1. MINI RISET
ANALISIS HUMAN RELATION TERHADAP MAJELIS
TAKLIM (PERWIRITAN) AL-IKHLAS DI DESA BANDAR
KHALIPAH, KEC. PERCUT SEI TUAN, KAB DELI SERDANG
DOSEN PENGAMPU:
DR, Hj. NURHANIFAH, MA
DISUSUN OLEH:
MUHAMAD FADLI
0105172082
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UIN SUMATERA UTARA
MEDAN
2019
2. i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia-Nya
saya dapat menyelesaikan tugas laporan mini riset pada mata kuliah Human
Relation dengan tepat waktu.
Selanjutnya kami mengucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing
yang telah memberikan pemahaman dan tuntutan kapada kami serta waktu yang
telah di tentukan untuk menyelesaikan tugas ini. Mudah-mudahan makalah ini
bermanfaat bagi kami yang merangkainya dan bagi kita semuanya dalam
melakukan perkuliahan kita ini.
Akhir kata, kami menyadari masih banyak terjadi kesalahan dalam
penyusunan dan perangkaian laporan ini. Maka dari pada itu, kami mengharapkan
kritikan dan saran yang konstruktif dan inovatif demi meraih yang lebih baik dari
apa yang kami sajikan ini dan perbaikan untuk masa yang akan mendatang. Sekian
kami sampaikan, terimakasih.
Medan, Desember 2019
Penulis
3. ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..........................................................................................i
DAFTAR ISI .......................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................1
A. Latar Belakang Masalah .....................................................................1
B. Rumusan Masalah ..............................................................................3
C. Tujuan penelitian................................................................................3
BAB II KAJIAN TEORI.................................................................................4
A. Deskripsi Teori...................................................................................4
B. Kerangka Berpikir............................................................................11
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................13
A. Waktu dan tempat penelitian ............................................................13
B. Pengumpulan data ............................................................................13
BAB IV HASIL PENELITIAN.......................................................................14
A. Hasil penelitian ................................................................................14
B. Pembahasan .....................................................................................15
BAB V PENUTUP........................................................................................17
A. Kesimpulan ......................................................................................17
B. Saran................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................18
LAMPIRAN ......................................................................................................19
4. 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Setiap organisasi terdiri dari orang-orang dengan berbagai macam sifat dan
kemampuan. Agar organisasi dapat berjalan dengan baik dan mencapai tujuan yang
diinginkan para pimpinan harus dapat mengintegrasikan para pegawai kedalam
situasi kerja yang memotivasi mereka untuk bekerja sama secara produktif dan
koperatif dengan senang hati dan puas rasa. Hal ini dapat dicapai apabila
diterangkan Human Relations dalam organisasi tersebut.
Di Negara-negara yang sudah maju, Human Relations banyak
memperaktekan untuk mengembangkan organisasi kekaryaan (work organization)
dan meningkatkan daya karya para pengawai. Masalah Human Relations
manyangkut watak, sifat, perangai, kepribadian, sikap dan tingkah laku menuju
kebahagiaan atau kepuasan hati. Proses rohaniah dengan perasaan bahagia ini
berlangsung dua atau tiga orang yang terlibat dalam hubungan komunikatif, yakni
komunikasi antarpersonal yang karena sifatnya dialogis, maka masing-masing tahu,
sadar dan merasakan efeknya.1
Didalam Majelis Taklim juga terdapat Human Relation merupakan konsep
untuk membangun komunikasi dalam rangka silaturrahmi antara sesama-sesama
umat. Dalam hal memberi dan berbagi ilmu agama pada kondisi dan situasi tertentu.
Artinya berbagi dan memberi tentang kebaikan dan kebenaran, sehingga tidak heran
dalam kegiatan tersebut diisi dengan. Tahmid, Tahtim, Tahlil, Doa-Doa dan
1
Efendy, Uchjana., Hubungan Masyarakat Suatu Studi Komunikologis, (Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2002), hlm 26.
5. 2
ceramah-ceramah agama atau tausyah yang dikomandankan oleh ustaz-ustaz, baik
ustaz lokal maupun nasional. Jadi, disamping ia di sebut Majelis Taklim mereka
juga ada istilah dengan STM yaitu serikat tolong menolong yaitu adalah upaya
membangun persatuan umat untuk melakukan komunikasi intelektual, spiritual dan
sosial antara sesama, sehingga tujuan agama dan tujuan sosial dapat terwujud
dengan baik.
Agama Islam adalah agama rahmat, sebagaimana al Qur’an menyatakan
bahwa Nabi Saw diutus sebagai rahmatan lil ’alamȋn. Untuk mewujudkan cita-cita
besar ini yaitu rahmatan lil ’alamin diperlukan kerjasama antara umat manusia
tidak terbatas antar interen umat Islam saja, tetapi dengan non muslim pun perlu
dijalin demi cita-cita di atas. Untuk mewujudkan persaudaraan antar sesama
manusia ini, al Qur’an telah memperkenalkan sebuah konsep yaitu ta’ȃruf. Seperti
yang disebutkan Allah dalam al Qur’an Sebagaimana Allah Swt berfirman dalam
surat al-Hujurȃt ayat 13: .
﴿ا
َّ
نِإ ُاسَّٱنل اَهُّي
َ
أََٰٓي
َّ
نِإ ْۚآو
ُ
فَارَعَ ِِل
َ
لِئ
ٓ
اَب
َ
قَو اٗوبُع
ُ
ش ۡم
ُ
كَٰ َن
ۡ
لَعَجَو َٰ َ
نَث
ُ
أَو ٖر
َ
ك
َ
ذ ِنم م
ُ
كَٰ َن
ۡ
ق
َ
ل
َ
خ
ٞريِب
َ
خ ٌِيملَع َ َّ
ٱَّلل
َّ
نِإ ْۚ
ۡم
ُ
كَٰى
َ
ق
ۡ
ت
َ
أ ِ
َّ
ٱَّلل َِندع ۡم
ُ
كَمَر
ۡ
ك
َ
أ١٣﴾[ـراتُـجُاحل:13]
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-
laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan
bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang
yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa
diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha
Mengenal”. [Al Hujurat:13]
6. 3
Pada ayat di atas, jelas sekali bahwa keanekaragaman adalah suatu
keniscayaan atau kehendak Illahi. Allah menghendaki keanekaragaman dan
menolak ketunggalan (monolitik). Secara eksplisit, Allah mengatakan misi dari
keadaan ini (keragaman) adalah agar setiap orang, setiap umat, setiap suku, dan
setiap bangsa agar saling mengenal satu sama lain, sehingga tali persaudaraan dan
ikatan sosial lebih dapat terjalin dengan erat.2
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka
rumusan masalah dari penilitian ini adalah cara bagaimana bisa berlangsung dan
terbangunnya Human Relation dalam majelis taklim (perwiritan).
C. Tujuan penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana Human Relation
dalam majelis taklim (perwiritan) bisa berlangsung dan terbangun.
2
Muhsin MK, Manajemen Majelis Ta’lim: Petunjuk Praktis Pengelolaan dan
Pembentukannya, (Jakarta: Pustaka Intermasa, 2009), 1
7. 4
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Deskripsi Teori
1. Definisi Human Relation
Pendekatan human relation dalam komunikasi organisasi juga dapat terjadi
dalam acara keagamaan. Komunikasi yang terjadi dalam acara keagamaan dapat
menimbulkan ketenangan dan kenyamanan satu sama lain sehingga komunikasi
terjadi dengan lancar. Banyak organisasi yang memanfaatkan acara keagamaan
sebagai wadah pertemuan bagi para anggota dengan orang penting dan masyarakat
sekitar. Dalam acara seperti ini biasanya akan terjalin kerjasama yang baik ke
depannya.
Hubungan antar manusia (Human Relations) adalah interaksi antara
seseorang dengan orang lain baik dalam situasi kerja ataupun dalam organisasi
kekaryaan. Ditinjau dari kepemipinannya, yang bertanggung jawab dalam suatu
kelompok merupakan interaksi orang-orang menuju situasi kerja yang memotivasi
untuk dapat bekerja sama secara produktif, sehingga dapat tercapai kepuasan
ekonomi, psikologis, dan sosial. Dalam arti luas adalah komunikasi persuasif yang
dilakukan oleh seseorang kepada orang lain secara tatap muka dalam segala situasi
dan dalam semua bidang kehidupan sehingga dapat menimbulkan kebahagiaan dan
kepuasan hati kepada kedua belah pihak.
Dalam arti sempit adalah komunikasi persuasif yang dilakukan oleh
seseorang kepada orang lain secara tatap muka dalam situasi kerja dan dalam
organisasi kekaryaan dengan tujuan untuk menggugah kegairahan dan kegiatan
bekerja dengan semangat kerjasama yang produktif dengan perasaan bahagia dan
puas hati. Jadi Human Relatios dalam suatu organisasi adalah komunikasi
8. 5
persuasif antara orang-orang yang berada pada struktur formal untuk mencapai
suatu tujuan. Misalnya antara seseorang pimpinan dengan pegawainya terdapat
struktur formal antara yang memimpin dengan yang dipimpin.
Menurut Jack Hallowan dalam bukunya “Applied Human Retions, an
Organizational Approach”, meskipun tidak dapat ditentukan tanggal berapa
gerakan human relations dimulai, namun tahunnya dapat disebutkan, yakni sekitar
tahun 1880, ketika perhatian banyak ditumpahkan kepada kebutuhan para pekerja,
dan tak kalah disadari bagaimana kebutuhan tersebut mempengaruhui keseluruhan
produktivitas. Sebelumnya, para manejer memandang para pekerja sebagai sebuah
komoditi untuk dibeli dan dijual seperti komuditi yang lainnya. Bekarja sehari-hari
sangat lama dengan upah yang rendah serta kondisi kerja yang menyedihkan
merupakan kenyataan bagi kehidupan rata-rata pekerja. Persatuan kaum buru masih
berjuan untuk dapat berdiri, dan masih dapat memenangkan hak untuk mewakili
kekuatan kaum buruh.
Kemudian pada tahun-tahun sekitar peralihan abad muncul Frederik Taylor
dengan teorinya yang terkenal dengan apa yang dinamakan “Scientific
managemen”. Teori ini menyatakan bahwa produktivitas yang lebih besar akan
dapat diperoleh dengan memerinci tugas-tugas secara khusus. Pada tahun 1920 citra
pekerja telah berubah banyak dibandingkan dengan tahun-tahun pada waktu
peralihan abad. Pandangan baru menyatakan bahwa semua pekerja adalah manusia-
manusia yang kompleks dan unik, yakni bahwa keterampilan dan kemampuannya
secara individual dapat diukur dan diuji dan dilatih. Seorang pekerja secara secara
individual dapat dianggap sebagai perpaduan dari sifat-sifat yang dapat diatur secar
cermat dan dikembangkan dengan latihan yang tepat. Selama decade ini para
9. 6
manejer menjadi percaya bahwa testing dapat memecahkan, jika tidak seluruh
masalah, setidak-setidaknya penentuan tugas, penempatan dan kenaikan pangkat.
Prinsip Human Relations:
1. Kebutuhan Fisiologis (Makan, minum, tempat tinggal, seksiologi)
2. Kebutuhan Keamanan (Asuransi, Jaminan untuk karyawan)
3. Kebutuhan Akan Cinta (Adanya loyalitas dengan lembaga)
4. Kebutuhan Akan Penghargaan (Menjadi berprestasi, promosi jabatan).
5. Aktualisasi diri atau Jati diri (Motivasi untuk bekerja)
Dengan di terapkannya prinsip-prionsip human relation tersebut dalam
organisasi maka di harapkan dapat meningkatkan kinerja kariawan melaksanakan
tugas-tugas para kariawan yang baik dan bertanggung jawab. Pimpinan yang baik
dalah Pimpinan yang mampu menciptakan hubungan yang baik antara personil atau
orang – orang yang ada di dalam baik itu antara atasan dan bawahan maupun antara
bawahan dan bawahan. Hubungabn harmonis ini di maksudkan untuk
meningkatkan Motivasi dalam organisasi. Menurut Martono (1991): “hubungan
harmonis yang terjadi antara atasan dengan bawahan, akan mengakibatkan
hubungan positif yang dapat saling menguntungkan.3
2. Definisi majelis taklim dan Manfaat mengikutinya
Majelis Taklim merupakan upaya untuk membangun persatuan dan
kesatuan umat baik dalam menegakkan sariah agama maupun dalam membangun
komitmen sosial.
3
Ruslan, Rosady., Manajemen Humas dan Komunikasi. Konsepsi dan Aplikasi (Jakarta:
Raja Wali Pers, 2014), hlm 32-36
10. 7
Seperti yang telah kita ketahui bahwasannya majelis taklim terdiri dari dua
akar kata bahasa Arab yaitu majlis yang berarti tempat duduk, tempat siding atau
dewan, sedangkan ta’lim berarti pengajaran. Jika kita gabungkan dua kata itu dan
mengartikannya secara istilah, maka dapatlah kita simpulkan bahwasannya majelis
taklim memiliki arti tempat berkumpulnya seseorang untuk menuntut ilmu
(khususnya ilmu agama) bersifat nonformal (jika kita melihat pendidikan yang ada
di Indonesia ini).
Majelis taklim sudah ada sejak zaman Rasulullah SAW saat dakwah
pertamanya yang bertempat di rumah Arqom bin Al-Arqom. Sekarang, penamaan
majelis taklim sudahlah tidak asing lagi bagi kita. Majelis taklim jika kita melihat
lapangan, ia bersifat nonformal, namun walaupun demikian fungsi dari majelis
taklim itu sendiri sangatlah dirasa dalam masyarakat. Majelis taklim juga banyak
disorot karena perannya dalam mengembangkan pribadi Islami pada pesertanya.
Hal yang menjadi tujuan majelis taklim, mungkin rumusannya bermacam-macam.
Sebab para pendiri majelis taklim dengan organisasi lingkungan, dan jamaah yang
berbeda, tidak pernah mengalimatkan tujuannya. Maka Dra. Hj. Tutty Alawiyah
AS, dalam bukunya “Strategi Dakwah di Lingkungan Majelis Taklim”,
merumuskan tujuan dari segi fungsinya, yaitu:
1. Pertama, berfungsi sebagai tempat belajar, maka tujuan majelis taklim
adalah menambah ilmu dan keyakinan agama, yang akan mendorong
pengalaman ajaran agama.
2. Kedua, berfungsi sebagai tempat kontak social, maka tujuannya silaturahmi.
11. 8
3. Ketiga, berfungsi mewujudkan minat social maka tujuannya meningkatkan
kesadaran dan kesejahteraan rumah tangga dan lingkungan jamaahnya.4
Majelis taklim yang tumbuh dan berkembang di dalam masyarakat
Indonesia jika dikelompok-kelompokkan ada berbagai macam, antara lain:
1. Dilihat dari jamaahnya, yaitu:
a. Majelis taklim kaum ibu/muslimah/perempuan
b. Majelis taklim kaum bapak/muslimin/laki-laki
c. Majelis taklim kaum remaja
d. Majelis taklim anak-anak
e. Majelis taklim campuran laki-laki dan perempuan/kaum bapak dan ibu
2. Dilihat dari organisasinya, majelis taklim ada beberapa macam, yaitu:
a. Majelis taklim biasa, dibentuk oleh masyarakat setempat tanpa memiliki
legalitas formal kecuali hanya member tahu kepada lembaga
pemeritahan setempat
b. Majelis taklim berbentuk yayasan, biasanya telah terdaftar dan memiliki
akte notaries.
c. Majelis taklim berbentuk ormas
d. Majelis taklim di bawah ormas.
e. Majelis taklim di bawah orsospol.
3. Dilihat dari tempatnya, majelis taklim terdiri dari:
a. Majelis taklim masjid atau mushola
b. Majelis taklim perkantoran
4
Puslitbang Kehidupan Keagamaan, Peningkatan Peran Serta Masyarakat dalam
Pendalaman Ajaran Agama melalui Majelis Taklim, (Jakarta: Puslitbang Kehidupan Keagamaan,
2007), hlm 32.
12. 9
c. Majelis taklim perhotelan
d. Majelis taklim pabrik atau industry
Bahkan keberadaan majelis taklim juga diakui oleh negara melalui Undang-
undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, Peraturan
pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan, Peraturan
pemerintah nomor 55 tahun 2007 tentang pendidikan agama dan pendidikan
keagamaan, dan Keputusan MA nomor 3 tahun 2006 tentang struktur departemen
agama tahun 2006.
Hukum menuntut ilmu yang salah satunya dilakukan melalui majelis taklim
adalah kewajiban. Sebagaimana sabda Rasul:
“Menuntut ilmu merupakan kewajiban bagi setiap muslim.”
(Hadits sahih, diriwayatkan dari beberapa sahabat diantaranya: Anas bin
Malik, Ibnu Abbas, Ibnu Umar, Ali bin Abi Thalib, dan Abu Sa’id Al-Khudri
Radhiallahu Anhum. Lihat: Sahih al-jami: 3913).5
3. Adapun keutamaan menghadiri majelis taklim adalah:
1) Memperoleh Kententraman
Mendapatkan ketentraman dengan menuntut ilmu dalam majelis taklim
merupakan salah satu cara mendapat jiwa tenang dalam Islam. Orang yang sering
mengikuti majelis taklim akan selalu damai dan hidup bahagia menurut Islam. Ia
juga lebih sabar dalam menghadapi cobaan.
5
Wikipedia, Pengajian, (https://id.wikipedia.org/wiki/Pengajian , diakses pada, 25
Desember 2019)
13. 10
﴿
َ
ةَِينك َّٱلس
َ
لَنز
َ
أ ِٓي
َّ
ٱَّل َو
ُ
ه
ُ
ودُنُج ِ
َّ
َِّللَو ۡۗۡمِهِنَٰ َيمِإ َعَّم اٗنَٰ َيمِإ آو
ُ
اد
َ
دۡ ََِيل َِنينِم
ۡ
ؤُم
ۡ
ٱل ِوب
ُ
ل
ُ
ق ِِف
اِٗيمكَح اًِيملَع ُ َّ
ٱَّلل
َ
ن
َ
َكَو ِۚ ِۡرض
َ ۡ
ٱۡلَو ِتَٰ َوَٰ َم َّٱلس٤﴾[الفتح:4]
“Dialah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang
mukmin supaya keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka
(yang telah ada). Dan kepunyaan Allah-lah tentara langit dan bumi dan
adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana”, [Al Fath:4]
2) Mendapatkan Ampunan
➢ Rasulullah SAW bersabda,
“Tidaklah duduk suatu kaum, kemudian mereka berzikir kepada Allah
dalam duduknya hingga mereka berdiri, melainkan dikatakan oleh malaikat
kepada mereka. Berdirilah kalian, sesungguhnya Allah telah mengampuni
dosa-dosa kalian dan keburukan – keburukan kalian pun telah diganti
dengan berbagai kebaikan,” (HR.Ath-Thabrani)
3) Seolah Berada Di Taman Surga
➢ Ibnul Qayyim RA berkata,
“Barangsiapa ingin menempuh taman-taman surga di dunia, hendaklah dia
menempati majelis–majelis zikir, karena ia adalah taman- taman surga.”
➢ Rasulullah bersabda:
“Jika kalian melewati taman surga, maka singgahlah dengan hati senang
.“ Para sahabat bertanya, ”Apakah taman surga itu?” Beliau menjawab,
“Halaqah-halaqah dzikir/(atau halaqah ilmu)” (HR Attirmidzi).
4) Mendapat Naungan Dari Malaikat
➢ Rasulullah SAW bersabda,
14. 11
“Dan sesungguhnya para malaikat akan meletakkan sayap-sayapnya
kepada para penuntut ilmu karena ridha atas apa yang telah dilakukan.”
5) Didoakan Seluruh Mahluk Hidup
➢ Rasulullah SAW bersabda,
“Seluruh apa yang ada di langit dan di bumi akan memintakan ampunan
kepada seorang ahli ilmu, begitu juga ikan yang ada di tengah lautan.
Keutamaan seorang pemilik ilmu dibandingkan orang yang gemar
beribadah seperti keutamaan diriku dibanding orang yang paling rendah
dari kalian.” Kemudian Rasulullah melanjutkan sesungguhnya Allah dan
malaikat-Nya serta penduduk langit dan bumi semut dalam lubangnya,
sampai ikan, mereka bersalawat (mendoakan) kebaikan bagi para pengajar
manusia. (HR.At-Tirmidzi)6
B. Kerangka Berpikir
Didalam Majelis Taklim juga terdapat Human Relation merupakan konsep
untuk membangun komunikasi dalam rangka silaturrahmi antara sesama-sesama
umat. Dalam hal memberi dan berbagi ilmu agama pada kondisi dan situasi tertentu.
Artinya berbagi dan memberi tentang kebaikan dan kebenaran, sehingga tidak heran
dalam kegiatan tersebut diisi dengan. Tahmid, Tahtim, Tahlil, Doa-Doa dan
ceramah-ceramah agama atau tausyah yang dikomandankan oleh ustaz-ustaz, baik
ustaz lokal maupun nasional. Jadi, disamping ia di sebut dengan Majelis Taklim
mereka juga ada istilah dengan STM yaitu Serikat Tolong Menolong yaitu adalah
upaya saling membantu sesame umat, membangun persatuan umat untuk
6
Carina, Kinksy., keutamaan Menghadiri Majelis Taklim,
(https://dalamislam.com/akhlaq/amalan-shaleh/keutamaan-menghadiri-majelis-taklim, dikases
pada 25 Desember 2019)
16. 13
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Waktu dan tempat penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada hari Jumat, 20 Desember 2019 yang berada
di salah satu rumah anggota Majelis Taklim (perwiritan) yaitu Pak Ponirin Di Jalan
Bejo, Gg Family.
B. Pengumpulan data
Melakukan metode dengan observasi secara langsung merupakan bagian
dari metode dalam melakukan suatu penelitian. Dengan mempelajari sistem yang
sedang berjalan untuk mengetahui bagaimana proses berlangsung dan terjadinya
Human Relation dalam majelis taklim (perwiritan)
Adapun beberapa teknik pengumpulan data yang saya gunakan yaitu: Studi
lapangan merupakan metode yang dilakukan dengan mengadakan observasi
langsung ke acara majelis taklim untuk mengumpulkan data yaitu peninjauan ke
lokasi sekolah.
A. Wawancara (interview)
Yaitu metode penelitian dengan melakukan perbincangan langsung dengan
ketua, Bandahara, Sekretaris dan Anggota dari Majelis Taklim (Perwiritan) Al-
Ikhlas.
B. Metode Pengamatan (observation)
Yaitu dengan cara ikut hadir langsung dalam kegiatan Majelis Taklim
(perwiritan).
17. 14
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Hasil penelitian
Adapun struktur kepengurusan Majelis Taklim (perwiritan) Al-Ikhlas
adalah sebagai berikut:
1. Ketua : ERWIN TRIONO
2. Sekretaris : ANTO
3. Bandahara : UDIN
4. Anggota :
1. ABU YAZID BUSTAMI 17. MULYONO
2. PONIRIN 18. MANAN
3. ATEN 19. NARDI
4. AGUS 20. PONIMAN
5. ANDIK 21. SAID
6. AFIT 22. SELAMAT
7. BROTO 23. SUTEKNO
8. BUDI 24. RAMLI
9. DWI 26. HARYANTO
10. ERWIN 27. SUPAR
11. FIRMAN 28. SIDIK
12. H. NARMEN 29. TONI S
13. JONO 30. WARDI
14. JUMADI 31. IJALDI
15. KARSO 32. RAMLAN
16. TUMIN 33. M. BASRI
18. 15
B. Pembahasan
Majelis taklim (perwiritan) ini juga di sebut dengan STM yaitu Serika
Tolong Menolong ini di bentuk belum lama yaitu pada bulan November 2019
kurang lebih sudah berjalan selama 2 (dua) bulan, untuk sejauh ini jumlah anggota
majelis berjumlah masih 38 orang dan masih ada kemungkinan akan bertambah,
untuk ketentuan anggota nya tidak mempunya syarat khusus bukan hanya untuk
bapak-bapak saja tetapi orang dewasa yang belum menikah pun bisa untuk menjadi
bagian dari anggota majelis.
Dari hasil yang saya temui kegiatan majelis taklim ini di lakukan pada setiap
hari Jum’at Ba’da Isya dalam setiap pertemuannya anggota di wajibkan membayar
Rp.10.000,- untuk tempat kegiatan nya di lakukan bergilir di rumah-rumah setiap
anggota Majelis pada saat saya melakukan riset bertepatan di rumah pak ponirin
yaitu berada di Jalan Bejo Gg Family, adapun kebijakan dari seluruh pengurus dan
setiap anggota nya untuk ahlul bait atau tuan rumah tidak di wajibkan untuk
menyiapkan jamuan yang memberatkan dengan kata lain semampu dari ahlul bait,
setelah semua anggota hadir maka di buka oleh sekretaris untuk memulai acara, di
mulai dari pembacaan tahktim, tahmid, tahlil dan doa, untuk pembawa setiap
agenda acaranya telah di tentukan pada pertemuan sebelumnya yang di pilih secara
acak oleh sekretaris dan setiap anggotanya akan berksempatan semua untuk
membawakan tahktim, tahmid, tahlil, dan doa.
Setelah semua selesai maka ada sesi diskusi yang di sampaikan sekretaris
untuk di bahas di forum adapun contoh kasus penerapan Human Relation yang saya
dapati pada saat saya hadir yaitu pembahasan tentang pembelian kursi, dikarnakan
majelis ini baru di bentuk maka perlengkapan majelis ini pun masih belum ada, dan
juga mereka membahas tentang perlengkapan yang lainnya, berupa kerenda mayat
19. 16
lengkap dengan aksesorisnya, teratak, tikar/ambal, dll. Disamping mereka
membahas tentang perlengkapan majelis taklim mereka juga membicarakan
bagaimana aturan apabila yang bukan dari anggtoa majelis hendak meminjam
perlengkapan yang ada di majelis taklim al-ikhlas, disini hasil diskusi mereka kalau
itu di perbolehkan melalui mekanisme peminjaman dari sekretaris majelis, dan yang
paling penting bagi setiap anggota majelis apabila salah satu dari anggotanya ada
yang kemalangan maka akan di bantu oleh pihak majelis berupa semua
perlengkapan yang di butuhkan.
Dari contoh kasus di atas itu sangat jelas ada hubungan atau ikatan antar
sesama yang di sebut Human Relation yang mana teorinya adalah interaksi antara
seseorang dengan orang lain baik dalam situasi kerja ataupun dalam organisasi
kekaryaan. Ditinjau dari kepemipinannya, yang bertanggung jawab dalam suatu
kelompok merupakan interaksi orang-orang menuju situasi kerja yang memotivasi
untuk dapat bekerja sama secara produktif, sehingga dapat tercapai kepuasan
ekonomi, psikologis, dan sosial. Disana juga terdapat pertukaran pikiran dari setiap
anggotanya dalam menemukan solusi dari pembahasan yang ada di forum demi
tercapainya kepuasan ekonomi, kepuasan psikologis, dan kepuasaan sosial yang
efeknya bisa di rasakan sesama oleh setiap anggotanya.
20. 17
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa betapa bagusnya
mengikuti majelis taklim tersebut banyak manfaat yang kita dapat dari, membuat
hubungan antar sesama semakin bagus, menambah ilmu agama, mendapat
dukungan sosial, menambah wawasan dalam berpikir, dan paling penting membuat
hidup kita lebih bermanfaat.
B. Saran
Dimanapun kita berada baik untuk mengikuti majelis seperti pembahasan di
atas karna selain keluarga ada anggota majelis yang selalu siap untuk membantu.
21. 18
DAFTAR PUSTAKA
Efendy, Uchjana., Hubungan Masyarakat Suatu Studi Komunikologis, (Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya, 2002),
Muhsin MK, Manajemen Majelis Ta’lim: Petunjuk Praktis Pengelolaan dan
Pembentukannya, (Jakarta: Pustaka Intermasa, 2009),
Ruslan, Rosady., Manajemen Humas dan Komunikasi. Konsepsi dan Aplikasi
(Jakarta: Raja Wali Pers, 2014),
Puslitbang Kehidupan Keagamaan, Peningkatan Peran Serta Masyarakat dalam
Pendalaman Ajaran Agama melalui Majelis Taklim, (Jakarta: Puslitbang
Kehidupan Keagamaan, 2007)
Wikipedia, Pengajian, (https://id.wikipedia.org/wiki/Pengajian , diakses pada, 25
Desember 2019
Carina, Kinksy., keutamaan Menghadiri Majelis Taklim,
(https://dalamislam.com/akhlaq/amalan-shaleh/keutamaan-menghadiri-
majelis-taklim, dikases pada 25 Desember 2019)