Cara Menjadikan Perusahaan Agile (Pola_Data Reporting and Analytics)
1. Cara Menjadikan
Perusahaan Agile
Cara Menjadikan
Perusahaan Agile
https://www.slideshare.net/KenKanaidi/cara-
menjadikan-perusahaan-agile-materi-agility-
leadership
2. • Apa yang bisa terlihat dalam gambar di cover
depan materi ini?. Sebuah gambaran analogi
yang menarik bukan?
• Gambar itu ditampilkan dalam artikel yang
dimuat oleh The Economist pada bulan Mei
2017. Ada pernyataan yang menarik bahwa,
“The world’s most valuable resources
is no longer oil, but data.”
Introduction
3. Introduction …
• Dulu sebelum perusahaan teknologi tumbuh
pesat dan menjamur seperti sekarang ini,
perusahaan yang dianggap paling punya nilai
adalah perusahaan minyak.
• Namun, sekarang minyak sudah mendapat
pesaing besar dan minyak tak lagi menjadi
sumber daya yang paling berharga. Lantas
apa? Justru sekarang ini data yang menjadi
sumber daya yang paling berharga.
4. • Pernyataan dari The Economist itu muncul karena
setelah diukur ternyata valuasi antara perusahaan
minyak dan perusahaan teknologi besar, seperti:
Google, Facebook, Microsoft, Uber, Tesla, dan
Amazon, ternyata nilai valuasi perusahaan
teknologi lebih besar dibandingkan perusahaan
minyak.
• Di perusahaan teknologi, rupanya data memang
sangat berharga, karena bisa membantu
perusahaan untuk membuat produk yang
dibutuhkan oleh customer.
Introduction …
6. Cerita …
• Ceritanya bermula ketika beberapa bulan lalu Apple
mengumumkan bahwa mereka merilis chip buatan
mereka sendiri bernama chip M1 pada perangkat
Macbook mereka.
• Selama ini chip buatan Apple hanya mentenagai iPad
dan iPhone saja, sementara Macbook masih
menggunakan chip dari Intel.
• Apple mengklaim bahwa chip M1 ini adalah chip yang
paling powerful, lebih keren, grafisnya lebih
baik, machine learning yang lebih baik, dan yang
terpenting ketahanan baterai sampai dengan 24 jam.
Wow!
• Namun, tak lama dari klaim yang dilakukan oleh
Apple, Intel pun tak mau kalah. Mereka juga membuat
publikasi yang mengklaim Prosessor Intel Lebih
Unggul Dibandingkan Chip M1.
7.
8. Cerita …
• Namun, sayangnya klaim yang dilakukan oleh Intel ini
masih dinilai kurang akurat dan lebih terkesan
mencurigakan. Karena metrik pengukuran yang
digunakan adalah metrik yang biasa digunakan dalam
internal perusahaannya.
• Dari cerita Intel dan Apple di atas apa yang bisa kamu
ambil pelajarannya, sobat Agile?
• Klaim Intel yang menunjukkan data-data hasil
komparasi ternyata mampu membuat cerita menjadi
lebih meyakinkan.
• Satu pelajaran penting yang bisa diambil adalah
dengan adanya data kita bisa menerangkan sebuah
cerita atau projek menjadi lebih menarik dan
meyakinkan.
17. Upayakan pencapaian “Positive Power” dalam self-
leadership, melalui 5i, yaitu:
INQUIRY: Memimpin dengan sukses dengan
mengajukan powerful questions.
ILLUMINATION: Menarik keluar segenap
kemampuan dan potensi diri untuk membangun
yang terbaik dari setiap orang yang dipimpin.
INCLUSION: Mengajak, bekerja sama untuk
“menciptakan” masa depan bersama-sama
(co-create the future).
18. INSPIRATION: Memiliki tujuan yang jelas ke
masa depan (visioner) dan mampu
membangunkan jiwa-jiwa kreatif pada orang-
orang yang dipimpin.
INTEGRITY: Bagaimana mengajak para
karyawan yang dipimpin untuk mampu
melakukan pilihan-pilihan yang terbaik bagi
mereka dan juga bagi perusahaan/organisasi,
serta mampu untuk menghargai (apresiasi) atas
upaya yang dilakukan anggota tim dengan
pilihannya tersebut seberapapun hasil yang dia
capai.
19. Di Era Digital 4.0 dan Marketing 5.0
Perusahaan Harus Bisa Agile
• Persaingan industri saat ini tidak hanya
berbicara tentang bagaimana bisnis bisa
lebih sukses dalam pesaing.
• Tapi, bagaimana perusahaan dan pemimpin
perusahaan bisa mengambil keputusan
adaptif untuk berupaya relevan dengan
kondisi pasar.
• Dalam hal ini, agilitas (agile) menjadi poin
penting yang harus dimiliki oleh perusahaan.
20. “Why should we be agile?”
• “Agile sendiri berarti kecepatan dan
keleluasaan sebuah organisasi/perusahaan
dalam bergerak dan beradaptasi. Dalam bisnis
yang berbasis teknologi, agile biasanya
digunakan untuk pengembangan software
dengan kriteria yang mampu membawa
sebuah organisasi/perusahaan untuk
beradaptasi”.
• Di era digital 4.0 dan marketing 5.0,
agile sangat dibutuhkan oleh organisasi/
perusahaan yang ingin berkembang dengan
mengadaptasi teknologi.
(Stefanie Suanita, Founder & CEO CATAPA)
21. “Why should we be agile?” …
• Meskipun banyak diterapkan untuk pengembangan
software, pada dasarnya agile tidak hanya diperlukan
saat menyusun konstruksi dan keguanaan
software pada perusahaan. Namun, sifat agile ini harus
dimiliki secara mengakar di semua jenjang karir di
perusahaan. Hal ini mengingat lanskap industri yang
berkembang dengan pesat saat ini sangat
membutuhkan fleksibilitas penentuan keputusan agar
perusahaan tidak terlambat dalam beradaptasi.
• “Why should we be agile?”. Jawabannya tentu saja agar
perusahaan bisa mengikuti perubahan lanskap bisnis
dengan cepat, beradaptasi dengan teknologi yang
mendisrupsi secara konstan, beradaptasi
dengan demand konsumen yang baru secara cepat, dan
tentunya ‘peperangan’ baru yaitu untuk meningkatkan
talenta karyawan.
22. Cara Membangun Organisasi/
Perusahaan yang Agile
• Muncul pertanyaan: “bagaimana cara
membangun organisasi/ perusahaan
yang agile?”, yaitu dengan:
1. Bangun analisis data secara real time.
2. Tim kerja harus terdesentralisasi.
3. Organisasi/perusahaan harus menerapkan
kultur pengembangan yang fleksibel.
4. Eksperimen yang cepat, dan
5. Organisasi/perusahaan harus memilih
keputusan yang akan menghasilkan
output terbesar.
23. 1. Bangun analisis data
secara real time
• Dalam membangun agilitas perusahaan, data
sangat dibutuhkan untuk membaca kondisi terkini
yang terjadi pada kompetitor, konsumen, dan
lanskap bisnis.
• Tetapi harus dipastikan data diolah dan dipilih
secara cermat. Penyakit yang seringkali dilakukan
oleh perusahaan adalah tidak menyaring data
sehingga mereka tidak tahu mana data yang
benar-benar dibutuhkan. Akibatnya penentuan
keputusan justru tidak fokus pada satu tujuan.
Bukannya agile, perusahaan justru gagal
membaca apa yang dibutuhkan pasar.
24. Perubahan Pola Data Reporting and
Analytics
• Disamping data memang diperlukan dalam
bekerja, yang terpenting lagi adalah dengan agile
diperlukan perubahan pola data reporting and data
analytics, sehingga dapat disajikan dan
disimpulkan secara real time.
• Perubahan pola data reporting and analytics
secara agile ini dilakukan dengan merubah pola
yang selama dilakukan ini secara Adhoc
menjadi Self-service.
25. Perubahan Pola …
• Perubahan pola menjasi Self-service secara agile
ini akan membantu perusahaan bergerak dua kali
lebih cepat.
• Begitu juga hasil yang didapat, bukan hanya akan
digunakan oleh salah satu bagian/unit kerja saja,
melainkan bagian/unit kerja lainnya yang ada di
dalam perusahaan juga akan mendapatkan value
secara real time dari pemanfaatan data yang ada.
• Hasil riset juga menyatakan bahwa 80%
perusahaan yang menerapkan pola self-service
dalam data reporting and analytics ala agile ini
bisa bergerak dua kali lebih cepat, itu benar
adanya.
26. 2. Tim kerja harus terdesentralisasi
• Artinya, semua orang dalam tim bisa
berinisiatif dalam memilih atau mengambil
pekerjaannya.
• Hal ini mendukung penyesuaian tugas
dengan talenta yang dimiliki masing-masing
individu dalam tim, ini akan membuat
pekerjaan dilakukan secara cepat dan tepat.
• Dalam hal ini pimpinan/atasan “bukan lagi
me-manage anggota tim, melainkan me-lead
mereka”.
27. 3. Organisasi harus menerapkan
kultur pengembangan yang fleksibel
• Mengadopsi agile ke dalam perusahaan adalah
kemampuan untuk mengubah prioritas ketika
Anda sedang mengembangkan sebuah produk
atau layanan.
• Bila menggunakan cara kerja tradisional, maka
pengaturan prioritas didasarkan pada
perencanaan jangka panjang, yang cenderung
terkesan kaku (tidak flekxibel).
• Pada cara kerja tradisional, kita menetapkan apa
yang ingin kita selesaikan, memasukkannya ke
dalam timeline dengan deadline tertentu, dan
barulah mulai mengeksekusinya. Ketika terjadi
perubahan baik dari stakeholder, pengguna, atau
pasar, maka perubahan tersebut dianggap
mengganggu rencana yang sudah dibuat.
28. Kultur pengembangan yang fleksibel…
• Pada cara kerja tradisional, yang sering terjadi
adalah cara kerja yang kaku, membutuhkan waktu
yang lebih lama, dan seringkali menghasilkan
produk yang sudah tidak lagi dibutuhkan oleh
pasar. Tidak demikian, cara kerja agile menjadi
angin segar untuk permasalahan tersebut.
• Berbeda dengan cara kerja tradisional, cara kerja
agile menstimulasi untuk lebih terbuka terhadap
perubahan.
• Jika muncul ide bagus dan bisa memberikan nilai
lebih, maka kita akan mulai mengerjakan dan
mewujudkan ide tersebut.
29. 4. Eksperimen yang cepat
• Outcome pada agile berlangsung dalam
durasi bulan atau mingguan, guna
mengejar kebutuhan di lapangan
(tuntutan pasar dan persaingan).
• Sehingga jikapun diperlukan adanya
eksprimen, maka harus dilakukan secara
cepat dan dalam waktu yang singkat.
Evaluasinya juga dilakukan demikian.
30. 5. Perusahaan harus memilih
keputusan yang akan menghasilkan
output terbesar
• Agile tidak melihat kinerja dari proses,
tapi dinilai dari outcome yang dihasilkan.
• Kinerja justru harus dilakukan sesingkat,
sesederhana, dan setepat mungkin untuk
menghasilkan outcome yang besar bagi
perusahaan.
Shift from a “Predict and Plan” mind set to a “Sense and Respond” mind set to deal with the complexity, unpredictability and turbulence.
Shift from a Managing for Result environment to Designing environments that create result
It is the ability to lead effectively under condition of rapid change and mounting complexity
Inti dari Leadership Agility ini adalah kemampuan untuk memimpin secara efektif di bawah kondisi perubahan yang cepat dan kompleksitas persaingan yang meningkat