2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 DIALOG BUDAYA SEPT 2023..pptx
1. MEMBANGUN GENERASI MUDA YANG TANGGUH BERBASIS
BUDAYA LOKAL MELALUI PEMAJUAN KEBUDAYAAN MENUJU
INDONESIA EMAS 2045
Oleh :
DR. H. AJIEP PADINDANG, SE.MM.
ANGGOTA DPD RI / MPR RI
DISAMPAIKAN DALAM ACARA SEMINAR DAN TOUR LITERASI OBJEK
PEMAJUAN KEBUDAYAAN
MAKASSAR, SEPTEMBER 2023
1
2. NILAI DASAR DALAM BUDAYA LOKAL SULAWESI SELATAN
• Kebudayaan Daerah Sulawesi Selatan (Budaya Lokal) adalah segala sesuatu yang terkait
dengan cipta, rasa, karsa, dan hasil karya masyarakat Sulawesi Selatan yang memiliki
kearifan yang semuanya bernilai religius.
• Budaya Lokal Sulawesi Selatan terbentuk dari antar kebudayan daerah-daerah yang ada di
Sulawesi Selatan.
• Kebudayaan Daerah terbentuk dari antar kebudayaan lokal, biasanya dilihat dari aspek
rumpun etnis dan administrasi wilayah, sehingga kelihatan bahwa Kebudayaan Bugis-
Makassar menjadi mayoritas pemebentuk Kebudayaan Sulawesi Selatan.
• Kearifan Budaya sebagai suatu kebijaksanaan yang lahir akal budi dan adat istiadat pada
Masyarakat Sulawesi Selatan atau lebih spesifik pada Masyarakat Bugis-Makassar,
merupakan pembentuk kebudayaan daerah dengan segala bentuk dan jenisnya.
• Dengan demikian, seluruh tatanan nilai KEARIFAN Budaya Sulawesi Selatan, terbangun
dan terbina melalui RITUAL yang religius. Hal ini dapat kita lihat dalam TRADISI SIKLUS
kehidupan Masyarakat Sulawesi Selatan.
2
4. INTERAKSI BUDAYA
BERDASAR KEARIFAN LOKAL UNTUK PEMUDA TANGGUH
• Nilai-nilai dasar yakni Macca (cerdas), Lempu (jujur), Warani (berani), Getteng
(tegas,tangguh), Temmappasilaingeng (keadialan), adalah ajaran Budaya Bugis
yang menjadi prinsip hidup Orang Sulawesi Selatan, mestinya tetap tumbuh subur
hingga dalam tatanan keluarga, masyarakat, dan pemerintah.
• Kalaulah antara pemerintah dan masyarakat terjadi interaksi budaya berdasar
kearifan lokal Sulawesi Selatan, antara lain : ‘Siri na Pacce’ atau ‘Pesse Sibawa
Siri’ maka angka kemiskinan terutama kemiskinan ekstrim, akan dapat diatasi
dengan cepat.
• Siri’ na Pacce’-Pesse’ sebagai ajaran Budaya Bugis Makassar dengan makna
harga diri dan kesetiakawanan sosial, semestinya selalu menjadi jiwa, karakter
dan prilaku seseorang dalam bertindak pada posisi apapun yang dimiliknya.
4
5. lanjutan
• Pemuda Tangguh adalah pemuda yang sehat, cerdas,
beriman dan bertaqwa, berintegritas tinggi, jujur, santun,
bertanggung jawab, disiplin, kerja keras, dan berkarakter
kebangsaan.
• Ketahanan keluarga adalah kemampuan menghadapi dan
mengelola masalah dalam situasi sulit agar fungsi keluarga
tetap berjalan dengan harmonis, untuk mencapai
kesejahteraan lahir dan kebahagiaan batin anggotanya.
• Genersi Muda yang Tangguh akan membentuk ketahanan
keluarga, ketahanan masyarakat, sampai ketahanan bangsa
dan negara.
5
6. GENERASI MUDA BERPERAN PADA PEMAJUAN KEBUDAYAAN
6
• Pemajuan Kebudayaan adalah upaya meningkatkan
ketahanan budaya dan kontribusi budaya di tengah
peradaban dunia melalui Pelindungan, Pengembangan,
Pemanfaatan, dan Pembinaan Kebudayaan.
• Pemajuan Kebudayaan bertujuan untuk:
a) mengembangkan nilai-nilai luhur budaya bangsa;
b) memperkaya keberagaman budaya; c) memperteguh
jati diri bangsa; d) memperteguh persatuan dan kesatuan
bangsa; e) mencerdaskan kehidupan bangsa;
f) meningkatkan citra bangsa. (Pasal 4 UU No. 5 Tahun
2017).
7. lanjutan
Tujuan Pemajuan kebudayaan daerah berikut :
1) Agar dapat terjaga kelestariannya.
2) Sebagai media pembelajaran mengenai identitas dan ciri khas
daerah bersangkutan.
3) Agar sesuai dan mampu mengikuti perkembangan zaman.
4) Supaya dapat semakin mudah dipahami dan diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari.
• Undang-Undang Pemajuan Kebudayaan menggariskan empat
langkah strategis dalam memajukan kebudayaan
yakni: pelindungan, pengembangan, pemanfaatan, dan
pembinaan. Untuk itu harus memahami terlebih dahulu kearifan
lokal (Budaya Lokalnya), kemudian barulah bisa berperan.
• Pemuda adalah subjek dan objek pemajuan kemajuan
kebudayaan, sebab akan menempati segmen terbesar dalam
struktur sosial kependudukan, terdidik dan bergaul dalam dunia
Artifisial Intelegence (AI), yakni dunia digital.
7
8. INDONESIA EMAS 2045 dan POSISI GENERASI MUDA
• Indonesia Emas 2045, dilihat dalam usia perjalanan kehidupan
berbangsa, maka tahun 2045 adalah genap 100 tahun Indonesia
Merdeka.
• Namun sisi kedua yang strategis sebab, Indonesia akan
mendapatkan bonus kependudukan dengan prediksi akan
mencapai 350 juta penduduk Indonesia, dimana 65 persen
berusia – kategiori generasi Z, generasi milenial – yang
kesemuanya kita sebut generasi muda (17 – 40 tahun).
• Menurut Kementerian PPN/Bappenas 2019, bahwa :
Visi Indonesia 2045 : Berdaulat, Maju, Adil, dan Makmur.
8
9. lanjutan
• Visi Indonesia Tahun 2045 dengan 4 (empat) pilar yang
mempertimbangkan kecenderungan besar dunia (global megatrend)
hingga tahun 2045/2050.
(a) Pembangunan Manusia serta Penguasaan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi; (Kependudukan, Pendidikan, Kesehatan, Penguasaan Iptek,
Kebudayaan, Ketenagakerjaan)
(b) Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan,
(c) Pemerataan Pembangunan, serta
(d) Pemantapan Ketahanan Nasional dan Tata Kelola Kepemerintahan.
• Visi dan Misi Indonesia 2045 yang dikenal sebagai Tahun Emas Indonesia
itu, diharapkan sekaligus memuat rencana strategis 10 objek pemajuan
kebudayaan. Yakni, tradisi lisan, manuskrip, adat istiadat, ritus,
pengetahuan tradisional, teknologi tradisional, seni, bahasa, permainan
rakyat, dan olahraga tradisional.
9
11. KEBIJAKAN DAN REGULASI PEMAJUAN KEBUDAYAAN
• Strategi Kebudayaan telah ditetapkan melalui Peraturan Presiden No. 114
tahun 2022 tentang Strategi Kebudayaan, sebagai penjabaran UU Pemajuan
Kebudayaan No.5 tahun 2017. Tindak lanjut dari Strategi Kebudayaan
adalah harus disusun Rencana Induk Pemajuan Kebudayaan (RIPK).
• RIPK akan menjadi dokumen penting karena menjadi salah satu dasar
penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN)
2025-2045.
• PP No. 87 tahun 2021 tentang Peraturan Pelaksanaan UU No. 5 tahun 2017
tentang Pemajuan Kebudayaan. PP ini telah ditindaklanjuti oleh pemerintah
daerah dengan menyusun pokok-pokok pemajuan kebudayaan daerah baik
ditingkat provinsi maupun ditingkat Kabupaten/Kota. Di Sulsel sebagian
sudah berbentuk Peraturan Daerah (PERDA).
11
12. lanjutan
• Strategi Kebudayaan dilakukan juga melalui muatan pada
Dokumen Perencanaan Pembangunan Nasional (RPJPN)
dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah yang
disebut RPJPD. Kemudian menjadi jangka menengah
nasional (RPJMN) dan Jangka menengah daerah
(RPJMD), yang kesemuanya ini dituangkan dalam UU
dan PERDA.
• Apa yang harus masuk dalam kebijakan dan termuat
dalam regulasi pemajuan kebudayaan, secara sekilas
tergambar berikut ini.
12
13. REGULASI UNTUK PEMAJUAN KEBUDAYAN TERJABARKAN KE DAERAH
13
• UUD NRI 1945 Pasal 32 ayat 1 berbunyi: “Negara
memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah
peradaban dunia dengan menjamin kebebasan
masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan
nilai-nilai budayanya.”
• UU No. 5 tahun 2017 tentang Pemajuan
Kebudayaan lahir dalam rangka pelindungan,
pengembangan, pemanfaatan, dan pembinaan agar
budaya Indonesia dapat tumbuh tangguh.
• PP No. 87 tahun 2021 tentang Peraturan Pelaksanaan UU
No. 5 tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan.
14. lanjutan
• Regulasi melalui undang-undang dan peraturan pemerintah ( PP),
telah dijabarkan oleh pemerintah daerah melalui PERDA yang saat
ini oleh Tim LAPAKKSS sedang berjuang untuk menggolkan PERDA
PEMAJUAN KEBUDAYAAN SULSEL. Sedang beberapa PERDA
yang sebelumnya adalah antara Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi
Selatan No. 3 Tahun 2020 tentang Pelestarian dan Pemajuan
Kebudayaan Takbenda. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan
No. Tahun 2023 tentang Literasi Aksara Lontaraq, Bahasa dan
Sastra Daerah.
• Mengapa REGULASI penting ? Adalah untuk menjadi landasan
filosofis, sosilogis dan yuridis dalam penentuan kebijakan,
perencanaan anggaran bahkan menjadi ikatakan emosional
masyarakat dalam berperan aktif pada pemajuan kebudayaan.
Terjadi keterwajiban antara adanya regulasi, pemerintah dan
masyarakat.
14
15. DR.H.AJIEP PADINDANG, SE.MM.
Dr. H. Ajiep Padindang, SE.MM. nama asli H. Andi Jamaludin P. dengan nama
kedua Petta Lolo, lahir di Masago, Patimpeng 30 september 1959. Menyelesaikan
S-3 pada Program Doktoral Manajemen UMI Makassar, 2012. Punya istri 1(satu)
dengan 3 (tiga) anak, kini beralamat di Jl.S.Asahan No.1 B (Ponceng, Watampone,
Bone), Komp Anggrek AM3/1 Minasaupa, Gowa, Soaraja Mattirowalie Desa
Batulappa Kec. Patimpeng Kab. Bone. Pernah menjadi Anggota DPRD Prov. Sulsel 4
periode (1997-2014), Anggota DPD RI/ MPR RI 2014- Sekarang.
15
Pernah aktif didunia kesenian dan kebudayaan, mulai dari Panggung Teater, menulis puisi, cerpen, esai
dan menerbitkan berbagai buku antara lain; Tradisi Masyarakat Islam Sulawesi Selatan, Seni Tradisi
Sulawesi Selatan, Akuntablitas DPRD Sulsel, Pemajuan Budaya Bugis – Budaya Sulawesi Selatan,
Membaca Perubahan Sosial dan Peradaban Baru, dllnya.
Mendirikan berbagai group kesenian,hingga menjadi pengurus BKKNI dan DKSS, serta mendirikan dan
membina Yayasan Kebudayaan Tellumpoccoe’ pelaksana Festival Serumpun Budaya Bugis (SEMPUGI),
sekitar 25 tahun. Gerakan Pemajuan Budaya Sulawesi Selatan yang digencarkan melalui pembelajaran
Sekolah Budaya, diselenggarakan oleh Yayasan Sulapa Eppae’ sejak tahun 2014.
**Salamaqki to pada Salamak * *