikan akan terus terjadi. Oleh karena itu, tindakan pro-aktif untuk kesiapan pemulihan pencemaran laut adalah diperlukan untuk tujuan: tanggap pencemaran, atau penggunaan kembali sebagai tempat kegiatan eksploitasi minyak. Keragaman senyawa minyak menghasilkan keragaman kualitas fisik kimia. Komposisi dan karakteristik minyak telah dideskripsikan secara rinci (Jokuty, et al., 2000). Usaha eksploitasi sumberdaya alam yang ada, cenderung kepada usaha untuk memperoleh keuntungan yang semaksimal mungkin, akan tetapi perubahan lingkungan yang merupakan dampak kedepan dari aktifitas eksploitasi tersebut kurang begitu diperhatikan. Anonimus, (2009) menjelaskan bahwa aspek ekologis
  • 5. 5 didasarkan pada pertimbangan bahwa perubahan lingkungan akan terjadi diwaktu yang akan datang dan dipengaruhi oleh aktivitas manusia. Dari pandangan aspek ekologis mempunyai 3 prinsip dasar utama, yaitu : a. Aktivitas ekonomi yang dilakukan manusia adalah tidak terbatas dan berhadapan dengan ekosistem yang terbatas. Kerusakan lingkungan dan polusi yang ditimbulkannya akan mempengaruhi life support sistem. b. Aktivitas ekonomi yang lebih maju seiring dengan pertumbuhan populasi akan meningkatkan kebutuhan akan sumberdaya alam dan tingginya produksi limbah (waste) yang dapat merusak lingkungan karena melebihi daya dukung ekosistem. Karakteristik minyak Sifat fisik minyak yang mempengaruhi kelakuan minyak di laut dan pemulihannya, yang penting adalah densitas, viskositas, titik ubah (pour point), dan kelarutan air. Densitas diekspresikan sebagai specific gravity dan American Petroleum Institute (API) gravity. Specific gravity adalah rasio berat massa minyak dan berat massa air pada temperature tertentu. API gravity dinyatakan dalam angka 10° pada air murni 10°C. API gravity dapat dihitung dari specific gravity menggunakan formula: AP Gravity (o) = (141,5/Specific Gravity 10°C) – 131,5 (Xueqing et al., 2001). Minyak mentah mempunyai specific gravity dalam rentang 0.79 -1.00 (setara dengan API 10 - 48) (Mangkoedihardjo, 2005). Densitas minyak adalah penting untuk memprediksi kelakuan minyak di air. Viskositas adalah sifat yang menunjukkan ketahanan dalam perubahan bentuk dan pergerakan. Viskositas rendah berarti mudah mengalir. Faktor viskositas adalah komposisi minyak dan temperature. Viskositas ini adalah penting untuk memprediksi penyebaran minyak di air. Titik ubah adalah tingkat temperature yang mengubah minyak menjadi memadat atau berhenti mengalir. Kelarutan minyak dalam air adalah rendah sekitar 30 mg/L (NAS, 1985) dan tergantung kepada komposisi kimia dan temperature. Besaran
  • 6. 6 kelarutan itu dicapai oleh minyak aromatic dengan berat molekul kecil seperti Benzene, Toluene, Ethylbenzene, dan Xylene (BTEX). Sifat kelarutan ini adalah penting untuk prediksi kelakuan minyak di air, proses bioremediasi, dan ekotoksisitas minyak. Karakteristik kimia minyak adalah berbeda untuk minyak mentah dan minyak olahan. Senyawa baru dapat muncul dalam minyak olahan, yang dihasilkan dari proses pengolahan minyak mentah. Mangkoedihardjo (2005) menambahkan bahwa minyak mentah mengandung senyawa hidrokarbon sekitar 50-98 % dan selebihnya senyawa non-hidrokarbon (sulfur, nitrogen, oxygen, dan beberapa logam berat) (Leahy and Colwell, 1990). Selanjutnya minyak diklasifikasikan berdasarkan kelarutan dalam pelarut organic, yaitu: 1) Hidrokarbon jenuh. Termasuk dalam kelas ini adalah alkana dengan struktur CnH2n+2 (aliphatics) dan CnH2n (alicyclics), dimana n > 40. Hidrokarbon jenuh ini merupakan kandungan terbanyak dalam minyak mentah. 2) Hidrokarbon aromatic. Termasuk dalam kelas ini adalah monocyclic aromatics (BTEX) dan polycyclic aromatic hydrocarbons (PAHs: naphthalene, anthracene, dan phenanthrene). PAHs bersifat karsinogen, atau dapat ditransformasi oleh mikroba menjadi senyawa karsinogen, sehingga menjadi senyawa penting dalam penjagaan kualitas lingkungan. 3) Resin, termasuk di sini adalah senyawa polar berkandungan nitrogen, sulfur, oksigen (pyridines dan thiophenes), sehingga disebut pula sebagai senyawa NSO. 4) Asphalt. Termasuk di sini adalah senyawa dengan berat molekul besar dan logam berat nickel, vanadium, dan besi. Minyak olahan seperti gasoline, kerosene, minyak jet, dan lubricant adalah produk olahan minyak mentah melalui proses catalytic cracking dan fractional distillation. Sebagai hasil olahan, minyak olahan mempunyai sifat fisik kimia berbeda dengan minyak mentah. Minyak olahan mempunyai kandungan minyak mentah dan senyawa hidrokarbon tak jenuh seperti olefins (alkenes dan cycloalkenes) dari proses catalytic cracking. Kandungan olefins adalah cukup besar sampai 30% dalam gasoline dan sekitar 1% dalam jet fuel (NAS, 1985).
  • 7. 7 Tingkah Laku Minyak Saat minyak terekspose ke lingkungan laut, minyak akan segera berubah sifat-sifat fisik kimia dan biologis. Menurut Mangkoedihardjo (2005) proses perubahan sifat fisik meliputi: a. Perluasan. Perluasan ini mungkin merupakan proses terpenting selama awal ekspose minyak dalam air, sepanjang titik ubah minyak adalah lebih rendah dibanding temperature sekitar. Proses ini akan memperluas sebaran minyak sehingga meningkatkan perpindahan massa melalui proses evaporasi, kelarutan dan biodegradasi. b. Evaporasi. Proses ini dapat diandalkan untuk menghilangkan fraksi minyak dengan kandungan toksik dan berat molekul rendah. Evaporasi alkana (< C15) dan aromatic berlangsung antara 1 – 10 hari (Xueqing et al., 2001). Faktor lingkungan yang mempengaruh evaporasi adalah angin, gelombang air dan temperature. Evaporasi menyebabkan minyak tertinggal dalam air mengalami peningkatan densitas dan viskositas. c. Pelarutan. Proses ini tidak signifikan dari sudut perpindahan massa tetapi penting dalam proses biodegradasi. Aromatik dengan berat molekul kecil dan bersifat paling toksik adalah paling larut air dibanding senyawa minyak lainnya (NAS, 1985). Kecepatan pelarutan dipengaruhi oleh proses foto-oksidasi dan proses biologis. d. Foto-oksidasi. Dalam kondisi aerobic dan terpapar sinar matahari, minyak aromatic dapat ditransformasi menjadi senyawa lebih sederhana. Senyawa lebih sederhana ini (hydroperoxides, aldehydes, ketones, phenols, dan carboxylic acids) bersifat lebih larut air sehingga meningkatkan laju biodegradasi tetapi lebih toksik (Nicodem et al. 1997). e. Dispersi. Penyebaran ini terjadi karena proses gradient konsentrasi dengan membentu formasi emulsi minyak-air (butiran minyak dalam kolom air) sehingga memperluas permukaan butir minyak. Emulsi
  • 8. 8 minyak-air dapat terjaga dengan agitasi (angin dan gelombang adalah contoh agitasi alamiah), atau dengan penambahan dispersan. f. Emulsifikasi. Emulsifikasi adalah proses perubahan status dari butiran minyak dalam air menjadi butiran air dalam minyak (disebut juga chocolate mousse). Bahan asphaltic dapat meningkatkan emulsifikasi, akan tetapi emulsifikasi akan mempersulit pembersihan minyak. g. Lain-lain. Termasuk di sini adalah proses absorpsi minyak pada zat padat air, sedimentasi dan formasi butir tar. Berbeda dengan proses fisik kimia sebagai perpindahan massa antar media lingkungan, proses biodegradasi adalah proses perpindahan massa dari media lingkungan ke dalam massa mikroba (menjadi bentuk terikat dalam massa mikroba) sehingga minyak hilang dari air. Hasil proses biodegradasi adalah umumnya karbondioksida (CO2) dan metana yang kurang berbahaya dibanding minyak pada besaran konsentrasi yang sama. Pada gambar 1 dijelaskan bahwa CO2 yang berasal dari minyak nabati dan CO2 yang berasal dari minyak bumi (fosil), sama-sama berpotensi sebagai ”pencemar”. Bedanya adalah bahwa CO2 yang berasal dari minyak bumi ”menambah” CO2 yang sebelumnya ”terkubur” di dalam materi hidrokarbon di dalam perut bumi, sementara bahan bakar dari tumbuh-tumbuhan merupakan bagian dari siklus karbon yang setimbang di atas permukaan bumi.
  • 9. 9 Gambar 1. Kandungan CO2 yang berasal dari minyak (sumber : www.co2logic.com/Images/carbon%20cycle.jpg) Mikroba yang mampu menguraikan minyak adalah tersedia di alam laut yaitu sekitar 200 spesies bacteria, ragi dan fungi. Bacteria terpenting adalah Achromobacter, Acinetobacter, Alcaligenes, Arthrobacter, Bacillus, Brevibacterium, Cornybacterium, Flavobacterium, Nocardia, Pseudomonas, Vibrio; ragi dan fungsi adalah Aspergillus, Candida, Cladosporium, Penicillium, Rhodotorula, Sporobolomyces, Trichoderma (Leahy and Colwell, 1990). Berdasarkan kemampuan proses biodegradasi, potensi senyawa minyak yang dapat diuraikan oleh mikroba adalah sebagai berikut: 1) Hidrokarbon jenuh. Umumnya nalkanes siap untuk diuraikan mikroba menjadi alcohol, aldehydes, atau fatty acid. Branched alkanes dan Cycloalkanes adalah sulit diuraikan mikroba (Atlas, 1995). 2) Aromatik. Umumnya aromatic sulit terurai biologis tetapi aromatic dengan berat molekul rendah (naphthalene) dapat terurai biologis (Prince, 1993). 3) Resin dan asphalt. Senyawa ini mempunyai struktur kompleks dan sulit diuraikan secara biologis, tetapi dalam konsentrasi rendah dapat terurai biologis secara cometabolisme (Leahy and Colwell, 1990). Pengendalian Risiko Pencemaran Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.19/1999, pencemaran laut diartikan dengan masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan laut oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan laut tidak sesuai lagi dengan baku mutu dan/atau fungsinya (Pramudianto, 1999). Sedangkan Konvensi Hukum Laut III (United Nations Convention on the Law of the Sea = UNCLOS III) memberikan pengertian bahwa pencemaran laut adalah perubahan dalam lingkungan laut termasuk muara sungai (estuaries) yang menimbulkan akibat yang buruk sehingga dapat merugikan terhadap sumber daya laut hayati (marine living resources), bahaya terhadap kesehatan manusia,
  • 10. 10 gangguan terhadap kegiatan di laut termasuk perikanan dan penggunaan laut secara wajar, memerosotkan kualitas air laut dan menurunkan mutu kegunaan dan manfaatnya (Siahaan, 1989). Pemulihan ekosistem berdasarkan kelakuan pencemar minyak dapat dilakukan dengan pendekatan resiko jejaring pencemar. Berikut ini diketengahkan beberapa contoh pendekatan pemulihan ekosistem berdasar pengendalian risiko. Pengendalian pencemaran pada tempat kejadian. Resiko penyebaran pencemaran dan perluasan dampak dapat ditekan secara maksimal. Pendekatan ini dengan mengarahkan teknologi pemulihan yang diterapkan di tempat pencemaran (in-situ remediation). Pemulihan setempat dapat dilakukan untuk wilayah pesisir, termasuk lahan basah, muara, pantai dan laut lepas yang dapat terjangkau. Pengendalian media perjalanan pencemar. Pemompaan air laut adalah contoh pengendalian perjalanan pencemar dan dilanjutkan dengan pemulihan di luar tempat (ex-situ remediation). Penutupan sediment pantai, injeksi oksigen dan bahan kimia ke dalam air laut adalah contoh pengendalian perjalanan pencemar dengan pemulihan setempat (insitu remediation). Pengendalian penerima pencemar dapat dilakukan dengan cara memodifikasi akses bagi penerima pencemar potensial. Beberapa contoh adalah pengalihan jalur transport menjauh tempat kejadian pencemaran, pelindung bagi petugas pemulih ekosistem, larangan konsumsi hewan laut dalam radius 25 km dari kejadian pencemaran. AMDAL dalam Pembangunan Berwawasan Lingkungan Pelaksanaan AMDAL secara benar dan terencana merupakan suatu usaha dalam pengendalian sumberdaya alam yang lestari. AMDAL sendir mempunyai arti yaitu suatu kajian mengenai dampak besar dan penting dari usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup dan diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan. Sedangkan UKL-UPL merupakan upaya yang dilakukan dalam pengelolaan dan pemantauan
  • 11. 11 lingkungan hidup oleh penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan yang tidak wajib melakukan AMDAL (Anonim, 2009). Pelaksanaan AMDAL menjadi salah satu bagian utama dalam setiap pembangunan karena akhir-akhir ini pencemaran laut yang merupakan dampak dari suatu pelaksanaan pembangunan telah menjadi suatu masalah yang perlu ditangani secara sungguh-sungguh. Hal ini berkaitan dengan semakin meningkatnya kegiatan manusia dalam usaha memenuhi kebutuhan hidupnya. Di samping menghasilkan produk-produk yang diperlukan bagi kehidupannya, kegiatan manusia menghasilkan pula produk sisa (limbah) yang dapat menjadi bahan pencemar (polutan). Cepat atau lambat polutan itu sebagian akan sampai di laut. Hal ini perlu dicegah atau setidak-tidaknya dibatasi hingga sekecil mungkin.Sebagian besar wilayah Republik Indonesia berupa perairan laut yang letaknya sangat strategis. Perairan laut Indonesia selain dimanfaatkan sebagai sarana perhubungan lokal maupun internasional, juga memiliki sumber daya laut yang sangat kaya dan penting antara lain sumber daya perikanan, terumbu karang, mangrove, bahan tambang, dan pada daerah pesisir dapat dimanfaatkan sebagai obyek wisata yang menarik. EKONOMI EKOLOGI SOSIAL Paradigma Pembangunan Yang berpusatkan Pada Rakyat Paradigma Pembangunan Berkelanjutan Paradigma Pembangunan Sosial Paradigma Pembangunan Berwawasan Lingkungan
  • 12. 12 Gambar 2. Hubungan antar paradigma pembangunan (Harry, 1995) Pada gambar 2 mendeskripsikan suatu konsep tentang Perspektif Ilmu Lingkungan dalam paradigma pembangunan yang dikenal sebagai pembangunan berwawasan lingkungan (Environmental Development). Dimana wilayah pesisir dam laut mempunyai arti penting bagi kehidupan makhluk hidup seperti manusia, ikan, tumbuh-tumbuhan, dan biota lainya. Hal ini menunjukkan bahwa sektor kelautan mempunyai potensi yang sangat besar untuk dapat ikut mendorong pembangunan di masa kini maupun masa depan. Oleh karena itu, wilayah pesisir dan laut yang merupakan salah satu sumber daya alam yang sangat perlu untuk dilindungi. Hal ini berarti pemanfaatannya harus dilakukan dengan bijaksana dengan memperhitungkan kepentingan generasi sekarang dan yang akan datang. Agar laut dapat bermanfaat secara berkelanjutan dengan tingkat mutu yang diinginkan, maka kegiatan pengendalian dan/atau perusakan laut menjadi sangat penting. Pengendalian pencemaran dan/atau perusakan ini merupakan salah satu bagian dari kegiatan pengelolaan lingkungan hidup. Pengelolaan sumberdaya alam harus tetap mengedepankan kelestarian sumberdaya alam dan kesejahteraan rakyat. Proses penyusunan undang-undang dan juga implementasi teknis (seperti kontrak karya) harus transparan. Sekali udang-undang ditetapkan, jangan lagi upaya untuk mengakalinya dengan melakukan perubahan untuk menjual sumberdaya kepada negara asing. Pemerintah Indonesia harus mampu untuk mengupayakan terciptanya sistem struktur hukum dan peraturan perundangan yang yang transparan. Kondisi ini diperlukan untuk menghormati nilai keabsahan kontrak itu sendiri, selain bisa memberikan gambaran yang lebih jelas menyangkut wewenang lembaga administrasi pemerintahan yang bertanggungjawab menjalankan hukum dan kebijakan pemerintah demi peningkatan kesejahteran masyarakat. Kesimpulan
  • 13. 13 Karakteristik minyak mentah mempunyai perbedaan sesuai dengan sumbernya. Dimana minyak olahan berbeda karakteristik sesuai proses pengolahan, dan apabila tumpah pada ekosistem maka kelakuan fisik kimia minyak bersifat site-specific. Kekhususan tempat tersebut menentukan pendekatan pengendalian resiko pencemaran dan pilihan teknologi remediasi (melokalisasi dan mengambil semaksimal mungkin tumpahan minyak dari laut). Permasalahan pencemaran dan kerusakan lingkungan pesisir dan laut merupakan isu yang penting untuk ditangani mengingat besarnya ketergantungan terhadap sumber daya pesisir dan laut serta luasnya dampak yang diakibatkan pencemaran tersebut. Untuk itu perlu dilakukan langah-langkah pencegahan dan penanggulangan terhadap berbagai kegiatan yang dapat memacu terjadinya pencemaran dan kerusakan lingkungan laut. Terjadinya pencemaran dan kerusakan lingkungan perairan adalah pembungan limbah yang tidak terolah sempurna atau bahkan tidak diolah sama sekali ke perairan. Pemerintah bIndonesia harus mampu untuk mengupayakan terciptanya sistem struktur hukum dan peraturan perundangan yang yang transparan, sehingga dalam pemanfaatan sumberdaya alam harus dilakukan dengan bijaksana dan memperhitungkan kepentingan generasi sekarang dan yang akan datang. Daftar Pustaka Anonim. 2005. Peraturan Presiden Republik Indonesia No 7 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menegah Nasional tahun 2004-2009. Jakarta ; Lembaran Negara RI Tahun 2005 Nomor 11. Anonim. 2009. Di akses dari www.google.com. Hari Senin tanggal 9 Januari 2009. Atlas, R.M., 1995. Petroleum biodegradation and oil spill bioremediation. Marine Pollution Bulletin, 31, 178-182. Fauzi, Akhmad. 2004. Ekonomi Sumberdaya Alam dan Lingkungan. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
  • 14. 14 Jokuty, P., Whiticar, S.P., Wang, Z., Fingas, M., Lambert, P., Fieldhouse, B., and Mullin, J., 2000. A Catalogue of Crude Oil and Oil Product Properties. Environmental Protection Service, Environment Canada, Ottawa, ON. Leahy, J.G.; Colwell, R.R., 1990. Microbial Degradation of hydrocarbons in the environment. Microbial Reviews, 53(3), 305-315. Mangkoedihardjo Sarwoko, 2005. Seleksi Teknologi Pemulihan untuk Ekosistem Laut Tercemar Minyak. Seminar Nasional Teori dan Aplikasi Teknologi Kelautan ITS. Surabaya. 24 November 2005. National Academy of Sciences, 1985. Oil in the Sea: Inputs, Fates and Effects. National Academy Press. Washington DC. Nicodem, D.E., Fernandes, M.C., Guedes, C.L.B., Correa, R.J., 1997. Photochemical processes and the environmental impact of petroleum spills. Biogeochemistry, 39, 121-138. Pramudianto, Bambang, 1999. Sosialisasi PP No.19/1999 tentang Pengendalian Pencemaran dan atau Perusakan Laut, Prosiding Seminar Sehari Teknologi dan Pengelolaan Kualitas Lingkungan Pesisir dan Laut, Bandung: Jurusan Teknologi Lingkungan ITB. Prince, R.C., 1993. Petroleum spill bioremediation in marine environments. Critical Rev. Microbiol. 19, 217-242. Siahaan, N.H.T, 1989. Pencemaran Laut dan kerugian yang Ditimbulkan (I), dalam Harian Angkatan Bersenjata, Jakarta: 8 Juni 1989. Xueqing Zhu, Albert D. Venosa, Makram T. Suidan, and Kenneth Lee, 2001. Guidelines for the Bioremediation of Marine Shorelines and Freshwater Wetlands. U.S. Environmental Protection Agency. Cincinnati, OH 45268. www.co2logic.com/Images/carbon%20cycle.jpg, diakses pada hari Selasa tanggal 10 Februari 2009. oooOooo