Sayuran indigenous tersebut memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai sayuran alternatif yang memenuhi kualitas hortikultura dan permintaan pasar. Namun, pada umumnya sayuran tersebut belum dikenal oleh masyarakat umum secara luas dan biasanya sayuran ini hanya terdapat di pasar lokal. Penulisan makalah ini bertujuan untuk mempelajari teknik budidaya tanaman indigenous khususnya tanaman Beluntas (Pluchea indica (L.) Less) agar tanaman tersebut dikenal oleh masyarakat luas sehingga pemanfaatannya sebagai tanaman yang memiliki khasiat obat dapat dinikmati oleh masyarakat.
1. Tugas Mata Kuliah Teknologi Budidaya
Tanaman Rempah dan Khasiat Obat
“Beluntas (Pluchea indica)”
Disusun oleh:
1. Ahmad Nur Cahyo
(H07110 )
2. Kartika Dewi M.
(H0711051)
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2013
2. A. Pendahuluan
1.
Latar Belakang
Sayuran indigenous merupakan sayuran asli daerah di Indonesia
yang berasal dari daerah atau ekosistem tertentu, tanamn ini termasuk
spesies pendatang dari wilayah geografis lain tetapi telah berevolusi
dengan iklim dan geografis wilayah Indonesia. Sayuran ini dapat disebut
juga sayuran lokal (Balai Penelitian Sayuran 2007). Sayuran indigenous
biasanya tumbuh di pekarangan rumah sebagai tanaman penghias atau
digunakan sebagai tanaman pagar karena sayuran ini tidak tumbuh dalam
area yang luas yang kebanyakan tumbuh sebagai tanaman liar di
sepanjang sungai-sungai yang kemudian dikumpulkan serta dikonsumsi
oleh masyarakat desa (Duriat et al, 1999).
Sayuran indigenous adalah sayuran asli suatu daerah yang
merupakan salah satu komponen plasma nutfah yang kaya manfaat,
namun sangat disayangkan saat ini belum banyak masyarakat yang
mencoba untuk memanfaatkannya. Sayuran indigenous dapat digunakan
untuk memenuhi kebutuhan akan nutrisi yang seimbang. Beberapa
sayuran indigenous yang potensial untuk dikembangkan, dikoleksi dan
dikarakterisasi antara lain adalah: 1) Beluntas (Pluchea indica (L.) Less),
2) Kenikir (Cosmos caudatus Kunth.), 3) Pegagan (Centella asiatica L.
Urban.), 4) Sambung Nyawa (Gynura procumbens (Lour.) Merr), 5)
Terubuk (Saccharum edule).
Sayuran indigenous tersebut memiliki potensi untuk dikembangkan
sebagai sayuran alternatif yang memenuhi kualitas hortikultura dan
permintaan pasar. Namun, pada umumnya sayuran tersebut belum
dikenal oleh masyarakat umum secara luas dan biasanya sayuran ini
hanya terdapat di pasar lokal. Penulisan makalah ini bertujuan untuk
mempelajari teknik budidaya tanaman indigenous khususnya tanaman
Beluntas (Pluchea indica (L.) Less) agar tanaman tersebut dikenal oleh
masyarakat luas sehingga pemanfaatannya sebagai tanaman yang
memiliki khasiat obat dapat dinikmati oleh masyarakat.
3. 2.
Rumusan Masalah
a.
b.
3.
Bagaimanakah sifat umum dari tanaman beluntas?
Bagaimanakah kultur teknik (teknik budidaya) tanaman beluntas?
Tujuan
a.
Mengetahui sifat umum dan karakteristik tanaman beluntas.
b.
Mengetahui teknik budidaya tanaman beluntas mulai dari tahap
persiapan, penanaman, pemeliharaan, panen serta pasca panen.
B. Pembahasan
1.
Sifat Umum dan Karakteristik tanaman Beluntas
Kerajaan: Plantae
Divisi:
Magnoliophyta
Kelas:
Magnoliopsida
Ordo:
Asterales
Famili:
Asteraceae
Genus:
Pluchea
Spesies: Pluchea indica
Beluntas merupakan tanaman perdu dengan tinggi sekitar 1-1.5 m,
berbatang tegak, berbentuk bulat, berkayu dan bercabang banyak.
Daunnya tunggal dengan panjang 3.8-6.4 cm dan lebar sekitar 2-4 cm,
berbentuk bulat telur, berbulu halus dan berwarna hijau muda. Bunga
tanaman beluntas merupakan bunga majemuk berukuran kecil yang
memiliki dua kepala putik berbentuk seperti jarum. Umumnya tumbuhan
ini ditanam sebagai tanaman pagar atau bahkan tumbuh liar, tingginya
bisa mencapai 3 meter apabila tidak dipangkas, sehingga seringkali
ditanam sebagai pagar pekarangan. Beluntas dapat tumbuh di daerah
kering pada tanah yang keras dan berbatu, pada daerah dataran rendah
hingga dataran tinggi pada ketinggian 1000 meter dari permukaan laut,
memerlukan cukup cahaya matahari atau sedikit naungan, dan
4. perbanyakannya dapat dilakukan dengan setek batang pada batang yang
cukup tua (Ardiansyah 2005).
Beluntas akan tumbuh baik apabila ditanam pada daerah yang
bertanah subur. Daerah pertumbuhan tanaman beluntas berkisar antara 11000 meter di atas permukaan laut (m dpl). Nama daerah: beluntas
(Melayu), baluntas, baruntas (Sunda), luntas (Jawa), baluntas (Madura),
lamutasa (Makasar), lenabou (Timor), sedangkan nama asing untuk
tanaman beluntas adalah Luan Yi (Cina), Phatpai (Vietnam), dan Marsh
fleabane (Inggris). Beluntas memiliki ciri morfologis yakni daun
bertangkai pendek, letaknya berselang-seling, berbentuk bulat telur
sunsang, ujung bundar melancip. Tepi daun bergerigi, berwarna hijau
terang, bunga keluar di ujung cabang dan ketiak daun, berbentuk bunga
bonggol, bergagang atau duduk, dan berwarna ungu. Buahnya longkah
agak berbentuk gasing, berwarna cokelat dengan bersudut putih.
Sifat dan kandungan daun beluntas yang biasa digunakan sebagai
sayuran memiliki banyak kandungan penting seperti mengandung
alkaloid, tannin, natrium, minyak atsiri, kalsium, flafonoida, magnesium,
dan fosfor. Sedangkan akarnya mengandung flafonoida dan tannin. Daun
beluntas berbau khas aromatis dan rasanya getir dan menyegarkan,
berkhasiat untuk meningkatkan nafsu makan, membantu melancarkan
pencernaan, meluruhkan keringat, menghilangkan bau badan dan bau
mulut, meredakan demam, nyeri tulang, sakit pinggang, dan keputihan;
sedangkan akar beluntas berkhasiat sebagai peluruh keringat dan
penyejuk. Daun beluntas juga dapat dikonsumsi sebagai lalaban atau
dikukus. Kadar minyak atsiri daun beluntas 5% dapat menghambat
pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus, sedangkan pada kadar 20%
dapat
menghambat
(Ardiansyah 2002).
pertumbuhan
bakteri
Escherechia
coli
5. 2.
Teknik Budidaya Tanaman Beluntas
Beluntas dapat tumbuh di daerah kering pada tanah yang keras dan
berbatu, pada daerah dataran rendah hingga dataran tinggi pada
ketinggian 1000 meter dari permukaan laut, tanaman ini memerlukan
cukup cahaya matahari atau sedikit naungan, dan perbanyakannya dapat
dilakukan dengan setek batang pada batang yang cukup tua. Batang
tanaman yang dipilih harus sudah cukup tua serta kokoh. Berikut
merupakan beberapa tahap dalam teknik budidaya tanaman beluntas:
a. Tahap Persiapan dan Penanaman
Tanaman beluntas merupakan tanaman perdu yang sangat
mudah untuk diperbanyak dengan menggunakan stek batang dan
stek pucuk. Pembibitan sendiri dilakukan dengan cara membuat stek
batang atau stek pucuk. Pembibitan secara stek bisa dilakukan di
dalam polibag maupun lahan terbuka. Pembibitan dalam media
polibag umumnya dilakukan dengan menggunakan stek batang yang
panjangnya 7 – 15 cm atau minimal memiliki 3 ruas dan daunnya
sudah dipotong. Untuk mempercepat pertumbuhan akar, stek batang
bisa direndam dalam air kelapa. Bahan media tersebut menggunakan
tanah dan kompos dengan perbandingan 1 : 1. Ukuran polibag yang
digunakan cukup kecil saja, berdiameter 15 cm atau 20 cm diisi
sampai memenuhi 90% ketinggian polibag. Penanaman tidak boleh
dilakukan dengan langsung menusukkan stek batang pada tanah, tapi
harus dibuat lubang kecil dulu.
Penanaman langsung pada lahan terbuka mulanya dilakukan
pada lahan yang berukuran lebih kecil dengan jarak kira-kira 8 cm
dalam barisan dan 12 cm antar barisan. Kemudian tanaman beluntas
yang sudah memiliki 4 – 6 daun sempurna bisa dipindahkan ke lahan
yang lebih luas dengan dicongkel tanamannya beserta tanahnya.
Pada saat awal penanaman, beluntas tidak boleh terlalu banyak
terkena sinar matahari sampai satu bulan pertama. Penyiraman dapat
dilakukan sekali sehari dengan melihat kondisi media, bila tanah
6. kering sebaiknya disiram, bila tanah basah penyiraman tidak perlu
dilakukan. Tiga minggu kemudian setelah daun tumbuh 4 – 6 helai,
tanaman
sudah
bisa
dipindahkan
ke
lahan
terbuka
(Sastroamidjojo 1997).
Beluntas pada masyarakat desa pada umumnya digunakan
sebagai pagar tanam. Pagar tanam dengan menggunakan tanaman
beluntas dapat dibuat dengan melakukan pembibitan dahulu pada
polybag (seperti langkah-langkah diatas). Pembuatan pagar tanam
dapat dilakukan dengan mencangkul tanah sedalam 20 cm dan
bentuk lubang tanam bisa dibuat sederhana seperti empat persegi
panjang memanjang, atau dipotong-potong kubus atau segi enam tapi
menyambung. Biarkan lubang tanam terbuka sekitar 2 minggu,
sementara tanah cangkulan diberi pupuk organik sebanyak 2 - 4
kg/m2, juga 30 gram NPK/lubang tanam. Serta dapat pula diganti
dengan Urea, TSP dan KCL masing-masing 10 gram/m2. setelah 2
minggu, tanah cangkulan yang diberi pupuk tersebut dimasukkan
kembali ke dalam lubang tanam, lalu biarkan lagi selama 2 minggu.
Berikutnya adalah tahap penanaman, penanaman dengan indirect
seeding yakni dengan melakukan pembibitan terlebih dahulu seperti
dengan lagkah diatas. Pemilihan bibit yang baik sangat penting
dilakukan, bibit yang baik untuk stek batang umumnya bibit tersebut
sudah memiliki 4-5 daun baru yang segar.
b. Tahap Pemeliharaan
Pemeliharaan tanaman beluntas umumnya cukup mudah,
karena tanaman ini cukup tahan dengan kekeringan. Pemeliharaan
cukup dengan pengairan, pemangkasan ujung cabang dan tunas liar
serta pemupukan. Beluntas sebagai tanaman pagar agar tumbuh
subur
sebaiknya
setiap
bulan
diberi
pupuk
yakni
dengan
menggunakan pupuk NPK yang kandungan N-nya tinggi.
Pemangkasan dilakukan untuk mengurangi ujung cabang dan
tunas liar agar kelihatan lebih cantik dan tanaman beluntas
7. menghasilkan pucuk baru untuk dikonsumsi. pemangkasan yakni
kegiatan cukur-mencukur batang dan daun tanaman. Pemangkasan
sebaiknya dilakukan sekurang-kurangnya 2 minggu atau 3 minggu
sekali. Jangan terlalu lama (lebih 1 bulan), sebab selain lebih sulit
memangkas, juga sulit membentuk tanaman tersebut. Pemangkasan
daun beluntas untuk keperluan sayuran dapat dilakukan dua minggu
sekali (Mahesworo, 1994).
c. Panen dan Pasca Panen
Panen daun beluntas dilakukan ketika tanaman beluntas telah
tumbuh rimbun dengan tinggi tanaman 1-1,5 m dengan proses
pemangkasan. Daun beluntas yang dipetik adalah daun yang masih
muda, daun ini berwarna hijau muda dan memiliki bau yang khas.
Daun beluntas yang masih muda memiliki tekstur yang tidak begitu
keras, daun dipetik dengan panjang 2-5 cm dari pucuk daun dengan
3-4 lembar daun yang masih muda.
C. Penutup
1.
Kesimpulan
a) Beluntas merupakan tanaman perdu dengan tinggi sekitar 1-1,5 m,
berbatang tegak, berbentuk bulat, berkayu dan bercabang banyak.
Daunnya tunggal dengan panjang 3,8-6,4 cm dan lebar sekitar 2-4
cm, berbentuk bulat telur, berbulu halus dan berwarna hijau muda.
Bunga tanaman beluntas merupakan bunga majemuk berukuran kecil
yang memiliki dua kepala putik berbentuk seperti jarum.
b) Sifat dan kandungan daun beluntas yang biasa digunakan sebagai
sayuran memiliki banyak kandungan penting seperti mengandung
alkaloid, tannin, natrium, minyak atsiri, kalsium, flafonoida,
magnesium, dan fosfor. Daun beluntas berbau khas aromatis dan
rasanya getir dan menyegarkan, berkhasiat untuk meningkatkan
nafsu makan, membantu melancarkan pencernaan, meluruhkan
keringat, menghilangkan bau badan dan bau mulut, meredakan
demam, nyeri tulang, sakit pinggang, dan keputihan.
8. c) Teknik budidaya tanaman beluntas dapat dilakukan dengan stek
batang dan stek pucuk. Pembibitan dengan stek batang dapat
dilakukan dalam polybag atau langsung pada tempat terbuka.
d) Pembibitan dalam media polibag umumnya dilakukan dengan
menggunakan stek batang yang panjangnya 7 – 15 cm atau minimal
memiliki 3 ruas dan daunnya sudah dipotong.
e) Bahan media tersebut menggunakan tanah dan kompos dengan
perbandingan 1:1
f) Penanaman langsung pada lahan terbuka mulanya dilakukan pada
lahan yang berukuran lebih kecil dengan jarak kira-kira 8 cm dalam
barisan dan 12 cm antar barisan. Kemudian tanaman beluntas yang
sudah memiliki 4 – 6 daun sempurna bisa dipindahkan ke lahan yang
lebih luas dengan dicongkel tanamannya beserta tanahnya.
g) Biarkan lubang tanam terbuka sekitar 2 minggu, sementara tanah
cangkulan diberi pupuk organik sebanyak 2 - 4 kg/m2, juga 30 gram
NPK/lubang tanam. Serta dapat pula diganti dengan Urea, TSP dan
KCL masing-masing 10 gram/m2. setelah 2 minggu, tanah
cangkulan yang diberi pupuk tersebut dimasukkan kembali ke dalam
lubang tanam, lalu biarkan lagi selama 2 minggu.
h) Pemeliharaan cukup dengan pengairan, pemangkasan ujung cabang
dan tunas liar serta pemupukan.
i) Daun beluntas yang dipetik adalah daun yang masih muda, daun ini
berwarna hijau muda dan memiliki bau yang khas. Daun beluntas
yang masih muda memiliki tekstur yang tidak begitu keras, daun
dipetik dengan panjang 2-5 cm dari pucuk daun dengan 3-4 lembar
daun yang masih muda.
9. DAFTAR PUSTAKA
Anonim
2012.
Tanaman
Beluntas
dan
http://tipspetani.blogspot.com/2012/08/tanaman-beluntas-dankhasiatnya.html. Diakses pada 8 September 2013.
Khasiatnya.
Ardian 2005. Daun Beluntas Sebagai Bahan Antibakteri dan Antioksidan.
http://www.beritaiptek.com. Diakses pada 8 September 2013.
Ardiansyah 2002. Kajian Aktivitas Antimikroba Ekstrak Daun Beluntas (Pluchea
indica L.). Tesis. Program Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Balai Penelitian Sayuran 2007. Sayuran Indigenous, Perlu digali dan di
manfaatkan. http://www.litbang.deptan.go.id. Diakses pada 8 September
2013.
Duriat, A. S., A. Asgar, and Z. Abidin 1999. Indigenous Vegetables in Indonesia
Their Conservation and Utilization, p. 29-42. In: L. M. Engle and N. C.
Altoveros (Eds.). Collection, Conservation and Utilization of Indigenous
Vegetables. AVRDC. Taiwan.
Sastroamidjojo, S 1997. Obat Asli Indonesia. Dian Rakyat. Jakarta.