Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas pengaruh counterpressure dengan birth ball terhadap penurunan nyeri persalinan kala 1 fase aktif.
2. Metode penelitian yang diusulkan adalah menggunakan counterpressure dan birth ball untuk mengurangi intensitas nyeri persalinan.
3. Latar belakang masalah adalah banyak ibu yang mengalami nyeri hebat selama persalinan yang dapat menyebabkan komplikasi.
1. FORMAT PENGAJUAN TEMA SKRIPSI
Pembimbing : Iis Tri Utami, S.ST.,M.Keb
Nama Pengusul : Layli Uswatun Hasanah
NPM : 210107015P
Tema yang diajukan:
PENGARUH COUNTERPRESSURE DENGAN BIRTH BALL TERHADAP
PENURUNAN NYERI PERSALINAN KALA 1 FASE AKTIF
DI BPM ERMA NITASARI S.ST TAHUN 2022
Latar belakang:
Persalinan adalah proses pengeluaran janin pada kehamilan cukup bulan yaitu sekitar 37-
42 minggu dan lahir secara spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung selama
18-24 jam tanpa komplikasi. Persalinan adalah perlakuan oleh rahim ketika bayi akan
dikeluarkan. Bahwa selama persalinan, rahim akan berkontraksi dan mendorong bayi sampai ke
leher rahim. Sehingga dorongan ini menyebabkan leher rahim mencapai pembukaan lengkap,
kontraksi dan dorongan ibu akan menggerakan bayi ke bawah (Nurasih, Nurkholifah, 2016).
Menurut WHO (2007), sebagian besar persalinan (90%) selalu disertai rasa nyeri yang
pada umumnya terasa hebat, sedangkan rasa nyeri pada persalinan merupakan hal yang lazim
terjadi, penyebab nyeri selama persalinan meliputi faktor fisiologis dan psikologis (Rejeki dkk,
2014).
Rasa nyeri pada persalinan adalah manifestasi dari adanya kontraksi (pemendekan) otot
rahim. Kontraksi inilah yang menimbulkan rasa sakit pada pinggang, daerah perut dan menjalar
kearah paha. Nyeri persalinan disebabkan adanya regangan segmen bawah rahim dan servik serta
adanya ischemia otot rahim. Tingkat nyeri persalinan digambarkan dengan intensitas nyeri yang
dipersepsikan oleh ibu saat proses persalinan. Intensitas nyeri tergantung dari sensasi keparahan
nyeri itu sendiri. Intensitas rasa nyeri persalinan bisa ditentukan dengan cara menanyakan
intensitas atau merujuk pada skala nyeri. Contohnya, skala 0-10 (skala numerik), skala deskriptif
yang menggambarkan intensitas tidak nyeri sampai nyeri yang tidak tertahankan, skala dengan
gambar kartun profil wajah dan sebagainya. Intensitas nyeri rata-rata ibu bersalin kala I fase aktif
digambarkan dengan skala VAS sebesar 6-7 sejajar dengan intensitas berat pada skala deskriptif
2. (Judha, dkk, 2012).
Menurut Perry & Potter (2006), hasil penelitian juga meneyebutkan nyeri hebat pada
proses persalinan menyebabkan ibu mengalami gangguan psikologis, 87% post partum Blues
yang terjadi dari 2 minggu pasca persalinan sampai 1 tahun, 10 % Depressi dan 3 % dengan
Psikosa (Rejeki dkk, 2014)
Apabila nyeri tidak diatasi dengan baik dapat menimbulkan masalah lain yaitu
meningkatkan kecemasan saat menghadapi persalinan sehingga produksi hormon adrenalin dan
ketokolamin meningkat dan mengakibatkan 2 vasokontriksi yang menyebabkan aliran darah ibu
ke janin menurun. Penurunan aliran darah dan oksigen ke uterus serta iskemia jaringan
mengakibatkan janin mengalami hipoksia serta pada ibu akan terjadi proses persalinan lama dan
membuat impuls nyeri semakin banyak. Oleh sebab itu, hal ini dapat menambah jumlah angka
morbiditas dan mortalitas ibu dan bayi (Fauziah, dkk. 2018, p. 2).
Pusat Data Persatuan Rumah Sakit Seluruh Indonesia menjelaskan bahwa AKI di
Indonesia 15% diakibatkan oleh komplikasi persalinan dan 21% menyatakan bahwa persalinan
yang dialami merupakan persalinan yang menyakitkan karena merasakan nyeri yang sangat,
sedangkan 63% tidak memperoleh informasi tentang persiapan yang harus dilakukan guna
mengurangi nyeri pada persalinan (Yuliasari, 2015).
Sebagai upaya penurunan AKI, pemerintah melalui Kementerian Kesehatan sejak tahun
1990 telah meluncurkan safe motherhood initiative dan dilanjutkan dengan program Gerakan
Sayang Ibu di tahun 1996. Kedua program ini bertujuan untuk memastikan semua wanita
mendapatkan perawatan yang dibutuhkan sehingga selamat dan sehat selama kehamilan dan
persalinannya (Kementerian Kesehatan Indonesia, 2015).
Data dari Profil Kesehatan Provinsi Lampung tahun 2015 menunjukkan bahwa angka
kematian ibu sebesar 130 kematian dari 154.967 jumlah kelahiran hidup dimana Kabupaten
Tulang Bawang Barat menyumbang angka sebesar 5 kematian. Hasil Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) Provinsi Lampung Tahun 2015-2019 menyatakan bahwa 4 penyebab terbesar
kematian ibu adalah pendarahan sebesar 31%, eklamsi sebesar 29%, partus lama 0,63%, infeksi
6%, aborsi 1% dan lain-lain 33% (Dinas Kesehatan Lampung, 2015)
Fenomena yang terjadi pada saat ini tidak sejalan dengan program yang telah
dicanangkan pemerintah karena saat ini masih banyak bidan enggan memberikan informasi yang
lengkap (informed choice, informed concent, konseling dan pendidikan kesehatan) maupun
3. membuat keputusan bersama 3 dengan kliennya saat kunjungan kehamilan maupun persalinan.
Saat persalinan banyak bidan sebagai penolong persalinan melupakan untuk menerapkan teknik
pengontrolan nyeri persalinan pada kala I sehingga ibu mengalami kesakitan yang hebat terus
menerus, akibatnya ibu mengalami kelelahan yang berdampak pada komplikasi persalinan
seperti partus lama sehingga terjadi persalinan dengan tindakan seperti forcep hingga sectio
caesarea serta memiliki pengalaman persalinan yang buruk dan traumatik (Ikatan Bidan
Indonesia, 2016).
Kondisi ini membuat sebagian besar ibu memilih cara yang paling cepat dan gampang
untuk menghilangkan nyeri yaitu operasi sectio caesarea tanpa indikasi yang jelas dan juga
meminta untuk menggunakan obat penawar nyeri seperti epidural anestesi yang meningkatkan
risiko morbiditas dan mortalitas pada ibu dan bayi. Penggunaan epidural anastesi dan obat-obat
penghilang nyeri dapat memberikan efek samping yang merugikan meliputi fetal hipoksia, resiko
depresi pernafasan neonatus, penurunan frekuensi denyut jantung dan peningkatan suhu tubuh
ibu (Pasongli, Rantung dan Pesak, 2014).
Hal ini membuat semakin banyak saja ibu yang ―gagal‖ untuk melahirkan secara normal
alami. Oleh karena itu, penanggulangan nyeri persalinan bukan hanya untuk kenikmatan saja
tetapi menjadi kebutuhan yang mendasar untuk memutuskan lingkaran nyeri dan segala akibat
yang ditimbulkannya (Aprillia,2014)
Penatalaksanaan yang dapat dilakukan untuk mengurangi nyeri persalinan dengan cara
famakologis yang menggunakan obat-obatan seperti analgetik, sedative, dan epidural anastesi
serta cara nonfamakologis yaitu tanpa menggunakan obat-obatan dan dilakukan bersama dengan
pendamping persalinan atau doula, diantaranya: hypnobirthing, Active birth, counterpresure,
kompres panas atau dingin, birthing ball exercise, hidroterapi, teknik pernapasan, visualisasi,
penggunaan musik dan aromatheraphy (Johariyah,dkk. 2012).
Menururt Varney (2007), teknik non farmakologis dalam pendekatan untuk menurangi
nyeri persalinan yang paling efektif adalah dengan memberikan teknik relaksasi yaitu dengan
pernapasan, relaksasi, pengaturan posisi ibu dan pijat (Nurasiah, 2012).
Counterpressure adalah pijatan tekanan kuat dengan cara meletakkan tumit tangan atau
bagian datar dari tangan, atau juga menggunakan bola tenis pada daerah sakrum atau lumbal
lima. Tekanan dalam massage counter pressure dapat diberikan dalam gerakan lurus atau
lingkaran kecil yang dilakukan selama kontraksi. Ibu yang dipijat 20 menit setiap jam selama
4. persalinan akan lebih terbebas dari rasa sakit, dapat mengelola rasa takut , menciptakan perasaan
nyaman, rileks dan menanggapi proses persalinan dengan positif. Hal ini disebabkan karena
pijatan merangsang tubuh untuk melepaskan hormon pereda rasa sakit yaitu endorfin yang
menyebabkan persalinan berjalan lebih lembut, alami dan lancar (Yuliasari dkk, 2015).
Birth ball adalah bola terapi fisik yang membantu ibu bersalin kala I ke posisi berlutut
dan bersandar pada birthball dapat mengurangi nyeri sehingga ibu lebih nyaman, dengan
memanfaatkan gravitasi dapat membantu penurunan serta rotasi kepala bayi dan mempermudah
ketika akan dilakukan counterpressure. Ketika ibu bersalin bergerak, mengatur posisi, mampu
mengontrol rasa cemas dan memiliki pendamping persalinan yang mampu membantunya
mengalihkan fikiran dari persepsi nyeri maka nyeri tersebut akan berkurang (Aprillia, 2014).
Hasil penelitian dari Kurniawati, Dasuki, Kartini (2017) menunjukan rata-rata nyeri
persalinan pada kelompok yang diberikan latihan birth ball lebih rendah 4,5 dibandingkan
dengan kelompok kontrol 5,4 dengan nilai p-value sebesar 0,01. Analisis multivariat model 4
didapatkan nilai R² sebesar 0,49 yang berarti bahwa latihan birth ball dan dukungan suami dan
keluarga itu berkontribusi terhadap nyeri persalinan yaitu sebesar 49%.
Penelitian lainnya yang dilakukan oleh Pasongli, Ratung, Pesak (2014) menunjukkan
hasil nyeri persalinan sebelum dilakukan masase counterpressure berada pada skala 9-10 (100%)
dan setelah dilakukan masase counterpressure nyeri menurun paling besar pada skala 3-6
sebanyak 13 responden (86,7%). Analisa data menunjukkan signifikansi lebih kecil dari 5%
(p=0,000
Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “
Pengaruh Counterpressure Dengan Birth Ball Terhadap Penurunan Nyeri Persalinan Kala 1 Fase
Aktif Di Bpm Erma Nitasari S.St Tahun 2022”.
Referensi ( maksimal 10 tahun terakhir):
Nurasih & Nurkholifah. (2016). Intensitas Nyeri Antara Pemberian Kompres Hangat Dengan
Massage Punggung Bagian Bawah Dalam Proses Persalinan Kala 1 Fase Aktif, Jurnal
Care, 4.Antriana, Inna. 2016. Pengaruh Kompras Hangat Terhadap Penurunan Nyeri
Persalinan pada Kala I Fase Aktif di BPS Bidan Kokom Komariah Cijati Majalengka
Tahun 2016. Majalengka: STIKes YPIB Majalengka.
https://id.scribd.com/document/395767270/inna-antriana-pengaruh-kompres-hangat-
terhadap-pengurangan-nyeri-persalinan-pada-kala-1-fase-aktif-dibps-bidan-kokom-
komariah-cijati-1-pdf
Rejeki Sri, Tri Hartati, Nikmatul Khayati. 2014. Nyeri Pinggang Kala I Persalinan Melalui
5. Praktik Counter-Pressure oleh Suami di RSUD 74 Soewondo Kendal. Semarang : Jurnal
Keperawatan Maternitas . Volume 2, No. 2, November 2014 pp. 127-1353.
Yuliasari, Dewi dan Eva Santriani. 2015. Hubungan Counterpressure Dengan Nyeri Persalinan
Pada Ibu Bersalin Kala I Fase Aktif Ibu Primipara Di BPS Sulastri Pekalongan Lampung
Timur Tahun 2013
Afroh, F., Judha, M & Sudarti. (2012). Teori Pengukuran Nyeri & Nyeri Persalinan. Yogyakarta:
Nuha Medika
Faujiah, Irfa Nur, dkk. 2018. Jurnal Bidan “Midwifery Journal” Pengaruh Kombinasi teknik
Kneading dan Relaksasi Napas Dalam Terhadap Intensitas Nyeri Kala I Fase Aktif
Persalinan Primigravida di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Rajapola Tahun 2018.
https://media.neliti.com/media/publications 68 /267046-pengaruh-kombinasi-teknik-
kneading-dan-r-1356a5ee.pdf..
Kementerian Kesehatan RI. 2015 . Sekretariat r Jenderal. Rencana Strategis Kementerian
Kesehatan Tahun Rencana Strategis Kementerian Kesehatan. Jakarta : Kementrian
Kesehatan RI
Dinas Kesehatan Provinsi Lampung, 2015, Profil Dinkes Provinsi Lampung 2015, Bandar
Lampung.
Ikatan Bidan Indonesia. (2016). Midwifery Update 2016. Jakarta: Pengurus Pusat Ikatan Bidan
Indonesia
Pasongli Seri, Maria Rantung, Ellen Pesak. 2014. Efektifitas Counterpressure Terhadap
Penurunan Intensitas Nyeri Kala I Fase Aktif Persalinan Normal Di Rumah Sakit Advent
Manado. Manado : Jurnal Ilmiah bidan Volume 2 nomor 2 Juli – Desember 2014 ISSN :
2339-1731.
Aprillia, Yessie. 2014. Catatan Ayah Pintar. Yogyakarta : CV. Andi Offset.
Johariyah dan Ema Wahyu Ningrum. 2012. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi
Baru Lahir. Jakarta : CV. Trans Info Media.
Nurasiah Ai, Ani Rukmawaati dan Dewi Laelatul Badriah. 2012. Asuhan Persainan Normal Bagi
Bidan. Bandung : PT. Refika Aditama.
Kurniawati Ade, Djaswadi Dasuki dan Farida Kartini. 2017. Efektivitas Latihan Birth Ball
Terhadap Penurunan Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif Pada Primigravida. Yogyakarta :
Indonesian Journal Of Nursing And Midwifery Issn 2503-185.
http://ejournal.almaata.ac.id/index.php/JNKI. Diakses tanggal 20 oktober 2017
Target pelaksanaan penelitian:
Uraian kegiatan
Bulan ke
1 2 3 4 5 6
Pengumpulan usulan proposal
Pembahasan proposal dihadiri reviewer
Revisi dan pengumpulan hasil revisi proposal
Masa reviewer proposal
Kontrak dan penugasan
Pelaksanaan penugasan
Monitoring dan evaluasi internal kemajuan
penelitian
Penyerahan draft laporan penelitian dan publikasi
6. Masa evaluasi draft laporan penelitian dan
publikasi
Seminar Hasil penelitian dihadiri reviewer
Revisi naskah laporan penelitian dan publikasi
Pelaporan luaran dan pengajuan Reward luaran