Dokumen tersebut membahas dampak pandemi Covid-19 terhadap penghasilan dan aktivitas ekonomi pedagang kaki lima di Jalan Sultan Hasanuddin. Penghasilan dan modal pedagang kaki lima menurun selama pandemi karena tidak dapat berjualan secara normal. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui dampak penghasilan dan perubahan aktivitas ekonomi pedagang kaki lima akibat pandemi.
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
Dampak penghasilan bagi pedagang kaki lima selama pandemi
1. DAMPAK PENGHASILAN BAGI PEDAGANG KAKI LIMA SELAMA
PANDEMI
Nur Alfina Aulia Andi Maddiawe
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Institut Agama Islam Negeri Parepare
Nim : 2120203861211044
Email : nalfina95@gmail.com
Abstrak
Pendagang kaki lima adalah pedagang kaki lima yang menjual barang atau jasa
mereka kepada pedagang kaki lima-pedagang kaki lima secara berkeliling atau
menetap di suatu lokasi dan mereka juga menjual daganganya dari tempat satu
ketempat lainnya. Selama pandemi Covid-19, aktivitas mereka tidak sesuai
dengan aturan PSBB. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) mengetahui
dampak penghasilan yang diperoleh pendagang kaki lima, 2) mengetahui
perubahan aktivitas ekonomi pedagang kaki lima di Jl. Sultan Hasanuddin.
Sebanyak 10 pedagang kaki lima dari Jl. Sultan Hasanuddin digunakan untuk
penelitian. Data tentang bagaimana pedagang kaki lima-pedagang kaki lima dari
berbagai usia dan jenis kelamin dipengaruhi oleh pandemi, berapa banyak modal
yang dimiliki pedagang kaki lima, berapa banyak penghasilan yang mereka
peroleh, bagaimana pedagang kaki lima-pedagang kaki lima dari berbagai tempat
dapat memengaruhi pandemi, dan bagaimana pedagang kaki lima dapat
berinteraksi dengan pembeli sebelum dan selama pandemi. Modal dan
penghasilan para pedagang kaki lima di Jl. Sultan Hasanuddin menurun karena
tidak termotivasi untuk bekerja keras. Interaksi antara pedagang kaki lima dan
pembeli tidak berubah serta mereka tidak memiliki kapasitas untuk bereaksi
dengan baik terhadap perubahan situasi yang muncul. Jam kerja, dan lokasi dan
lingkaran tidak berubah, jadi tidak mungkin mempertahankan jumlah pembeli.
Faktor lain yang mempengaruhi penurunan pendapatan adalah modal digunakan.
Saat pandemi Covid-19, pedagang kaki lima. Dampak Pandemi COVID-19
terhadap Jl. Sultan Hasanuddin berpengalaman penurunan jumlah modal. Untuk
menolak Besarnya modal mempengaruhi jumlah barang yang dibeli dan akan
menjadi penjualan kembali telah menurun, atau bahan baku yang dibeli dan
kemudian diproses untuk dijual juga mengalami resesi. Penurunan kuantitas
penjualan akan mengurangi jumlah penghasilan.
Kata Kunci: penghasilan, dampak pandemi, pendagang kaki lima
2. Abstrac
Street vendors are street vendors who sell their goods or services to street
vendors traveling around or staying in one location and they also sell their wares
from one place to another. During the Covid-19 pandemic, their activities are not
in accordance with PSBB rules. This study aims to determine: 1) determine the
impact of income earned by street vendors, 2) determine changes in the economic
activity of street vendors on Jl. Sultan Hasanuddin. A total of 10 street vendors
from Jl. Sultan Hasanuddin is used for research. Data on how street vendors of
various ages and genders are affected by the pandemic, how much capital the
street vendors have, how much income they earn, how street vendors-street
vendors from various places can affect the pandemic , and how street vendors can
interact with shoppers before and during the pandemic. Capital and income of
street vendors on Jl. Sultan Hasanuddin declined because he was not motivated to
work hard. The interaction between street vendors and buyers has not changed
and they do not have the capacity to react well to changing situations that arise.
Hours of work, and locations and circles do not change, so it is impossible to
maintain the number of buyers. Another factor that affects the decline in income is
the capital used. During the Covid-19 pandemic, street vendors. Impact of the
COVID-19 Pandemic on Jl. Sultan Hasanuddin experienced a decrease in the
amount of capital. To reject The amount of capital affects the number of goods
purchased and will become resale has decreased, or raw materials purchased and
then processed for sale are also experiencing a recession. A decrease in the
quantity of sales will reduce the amount of income.
Keywords: income, the impact of the pandemic, street vendors
3. A. PENDAHULUAN
Kondisi sosial ekonomi
adalah kondisi atau posisi
sesepedagang kaki lima di
masyarakat sekitar (Rosyid Dan
Rudiarto, 2014) memberikan
batasan mengenai kondisi sosial
ekonomi, yaitu, ini adalah posisi
yang diatur secara sosial dan
menempatkan sesepedagang kaki
lima dalam posisi tertentu
komunitas sosial. kondisi sosial
ekonomi masyarakat ditandai
saling mengenal saling mengenal
lain, pergaulan, sifat gotong
royong dan kekeluargaan.
Rizqyana Budi (2018)
Jelaskan keadaan sosial ekonomi
dengan status sosial kebiasaan
hidup sehari-hari yang telah
dilakukan budaya untuk individu
atau kelompok di mana
kebiasaan gaya hidup yang
membudaya. Dalam masyarakat
Pola sederhana atau kompleks
Interaksi atau kehidupan sosial
individu menunjukkan
perbedaannya jabatan dan derajat
atau kriteria Dalam keadaan
diferensiasi. pada komunitas
kecil biasanya sangat karena
simpel selain jumlah warganya
adalah jumlah warga yang relatif
kecil, dan pedagang kaki lima
yang dianggap memiliki status
tinggi tidak terlalu banyak
variasi.
Basrawi dan Jawiya (2010)
Jelaskan kondisi sosial tersebut
masyarakat memiliki lima
indikator yaitu: umur, jenis
kelamin, pekerjaan, prestise,
keluarga atau kelompok rumah
tangga, keanggotaan dalam
kelompok serikat. Indikator usia
dan jenis kelamin tidak
terpengaruh proses pendidikan,
sehingga empat indikator yangdi
butuhkan untuk mengukur level
perbaiki untuk mencari tahu
manfaat sosial yang tinggi untuk
umum. Manfaat dalam konteks
pedagang kaki lima-pedagang
kaki lima sosial dan ekonomi
tutorialnya berupa meningkatkan
pendapatan, produktivitas,
kesehatan, nutrisi, kehidupan
keluarga dan budaya hiburan dan
partisipasi masyarakat. Bisa
dengan cara yang berbeda dibuat
untuk meningkatkan pendapatan
dan produktivitas pekerja,
termasuk pemanfaatan teknologi.
Pekerja sektor informal yang ada
seperti penjaja, pemilik warung
(makanan, kelontong) juga
manfaatkan kemajuan teknologi
informasi. Mereka sekarang juga
bisa mendapatkan pesan online
dengan menggunakan aplikasi
whatsapp. (wa), dan kemudian
mengirim pesan.di dapat
menggunakan taksi online.
Pesannya teknologi informasi
yang semakin baik dipasangkan
dengan pedagang kaki lima yang
menggunakan internet (it) sektor
informal juga akan ada sesekali,
jadi jangan khawatir tentang
sektor yang akan makin
berkembang. (dewi, listyowati,
dan napitupula, 2020)
4. Sulistyo Rini (2013)
mengatakan bahwa sektor
informal berperan dalam
mengurangi waktu yang
dibutuhkan untuk bekerja dan
meningkatkan kesejahteraan
sosial masyarakat yang tinggal di
kota. Indrayani, 2016,
menjelaskan bahwa dengan
mengetahui apa saja yang
dimiliki masyarakat, bagaimana
masyarakat bekerja, dan
bagaimana tanggapan pemerintah
terhadap masyarakat yang
bekerja di sektor informal,
masyarakat yang membeli barang
dari masyarakat yang bekerja di
sektor informal mendapatkan
harga yang murah. mudah
ditemukan di setiap lokasi di
kota.
Potensi yang berasal dari
sektor informal di kota ketika
datang untuk mengubah sistem
dan struktur ekonomi atau
struktur sosial tidak dapat
digunakan lagi. Ironisnya,
berbeda dengan seberapa banyak
mereka memberi kembali,
pedagang kaki lima-pedagang
kaki lima yang bekerja di
perekonomian informal tidak
mau membacanya. Pedagang
kaki lima-pedagang kaki lima
tidak dapat menjangkau mereka
karena cara kerja ekonomi
formal. Pemodalan tidak berubah
karena tidak ada undang-undang
yang mengatakan apa yang boleh
dan tidak boleh mereka lakukan
dengan pakaian yang mereka
miliki. Formalisasi dan legalisasi
membutuhkan tataruang yang
dapat membantu produksi,
efisiensi, dan efektifitas. Di gilir,
sekaligus dapat membantu
keuntungan dan keamanan kota
(Alisjahbana, 2006)
Sektor informal adalah
sekelompok pedagang kaki lima
yang bekerja di sektor informal
yang berdomisili di wilayah
sekitar kota. Beberapa pedagang
kaki lima yang pindah ke kota
baru dibantu oleh pedagang kaki
lima-pedagang kaki lima yang
sudah lama bekerja dan tinggal di
sana, apalagi mereka sudah lama
bekerja dan tinggal di sana.
Lahan pertanian di kota,
keberhasilan program pendidikan
dasar, dan tumbuhnya banyak
usaha telah mendorong
pembangunan kota secara besar-
besaran (Wauran, 2012). Salah
satu jenis usaha yang cocok di
sektor informal adalah pedagang
kaki lima. Segala macam barang
diberikan agar dapat dijual
kepada pedagang kaki lima yang
membutuhkan. Tujuan utama
Pedagang adalah mendapatkan
cukup uang untuk tinggal di
rumah dan bekerja tanpa harus
memikirkan berapa lama waktu
yang dibutuhkan. Pedagang kaki
lima menggunakan keahliannya
untuk membantu pedagang kaki
lima tetap hidup, terutama
dengan mengirimkan makanan ke
rumah-rumah di desa atau kota.
Pedagang kaki lima hanya
memikirkan apa yang mereka
dapatkan hari itu dan apa yang
5. mereka jual hari itu. Pada saat
pandemi, kegiatan bersih-bersih
kampung tidak sesuai dengan
aturan yang digunakan selama
PSBB. Namun, jika mereka tidak
bekerja, mereka tidak akan
mendapatkan uang, sehingga
mereka dapat menghentikan
kehidupan keluarga mereka. Ini
adalah masalah yang harus
dihadapi pedagang kaki lima.
Ada banyak tipe pedagang
kaki lima yang berprofesi sebagai
pedagang di lingkungan Jl.
Sultan HasanuddinMereka
bekerja sebagai pedagang bakso,
roti, sate, minuman, sayuran dan
buah-buahan, serta bakso, nasi
goreng, dan bakso. Mereka
tinggal di desa dan makan dari
sarapan hingga makan malam,
tetapi ada waktu tertentu bagi
pedagang kaki lima untuk
membeli makanan. Misalnya,
sayur dan mie/nasi goreng sering
dijual sampai keesokan harinya.
Beberapa pedagang kaki lima
menggunakan masker untuk
membantu pedagang kaki lima
membeli barang selama pandemi
Covid-19. Meski situasinya tidak
ideal, mereka tetap bekerja keras
untuk tetap hidup. Modal yang
membantu pedagang kaki lima
yang berjualan keliling akan
membantu mereka menjadi lebih
produktif. Produktivitas akan
naik, yang akan membuat
pendapatan masyarakat dan
keadaan perekonomian menjadi
lebih baik. Jika mereka dapat
mengetahui berapa lama waktu
yang mereka butuhkan dan
berapa lama waktu yang mereka
perlukan untuk sampai di sana,
hal yang sama dapat terjadi.
Permasalahan yang
diuraikan seperti di atas menjadi
alasan penelitian ini dilakukan:
Maka tujuan dari penelitian ini
sebagai berikut ini.
a. Mengetahui dampak
penghasilan yang diperoleh
pendagang kaki lima
b. Mengetahui perubahan
aktivitas ekonomi pedagang
kaki lima di Jl. Sultan
Hasanuddin.
B. TINJUAN PUSTAKA
1. Penghasilan
Hanggar menjelaskan
dalam bukunya bahwa
perubahan keamanan total
sebagai akibat dari kekerasan
disebut perubahan keamanan
bisnis. Selama masa ketika
pedagang kaki lima membeli
barang dan jasa, itu disebut
keuntungan. Pada 2019, ini
adalah A Hanggara.
Pendapatan juga dapat
dikatakan sebagai hasil dari
melakukan pekerjaan atau
menghasilkan uang. Kegiatan
adalah proses yang terjadi
ketika sesepedagang kaki
lima memiliki bisnis atau
menginvestasikan uang yang
menghasilkan uang.
Pendapatan adalah hasil dari
membeli sesuatu atau
6. mendapatkan jasa pada waktu
yang tepat. Pendapatan juga
bisa dibicarakan dalam hal
berapa banyak uang yangdi
hasilkan atau berapa banyak
uang yangdi hilangkan.
Semakin banyak uang yang
dihasilkan, kemampuan
pedagang kaki lima yang
menghasilkan uang untuk
membantu bisnis
menghasilkan uang semakin
baik. KBBI mengatakan
bahwa hasil kerja dan hal-hal
lain disebut "penghasilan".
Pendapatan dalam laporan
uang adalah contoh rus kas
atau hasil yang diberikan
kepada pedagang kaki lima
yang memberikan uang
kepada pedagang kaki lima
yang memberikan uang
kepada pedagang kaki lima
yang memberikan uang
kepada pedagang kaki lima
yang membeli barang
tersebut. Pratiwi (2015)
menjelaskan bahwa makna
dari apa yang dipelajari
sesepedagang kaki lima dapat
disebut konsumsi jika
mendapatkannya dengan
jumlah yang maksimal dalam
jangka waktu tertentu.
Dengan kata lain, jumlah
uang yang diperoleh dalam
satu periode ditambahkan ke
jumlah uang yang diperoleh
pada awal periode.
Secara teoritis,
pendapatan permanet
(pendapatan tetap) adalah
pendapatan yang diperoleh
dari waktu ke waktu dan
dapat diprediksi. Dalam hal
ini, pedagang kaki lima dapat
memperoleh penghasilan ini
dari upah tetap atau gaji,
tetapi mereka juga dapat
memperolehnya dari
pekerjaan atau tabungan yang
bersifat jangka panjang.
Dalam hal ini pendapatan
hanya bersifat sementara
(pendapatan sementara).
Penghasilan yang tidak
terpikirkan sebelumnya.
Nurlaila Hanum (2017)
Adapun faktor-faktor yang
mempengaruhi penghasilan
yakni modal pedagan,
keahlian pendagang, dan
kondasi pasar.
Sumber-sumber
Pendapatan Samuelson dan
Nordhaus, (2005:250)
mengatakan bahwa dalam
kebanyakan kasus, uang
dapat diperoleh dari tiga
tempat: Awalnya ada gaji dan
upah. Setelah sesepedagang
kaki lima melakukan
pekerjaan untuk pedagang
kaki lima lain, seperti
perusahaan yang menjual
barang atau pemerintah. 2.
Saya mendapatkan kekuatan
saya dari menjadi pintar.
Pendapatan dari usaha
sendiri. Total produksi
dikurangi dengan biaya yang
harus dibayar, baik dalam
bentuk uang atau cara lain.
Biaya bekerja dengan
7. keluargadi dan menyewa
modal untuk penggunaandi
sendiri tidak termasuk dalam
angka ini. 3. Mendapatkan
sesuatu dari sumber lain.
Dalam hal ini, uang yang
tidak dicuri dibuat tenaga
kerja, yang meliputi
menerima uang dari
pemerintah, mendapatkan
asuransi jika terjadi
kerusakan, mendapatkan
rumah, mendapatkan
rekening bank, dan
mendapatkan uang dari
usaha, serta laba dari mereka.
Tingkat pendapatan adalah
tingkat kehidupan yang dapat
dinikmati oleh sesepedagang
kaki lima atau keluarganya
karena uang yang mereka
hasilkan atau uang yang
mereka peroleh dari sumber
lain.
Faktor-faktor yang
mempengaruhi berapa
banyak uang yangdi hasilkan
Fatmawati (2014:4)
melakukan penelitian tentang
bagaimana faktor-faktor yang
mempengaruhi pendapatan
lima skaters, dan beberapa di
antaranya adalah: 1. Modal
adalah sebuah kata Modal
adalah faktor yang
berpengaruh besar terhadap
berhasil atau tidaknya suatu
ide tertentu. Jam kerja:
Semakin banyak jam kerja
yang digunakan oleh satu
pedagang kaki lima, semakin
banyak ups atau uang yang
akan diperoleh pedagang kaki
lima tersebut. Hal yang sama
terjadi jika semakin banyak
jam kerja yang digunakan
oleh satu pedagang kaki lima.
3. Kurangnya pengalaman
adalah salah satu kesalahan
terbesar yang menyebabkan
bisnis gagal. Hal ini
menunjukkan bahwa
pedagang kaki lima yang
memiliki banyak pengalaman
dapat mempengaruhi
seberapa baik bisnis mereka
berjalan. Keberhasilan
sesepedagang kaki lima yang
memiliki banyak pengalaman
dapat dinilai dari seberapa
banyak uang yang mereka
hasilkan.
2. Dampak Pandemi
Dampak dapat dianggap
sebagai penyebab atau efek
samping. Setiap keputusan
yang dibuat oleh
sesepedagang kaki lima yang
berada di puncak permainan
mereka biasanya memiliki
efek positif atau negatif pada
mereka. Dampak, di sisi lain,
bisa menjadi langkah
selanjutnya dalam proses
audit internal.
Pandemi adalah pandemi
adalah wabah penyakit
global. Di dunia ini sudah
mengalami pandemi dan yang
terakhir adalah pandemi
covid-19.
Di dunia ini sudah terjadi
kepanikan, dan yang terakhir
8. adalah kepanikan covid-19.
World health organization
(who) mengatakan covid-19
akan menjadi pandemi pada
12 maret 2020. Menurut live
science dan who, pandemi
biasanya dikategorikan
sebagai yang pertama.
Pandemi adalah ketika suatu
penyakit menyebar dengan
cepat di suatu wilayah atau
wilayah tertentu di dunia.
Virus zika dimulai di brasil
pada tahun 2014 dan
menyebar ke karibia dan
amerika serikat. Wabah ebola
di afrika barat dari 2014
hingga 2016. Covid-19
dimulai sebagai epidemi di
china sebelum menyebar ke
seluruh dunia dan menjadi
pandemi.
Artianto mengatakan
bahwa dalam studinya, ada
tiga faktor yang
mempengaruhi berapa
banyak uang yang dihasilkan
sesepedagang kaki lima yang
mengendarai mobil: 1.
Modal, yang merupakan
produk jangka panjang dari
proses yang berjalan lama. Ini
digunakan sebagai input
untuk produksi jangka
panjang. 2. Sebelum memulai
bisnis, berapa lama waktu
yang dibutuhkan untuk
memulai bisnis ini. Tiga:
Jumlah pekerjaan, yaitu
jumlah pedagang kaki lima
yang melakukan pekerjaan,
baik itu pedagang kaki lima
yang memilikinya maupun
pedagang kaki lima lain. 4.
Tingkat pendidikan, yang
merupakan jumlah
pendidikan yang dimiliki
sesepedagang kaki lima, juga
akan mempengaruhi seberapa
banyak uang yang mereka
hasilkan di tempat kerja.
Dalam hal ini, lokasi sangat
penting karena di situlah dia
menghabiskan sebagian besar
waktunya, jadi sangat
penting.
3. Pendagang kaki lima
Menurut Sugiharsono
(2000:45), pedagang adalah
pedagang kaki lima yang
membeli dan menjual sesuatu
tanpa mengubah cara
melakukannya. Mereka tidak
mengubah cara mereka
melakukannya karena mereka
tidak ingin mengubah cara
mereka melakukannya karena
mereka ingin membeli dan
menjual barang dalam
kelompok kecil. Widodo
(2008:285) mengatakan
bahwa pedagang adalah
pedagang kaki lima yang
membeli, mendapatkan, atau
menyimpan barang-barang
penting dengan tujuan untuk
dijual atau diberikan kepada
pedagang kaki lima lain baik
yang masih mencari hal yang
penting maupun yang sudah
dijadikan hal lain.
Pedagang kaki lima
adalah pedagang kaki lima
9. yang berusaha membuat dan
menjual barang (jasa-jasa)
untuk memenuhi kebutuhan
kelompok masyarakat.
Mereka melakukan ini di
tempat-tempat strategis di
lingkungan informal di mana
mereka bisa mendapatkan apa
yang mereka butuhkan
(Winardi dalam Haryono,
1989). Sebagian besar waktu,
pedagang lima adalah
wiraswasta, yang berarti
bahwa sebagian besar
pedagang lima hanya
memiliki satu sumber
pekerjaan. Modal yang terkait
tidak terlalu besar, dan
mencakup hal-hal seperti
modal tetap, modal perlu, dan
modal kerja. Dana sering
diambil dari bank milik
pemerintah. Sebagian besar
waktu, itu berasal dari
sumber uang ilegal atau dari
pemasok yang menjual
barang untuk dijual. Hanya
ada beberapa sumber uang
yang berasal dari rumahdi
sendiri. Artinya hanya
sebagian kecil pedagang kaki
lima yang dapat membuang
hasil pekerjaannya karena
tingkat keuntungan yang
lebih rendah dan cara uang
dibelanjakan. Ada
kemungkinan yang sangat
kecil bahwadi harus
menginvestasikan uang atau
mengembangkan bisnisdi
(Hidayat, 1978).
C. Hasil dan Pembahasan
1. Hasil
Sebelum pandemi covid-
19, pedagang kaki lima di Jl.
Sultan Hasanuddinmendapat
banyak uang saat pandemi
masih berlangsung.
Penurunan ratarata profit
kurang dari Rp 20.000,- per
hari atau 15%. Asalkan sama
berarti berpengaruh terhadap
pedagang kaki lima yang
pedagang kaki lima. Selama
ada pandemi di daerah
tersebut, banyak pedagang
kaki lima yang membeli
barang di Jl. Sultan
Hasanuddinyang tidak
tinggal, dan pedagang kaki
lima yang membeli barang
terus mengalami masalah.
Dalam hal ini, tingkat
pengembalian pembeli sekitar
16%, tetapi tingkat
pengembalian pembeli masih
lebih besar daripada pembeli.
Pedagang sayur keliling yang
pelanggannya naik daun juga
mengalami hal ini. Modal
yang digunakan pemain
keliling di Jl. Sultan
Hasanuddinadalah milik
sendiri. Modal yang
digunakan banyak itu kecil-
kecilan, seperti Rp 299.000
sehari. Pada masa pandemi
Covid-19, moda yang
digunakan mengalami
penurunan sekitar Rp75.000-
atau sekitar 25%.
Pedagang kaki lima di Jl.
Sultan Hasanuddin bekerja
10. selama sekitar 5 jam, 8 jam,
atau 11 jam setiap hari.
Lama/drasi jam kerja yang
variasi ini tidak ada
hubungannya dengan berapa
banyak uang yang mereka
hasilkan. Selama waktu yang
berbeda dalam sehari, jumlah
uang yang dihasilkan
pedagang kaki lima dari
keliling tidak berubah.
Pekerjaan keliling dilakukan
pada pagi, siang, sore, atau
malam hari. Pedagang kaki
lima di Jl. Sultan
Hasanuddinsebagai
sekelompok besar pedagang
kaki lima bekerja selama
tujuh hari seminggu, baik
selama dan sebelum pandemi.
Pedagang kaki lima yang
pedagang kaki lima tidak
harus.menenal hari libur
untuk isirahat, situasi seperti
ini akan membuat mereka
sakit. Sebagai contoh lain,
mayoritas pedagang kaki lima
bekerja kurang dari lima jam
setiap hari. Artinya, sebagian
besar dari mereka telah dapat
kembali ke kondisi fisik dan
mentalnya, sehingga mereka
dapat melakukan pekerjaan
mereka selama setahun penuh
tanpa mengambil cuti.
Pedagang-pedagang
yang membeli barang-barang
dan pedagang-pedagang yang
menjual barang-barang di Jl.
Sultan Hasanuddinberbicara
satu sama lain dengan cepat.
Penggunaan alat komunikasi
modern, seperti Hand Phone,
tidak digunakan. Komunikasi
antara pembeli dan penjual
dapat dilakukan dengan
beberapa cara. Pedagang
yang membeli sesuatu
biasanya memberi tahu
pedagang yang membeli
sesuatu untuk memberi tahu
mereka di mana mereka
berada, tetapi ada satu
pedagang yang menyebutkan
namanya dengan lantang dan
tidak mengatakan hal lain
pada saat yang bersamaan.
Pedagang kaki lima
menemukan lokasi usahanya
dengan mencari cara untuk
mengetahui lama perjalanan
dan tempat singgah untuk
minum. Pada masa pandemi
yang sebesar ini dialami
banyak pedagang di
Kelurahan Kedurus,
masyarakat yang melakukan
perubahan jalur hanya
memiliki perubahan jalur
relatif sangat kecil
dibandingkan penjualan
sebelum pandemi.
2. Pembahasan
Faktor yang
mempengaruhi berapa
banyak uang yang dihasilkan
sesepedagang dari
perdagangan adalah salah
satu dari banyak situasi lain
di mana perdagangan
berubah, sehingga pedagang
yang berdagang harus
melakukan penelitian.
Situasi: Ini berkaitan dengan
11. bagaimana pedagang
membeli sesuatu yang
berubah, baik untuk
pedagang maupun untuk
ekonomi pedagang yang
membeli sesuatu. Hal ini
tidak jauh berbeda dengan
temuan peneliti pada tahun
2017 (Andiny dan
Kurniawan) bahwa situasi
baru akan menuntut pedagang
untuk bersiap-siap, sehingga
tidak bisa menghasilkan uang
untuk sementara waktu.
Dalam kebanyakan
kasus, ketika terjadi pandemi
jumlah pedagang yang
membeli pedagang kaki lima
di Kelurahan Kedurus, baik
pedagang yang membelinya
maupun pedagang yang
membelinya tidak tetap sama.
Ini berkaitan dengan jumlah
barang yang dijual, tetapi
masalah yang lebih besar
adalah pedagang tidak
menghasilkan uang saat ada
bencana. Herispon (2020)
mengatakan bahwa karena
banyaknya pedagang yang
membeli barang, pedagang
mengurangi jumlah barang
yang dibeli untuk dijual
kembali, yang berdampak
pada keuntungan pedagang.
Faktor lain yang
mempengaruhi berapa
banyak uang yangdi hasilkan
adalah metode yangdi
gunakan. Saat terjadi
pandemi Covid-19, jumlah
pedagang kaki lima di Jl.
Sultan Hasanuddinturun.
Dalam hal ini jumlah barang
yang dibeli dan akan dijual
kembali juga akan
dipengaruhi oleh jumlah
barang yang dibeli dan akan
dijual kembali, atau jumlah
barang yang dibeli dan akan
dijual kembali juga akan
terpengaruh oleh ini.
Penurunan jumlah penjualan
akan mengurangi berapa
banyak uang yang mereka
hasilkan. Penelitian yang
dilakukan oleh Wulandari
(2018) menunjukkan bahwa
modus merupakan faktor
yang berpengaruh besar
terhadap berapa banyak uang
yang dihasilkan pedagang.
Kecilnya modal
mengakibatkan volume
barang yang akan dijual
kembali dalam jumlah kecil.
Kondisi yang sama juga akan
mengurangi jumlah uang
yang diperoleh. Pedagang-
pedagang yang pedagang
kaki lima di Jl. Sultan
Hasanuddinakan semakin
sedikit menggunakan alat-alat
yang mereka gunakan.
Artinya kemenangan mereka
juga akan semakin kecil.
Dalam penelitian Yuniarti
(2019), ia menemukan bahwa
jikadi menggunakan banyak
uang, itu akan mempengaruhi
penghasilandi. Menghasilkan
uang dengan sejumlah kecil
uang tunai akan
menghasilkan uang dengan
12. sejumlah kecil uang. Ia juga
mengatakan bahwa sektor
informal termasuk pedagang-
pedagang yang menjual
barang dengan sedikit uang
karena barang yang dijual
tidak banyak dan barang yang
dijual tidak mahal.
Setiap hari, pedagang
kaki lima di Jl. Sultan
Hasanuddintidak
mempengaruhi jumlah
pekerjaan yang mereka
lakukan. Farras Hadyan dan
Saftarina (2017) mengatakan
bahwa kebanyakan pedagang
bekerja selama 6 sampai 8
jam sehari, tetapi jika mereka
bekerja lebih dari itu, mereka
akan kehilangan
produktivitas, harus berhenti
bekerja, atau sakit karena
pekerjaan mereka. Pedagang-
pedagang yang bekerja di Jl.
Sultan
Hasanuddinmenghabiskan
banyak waktu di tempat
kerja, yang mempengaruhi
berapa banyak uang yang
mereka hasilkan. Penelitian
yang dilakukan oleh
Wulandari (2018) dan
Yuniarti (2019) juga
mengatakan bahwa jumlah
pekerjaan dan jumlah waktu
yang dihabiskan untuk
bekerja memiliki pengaruh
besar pada berapa banyak
uang yang dihasilkan
sesepedagang.
Selama 7 hari bekerja di
Kelurahan Kedurus, sebagian
warga yang bekerja di sana
tidak menyebabkan
kelelahan. Farras Hadyan dan
Saftarina (2017) mengatakan
bahwa jikadi bekerja terlalu
lama,di bisa mendapatkan
kondisi yang disebut
"kellahan kerja", yaitu
kondisi yang terjadi ketikadi
tidak memiliki cukup energi
untuk melakukan hal-hal
yang ingindi lakukan. Hal ini
akan membuat
produktivitasdi turun.
Simbol dan simbol
dimaksudkan untuk
membantu pedagang
berkomunikasi atau
berinteraksi satu sama lain
antara pedagang yang
membeli barang dan
pedagang yang menjual
barang. Pedagang
mendapatkan simbol dan
simbol dari pembeli ketika
mereka saling berkomunikasi.
Pada saat yang sama, pembeli
memberi mereka kata-kata
dan hal-hal seperti itu dari
penjual. Hal ini sesuai dengan
penelitian yang dilakukan
oleh Muzdalifah, Sukidin,
dan Suharso, Bertharia, dan
Prasinata Panggabean.
Karena lokasi anak sekolah di
Jl. Sultan Hasanuddintidak
berubah, hal ini
mempengaruhi berapa
banyak uang yang mereka
hasilkan di Jl. Sultan
Hasanuddinketika mereka
harus mengembalikan uang
13. mereka. Hastin dan Gusmadi
(2015) mengatakan bahwa
salah satu faktor yang
mempengaruhi berapa
banyak uang yangdi hasilkan
adalah tempatdi bekerja. Ini
tidak jauh berbeda dari apa
yang mereka katakan.
Prihatminingtyas (2019)
juga mengatakan bahwa
lokasi bisnis dapat
mempengaruhi berapa
banyak uang yang dihasilkan
sesepedagang secara informal
atau tradisional. Lokasi bisnis
penting agar dapat bekerja
secara efisien dan
menghasilkan uang yang
diinginkan pedagang tersebut.
D. Penutup
1. Simpulan
Berdasarkan hasil
penelitian dan analisis seperti
yang telah dilakukan di atas,
maka hal-hal seperti ini bisa
dilihat. Pada saat pandemi
covid-19, pedagang kaki lima
di Jl. Sultan
Hasanuddinmenghasilkan
lebih sedikit uang daripada
sebelum pandemi, tetapi
mereka masih menghasilkan
lebih banyak uang daripada
sebelumnya. Hal-hal yang
mempengaruhi berapa
banyak uang yang dihasilkan
adalah: Ketika pedagang
membeli dan menjual barang,
mereka turun. Jumlah metode
yang digunakan sedikit dan
semakin kecil, sehingga
jumlah barang yang dijual
lebih sedikit. Beberapa
pedagang yang pedagang
kaki lima tidak termotivasi
untuk meningkatkan
produktivitasnya.
Aktivitas ekonomi
masyarakat yang bekerja di
Jl. Sultan
Hasanuddinsebelum terjadi
bencana sama dengan saat
terjadi bencana, seperti
terlihat di sini. Tidak ada
perubahan dalam cara orang
berkomunikasi ketika mereka
bekerja bersama, karena
mereka menggunakan
komunikasi langsung. Itu
terjadi ketika banyak orang
membeli barang atau uang
mereka dicuri, tetapi polisi
tidak melakukan apa pun
untuk menghentikannya. Di
tempat kerja, tidak banyak
perubahan, seperti saat
banyak orang bekerja dari
rumah. Ada beberapa orang
yang bekerja setiap hari
memiliki masalah, tetapi ada
juga beberapa orang yang
memiliki masalah, tetapi
mereka hanya memiliki
masalah selama beberapa hari
pada saat panik. Banyak
pedagang kaki lima tidak
berubah, tetapi beberapa
pedagang kecil yang
mengubah jalur
perjalanannya tidak banyak
berubah. Mereka hanya
14. menambahkan sedikit jarak
dan waktu kerja.
2. Saran
a. Bagi pedagang kaki
lima
Diharapkan bagi
pedagan kaki lima untuk
memanfaatkan waktu
sesuai dengan jadwal
yang kondusif agar
waktunya tidak
mengalami suatu
perubahan. Konsisten
dalam berdagang agar
tidak mengalami
perubahan jadwan dan
keuntugan tetap jalan.
Modal yang dikeluarkan
harus bisa mendapatkan
hasil yang lebih banyak.
Bagi pendagang kaki lima
disaat pandemi ini
diharapkan
memanfaatkan teknologi
seperti halnya
mengunakan whatshapp
atau juga bisa
menggunakan aplikasi-
aplikasi yang memadahi
seperti shopeefood, gobiz,
dan gofood agar
bertambanya penghasilan.
b. Bagi pembaca
Diharapkan bagi
pembaca agar
mendapatkan refrensi dari
data yang peneliti buat
dari berbagai refrensi
DAFTAR PUSTAKA
Antara, I. K. A., & Aswitari, L. P.
(2016). Beberapa faktor yang
mempengaruhi pendapatan
pedagang kaki lima di
Kecamatan Denpasar
Barat. E-Jurnal Ekonomi
Pembangunan Universitas
Udayana, 5(11), 165258.
Devi, N. U. K. (2021). Resistensi
Pedagang Kaki Lima dalam
Ruang Publik di Tengah
Situasi Pandemi Covid-
19. Jurnal Inovasi Ilmu
Sosial dan Politik
(JISoP), 3(2), 128-141.
Hariyani, T. (2021). Strategi
Pedagang Kaki Lima Dalam
Mempertahankan Usaha Di
Tengah Pandemi Covid-
19. Jurnal Ekuivalensi, 7(1),
147-164.
https://www.kompas.com/skola/read/
2020/03/18/150000269/pande
mi-apa-itu
Khaeruddin, G. N., Nawawi, K., &
Devi, A. (2020). Faktor-
Faktor Yang Mempengaruhi
Penghasilan Umkm Di Masa
Pandemi Covid-19 (Studi
Kasus Pedagang Kaki Lima
Di Desa Bantar Jaya
Bogor). Jurnal Akrab
Juara, 5(4), 86-101.
Maleha, N. Y., Saluza, I., &
Setiawan, B. (2021). Dampak
Covid-19 Terhadap
Penghasilan Pedagang Kecil
Di Desa Sugih Waras Kec.
Teluk Gelam Kab.
15. OKI. Jurnal Ilmiah Ekonomi
Islam, 7(3), 1441-1448.
Meilia, D. (2021). Analisis Dampak
Ekonomi dan Strategi
Bertahan Pedagang Kaki
Lima Akibat Pandemi Covid-
19 di Kawasan Universitas
Muhammadiyah Surakarta
Tahun 2020 (Doctoral
dissertation, Universitas
Muhammadiyah Surakarta).
Nasution, E. Y., & Indria, T. (2021,
November). Digitalisasi
Umkm Di Masa Pandemi.
In Prosiding Seminar
Nasional
Kewirausahaan (Vol. 2, No.
1).
RAHMA, R. (2021). ANALISIS
DAMPAK COVID-19
TERHADAP KONDISI
SOSIAL DAN
KESEJAHTERAAN
PEDAGANG KAKI LIMA DI
KAWASAN WISATA
KULINER MAROS (Doctoral
dissertation, Universitas
Hasanuddin).
Rogayah, G. S. (2021). Perubahan
sosial ekonomi pedagang
kaki lima di tengah pandemi
Covid-19: Studi kasus
pedagang kaki lima Cicadas
Kecamatan Cibeunying Kidul
Kota Bandung (Doctoral
dissertation, UIN Sunan
Gunung Djati Bandung).
Rosita, R., Irmanelly, I., & Ermaini,
E. (2020). Analisis Faktor-
Faktor Yang Mempengaruhi
Penghasilan Pedagang Kaki
Lima (Studi Kasus Wisata
Taman Jomblo Kotabaru
Jambi Pasca Pandemi Covid-
19). Eksis: Jurnal Ilmiah
Ekonomi dan Bisnis, 11(2),
118-124.
Sutedjo, A. (2021). DAMPAK
PANDEMI COVID-19
TERHADAP KONDISI
SOSIAL EKONOMI
PEDAGANG KAKI LIMA
DI KELURAHAN JL.
SULTAN HASANUDDIN
KOTA
SURABAYA. JURNAL
GEOGRAFI Geografi dan
Pengajarannya, 19(1), 25-34.
YORDAN, S. (2021). Dampak
Pandemi Covid-19dan
Kebijakan Ppkm Terhadap
Tingkat Penghasilan Usaha
Mikro Kecil Menengah
(UMKM) Menurut Perspektif
Ekonomi Islam (Studi
PadaUMKMRumah Makan
Pindang Meranjat Riu Resto
Cabang PalapaKota Bandar
Lampung) (Doctoral
dissertation, UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI RADEN
INTAN LAMPUNG).
Zulhijahyanti, H., Safira, K. A. A.,
Saputri, L. L., & Permana, E.
(2021). STRATEGI
MEMPERTAHANKAN
USAHA PEDAGANG KAKI
LIMA (PKL) DI MASA
PANDEMI
COVID19. Inovasi, 8(1), 21-
29.