2. PROFIL ABU BAKAR
Lahir di Mekkah, pada tahun 572 M (2,5 tahun pasca tahun Gajah)
Wafat 23 Agustus 634 (21 Jumadil Akhir 13 H) pada usia 62 tahun
As Sabiqun Al Awwalun
Menjadi khalifah pertama sepeninggal Rasulullah SAW selama 2 tahun.
Ayah dari Aisyah r.a
Nama lengkap Abdullah bin Abi Kuhafah At-Tamimi.
Nama kecilnya adalah Abdul Ka'bah, diganti oleh Rasulullaah Abdullah
Gelar Abu Bakar diberikan Rasulullah karena cepatnya dia masuk Islam
Gelar Ash Shiddiq yang berarti 'amat membenarkan' adalah gelar yang
diberikan kepadanya lantaran ia segera membenarkan Rasulullah SAW
dalam berbagai peristiwa.
Dari garis kedua orang tua, Usman bin Amir bin Amr bin Sa'ad bin Taim bin
Murra bin Ka'ab bin Lu'ayy bin Talib bin Fihr bin Nadr bin Malik (ayah), dan
Ummu Khair Salama binti Skhar (suku Quraisy) terlihat,
Abu Bakar termasuk dari suku terhormat, yakni suku Taim (ayah) dan
Quraisy (ibu). Kedua suku ini banyak melahirkan orang besar.
3. Memeluk Islam
Abu Bakar masuk Islam pada usia 38 tahun, setelah diajak oleh
Rasulullah SAW
Abu Bakar mendakwahkan Islam kepada Utsman bin Affan,
Zubair bin Awwam, Thalhah bin Ubaidillah, Saad bin Abi Waqqas
dab beberrapa tokoh penting lain
Istri beliau Qutaylah binti Abdul Uzza tidak menerima ajaran
Islam sebagai agama sehingga beliau ceraikan
Istrinya yang lain Ummu Ruman memeluk Islam
Semua anaknya memeluk Islam kecuali Abdurrahman sehingga
berpisah
4. As Sabiquun Al Awwalun
ِ
ر ِاجَهُمأال َنِم َونُل َّوَ أ
اْل َونُقِباَّسال َو
ا َينِذَّال َو ِ
ارَصأنَ أ
اْل َو َين
أمُهوُعَبَّت
وُضَر َو أمُهأنَع ُ َّ
َّللا َي ِ
ضَر ٍانَسأحِإِب
ٍتاَّنَج أمُهَل َّدَعَأ َو ُهأنَع ا
ي ِ
رأجَت
دَبَأ اَهيِف َينِدِلَاخ ُارَهأنَ أ
اْل اَهَتأحَت
ُميِظَعأال ُز أوَفأال َكِلََٰذ ۚ ا
Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk
Islam) di antara orang-orang Muhâjirin dan Anshâr serta orang-
orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allâh ridha kepada
mereka dan merekapun ridha kepada Allâh, dan Allâh
menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-
sungai di dalamnya; mereka kekal di dalamnya selama-
lamanya. Itulah kemenangan yang besar. [at-Taubah/9:100]
5. Khadijah binti Khuwailid (55 th)
Ali bin Abi Thalib (8 th)
Abu Bakar Ash Shiddiq (38 th)
Zaid bin Haritsah
Utsman bin Affan
Zubair
Sa’ad bin Abi Waqqash
Thalhah bin Ubaidillah (11 th)
Abdurrahman bin Auf
Abu Ubaidah bin Al Jarrah
Abu Salamah bin Abdul Asad
Arqam bin Abil Arqam (12 th)
Utsman bin Madz’un
Ubaidah bin Al Harits (50 th)
Said bin zaid bin Amru
Asma’ binti As Shadiq
Khabab bin Al Arat
Amir bin Abi Waqqash
Abdullah bin Mas’ud
Mas’ud bin Rabi’ah
Sulaith bin Amru
‘Iyas bin Abi Rabi’ah
dll
6. Firman Allah Ta’ala,
ِلأبَق نِم َقَفنَأ أنَّم مُكنِم يِوَتأسَي َ
َل
ِئَل أوُأ َلَتاَق َو ِحأتَفأال
ةَجَرَد ُمَظأعَأ َك
ُلَتاَق َو ُدأعَب نِم واُقَفنَأ َينِذَّال َنِم
أسُحأال ُ َّ
َّللا َدَع َو ّلُك َو وا
اَمِب ُ َّ
َّللا َو َىن
يرِبَخ َونُلَمأعَت
“Tidak sama di antara kalian orang yang menafkahkan
(hartanya) dan berperang sebelum penaklukan (Mekah). Mereka
lebih tingi derajatnya daripada orang-orang yang menafkahkan
(hartanya) dan berperang sesudah itu. Allah menjanjikan kepada
masing-masing mereka (balasan) yang lebih baik. Dan Allah
mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Muhammad: 10).
Ada pendapat Al Fath dalam ayat ini adalah Perjanjian
Hudaibiyyah
7. Diantaranya firman Allah,
أذِإ َينِنِمؤأُمأال ِنَع ُ َّ
َّللا َي ِ
ضَر أدَقَل
َجَّشال َتأحَت ََكنوُعِياَبُي
يِف اَم َمِلَعَف ِةَر
ِهأيَلَع َةَنيِكَّسال َلَنزَأَف أمِهِبوُلُق
يبا ِ
رَق حاأتَف أمُهَباَثَأ َو أم
Sesungguhnya Allah telah ridha terhadap orang-orang mukmin ketika
mereka berjanji setia kepadamu di bawah pohon, maka Allah
mengetahui apa yang ada dalam hati mereka lalu menurunkan
ketenangan atas mereka dan memberi balasan kepada mereka dengan
kemenangan yang dekat (waktunya). (QS. al-Fath: 18).
Dalam hadis dari Jabir bin Abdillah r.a. , Nabi SAW bersabda:
َت َعَياَب أنَّمِم دَحَأ َارَّنال ُلُخأدَي ََل
ِةَرَجَّشال َتأح
“Orang yang ikut baiat ridhwan – yang dilakukan di bawah pohon tidak
ada satupun yang masuk neraka.” (HR. Abu Daud 4655, Turmudzi
4233, Ahmad 14778 dan dishahihkan Syuaib al-Arnauth).
8. Penyiksaan Kafir Quraisy
Pada masa awal Islam
banyak sahabat yang
mengalami siksaan
dari penduduk
Mekkah
Penyiksaan paling
berat dialami para
budak
Abu Bakar berusaha
membebaskan para
budak dengan
membeli dan
memerdekakannya
9. Mendampingi Hijrah Rasulullah
Peristiwa Hijrah tahun 622 M (Tahun 13 Kenabian)
Pertemuan Petinggi Quraisy di Daarun Nadwah
memutuskan konspirasi pembunuhan Muhammad
SAW
“Dan (ingatlah), ketika orang-orang kafir (Quraisy) memikirkan daya
upaya terhadapmu untuk menangkap dan memenjarakanmu atau
membunuhmu, atau mengusirmu. mereka memikirkan tipu daya dan
Allah menggagalkan tipu daya itu. dan Allah Sebaik-baik pembalas
tipu daya.” (Al Anfal: 30)
10. Kekalahan Makar Quraisy
Hilangnya kaum muslimin secara tiba-tiba dari
interaksi pergaulan sosial Kota Makkah.
Penugasan Ali bin Abu Thalib menggantikan
posisi tidur rasulullah.
Muhammad lolos, Makkah Siaga I
Sayembara penangkapan Muhammad
berhadiah 100 ekor unta.
Rasulullah pergi ditemani Abu Bakar Ash
Shiddiq
11. Strategi Hijrah
Menjaga kerahasiaan
misi perjalanan, bahkan
thdp keluarga dan orang
dekat
Mengecoh dan
menghilangkan jejak;
mengarah ke selatan
dan sembunyi 3 hari di
Gua Tsur
Penugasan orang-orang
yang tepat; Asma binti
Abu Bakar dan Amir bin
Fuhairah, Abdullah bin
Abu Bakar (spionase),
Abdullah bin Uraiqith
(guide)
12. Jikalau kamu tidak menolongnya (Muhammad) Maka Sesungguhnya
Allah telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir (musyrikin
Mekah) mengeluarkannya (dari Mekah) sedang Dia salah seorang dari
dua orang ketika keduanya berada dalam gua, di waktu Dia berkata
kepada temannya: "Janganlah kamu berduka cita, Sesungguhnya Allah
beserta kita." Maka Allah menurunkan keterangan-Nya kepada
(Muhammad) dan membantunya dengan tentara yang kamu tidak
melihatnya, dan Al-Quran menjadikan orang-orang kafir Itulah yang
rendah. dan kalimat Allah Itulah yang tinggi. Allah Maha Perkasa lagi
Maha Bijaksana. (At Taubah: 40)
13. Orang terbaik setelah Rasulullah
Disebutkan dalam riwayat sahabat Ibnu Umar
Radhiyallahu anhuma, bahwa beliau mengatakan:
َز يِف ِ
اسَّنال َأنيَب ُرَِيخُن اَّنُك
ُ َّ
َّللا ىَّلَص ِيِبَّنال ِنَم
َمَّلَس َو ِهأيَلَع
أب َرَمُع َّمُث ، ٍ
رأكَباَبَأ ُرَِيخُنَف
َانَمأثُع َّمُث ،ِباََّطخال َن
َانَّفَع َأنب
أمُهأنَع ُ َّ
َّللا َي ِ
ضَر
Kami (para sahabat) pernah menilai orang terbaik di zaman Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa sallam , maka kami dapatkan yang
terbaik adalah Abu Bakar Radhiyallahu anhu , kemudian Umar
bin Khattâb Radhiyallahu anhu , kemudian Utsmân bin Affân,
mudah-mudahan Allâh meridhai mereka semua”. [HR. al-
Bukhâri, no. 3655]
14. Senantiasa Mendampingi Rasulullah
Menemani hijrah
Mewakili Rasulullah dalam berbagai kesempatan
Ali bin Abi Thâlib r.a. mengatakan ketika hadir
pada wafatnya Umar bin Khattab r.a. :
ِاحأص أعأم ُ ه
َّللا أكألأعْجأي ْنأأ وُجْرأ أ
َل ُتْنُك ْنِإ
أأ ُتْنُكاأم اًيرِثأك يِنأ ِ
َل ،أكْيأب
ِ ه
َّللا ألوُسأر ُعأمْس
ُلوُقأي أمهلأسأو ِهْيألأع ُ ه
َّللا ىهلأص
:
أعأفأو ،ُرأمُعأو ٍ
رْكأبوُبأأأو ُتْنُك
ُرأمُعأو ٍ
رْكأبوُبأأأو ُتْل
،
ُرأمُعأو ٍ
رْكأبوُبأأأو ُتْقألأطْناأو
Aku sangat berharap Allâh akan mengumpulkanmu bersama dua
sahabatmu (Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan Abu Bakar),
sungguh sangat sering aku mendengar Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa
sallam mengisahkan, ‘Aku pernah bersama Abu Bakar dan Umar, Aku
telah mengerjakan bersama Abu Bakar dan Umar, Aku telah pergi
bersama Abu Bakar dan Umar.” [HR. al-Bukhâri, no. 3677]
15. Paling Dicintai Rasulullah
Suatu ketika Rasûlullâh SAW menugaskan sahabat ‘Amru bin
‘Ash r.a. untuk memimpin pasukan Dzatus Salasil, maka ia pun
menghampiri Rasûlullâh SAW dan bertanya :
؟َأكيَلِإ ُّبَحَأ ِ
اسَّنال ُّيَأ
َلاَق
:
،ُةَشِئاَع
ُتألُقَف
:
ِلاَج ِ
الر َنِم
؟
َلاَقَف
:
،اَهوُبَأ
ُتألُق
:
؟أنَم َّمُث
َلاَق
:
ا ُأنب ُرَمُع َّمُث
ِباََّطخل
,
اَلَج ِ
ر َّدَعَف
Siapakah orang yang paling engkau cintai? Beliau Shallallahu ‘alaihi wa
sallam menjawab, ‘Aisyah.’ Aku bertanya, ‘(Maksudku) dari kaum laki-
laki?’ Beliaupun menjawab, ‘Ayahnya (yaitu Abu Bakar)’ Aku bertanya
lagi, ‘Kemudian siapa lagi?’ Beliau menjawab, ‘Umar bin Khattab.’
Kemudian beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan beberapa
orang yang dicintainya. [HR. al-Bukhâri, no. 3662, Muslim, no. 2384]
17. “Siapakah diantara kalian yang berpuasa pada hari ini?’ Abu
Bakar menjawab,’Saya.’ Beliau SAW bersabda, ‘Siapakah
diantara kalian yang telah mengantar jenazah hari ini?’ Abu
Bakar pun menjawab, ‘Saya.’ Beliau Shallallahu ‘alaihi wa
sallam kembali bertanya, ‘Siapakah diantara kalian yang telah
memberi makan orang miskin hari ini?’ Abu Bakar menjawab
lagi, ‘Saya.’ Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam masih bertanya
lagi, ‘Siapakah diantara kalian yang telah menjenguk orang sakit
hari ini?’ Abu Bakar pun menjawab lagi, ‘Saya.’ Lalu Rasûlullâh
Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Tidaklah amal-amal
yang telah disebutkan tadi berkumpul pada satu orang,
melainkan ia akan masuk surga.’. [HR. Muslim, no. 1028]
18. Saat persiapan pemberangkatan pasukan muslimin
ke Tabuk, Umar bin Khaththab bermaksud
“mengalahkan” Abu Bakar dalam berinfaq, ternyata
tidak bisa. Sampai Umar bin Khattab berkata:
ادَبَأ ٍءأيَش ىَلِإ ُهُقِبأسَأ ََل
Selamanya, aku tidak akan dapat mengalahkannya dalam hal
apapun [HR Tirmidzi, no. 3675]
19. Syaikhul Islam Ibnul Qayyim rah. mengomentari sikap
keteladanan yang ditampilkan Abu Bakar r.a. dengan
mengatakan,
“Demikianlah semua sahabat yang telah Rasûlullâh SAW janjikan
masuk surga, ataupun orang yang diberitahu bahwa ia telah
diampuni, ia maupun sahabat yang lain tidak kemudian memahami
bebasnya mereka dalam berbuat dosa maupun ma’siat, ataupun
merasa terbebas untuk meninggalkan segala kewajiban, justru mereka
lebih bersungguh-sungguh dalam ibadah serta semakin takut
kepada-Nya daripada sebelum mereka mendapatkan kabar
gembira itu, sebagaimana yang dicerminkan oleh sepuluh orang
sahabat yang dijanjikan masuk surga, Abu Bakar Radhiyallahu anhu
adalah sosok yang sangat berhati-hati dan takut kepada Allâh.” [Kitab
al-Fawâ’id, hlm. 17, cetakan Darul Kutub al-Ilmiyyah].
20. Kekokohan Imannya Diakui Rasulullah
‘Ammâr bin Yâsir r.a. mengatakan:
َس َو ِهأيَلَع ُ َّ
َّللا ىَّلَص ِ َّ
َّللا َلوُسَر ُأتيَأ َر
َمَّل
ُهَعَم اَم َو
َّ
َلِإ
،ٍدُبأعَأ ُةَسأَمخ
ِانَتَأ َرأام َو
ٍ
رأكَب وُبَأ َو
Aku melihat Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam (pada awal da’wah
beliau) hanya bersama lima orang budak, dua orang wanita dan Abu Bakar
[HR. al-Bukhâri, no. 3660]
Hal ini tidak akan pernah terlupakan oleh Rasûlullâh SAW, beliau
bersabda:
أبَذَك أمُتألُقَف أمُكأيَلِإ يِنَثَعَب َ َّ
َّللا َّنِإ
اَسا َو َو ،َقَدَص ٍ
رأكَبوُبَأ َلاَق َو ،َت
،ِهِلاَم َو ِهِسأفَنِب يِن
يِب ِاحَص يِل واُك ِ
ارَت أمُتأنَأ ألَهَف
Sesungguhnya Allâh mengutusku kepada kalian, akan tetapi kalian justru
(dahulu) mengatakan, ‘Engkau telah berdusta.’ Sementara Abu Bakar
Radhiyallahu anhu mengatakan, ‘Dia (Muhammad n ) telah jujur. Abu Bakar
pun banyak membantuku dengan jiwa dan hartanya, apakah kalian akan
meninggalkan sahabatku itu?’ [HR. al-Bukhâri, no. 3661]
21. Lemah Lembut dan Pemaaf
Abu Bakar marah dan bersumpah tidak akan
menafkahi Mishthoh bin Utsatsah yang terlibat
dalam menyebarkan hadiitsul ifki. Hingga turun ayat:
َّسال َو أمُكأنِم ِلأضَفأال وُلوُأ ِلَتأأَي َ
َل َو
ُقأال يِلوُأ واُتؤأُي أنَأ ِةَع
َٰ
ىَب أر
يِبَس يِف َين ِ
ر ِاجَهُمأال َو َينِكاَسَمأال َو
َيأل َو واُفأعَيأل َو ۖ ِ َّ
َّللا ِل
َ
َلَأ ۗ واُحَفأص
َو ۗ أمُكَل ُ َّ
َّللا َرِفأغَي أنَأ َُّونب ِحُت
يم ِحَر ورُفَغ ُ َّ
َّللا
Dan janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan
kelapangan di antara kamu bersumpah bahwa mereka (tidak)
akan memberi (bantuan) kepada kaum kerabat (nya), orang-
orang yang miskin dan orang-orang yang berhijrah pada jalan
Allâh, dan hendaklah mereka mema’afkan dan berlapang dada.
Apakah kamu tidak ingin Allâh mengampunimu? Dan Allâh
adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang? [an-Nûr/24:22].
22. Maka Abu Bakar r.a. segera mengatakan:
ِفأغَي أنَأ ُّب ِحُ َ
ْل يِنِإ ِ َّ
َّللا َو ىَلَب
أسِم ىَلِإ َعَجَرَف ،يِل ُ َّ
َّللا َر
َانَك يِذَّال ٍحَط
ِهأيَلَع ي ِ
رأجُي
“Ya, demi Allâh, sungguh aku lebih suka Allâh mengampuni
dosaku.” Kemudian Beliau Radhiyallahu anhu kembali
memberikan nafkah kepada Mishthah. [HR. al-Bukhâri, no. 2661
dan Muslim, no. 2770. Lihat pula Tafsir Ibnu Katsir, 6/20]
Menyikapi tawanan Badar Abu Bakar lebih memilih
memaafkan dan meminta denda (tebusan),
berkebalikan Umar bin Khattab yang ingin
menghabisi mereka.
23. Isyarat Rasulullah Memilih Abu Bakar
Diminta menggantikan sebagai imam sholat
berjamaah saat Rasulullah SAW sakit.
Rasûlullâh SAW bahkan berangan-angan untuk
menuliskan wasiat sekalipun akhirnya tidak
terlaksana, ketika beliau bersabda :
َّتَح ،َِاكخَأ َو ،ِاكَبَأ ، ٍ
رأكَب اَبَأ يِل يِعأدا
ِإَف ،اابَتِك َبُتأكَأ ى
أنَأ َُافخَأ يِن
لِئاَق ُلوُقَي َو ٍنَمَتُم ىَّنَمَتَي
:
َو ُهللا ىَبأأَي َو ،ىَل أوَأ َانَأ
َّ
َلِإ َونُنِمؤأُمأال
ٍ
رأكَباَبَأ
Panggilkan Abu Bakar ayahmu, dan juga saudaramu agar aku
tuliskan sebuah wasiat, karena sungguh aku khawatir akan
ada orang yang bercita-cita, atau ada yang mengatkan, ‘Aku
lebih berhak,’ sementara Allâh dan orang-orang yang beriman
merasa enggan kecuali hanya kepada Abu Bakar”. [HR.
Muslim, no. 2387]
24. Menjelang Wafat Rasulullah
Selama Rasulullah SAW sakit Abu Bakar ditunjuk
sebagai pengganti imam sholat
Saat Rasulullah SAW wafat Abu Bakar menghadapi
dengan sabar dan tabah
Musyawarah pemuka Muhajirin dan Anshor
menyepakati penunjukan Abu Bakar sebagai
pemimpin umat Islam (khalifah) pada tahun 632 M
25. Kepemimpinan Abu Bakar
Keshalehan dan semangat keislaman Abu
Bakar sangat luar biasa shg diapresiasi kaum
muslimin dg jabatan khalifah.
Sebagai pemimpin Abu Bakar tetap tawadlu
dan tidak otoriter, dan menjadikan hukum
Allah sebagai
ukuran.
26. Pidato Abu Bakar Ash Shiddiq
“Wahai saudara-saudarku! Kalian telah membaiat
saya sebagai khalifah (kepala negara).
Sesungguhnya saya tidaklah lebih baik
daripada kalian. Oleh karenanya apabila saya
berbuat baik maka tolonglah dan bantulah saya
dalam kebaikan itu. Tetapi jika saya berbuat
kesalahan, maka nasihatilah saya.
Taatlah kepada saya selama saya taat kepada Allah
SWT dan Rasul-Nya, dan janganlah kalian mentaati
saya jika saya berbuat maksiat kepada Allah SWT
dan Rasulnya!”
27. Lembut Tapi Tegas
Sejak sebelum Islam Abu Bakar adalah sosok
yang baik, lembut hatinya, suka menolong dan
pemaaf.
Ketika menjadi khalifah, tetap seperti itu.
Tetapi beliau tegas ketika harus menegakan
supremasi hukum (syariah), sehingga beliau
perangi mereka yang enggan membayar zakat
dan murtad. Walaupun sebagian sahabat yg
dimintai masukan ingin mengampuni mereka.
28. Tekad Memerangi Kaum Murtad
“Wahai kaum muslimin, ketahuilah saat Allah mengutus
Muhammad, kebenaran itu (Islam) selalu diremehkan dan Islam
dimusuhi sehingga banyak orang yang enggan memeluk Islam
sebab takut disiksa. Namun Allah menolongnya sehingga seluruh
bangsa Arab bisa disatukan di bawah naungannya.
Demi Allah, aku akan tegakan agama ini dan akan berjuang di
jalan Allah sampai Allah memberikan kemenangan atau
memberikan surga bagi orang yang terbunuh di jalan Allah dan
akan memberi kejayaan bagi orang yang mendapat kemenangan
sehingga ia akan dapat menjadi hamba yang berbakti dengan
aman.
Demi Allah, jika mereka tidak mau membayar zakat, meski
hanya seutas tali, pasti aku akan perangi walaupun jumlah
mereka banyak sampai aku terbunuh, sebab Allah tidak
memisahkan kewajiban zakat dari kewajiban sholat.”
29. Ekspedisi Ke Utara
Setelah keadaam umat Islam stabil dan secara
penuh dapat menguasai Arab, Khalifah Abu Bakar
Ash Shiddiq memerintahkan para jenderal Islam
untuk melawan Kekaisaran Sassanid dan
Kekaisaran
Bizantium.
Khalid bin Walid
menaklukan
Iraq dan Suriah
30. Pengumpulan Manuskrip Al Qur-an
Wafat dan gugurnya
para penghafal Qur-an
mendorong Umar bin
Khaththab mengusul-
kan pengumpulan
manuskrip Al Qur-an
kepada Abu Bakar.
Abu Bakar membentuk
tim dan menunjuk Zaid
bin Tsabit sebagai ketua.
Manuskrip yang terkumpul disimpan oleh Abu Bakar, dan
diteruskan oleh Umar Bin Khaththab, dan Hafshah binti
Umar (istri Rasulullah)
Pada masa kekhalifahan Utsman bin Affan dilakukan
penulisan ulang Al Qur-an.
31. Wafatnya Abu Bakar Ash Shiddiq
Wafat pada tanggal 23 Agustus 634 M
Dimakamkan di rumah Aisyah (putrinya),
disamping makam Rasulullah SAW di dekat Masjid
Nabawi.