SlideShare a Scribd company logo
1 of 8
Kreativitas dengan Kemampuan Menulis
                                   Oleh: Marlina


A. Hakikat Kreativitas
       Empat dimensi kreativitas menurut Rhodes (1961) yakni person, process,
Product, and press. Rhodes menyebutnya dengan ”the Four P’s Creativity”.
(Supriadi, 1994: 7)
       Guilford menekankan dimensi kreativitas pada person dan menemukan
bahwa dalam arti sempit kreativitas mengacu pada kecakapan yang menjadi
karakteristik orang-orang yang kreatif, yaitu orisinalitas, fleksibilitas, kelancaran,
dan elaborasi.
       Guilford juga mengemukakan bahwa kriteria kreativitas ini identik
dengan kepribadian kreatif. Kepribadian kreatif menurut Guilford meliputi
dimensi kognitif (bakat) yang meliputi empat karakteristik orang-orang kreatif
yaitu orisinalitas, fleksibilitas, kelancaran, dan elaborasi dan dimensi kognitif
yang meliputi motivasi, sikap, dan kualitas tempramental. (Supriadi, 1994: 15)
       Sementara itu,     Utami Munandar (1977) menekankan kreativitas pada
dimensi proses. Munandar menguraikan definisi tentang kreativitas berdasarkan
empat P, pertama pribadi (person), bahwa setiap anak adalah pribadi unik dan
kreativitas adalah ungkapan (ekspresi) dari keunikan pribadi individu. Kedua
proses (process), kreativitas sebagai kemampuan untuk menciptakan sesuatu
yang baru atau untuk menemukan hubungan-hubungan baru antara unsur-
unsur yang sudah ada sebelumnya dalam mencari jawaban baru terhadap suatu
masalah, merupakan manifestasi dari kelancaran, fleksibilitas dan orisinalitas
pemikiran anak. Ketiga pendorong (press), kreativitas dapat berkembang jika ada
“press” atau pendorong, baik dari dalam (dorongan internal, keinginan, motivasi
atau hasrat yang kuat dari diri sendiri) untuk berkreasi, maupun dari luar, yaitu
lingkungan yang memupuk dan mendorong pikiran, perasaan, sikap dan
perilaku anak yang kreatif dengan memberikan peluang kepada anak untuk
bersibuk diri secara kreatif. Keempat produk (product), bahwa produk-produk
kreativitas yang konstruktif pasti akan muncul, karena produk kreativitas
muncul dari proses interaksi dari keunikan individu di satu pihak dan bahan,
kejadian, orang-orang atau keadaan hidupnya (faktor lingkungan di lain pihak).
(Mayangsari:
Munandar juga mengemukakan tujuh sikap orang-orang yang kreatif, yaitu:
terbuka terhadap pengalaman baru dan luar biasa, luwes dalam berpikir dan
bertindak, bebas dalam mengekspresikan diri, dapat mengapresiasi fantasi,
berminat pada kegiatan-kegiatan kreatif, percaya pada gagasan sendiri, dan
mandiri. (Supriadi, 1994: 56)
         Kreativitas memang tidak dapat dipisahkan dari proses kreatif dan
berpikir kreatif Teori Wallas, dikemukakan tahun 1926 dalam bukunya The Art of
Thought (Piirto, 1992), menyatakan bahwa proses kreatif meliputi empat tahap,
yakni:
1) Tahap persiapan, tahap pengumpulan informasi yang diperlukan untuk
memecahkan masalah. Pada tahap ini individu mempersiapkan diri untuk
memecahkan masalah dengan belajar berpikir, mencari jawaban, bertanya
kepada orang lain dan sebagainya. Dengan bekal bahan dan pengetahuan
maupun pengalaman individu menjajaki bermacam-macam kemungkinan
penyelesaian masalah. Di tahap ini pemikiran bersifat divergenmenjadi sangat
penting, belum ada arah yang jelas, akan tetapi alam pikiran mengeksplorasi
berbagai alternatif.
2) Tahap inkubasi, tahap di mana individu seakan-akan melepaskan diri untuk
sementara dari masalah tersebut, dalam arti bahwa ia tidak memikirkan
masalahnya secara sadar, tetapi “mengeramnya” dalam alam pra-sadar. Tahap
ini penting artinya dalam proses timbulnya inspirasi. Gagasan atau inspirasi
merupakan titik mula dari suatu penemuan atau kreasi baru yang berasal dari
daerah pra-sadar atau timbul dalam keadaan ketidaksadaran penuh.
3) Tahap iluminasi, tahap timbulnya “insight” atau “Aha-Erlebnis”, saat timbulnya
inspirasi atau gagasan baru, beserta proses-proses psikologis yang mengawali
dan mengikuti munculnya inspirasi atau gagasan baru.
4) Tahap verifikasi. Tahap ini disebut juga tahap evaluasi, yakni tahap pengujian
ide atau kreasi baru terhadap realitas yang ada. Pada tahap ini diperlukan
pemikiran kritis konvergen. Dengan perkataan lain, proses divergensi (pemikiran
kreatif) harus diikuti oleh proses konvergensi (pemikiran kritis). (Mayang Sari,
2005: 82)
          Amabile (1983) menyatakan dimensi kreatif terdiri atas tiga dimensi yakni
dimensi proses, dimensi person dan dimensi produk. Dimensi proses Amabile
dilukiskan oleh Koestler (1964) yang mengartikan kreativitas sebagai suatu
proses bisosiatif, yaitu “the deliberate connecting of two previously unrelated’matrices
of thought’ to produce a new insight or invention”. Diartikan oleh Rohenberg (1976)
yang menyatakan proses kreatif identik dengan berpikir janusian, yakni suatu
tipe berpikir divergen yang berusaha melihat berbagai dimensi yang beragam
atau bahkan bertentangan menjadi suatu pemikiran yang baru. Seperti halnya
Utami Munandar, apabila proses tersebut merentang dari pengumpulan
informasi, inkubasi, iluminasi, dan evaluasi/verifikasi maka dapat dikatakan
produk yang dihasilkan dari proses berpikir tersebut adalah sebuah produk
kreatif. Dimensi person yang dimaksudkan di sini sejalan dengan yang
dinyatakan oleh Guilford sebagai kepribadian kreatif. Sementara itu, dimensi
produk kreatif yang dinyatakan Amabile yakni sesuatu yang menunjuk pada
hasil perbuatan, kinerja, atau karya seseorang dalam bentuk barang atau
gagasan. (Supriadi, 1994: 14)
          Dijelaskan pula bahwa indikator yang tampak pada sebuah produk
kreatif      ditentukan oleh kebaruan atau orisinal, bermanfaat, dan dapat
memecahkan masalah. (Supriadi, 1994: 14)
          Berdasarkan pendapat ahli di atas dapat dikatakan bahwa kreativitas
meliputi tiga dimensi yakni dimensi person atau orang dengan kepribadian
kreatif yang meliputi dimensi kognitif (bakat) yang meliputi empat karakteristik
orang-orang kreatif yaitu orisinalitas, fleksibilitas, kelancaran, dan elaborasi dan
dimensi kognitif yang meliputi motivasi, sikap, dan kualitas tempramental.
Kedua yaitu adanya proses kreatif yang meliputi tahap pengumpulan data atau
tahap persiapan, tahap inkubasi atau tahap pengeraman, tahap iluminasi atau
tahap pemunculan gagasan-gagasan baru, dan tahap verifikasi/evaluasi.
Sementara itu, di bagian lainnya adalah adanya produk yang dihasilkan. Produk
tersebut merupakan produk yang bersifat baru atau orisinal, bermanfaat, dan
mampu memberikan pemecahan masalah.


B. Hakikat Menulis
        Tarigan mengungkapkan pengertian menulis sebagai keterampilan
berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak
secara tatap muka dengan orang lain. Menulis merupakan suatu kegiatan yang
produktif dan ekspresif. Dalam kegiatan menulis ini maka sang penulis haruslah
terampil memanfaatkan grafologi, struktur bahasa, dan kosakata. Ket[e]rampilan
menulis ini tidak akan datang secara otomatis, melainkan harus melalui latihan
dan prakt[i]k yang banyak dan teratur. Tarigan juga menggambarkan bahwa
menulis sama halnya dengan ketiga keterampilan berbahasa lainnya sebagai
suatu proses perkembangan, oleh karena itu; menulis menuntut pengalaman,
waktu, kesempatan, latihan, ket[e]rampilan- ket[e]rampilan khusus, dan
pengajaran langsung menjadi seorang penulis. Menuntut gagasan-gagasan yang
tersusun logis, diekspresikan dengan jelas, dan ditata secara menarik.
Selanjutnya menuntut penelitian yang terperinci, observasi yang seksama,
pembedaan yang tepat dalam pemilihan judul, bentuk, dan gaya. (Tarigan, 1995:
4-13)
        Roland Bathes seorang budayawan Perancis yang dikutip oleh Pranoto
menyatakan bahwa menulis adalah mengekspresikan sesuatu yang tidak
terekspresikan. (Pranoto, 2004: 9)
Pranoto memberikan batasan mengenai keterampilan menulis yang
berarti menuangkan buah pikiran ke dalam bentuk tulisan atau menceritakan
sesuatu kepada orang lain melalui tulisan. Menulis juga bisa diartikan sebagai
ungkapan atau ekspresi perasaan yang dituangkan dalam bentuk tulisan,....
(Pranoto, 2004:9)
       Dalam pengertian ini, menulis dapat diartikan sebagai keterampilan
berbahasa yang bersifat produktif. Menulis dilakukan dengan cara tidak
langsung, ide-ide yang diungkapkan tertuang dalam bentuk tulisan. Oleh karena
itu, seorang penulis harus mahir dalam menerapkan kaidah-kaidah penulisan,
struktur bahasa dan memiliki penguasaan kosakata yang tidak sedikit.
       Menulis merupakan sebuah kegiatan yang lebih dikenal dengan
mengarang. Akademi Kepengarangan memberikan definisi mengarang sebagai
sebuah kegiatan kompleks, yakni meliputi “keseluruhan rangkaian kegiatan
seseorang mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya melalui bahasa tulis
kepada pembaca untuk dipahami tepat seperti yang dimaksudkan oleh
pengarang. (Widyamartaya, 1990: 9)
       Sejalan dengan pendapat di atas, Harefa mengungkapkan mengarang
adalah salah satu cara belajar yang dilakukan melalui menulis dengan
menuangkan berbagai ide dan gagasan yang simpang siur harus mulai disusun
secara sistematis agar dapat dipahami orang lain dengan baik. (Harefa, 2002: 13)
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat dikatakan bahwa kegiatan
menulis atau yang disebut mengarang adalah kegiatan menuangkan gagasan
untuk menjadi sebuah produk berbentuk sebuah tulisan.
       Pada praktiknya, menulis      bukanlah sekadar memenuhi perintah
menuliskan apa yang terdapat dalam pikiran. Seperti halnya yang dikemukakan
oleh Safari, tulisan dapat dinilai baik apabila siswa mampu menerapkan aspek
kebahasaan, antara lain:
1)   isi,
2)   penalaran/kelogisan dan ketajaman,
3)        ketepatan dan kesesuaian,
4)        teknik penyajian,
5)        gaya penyajian dan bahasa,
6)        keterbacaan/kejelasan,
7)        struktur,
8)        ejaan, tanda baca,
9)        pilihan kata
     (Safari: 1997, 110)


           Berdasarkan penjabaran di atas dapat dikatakan bahwa menulis
merupakan sebuah kegiatan atau proses menuangkan gagasan hingga akhirnya
menghasilkan sebuah produk berupa tulisan. Seorang penulis yang baik dalam
praktik menulis harus memperhatikan tulisannya dari segi
1) isi,
2) penalaran/kelogisan dan ketajaman,
3) ketepatan dan kesesuaian,
4) teknik penyajian,
5) gaya penyajian dan bahasa,
6) keterbacaan/kejelasan,
7) struktur,
8) ejaan, tanda baca,
9) pilihan kata
10) pemilihan judul


Kreativitas dengan Menulis
Berdasarkan konstruk-konstruk yang disebutkan di atas, dapat dikatakan bahwa
kegiatan menulis merupakan sebuah kegiatan kreatif. Dikatakan kreatif karena
pada hakikatnya, menulis merupakan sebuah proses untuk menghasilkan
produk. Adapun bila dikaitkan dengan kreativitas, unsur kreativitas dalam
menulis harus memasuki tiga dimensi kreativitas yang meliputi dimensi person,
dimensi proses, dan dimensi produk. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa
kreativitas dalam menulis dapat dilihat sebagai sebuah kegiatan yang dilakukan
oleh person atau orang dengan kepribadian kreatif melalui dimensi proses kreatif
guna menghasilkan sebuah produk kreatif berupa tulisan.
          Adapun berdasarkan konstruk kreativitas maka dijabarkan pula bahwa
seorang penulis dalam hal ini person adalah orang-orang yang memiliki
kepribadian kreatif yang meliputi dimensi kognitif (bakat) yang meliputi empat
karakteristik orang-orang kreatif yaitu orisinalitas, fleksibilitas, kelancaran, dan
elaborasi dan dimensi kognitif yang meliputi motivasi, sikap, dan kualitas
tempramental yang baik. Selanjutnya, dalam prosesnya, kegiatan menulis ini
harus dapat melewati empat tahap proses kreatif yang meliputi tahap
pengumpulan            data atau             tahap persiapan,                  tahap inkubasi           atau tahap
pengeraman, tahap iluminasi atau tahap pemunculan gagasan-gagasan baru,
dan tahap verifikasi/evaluasi hingga akhirnya menghasilkan sebuah produk
berupa tulisan. Selanjutnya, setelah melewati proses kreatif maka hasil dari
proses tersebut atau dikatakan produk kreatif haruslah berupa sebuah produk
baru atau orisinal, bermanfaat, dan dapat memberikan penyelesaian masalah.
Sementara dari segi kualitas tulisan, tulisan tersebut harus tetap memperhatikan
aspek-aspek kebahasaan dalam menulis yang meliputi isi, penalaran/kelogisan
dan ketajaman, ketepatan dan kesesuaian, teknik penyajian, gaya penyajian dan
bahasa, keterbacaan/kejelasan, struktur, ejaan, tanda baca, pilihan kata, dan
pemilihan judul.


Kreativitas dalam Menulis
             Person             Proses                                                     Produk

  Kognitif         Nonkog   P   I   I    E           Kreatif                                        Kebahasaan
                   nitif    e   n   l    v
  O   F   K    e   M S K    r   k   u    a   Oris    man       Peme    i   p   k   k   t   g   keterb   s   e Tanda   Pilihan   Pemili
  r   l   e    l   o i u    s   u   m    l   inali   faat      cahan   s   e   e   e   e   a   acaan    t   j baca    kata      han
  i   e   l    a   ti k a   i   b   i    u    tas              masal   i   n   t   s   k   y            r   a                   judul
  s   k   a    b   v a li   a   a   n    a                       ah        a   a   e   n   a            u   a
  i   s   n    o   a p t    p   s   a                                      l   j   u   i                k   n
n   i   c   r s   a   a i   s   s              a   a   a   k       t
  a   b   a   a i   s   n     i   i              r   m   i           u
  l   i   r   s     T                            a   a   a           r
  i   l   a   i     e                            n   n   n
  t   i   n         m
  a   t             p
  s   a             r
      s             a
                    m
                    e
                    n
                    t
                    a
                    l




Daftar Pustaka
Guntur Tarigan, Henry. Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung:
      Angkasa. 1994.
Harefa, Andrias. Agar Menulis-Mengarang bisa Gampang. Jakarta: PT. Gramedia
      Pustaka Utama. 2002.
Mayang Sari, Sriti. Peran Ruang dalam menunjang Kreativitas Anak (Dimensi
      InteriorVol. 1 No. 3 Juni 2005).
Pranoto, Naning. Creative Writing 72 Jurus Seni Mengarang. Jakarta: PT.
Primamedia Pustaka. 2004.
Safari. Pengujian dan Penilaian Bahasa dan Sastra Indonesia. Jakarta: Krtanegara.
      1997.
Supriadi, Dedi. Kreativitas, Kebudayaan, dan Perkembangan Iptek.bandung:Alfabeta.
      1994.
Widyamartaya, A. Seni Menuangkan Gagasan. Yogyakarta: Kanisius. 1990.

More Related Content

What's hot

Instrumen dan teknik pengumpulan data
Instrumen dan teknik pengumpulan dataInstrumen dan teknik pengumpulan data
Instrumen dan teknik pengumpulan dataLevina Lme
 
keterampilan berbahasa indonesia reseptif
keterampilan berbahasa indonesia reseptifketerampilan berbahasa indonesia reseptif
keterampilan berbahasa indonesia reseptifTohir Haliwaza
 
Perbedaan artikel penelitian dengan nonpenelitian
Perbedaan artikel penelitian dengan nonpenelitianPerbedaan artikel penelitian dengan nonpenelitian
Perbedaan artikel penelitian dengan nonpenelitianWarman Tateuteu
 
Makalah dasar-dasar statistika
Makalah dasar-dasar statistikaMakalah dasar-dasar statistika
Makalah dasar-dasar statistikaSiti_Rita_Anita
 
Contoh Analisis Data Statistika Menggunakan SPSS 16.0 (Mulai Entri Data samp...
 Contoh Analisis Data Statistika Menggunakan SPSS 16.0 (Mulai Entri Data samp... Contoh Analisis Data Statistika Menggunakan SPSS 16.0 (Mulai Entri Data samp...
Contoh Analisis Data Statistika Menggunakan SPSS 16.0 (Mulai Entri Data samp...Yogyakarta State University
 
PPT - Materi Proposal - B. Indonesia | Kelas XI
PPT - Materi Proposal - B. Indonesia | Kelas XIPPT - Materi Proposal - B. Indonesia | Kelas XI
PPT - Materi Proposal - B. Indonesia | Kelas XINurul Abidah
 
Pengertian dan urgensi penelitian
Pengertian dan urgensi penelitianPengertian dan urgensi penelitian
Pengertian dan urgensi penelitianFredika Ayu Lestari
 
POWERPOINT Teks laporan observasi
POWERPOINT Teks laporan observasiPOWERPOINT Teks laporan observasi
POWERPOINT Teks laporan observasiMaghfira Ganivy
 
Perbedaan Setiap Angkatan Sastra
Perbedaan Setiap Angkatan SastraPerbedaan Setiap Angkatan Sastra
Perbedaan Setiap Angkatan SastraDermawan Jaqee
 
MAKALAH DESAIN PENELITIAN SURVEY
MAKALAH DESAIN PENELITIAN SURVEYMAKALAH DESAIN PENELITIAN SURVEY
MAKALAH DESAIN PENELITIAN SURVEYsuyono fis
 
Variasi bahasa -Sosiolinguistik (S1)
Variasi bahasa -Sosiolinguistik (S1)Variasi bahasa -Sosiolinguistik (S1)
Variasi bahasa -Sosiolinguistik (S1)Ibnu Saefullah
 
PPT DAFTAR PUSTAKA BAHASA INDONESIA
PPT DAFTAR PUSTAKA BAHASA INDONESIAPPT DAFTAR PUSTAKA BAHASA INDONESIA
PPT DAFTAR PUSTAKA BAHASA INDONESIAHanifa Zulfitri
 
Bab tentang kutipan
Bab tentang kutipanBab tentang kutipan
Bab tentang kutipanIbnu Khoiry
 
Kutipan dan Cara Menulis Kutipan
Kutipan dan Cara Menulis KutipanKutipan dan Cara Menulis Kutipan
Kutipan dan Cara Menulis Kutipantiharum
 
PENULISAN KARYA ILMIAH - Tata Cara Penulisan KTI
PENULISAN KARYA ILMIAH - Tata Cara Penulisan KTIPENULISAN KARYA ILMIAH - Tata Cara Penulisan KTI
PENULISAN KARYA ILMIAH - Tata Cara Penulisan KTIDiana Amelia Bagti
 
Debat pedoman moderator
Debat   pedoman moderatorDebat   pedoman moderator
Debat pedoman moderatorJoshua Jeremy
 

What's hot (20)

Instrumen dan teknik pengumpulan data
Instrumen dan teknik pengumpulan dataInstrumen dan teknik pengumpulan data
Instrumen dan teknik pengumpulan data
 
keterampilan berbahasa indonesia reseptif
keterampilan berbahasa indonesia reseptifketerampilan berbahasa indonesia reseptif
keterampilan berbahasa indonesia reseptif
 
Konsep Bahasa dan Fungsi Bahasa Indonesia
Konsep Bahasa dan Fungsi Bahasa IndonesiaKonsep Bahasa dan Fungsi Bahasa Indonesia
Konsep Bahasa dan Fungsi Bahasa Indonesia
 
Perbedaan artikel penelitian dengan nonpenelitian
Perbedaan artikel penelitian dengan nonpenelitianPerbedaan artikel penelitian dengan nonpenelitian
Perbedaan artikel penelitian dengan nonpenelitian
 
Makalah dasar-dasar statistika
Makalah dasar-dasar statistikaMakalah dasar-dasar statistika
Makalah dasar-dasar statistika
 
Contoh Analisis Data Statistika Menggunakan SPSS 16.0 (Mulai Entri Data samp...
 Contoh Analisis Data Statistika Menggunakan SPSS 16.0 (Mulai Entri Data samp... Contoh Analisis Data Statistika Menggunakan SPSS 16.0 (Mulai Entri Data samp...
Contoh Analisis Data Statistika Menggunakan SPSS 16.0 (Mulai Entri Data samp...
 
PPT - Materi Proposal - B. Indonesia | Kelas XI
PPT - Materi Proposal - B. Indonesia | Kelas XIPPT - Materi Proposal - B. Indonesia | Kelas XI
PPT - Materi Proposal - B. Indonesia | Kelas XI
 
Pengertian dan urgensi penelitian
Pengertian dan urgensi penelitianPengertian dan urgensi penelitian
Pengertian dan urgensi penelitian
 
Pengembangan Paragraf
Pengembangan ParagrafPengembangan Paragraf
Pengembangan Paragraf
 
POWERPOINT Teks laporan observasi
POWERPOINT Teks laporan observasiPOWERPOINT Teks laporan observasi
POWERPOINT Teks laporan observasi
 
Perbedaan Setiap Angkatan Sastra
Perbedaan Setiap Angkatan SastraPerbedaan Setiap Angkatan Sastra
Perbedaan Setiap Angkatan Sastra
 
MAKALAH DESAIN PENELITIAN SURVEY
MAKALAH DESAIN PENELITIAN SURVEYMAKALAH DESAIN PENELITIAN SURVEY
MAKALAH DESAIN PENELITIAN SURVEY
 
Variasi bahasa -Sosiolinguistik (S1)
Variasi bahasa -Sosiolinguistik (S1)Variasi bahasa -Sosiolinguistik (S1)
Variasi bahasa -Sosiolinguistik (S1)
 
PPT DAFTAR PUSTAKA BAHASA INDONESIA
PPT DAFTAR PUSTAKA BAHASA INDONESIAPPT DAFTAR PUSTAKA BAHASA INDONESIA
PPT DAFTAR PUSTAKA BAHASA INDONESIA
 
Bab tentang kutipan
Bab tentang kutipanBab tentang kutipan
Bab tentang kutipan
 
Diksi
DiksiDiksi
Diksi
 
PARAGRAF (ppt)
PARAGRAF (ppt)PARAGRAF (ppt)
PARAGRAF (ppt)
 
Kutipan dan Cara Menulis Kutipan
Kutipan dan Cara Menulis KutipanKutipan dan Cara Menulis Kutipan
Kutipan dan Cara Menulis Kutipan
 
PENULISAN KARYA ILMIAH - Tata Cara Penulisan KTI
PENULISAN KARYA ILMIAH - Tata Cara Penulisan KTIPENULISAN KARYA ILMIAH - Tata Cara Penulisan KTI
PENULISAN KARYA ILMIAH - Tata Cara Penulisan KTI
 
Debat pedoman moderator
Debat   pedoman moderatorDebat   pedoman moderator
Debat pedoman moderator
 

Similar to MENULIS KREATIF

Dimensi kreativitas dalam psikologi pendidikan
Dimensi kreativitas dalam psikologi pendidikanDimensi kreativitas dalam psikologi pendidikan
Dimensi kreativitas dalam psikologi pendidikanAlamsyah Hsb
 
Usaha, wanda soraya, hapzi ali, berfikir kreativitas dan inovasi, universitas...
Usaha, wanda soraya, hapzi ali, berfikir kreativitas dan inovasi, universitas...Usaha, wanda soraya, hapzi ali, berfikir kreativitas dan inovasi, universitas...
Usaha, wanda soraya, hapzi ali, berfikir kreativitas dan inovasi, universitas...wandasoraya
 
Dimensi kreatif dalam filsafat ilmu
Dimensi kreatif dalam filsafat ilmuDimensi kreatif dalam filsafat ilmu
Dimensi kreatif dalam filsafat ilmuDody Perdana
 
Kreativiti, estetika dan ekspresi visual
Kreativiti, estetika dan ekspresi visualKreativiti, estetika dan ekspresi visual
Kreativiti, estetika dan ekspresi visualSabariah Bahrum
 
Pentingnya teknik menulis deskripsi......
Pentingnya teknik menulis deskripsi......Pentingnya teknik menulis deskripsi......
Pentingnya teknik menulis deskripsi......Ismail Bisri
 
Berpikir
BerpikirBerpikir
Berpikirvera78
 
MENGELOLA KREATIFITAS.pptx
MENGELOLA KREATIFITAS.pptxMENGELOLA KREATIFITAS.pptx
MENGELOLA KREATIFITAS.pptxdasephidayah1
 
Pentingnya teknik menulis deskripsi......
Pentingnya teknik menulis deskripsi......Pentingnya teknik menulis deskripsi......
Pentingnya teknik menulis deskripsi......Ismail Bisri
 
INI PPT TEKNO YAGAESYA.pptx
INI PPT TEKNO YAGAESYA.pptxINI PPT TEKNO YAGAESYA.pptx
INI PPT TEKNO YAGAESYA.pptxDelviAna3
 
Kewirausahaan, fitri prihatin, hapzi ali,prof.dr.mm, berfikir kreativitas dan...
Kewirausahaan, fitri prihatin, hapzi ali,prof.dr.mm, berfikir kreativitas dan...Kewirausahaan, fitri prihatin, hapzi ali,prof.dr.mm, berfikir kreativitas dan...
Kewirausahaan, fitri prihatin, hapzi ali,prof.dr.mm, berfikir kreativitas dan...fitripri
 
Bahan ajar kwu bab 5
Bahan ajar kwu bab 5Bahan ajar kwu bab 5
Bahan ajar kwu bab 5rima cemani
 
Dunia Menulis dan Menulis Dunia: Membangun Budaya Literasi
Dunia Menulis dan Menulis Dunia:  Membangun Budaya LiterasiDunia Menulis dan Menulis Dunia:  Membangun Budaya Literasi
Dunia Menulis dan Menulis Dunia: Membangun Budaya LiterasiForum Taman Bacaan Masyarakat
 
Faktor faktor yang mempengaruhi kreativitas kelompok 5
Faktor faktor yang mempengaruhi kreativitas kelompok 5Faktor faktor yang mempengaruhi kreativitas kelompok 5
Faktor faktor yang mempengaruhi kreativitas kelompok 5yona juita
 
Resume materi lkmm pra td
Resume materi lkmm pra tdResume materi lkmm pra td
Resume materi lkmm pra tdFauzul Aziz
 
Resum materi lkmm pra td
Resum materi lkmm pra tdResum materi lkmm pra td
Resum materi lkmm pra tdFauzul Aziz
 

Similar to MENULIS KREATIF (20)

Karya ilmiah
Karya ilmiahKarya ilmiah
Karya ilmiah
 
Dimensi kreativitas dalam psikologi pendidikan
Dimensi kreativitas dalam psikologi pendidikanDimensi kreativitas dalam psikologi pendidikan
Dimensi kreativitas dalam psikologi pendidikan
 
Usaha, wanda soraya, hapzi ali, berfikir kreativitas dan inovasi, universitas...
Usaha, wanda soraya, hapzi ali, berfikir kreativitas dan inovasi, universitas...Usaha, wanda soraya, hapzi ali, berfikir kreativitas dan inovasi, universitas...
Usaha, wanda soraya, hapzi ali, berfikir kreativitas dan inovasi, universitas...
 
Dimensi kreatif dalam filsafat ilmu
Dimensi kreatif dalam filsafat ilmuDimensi kreatif dalam filsafat ilmu
Dimensi kreatif dalam filsafat ilmu
 
Psikologi pendidikan
Psikologi pendidikanPsikologi pendidikan
Psikologi pendidikan
 
Konsep inovasi & kreativitas
Konsep inovasi & kreativitasKonsep inovasi & kreativitas
Konsep inovasi & kreativitas
 
Kreativiti, estetika dan ekspresi visual
Kreativiti, estetika dan ekspresi visualKreativiti, estetika dan ekspresi visual
Kreativiti, estetika dan ekspresi visual
 
Makalah ppd ttg kreativitas
Makalah ppd ttg kreativitasMakalah ppd ttg kreativitas
Makalah ppd ttg kreativitas
 
Pentingnya teknik menulis deskripsi......
Pentingnya teknik menulis deskripsi......Pentingnya teknik menulis deskripsi......
Pentingnya teknik menulis deskripsi......
 
Berpikir
BerpikirBerpikir
Berpikir
 
MENGELOLA KREATIFITAS.pptx
MENGELOLA KREATIFITAS.pptxMENGELOLA KREATIFITAS.pptx
MENGELOLA KREATIFITAS.pptx
 
Pentingnya teknik menulis deskripsi......
Pentingnya teknik menulis deskripsi......Pentingnya teknik menulis deskripsi......
Pentingnya teknik menulis deskripsi......
 
INI PPT TEKNO YAGAESYA.pptx
INI PPT TEKNO YAGAESYA.pptxINI PPT TEKNO YAGAESYA.pptx
INI PPT TEKNO YAGAESYA.pptx
 
Kewirausahaan, fitri prihatin, hapzi ali,prof.dr.mm, berfikir kreativitas dan...
Kewirausahaan, fitri prihatin, hapzi ali,prof.dr.mm, berfikir kreativitas dan...Kewirausahaan, fitri prihatin, hapzi ali,prof.dr.mm, berfikir kreativitas dan...
Kewirausahaan, fitri prihatin, hapzi ali,prof.dr.mm, berfikir kreativitas dan...
 
Bahan ajar kwu bab 5
Bahan ajar kwu bab 5Bahan ajar kwu bab 5
Bahan ajar kwu bab 5
 
Tugas 5 tik fahmi
Tugas 5 tik fahmiTugas 5 tik fahmi
Tugas 5 tik fahmi
 
Dunia Menulis dan Menulis Dunia: Membangun Budaya Literasi
Dunia Menulis dan Menulis Dunia:  Membangun Budaya LiterasiDunia Menulis dan Menulis Dunia:  Membangun Budaya Literasi
Dunia Menulis dan Menulis Dunia: Membangun Budaya Literasi
 
Faktor faktor yang mempengaruhi kreativitas kelompok 5
Faktor faktor yang mempengaruhi kreativitas kelompok 5Faktor faktor yang mempengaruhi kreativitas kelompok 5
Faktor faktor yang mempengaruhi kreativitas kelompok 5
 
Resume materi lkmm pra td
Resume materi lkmm pra tdResume materi lkmm pra td
Resume materi lkmm pra td
 
Resum materi lkmm pra td
Resum materi lkmm pra tdResum materi lkmm pra td
Resum materi lkmm pra td
 

More from Marliena An

Contoh artikel hasil penelitian baru
Contoh artikel hasil penelitian baruContoh artikel hasil penelitian baru
Contoh artikel hasil penelitian baruMarliena An
 
Panduan pembakuan istilah
Panduan pembakuan istilahPanduan pembakuan istilah
Panduan pembakuan istilahMarliena An
 
Pedoman umum pembentukan istilah_pbn
Pedoman umum pembentukan istilah_pbnPedoman umum pembentukan istilah_pbn
Pedoman umum pembentukan istilah_pbnMarliena An
 
Kamus tesaurus bahasa-indonesia
Kamus tesaurus bahasa-indonesiaKamus tesaurus bahasa-indonesia
Kamus tesaurus bahasa-indonesiaMarliena An
 
Pedoman umum ejaan-yang_disempurnakan
Pedoman umum ejaan-yang_disempurnakanPedoman umum ejaan-yang_disempurnakan
Pedoman umum ejaan-yang_disempurnakanMarliena An
 
Psikologi Sastra Novel "Cala Ibi"
Psikologi Sastra Novel "Cala Ibi"Psikologi Sastra Novel "Cala Ibi"
Psikologi Sastra Novel "Cala Ibi"Marliena An
 
Proposal Penelitian Tindakan Kelas
Proposal Penelitian Tindakan KelasProposal Penelitian Tindakan Kelas
Proposal Penelitian Tindakan KelasMarliena An
 
Gaya dan Strategi Belajar
Gaya dan Strategi Belajar Gaya dan Strategi Belajar
Gaya dan Strategi Belajar Marliena An
 
Seminar Proposal Tesis
Seminar Proposal TesisSeminar Proposal Tesis
Seminar Proposal TesisMarliena An
 
Pragmatik Lintas Budaya
Pragmatik Lintas Budaya Pragmatik Lintas Budaya
Pragmatik Lintas Budaya Marliena An
 
Penilaian Buku Pelajaran
Penilaian Buku PelajaranPenilaian Buku Pelajaran
Penilaian Buku PelajaranMarliena An
 
Resepsi sastra film
Resepsi sastra filmResepsi sastra film
Resepsi sastra filmMarliena An
 
Pengembangan Materi Ajar
Pengembangan Materi AjarPengembangan Materi Ajar
Pengembangan Materi AjarMarliena An
 
Metodologi Pembelajaran
Metodologi PembelajaranMetodologi Pembelajaran
Metodologi PembelajaranMarliena An
 
Pengembangan Tes Kosakata dengan Ancangan Descrete
Pengembangan Tes Kosakata dengan Ancangan DescretePengembangan Tes Kosakata dengan Ancangan Descrete
Pengembangan Tes Kosakata dengan Ancangan DescreteMarliena An
 
Analisis Kesalahan Berbahasa
Analisis Kesalahan BerbahasaAnalisis Kesalahan Berbahasa
Analisis Kesalahan BerbahasaMarliena An
 
Analisis Kontrastif Pembentukan Kata Kerja
Analisis Kontrastif Pembentukan Kata KerjaAnalisis Kontrastif Pembentukan Kata Kerja
Analisis Kontrastif Pembentukan Kata KerjaMarliena An
 

More from Marliena An (17)

Contoh artikel hasil penelitian baru
Contoh artikel hasil penelitian baruContoh artikel hasil penelitian baru
Contoh artikel hasil penelitian baru
 
Panduan pembakuan istilah
Panduan pembakuan istilahPanduan pembakuan istilah
Panduan pembakuan istilah
 
Pedoman umum pembentukan istilah_pbn
Pedoman umum pembentukan istilah_pbnPedoman umum pembentukan istilah_pbn
Pedoman umum pembentukan istilah_pbn
 
Kamus tesaurus bahasa-indonesia
Kamus tesaurus bahasa-indonesiaKamus tesaurus bahasa-indonesia
Kamus tesaurus bahasa-indonesia
 
Pedoman umum ejaan-yang_disempurnakan
Pedoman umum ejaan-yang_disempurnakanPedoman umum ejaan-yang_disempurnakan
Pedoman umum ejaan-yang_disempurnakan
 
Psikologi Sastra Novel "Cala Ibi"
Psikologi Sastra Novel "Cala Ibi"Psikologi Sastra Novel "Cala Ibi"
Psikologi Sastra Novel "Cala Ibi"
 
Proposal Penelitian Tindakan Kelas
Proposal Penelitian Tindakan KelasProposal Penelitian Tindakan Kelas
Proposal Penelitian Tindakan Kelas
 
Gaya dan Strategi Belajar
Gaya dan Strategi Belajar Gaya dan Strategi Belajar
Gaya dan Strategi Belajar
 
Seminar Proposal Tesis
Seminar Proposal TesisSeminar Proposal Tesis
Seminar Proposal Tesis
 
Pragmatik Lintas Budaya
Pragmatik Lintas Budaya Pragmatik Lintas Budaya
Pragmatik Lintas Budaya
 
Penilaian Buku Pelajaran
Penilaian Buku PelajaranPenilaian Buku Pelajaran
Penilaian Buku Pelajaran
 
Resepsi sastra film
Resepsi sastra filmResepsi sastra film
Resepsi sastra film
 
Pengembangan Materi Ajar
Pengembangan Materi AjarPengembangan Materi Ajar
Pengembangan Materi Ajar
 
Metodologi Pembelajaran
Metodologi PembelajaranMetodologi Pembelajaran
Metodologi Pembelajaran
 
Pengembangan Tes Kosakata dengan Ancangan Descrete
Pengembangan Tes Kosakata dengan Ancangan DescretePengembangan Tes Kosakata dengan Ancangan Descrete
Pengembangan Tes Kosakata dengan Ancangan Descrete
 
Analisis Kesalahan Berbahasa
Analisis Kesalahan BerbahasaAnalisis Kesalahan Berbahasa
Analisis Kesalahan Berbahasa
 
Analisis Kontrastif Pembentukan Kata Kerja
Analisis Kontrastif Pembentukan Kata KerjaAnalisis Kontrastif Pembentukan Kata Kerja
Analisis Kontrastif Pembentukan Kata Kerja
 

MENULIS KREATIF

  • 1. Kreativitas dengan Kemampuan Menulis Oleh: Marlina A. Hakikat Kreativitas Empat dimensi kreativitas menurut Rhodes (1961) yakni person, process, Product, and press. Rhodes menyebutnya dengan ”the Four P’s Creativity”. (Supriadi, 1994: 7) Guilford menekankan dimensi kreativitas pada person dan menemukan bahwa dalam arti sempit kreativitas mengacu pada kecakapan yang menjadi karakteristik orang-orang yang kreatif, yaitu orisinalitas, fleksibilitas, kelancaran, dan elaborasi. Guilford juga mengemukakan bahwa kriteria kreativitas ini identik dengan kepribadian kreatif. Kepribadian kreatif menurut Guilford meliputi dimensi kognitif (bakat) yang meliputi empat karakteristik orang-orang kreatif yaitu orisinalitas, fleksibilitas, kelancaran, dan elaborasi dan dimensi kognitif yang meliputi motivasi, sikap, dan kualitas tempramental. (Supriadi, 1994: 15) Sementara itu, Utami Munandar (1977) menekankan kreativitas pada dimensi proses. Munandar menguraikan definisi tentang kreativitas berdasarkan empat P, pertama pribadi (person), bahwa setiap anak adalah pribadi unik dan kreativitas adalah ungkapan (ekspresi) dari keunikan pribadi individu. Kedua proses (process), kreativitas sebagai kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru atau untuk menemukan hubungan-hubungan baru antara unsur- unsur yang sudah ada sebelumnya dalam mencari jawaban baru terhadap suatu masalah, merupakan manifestasi dari kelancaran, fleksibilitas dan orisinalitas pemikiran anak. Ketiga pendorong (press), kreativitas dapat berkembang jika ada “press” atau pendorong, baik dari dalam (dorongan internal, keinginan, motivasi atau hasrat yang kuat dari diri sendiri) untuk berkreasi, maupun dari luar, yaitu lingkungan yang memupuk dan mendorong pikiran, perasaan, sikap dan
  • 2. perilaku anak yang kreatif dengan memberikan peluang kepada anak untuk bersibuk diri secara kreatif. Keempat produk (product), bahwa produk-produk kreativitas yang konstruktif pasti akan muncul, karena produk kreativitas muncul dari proses interaksi dari keunikan individu di satu pihak dan bahan, kejadian, orang-orang atau keadaan hidupnya (faktor lingkungan di lain pihak). (Mayangsari: Munandar juga mengemukakan tujuh sikap orang-orang yang kreatif, yaitu: terbuka terhadap pengalaman baru dan luar biasa, luwes dalam berpikir dan bertindak, bebas dalam mengekspresikan diri, dapat mengapresiasi fantasi, berminat pada kegiatan-kegiatan kreatif, percaya pada gagasan sendiri, dan mandiri. (Supriadi, 1994: 56) Kreativitas memang tidak dapat dipisahkan dari proses kreatif dan berpikir kreatif Teori Wallas, dikemukakan tahun 1926 dalam bukunya The Art of Thought (Piirto, 1992), menyatakan bahwa proses kreatif meliputi empat tahap, yakni: 1) Tahap persiapan, tahap pengumpulan informasi yang diperlukan untuk memecahkan masalah. Pada tahap ini individu mempersiapkan diri untuk memecahkan masalah dengan belajar berpikir, mencari jawaban, bertanya kepada orang lain dan sebagainya. Dengan bekal bahan dan pengetahuan maupun pengalaman individu menjajaki bermacam-macam kemungkinan penyelesaian masalah. Di tahap ini pemikiran bersifat divergenmenjadi sangat penting, belum ada arah yang jelas, akan tetapi alam pikiran mengeksplorasi berbagai alternatif. 2) Tahap inkubasi, tahap di mana individu seakan-akan melepaskan diri untuk sementara dari masalah tersebut, dalam arti bahwa ia tidak memikirkan masalahnya secara sadar, tetapi “mengeramnya” dalam alam pra-sadar. Tahap ini penting artinya dalam proses timbulnya inspirasi. Gagasan atau inspirasi merupakan titik mula dari suatu penemuan atau kreasi baru yang berasal dari daerah pra-sadar atau timbul dalam keadaan ketidaksadaran penuh.
  • 3. 3) Tahap iluminasi, tahap timbulnya “insight” atau “Aha-Erlebnis”, saat timbulnya inspirasi atau gagasan baru, beserta proses-proses psikologis yang mengawali dan mengikuti munculnya inspirasi atau gagasan baru. 4) Tahap verifikasi. Tahap ini disebut juga tahap evaluasi, yakni tahap pengujian ide atau kreasi baru terhadap realitas yang ada. Pada tahap ini diperlukan pemikiran kritis konvergen. Dengan perkataan lain, proses divergensi (pemikiran kreatif) harus diikuti oleh proses konvergensi (pemikiran kritis). (Mayang Sari, 2005: 82) Amabile (1983) menyatakan dimensi kreatif terdiri atas tiga dimensi yakni dimensi proses, dimensi person dan dimensi produk. Dimensi proses Amabile dilukiskan oleh Koestler (1964) yang mengartikan kreativitas sebagai suatu proses bisosiatif, yaitu “the deliberate connecting of two previously unrelated’matrices of thought’ to produce a new insight or invention”. Diartikan oleh Rohenberg (1976) yang menyatakan proses kreatif identik dengan berpikir janusian, yakni suatu tipe berpikir divergen yang berusaha melihat berbagai dimensi yang beragam atau bahkan bertentangan menjadi suatu pemikiran yang baru. Seperti halnya Utami Munandar, apabila proses tersebut merentang dari pengumpulan informasi, inkubasi, iluminasi, dan evaluasi/verifikasi maka dapat dikatakan produk yang dihasilkan dari proses berpikir tersebut adalah sebuah produk kreatif. Dimensi person yang dimaksudkan di sini sejalan dengan yang dinyatakan oleh Guilford sebagai kepribadian kreatif. Sementara itu, dimensi produk kreatif yang dinyatakan Amabile yakni sesuatu yang menunjuk pada hasil perbuatan, kinerja, atau karya seseorang dalam bentuk barang atau gagasan. (Supriadi, 1994: 14) Dijelaskan pula bahwa indikator yang tampak pada sebuah produk kreatif ditentukan oleh kebaruan atau orisinal, bermanfaat, dan dapat memecahkan masalah. (Supriadi, 1994: 14) Berdasarkan pendapat ahli di atas dapat dikatakan bahwa kreativitas meliputi tiga dimensi yakni dimensi person atau orang dengan kepribadian
  • 4. kreatif yang meliputi dimensi kognitif (bakat) yang meliputi empat karakteristik orang-orang kreatif yaitu orisinalitas, fleksibilitas, kelancaran, dan elaborasi dan dimensi kognitif yang meliputi motivasi, sikap, dan kualitas tempramental. Kedua yaitu adanya proses kreatif yang meliputi tahap pengumpulan data atau tahap persiapan, tahap inkubasi atau tahap pengeraman, tahap iluminasi atau tahap pemunculan gagasan-gagasan baru, dan tahap verifikasi/evaluasi. Sementara itu, di bagian lainnya adalah adanya produk yang dihasilkan. Produk tersebut merupakan produk yang bersifat baru atau orisinal, bermanfaat, dan mampu memberikan pemecahan masalah. B. Hakikat Menulis Tarigan mengungkapkan pengertian menulis sebagai keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Dalam kegiatan menulis ini maka sang penulis haruslah terampil memanfaatkan grafologi, struktur bahasa, dan kosakata. Ket[e]rampilan menulis ini tidak akan datang secara otomatis, melainkan harus melalui latihan dan prakt[i]k yang banyak dan teratur. Tarigan juga menggambarkan bahwa menulis sama halnya dengan ketiga keterampilan berbahasa lainnya sebagai suatu proses perkembangan, oleh karena itu; menulis menuntut pengalaman, waktu, kesempatan, latihan, ket[e]rampilan- ket[e]rampilan khusus, dan pengajaran langsung menjadi seorang penulis. Menuntut gagasan-gagasan yang tersusun logis, diekspresikan dengan jelas, dan ditata secara menarik. Selanjutnya menuntut penelitian yang terperinci, observasi yang seksama, pembedaan yang tepat dalam pemilihan judul, bentuk, dan gaya. (Tarigan, 1995: 4-13) Roland Bathes seorang budayawan Perancis yang dikutip oleh Pranoto menyatakan bahwa menulis adalah mengekspresikan sesuatu yang tidak terekspresikan. (Pranoto, 2004: 9)
  • 5. Pranoto memberikan batasan mengenai keterampilan menulis yang berarti menuangkan buah pikiran ke dalam bentuk tulisan atau menceritakan sesuatu kepada orang lain melalui tulisan. Menulis juga bisa diartikan sebagai ungkapan atau ekspresi perasaan yang dituangkan dalam bentuk tulisan,.... (Pranoto, 2004:9) Dalam pengertian ini, menulis dapat diartikan sebagai keterampilan berbahasa yang bersifat produktif. Menulis dilakukan dengan cara tidak langsung, ide-ide yang diungkapkan tertuang dalam bentuk tulisan. Oleh karena itu, seorang penulis harus mahir dalam menerapkan kaidah-kaidah penulisan, struktur bahasa dan memiliki penguasaan kosakata yang tidak sedikit. Menulis merupakan sebuah kegiatan yang lebih dikenal dengan mengarang. Akademi Kepengarangan memberikan definisi mengarang sebagai sebuah kegiatan kompleks, yakni meliputi “keseluruhan rangkaian kegiatan seseorang mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami tepat seperti yang dimaksudkan oleh pengarang. (Widyamartaya, 1990: 9) Sejalan dengan pendapat di atas, Harefa mengungkapkan mengarang adalah salah satu cara belajar yang dilakukan melalui menulis dengan menuangkan berbagai ide dan gagasan yang simpang siur harus mulai disusun secara sistematis agar dapat dipahami orang lain dengan baik. (Harefa, 2002: 13) Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat dikatakan bahwa kegiatan menulis atau yang disebut mengarang adalah kegiatan menuangkan gagasan untuk menjadi sebuah produk berbentuk sebuah tulisan. Pada praktiknya, menulis bukanlah sekadar memenuhi perintah menuliskan apa yang terdapat dalam pikiran. Seperti halnya yang dikemukakan oleh Safari, tulisan dapat dinilai baik apabila siswa mampu menerapkan aspek kebahasaan, antara lain: 1) isi, 2) penalaran/kelogisan dan ketajaman,
  • 6. 3) ketepatan dan kesesuaian, 4) teknik penyajian, 5) gaya penyajian dan bahasa, 6) keterbacaan/kejelasan, 7) struktur, 8) ejaan, tanda baca, 9) pilihan kata (Safari: 1997, 110) Berdasarkan penjabaran di atas dapat dikatakan bahwa menulis merupakan sebuah kegiatan atau proses menuangkan gagasan hingga akhirnya menghasilkan sebuah produk berupa tulisan. Seorang penulis yang baik dalam praktik menulis harus memperhatikan tulisannya dari segi 1) isi, 2) penalaran/kelogisan dan ketajaman, 3) ketepatan dan kesesuaian, 4) teknik penyajian, 5) gaya penyajian dan bahasa, 6) keterbacaan/kejelasan, 7) struktur, 8) ejaan, tanda baca, 9) pilihan kata 10) pemilihan judul Kreativitas dengan Menulis Berdasarkan konstruk-konstruk yang disebutkan di atas, dapat dikatakan bahwa kegiatan menulis merupakan sebuah kegiatan kreatif. Dikatakan kreatif karena pada hakikatnya, menulis merupakan sebuah proses untuk menghasilkan produk. Adapun bila dikaitkan dengan kreativitas, unsur kreativitas dalam
  • 7. menulis harus memasuki tiga dimensi kreativitas yang meliputi dimensi person, dimensi proses, dan dimensi produk. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kreativitas dalam menulis dapat dilihat sebagai sebuah kegiatan yang dilakukan oleh person atau orang dengan kepribadian kreatif melalui dimensi proses kreatif guna menghasilkan sebuah produk kreatif berupa tulisan. Adapun berdasarkan konstruk kreativitas maka dijabarkan pula bahwa seorang penulis dalam hal ini person adalah orang-orang yang memiliki kepribadian kreatif yang meliputi dimensi kognitif (bakat) yang meliputi empat karakteristik orang-orang kreatif yaitu orisinalitas, fleksibilitas, kelancaran, dan elaborasi dan dimensi kognitif yang meliputi motivasi, sikap, dan kualitas tempramental yang baik. Selanjutnya, dalam prosesnya, kegiatan menulis ini harus dapat melewati empat tahap proses kreatif yang meliputi tahap pengumpulan data atau tahap persiapan, tahap inkubasi atau tahap pengeraman, tahap iluminasi atau tahap pemunculan gagasan-gagasan baru, dan tahap verifikasi/evaluasi hingga akhirnya menghasilkan sebuah produk berupa tulisan. Selanjutnya, setelah melewati proses kreatif maka hasil dari proses tersebut atau dikatakan produk kreatif haruslah berupa sebuah produk baru atau orisinal, bermanfaat, dan dapat memberikan penyelesaian masalah. Sementara dari segi kualitas tulisan, tulisan tersebut harus tetap memperhatikan aspek-aspek kebahasaan dalam menulis yang meliputi isi, penalaran/kelogisan dan ketajaman, ketepatan dan kesesuaian, teknik penyajian, gaya penyajian dan bahasa, keterbacaan/kejelasan, struktur, ejaan, tanda baca, pilihan kata, dan pemilihan judul. Kreativitas dalam Menulis Person Proses Produk Kognitif Nonkog P I I E Kreatif Kebahasaan nitif e n l v O F K e M S K r k u a Oris man Peme i p k k t g keterb s e Tanda Pilihan Pemili r l e l o i u s u m l inali faat cahan s e e e e a acaan t j baca kata han i e l a ti k a i b i u tas masal i n t s k y r a judul s k a b v a li a a n a ah a a e n a u a i s n o a p t p s a l j u i k n
  • 8. n i c r s a a i s s a a a k t a b a a i s n i i r m i u l i r s T a a a r i l a i e n n n t i n m a t p s a r s a m e n t a l Daftar Pustaka Guntur Tarigan, Henry. Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. 1994. Harefa, Andrias. Agar Menulis-Mengarang bisa Gampang. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. 2002. Mayang Sari, Sriti. Peran Ruang dalam menunjang Kreativitas Anak (Dimensi InteriorVol. 1 No. 3 Juni 2005). Pranoto, Naning. Creative Writing 72 Jurus Seni Mengarang. Jakarta: PT. Primamedia Pustaka. 2004. Safari. Pengujian dan Penilaian Bahasa dan Sastra Indonesia. Jakarta: Krtanegara. 1997. Supriadi, Dedi. Kreativitas, Kebudayaan, dan Perkembangan Iptek.bandung:Alfabeta. 1994. Widyamartaya, A. Seni Menuangkan Gagasan. Yogyakarta: Kanisius. 1990.