SlideShare a Scribd company logo
1 of 24
INTERPRETASI HADIS
Menurut Imam Al Ghazali dan Yusuf Qardowi
DADANG ROHENDI
NIM: 5120011
STUDI HADIS INTEGRATIF
PASCA SARJANA IAIN PEKALONGAN
2020
DOSEN PENGAMPU
DR.JAWAWI,MA
Profil Singkat Muhammad Al-Ghazali
Muhammad Al-Ghazali lahir pada 1917 M/1339H di al-Bahirah
, Mesir. Daerah ini dikenal banyak dilahirkan tokoh-tokoh Islam
terkemuka pada zamannya, seperti Muhammad ‘Abduh, Mahmu
d Syaltut, Hasan Al-Bana dan Muhammad al-Madani. Pada usian
ya 10 tahun, Muhammad alGhazali sudah hafal Alquran 30 juz.
Pendidikan dasar dan menengah, ia tempuh di Sekolah Agama.
Pada tahun 1937, ia melanjutkan pendidikannya pada Jurusan
Dakwah Fakultas Ushuludddin, Universitas Al-Azhar, Mesir dan
lulus pada tahun 1941 M. Setelah itu, al-Ghazali melanjutkan
studinya ke Fakultas Bahasa Arab di Universitas yang sama dan
selesai pada tahun 1943. Semasa kuliah, ia direkrut oleh Imam
Hasan Al-Banna hingga menjadi salah seorang anggota bahkan
salah seorang tokoh Ikhwanul Muslimin. Ia aktif melakukan jih
ad di medan dakwah Islamiyah melalui berbagai forum seminar
, pendidikan, pembinaan, khutbah, ceramah dan tulisan.
Metode Pemahaman Hadis menurut Muhammad al-Gazali
1. Kriteria Ke-sahih-an Sanad Hadis
Menurut Muhammad Al-Ghazali, kesahih-an sanad hadis hanya terdir
i dari dua syarat, yaitu:
 Setiap periwayat dalam sanad suatu hadis haruslah seorang yang di
kenal sebagai penghapal yang cerdas, teliti, dan benar-benar
memahami apa yang didengarnya. Kemudian setelah ia
meriwayatkannya, tepat seperti aslinya. Pada konteks ini periwayat
disebut dabit.
 Periwayat harus mantap kepribadiannya, bertakwa kepada Allah,
serta menolak dengan tegas setiap pemalsuan atau penyimpangan.
Pada konteks ini periwayat disebut ‘adil. Sedang keterhindaran dari
syaz dan illat, menurut Muhammad al-Ghazali merupakan persyarat
an ke-sahih-an matn. Selain itu Muhammad Al-Ghazali tidak
mensyaratkan ketersambungan sanad sebagai salah satu syarat
ke-sahihan sanad hadis
2. Kriteria Ke-sahih-an matn Hadis
Muhammad Al-Ghazali menetapkan tujuh kriteria ke-sahih-an
matn hadis:
a. Matn hadis sesuai dengan al-Qur’an
b. Matn hadis sejalan dengan matn hadis sahih.
c. Matn hadis sejalan dengan fakta sejarah.
d. Redaksi matn harus menggunakan bahasa Arab yang baik
e. Kandungan matn hadis sesuai dengan prinsip-prinsip umum
ajaran Islam
f. Hadis itu tidak bersifat syaz (yakni salah seorang periwatnya
bertentangan dalam periwayatannya dengan periwayat
lainnya
yang dianggap lebih akurat dan lebih dapat dipercaya).
g. Hadis tersebut bersih dari ‘illat.
Muhammad al-Gazali menetapkan empat kriteria
dalam memahami Hadis Nabi, yaitu:
1)Perbandingan hadis dengan Alquran,
2) Perbandingan hadis dengan hadis lain,
3) Perbandingan hadis dengan fakta sejarah,
4) Perbandingan hadis dengan kebenaran ilmiah
Kitab as-Sunnah an-Nabawiyah baina Ahli
alFiqhi wa Ahli al-Hadis
Penerapan Pemahaman Hadis menurut Muhammad al-Gazali
1) Perbandingan hadis dengan Alquran
Contoh hadis tentang mayat yang disiksa karena tangisan keluarganya.
iَّ‫ن‬ََّ‫ت‬ِّ‫ي‬َ‫م‬ْ‫ل‬‫ا‬َُّ‫ب‬‫ذ‬َ‫ع‬ُ‫ي‬َ‫ل‬َّ‫َاء‬‫ك‬ُ‫ب‬‫ب‬َّ‫ه‬‫ل‬ْ‫ه‬َ‫أ‬َّ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬
Muhammad al Gazali berpendapat bahwa dosa yang dilakukan oleh orang hidup tidak m
ungkin dibebankan kepada orang mati.
Menurutnya, pemahaman tersebut harus diluruskan, bahwa mayit yang dimaksud dala
m hadis itu adalah mayit orang kafir bukan orang mukmin. Hal ini ditekankan oleh ‘Ai
syah lewat ucapannya:
ََ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬َ‫ف‬َ‫ْن‬‫ب‬‫ا‬َ‫َّاس‬‫ب‬َ‫ع‬‫ا‬َّ‫م‬َ‫ل‬َ‫ف‬ََ‫ات‬َ‫م‬َ‫ر‬َ‫م‬‫ع‬َ‫ت‬ ْ‫ر‬َ‫ك‬َ‫ذ‬ََ‫ك‬ِ‫ل‬َ‫ذ‬َِ‫ل‬ََ‫ة‬َ‫ش‬ِ‫ئ‬‫ا‬َ‫ع‬َْ‫ت‬َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬َ‫ف‬َ‫م‬َ‫ح‬ ْ‫ر‬َ‫ي‬ََّ‫اَلل‬ََ‫م‬‫ع‬ََ‫ر‬ََ‫ل‬َِ َّ‫اَلل‬ َ‫و‬‫ا‬َ‫م‬ََ‫ث‬َّ‫د‬َ‫ح‬ََ‫ر‬
َ‫ول‬‫س‬َِ َّ‫اَلل‬ََّ‫ىاَلل‬َّ‫ل‬َ‫ص‬َِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ََ‫م‬َّ‫ل‬َ‫س‬ َ‫و‬ََّ‫ن‬ِ‫إ‬ََ َّ‫اَلل‬َ‫ي‬َ‫ب‬ِِّ‫ذ‬َ‫ع‬ََ‫ن‬ِ‫م‬ْ‫ؤ‬‫م‬ْ‫ال‬َِ‫اء‬َ‫ك‬‫ب‬ِ‫ب‬َ‫د‬َ‫ح‬َ‫أ‬َْ‫ن‬ِ‫ك‬َ‫ل‬ َ‫و‬ََ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ََّ‫ن‬ِ‫إ‬ََ َّ‫اَلل‬َ‫يد‬ ِ‫ز‬َ‫ي‬ََ‫ر‬ِ‫ف‬‫ا‬َ‫ك‬ْ‫ال‬
‫ا‬ً‫ب‬‫ا‬َ‫ذ‬َ‫ع‬َِ‫اء‬َ‫ك‬‫ب‬ِ‫ب‬َِ‫ه‬ِ‫ل‬ْ‫ه‬َ‫أ‬َِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ََ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬َ‫َة‬‫ش‬ِ‫ئ‬‫ا‬َ‫ع‬ْ‫ت‬َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ َ‫و‬ََ‫ح‬َْ‫م‬‫ك‬‫ب‬ْ‫س‬َ‫آن‬ ْ‫ر‬‫ق‬ْ‫ال‬{ََ‫ل‬ َ‫و‬َ‫ر‬ ِ‫ز‬َ‫ت‬َ‫ة‬َ‫ر‬ ِ‫از‬ َ‫و‬َِ‫و‬ََ‫ر‬ ْ‫ز‬‫ى‬ َ‫ر‬ْ‫خ‬‫أ‬{
Ibnu Abbas berkata: “ketika Umar bin Khoththob meninggal dunia, aku katakan hadits ini (mayit diad
zab karena tangisan keluarganya) kepada ‘Aisyah, kemudia ia berkata: ‘semoga Allah merahmati Umar
. Demi Allah, Rasul saw tidak pernah mengatakan mayit diadzab karena tangisan keluarganya, akan te
tapi beliau saw mengatakan: ‘seorang Kafir ditambah adzabnya karena tangisan keluarganya’, cukupl
ah bagimu ayat “Seorang yang berdosa tidak akan menanggung dosa orang lain” (Al-An’am 164)’.” (H
R Muslim no. 1544, HR Al-Bukhari no. 1206)
2) Perbandingan hadis dengan hadis lain
Yang dimaksud dengan metode ini ialah, melakukan komparasi
antara hadis yang satu dengan hadis yang lain yang setema.
Sebelum melakukan istimbat hukum, perlu dilakukan uji coba
dengan hadis-hadis lain yang berkaitan. Hal ini dimaksudkan
guna mendeteksi bahwa hadis yang dijadikan argument tersebut
benar-benar tidak bertentangan dengan hadis mutawatir atau
hadis yang lebih kuat.
Dari Aisyar RA, Jika Nabi SAW melihat apa yang terjadi/dilakukan perempuan, niscay
a Nabi akan melarang mereka ke Masjid seperti terlarangnya wanita Bani Israil (dulu)
.
Janganlah kamu menghalangi hamba-hamba Allah dari mengunjungi mesjid-mesjid
Allah
3) Perbandingan hadis dengan fakta sejarah
Hadis dan sejarah memiliki hubungan sinergis yang saling
menguatkan satu sama lain. Adanya kecocokan antara hadis
dengan fakta sejarah akan menjadikan hadis memiliki sandaran
validitas yang kokoh, sebaliknya apabila terjadi penyimpangan
antar keduanya, salah satu diantara keduanya akan diragukan
kebenarannya.
“Kerajaan Persia diperintah oleh Putri Kaisar, kemudian Nabi menimpali “Tidak ak
an beruntung suatu kaum jika dipimpin oleh seorang wanita
4) Perbandingan hadis dengan kebenaran ilmiah
Menurut al-Gazali, hadis dan kebenaran ilmiah adalah dua hal yang saling berg
andengan. Hadis yang sahih pasti sejalan dengan fakta ilmiah. Bila satu sama l
ain tidak bisa dikompromikan, pasti salah satunya ada problem.
Contoh hadis tentang tidak adanya qishas bagi seorang muslim yang membunu
h orang kafir
Al Ghazali menolak hadis tersebut disebabkan mengabaikan rasa keadilan dan ti
dak menghargai jiwa kemanusiaan.
Metode Pemahaman Hadis Nabi menurut
Yusuf al-Qardawi
Profil Singkat Yusuf al-Qardhawi
Nama lengkapnya adalah Yusuf Al Qardhawi. Beliau dilahrkan di desa
Saft Turab di tengah Delta sungai Nil, daerah Mahallah Kubra, Republik
Arab Mesir, pada tanggal 9 September 1926. Pada sepuh tahun, ia
telah berhasil menghafalkan Alquran dengan bacaan yang baik.
Dengan keahliannya itu, ia dijadikan imam shalat lima waktu di desanya
pada usia yang sangat muda.
Pendidikan formalnya ditempuh di alAzhar Mesir, kecuali tingkat
Aliyah, ia tempuh di Ma’had al-Buhuts wa al-Dirasah al-Arabiyah al-
‘Aliyah, sehingga mendapatkan ijazah diploma tinggi dalam bidang
bahasa dan sastra Arab. Namun keahliaanya yang menonjol adalah
dalam bidang keushuluddinan. Hal ini didukung oleh pelajarannya di
fakultas Ushuluddin yang diselesaikannya pada tahun 1960
Menurut al Qardhawi, posisisi Sunnah Nabi
dalam Islam memiliki tiga karekteristik:
 Komprehensif (manhaj syumul),
 Seimbang (manhaj mutawazzu)
 Memudahkan (manhaj muyassar).
Metode Penerapan Pemahaman Hadis menurut
Yusuf al-Qardawi *Kaifa Nata’ammal ma’a al-Sunnah al-Nab
awiyah Ma’alim wa Dawabit) :
 Memahami Sunnah sesuai petunjuk Alquran
 Menghimpun hadis-hadis yang setema
 Kompromi atau tarjih terhadap hadis-hadis yang
kontradiktif
 Memahami hadis sesuai dengan latar belakang,
situasi dan kondisi serta tujuannya
 Membedakan antara sarana yang berubah-ubah
dan tujuan yang tetap
 Membedakan antara ungkapan hakiki dan majaz
 Membedakan yang gaib dan yang nyata
 Memastikan makna kata-kata dalam hadis
1. Memahami Sunnah sesuai petunjuk Alquran
Sebagai upaya memahami hadis yang diriwayatkan oleh Imam Abu Daud:
Perempuan yang mengubur hidup-hidup bayi perempuannya dan bayi perempuan yang
dikuburnya, keduanya masuk di neraka.
Yusuf al-Qaradhawi kemudian menampilkan ayat al-Qur’an surat al-Takwir
ayat 8-9:
Artinya: Apabila bayi-bayi perempuan yang dikubur hidup-hidup ditanya, karena dosa
apakah dia dibunuh.
Yusuf al-Qaradhawi mencoba melihat komentator hadis, tetapi belum ditemukan jawaban yang
memuaskan. Hasil pemahaman beliau adalah dengan mengutip hadis shahih lainnya:
Artinya: Rasulullah saw bersabda: Setiap bayi dilahirkan dalam keadaan suci, akan tetapi orang tu
anya yang menjadikan dia yahudi, nashrani. Sahabat bertanya, ya Rasulallah, bagaimana jika diant
ara mereka mati ketika masih kecil? Rasulullah saw menjelaskan, Alloh swt lebih mengetahui terh
adap apa yang mereka kerjakan.
Artinya: Sekelompok orang akan keluar dari neraka karena syafaat Nabi Muha
mmad saw, kemudian masuk ke surga, mereka disebut al Jahannamiyun/orang-
orang yang diselamatkan dari jahannam.
Dan mereka menyembah selain Allah swt sesuatu yang tidak mendatangkan mudharat maupun
manfaat kepada mereka dan mereka berkata; mereka/berhala-berhala itu adalah pemberi syafaat
kami di sisi Allah swt
Alangkah anehya pendapat orang-orang kafir yang berharap mendapat syafaat dengan perantara
menyembah berhala. Syafaat adalah hak preogratif/mutlak Allah swt terhadap hambaNya yang tel
ah mendapat mandat/izin dariNya sebagaimana banyak ayat al Qur'an menyebutkannya.
Hadis yang dinilai kontradiktif dengan ayat-ayat al Qur'an, kemudian dikemukakan secara kompre
hensif seluruh hadisnya dan dilakukan tarjiih/mencari pendapat yang lebih kuat, sehingga tidak ad
a pemahaman parsial/sepenggal dalam memahami hadis nabi.
2. Menghimpun hadis-hadis yang setema
Contoh
Rasulullah saw bersabda: Allah swt tidak akan melihat/memberi rahma
t kepada hambanya yang memanjangkan/menyeret pakaiannya karena
kesombongan.
Hadis di atas dengan berbagai redaksinya menjelaskan murka Allah swt
kepada orang yang bersifat sombong, dalam hal apapun termasuk perkataan
dan perbuatan, bukan sekedar pakaian. Namun Dalam konteks yang sama
Abu Bakar al-Siddiq berbusana dengan pakaian di bawah mata kaki, Nabi M
uhammad saw menjelaskan: anda tidak termasuk dalam golongan yang meng
gunakannya karena sombong (HR Imam Bukhori, dalam bab Man Jarro Tsauba
hu min Ghoiri Khuyalaa', no 5784)
3. Kompromi atau tarjih terhadap hadis-hadis
yang kontradiktif
Mengenai penggabungan hadits yang tampak bertentangan,Yusuf
al-Qardhawi menandaskan bahwa nas-nash syariat tidak mungkin
saling bertentangan. Bila ada yang bertentangan,itu hanya tampak
dalam luarnya saja, bukan kenyataan yang lebih hakiki. Dalam hal
penyelesaian hadits- hadits yang tampak bertentangan itu, Yusuf al-Qar
dhawi mengikuti ulama terdahulu, yaitu dengan menggabungkan antar
a dua hadits itu kemudian mentarjih sebab menurutnya, pen-tarjih-an
itu berarti mengabai salah satu dari keduanya dan mengutamakan
yang lain.
Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi bahwa Rasulullah saw dahulu melarang
bahkan melaknat wanita yang ziarah ke kubur.21 Akan tetapi beberapa saat
kemudian Rasulullah saw membolehkan bahkan menganjurkan ziarah kubu
r, baik bagi pria maupun wanita, hal ini disebabkan dengan ziarah dapat
mengingatkan seseorang kepada kematian dan mempersiapkan amal agar
lebih baik lagi.
Yusuf al Qaradhwi memberikan komentar, walaupun hadis tentang
diperbolehkannya berziarah kubur bagi wanita lebih banyak dan lebih
shahih dari hadis yang melarangnya, tetapi menggabungkannya adalah
lebih utama. Dengan pemahaman kata "laknat" di dalam hadis adalah
ditujukan kepada wanita yang sering berziarah, prediksi Nabi saw melaran
g bisa dimungkinkan adalah karena terlalu seringnya ziarah sehingga
mengabaikan hak-hak suami, menampakkan aurat/tabarruj/berlebihan
dalam berdandan dan menggunakan perhiasan dan meratapi/menangis
secara tidak wajar (dengan merobek pakaian dan sebagainya) terhadap
orang yang sudah meninggal
4. Memahami hadis sesuai dengan latar belakang, situasi dan kondisi
serta tujuannya
menurut Yusuf al-Qardhawi adalah dengan memperhatikan latar
belakang sosialnya, situasi dan kondisinya ketika diucapkan serta
tujuannya. Memahami hadits seperti ini akan diketahui secara
jelas dan terhindar dari berbagai perkiraan yang menyimpang,
dan terhindari dari diterapkan dalam pengertian yang dari tujuan
sebenarnya.
Contoh:
Dalam riwayat yang kuat, Nabi Muhammad saw mengeluarkan dan memerintahkan
untuk membayar zakat fitrah ba'da subuh/qobla 'ied fitri. Waktu yang ditetapkan Na
bi saw tersebut cukup untuk melaksanakan zakat dan membagikannya kepada musta
hiq, hal ini disebabkan jumlah penduduk yang masih sedikit dan mereka saling meng
enal. Berbeda dengan masa sahabat, masa tabi'in, hingga masa imam fiqih mujta
hid, masyarakatnya semakin meluas dan majemuk, sehingga diantara mereka ada ya
ng membolehkan satu atau dua hari, bahkan dalam mazhab Syafi'i mulai awal ramad
han untuk membayar zakat fitri.
Contoh lain adalah hadis tentang larangan bermukim di perkampungan kaum orang
kafir.
Sekilas, hadis di atas terkesan ekstrem, tidak boleh merantau dan bermukim di negeri orang-orang kafir. Dahulu
memang demikian, jaminan keamanan belum ada, karena itu barangsiapa yang terbunuh di negeri orang kafir,
maka Rasulullah saw., berlepas diri.
*Al-Qaradhawi, Yusuf. Pengantar Studi Hadis. Bandung: CV Pustaka Setia, 2007 h. 215
5. Membedakan antara sarana yang berubah-ubah
dan tujuan yang tetap
Bagi Yusuf al-Qardhawi, penyebab terjadinya kekacauan dan pencam
pur adukan antara tujuan atau alasan yang hendak diperoleh dari sun
nah dengan prasarana temporer atau lokal yang kadangkala menunj
ang pencapaian sasaran yang dituju adalah mereka memusatkan diri
pada berbagai prasarana ini. Seolah-olah hal itu merupakan tujuan ya
ng sebenarnya.
Menurut alQardawi, penyebutan siwak dalam hadis itu, tidak mengik
at untuk terus menggunakannya. Targetutamanya adalahagar terjag
anya kebersihan dan kesehatan gigi dan mulut. Adapun alat yang dig
unakan tergantung pada situasi dan kondisinya. Di zaman sekarang,
pemakaian sikat dan pasta gigi sama nilainya dengan pemakaian siw
ak di masa Nabi
6. Membedakan antara ungkapan hakiki dan majaz
Majaz (kiasan, metafor) banyak digunakan dalam bahasa Arab, teruta
ma dalam ilmu balaghah (retorika), lebih berkesan dari ungkapan bias
a saja. Nabi Saw adalah seorang berbahasa Arab yang paling menguas
ai balaghah. Ucapan-ucapannya adalah bagian dari wahyu. Maka kem
udian, hadits-haditsnya juga banyak menggunakan majaz, yang meng
ungkap maksudnya dengan cara sangat mengesankan. Ketika Nabi Sa
w menggunakan istilah majaz, tentu tidak mudah untuk memahami a
pa yang disampaikan olehnya, dan tidak semua orang dapat mengerti
tujuan Nabi Saw. Hadits dalam kategorinya menggunakan ungkapan-
ungkapan yang sarat dengan simbolisasi.
7. Membedakan yang gaib dan yang nyata
Hadis, tidak hanya berbicara tentang alam nyata, tetapi juga membahas
hal-hal yang bersifat gaib. Hadis, berbicara tentang malaikat, jin, setan, i
blis,‘Arasy, Kursi, Qalam, Lauh Mahfuz dan lain sebagainya.Tidak bisa di
pungkiri, bahwa tidak semua cerita hal gaib hadisnya sahih. Ada yang sa
hih ada juga yang tidak. Tetapi, pembahasan hanya fokus pada hadishad
is sahih saja. Dalam hal ini, menurut al-Qardawi, banyak aliran yang terl
alu mudah menolak hadis-hadis alam gaib, meskipun derajatnya sahih, h
anya karena tidak masuk akal. Beliau mencontohkan seperti sebagian m
uktazilah, yang tidak percaya terhadap azab kubur, mizan, rukyatullah
dan lain sebagainya
8.Memastikan makna kata-kata dalam hadis
Hal yang tidak kalah pentingnya dalam memahami hadis
ialah memastikan makna asli dari hadis itu sendiri. Terkadan
g tunjukan makna dari sebuah kata, bergeser dari satu masa
ke masa lain, dari satu tempat ke tempat yang lain. Sehingg
a pemaknaan suatu lafaz di zaman terdahulu tidak sama lagi
dengan pemaknaannya di masa kini. Ini yang terkadang me
mbuat pergeseran makna. Contoh sederhananya adalah kat
a-kata at-taswir jika disebutkan kata-kata taswir, maka yang
terbayang adalah kamera atau foto. Pertanyaannya adalah
apa betul yang dimaksudkan Nabi waktu itu sama dengan
apa yang difahami oleh orangorang hari ini? Sehingga huku
m hadis itu bisa paksakan kepada fotografer hari ini. Jadi, p
enting sekali mengetahui tunjukan lafaz syar`i, sehingga is
tinbat hukum yang dihasilkan benar-benar bisa dipertanggu
ngjawabkan.
TERIMA KASIH
WALLOHU A”LAM

More Related Content

What's hot

Akhlaq kitab fadhail baca al-quran
Akhlaq kitab fadhail baca al-quranAkhlaq kitab fadhail baca al-quran
Akhlaq kitab fadhail baca al-quranenjab
 
Agar Al-Quran Menjadi Teman
Agar Al-Quran Menjadi TemanAgar Al-Quran Menjadi Teman
Agar Al-Quran Menjadi TemanFeby FauziahS
 
Sejarah turun,penulisan&pemeliharaan
Sejarah turun,penulisan&pemeliharaanSejarah turun,penulisan&pemeliharaan
Sejarah turun,penulisan&pemeliharaanRiyan Smart
 
82529705 al-qur-an
82529705 al-qur-an82529705 al-qur-an
82529705 al-qur-anAsr Ajah
 
36 hadits hadits palsu dan lemah yang sering disebut di bulan ramadhan
36 hadits hadits palsu dan lemah yang sering disebut di bulan ramadhan36 hadits hadits palsu dan lemah yang sering disebut di bulan ramadhan
36 hadits hadits palsu dan lemah yang sering disebut di bulan ramadhanGua Syed Al Yahya
 
01 desiana trisnawati (memahami pengertian al-qur'an dan bukti keotentikannya)
01 desiana trisnawati (memahami pengertian al-qur'an dan bukti keotentikannya)01 desiana trisnawati (memahami pengertian al-qur'an dan bukti keotentikannya)
01 desiana trisnawati (memahami pengertian al-qur'an dan bukti keotentikannya)35255466
 
Assignment mukjizat al quran 3
Assignment mukjizat al quran 3Assignment mukjizat al quran 3
Assignment mukjizat al quran 3Rashidah Abd Wahab
 
Beberapa bukti keotentikan al-quran
Beberapa bukti keotentikan al-quranBeberapa bukti keotentikan al-quran
Beberapa bukti keotentikan al-quranVimz SpecialOps
 
Khulafa rasyidin diantara_nas_dan_ijtihad
Khulafa rasyidin diantara_nas_dan_ijtihadKhulafa rasyidin diantara_nas_dan_ijtihad
Khulafa rasyidin diantara_nas_dan_ijtihadRamlee Nooh
 
asbabun nuzuldan asbabul wurud
asbabun nuzuldan asbabul wurudasbabun nuzuldan asbabul wurud
asbabun nuzuldan asbabul wurudamoyrenyrosida
 
3 akhlak kpd alquran
3 akhlak kpd alquran3 akhlak kpd alquran
3 akhlak kpd alquranAgus Candra
 

What's hot (20)

Akhlaq kitab fadhail baca al-quran
Akhlaq kitab fadhail baca al-quranAkhlaq kitab fadhail baca al-quran
Akhlaq kitab fadhail baca al-quran
 
1 24
1 241 24
1 24
 
Agar Al-Quran Menjadi Teman
Agar Al-Quran Menjadi TemanAgar Al-Quran Menjadi Teman
Agar Al-Quran Menjadi Teman
 
Bunga
BungaBunga
Bunga
 
Kunci tadabbur al qur'an
Kunci tadabbur al qur'anKunci tadabbur al qur'an
Kunci tadabbur al qur'an
 
Sejarah turun,penulisan&pemeliharaan
Sejarah turun,penulisan&pemeliharaanSejarah turun,penulisan&pemeliharaan
Sejarah turun,penulisan&pemeliharaan
 
82529705 al-qur-an
82529705 al-qur-an82529705 al-qur-an
82529705 al-qur-an
 
36 hadits hadits palsu dan lemah yang sering disebut di bulan ramadhan
36 hadits hadits palsu dan lemah yang sering disebut di bulan ramadhan36 hadits hadits palsu dan lemah yang sering disebut di bulan ramadhan
36 hadits hadits palsu dan lemah yang sering disebut di bulan ramadhan
 
01 desiana trisnawati (memahami pengertian al-qur'an dan bukti keotentikannya)
01 desiana trisnawati (memahami pengertian al-qur'an dan bukti keotentikannya)01 desiana trisnawati (memahami pengertian al-qur'an dan bukti keotentikannya)
01 desiana trisnawati (memahami pengertian al-qur'an dan bukti keotentikannya)
 
ulumul qur'an
ulumul qur'anulumul qur'an
ulumul qur'an
 
Overview Studi Al-Qur'an (SMT I)
Overview Studi Al-Qur'an (SMT I)Overview Studi Al-Qur'an (SMT I)
Overview Studi Al-Qur'an (SMT I)
 
S lide kunci tadabbur qur'an
S lide kunci tadabbur qur'anS lide kunci tadabbur qur'an
S lide kunci tadabbur qur'an
 
Keotentikan al qur'an
Keotentikan al qur'anKeotentikan al qur'an
Keotentikan al qur'an
 
"139 Faedah Hadith"
"139 Faedah Hadith""139 Faedah Hadith"
"139 Faedah Hadith"
 
Assignment mukjizat al quran 3
Assignment mukjizat al quran 3Assignment mukjizat al quran 3
Assignment mukjizat al quran 3
 
Beberapa bukti keotentikan al-quran
Beberapa bukti keotentikan al-quranBeberapa bukti keotentikan al-quran
Beberapa bukti keotentikan al-quran
 
Khulafa rasyidin diantara_nas_dan_ijtihad
Khulafa rasyidin diantara_nas_dan_ijtihadKhulafa rasyidin diantara_nas_dan_ijtihad
Khulafa rasyidin diantara_nas_dan_ijtihad
 
Makalah terbaru STUDI AL-HADIS
Makalah terbaru STUDI AL-HADISMakalah terbaru STUDI AL-HADIS
Makalah terbaru STUDI AL-HADIS
 
asbabun nuzuldan asbabul wurud
asbabun nuzuldan asbabul wurudasbabun nuzuldan asbabul wurud
asbabun nuzuldan asbabul wurud
 
3 akhlak kpd alquran
3 akhlak kpd alquran3 akhlak kpd alquran
3 akhlak kpd alquran
 

Similar to OPTIMALKAN HADIS

FENOMENA INKAR SUNNAH
FENOMENA INKAR SUNNAHFENOMENA INKAR SUNNAH
FENOMENA INKAR SUNNAHIdrus Abidin
 
Kemukjizatan AlQur'an
Kemukjizatan AlQur'anKemukjizatan AlQur'an
Kemukjizatan AlQur'anfadhya_
 
Makalah Pengklasifikasian Hadis dari Berbagai Aspeknya
Makalah Pengklasifikasian Hadis dari Berbagai AspeknyaMakalah Pengklasifikasian Hadis dari Berbagai Aspeknya
Makalah Pengklasifikasian Hadis dari Berbagai AspeknyaRafi Mariska
 
Uzlah menurut dr wahbah az
Uzlah menurut dr wahbah azUzlah menurut dr wahbah az
Uzlah menurut dr wahbah azRidwan Munir
 
Makalah Al-Qur'an Sebagai Sumber Agama Islam UNZAH GENGGONG By_ Zuket Printin...
Makalah Al-Qur'an Sebagai Sumber Agama Islam UNZAH GENGGONG By_ Zuket Printin...Makalah Al-Qur'an Sebagai Sumber Agama Islam UNZAH GENGGONG By_ Zuket Printin...
Makalah Al-Qur'an Sebagai Sumber Agama Islam UNZAH GENGGONG By_ Zuket Printin...Zukét Printing
 
Makalah Al-Qur'an Sebagai Sumber Agama Islam UNZAH GENGGONG By_ Zuket Printin...
Makalah Al-Qur'an Sebagai Sumber Agama Islam UNZAH GENGGONG By_ Zuket Printin...Makalah Al-Qur'an Sebagai Sumber Agama Islam UNZAH GENGGONG By_ Zuket Printin...
Makalah Al-Qur'an Sebagai Sumber Agama Islam UNZAH GENGGONG By_ Zuket Printin...Zukét Printing
 
Al-Qur'an Sebagai Sumber Agama Islam.pdf
Al-Qur'an Sebagai Sumber Agama Islam.pdfAl-Qur'an Sebagai Sumber Agama Islam.pdf
Al-Qur'an Sebagai Sumber Agama Islam.pdfZukét Printing
 
Al-Qur'an Sebagai Sumber Agama Islam.docx
Al-Qur'an Sebagai Sumber Agama Islam.docxAl-Qur'an Sebagai Sumber Agama Islam.docx
Al-Qur'an Sebagai Sumber Agama Islam.docxZukét Printing
 
Makna Konteks Al-Lail Dalam Tafsir Al-Misbah
Makna Konteks Al-Lail Dalam Tafsir Al-MisbahMakna Konteks Al-Lail Dalam Tafsir Al-Misbah
Makna Konteks Al-Lail Dalam Tafsir Al-Misbahsriwhyn2
 
Makna konteks Surah Al-lail Dalam Tafsir Al-Misbah
Makna konteks Surah Al-lail Dalam Tafsir Al-MisbahMakna konteks Surah Al-lail Dalam Tafsir Al-Misbah
Makna konteks Surah Al-lail Dalam Tafsir Al-Misbahsriwhyn2
 
PROSES REPRODUKSI WANITA DALAM PERSPEKTIF HADIS NABI
PROSES REPRODUKSI WANITA DALAM PERSPEKTIF HADIS NABIPROSES REPRODUKSI WANITA DALAM PERSPEKTIF HADIS NABI
PROSES REPRODUKSI WANITA DALAM PERSPEKTIF HADIS NABIEpisteme IAIN Tulungagung
 
Pembagian Hadis Berdasarkan Kualitas Sanad dan Matan-nya
Pembagian Hadis Berdasarkan Kualitas Sanad dan Matan-nyaPembagian Hadis Berdasarkan Kualitas Sanad dan Matan-nya
Pembagian Hadis Berdasarkan Kualitas Sanad dan Matan-nyaHolong Marina Ops
 
Hadis Sebagai sumber Ajaran islam
Hadis Sebagai sumber Ajaran islamHadis Sebagai sumber Ajaran islam
Hadis Sebagai sumber Ajaran islamTeguh Margiantoro
 
Kassim Ahmad: Anti Hadis
Kassim Ahmad: Anti HadisKassim Ahmad: Anti Hadis
Kassim Ahmad: Anti HadisSyahrilzwanSait
 

Similar to OPTIMALKAN HADIS (20)

FENOMENA INKAR SUNNAH
FENOMENA INKAR SUNNAHFENOMENA INKAR SUNNAH
FENOMENA INKAR SUNNAH
 
Al mahdi,-yesus,-moshaikh,-anti-kristus
Al mahdi,-yesus,-moshaikh,-anti-kristusAl mahdi,-yesus,-moshaikh,-anti-kristus
Al mahdi,-yesus,-moshaikh,-anti-kristus
 
Al mahdi, yesus, moshaikh, anti-kristus bhs Indonesia www.Muhammad.com
Al mahdi, yesus, moshaikh, anti-kristus bhs Indonesia www.Muhammad.comAl mahdi, yesus, moshaikh, anti-kristus bhs Indonesia www.Muhammad.com
Al mahdi, yesus, moshaikh, anti-kristus bhs Indonesia www.Muhammad.com
 
Ppt agama
Ppt agamaPpt agama
Ppt agama
 
ALQURAN: ANTARA AJARAN DASAR DAN BUKAN DASAR
ALQURAN: ANTARA AJARAN DASAR DAN BUKAN DASARALQURAN: ANTARA AJARAN DASAR DAN BUKAN DASAR
ALQURAN: ANTARA AJARAN DASAR DAN BUKAN DASAR
 
Kemukjizatan AlQur'an
Kemukjizatan AlQur'anKemukjizatan AlQur'an
Kemukjizatan AlQur'an
 
Qiraat Sab'ah
Qiraat Sab'ahQiraat Sab'ah
Qiraat Sab'ah
 
Makalah Pengklasifikasian Hadis dari Berbagai Aspeknya
Makalah Pengklasifikasian Hadis dari Berbagai AspeknyaMakalah Pengklasifikasian Hadis dari Berbagai Aspeknya
Makalah Pengklasifikasian Hadis dari Berbagai Aspeknya
 
Uzlah menurut dr wahbah az
Uzlah menurut dr wahbah azUzlah menurut dr wahbah az
Uzlah menurut dr wahbah az
 
Makalah Al-Qur'an Sebagai Sumber Agama Islam UNZAH GENGGONG By_ Zuket Printin...
Makalah Al-Qur'an Sebagai Sumber Agama Islam UNZAH GENGGONG By_ Zuket Printin...Makalah Al-Qur'an Sebagai Sumber Agama Islam UNZAH GENGGONG By_ Zuket Printin...
Makalah Al-Qur'an Sebagai Sumber Agama Islam UNZAH GENGGONG By_ Zuket Printin...
 
Makalah Al-Qur'an Sebagai Sumber Agama Islam UNZAH GENGGONG By_ Zuket Printin...
Makalah Al-Qur'an Sebagai Sumber Agama Islam UNZAH GENGGONG By_ Zuket Printin...Makalah Al-Qur'an Sebagai Sumber Agama Islam UNZAH GENGGONG By_ Zuket Printin...
Makalah Al-Qur'an Sebagai Sumber Agama Islam UNZAH GENGGONG By_ Zuket Printin...
 
Al-Qur'an Sebagai Sumber Agama Islam.pdf
Al-Qur'an Sebagai Sumber Agama Islam.pdfAl-Qur'an Sebagai Sumber Agama Islam.pdf
Al-Qur'an Sebagai Sumber Agama Islam.pdf
 
Al-Qur'an Sebagai Sumber Agama Islam.docx
Al-Qur'an Sebagai Sumber Agama Islam.docxAl-Qur'an Sebagai Sumber Agama Islam.docx
Al-Qur'an Sebagai Sumber Agama Islam.docx
 
Makna Konteks Al-Lail Dalam Tafsir Al-Misbah
Makna Konteks Al-Lail Dalam Tafsir Al-MisbahMakna Konteks Al-Lail Dalam Tafsir Al-Misbah
Makna Konteks Al-Lail Dalam Tafsir Al-Misbah
 
Makna konteks Surah Al-lail Dalam Tafsir Al-Misbah
Makna konteks Surah Al-lail Dalam Tafsir Al-MisbahMakna konteks Surah Al-lail Dalam Tafsir Al-Misbah
Makna konteks Surah Al-lail Dalam Tafsir Al-Misbah
 
PROSES REPRODUKSI WANITA DALAM PERSPEKTIF HADIS NABI
PROSES REPRODUKSI WANITA DALAM PERSPEKTIF HADIS NABIPROSES REPRODUKSI WANITA DALAM PERSPEKTIF HADIS NABI
PROSES REPRODUKSI WANITA DALAM PERSPEKTIF HADIS NABI
 
Pembagian Hadis Berdasarkan Kualitas Sanad dan Matan-nya
Pembagian Hadis Berdasarkan Kualitas Sanad dan Matan-nyaPembagian Hadis Berdasarkan Kualitas Sanad dan Matan-nya
Pembagian Hadis Berdasarkan Kualitas Sanad dan Matan-nya
 
Asbabbun nuzul
Asbabbun nuzulAsbabbun nuzul
Asbabbun nuzul
 
Hadis Sebagai sumber Ajaran islam
Hadis Sebagai sumber Ajaran islamHadis Sebagai sumber Ajaran islam
Hadis Sebagai sumber Ajaran islam
 
Kassim Ahmad: Anti Hadis
Kassim Ahmad: Anti HadisKassim Ahmad: Anti Hadis
Kassim Ahmad: Anti Hadis
 

Recently uploaded

Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.pptEtika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.pptAlMaliki1
 
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptxBPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptxendang nainggolan
 
pengantar Kapita selekta hukum bisnis
pengantar    Kapita selekta hukum bisnispengantar    Kapita selekta hukum bisnis
pengantar Kapita selekta hukum bisnisilhamsumartoputra
 
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)ErhaSyam
 
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptpembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptJhonatanMuram
 
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan PendahuluanSosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan PendahuluanIqbaalKamalludin1
 
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptxPengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptxEkoPriadi3
 
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptxKelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptxbinsar17
 
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptxYudisHaqqiPrasetya
 
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas TerbukaSesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas TerbukaYogaJanuarR
 
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaLuqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaIndra Wardhana
 

Recently uploaded (11)

Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.pptEtika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
 
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptxBPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
 
pengantar Kapita selekta hukum bisnis
pengantar    Kapita selekta hukum bisnispengantar    Kapita selekta hukum bisnis
pengantar Kapita selekta hukum bisnis
 
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
 
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptpembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
 
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan PendahuluanSosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
 
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptxPengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
 
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptxKelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
 
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
 
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas TerbukaSesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
 
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaLuqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
 

OPTIMALKAN HADIS

  • 1. INTERPRETASI HADIS Menurut Imam Al Ghazali dan Yusuf Qardowi DADANG ROHENDI NIM: 5120011 STUDI HADIS INTEGRATIF PASCA SARJANA IAIN PEKALONGAN 2020 DOSEN PENGAMPU DR.JAWAWI,MA
  • 2. Profil Singkat Muhammad Al-Ghazali Muhammad Al-Ghazali lahir pada 1917 M/1339H di al-Bahirah , Mesir. Daerah ini dikenal banyak dilahirkan tokoh-tokoh Islam terkemuka pada zamannya, seperti Muhammad ‘Abduh, Mahmu d Syaltut, Hasan Al-Bana dan Muhammad al-Madani. Pada usian ya 10 tahun, Muhammad alGhazali sudah hafal Alquran 30 juz. Pendidikan dasar dan menengah, ia tempuh di Sekolah Agama. Pada tahun 1937, ia melanjutkan pendidikannya pada Jurusan Dakwah Fakultas Ushuludddin, Universitas Al-Azhar, Mesir dan lulus pada tahun 1941 M. Setelah itu, al-Ghazali melanjutkan studinya ke Fakultas Bahasa Arab di Universitas yang sama dan selesai pada tahun 1943. Semasa kuliah, ia direkrut oleh Imam Hasan Al-Banna hingga menjadi salah seorang anggota bahkan salah seorang tokoh Ikhwanul Muslimin. Ia aktif melakukan jih ad di medan dakwah Islamiyah melalui berbagai forum seminar , pendidikan, pembinaan, khutbah, ceramah dan tulisan.
  • 3. Metode Pemahaman Hadis menurut Muhammad al-Gazali 1. Kriteria Ke-sahih-an Sanad Hadis Menurut Muhammad Al-Ghazali, kesahih-an sanad hadis hanya terdir i dari dua syarat, yaitu:  Setiap periwayat dalam sanad suatu hadis haruslah seorang yang di kenal sebagai penghapal yang cerdas, teliti, dan benar-benar memahami apa yang didengarnya. Kemudian setelah ia meriwayatkannya, tepat seperti aslinya. Pada konteks ini periwayat disebut dabit.  Periwayat harus mantap kepribadiannya, bertakwa kepada Allah, serta menolak dengan tegas setiap pemalsuan atau penyimpangan. Pada konteks ini periwayat disebut ‘adil. Sedang keterhindaran dari syaz dan illat, menurut Muhammad al-Ghazali merupakan persyarat an ke-sahih-an matn. Selain itu Muhammad Al-Ghazali tidak mensyaratkan ketersambungan sanad sebagai salah satu syarat ke-sahihan sanad hadis
  • 4. 2. Kriteria Ke-sahih-an matn Hadis Muhammad Al-Ghazali menetapkan tujuh kriteria ke-sahih-an matn hadis: a. Matn hadis sesuai dengan al-Qur’an b. Matn hadis sejalan dengan matn hadis sahih. c. Matn hadis sejalan dengan fakta sejarah. d. Redaksi matn harus menggunakan bahasa Arab yang baik e. Kandungan matn hadis sesuai dengan prinsip-prinsip umum ajaran Islam f. Hadis itu tidak bersifat syaz (yakni salah seorang periwatnya bertentangan dalam periwayatannya dengan periwayat lainnya yang dianggap lebih akurat dan lebih dapat dipercaya). g. Hadis tersebut bersih dari ‘illat.
  • 5. Muhammad al-Gazali menetapkan empat kriteria dalam memahami Hadis Nabi, yaitu: 1)Perbandingan hadis dengan Alquran, 2) Perbandingan hadis dengan hadis lain, 3) Perbandingan hadis dengan fakta sejarah, 4) Perbandingan hadis dengan kebenaran ilmiah Kitab as-Sunnah an-Nabawiyah baina Ahli alFiqhi wa Ahli al-Hadis
  • 6. Penerapan Pemahaman Hadis menurut Muhammad al-Gazali 1) Perbandingan hadis dengan Alquran Contoh hadis tentang mayat yang disiksa karena tangisan keluarganya. iَّ‫ن‬ََّ‫ت‬ِّ‫ي‬َ‫م‬ْ‫ل‬‫ا‬َُّ‫ب‬‫ذ‬َ‫ع‬ُ‫ي‬َ‫ل‬َّ‫َاء‬‫ك‬ُ‫ب‬‫ب‬َّ‫ه‬‫ل‬ْ‫ه‬َ‫أ‬َّ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ Muhammad al Gazali berpendapat bahwa dosa yang dilakukan oleh orang hidup tidak m ungkin dibebankan kepada orang mati. Menurutnya, pemahaman tersebut harus diluruskan, bahwa mayit yang dimaksud dala m hadis itu adalah mayit orang kafir bukan orang mukmin. Hal ini ditekankan oleh ‘Ai syah lewat ucapannya: ََ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬َ‫ف‬َ‫ْن‬‫ب‬‫ا‬َ‫َّاس‬‫ب‬َ‫ع‬‫ا‬َّ‫م‬َ‫ل‬َ‫ف‬ََ‫ات‬َ‫م‬َ‫ر‬َ‫م‬‫ع‬َ‫ت‬ ْ‫ر‬َ‫ك‬َ‫ذ‬ََ‫ك‬ِ‫ل‬َ‫ذ‬َِ‫ل‬ََ‫ة‬َ‫ش‬ِ‫ئ‬‫ا‬َ‫ع‬َْ‫ت‬َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬َ‫ف‬َ‫م‬َ‫ح‬ ْ‫ر‬َ‫ي‬ََّ‫اَلل‬ََ‫م‬‫ع‬ََ‫ر‬ََ‫ل‬َِ َّ‫اَلل‬ َ‫و‬‫ا‬َ‫م‬ََ‫ث‬َّ‫د‬َ‫ح‬ََ‫ر‬ َ‫ول‬‫س‬َِ َّ‫اَلل‬ََّ‫ىاَلل‬َّ‫ل‬َ‫ص‬َِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ََ‫م‬َّ‫ل‬َ‫س‬ َ‫و‬ََّ‫ن‬ِ‫إ‬ََ َّ‫اَلل‬َ‫ي‬َ‫ب‬ِِّ‫ذ‬َ‫ع‬ََ‫ن‬ِ‫م‬ْ‫ؤ‬‫م‬ْ‫ال‬َِ‫اء‬َ‫ك‬‫ب‬ِ‫ب‬َ‫د‬َ‫ح‬َ‫أ‬َْ‫ن‬ِ‫ك‬َ‫ل‬ َ‫و‬ََ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ََّ‫ن‬ِ‫إ‬ََ َّ‫اَلل‬َ‫يد‬ ِ‫ز‬َ‫ي‬ََ‫ر‬ِ‫ف‬‫ا‬َ‫ك‬ْ‫ال‬ ‫ا‬ً‫ب‬‫ا‬َ‫ذ‬َ‫ع‬َِ‫اء‬َ‫ك‬‫ب‬ِ‫ب‬َِ‫ه‬ِ‫ل‬ْ‫ه‬َ‫أ‬َِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ََ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬َ‫َة‬‫ش‬ِ‫ئ‬‫ا‬َ‫ع‬ْ‫ت‬َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ َ‫و‬ََ‫ح‬َْ‫م‬‫ك‬‫ب‬ْ‫س‬َ‫آن‬ ْ‫ر‬‫ق‬ْ‫ال‬{ََ‫ل‬ َ‫و‬َ‫ر‬ ِ‫ز‬َ‫ت‬َ‫ة‬َ‫ر‬ ِ‫از‬ َ‫و‬َِ‫و‬ََ‫ر‬ ْ‫ز‬‫ى‬ َ‫ر‬ْ‫خ‬‫أ‬{ Ibnu Abbas berkata: “ketika Umar bin Khoththob meninggal dunia, aku katakan hadits ini (mayit diad zab karena tangisan keluarganya) kepada ‘Aisyah, kemudia ia berkata: ‘semoga Allah merahmati Umar . Demi Allah, Rasul saw tidak pernah mengatakan mayit diadzab karena tangisan keluarganya, akan te tapi beliau saw mengatakan: ‘seorang Kafir ditambah adzabnya karena tangisan keluarganya’, cukupl ah bagimu ayat “Seorang yang berdosa tidak akan menanggung dosa orang lain” (Al-An’am 164)’.” (H R Muslim no. 1544, HR Al-Bukhari no. 1206)
  • 7. 2) Perbandingan hadis dengan hadis lain Yang dimaksud dengan metode ini ialah, melakukan komparasi antara hadis yang satu dengan hadis yang lain yang setema. Sebelum melakukan istimbat hukum, perlu dilakukan uji coba dengan hadis-hadis lain yang berkaitan. Hal ini dimaksudkan guna mendeteksi bahwa hadis yang dijadikan argument tersebut benar-benar tidak bertentangan dengan hadis mutawatir atau hadis yang lebih kuat. Dari Aisyar RA, Jika Nabi SAW melihat apa yang terjadi/dilakukan perempuan, niscay a Nabi akan melarang mereka ke Masjid seperti terlarangnya wanita Bani Israil (dulu) . Janganlah kamu menghalangi hamba-hamba Allah dari mengunjungi mesjid-mesjid Allah
  • 8. 3) Perbandingan hadis dengan fakta sejarah Hadis dan sejarah memiliki hubungan sinergis yang saling menguatkan satu sama lain. Adanya kecocokan antara hadis dengan fakta sejarah akan menjadikan hadis memiliki sandaran validitas yang kokoh, sebaliknya apabila terjadi penyimpangan antar keduanya, salah satu diantara keduanya akan diragukan kebenarannya. “Kerajaan Persia diperintah oleh Putri Kaisar, kemudian Nabi menimpali “Tidak ak an beruntung suatu kaum jika dipimpin oleh seorang wanita
  • 9. 4) Perbandingan hadis dengan kebenaran ilmiah Menurut al-Gazali, hadis dan kebenaran ilmiah adalah dua hal yang saling berg andengan. Hadis yang sahih pasti sejalan dengan fakta ilmiah. Bila satu sama l ain tidak bisa dikompromikan, pasti salah satunya ada problem. Contoh hadis tentang tidak adanya qishas bagi seorang muslim yang membunu h orang kafir Al Ghazali menolak hadis tersebut disebabkan mengabaikan rasa keadilan dan ti dak menghargai jiwa kemanusiaan.
  • 10. Metode Pemahaman Hadis Nabi menurut Yusuf al-Qardawi Profil Singkat Yusuf al-Qardhawi Nama lengkapnya adalah Yusuf Al Qardhawi. Beliau dilahrkan di desa Saft Turab di tengah Delta sungai Nil, daerah Mahallah Kubra, Republik Arab Mesir, pada tanggal 9 September 1926. Pada sepuh tahun, ia telah berhasil menghafalkan Alquran dengan bacaan yang baik. Dengan keahliannya itu, ia dijadikan imam shalat lima waktu di desanya pada usia yang sangat muda. Pendidikan formalnya ditempuh di alAzhar Mesir, kecuali tingkat Aliyah, ia tempuh di Ma’had al-Buhuts wa al-Dirasah al-Arabiyah al- ‘Aliyah, sehingga mendapatkan ijazah diploma tinggi dalam bidang bahasa dan sastra Arab. Namun keahliaanya yang menonjol adalah dalam bidang keushuluddinan. Hal ini didukung oleh pelajarannya di fakultas Ushuluddin yang diselesaikannya pada tahun 1960
  • 11. Menurut al Qardhawi, posisisi Sunnah Nabi dalam Islam memiliki tiga karekteristik:  Komprehensif (manhaj syumul),  Seimbang (manhaj mutawazzu)  Memudahkan (manhaj muyassar).
  • 12. Metode Penerapan Pemahaman Hadis menurut Yusuf al-Qardawi *Kaifa Nata’ammal ma’a al-Sunnah al-Nab awiyah Ma’alim wa Dawabit) :  Memahami Sunnah sesuai petunjuk Alquran  Menghimpun hadis-hadis yang setema  Kompromi atau tarjih terhadap hadis-hadis yang kontradiktif  Memahami hadis sesuai dengan latar belakang, situasi dan kondisi serta tujuannya  Membedakan antara sarana yang berubah-ubah dan tujuan yang tetap  Membedakan antara ungkapan hakiki dan majaz  Membedakan yang gaib dan yang nyata  Memastikan makna kata-kata dalam hadis
  • 13. 1. Memahami Sunnah sesuai petunjuk Alquran Sebagai upaya memahami hadis yang diriwayatkan oleh Imam Abu Daud: Perempuan yang mengubur hidup-hidup bayi perempuannya dan bayi perempuan yang dikuburnya, keduanya masuk di neraka. Yusuf al-Qaradhawi kemudian menampilkan ayat al-Qur’an surat al-Takwir ayat 8-9: Artinya: Apabila bayi-bayi perempuan yang dikubur hidup-hidup ditanya, karena dosa apakah dia dibunuh. Yusuf al-Qaradhawi mencoba melihat komentator hadis, tetapi belum ditemukan jawaban yang memuaskan. Hasil pemahaman beliau adalah dengan mengutip hadis shahih lainnya: Artinya: Rasulullah saw bersabda: Setiap bayi dilahirkan dalam keadaan suci, akan tetapi orang tu anya yang menjadikan dia yahudi, nashrani. Sahabat bertanya, ya Rasulallah, bagaimana jika diant ara mereka mati ketika masih kecil? Rasulullah saw menjelaskan, Alloh swt lebih mengetahui terh adap apa yang mereka kerjakan.
  • 14. Artinya: Sekelompok orang akan keluar dari neraka karena syafaat Nabi Muha mmad saw, kemudian masuk ke surga, mereka disebut al Jahannamiyun/orang- orang yang diselamatkan dari jahannam. Dan mereka menyembah selain Allah swt sesuatu yang tidak mendatangkan mudharat maupun manfaat kepada mereka dan mereka berkata; mereka/berhala-berhala itu adalah pemberi syafaat kami di sisi Allah swt Alangkah anehya pendapat orang-orang kafir yang berharap mendapat syafaat dengan perantara menyembah berhala. Syafaat adalah hak preogratif/mutlak Allah swt terhadap hambaNya yang tel ah mendapat mandat/izin dariNya sebagaimana banyak ayat al Qur'an menyebutkannya. Hadis yang dinilai kontradiktif dengan ayat-ayat al Qur'an, kemudian dikemukakan secara kompre hensif seluruh hadisnya dan dilakukan tarjiih/mencari pendapat yang lebih kuat, sehingga tidak ad a pemahaman parsial/sepenggal dalam memahami hadis nabi.
  • 15. 2. Menghimpun hadis-hadis yang setema Contoh Rasulullah saw bersabda: Allah swt tidak akan melihat/memberi rahma t kepada hambanya yang memanjangkan/menyeret pakaiannya karena kesombongan. Hadis di atas dengan berbagai redaksinya menjelaskan murka Allah swt kepada orang yang bersifat sombong, dalam hal apapun termasuk perkataan dan perbuatan, bukan sekedar pakaian. Namun Dalam konteks yang sama Abu Bakar al-Siddiq berbusana dengan pakaian di bawah mata kaki, Nabi M uhammad saw menjelaskan: anda tidak termasuk dalam golongan yang meng gunakannya karena sombong (HR Imam Bukhori, dalam bab Man Jarro Tsauba hu min Ghoiri Khuyalaa', no 5784)
  • 16. 3. Kompromi atau tarjih terhadap hadis-hadis yang kontradiktif Mengenai penggabungan hadits yang tampak bertentangan,Yusuf al-Qardhawi menandaskan bahwa nas-nash syariat tidak mungkin saling bertentangan. Bila ada yang bertentangan,itu hanya tampak dalam luarnya saja, bukan kenyataan yang lebih hakiki. Dalam hal penyelesaian hadits- hadits yang tampak bertentangan itu, Yusuf al-Qar dhawi mengikuti ulama terdahulu, yaitu dengan menggabungkan antar a dua hadits itu kemudian mentarjih sebab menurutnya, pen-tarjih-an itu berarti mengabai salah satu dari keduanya dan mengutamakan yang lain.
  • 17. Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi bahwa Rasulullah saw dahulu melarang bahkan melaknat wanita yang ziarah ke kubur.21 Akan tetapi beberapa saat kemudian Rasulullah saw membolehkan bahkan menganjurkan ziarah kubu r, baik bagi pria maupun wanita, hal ini disebabkan dengan ziarah dapat mengingatkan seseorang kepada kematian dan mempersiapkan amal agar lebih baik lagi. Yusuf al Qaradhwi memberikan komentar, walaupun hadis tentang diperbolehkannya berziarah kubur bagi wanita lebih banyak dan lebih shahih dari hadis yang melarangnya, tetapi menggabungkannya adalah lebih utama. Dengan pemahaman kata "laknat" di dalam hadis adalah ditujukan kepada wanita yang sering berziarah, prediksi Nabi saw melaran g bisa dimungkinkan adalah karena terlalu seringnya ziarah sehingga mengabaikan hak-hak suami, menampakkan aurat/tabarruj/berlebihan dalam berdandan dan menggunakan perhiasan dan meratapi/menangis secara tidak wajar (dengan merobek pakaian dan sebagainya) terhadap orang yang sudah meninggal
  • 18. 4. Memahami hadis sesuai dengan latar belakang, situasi dan kondisi serta tujuannya menurut Yusuf al-Qardhawi adalah dengan memperhatikan latar belakang sosialnya, situasi dan kondisinya ketika diucapkan serta tujuannya. Memahami hadits seperti ini akan diketahui secara jelas dan terhindar dari berbagai perkiraan yang menyimpang, dan terhindari dari diterapkan dalam pengertian yang dari tujuan sebenarnya.
  • 19. Contoh: Dalam riwayat yang kuat, Nabi Muhammad saw mengeluarkan dan memerintahkan untuk membayar zakat fitrah ba'da subuh/qobla 'ied fitri. Waktu yang ditetapkan Na bi saw tersebut cukup untuk melaksanakan zakat dan membagikannya kepada musta hiq, hal ini disebabkan jumlah penduduk yang masih sedikit dan mereka saling meng enal. Berbeda dengan masa sahabat, masa tabi'in, hingga masa imam fiqih mujta hid, masyarakatnya semakin meluas dan majemuk, sehingga diantara mereka ada ya ng membolehkan satu atau dua hari, bahkan dalam mazhab Syafi'i mulai awal ramad han untuk membayar zakat fitri. Contoh lain adalah hadis tentang larangan bermukim di perkampungan kaum orang kafir. Sekilas, hadis di atas terkesan ekstrem, tidak boleh merantau dan bermukim di negeri orang-orang kafir. Dahulu memang demikian, jaminan keamanan belum ada, karena itu barangsiapa yang terbunuh di negeri orang kafir, maka Rasulullah saw., berlepas diri. *Al-Qaradhawi, Yusuf. Pengantar Studi Hadis. Bandung: CV Pustaka Setia, 2007 h. 215
  • 20. 5. Membedakan antara sarana yang berubah-ubah dan tujuan yang tetap Bagi Yusuf al-Qardhawi, penyebab terjadinya kekacauan dan pencam pur adukan antara tujuan atau alasan yang hendak diperoleh dari sun nah dengan prasarana temporer atau lokal yang kadangkala menunj ang pencapaian sasaran yang dituju adalah mereka memusatkan diri pada berbagai prasarana ini. Seolah-olah hal itu merupakan tujuan ya ng sebenarnya. Menurut alQardawi, penyebutan siwak dalam hadis itu, tidak mengik at untuk terus menggunakannya. Targetutamanya adalahagar terjag anya kebersihan dan kesehatan gigi dan mulut. Adapun alat yang dig unakan tergantung pada situasi dan kondisinya. Di zaman sekarang, pemakaian sikat dan pasta gigi sama nilainya dengan pemakaian siw ak di masa Nabi
  • 21. 6. Membedakan antara ungkapan hakiki dan majaz Majaz (kiasan, metafor) banyak digunakan dalam bahasa Arab, teruta ma dalam ilmu balaghah (retorika), lebih berkesan dari ungkapan bias a saja. Nabi Saw adalah seorang berbahasa Arab yang paling menguas ai balaghah. Ucapan-ucapannya adalah bagian dari wahyu. Maka kem udian, hadits-haditsnya juga banyak menggunakan majaz, yang meng ungkap maksudnya dengan cara sangat mengesankan. Ketika Nabi Sa w menggunakan istilah majaz, tentu tidak mudah untuk memahami a pa yang disampaikan olehnya, dan tidak semua orang dapat mengerti tujuan Nabi Saw. Hadits dalam kategorinya menggunakan ungkapan- ungkapan yang sarat dengan simbolisasi.
  • 22. 7. Membedakan yang gaib dan yang nyata Hadis, tidak hanya berbicara tentang alam nyata, tetapi juga membahas hal-hal yang bersifat gaib. Hadis, berbicara tentang malaikat, jin, setan, i blis,‘Arasy, Kursi, Qalam, Lauh Mahfuz dan lain sebagainya.Tidak bisa di pungkiri, bahwa tidak semua cerita hal gaib hadisnya sahih. Ada yang sa hih ada juga yang tidak. Tetapi, pembahasan hanya fokus pada hadishad is sahih saja. Dalam hal ini, menurut al-Qardawi, banyak aliran yang terl alu mudah menolak hadis-hadis alam gaib, meskipun derajatnya sahih, h anya karena tidak masuk akal. Beliau mencontohkan seperti sebagian m uktazilah, yang tidak percaya terhadap azab kubur, mizan, rukyatullah dan lain sebagainya
  • 23. 8.Memastikan makna kata-kata dalam hadis Hal yang tidak kalah pentingnya dalam memahami hadis ialah memastikan makna asli dari hadis itu sendiri. Terkadan g tunjukan makna dari sebuah kata, bergeser dari satu masa ke masa lain, dari satu tempat ke tempat yang lain. Sehingg a pemaknaan suatu lafaz di zaman terdahulu tidak sama lagi dengan pemaknaannya di masa kini. Ini yang terkadang me mbuat pergeseran makna. Contoh sederhananya adalah kat a-kata at-taswir jika disebutkan kata-kata taswir, maka yang terbayang adalah kamera atau foto. Pertanyaannya adalah apa betul yang dimaksudkan Nabi waktu itu sama dengan apa yang difahami oleh orangorang hari ini? Sehingga huku m hadis itu bisa paksakan kepada fotografer hari ini. Jadi, p enting sekali mengetahui tunjukan lafaz syar`i, sehingga is tinbat hukum yang dihasilkan benar-benar bisa dipertanggu ngjawabkan.