Hadits Arbain 35 tentang Sesama Muslim Bersaudara.pptx
Cintailah allah dan bercintalah karenanya
1. 1
Catatan Sore:
“Cintailah Allah dan Bercintalah Karenanya”
Allah berfirman:
“Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah,
ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni
dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang”. (QS Âli ‘Imrân [3]: 31)
Cinta adalah salah satu pesan agung yang Allah sampaikan
kepada umat manusia sejak awal penciptaan makhluk-Nya.
Dalam salah satu hadis yang diterima dari Abu Hurairah,
Rasulullah SAW bersabda, ''Ketika Allah mencipta makhluk-
makhluk-Nya di atas ‘Arsy, Dia menulis satu kalimat dalam kitab-
Nya, 'Sesungguhnya cinta kasihku mengalahkan amarahku'.'' (HR
Muslim). Atau dalam versi yang lain, ''Sesungguhnya cinta
kasihku mendahului amarahku.'' (HR Muslim).
Dalam kehidupan manusia, cinta sering direfleksikan dalam
bentuk dan tujuannya yang beragam. Ada dua bentuk cinta.
Pertama, cinta karena Allah. Kedua, cinta karena manusia.
Seseorang yang mencintai orang lain karena Allah dan Rasul-
Nya, maka ia akan mengarahkan cinta itu sebagai media efektif
untuk saling memperbarui dan introspeksi, sudah sejauh mana
pengabdian kita kepada Allah. Cinta model ini akan berujung
pada kepatuhan total dan ketundukan tulus, bahwa apa yang
dilakukannya adalah semata-mata karena pembuktian cintanya
kepada Allah dan Rasul-Nya.
Seseorang yang mencintai orang lain karena manusia, akan
banyak menimbulkan persoalan serius. Cinta ini sifatnya singkat,
karena cinta model ini biasanya muncul karena dorongan
material dan hawa nafsu. Dua hal yang sering membuat manusia
lalai dalam kenikmatan duniawi.
2. 2
Rabi'ah al-Adawiyah, seorang tokoh sufi wanita terkemuka,
suatu ketika pernah berlari-lari di jalan sambil membawa seember
air dan api. Ketika ditanya oleh seseorang tentang apa yang
sedang dilakukannya, Rabi'ah tegas menjawab bahwa ia
membawa air untuk menyiram api neraka, dan membawa api
untuk membakar surga. Rabi'ah memberikan alasan, bahwa
hanya karena niat ibadah untuk memperoleh surga dan terhindar
dari api neraka inilah, kebanyakan manusia melupakan tujuan
hakiki ibadahnya. Padahal, ibadah bukanlah bertujuan untuk
memperoleh surga atau menghindari neraka. Ibadah merupakan
bentuk “cinta tulus-ikhlas” kepada Allah semata.
Pergaulan hidup juga mesti dilandasi cinta. Dengan itu,
kehidupan akan berjalan harmonis dan langgeng. Cinta yang
diajarkan Allah SWT adalah cinta yang berujung pada keabadian,
karena Allah sendiri adalah Zat yang abadi dan tak pernah rusak.
Maka, keabadian, keharmonisan, dan kesejahteraan umat
manusia akan tercapai jika cinta yang ada pada diri manusia
ditujukan semata-mata karena Allah. Allah SWT sendiri yang
mengingatkan manusia, bahwa Dia tidak akan pernah
mendahulukan amarah-Nya. Cinta Allah yang menyebar di alam
semesta inilah yang menjadi bukti bahwa keharmonisan itu
benar-benar terjadi.
Seseorang yang tidak melakukan cinta model yang Allah
SWT ajarkan tidak akan berhasil mendapatkan cinta Allah.
Dalam salah satu hadisnya, Rasulullah SAW bersabda, ''Siapa
yang tidak mencintai manusia, maka ia tidak akan Allah cintai.''
(HR al-Bukhari). Model cinta yang Allah ajarkan adalah cinta
tertinggi, kerena selain berakibat pada kebahagiaan abadi di
akhirat, imbasnya bagi kehidupan dunia pun akan terasa.
Wallâhu A'lam.
Ngadisuryan-Yogyakarta, Sabtu – 27 Februari 2016