Kebudayaan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan cipta, rasa, karsa, dan hasil karya masyarakat.
Kebudayaan Nasional Indonesia adalah keseluruhan proses dan hasil interaksi antar-Kebudayaan yang hidup dan berkembang di Indonesia.
Objek Pemajuan Kebudayaan (OPK) adalah unsur Kebudayaan yang menjadi sasaran utama Pemajuan Kebudayaan.
Kebudayaan daerah merujuk pada warisan budaya yang dimiliki oleh suatu wilayah atau daerah tertentu. Ini mencakup beragam aspek kehidupan manusia, seperti bahasa, tradisi, adat istiadat, seni, arsitektur, makanan, pakaian, dan banyak lagi yang berkembang secara unik di suatu wilayah geografis.
Latar Belakang
Bahwa untuk menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai budayanya sebagaimana diamanatkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, diperlukan strategi kebudayaan agar dapat memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia.
Bahwa penyusunan strategi kebudayaan dilaksanakan untuk menentukan arah pemajuan kebudayaan yang berlandaskan pada potensi, situasi, dan kondisi kebudayaan Indonesia untuk mewujudkan tujuan nasional.
Strategi Kebudayaan merupakan pedoman bagi Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan
Setiap Orang dalam melaksanakan Pemajuan Kebudayaan (Pasal 2).
Strategi Kebudayaan disusun untuk jangka waktu 20 tahun dan dapat ditinjau kembali setiap 5 tahun sesuai dengan kepentingan nasional (Pasal 4).
2. “Negara memajukan kebudayaan nasional
Indonesia di tengah peradaban dunia
dengan menjamin kebebasan masyarakat
dalam memelihara dan mengembangkan
nilai-nilai budayanya”.
-- Pasal 32 Ayat 1 UUD 1945
3. TUGAS PEMERINTAH
DALAM PEMAJUAN KEBUDAYAAN
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
BIDANG KEBUDAYAAN
1. UU No.11/2010 tentang Cagar Budaya
• PP No.66/2015 tentang Museum
• PP No.1/2022 tentang Register Nasional dan
Pelestarian Cagar Budaya
2. UU No.5/2017 tentang Pemajuan Kebudayaan
• Perpres No.65/2018 tentang Tata Cara
Penyusunan PPKD dan Strategi Kebudayaan
• PP No.87/2021 tentang Peraturan Pelaksanaan
Undang-Undang No.5 Tahun 2017 tentang
Pemajuan Kebudayaan
•Perpres No. 114 Tahun 2022 tentang
Strategi Kebudayaan
3. UU No.33/2009 tentang Perfilman
PELINDUNGAN
PENGEMBANGAN
PEMANFAATAN
PEMBINAAN
4. UU 5/2017 TENTANG PEMAJUAN
KEBUDAYAAN
PASAL 1:
Kebudayaan adalah segala sesuatu yang berkaitan
dengan cipta, rasa, karsa, dan hasil karya masyarakat.
Kebudayaan Nasional Indonesia adalah keseluruhan
proses dan hasil interaksi antar-Kebudayaan yang
hidup dan berkembang di Indonesia.
Objek Pemajuan Kebudayaan (OPK) adalah unsur
Kebudayaan yang menjadi sasaran utama Pemajuan
Kebudayaan.
5. 10 OBJEK PEMAJUAN KEBUDAYAAN
TRADISI LISAN MANUSKRI ADAT ISTIADAT RITUS
PENGETAHUAN
TRADISIONAL
TEKNOLOGI
TRADISIONAL SENI BAHASA
PERMAINAN
RAKYAT
OLAHRAGA
TRADISIONAL
6. “Pemajuan Kebudayaan adalah upaya meningkatkan ketahanan budaya dan
kontribusi budaya Indonesia di tengah peradaban dunia melalui Pelindungan,
Pengembangan, Pemanfaatan, dan Pembinaan Kebudayaan.”
--UU No. 5 / 2017, Pasal 1
Visi Pemajuan Kebudayaan 20 Tahun Ke Depan:
“Indonesia bahagia berlandaskan keanekaragaman budaya yang
mencerdaskan, mendamaikan dan menyejahterakan”
--Perpres No.114/2022
7. PERPRES 114/2022 TENTANG STRATEGI KEBUDAYAAN
• Latar Belakang
• Bahwa untuk menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan
nilai budayanya sebagaimana diamanatkan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, diperlukan strategi kebudayaan agar dapat memajukan
kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia.
• Bahwa penyusunan strategi kebudayaan dilaksanakan untuk menentukan arah
pemajuan kebudayaan yang berlandaskan pada potensi, situasi, dan kondisi kebudayaan
Indonesia untuk mewujudkan tujuan nasional.
• Strategi Kebudayaan merupakan pedoman bagi Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan
Setiap Orang dalam melaksanakan Pemajuan Kebudayaan (Pasal 2).
• Strategi Kebudayaan disusun untuk jangka waktu 20 tahun dan dapat ditinjau kembali
setiap 5 tahun sesuai dengan kepentingan nasional (Pasal 4).
8. 1. Pengerasan identitas primordial dan sentimen
sektarian yang merusak sendi-sendi kehidupan
sosial dan budaya masyarakat.
2. Meredupnya khazanah tradisi dalam gelombang
modernitas.
3. Disrupsi teknologi informatika yang belum berhasil
dipimpin oleh kepentingan konsolidasi kebudayaan
nasional.
4. Pertukaran budaya yang timpang dalam tatanan
global menjadikan Indonesia hanya sebagai
konsumen budaya dunia.
5. Belum adanya jalan keluar dari pembangunan yang
merusak lingkungan hidup dan berpengaruh negatif
terhadap kebudayaan lokal.
6. Belum optimalnya tata kelembagaan bidang
kebudayaan
7. Desain kebijakan budaya belum memudahkan
masyarakat untuk memajukan kebudayaan
1. Menyediakan Ruang bagi Keragaman Ekspresi
Budaya dan Mendorong Interaksi untuk
Memperkuat Kebudayaan yang Inklusif.
2. Melindungi dan Mengembangkan Nilai, Ekspresi,
dan Praktik Kebudayaan Tradisional untuk
Memperkaya Kebudayaan Nasional.
3. Mengembangkan dan Memanfaatkan Kekayaan
Budaya untuk Memperkuat Kedudukan Indonesia
di Dunia Internasional.
4. Memanfaatkan Obyek Pemajuan Kebudayaan
untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat
5. Memajukan Kebudayaan yang Melindungi
Keanekaragaman Hayati dan Memperkuat
Ekosistem
6. Reformasi Kelembagaan dan Penganggaran
Kebudayaan untuk Mendukung Agenda Pemajuan
Kebudayaan
7. Meningkatkan Peran Pemerintah sebagai Fasilitator
Pemajuan Kebudayaan
PERPRES 114/2022 TENTANG STRATEGI KEBUDAYAAN
7 ISU STRATEGIS 7 METODE UTAMA
9. INDEKS PEMBANGUNAN KEBUDAYAAN
DIMENSI 5
Ekspresi
Budaya
DIMENSI 4
Warisan
Budaya
DIMENSI 1
Ekonomi
Budaya
DIMENSI 2
Pendidikan
DIMENSI 3
Ketahanan
Sosial-Budaya
DIMENSI 7
Kesetaraan
Gender
DIMENSI 6
Budaya
Literasi
7 DIMENSI INDEKS PEMBANGUNAN KEBUDAYAAN
1
Indikator
6
Indikator
8
Indikator
6
Indikator
4
Indikator
3
Indikator
3
Indikator
• % penduduk
yang pernah
terlibat sebagai
pelaku/penduku
ng pertunjukkan
seni sebagai
sumber
penghasilan
• MYS 25+
• HLS
• AKS
• % penduduk
penyandang disabilitas
bersekolah
• Partisipasi pendidikan
penduduk kategori 40%
termisikin
• % Satuan Pendidikan
mempunyai guru
muatan lokal
• % RT yg setuju jika ada orang
dari agama lain atau suku lain
yang melakukan kegiatan di
sekitar tempat tinggal
• % RT yg setuju jika salah satu
anggota RT bersahabat
dengan orang yg beda agama atau
beda suku
• % penduduk berumur 10 th ke
atas yg mengikuti keg sosial
kemasyarakatan di lingkungan
sekitar
• % RT yang merasa aman
• % penduduk berumur 10 th ke
atas yang mengikuti gotong
royong
• % CB yang telah ditetapkan
• % WB yang telah ditetapkan
• % penduduk (10 th) ke atas
yg menggunakan bahasa
daerah
• % penduduk >10 th
menonton pertunjukkan seni
• % penduduk >10 th
mengunjungi peninggalan
sejarah
• % RT menggunakan produk
tradisional
• % penduduk >10 th
memberikan
saran/pendapat dlm
kegiatan rapat
• % penduduk >10 th yg
aktif mengikuti keg
organisasi
• % penduduk >10 th yg
terlibat pelaku
pertunjukkan seni
• % RT
menyelenggarakan
upacara adat
• % penduduk >10
th membaca
selain kitab suci
• % penduduk >10
th mengakses
internet
• % penduduk >10
th yg mengunjungi
perpustakaan/TB
M
• Rasio TPAK usia >15
th perempuan thdp
laki-laki
• Rasio penduduk >25
th perempuan thdp
laki-laki yang memiliki
ijazah minimal
SMA/sederajat
• Rasio anggota
parlemen perempuan
thdp jumlah anggota
parlemen
INDEKS PEMBANGUNAN KEBUDAYAAN
alat ukur kemajuan kebudayaan Indonesia
TOTAL
DIMENSI
7
DAT
A
34 PROVINSI
TOTAL
INDIKATOR
31
12. DATA POKOK KEBUDAYAAN
DAPOBUD adalah bagian dari Sistem Pendataan Kebudayaan Terpadu yang
merupakan amanat Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan
Kebudayaan.
21. PLATFORM AKSI KEBUDAYAAN
• Pekan Kebudayaan Nasional (PKN). Diselenggarakan dua tahun
sekali. Didahului Pekan Kebudayaan Daerah (PKD) di setiap
provinsi dan kabupaten/kota. Representasi keanekaragaman
hayati dan budaya.
• Indonesia Bertutur. Diselenggarakan dua tahun sekali bergantian
dengan PKN. Mengolah kekayaan budaya dengan pendekatan
baru, teknologi, dan media.
• Indonesiana TV. Saluran kebudayaan pertama dalam sejarah.
• Jaringan Bhinneka Tunggal Ika: Jalur Rempah, Kenduri
Suwarnabhumi.
• Pendukungan Komunitas: Dana Indonesiana, Fasilitasi Bidang
Kebudayaan.
32. The Power of PowerPoint | thepopp.com
32
Dasar Pemikiran
33. PPKD memuat kondisi faktual tentang objek pemajuan
kebudayaan, tentang masalah yang dihadapi, serta upaya
penyelesaiannya
OBJEK PEMAJUAN KEBUDAYAAN (OPK):
Tradisi Lisan
Manuskrip
Adat istiadat
Permainan Rakyat
Olahraga Tradisional
Pengetahuan tradisional
Teknologi tradisional
Seni
Bahasa
Ritus
34. 1
2
3
4
5
Profil Kabupaten (Wilayah, demografi, karakteristik penduduk dan alam, sejarah,
perda, dan lain-lain
Memuat informasi Lembaga Pendidikan Bidang Kebudayaan di wilayah itu
(Sekolah, Perguruan Tinggi, dll)
Memuat informasi siapa saja Tim Penyusun, proses pendataan/pengumulan data,
dll
Memuat data-data OPK, permasalahan, dan rekomendasi penyelesaian masalah
itu
DOKUMEN PPKD HARUS TERDIRI ATAS:
35. Proses Pendataan
Proses penyusunan PPKD
sebaknya memperhatikan,
Rapat persiapan
Sosialisasi PPKD
Pembentukan Tim Penyusun
Dialog budaya perihal PPKD
Pendataan dan Survey
Rapat lanjutan
Pendokumentasian
Input data
Penyusunan draf
Proses ini melibatkan beberapa kalangan baik
dari pejabat pemerintah daerah, akademisi,
budayawan, seniman, komunitas seni budaya,
instansi yang berkaitan dengan seni budaya dan
tokoh masyarakat. Pendataan dilakukan dengan
cara studi pustaka dan survey langsung ke
lapangan.
36. PROSES PENYUSUNAN MASALAH DAN REKOMENDASI
Dilakukan beberapa kali survey lapangan dan menganalisa setiap
bentuk kebudayaan yang ada dimasyarakat agar dapat diketahui
pemanfaatan dan permasalahan yang terjadi pada
masa sekarang. Kegiatan Survey dan penyusunan dibantu oleh Tim Ahli
dari berbagai latarbelakang baik dari Dosen, Komunitas Seni Budaya,
Budayawan, Peneliti, Sejarahwan, Seniman, dan tokoh masyarakat.
37. STRATEGI PENYUSUNAN OPK
1. Bekerjasama dengan peneliti kampus sesuai dengan masing-masing bidang
objek. Para peneliti bisa melakukan riset lapangan secara langsung (didanai
oleh pemerintah setempat) serta melakukan penelusuran (literature review)
penelitian sebelumnya.
2. Menyusun program tahunan berkala untuk mendanai pemutakhiran data
(data harus diupdate terus)
3. Pemerintah daerah menyiapkan putera daerah untuk melakukan studi
terkait bisang OPK (misal: kuliah di jurusan seni, antropologi, akreologi,
manuskrip, dll)
4. Tim penyusun PPKD Berkolaborasi dan berkoordinasi dengan seluruh
praktisi kebudayaan yang tersebar di beberapa wilayah kecamatan
5. Menjadikan naskah akademik PPKD sebagai penyusunan program
berkala/tahunan
38. CATATAN EVALUASI ATAS PROSES
PENYUSUNAN
Penyusunan PPKD merupakan langkah awal dalam pemajuan kebudayaan
Indonesia
dan merupakan program baru di tahun 2018 untuk menindak lanjut UU No.5
tahun 2017
tentang Pemajuan Kebudayaan, sehingga dalam prosesnya masih banyak
kekurangan baik dari Data Budaya maupun strategi untuk menganalisis data
budaya tersebut. Untuk
mendapatkan data yang lebih akurat dan analisis data yang tepat maka
program pendataan PPKD harus senantiasa dilakukan minimalnya satu tahun
sekali sebagai bentuk monitoring dan update data Kebudayaan yang berada di
Daerah, yang didukung oleh kebijakan-kebijakan pemerintah dalam upaya
Pemajuan Kebudayaan Indonesia.
39. LEMBAGA PENDIDIKAN BIDANG
KEBUDAYAAN
SEKOLAH
Kabupaten atau kota setidaknya
memiliki Lembaga Pendidikan
Menengah yang khusus mempelajari
Bidang Kebudayaan, namun hampir
diseluruh Lembaga Pendidikan
Menengah, khususnya SMA dan SMK
yang ada di Kabupaten memiliki
ekstrakulikuler bidang budaya
(Karawitan, Teater, Sastra dan Seni)
PERGURUAN TINGGI
Pendidikan Tinggi/ Perguruan Tinggi
yang berada di wilayah Kabupaten
masih belum memiliki PT, tetapi
Perguruan Tinggi yang khusus
mempelajari Bidang Kebudayaan
sudah ada di wilayah kota, misalnya
UNILA (Prodi Tari dan Musik).
41. PERMASALAHAN DAN REKOMENDASI
Perkembangan Zaman menjadikan tantangan besar bagi Pemerintah Daerah
untuk
menjaga, melestarikan dan memajukan kebudayaan lokal. Hal ini menjadikan
dampak yang sangat besar, karena arus globalisasi menggiring kebudayaan
lokal keluar tergantikan budaya luar. Beberapa masyarakat memliki
pandangan “dengan berbudaya maka mereka kembali ke zaman dulu
(terbelakang)” sehingga tidak sedikit kebudayaan yang sudah diwariskan secara
turun temurun dengan mudah ditinggalkan oleh masyarakat. Selain itu,
kurangnya pemahaman masyarakat terhadap budaya mengakibatkan banyak
beberapa kalangan yang menolak pelaksanaan atau ekspresi budaya yang
dilakukan oleh masyarakat adat ata masyarakat yang masih menjalankan budaya
warisan leluhurnya.
42. 1
2
3
4
5
REKOMENDASI UMUM PPKD
Pembangunan sarana prasarana untuk mengekspresikan
budaya
Mendukung penuh kegiatan kebudayaan di setiap daerah
Memberikan bantuan dan pembiaan kepada setiap pelaku
budaya baik secara personal maupun komunal.
Melakukan pendataan potensi budaya daerah
secara berkala
Membuat buku yang berkenaan dengan Budaya Daerah
Melihat fenomena perkembangan
zaman yang begitu pesat,
pemerintah daerah bergerak cepat
melakukan upaya-upaya yang dapat
memberikan pemahaman
kebudayaan secara menyeluruh
kepada masyarakat sehingga tidak
terjadi komflik budaya, diantaranya :
43. REKOMENDASI UMUM
6
Melakukan sosialisasi berkenaan budaya
oleh para ahli terhadap masyarakat umum,
seniman, budayawan, beserta pejabat
pemerintah lainnya
7
Mengadakan workshop kebudayaan lokal
yang dikolaborasikan dengan budaya
modern.
8
Menerapkan kebudayaan di lingkungan
pendidikan
9
Memuat museum kebudayaan dan Membuat
rencana penyusunan Perda berkaitan
dengan Kebudayaan.
44. CATATAN KRITIS PPKD
PPKD Perlu dikritisi melalui
pertanyaan dan pernyataan
berikut:
1.Data Objek kebudayaan diambil per tahun berapa? Apakah sudah di update?
2.Siapa tim yang menyusun naskah PPKD, termasuk merumuskan objeknya?
3.Apakah objek-objek kebudayaan yang dirumuskan sudah representasi seluruh masyakarat Lampung Barat? Apakah sudah terdata semua per
kecamatan? Lebih lengkap akan lebih baik supaya merata setiap kecamatan memiliki keunggulan/ciri khas masing-masing, implikasinya pada sektor
pariwisata
4.Dari mana data-data objek kebudayaan diambil?berapa lama?
5.Data-data objek kebudayaan harus faktual karena sebagai dasar merumuskan kebijakan/regulasi/riset berikutnya
6.Bagaimana kondisi terbaru OPK saat ini
7.Berapa unsur kademisi yang dilibatkan dalam merumuskan OPK?peneliti?
8.OPK harus terkoneksi dengan perguruan tinggi dan program dinas, agar terangkat ekosistemnya
9.OPK apakah sudah melibatkan akademisi?Organisasi masyarakat yang peduli budaya?dan unsur birokrat
10.SDM penting dalam merumuskan OPK, misal ahli manuskrip, pemda Lampung Barat perlu memberikan beasiswa untuk putra daerah agar banyak ahli
di tingkat kabupaten
45. HUBUNGAN PELESTARIAN BUDAYA DAN EKONOMI
PARIWISATA
Pelestarian budaya dan ekonomi pariwisata memiliki hubungan yang
erat dan saling mempengaruhi. Pariwisata dapat menjadi motor
penggerak ekonomi bagi suatu daerah atau negara, sementara
pelestarian budaya menjadi dasar daya tarik utama bagi pariwisata yang
berkelanjutan. Berikut adalah penjelasan mengenai hubungan
pelestarian budaya pada ekonomi pariwisata:
1. Menarik Wisatawan: Pelestarian budaya, termasuk seni, tradisi, bahasa, dan kepercayaan,
menciptakan daya tarik bagi para wisatawan yang mencari pengalaman otentik dan unik.
Wisatawan sering datang ke suatu tempat untuk merasakan kehidupan lokal, belajar tentang
tradisi, dan berinteraksi dengan masyarakat setempat. Dengan demikian, pelestarian budaya
dapat menarik lebih banyak wisatawan ke daerah tersebut, yang berdampak positif pada
pendapatan sektor pariwisata.
46. HUBUNGAN PELESTARIAN BUDAYA DAN EKONOMI
PARIWISATA
2. Diversifikasi Produk Pariwisata: Pelestarian budaya memungkinkan
pengembangan berbagai produk dan paket pariwisata yang berbeda. Misalnya,
festival budaya, tur kuliner, pertunjukan seni tradisional, dan kunjungan ke situs
bersejarah menjadi daya tarik bagi berbagai jenis wisatawan. Dengan memiliki
beragam produk pariwisata, destinasi dapat menarik lebih banyak segmen pasar
dan mengurangi ketergantungan pada satu jenis pariwisata saja.
3. Pengembangan Ekonomi Lokal: Industri pariwisata yang berfokus pada
pelestarian budaya seringkali berkontribusi pada pengembangan ekonomi lokal.
Perkembangan pariwisata menciptakan lapangan kerja baru di sektor perhotelan,
restoran, transportasi, dan industri kreatif terkait. Selain itu, kehadiran wisatawan
juga mendorong pertumbuhan bisnis mikro dan kecil yang menjual produk-produk
lokal dan kerajinan tangan.
47. HUBUNGAN PELESTARIAN BUDAYA DAN EKONOMI
PARIWISATA
4. Peningkatan Pendapatan dan Infrastruktur: Pendapatan yang
diperoleh dari pariwisata dapat digunakan untuk meningkatkan
infrastruktur dan pelayanan publik di daerah tersebut. Dana yang
dihasilkan dari pajak pariwisata dapat dialokasikan untuk pembangunan
jalan, sanitasi, pendidikan, dan layanan kesehatan, yang akan
meningkatkan kualitas hidup masyarakat lokal.
5. Kesadaran akan Pelestarian Budaya: Dengan kehadiran wisatawan,
masyarakat setempat menjadi lebih sadar akan pentingnya pelestarian
budaya mereka. Peningkatan kesadaran ini dapat mengarah pada
langkah-langkah lebih lanjut untuk melindungi dan melestarikan warisan
budaya yang berharga.
48. LANGKAH
PENINGKATAN
PPKD
Pertama, pemerintah daerah kabupaten dan
kota harus terlebih dahulu punya komitmen
untuk pemajuan kebudayaan daerahnya.
Komitmen tersebut dipraktikkan dengan
menyusun Tim Penyusun PPKD. Tim tersebut
merupakan orang yang memiliki profesional
dibidangnya, sebab merekalah yang akan
bekerja untuk menyusun PPKD tersebut.
49. LANGKAH
PENINGKATAN
PPKD
Kedua, setelah dibentuk PPKD tersebut perlu
kiranya diajak serta semua stakholder
dibidang kebudayaan. Mereka memiliki
kontribusi yang besar untuk penyusunan PPKD
tersebut, prosesnya seperti melaksanakan
FGD (Focus Group Discussion). Hasil FGD
tersebutlah yang menjadi rujukan awal untuk
disusun oleh tim tersebut.
50. LANGKAH
PENINGKATAN
PPKD
Ketiga, setelah dilaksanakan FGD
tersebut (bisa satu kali atau lebih) maka
mulailah tim menyusun PPKD tersebut.
Tim haruslah bekerja dengan baik dan
professional sehingga menghasilkan
PPKD yang baik pula nantinya.
51. LANGKAH
PENINGKATAN
PPKD
Keempat, setelah dilaksanakan penyusunan
PPKD oleh tim tersebut, maka perlu penguatan
akan hal ini yakni berbentuk regulasi. Maka
sebaiknya hasil dari tim tersebut dalam bentuk
PPKD dibuatlah Peraturan Daerah (Perda)
supaya bersifat mengikat dan dapat
dilaksanakan nantinya dari isi yang diamanatkan
dalam PPKD tersebut.
52. LANGKAH
PENINGKATAN
PPKD
Kelima, pemerintah daerah Lampung Barat dalam hal
ini Dinas Kebudayaan Kabupaten Lampung Barat dapat
mengkoordinir dan mendorong terbentuk dan
tersusunnya PPKD eskosistem kebudayaan. Keenam,
perihal yang sangat penting adalah PPKD tersebut tidak
hanya sebagai dokumen semata namun dilaksanakan
kedepannya. Disinilah pentingnya komitmen kepala
daerah dan OPD (Organisasi Perangkat Daerah) dalam
bidang kebudayaan untuk melaksanaknnya.