Warung Komang adalah café ice cream yang didirikan oleh dua orang di Kabupaten Gianyar, Bali pada tahun 2017. Bisnis ini berfokus pada penjualan ice cream dan makanan ringan dengan harga terjangkau. Sampai saat ini, Warung Komang berhasil mencapai penjualan Rp. 50 juta per bulan melalui strategi pemasaran di media sosial dan kualitas produk yang baik. Analisis SWOT menunjukkan bahwa Warung Komang memiliki kekuatan dalam produ
2. Warung Komang merupakan café ice cream yang didirikan oleh dua orang yang
merupakan separang suami istri yang berasal dari kabupaten Gianyar kecamatan
Tampaksiring. Di jaman yang maju ini Made Karyani dan Komang Swastika percaya
bahwa semua orang ingin memperoleh hal-hal baik dan nyaman dalam hidup ditengah-
tengah kebisingan kota. Hal tersebut yang menjadi alasan awal didirikannya Warung
Komang ini.
Warung Komang merupakan café ice cream yang berusaha memberikan suasana
nyaman untuk bersantai dan berkumpul dengan keluarga maupun dengan teman.
Warung Komang menyediakan menu aneka olahan ice cream dan aneka makanan lainnya
dengan membidik harga yang mampu di jangkau oleh semua kalangan masyarakat. Saat
ini nilai penjualan warung komang mencapai Rp. 50.000.000,00 per bulan.
Pada awal pembangunan café ini Warung Komang menghabiskan total biaya
pembangunan sebesar Rp. 125.000.000,00 Dimana biaya tersebut di peroleh dari
melakukan kerjasama dengan salah satu Bank BUMN yang tak lupa dengan kontrak
perjanjian yang telah di setujui oleh kedua belah pihak.
I. RINGKASAN
EKSEKUTIF
1
3. Pada saat awal dibukanya Warung komang, promosi yang dilakukan yaitu dengan
membuat akun media social seperti Instagram yang lazim digunakan pada era
sekarang. Made dan Komang mengangap bahwa media sosial merupakan alat marketing
yang penting, dengan melakukan promosi di media sosial Made dan Komang
beranggapan bahwa dapat menarik minat pelanggan untuk datang ke Warung Komang.
Warung Komang adalah sebuah perusahaan kuliner yang berdiri sejak tanggal 4 April 2017 yang
didirikan oleh Ni Made Kariani dan I Komang Swastitika yang merupakan salah satu karyawan dari salah
satu caféice cream yang terletak di Ubud yang bernama Café Kami. Café Kami yang dimiliki oleh seorang
berkewarganegaraan Korea Selatan menjual aneka ice cream yang dibantu oleh empat orang karyawan.
Pada akhir tahun 2016 café kami mengalami penurunan penjualan sehingga pemilik café memutuskan
untuk menutup café tersebut. Untuk meminimalisir kerugian, Café Kami melelang segala perlengkapan
café tersebut yang kemudain dibeli oleh salah satu karyawan café tersebut yang bernama Ni Made
Kariani yang berencana untuk melanjutkan dan mengembangkan bisnis café ice cream tersebut dan
membukanya kembali dengan nama dan kawasan tempat yang berbeda.
Made Karyani dan Komang Swastika kemuadian memutuskan membangun café ice cream dengan
nama Warung Komang yang berlokasi di Kawasan Tampaksiring. Made Karyani dan Komang Swastika
berfikir bahwa bisnis kuliner dianggap menjanjikan. Hal pertama yang ditentukan oleh mereka adalah
dengan menjadikan Warung Komang tidak hanya sebagai café ice cream melainkan menjadikan Warung
Komang sebagai café yang menjual anek makanan dengan membidik market semua kalangan mulai dari
kalangan anak-anak, pelajar maunpun orang dewasa dan mengembangkan menu yang dijual. Pada akhirnya
lahirlah konsep Warung Komang yang menurut mereka mampu menjawab kebutuhan khusunya para
2
II. DESKRIPSI
BISNIS
Sejarah Berdirinya Usaha
4. pelajar dan mahasiswa yang ingin menikmati waktu bersama teman-temannya. Secara basic Made Karyani
dan Komang Swastika memang bukan seorang koki, namun mereka adalah orang-orang yang mau belajar
dan bekerja keras. Dengan semangat berbisnis mereka terus belajar sambil terus membenahi
management mereka berusaha menyediakan menu yang cocok baik dari segi harga dan rasa kepada para
pelanggan. Dari segi fasilitas, tentu saja fasilitas yang disajikan oleh Warung Komang tentu membuat
kita akan betah berlama-lama disini seperti disediakannya free wifi. Warung Komang juga menerima
delivery order minimum 20 pax diantar gratis sampai ditempat tujuan.
3
Visi & Misi
Visi:
Menjadikan Warung Komang sebagai tempat bersantai dan sebagai tempat
nongkrong yang nyaman bagi semua kalangan masyarakat.
Misi:
1. Meposisikan pelananggan sebagai prioritas.
2. Menyediakan suatu tempat makan untuk bersantai, untuk
berkumpul yang nyaman, dan menyenangkan serta menawarka
5. 4
Informasi Kontak
Warung Komang
Buka Jam 10.00-21.00 WITA
Jalan Raya Ir. Soekarno, Br, Karanganyar, Desa sanding, Kecamatan
Tampaksiring. Kabupaten Gianya
10. Kekuatan
1. Memiliki produk berkualitas dan bervariasi
2. Suasana yang unik dan memberikan
kenyamanan
3. Harga yang terjangkau dan pelayanan yang
ramah.
4. Dekorasi ruang café didesain trendy dan
nyaman untuk semua kalangan.
5. Tempat yang strategis dan mudah di jangkau.
Kelemahan
1. Dana yang dibutuhkan untuk pengadaan
sarana dan prasarana cukup besar.
2. Fasilitas parkir yang kurang luas.
3. Belum adanya sertifikat ijin usaha.
4. Belum memiliki brand awareness.
5. Belum memiliki pelanggan tetap.
6. Pengalaman pihak pemilik dalam mengelola
café masih kurang.
IFAS
Analisis SWOT
7
11. EFAS
Peluang
1. Kebiasaan masyarakat untuk bersantai dengan
menggunakan wifi.
2. Perilaku masyarakat yang cenderung menyukai
produk baru.
3. Prospek usaha yang bagus karena disukai oleh
semua kalangan.
Ancaman
1. Munculnya pesaing dengan bisnis usaha
yang sama.
2. Pemain bisnis café yang cukup banyak.
3. Kenaikan harga bahan baku.
8
12.
13. Faktor-faktor Strategis Bobot Nilai Rating Bobot X Nilai
Kekuatan
1. Memiliki produk berkualitas dan
bervariasi.
0,14 4 0,56
2. Suasana yang unik dan
memberikan kenyamanan.
0,09 3 0,27
3. Harga yang terjangkau dan
pelayanan yang ramah.
0,15 3 0,45
4. Dekorasi rang café didesain
trendy dan nyaman untuk semua
kalangan.
0,10 3 0,3
5. Tempat yang strategis dan
mudah di jangkau.
0,10 3 0,3
Kelemahan
1. Dana yang dibutuhkan untuk
pengadaan sarana dan prasarana
cukup besar.
0,10 2 0,2
2. Fasilitas parkiryangkurangluas. 0,05 1 0,05
3. Belum adanya sertifikat ijin
usaha.
0,04 2 0,08
4. Belum memiliki brandawareness. 0,05 1 0,05
5. Belum memiliki pelanggan tetap. 0,10 1 0,1
6. Pengalaman pihak pemilik dalam
mengelola café masih kurang.
0,08 2 1,6
Total 1 3,96
Model Analisis Faktor
Strategi Internal (IFAS)
9
14. Faktor-faktor Strategis Bobot Nilai Rating Bobot X Nilai
Peluang
1. Kebiasaan masyarakat untuk
bersantai dengan menggunakan
wifi.
0,15 4 0,6
2. Perilaku masyarakat yang
cenderung menyukai produk
baru.
0,13 3 0,39
3. Prospek usaha yang bagus
karena disukai oleh semua
kalangan.
0,15 4 0,6
Model Analisis Faktor
Strategi Eksternal (EFAS)
10
15. Ancaman
1. Munculnya pesaing dengan bisnis
usaha yang sama.
0,15 2 0,3
2. Pemain bisnis café yang cukup
banyak.
0,15 2 0,3
3. Kenaikan harga bahan baku. 0,15 2 0,3
4. Kurangnya tenaga kerja. 0,12 2 0,24
Total 1 2,73
11
Matriks IFAS EFAS
17. INTERNAL (IFAS)
EKTERNAL (EFAS)
KEKUATAN (S)
1. Memiliki produk
berkualitas dan bervariasi
2. Suasana yang unik dan
memberikan kenyamanan
3. Harga yang terjangkau
dan pelayanan yang ramah.
4. Dekorasi ruang café
didesain trendy dan
nyaman untuk semua
kalangan.
5. Tempat yang strategis
dan mudah di jangkau.
KELEMAHAN (W)
1. Dana yang dibutuhkan
untuk pengadaan sarana
dan prasarana cukup
besar.
2. Fasilitas parkir yang
kurang luas
3. Belum adanya sertifikat
ijin usaha
4. Belum memiliki brand
awareness
5. Belum memiliki pelanggan
tetap
6. Pengalaman pihak pemilik
dalam mengelola café
masih kurang
PELUANG (O)
1. Kebiasaan masyarakat
untuk bersantai dengan
menggunakan wifi
2. Perilaku masyarakat yang
cenderung menyukai
produk baru
3. Prospek usaha yang
bagus karena disukai oleh
semua kalangan.
1. Melakukan
pengembangan produk
baru yang bervariasi (S1,
S3,O2)
2. Melakukan perawatan
rutin terhadap fasilitas
café dan mengikuti tren
kebutuhan masyarakat
(S2,S4, O1, O2)
1. Mengikuti pelatihan
pelatihan manajemen
(W6, O3)
2. Meningkatkan fasilitas
pendukung penarik minat
pelanggan (W2, W4,
W5,O1,O3)
ANCAMAN (T)
1. Munculnya pesaing
dengan bisnis usaha yang
sama
2. Pemain bisnis café yang
cukup banyak
3. Kenaikan harga bahan
baku
1. Memberikan inovasi pada
produk sehingga
walaupun dengan produk
yang sama tetapi
terdapat ada perbedaan
dengan pesaing (S1,
T1,T2)
1. Membuat kertas kecil yang
berisi testimoni, untuk
memperbaikai kekurangan
café dan untuk
mendapatkan masukan.
18. 13
Overall Strategy
Memiliki strategi pemasaran yang baik untuk menarik minat pelanggan
yang akan meningkatkan jumlah penjualan.
Memiliki strategi operasi yangbaik dan terperinci, untuk meningkatkan
produktivitas dan efektivitas cafe.
Memiliki strategi keuangan yang baik dan realistis, untuk mencapai
target pendapatan dan profitabilitas yang diinginkan yang telah
ditetapkan sebelumnya.
Memilikistrategi sumber daya manusia yang baik untuk meningkatkan
segmen pelanggan dan untuk merebut segmen pasar yang baru.
19. 14
Strategi Funsional
Strategi pemasaran
1. Membuat/ mengembangkan produk baru.
2. Tetap menjaga kualitas rasa.
3. Membuat even untuk memancing keramaian agar pelannggan mengenal produk
masakan Warung Komang.
4. Lebih aktif dalam mempromosikan Warung Komang di sosial media.
5. Memberikan diskon pada hari-hari tertentu.
Strategi Keuangan
1. Membuat catatan keuangan secara teratur.
2. Membuat anggaran keuangan yang jelas.
20. Strategi Operasi
1. Desain interior yang mampu menarik pelanggan dan Branding Merek, hal ini akan
memberikan nilai tambah dan imageproduk.
2. Standarisasi Produk, hal yang perlu dijaga adalah kualitas dan citra rasa produk.
3. Membuat Daftar Menu yang menarik, dengan variasi menu yang mempertimbangkan
aspek biaya yang mempengaruhi harga jual secara signifikan.
4. Perencangan kapasitas produksi yang optimal.
5. Perencanaan Harga Jual yang bersaing dari sisi kualitas maupun kuantitas.
6. Melakukan perencanaan Manajemen Persediaan yang dapat mempengaruhi efisiensi
jumlah modal kerja yang dibutuhkan.
7. Pengendalian dan pengawasan kualitas produk (Quality Control).
Strategi Sumber Daya Manusia
1. Tidak adanya struktur organisasi pada warung komang, sehingga
diharapkan pengelola membuat suatu struktur organisasi.
2. Melakukan Penetapan program pengembangan SDM yang ada
21. 15
Rencana Implementasi Kedepan
1. Terus menambah varian menu baru, bukan hanya menjual ice cream dan
makananringantetapijuga menyediakan makananberattanpa mengabaikan
kualitas cita rasa.
2. Membuat even yang dapat memancing keramian seperti mengadakan live
music di setiap weekend.
3. Membuat web usaha yang dapat digunakan untuk mempromosikan warung
komang.
4. Membuat laporan pembukuan dan manajemen persediaan berbasis IT.
5. Dapatmenyediakanfasilitasyangdapatmembuat pengunjunglebih tertarik
untuk datang akan betah dan berlama-lama untuk nongkrong yaitu dengan
menyediakan, biliard, nintendo, x-box, dan aneka games lainnya.
22. No Uraian Nomilan
1. Biaya pembangaun Cafe Rp. 100.000.000
2. Biaya pembelian mesin ice
cream, friser, dan mesin
lainnya
Rp. 25.000.000
16
Modal Investasi
23. 3. Biaya pemasangan listrik Rp. 4.000.000
4. Pembelian bahan baku Rp. 5. 000.000
5. Biaya pemasangan isntalasi
internet
Rp. 1.000.000
Total Rp. 135.000.000
24. 17
III. KESIMPULAN
Berdasarkan dari perhitungan skor bobot, maka Warung Komang berada di
posisi kuadran atau sel IV. Hal ini berarti Warung Komang telah berada pada posisi
stabil. Strategi yang digunakan yaitu strategi bertahan, di mana kondisi internal
organisasi (warung komang) berada pada alternative dilematis. Jadi Café Warung
Komang disarankan untuk menggunakan strategy bertahan, mengontrol perfoma
internal agar tidak menjadi semakin memburuk seperti dengan tetap menjaga
kualitas rasa, aktif dalam mempromosikan Warung Komang di sosial media, tetap
menjaga atau mengontrol kelayakan fasilitas yang telah di sediakan di warung
komang. Strategi ini digunakan dan dipertahankan sambil terus berusahan
memperbaiki diri seperti denganmendengarmasukandaripara pelangganyangdapat
dijadikan patokan dalam meningkatkan kualitas dan eksistensi dari warung komang.
Dari analisisSWOT telah diberikanbeberapa strategiyangdapatditerapkan
oleh Warung Komang untuk meminimalisir kekurangan dan ancaman yaitu seperti
dengan melakukanpengembanganproduk baruyangbervariasi,melakukanperawatan
rutin terhadap fasilitas café dan mengikuti tren kebutuhan masyarakat, mengikuti
pelatihan-pelatihan manajemen, meningkatkan fasilitas pendukung penarik minat