Materi Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 13
Dosen Pengampu:
Dr. Sigit Sardjono, M.Ec.
Nama Kelompok:
Moch Zulfikar Ramadhan (1222300141)
Maria Kalista Lambo (1222300142)
1. TUGAS PPT BAB I-XI
PENGANTAR EKONOMI MIKRO
Kelompok 13 Kelas H
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SUYABAYA
2. EKONOMI MIKRO
BAB I
Anggota kelompok:
1. Moch Zulfikar Rahmadhan (1222300141)
2. Maria Kalista Lambo (1222300142)
3. SEJARAH SINGKAT
PERKEMBANGAN ILMU EKONOMI
Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari
perilaku manusia dalam memilih dan menciptakan
kemakmuran. Adam Smith adalah orang pertama
yang mengembangkan ilmu ekonomi pada abad
ke-18 tepatnya tahun 1776. seiring berjalannya
waktu ilmu ekonomi mengalami perubahan besar
dalam ide, konsep dan metodenya.
4. Mazhab-Mahzab Dalam
Ekonomi
● Mazhab merkantilisme
● Mazhab fisiokrat
● Mazhab klasik
● Mazhab sosialisme
● Mazhab historis
● Mazhab marjinalis
● Mazhab institusionalis, Mazhab Neoklasik
● Mazhab Keynesian, mazhab Chicago
5. PENGERTIAN ILMU EKONOMI
Ilmu ekonomi secara umum merupakan suatu studi tentang
perilaku masyarakat dalam menggunakan sumber daya
yang langkah dalam rangka memproduksi berbagai
komoditi untuk disalurkan kepada berbagai individu dan
kelompok yang ada dalam suatu masyarakat
6. KELANGKAAN DAN PROBLEM
EKONOMI
Adanya kelangkaan memaksa kita memilih dan
membuat keputusan. Pilihan dapat dibatasi oleh
sumber-sumber ekonomi, politik, peraturan, tradisi,
moral. Agar penggunaan sumber daya memberika
kepuasan dan kemakmuran kepada inidvidu dan
masyarakat maka harus diperhatikan: mekanisme
ekonomi, mekanisme perencanaan pusat, dan
mekanisme pasar
7. KEGIATAN EKONOMI
● Kebutuhan manusia: titik pangkal kegiatan
perekonomian/tenaga pendorong perekonomian
● Sumber pemuas. Jumlah, kualitas sumber-sumber yang dimiliki
● Teknik produksi: penentu tingkat pemenuhan kebutuhan
● Sumber daya dan teknologi: sumber daya alam, sumber daya
manusia, teknologi untuk mengembangkan sumber daya.
● Sumber daya alam: tanah, air, hutan, barang tambang, dll.
● Sumber daya manusia : jasa manusia secara fisik dan mental.
8. PENGGUNAAN ASUMSI, RUANG
LINGKUP, UNSUR PENTING, DAN
ALAT ANALISIS TEORI EKONOMI
● Asumsi yang mendasari teori ekonomi mikro: asumsi
rasionalitas, ceteris paribus, penyederhanaan.
● 4 unsur penting dalam teori mikro: definisi, pemisalan,
hipotesis, pembuatan ramalan
● Teknik Pendekatan ilmiah untuk menjelaskan teori
ekonomi: pengamatan, analisis ekonomi, analisis
statistik dan eksperimen.
9. EKONOMI MIKRO DALAM
KERANGKA ILMU EKONOMI
Kegunaan ilmu ekonomi membantu orang mengatasi
kepentingan pribadi, meningkatkan pengetahuan tentang
berbagai permasalahan nasional yang penting. Teori
harga juga memainkan peran penting dalam
perekonomian.
10. KESIMPULAN
Ilmu ekonomi membantu masyarakat menentukan pilihan
mengenai penggunaan sumber daya yang langkah dan
mempunyai kemungkinan penggunaan alternative untuk
menghasilkan berbagai barang dan jasa serta
mendistribusikannya, baik kini maupun masa mendatang
dan dengan menggunakan uang ataupun tidak
13. Kurva Demand
kurva permintaan suatu barang
bersudut negatif terhadap sumbu
horizontal. Naiknya nilai suatu
variabel diikuti oleh turunnya nilai
variabel satunya sehingga kurva
permintaan berbagai jenis barang
pada umumnya menurun dan kiri
atas ke kanan bawah.
14. Teori barang-barang gengsi
mempunyai asumsi mengenal
jumlah permintaan dan barang-
barang tersebut secara drastis
yang dikatakan oleh perubahan
selera: Gambar 2.2
memperlihatkan kurva
permintaan yang miring ke atas
(upward sloping)
Kurva Permintaa, Barang
Giffen/ Bergengsi
15. Angka 200 di sumbu hortontal adalah
interseptnya fungsi Ox (absis), sedang
400 adalah interseptnya fungsi P
(ordinat). Pada fungsi Qx, slopenya
adalah 0.5, yaitu 200/400. Sedang pada
fungsi Px Slopenya 2 adalah 400/200
Gambar Kurva Demand Secara
Matematis
16. Ada perubahan harga Pergerakan dari
titik A ke B atau ke A disebabkan
karena perubahan harga barang itu
sendiri. Semakin tinggi harga suatu
barang, semakin banyak jumlah
barang yang diminta, dan semakin
rendah harga suatu barang semakin
banyak jumlah barang yang diminta.
Pergeseran Sepanjang kurva Permintaan
17. Titik keseimbangan harga dan jumlah
yang diminta dari A ke B menunjukkan
adanya penambahan Jumlah yang
diminta. Jika dari A ke C menunjukkan
adanya penurunan jumlah yang diminta.
Perubahan ini akibat adanya perubahan
selain harga yang ditawarkan.
Pergeseran Kurva Demand
18. Kurva permintaan pasar
diperoleh dari penjumlahan
kurva permintaan berbagai
individu terhadap barang
tersebut pada setiap tingkat
harga. Kurva permintaan pasar
adalah penjumlahan horizontal
dan permintaan individu.
Pembentukan Kurva Pasar
19. Persamaan permintaan berslope
negatif sedang persamaan
penawaran berslope positif. Slope
positif ini menunjukkan (1) arah
perubahan harga dan jumlah yang
ditawarkan searah dan (2) bentuk
kurva penawaran, miring dari kiri
bawah ke kanan atas
Kurva penawaran
20. Kurva S3 merupakan kurva penawaran
untuk jangka waktu yang sangat pendek.
Kurva S1 (kurva penawaran jangka
panjang dengan biaya konstan atau
constant cost long-run supply curve),
kurva S2 (kurva penawaran jangka
panjang dengan biaya menurun atau
decreasing cost long-run supply curve
kurva penawaran menyalahi hukum
penawaran
21. Jika terjadi perubahan faktor yang
memengaruhi jumlah barang yang
ditawarkan berakibat bertambahnya
penawaran, maka kurva penawaran akan
bergeser ke kanan, sebaliknya jika
berakibat berkurangnya penawaran maka
kurva penawaran akan bergeser ke kiri
Kurva Penawaran
22. Pada harga OP1 produsen terjadi kelebihan
penawaran sebesar Q1Q2. Sehingga harga
cenderung turun sampai pada posisi harga OP. Jika
barang menjadi OP2 konsumen mau membeli
barang sebanyak OQ4, tetapi penjual hanya
menawarkan barang sejumlah OQ3, sehingga
terjadi kelebihan permintaan sebesar Q3Q4.
Kelebihan permintaan ini akan mengakibatkan
harga kembali naik.
Kurva Penentuan Harga dan Kuantitas
Pasar
23. Karena jumlah yang ditawarkan
bertambah sedangkan permintaan
tetap maka terjadi penurunan harga
yang semula 0P1 menjadi sebesar
0P2. Sedang jumlah keseimbangan
berubah, yang tadinya 0Q1menjadi
0Q2
Pergeseran Kurva Supply ke Kanan
24. Jumlah permintaan bertambah
sedangkan penawaran tetap maka
terjadi kenaikan harga yang semula
0P1 menjadi sebesar 0P2. Jumlah
keseimbangan berubah, tadinya 0Q1
menjadi 0Q2. Naiknya harga karena
demand lebih besar dari penawaran
(D>S).
Kurva Penentuan Harga Pasar Karena
Adanya Perubahan Permintaan
25. Adanya perubahan permintaan dan
penawaran yang berkurang maka kurva
permintaan bergeser ke kanan dan kurva
penawaran bergeser ke kiri. Keseimbangan P
dan Q yang baru berubah. Harga
keseimbangan naik dan Q keseimbangan
bertambah. Harga naik dari OP1 ke OP2 dan Q
keseimbangan berkurang dari OQ3 ke OQ2.
Perubahan Kurva Permintaan dan
Penawaran
26. Pemerintah menetapkan kebijakan harga
tertinggi yang boleh dijual sebesar OP2. Pada
tingkat harga (ceiling price) ini produsen
hanya bersedia menawarkan barangnya
sebesar OQ2 sedang konsumen bersedia
membeli sebanyak OQ3. Pasar mengalami
kekurangan pasokan, maka harga akan
meningkat kembali pada posisi OP1.
Penentuan Harga Pasar Karena Adanya
Perubahan Permintaan dan Penawaran
27. Agar persaingan menjadi lebih sehat,
pemerintah menetapkan harga terendah yang
boleh dijual pada tingkat harga sebesar OP1.
Kebijakan ini bisa berhasil jika pemerintah
bersedia memberikan subsidi atau membeli
kelebihan supply sebesar Q2Q3. Jika tidak
harga akan turun kembali sampai pada posisi
OP.
Penentuan Harga Pasar Karena Adanya
Perubahan Permintaan dan Penawaran
28. Kekurangan supply harga meningkat lagi
sampai OP1. Pada harga OP1 petani
bersedia menambah produksinya di musim
yang akan datang. Akibatnya terjadi exces
supply dan harga jatuh sampai OP2. Siklus
ini terus berlanjut, inilah yang disebut
dengan teori laba-laba.
Penentuan Harga Pasar Model Cowweb
Theory
29. Jika harga semakin rendah, surplus
konsumennya bertambah banyak,
sebaliknya, surplus produsennya turun.
Demikian juga jika harga komoditi
semakin mahal/ tinggi, surplus
produsen semakin besar dan surplus
konsumen semakin sedikit.
Surplus Produsen dan Konsumen
30. Jika harganya sebesar OP1 besarnya surplus
konsumen adalah P1AL. Jika harganya naik
lebih tinggi dari OP1 surplus konsumennya
berkurang tetapi jika harganya kurang dari
OP2 surplus konsumennya bertambah.
Naiknya harga akan mengurangi surplus
konsumen dan adanya Dead Wieght Loss
(DWL). DWL-nya sebesar KK”L
31. Total pajak yang diterima pemerintah sebesar
P3P2E2E3, Pajak sebesar itu berasal dari
produsen sebesar P3P1E5E3 dan yang berasal
dari konsumen sebesar P1P2E2E5. Semakin
tegak-semakin inelastis bentuk kurva
penawaran semakin banyak tax yang mampu
dilimpahkan pada konsumen
Kurva Beban Pajak
32. air bersih masih bisa diperoleh secara bebas dari
mata air. Supply-nya sebesar OQ4 sedang demand-
nya hanya OQ2. Harganya nol. Pertambahan
penduduk kurva demand bergeser menjadi kurva
D1. Sedang keberadaan mata air semakin susut.
Supply seperti kurva S dan harganya sebesar OP2.
Sehingga harus mengeluarkan biaya untuk
menggali sumur, memompa sumur, dan
sebagainya.
Kurva Terjadinya Harga Pada Barang
Bebas
33. Pada gambar tidak terjadi transaksi untuk
peralatan makan dari emas. Jadi peralatan
makan yang sebelumnya adalah barang
potensial, sekarang menjadi barang
ekonomis. Banyak barang yang secara
potensial bisa diproduksi tetapi tidak
diproduksikan karena tidak ekonomis.
Kurva Terjadinya Harga Pada Barang
Potensial
34. BAB IV
PERILAKU
KONSUMEN
Matakuliah: Ekonomi Mikro
Kelompok 13:
1.Maria Kalista Lambo (1222300142)
2.Moch Zulfikar Ramadhan (1222300141)
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
2023
36. Konsep perilaku konsumen melibatkan gagasan bahwa
permintaan muncul karena konsumen membutuhkan
manfaat (utilitas) dan barang yang diminta. dan ada
dua cara untuk mengukur nilai suatu komoditas:
kardinal (pendekatan nilai absolut) dan ordinal
(pendekatan relatif, order atau rangking ). Namun, tidak
mungkin mengukur nilai suatu komoditas secara tepat.
37. Nilai Barang
Nilai suatu barang dagangan dapat bersifat obyektif (
kesanggupan suatu barang dan jasa untuk memenuhi
keperluan manusia) atau subyektif (arti yang diberikan
oleh seseorang kepada suatu barang yang tertentu
untuk memuaskan kebutuhannya), dan dapat
digunakan untuk memenuhi kebutuhan primer
(kebutuhan pokok) atau sekunder (bukan pokok).
38. Nilai Barang
Nilai suatu barang dan jasa juga dapat diukur
berdasarkan nilai tukar, yang dapat bersifat obyektif
(kemampuan barang dan jasa itu sendiri untuk
ditukarkan dengan barang dan jasa lain) dan
subyektif(arti yang diberikan oleh seseorang kepada
suatu barang dan jasa, bertalian dengan kegunaan
barang tersebut terhadap dirinya dalam pemenuhan
kepuasan)
39. Pemenuhan Kepuasan
• Kepuasan kebutuhan manusia tidak terbatas,
dan penting untuk menyeimbangkan kebutuhan dan
cara untuk memuaskannya.
• Hukum Gossen menjelaskan bahwa pemuasan
kebutuhan akan menurun seiring berjalannya waktu,
dan manusia akan berusaha memenuhi kebutuhannya
secara seimbang.
41. Pendekatan tradisional untuk mengungkapkan perilaku
konsumen dapat dijelaskan dengan menggunakan
konsep utilitas (daya guna). Setiap barang mempunyai
daya guna atau utilitas karena barang tersebut pasti
mempunyai kemampuan untuk memberikan kepuasan
kepada konsumen yang menggunakan barang
tersebut.
42. Terdapat dua pendekatan dalam mempelajari
dayagunaan (utilitas) yaitu :
-. Pendekatan kardinal berasumsi bahwa besarnya
daya guna yang diterima atau dialami seseorang
konsumen sebagai akibat dari tindakan mengonsumsi
barang itu dapat diukur.
-. pendekatan ordinal menggunakan pendekatan kurva
indiferen (kurva indiferen).
44. • Pendekatan kardinal atau pendekatan utilitas
kardinal adalah suatu teori dalam ilmu ekonomi yang
menganggap bahwa manfaat atau kenikmatan yang
diperoleh oleh seorang konsumen dapat dinyatakan
secara kuantitatif dan dapat diukur secara pasti.
• Dalam pendekatan ini teori nilai guna ini dikenal
hukum diminishing marginal utility, yaitu pertambahan
utilitas yang menurun karena pertambahan satu unit
komoditas yang dikonsumsi
45. -. guna total (total utility/TU) : Nilai guna total
berkenaan dengan jumlah seluruh kepuasan
yang diperoleh dan mengonsumsi sejumlah
komoditas tertentu.
-. guna batas atau marginal utility (MU):
pertambahan atau pengurangan kepuasan
sebagai akibat dan pertambahan atau
pengurangan penggunaan satu unit komoditas
tertentu.
Konsep Guna Batas dan Guna Total (MU dan
TU)
46. Asumsi (anggapan) Dalam Teori Cardinal
Pendekatan Kardinal merupakan teori yang mengasumsikan
bahwa utilitas konsumen dapat dinyatakan secara kuantitatif dan
diukur secara tepat. Hal ini didasarkan pada tiga asumsi:
(1) utility seseorang dapat diukur dalam bentuk uang
(2) berlaku Hukum Gossen (Law of Diminishing Marginal Utility),
yaitu bahwa semakin banyak suatu barang dikonsumsik, maka
tambahan kepuasan (marginal utility) yang diperoleh dari setiap
satuan tambahan yang dikonsumsikan akan menurun;
(3) konsumen selalu berusaha mencapai kepuasan total yang
maksimal
47. Asumsi ini diperlukan untuk
menggambarkan perilaku konsumen
secara lebih riil. Bila tidak, daya guna
akan bertambah terus tanpa batas, yang
berarti konsumen tidak pernah merasa
puas sehingga berusaha terus
menambah tingkat konsumsinya. Hal ini
bertentangan dengan realita sehingga
pendekatan ini tidak akan mampu untuk
menganalisis konsumen.
49. Property Indiference Curve
Pendekatan kurva indiferen didasarkan pada
pendekatan ordinal dan menggunakan kurva indiferen
untuk mewakili kombinasi barang yang memberikan
tingkat kepuasan yang sama kepada konsumen.
50. Property Indiference Curve
Kurva indiferen merupakan kurva yang menunjukkan
perbedaan kombinasi dua barang yang memberikan
tingkat kepuasan yang sama kepada konsumen dan
berguna untuk menganalisis perilaku konsumen dan
dapat digunakan untuk menurunkan kurva permintaan
barang dan jasa.
51. 1. Asumsi dalam Pendekatan Indiference
Curve (IC)
Agar perilaku konsumen dapat dijelaskan riil, teori indifference
curve memerlukan adanya beberapa anggapan (asumsi), yaitu:
a.Konsumen selalu bersifat rasional (rationality).
b.Nilai guna dari uang bersifat konstan (constant marginal of
money).
c.Utility dinyatakan secara ordinal.
d.Berlakunya hukum tambahan yang semakin lama semakin
berkurang (diminishing marginal utility).
e.The total utility dari konsumen tergantung dari beberapa
komoditi.
f.Consistency and transitity of choice.
52. Berubahnya kombinasi dari A ke B: jika
konsumen menghendaki barang X lebih
banyak maka ia harus bersedia mengurangi
barang Y dengan jumlah tertentu: Marginal
Rate of Substitution.
Jika perubahan itu mula-mula dari titik A ke
B dan berlanjut ke titik C. Pengorbanan
barang Y untuk mendapatkan tambahan
barang X yang sama pengorbanan
(pengurangan) barang Y itu semakin lama
semakin berkurang. Lihat gambar: AA”> BB”
dan seterusnya.
2. Kurva IC Menunjukkan Berlakunya Hukum
Diminishing Marginal Rate of Substitution
53. Keterangan gambar, kombinasi X dan Y pada
indeference curve (IC) akan berubah dengan
adanya penambahan jumlah barang X dan Y
menjadi kurva IC1 dan IC2 tidak akan saling
memotong karena kombinasi-kombinasi yang
ada pada IC yang berbeda. Kombinasi di titik
B menunjukkan tingkat utilitas konsumen lebih
tinggi. Semakin jauh dari titik 0 menunjukkan
IC yang memberikan utilitas lebih tinggi.
3. Jika Terjadi Kumpulan Kurva IC, Kurva IC
yang Semakin Jauh dari Titik Origin, Utilitasnya
Semakin Besar
54. Kombinasi di titik A memberikan utilitas sama
dengan kombinasi di titik B karena terletak
pada IC2. Kombinasi di titik A memberikan
utilitas sama dengan kombinasi di titik C
karena terletak pada IC1. sehingga, kombinasi
di titik B sama dengan kombinasi yang ada di
titik C. Kenyataannya, kombinasi yang ada di
titik B tidak akan sama dengan titik C karena
tidak terletak pada IC yang berbeda. Oleh
karena itu, dua IC tidak mungkin saling
berpotongan.
4. Pada Dua IC Tidak Saling Berpotongan
55. konsumen ingin mengonsumsi barang
sebanyak apa pun, tetapi dibatasi oleh
pendapatannya. maka konsumen harus
mengatur komposisi barang sehingga
manfaatnya optimal. Kendala pendapatan ini
dikenal sebagai garis anggaran atau budget
line (BL).
BPX. (X) + Py. Y
Keterangan:
B = Anggaran
Px Tingkat Harga X
Py= Tingkat Harga Y
Kendala Anggaran (Budget Contraint)
56. Kombinasi memberikan guna maksimal bagi
konsumen: kombinasi yang terletak bagi
konsumen antara curve indifference dengan
kurva anggaran (budget line). Pada gambar
Kombinasi yang memberikan guna yang
maksimal bagi konsumen ialah kombinasi A
karena dengan jumlah uang yang ada
konsumen mampu mendapatkan kombinasi
barang terbanyak.
Keseimbangan Konsumen
57. Keseimbangan konsumen terjadi dengan
jumlah uang tertentu mengonsumsi kombinasi
barang yang optimal.
Pada titik B ini menunjukkan kombinasi yang
banyak bisa dipilih dengan jumlah uang
tertentu. Kombinasi di titik B ini disebut dengan
keseimbangan optimal.
Keseimbangan Konsumen yang Optimal
58. 1.Berubahnya Salah Satu dari Harga Barang
Jika harga barang X naik: garis anggaran (budget
line) dan indifference curve-nya bergeser ke kiri. Jika
harga barang X turun: garis anggaran (budget line)
dan indifference curve akan bergeser ke kanan. Bila
titik singgung antara garis anggaran (budget line)
dengan indifference curve yang baru dan yang lama
dihubungkan maka garis penghubung itu disebut
price cunsumtion curve (PCC).
Dua faktor yang akan menyebabkan
berubahnya kombinasi guna maksimal:
Perubahan Utilitas Konsumen
59. 2. Berubahnya Pendapatan Konsumen
Meningkatnya pendapatan konsumen
menyebabkan preference konsumen terhadap
barang X dan Y berubah pada titik E2:
digambarkan garis anggaran (budget line) dan
indifference curve akan bergeser kiri dan
sejajar.
Jika pendapatan konsumen turun maka kedua
curva di atas akan bergeser ke kanan dan
sejajar pula. Bila titik singgung antara kurva
anggaran (budget line) dan indefference yang
lama dan yang baru dihubungkan, maka garis
yang menghubungkan kedua titik itu disebut
Income Counsumption Curve (ICC).
60. Perubahan Harga pada Barang Normal
Jika terjadi perubahan harga: kurva BL
(budget line/garis angaran) berubah dari BL1
ke BL2. Konsumen akan membeli barang
dengan jumlah yang lebih banyak jika harga
barang itu turun (lebih murah). Perubahan ini
yang disebut dengan efek substitusi
(substitution effect). Efek substitusi dari
gambar: berubahnya kombinasi barang X dan
Y yang dikonsumsi konsumen dari titik E1 ke
E3 atau sebesar X1-X2.
3.Perubahan Harga pada Barang
Normal dan Inferior
61. Perubahan Harga pada Barang Inferior
Semakin murahnya barang X menghasilkan
efek pendapatan yang negatif, yaitu jumlah
barang X yang diminta berkurang. Perubahan
kombinasi dari E1 ke E3 adalah price efect
(efek harga) sebesar X1-X3, perubahan dari
kombinasi E3 ke E2 adalah income effect
atau sebesar E3 ke E2 sebesar X3-X2. Jadi
total efeknya adalah sebesar E1 ke E2 atau
sebesar X1-X2.
62. kurva permintaan adalah keseimbangan
konsumen (keinginan optimal konsumen untuk
membeli suatu barang pada satu kendala
tertentu). Bila titik-titik keseimbangan A, B, C
pada kurva BL dihubungkan menjadi 1 garis,
hasil yang diperoleh dikenal dengan Price
Consumption Curve (FCC), yaitu garis yang
menunjukkan keseimbangan konsumen. Jika
titik E1 dan E2 dihubungkan membentuk kurva
demand.
Derivasi Kurva Permintaan dari Kurva PCC
63. Dari kurva ICC ini dapat dibentuk Kurva
Engel: menggambarkan hubungan antara
pendapatan dengan jumlah barang yang
diminta. Jadi ICC atau Kurva Engel
menunjukkan karakteristik suatu barang
terhadap perubahan pendapatan. ICC
atau kurva Engel dapat diklasifikasikan
sebagai barang normal, inferior, dan
giffen.
Penggambaran Kurva Engel dari Kurva ICC
64. Bentuk Indifference Curve
bentuk kurva Indiference Curve adalah non linier turun
dari kiri atas ke kanan bawah dan cembung terhadap
titik nol. Bentuk ini menggambarkan berlakunya hukum
diminishing marginal utility.
65. Kurva Indiference yang Linier Menunjukkan
Adanya Substitusi Sempurna
Perhatikan gambar: untuk mendapatkan
barang X lebih banyak penggantian barang Y
dan X dengan jumlah yang sama. Sehingga
barang X dan Y mempunyai substitusi yang
sempurna. Pengurangan barang Y sebesar AC
sama besarnya dengan penambahan X
sebesar CB.
Ada beberapa bentuk curve
indifference yang lain:
66. Kurva indifference curve yang berupa huruf
L. Menunjukkan barang komplemen
Barang Y ditambah atau dikurangi tidak bisa
digantikan dengan barang X.
68. Perilaku Produsen
Produksi adalah transformasi atau pengubahan faktor produksi
menjadi barang produksi atau suatu proses dimana masukan
(input) diubah menjadi output.
Faktor produksi dalam pembahasan perilaku produsen ini adalah
land, man, capital, dan skill (bahan baku, tenaga kerja, modal,
dan keterampilan).
Perilaku produsen adalah suatu tindakan seorang produsen
untuk mendapatkan keuntungan yg semaksimum mungkin
dengan menggunakan beberapa input yg dimilikinya.
Ada 2 input dalam proses produksi :
1. Labor
2. Capital
69. 5.1 Konsep Jangka Waktu
dalam Proses Produksi
Didalam analisis proses produksi terdapat 2 jangka waktu. Yaitu "jangka pendek"dan
"Jangka panjang".
Jangka pendek > jangka waktu yang sedemikian pendek sehingga perusahaan tidak dapat
mengubah jumlah beberapa sumber yang digunakan. Periode jangka pendek yaitu suatu
jangka waktu proses produksi tertentu dimana hanya ada satu faktor produksi yang
bervariabel.
Jangka panjang
Dalam jangka panjang semua faktor produksi dapat diubah ubah jumlahnya sehingga
produsen mempunyai kesempatan untuk mendapatkan kombinasi faktor faktor produksi
yang paling efisien. Jadi dalam jangka waktu panjang, semua sumber adalah variabel. Tidak
ada persoalan untuk membedakan sumber tetap dan sumber variabel.
70. •Produksi adalah kegiatan mengubah input menjadi output. Fungsi
produksi adalah hubungan teknis antara faktor produksi dan
barang produksi yang dihasilkan dalam proses produksi. Fungsi
produksi dapat dinyatakan dalam persamaan matematis. Secara
matematis fungsi produksi dapat dituliskan sebagai berikut :
•Q = F(C,L,B,S)
•dimana :
•Q = output C = capital L = labor
•B = bahan baku S = skill
5.2 Fungsi Produksi
71. Analisis proses produksi jangka pendek dalam teori ekonomi
diungkapkan dengan kurva TP (total product), AP (average product),
dan MP (marginal product). TP adalah total produksi yang dihasilkan
oleh sejumlah tenaga kerja (labor). AP adalah rata-rata yang dihasilkan
oleh seorang tenaga kerja. MP adalah tambahan hasil produksi apabila
menambah satu tenaga kerja (labor).
AP = TP/Labor MP= TP2-TP1
Jika TP berupa fungsi maka turunan pertama TP adalah MP MP= ∂TP/∂L
5.3 Analisis Proses
Produksi Jangka Pendek
72. 5.3.1 Hukum Tambahan Hasil yang
Semakin Berkurang (The Law of
Diminishing Returns)
Dalam hubungan produksi jangka pendek, di mana
satu faktor produksi bersifat variabel dan faktor-
faktor produksi lainnya tetap, akan dijumpai suatu
kenaikan produksi total apabila kita menambah
faktor produksi variabel itu secara terus-menerus.
Produksi itu akan bertambah terus tetapi dengan
tambahan yang semakin kecil, dan setelah suatu
jumlah tertentu akan mencapai maksimum dan
kemudian menurun.
Hal ini terjadi karena adanya Hukum Tambahan Hasil
yang Semakin Berkurang (Low of Diminishing
Returns).
73. Hubungan antara produksi marginal (MP) dan produksi total (TP). Pada saat produksi total (TP)
mengalami perubahan peningkatan produksi dari yang menaik menjadi yang menurun, maka pada
saat itu kurva produksi marginal (MP) mencapai titik maksimumnya. Kemudian pada saat kurva
produksi total (TP) mencapai titik maksimum, maka kurva MP memotong sumbu horizontal, artinya
produksi marginal (MP) sama dengan nol.
Hubungan antara produksi rata-rata (AP) dan produksi marginal (MP). Pada saat produksi rata-rata
(AP) meningkat, produksi marginal (MP) lebih tinggi daripada produksi rata-rata (AP), dan pada saat
produksi rata-rata (AP) menurun produksi marginal (MP) lebih rendah daripada produksi rata-rata
(AP). Hal ini menunjukkan bahwa pada saat produksi rata-rata (AP) mencapai titik maksimum
produksi marginal (MP) sama dengan produksi rata-rata (AP) berpotongan dengan kurva produksi
marginal (MP).
Kesimpulan dari hubungan MP dan AP adalah: 1.Jika AP semakin bertambah maka MP>AP
2.Jika AP maximum maka MPP = AP
3.Jika AP semakin berkurang, maka MP<AP
5.3.2 Hubungan antara
TP, AP, dan MP
74. Hubungan antara produksi total, produksi rata-rata, dan produksi
maginal itu sangat berguna untuk melihat tingkat efisiensi penggunaan
faktor produksi. Fungsi produksi ada tiga tingkatan atau tahap, yaitu
tahap I, tahap II, dan tahap III. tahap I ditandai dari produksi awal
hingga AP yang maximal, Tahap II dimulai dari tahap AP maximal
hingga MP-nya sama dengan 0(nol). Tahap III ditandai dari TP yang
mulai menurun.
5.3.3 Tahapan dalam
Fungsi Produksi
75. Produksi jangka panjang adalah suatu proses produksi di mana semua
faktor produksi dapat diubah-ubah jumlahnya atau semua faktor produksi
bersifat variabel. Untuk mnenjelaskan fungsi produksi jangka panjang kita
akan menggunakan apa yang disebut dengan kurva isoquant (isoproduct
atau isoquant).
5.4 Produksi
Jangka Panjang
76. 5.4.1. Isoquant
Isoproduct atau isoquant adalah “kurva yang menunjukkan berbagai kemungkinan kombinasi
teknis antara dua input yang bervariabel yang menghasilkan suatu tingkat output tertentu”Ciri-
ciri umum isoquant pada dasarnya sama dengan ciri-ciri indifference, yaitu cembung ke arah
titik origin, menurun dari kiri atas ke kanan bawah, kurva isoquant yang terletak di kanan atas
menunjukkan jumlah produksi yang lebih banyak atau dengan kata lain semakin jauh kurva
isoquant ini dari titik asal menunjukkan semakin tinggi tingkat produksi barang tersebut, antara
kurva yang satu dengan yang lain tidak dapat saling berpotongan atau saling
bersinggungan.MRTS (Marginal Rate Technical od Substitution) adalah sejumlah faktor X yang
harus dikompensasi oleh tambahan faktor Y sehingga tingkat output tidak beru
77. 5.4.2 Iso-biaya (Isocost)
Iso-biaya (Isocost) adalah “kurva yang menunjukkan kedudukan dan titik-titik
yang menunjukkan kombinasi barang-barang atau faktor produksi yang dibeli
oleh produsen dengan sejumlhan anggaran tertentu”. Letak iso-biaya ini
tergantung pada besarnya anggaran belanja perusahaan serta harga faktor
produksi yang digunakan dalam proses produksi oleh perusahaan yang
ebsangkutan. Semakin besar anggaran perusahaan dengan harga faktor
produksi yang tetap, maka letak dan garis iso-biaya akan semakin menjauhi
titik asal (nol).
Jika faktor produksi kapital adalah Pk, harga labor adalah PI dan besarnya dan
ayang tersedia adalah M. kalau semua dana yang ada dibelikan kapital maka
akan didapat barang kapital sebanyak M/Pk unit. Jika semua dana dibelikan
labor maka akan didapat labor sebanyak M/PI unit. M/Pk : M/PI = M/Pk x PI/M
= PI/Pk
78. Kurva Iso-cost dapat berubah disebabkan:
Harga faktor produksi labor turun atau naik sedang
lainnya tetap. Harga faktor produksi kapital turun
atau naik sedang lainnya tetap. Jumlah modal (dana)
berubah berkurang atau bertambah.
79. 5.4.3 Ekuilibrium Produsen
Ekuilibrium produsen bisa diartikan sebagai “suatu keadaan
seimbang di mana produsen mendapat keuntungan maksimum dan
tidak ada dorongan untuk mengubah-ubah tingkat produksi atau
dalam penggunaan faktor-faktor produksinya”. Artinya, apabila
produsen mengurangi atau menambah tingkat produksinya maka
keuntungan yang diperoleh akan berkurang, atau apabila
penggunaan kombinasi input ditambah atau dikurangi maka
keuntungan akan menjadi lebih kecil.
MRTS = Slope Iso Quant -MPI/MPk = - PI/Pk PI . MPk = Pk . MPI
Persamaan diatas masing-masing ruas kiri dan kanan dibagi PI< PC
maka hasil: PI . MPk/PI . Pk = Pk . MPI/PI . Pk MPk/Pk = MPI/PI
80. 5.4.4 Jalur Ekspansi (Expansion Path
Expansion Path atau jalur perluasan adalah suatu
garis yang menunjukkan titik-titik least cost
combination (LCC) di berbagai isoquant. Least
Cost Combination adalah suatu titik yang
menunjukkan ongkos terkecil untukmenghasilkan
sejumlah produk tertentu.
Perlu dimengerti bahwa jalur ekspansi (E1-E2-E3)
adalah jalur ekspansi untuk jangka panjang
karenaperusahaan mengubah-ubah jumlah semua
masukan atau faktor produksi, yaitu faktor
produksi L dan faktor produksi K.
81. 5.4.5 Hasil dari Pengembangan Skala Usaha (Return to Scale
Jika input ditambah maka output akan bertambah. Jika l adalah labor
dan C adalah kapital dan Q adalah output maka:
L=C akan menghasilkan Q
Jika input l dan C ditambah maka Q juga akan berubah: aL + aC bQ
Hasil penmabhana input (a) berakibat perubahan output (b) bisa dalam
keadaan
(1) b>a; (2) b-a; dan (3) b<a
1.b>a disebut dengan increasing return to scale. 2.b=a disebut dengan
cosntant return to scale. 3.b<a disebut dengan decreasing return to
scale.
82. 5.4.6 Memilih Kombinasi Input yang Efisien (Rodge Line)
Pada umumnya setiap fungsi produksi akan membentuk satu
peta isoquant di mana antara isoquant yang satu dengan
isoquant yang lain tidak saling berpotongan. Isoquant yang
terletak semakin jauh dari titik 0 menunjukkan tingkat
output yang semakin besar. Dalam memproduksi suatu
tingkat output ada batas dalam memilih kombinasi input
labor atau kapital..
83. 5.4.7 Kombinasi Ongkos Terkecil (Least Cost
Combination )
Jika terjadi perubahan dalam ongkos (dana
perusahaan) sedang lainnya tetap akan
menyebabkan pergeseran kurva isocost ke kanan
atau ke kiri. Garis yang menghubungkan semua titik
keseimbangan produsen, yaitu titik singgung antara
isoquant dan isocost dinamakan jalur perluasan
(expansion path). Bagi perusahaan yang ingin
meminimumkan ongkos produksi untuk suatu
tingkat output tertentu disebut dengan least cost
resources combinations.
85. Bentuk Pasar Persaingan
Pengertian Pasar
Pasar dalam pengertian teori ekonomi adalah tempat bertemunya pembeli
dan penjual yang bersepakat mengenai harga dan jumlah yang
diperjualbelikan, dengan kata lain terjadi transaksi jual beli suatu barang.
Persaingan adalah jika sesama penjual/produsen bersaing agar konsumen
membeli produknya dan sesama konsumen bersaing untuk mendapatkan
barang/jasa yang dibutuhkan.
86. 01 Pasar Persaingan Sempurna
4 Golongan Pasar
02 Pasar Persaingan Monopolistik
03 Pasar Monopoli
04 Pasar Oligopoli
87. Ciri-Ciri Pasar Persaingan
No Ciri-Ciri Persaingan
Sempurna
Persaingan
Monopolistik
Oligopoli Monopoli
1. Jumlah penjual Sangat banyak Banyak Sedikit Satu
2. Jumlah pembeli Sangat banyak Banyak Banyak Banyak
3. Kondisi Produk
yang Dijual
Identik substitusi Hampir sama
tetapi masih bisa
dibedakan/bedan
corak
Barang
standar/berbeda
corak
Tidak ada
substitusi yang
dekat/sempurna
4. Kekuasaan
menentukan
harga
Tidak ada Sedikit Jika tanpa kerja
sama sedikit. Tetapi
dengan kerja sama
sangat besar
Sangat besar
88. No Ciri-Ciri Persaingan
Sempurna
Persaingan
Monopolistik
Oligopoli Monopoli
5. Kemungkinan
keluar/masuk
Sangat tidak
mudah, tidak
ada hambatan
Cukup mudah Hambatan
cukup kuat
Tidak mungkin
6. Reaksi rival Tida ada reaksi
dari pesaing
jika terjadi
perubahan
harga dan
jumlah
Hampir tidak
ada reaksi dari
pesaing jika
terjadi
perubahan
harga dan
jumlah
Karena penjual
hanya satu apa
yang dilakukan
produsen tidak
ada reaksi
Setiap tindakan
berkaitan
dengan harga
dan jumlah
akan mendapat
reaksi dari rival
7. Persaingan di
luar harga
Tidak ada Sangat besar,
terutama di
bidang iklan,
mutu serta
desain
Sangat besar
apabila
menghasilkan
barang berbeda
corak
Memelihara
hubungan baik
dengan
masyarakat
8. Contoh Transaksi di
sektor hasil
pertanian
Perusahaan
sepatu, baju,
sabun
Pabrik baja,
mobil, sepeda
motor,
handphone
Kereta api,
listrik
89. Pasar Persaingan Sempurna
Suatu pasar yang terdapat banyak penjual dan pembeli, masing-masing
penjual dan pembeli tidak dapat mempengaruhi harga pasar. Berapapun
jumlah barang yang diperjualbelikan di pasar, harga akan tetap.
90. Jumlah Penjual
dan Pembeli
Sangat Banyak
Barang yang
Diperjualbelikan
Homogen/Identik
Penjual bisa
keluar masuk di
pasar dengan
mudah
Informasi terhadap
pasar sempurna
Ciri-Ciri Pasar Persaingan Murni/Sempurna
92. Penentuan Harga dalam Pasang Persaingan Sempurna
yang Memperoleh Laba
Harga yang menjamin laba maksimal adalah sebesar OP1. Dengan harga sebesar
OP1, besar TR adalah OP1KQ1. Sedang besarnya TC adalah OP2LQ1 dan total laba
(TR-TC) adalah sebesar P1P2LK. Besarnya AC sebesar OP2 dan laba per unit P1P2.
Harga dan jumlah yang diproduksi yang menjamin laba maksimal adalah sebesar P
= OP1 dan Q = OQ1
93. Penentuan Harga dalam Pasang Persaingan Sempurna
yang Memperoleh Normal Profit
Harga yang menjamin laba normal adalah sebesar OP1. Dengan harga sebesar OP1,
besar TC adalah OP1KQ1. Sedang besarnya TR adalah sama OP1KQ1. Besarnya AC
yang paling rendah.
Harga dan jumlah yang diproduksi yang menjamin laba normal adalah sebesar P =
OP1 dan Q = OQ1. Dengan AC yang paling rendah.
94. Penentuan Harga dalam Pasang Persaingan Sempurna
yang Memperoleh Kerugian yang Minimum
Harga yang menjamin rugi minimum adalah sebesar OP1. Dengan harga sebesar
OP1 besar TC adalah OP2KQ1. Sedang besarnya TR adalah OP1LQ1. Total rugi (TR –
TC) adalah sebesar P1P2KL. Besarnya AC sebesar OP2 dan rugi per unit P1P2.
Harga dan jumlah yang diproduksi yang menjamin rugi minimal adalah sebesar P =
OP2 dan Q = OQ1
95. Periode Jangka Pendek dan Jangka Panjang yang
Dialami Perusahaan dalam Persaingan Sempurna
1. Kondisi Perusahaan dalam Persaingan Sempurna dalam
Periode Jangka Pendek
Jangka pendek adalah jangka waktu yang demikian pendeknya sehingga
apabila terjadi kenaikan permintaan barang dan setiap produsen tidak
mampu untuk menaikkan produksinya serta tidak cukup waktu bagi
perusahaan-perusahaan untuk menambah perusahaan yang baru.
Dalam jangka pendek perusahaan dalam persaingan sempurna dapat
mengalami tiga hal, yaitu:
a. Mendapat laba super normal
b. Mendapat laba normal
c. Menderita kerugian
96. 2. Kondisi Perusahaan dalam Persaingan Sempurna dalam
Periode Jangka Panjang
Jangka panjang adalah jangka waktu yang cukup lama dimana produsen masih ada
kesempatan untuk memperbanyak produksinya untukdipasarkan atau masih dapat
mendirikan perusahaan baru untuk menaikkan produksinya apabila terjadi
kenaikan permintaan barang.
97. Keburukan dan Kebaikan Perusahaan yang
Berada dalam Pasar Persaingan Sempurna
Keburukan
• Tidak ada inovasi dan membatasi pilihan konsumen.
• Produk yang diperjualbelikan identik dan perusahaan harus bekerja
yang paling efisien agar tidak mengalami kerugian sehingga produk
yang diperjualbelikan tidak ada inovasi.
• Produk yang homogen ini berakibat membatasi pilihan konsumen.
• Konsumen tidak bisa memilih karena masing-masing konsumen tidak
kuasa memengaruhi pasar.
98. Kebaikan
• Adanya alokasi sumber daya yang efisien dan adanya kebebasan bertindak.
• Persaingan pada perusahaan yang berada dalam persaingan sempurna sangat
ketat.
• Jika tidak bisa efisien, perusahaan baru siap memasuki pasar sebagai pesaing
dan hal ini akan menyebabkan tambahnya supply dan selanjutnya berakhibat
turunnya harga.
• Perusahaan baru mudah untuk masuk dalam persaingan pasar
• Alokasi sumber daya efisien dan konsumen dapat memperoleh barang dengan
harga yang kompetitif.
99. Kelompok 13
1. Moch Zulfikar Ramadhan_1222300141
2. Maria Kalista Lambo_1222300142
BAB IX Penentuan
Harga Pada Pasar
Persaingan
Monopolistik
100. Bentuk Pasar Persaingan
Monopolistik
Pasar persaingan monopolistik adalah pasar yang terdapat banyak penjual
dan masing-masing penjual dapat memengaruhi harga dengan jalan
deferensiasi produk.
Deferensiasi produk adalah membedakan dua barang yang sebenarnya sama
sehingga menjadi berbeda. Caranya dengan promosi, advertensi, perbedaan
warna bungkus, merek, pelayanan yang baik, dan lainnya. Misalnya sabun
cuci, sabun mandi, rokok kretek dan lainnya.
101. 2 Unsur dalam Persaingan
Monopolistik
Unsur Persaingan
Karena jumlah penjual
banyak sehingga tindakan
dari seorang penjual tidak
mempunyai pengaruh
yang berarti terhadap
penjual lainnya.
Unsur Monopoli
Karena barang hanya
satu macam, maka
kurva permintaannya
miring dari kiri atas
ke kanan bawah
meskipun mendekati
horizontal.
102. Bentuk kurva demand dari perusahaan monopolistik berada di antara
perusahaan monopoli dan persaingan sempurna. Bila pada persaingan
sempiurna bentuk kurva demandnya horizontal atau elastis sempurna, kurva
demand dari monopoli bersifat inelastis. Kueva demand perusahaan yang
monopolistik berbentuk elastis.
103. Tiga Kondisi yang Bisa Dialami Persaingan
Monopolistik
• Mendapat laba supernormal
• Mendapat laba normal
• Menderita kerugian
104. Perusahaan dalam Persaingan Monopolistik yang
Mendapat Laba Supernormal
Harga dan output yang menjamin laba maksimal dengan menggunakan kaidah MR =
MC. Pada kaidah MR = MC harga jual produk sebesar OP1 dan output outpur yang
dijual sebanyak OQ1 dan besarnya laba P1P2LK.
105. Perusahaan dalam Persaingan Monopolistik yang
Mendapat Laba Normal
MR = MC adalah kaidah guna menetapkan harga dan output yang menjamin laba
maksimal. Pada kaidah MR = MC harga jual produk sebesar OP1 dan output yang
djual sebanyak OQ1 dan besarnya TC = TR yaitu sebesar OP1KQ1.
106. Perusahaan dalam Persaingan Monopolistik yang
Menderita Kerugian
MR = MC adalah kaidah guna menetapkan harga dan output yang menjamin kalau laba,
laba yang maksimal tetapi kalau rugi kerugian yang minimal. Pada kaidah MR = MC harga
jual produk sebesar OP2, sedang biaya rata-ratanya OP1. Biaya rata-rata (AC) lebih besar
dari penerimaan rata-rata (AR). Kerugian yang minimal ini output/jumlah produksi yang
dijual harus sebanyak OQ1 dan besarnya TC (OQ1KP1), sedangkan besarnya TR (OQ1LP2).
107. Akibat Persaingan Monopoli Terhadap
Output dan Harga
1. Perubahan Harga Berakhibat Perubahan
Permintaan yang Besar
2. Efisiensi Masing-Masing Perusahaan
3. Promosi Penjualan
4. Jenis Produk yang Tersedia
108. Perubahan Harga Berakibat Perubahan Permintaan yang Besar
Bentuk kurva demandnya bersifat sangat elastis sehingga dengan
sedikit menaikkan harga maka output akan mengalami banyak
pengurangan. Kurva permintaan yang dihadapi oleh persaingan
monopolis sangat elastis.
Efisiensi Masing-Masing Perusahaan
Akan terdapat beberapa efisiensi masing-masing perusahaan
dalam jangka panjang bila masuknya perusahaan baru ke dalam
industri yang bersangkutan bebas dan mudah.
109. Promosi Penjualan
Beberapa pemborosan ikan dari perubahan desain dapat terjadi dalam
persaingan monopoli. Usaha masing-masing perusahaan untuk
memperluas pasarnya dengan cara ini akan diimbangi dengan kegiatan
yang sama oleh penjual lainnya, dan sumber yang digunakan untuk
usaha tersebut hanyalah menambah biaya produksi.
Jenis Produk yang Tersedia
Konsumen akan memperoleh berbagai merek produk tertentu yang
berbagai ragam yang dapat dipilih dalam pasar persaingan monopoli.
Konsumen dapat memilih jenis, gaya, atau warna yang sangat
mendekati selera dan kemampuan.
110. BAB X
PENENTUAN HARGA PADA
PASAR MONOPOLI
Kelompok 13:
1. Moch Zulfikar Ramadhan_122230014
2. Maria Kalista Lambo_1222300142
Akuntansi
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
111. • Monopoli adalah suatu keadaan di mana di dalam pasar
hanya ada satu penjual sehingga tidak ada perusahaan
pesaing. Keadaan seperti ini adalah kasus monopoli murni
atau pure monopoly.
• Monopoli terjadi jika suatu perusahaan bertindak sebagai
penjual tunggal dari suatu barang yang tidak mempunyai
substitut, dengan kata lain, perusahaan tunggal tersebut
sekaligus sebagai industrinya juga
ARTI MONOPOLI
112. • Pasar monopoli adalah industry satu perusahan
• Tidak mempunyai barang penganti yang mirip
• Tidak terdapat kemungkinan untuk masuk dalam industry
• Dapat mempengaruhi penentuan harga
• Promosi iklan kurang diperlukan
CIRI-CIRI PASAR MONOPOLI
113. • Perusahaan monopoli mempunyai suatu sumber daya yang
unik dan tidak dimiliki oleh perusahaan lain.
• Perusahaan monopoli dapat menikmati skala ekonomi
(economic of scale) hingga ke tingkat produksi yang sangat
tinggi.
• Monopoli ada dan berkembang melalui undang-undang:
pemerintah memberi hak monopoli kepada perusahaan.
FAKTOR-FAKTRO YANG MENIMBULKAN
ADANYA PASAR MONOPOLI
114. Beberapa hambatan bagi perusahaan yang akan memasuki pasar:
•penguasaan bahan mentah
•hak paten
•terbatasnya pasar
•pemberian hak monopoli oleh pemerintah.
Kegagalan perusahaan dapat disebabkan oleh:
•faktor ekonomi
•kesalahan manajemen, dan bencana alam
•Krisis non-keuangan: kesulitan bagi perusahaan hingga mengalami
kebangkrutan
HAMBATAN-HAMBATAN BAGI
PERUSAHAAN YANG AKAN MEMASUKI
DUNIA PASAR
115. PENENTUAN BESARNYA HARGA DAN
OUTPUT
● English
● Art
● French
● Math
seorang monopolis dalam menentukan tingkat
output optimal: Kurva MR memotong kurva MC
pada tingkat output Q: tingkat output optimal.
kombinasi harga dan output yang
memaksimalkan laba bagi monopoli adalah Q
dan P. Besar laba yang diperoleh monopoli
ditunjukkan oleh daerah CPP'C'. Laba diperoleh
TR (OPC'Q) dikurangi dengan TC (OCC'Q).
Subjects
116. HUBUNGAN P, TR DAN MR
● English
● Art
● French
● Math
Tujuan perusahaan adalah mencapai laba
maksimal saat MR = MC. Perbedaannya terletak
pada kecondongan kurva permintaan, di mana
dalam monopoli kecondongannya bersifat
inelastis, sehingga untuk menjual output lebih
besar, sang Monopolis harus menurunkan harga,
yang menyebabkan penerimaan total maksimum
pada suatu titik.
Subjects
117. MONOPOLI YANG MENDAPATKAN
KEUNTUNGAN
● English
● Art
● French
● Math
perusahaan monopoli dapat mencapai posisi
keuntungan( ekuilibrium) maksimum saat MR =
MC. laba maksimal (P1KLP2) dicapai pada saat
MC = MR. Laba maksimal dicapai bila monopolis
menjual produksinya dengan tingkat harga
sebesar OP1 dengan jumlah barang yang dijual
sebanyak OQ
Subjects
118. MONOPOLI MENGALAMI IMPAS
● English
● Art
● French
● Math
Sejalan dengan gambar 10.3 Besarnya harga TR
= TC. Hal ini terjadi karena adanya kenaikan
ongkos rata-rata sehingga besarnya AC jangka
pendek naik menjadi sama dengan harga (P)
sehingga TR = OP1KQ dan TC = OQKP1.
Subjects
119. MONOPOLI MENGALAMI KERUGIAN
● English
● Art
● French
● Math
Sejalan dengan penjelasan gambar 10.4: TC>
TR. Hal ini terjadi jika kenaikan ongkos rata-rata
yang terus- menerus sehingga AC jangka pendek
>harga per unit (P). Dengan demikian, dalam
jangka pendek dapat menimbulkan kerugian
sebesar P1P2KL
Subjects
120. • Output yang Lebih Kecil
• Halangan bagi Perusahaan Lain yang Hendak Masuk Pasar
• Efisiensi Ekonomi
• Promosi Penjualan
KERUGIAN ADANYA MONOPOLI
121. Tindakan-tindakan yang bisa dilakukan pemerintah yang bisa
mengurangi dampak negatif dari monopoli terhadap masyarakat
adalah:
•Menetapkan Undang-Undang antimonopoly
•Pemerintah bisa mendirikan perusahaan tandingan
•Pemerintah bisa mendirikan perusahaan tandingan di dalam pasar
dengan tujuan membatasi kekuasaan monopoli. Dengan adanya
perusahaan tandinganharga dan output dapat dikendalikan
•Mengimpor barang sejenis yang diproduksi monopolis
Pengaturan monopoli oleh pemerintah:
•Pengaturan langsung terhadap harga yang dijual oleh monopolis
•Pengaturan melalui pengenaan pajak
122. BAB XI
MENENTUKAN HARGA
PADA PASAR OLIGOPOLI
Matakuliah: Pengantar Mikro
Kelompok 13:
1. Moch Zulfikar Ramadhan_122230014
2. Maria Kalista Lambo_1222300142
Akuntansi
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
123. PENGERTIAN PASAR OLIGOPOLI
● Pasar oligopoli adalah pasar yang terdapat banyak penjual dan
masing-masing penjual dapat memengaruhi harga pasar.
● Pasar oligopoli merupakan pasar yang terdiri dari beberapa produsen
(dua sampai dengan lima produsen), sedangkan apabila terdiri dua
perusahaan disebut duopoli.
● Karakter pasar oligopoli:
-. Perusahaan saling bersepakat untuk melakukan
penentuan harga dan jumlah produksi
-. Perusahaan tidak saling melakukan kesepakatan.
124. MODEL PASAR OLIGOPOLI
Pada perusahaan kedua menghasilkan
output setengah dari perusahaan pertama,
yaitu sebesar AB dan pada tingkat harga
PB sehingga keuntungannya maksimum
(karena MC = MR = 0).Jika terdapat n
perusahaan= output industri semakin
mendekati output yang dipersaingkan.
125. Perusahaan pertama bereaksi terhadap perusahaan kedua,
maka akan saling berpotongan pada titik Cournot, masing-
masing akan memproduksi sepertiga = menghasilkan
equilibrium yang stabil.
126. 3
2 Model Bertrand
• masing- masing perusahaan dalam pasar duopoli memperkirakan
perusahaan pesaingnya untuk tetap mempertahankan tingkat harga jualnya
apa pun yang ditentukan oleh perusahaan.
• menggunakan fungsi reaksi untuk menentukan posisi keseimbangan yang
stabil dari pasar.
Model Chamberlin
(Model untuk Pasar Kelompok
Kecil)
Keseimbangan stabil di pasar terjadi apabila pasar ditetapkan satu
harga dan masing-masing perusahaan tidak bebas (terikat)
terhadap pesaingnya yang ada di pasar
127. 4 Model Kurva Permintaan Patah (The Kinked - Demand
Model)
asumsi dasar bagi penelaahan kurva permintaan yang patah:
• Terdapat industri yang dewasa dan berpengalaman dengan atau tanpa deferensiasi
produk
• Jika perusahaan menurunkan harga: dalam industri mengikuti menandingi penurunan
harga tersebut.
• Jika perusahaan menaikkan harga: perusahaan dalam industri tidak akan
mengikutinya.
Kurva patah pada tingkat harga Pe=harga ekuilibrium
awal. Jika perusahaan oligopolis menurunkan harga
jualnya= permintaan yang ada di pasar naik. Jika
perusahaan oligopolis menaikkan harga di atas =
kurva permintaan yang dihadapi oleh oligopolis
menjadi drastis pada harga-harga di atas
128. 5 Model Stackelberg Pengembangan dari model Cournot yang dianggap
bahwa salah satu perusahaan dalam pasar oligopoli
cukup kuat menjadi leader sehingga perusahaan
pesaing mengakuinya dapat berperilaku.
Pada gambar disamping terlihat
bentuk kurva isoprofit dan kurva
reaksi yang dimiliki oleh masing-
masing duopolis.
129. sebuah kurva reaksi, yang menunjukkan
bagaimana penurunan harga akan
memengaruhi kuantitas yang diminta
setelah reaksi perusahaan-perusahaan
saingan diperhitungkan.
Fenomena pergeseran kurva-kurva
permintaan. Misalnya jika perusahaan ingin
bergerak sepanjang D2 maka perusahaan
pesaing akan bereaksi yang bisa memaksa
perusahaan tersebut berpindah ke kurva
lain
130. Ciri ciri pasar oligopoli
Kurva permintaan terpatah
(kinked demand curve)
dalam oligopoli
• Menghasilkan atau menjual barang standar atau
barang berbeda
• Kekuatan menentukan harga kadang-kadang
lemah/kuat
• Promosi masih diperlukan.
131. MODEL PENETAPAN HARGA PASAR
OLIGOPOLI
• Pasar kartel
• Pasar dengan kepemimpinan harga (price
leadership).
Model penetapkan harga produknya yang paling
banyak ditemui adalah:
Pasar dengan Ketegaran Harga (Kinked
Demand Curve Model)
Dalam kasus pasar dengan ketegaran harga : produsen menyesuaikan
diri terhadap harga barang yang ditentukan oleh pengusaha lain bila
harga barang itu diturunkan
132. Harga bisa berubah naik atau
turun jika MC memotong MR
buka pada bagian yang patah
(tegak lurus LN).
• kurva demand D1=penjual satu dan D2=penjual lainnya.
• Jika penjual satu menaikkan harga menjadi OP3, D2 tidak
ikut menaikkan harga, D1 kehilangan permintaan Q1-Q2.
• Sehingga harga untuk oligopoli adalah rigid (kaku), sulit
untuk dinaikkan dan diturunkan karena kurva
permintaannya kinked (patah). Bentuk kurva yang kinked:
PED2
133. PENGARUH OLIGOPOLI TERHADAP
KESEJAHTERAAN
● Adanya keuntungan yang terlalu besar (excess profit) yang
dinikmati oleh paraprodusen oligopoli dalam jangka panjang
● Adanya ketidakefisienan produksi
● Kemungkinan adanya eksploitasi terhadap konsumen maupun
buruh
● Ketegaran harga sering dikatakan menunjang adanya inflasi
yang dapat merugikan masyarakat makro.