Proposal penelitian ini membahas potensi senyawa aktif daun benalu mangga (Dendrophthoe pentandra (L). Miq) sebagai antifungi dan antibakteri. Penelitian akan menguji aktivitas berbagai fraksi ekstrak daun benalu mangga terhadap Candida albicans dan bakteri Escherichia coli, Staphylococcus aureus. Tujuannya adalah mengidentifikasi senyawa aktif dan menentukan konsentrasi hambat minimum. Penelitian diharapkan member
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
PPT Sempro M. RIDHA MAULUDI.pptx
1. OLEH:
M. RIDHA MAULUDI
08082621923002
DOSEN PEMBAHAS:
1. Dr. LAILA HANUM, M.Si.
2. Dr. SALNI, M.Si.
3. Dr. SARNO, M.Si.
POTENSI SENYAWA AKTIF DAUN BENALU MANGGA (Dendrophthoe pentandra
(L). Miq) SEBAGAI ANTIFUNGI DAN ANTIBAKTERI
DOSEN PEMBIMBING:
1. Dr. HARY WIDJAJANTI, M.Si.
2. Dr. ELISA NURNAWATI, M.Si.
PROPOSAL PENELITIAN TESIS
PROGRAM STUDI MAGISTER BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2020
2. LATAR BELAKANG Infeksi merupakan penyakit yang mudah ditemukan di
daerah tropis seperti Indonesia. Penyebab infeksi
yang mudah ditemukan diantaranya adalah infeksi
karena fungi dan bakteri.
Fungi C. albicans
RESISTENSI
Bakteri S. aureus
dan E. coli
SINTETIS
ALAMI
TUMBUHAN
SINTETIS
ALAMI
RESISTENSI
TUMBUHAN
Bakteri S. aureus dan
E. coli
3. Salah satu tanaman yang berpotensi sebagai tanaman obat adalah
tanaman benalu mangga (Dendrophthoe pentandra (L.) Miq)
merupakan tanaman parasit yang menempel pada inang mangga dan
sangat mengganggu yang berpotensi sebagai obat herbal .
Ningsih, dkk., ( 2017) pada daun mangga menghasilkan aktivitas antifungi
Candida albicans. Ekstrak benalu mangga mengandung golongan senyawa
metabolit sekunder diantaranya, flavonoid, tanin, polifenol, steroid,
triterpenoid, kunon dan saponin (Nurfaat, dkk., 2016). Fahmi, dkk., (2018)
uji antimikroba pada daun benalu mangga (Dendrophthoe pentandra (L).
Miq) dari pohon glodokan aktif sebagai antifungi dan antibakteri.
LANJUT LATAR BELAKANG
Pengobatan secara tradisional
masih menggunakan dosis yang
bervariasi
KHM
4. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah fraksi daun benalu mangga (Dendrophthoe pentandra
(L). Miq) memiliki aktivitas antifungi dan antibakteri?
2. Bagaimana isolat senyawa fraksi daun benalu mangga
(Dendrophthoe pentandra (L). Miq) memiliki aktivitas
antifungi dan antibakteri?
3. Senyawa aktif apa saja yang terdapat pada daun benalu
mangga (Dendrophthoe pentandra (L). Miq) yang mempunyai
aktivitas antifungi dan antibakteri?
4. Berapa nilai Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) daun
benalu mangga (Dendrophthoe pentandra (L). Miq) dapat
menghambat pertumbuhan fungi Candida albicans dan
bakteri Escherichia coli, Staphylococcus aureus?
5. TUJUAN PENELITIAN
1. Mendapatkan fraksi daun benalu mangga (Dendrophthoe
pentandra (L). Miq) yang memiliki aktivitas antifungi dan
antibakteri.
2. Mendapatkan isolat fraksi daun benalu mangga (Dendrophthoe
pentandra (L). Miq) yang memiliki aktivitas antifungi dan
antibakteri.
3. Menentukan senyawa aktif apa saja yang terdapat pada daun
benalu mangga (Dendrophthoe pentandra (L). Miq) sebagai
antifungi dan antibakteri.
4. Menentukan Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) daun benalu
mangga (Dendrophthoe pentandra (L). Miq) sebagai antifungi
Candida albicans dan antibakteri Escherichia coli, Staphylococcus
aureus.
6. 1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang
fraksi daun benalu mangga (Dendrophthoe pentandra (L). Miq)
yang memiliki aktivitas antifungi Candida albicans dan
antibakteri Escherichia coli, Staphylococcus aureus.
2. Memberikan informasi tentang jenis isolat senyawa metabolit
sekunder yang efektif dari daun benalu mangga (Dendrophthoe
pentandra (L). Miq) yang memiliki aktivitas antifungi Candida
albicans dan antibakteri Escherichia coli, Staphylococcus
aureus.
3. Memberikan informasi tentang golongan senyawa metabolit
sekunder daun benalu mangga (Dendrophthoe pentandra (L).
Miq) yang memiliki aktivitas antifungi Candida albicans dan
antibakteri Escherichia coli, Staphylococcus aureus.
MANFAAT PENELITIAN
7. 4. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan
tentang konsentrasi hambat minimum daun benalu mangga
(Dendrophthoe pentandra (L). Miq) terhadap fungi Candida
albicans dan antibakteri Escherichia coli, Staphylococcus
aureus.
5. Penelitian ini dapat memberikan data ilmiah yang dapat
mendukung penggunaan dan pengembangan benalu mangga
(Dendrophthoe pentandra (L). Miq) sebagai obat tradisional
yang mempunyai efek antifungi dan antibakteri serta sebagai
alternatif pilihan pengganti obat antifungi dan antibakteri
sintesis.
LANJUT MANFAAT PENELITIAN
8. TEMPAT & WAKTU PENELITIAN
Laboratorium Mikrobiologi dan Laboratorium Genetika
dan Bioteknologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam Univeristas Sriwijaya,
Indralaya.
Bulan Desember 2020 sampai dengan Maret 2021
9. ALAT
Autoklaf
Bunsen
Batang pengaduk
Blander
Beaker glass
Botol kaca 2000 ml
Cabinet
Cawan petri
Corong pisah
Erlenmeyer
Gelas ukur
Gunting
Hot plate
Hair dryer
Jarum ose
Laminar air flow
Lampu UV
L-shaped glass rod
• Magnetic stirrer
Mikro pipet
Neraca analitik
Pematik api
Penggaris
Pinset
Pipet kapiler
Pipet tetes
Plastik bening
Spektrofotometer
Uv-Vis
Statif
Tabung kolom
Tabung reaksi
Vacuum rotary
evavorator
Vial
BAHAN
• Aquades
Acohol 70%
Alumunium foil
Antibiotik tetrasiklin
Bubuk silica gel
Bakteri Esherchia coli
Bakteri Staphyloccus
aureus
Daun benalu mangga
Dekstrosa
Dimetil sulfoksida (DMSO)
Etil asetat
Fungi Candida albicans
Karet & kapas,
Kertas saring
Ketokonazol
Sabouraud Dextrose Agar
(SDA)
• Sabouraud
Dextrose Cair)
Nutrien Agar (NA)
Mueller Hinton
Agar (MHA)
Metanol
H2SO4 10%
Peper disk
Pat KLT
Natrium klorida
N-heksan
10. PROSEDUR PENELITIAN > 1. STERILISASI ALAT
• Botol kaca
• Cawan petri
• Erlenmeyer
• Gelas ukur
• Pipet ukur
• Tabung reaksi
dibungkus kertas
dan disterilisasi
dengan autoklaf
Suhu 121oC
Tekanan 15psi
Selama 15menit
11. PROSEDUR PENELITIAN > 2. Pembuatan Medium
Medium SDA, Sabouraud
Dextrose Cair, NA, MHA
Ditimbang sesuai resep
masing-masing medium
Suhu 121 °C,
tekanan 15 lbs
selama 15
menit
12. PROSEDUR PENELITIAN > 3. Peremajaan Fungi dan Bakteri
Fungi Candida
albicans Isolat
Murni
2 ose Fungi Candida
albicans media SDA
Di inkubasi pada
suhu 37oC selama
48 jam
Bakteri S. aureus
dan E. coli isolat
murni
2 ose bakteri S. aureus
dan E. coli media NA
Di inkubasi pada
suhu 37oC selama
24 jam
13. PROSEDUR PENELITIAN > 4. PENGAMBILAN SAMPEL
Perkebunan maupun pekarangan rumah penduduk kawasan
Belitang, Ogan Komering Ulu Timur.
- Bagian yang di ambil adalah seluruh daun.
- Dilakkukan sortasi basah untuk memisahkan daun dari ranting
PROSEDUR PENELITIAN > 5. PENGOLAHAN SAMPEL
14. PROSEDUR PENELITIAN > 6. EKSTRAKSI SAMPEL
PROSEDUR PENELITIAN > 7. FRAKSINASI
% Rendemen =
Bobot Ekstrak yang diperoleh (gram)
Bobot Simplisia Sebelum diekstraksi (gram)
X 100%
Eksrak kental
metanol
Metanol dan Air
1:1
Corong Pisah
n-Heksan
Terbentuk
Lapisan
Lapisan
n-heksan
Lapisan n-heksan
Bening
Campuran Etil
Asetat dan
Metanol Air
- Fraksi n-Heksan
- Fraksi Etil Asetat
- Fraksi Metanol air
- Fraksi kental n-
Heksan
- Fraksi kental Etil
Asetat
- Fraksi kental
Metanol air
15. PROSEDUR PENELITIAN > 8. UJI AKTIVITAS FRAKSI ANTIFUNGI
NaCl 0,9%
(10 mL)
Dihomogenkan
Vortex
Dimasukan
Diukur
Spektrometer
Kertas cakram
ditetesi ekstrak
fraksi 20µl
SDA
+
Suspensi
fungi uji
SDA
+
Suspensi
fungi uji
Diinkubasi pada
suhu 37ºC
selama 7 hari
Diamati dan diukur zona bening yang
terbentuk menggunakan mistar
16. PROSEDUR PENELITIAN > 9. UJI AKTIVITAS FRAKSI ANTIBAKTERI
NaCl 0,9%
(10 mL)
Dihomogenkan
Vortex
Dimasukan
Diukur
Spektrometer
Kertas cakram
ditetesi ekstrak
fraksi 20µl
MHA
+
Suspensi
bakteri uji
SDA
+
Suspensi
bakteri uji
Diinkubasi pada
suhu 37ºC
selama 24 jam
Diamati dan diukur zona bening yang
terbentuk menggunakan mistar
t =
d1 + d2
2
− x
17. PROSEDUR PENELITIAN > 10.ISOLASI SENYAWA AKTIF
Silika gel
Dilarutkan N-heksan,
Etil Asetat,
Metanol
Larutan Silika gel
Dimasukan
Kromatografi
Kolom
Fraksi Aktif
Antibakteri
dan
Antifungi
dan Eluen
Eluen
Silika Gel
Fraksi
Aktif
Kapas
Vial
18. PROSEDUR PENELITIAN > 11. PENENTUAN KHM
Eluat yang memiliki aktivitas antifungi yang
telah diencerkan dengan pelarut DMSO
dengan masing-masing kosentrasi 1000;
500; 250; 125; 62,5; 31,25 µg/ml dalam satu
cawan petri berisi 1 kontron (DMSO) dan 1
Kontrol positif ketokonazol.
SDA
+
suspensi
fungi uji
Penentuan KHM Senyawa Antifungi
Diinkubasi
pada suhu
37ºC selama 7
hari
Diamati dan diukur zona bening
yang terbentuk menggunakan
mistar
19. PROSEDUR PENELITIAN > 11. PENENTUAN KHM
Eluat yang memiliki aktivitas antifungi yang
telah diencerkan dengan pelarut DMSO
dengan masing-masing kosentrasi 1000;
500; 250; 125; 62,5; 31,25 µg/ml dalam satu
cawan petri berisi 1 kontron (DMSO) dan 1
Kontrol positif tetrasiklin
MHA
+
suspensi
bakteri uji
Penentuan KHM Senyawa Antibakteri
Diinkubasi
pada suhu
37ºC selama
24 jam
Diamati dan diukur zona bening
yang terbentuk menggunakan
mistar
20. PROSEDUR PENELITIAN > 12. ANALISIS KLT
Penentuan KLT
PENGHITUNGAN
NILAI Rf
1
DIAMATI DIBAWAH
SINAR UV 256 nm
DIHITUNG NILAI Rf-nya
PENYEMPROTAN
LARUTAN H2SO4
2
Larutan
H2SO4 10%
dipanaskan DIAMATI PERUBAHAN
WARNANYA
21. PROSEDUR PENELITIAN > 13. UJI BIOAUTOGRAFI
Uji Bioutografi Antifungi
SDA
+
suspensi Fungi uji
Media SDA
disimpan
selama 1 jam
Dibandingkan zona
bening yang
terbentuk dengan
noda bercak
Uji Bioutografi Antibakteri
MHA
+
suspensi bakteri uji
Media MHA disimpan dalam
lemari pendingin selama 30
menit
Dibandingkan zona
bening yang
terbentuk dengan
noda bercak
22. PENYAJIAN DATA
VARIABEL YANG DIAMATI PENYAJIAN DATA
Diameter zona hambat Foto
Warna noda KLT Foto
Nilai Rf Foto dan tabel
KHM Foto dan tabel