2. A. Pendahuluan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Indonesia
berkembang pesat, perkembangan yang pesat
harus diikuti dengan pengembangan ilmu
Keselamatan dan Kesehatan Kerja melalui
pendidikan Tinggi.
3. Peran Perguruan Tinggi di bidang K3
1. Menghasilkan lulusan sebagai ilmuwan K3
yang berkualitas.
2. Turut menyelesaikan berbagai masalah K3
yang dihadapi masyarakat industri dan
pelayanan K3
3. Menghasilkan luaran kegiatan yang
bermanfaat bagi bangsa.
4. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,
khususnya K3, serta tuntutan kebutuhan dan
tatanan masyarakat Indonesia membutuhkan
profesionalisme di bidang K3.
Profesionalisme dapat dihasilkan melalui sistem
pendidikan yang sesuai dengan ketentuan yang
berlaku dalam UU Pendidikan Tinggi dan
Peraturan yang berlaku.
5. Tekanan Perkembangan K3:
1. Tuntutan dan kebutuhan masyarakat terus meningkat,
baik mutu maupun luas cakupan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja , harus dapat dipenuhi.
2. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan teknologi terus
berlangsung termasuk bidang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja ,harus diikuti agar tidak tertinggal.
3. Perkembangan dalam bidang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja harus dimanfaatkan untuk
kepentingan industri dan pelayanan.
6. Upaya yang dilakukan program studi K3:
1. Evaluasi proses belajar mengajar untuk
meningkatkan kompetensi lulusan.
2. Peningkatan kemampuan peserta didik sesuai
dengan pasaran kerja.
3. Peningkatan kerjasama dengan instansi
penentu kebijakan, pemakai lulusan dan lain-
lain.
7. Hasil yang diharapkan dari Pendidikan Tinggi K3:
1. Profesional dalam bidang K3.
2. Berbudaya dalam K3.
3. Mempengaruhi masyarakat industri untuk
berbudaya K3.
4. Berbudaya K3 meningkatkan produktifitas.
8. B. Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Industri pada umumnya menginginkan selalu
aman dan sehat untuk mencapai produktifitas,
industri harus menerapkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku di Indonesia.
9. Tujuan K3:
1. Proteksi terhadap dunia kerja.
2. Berusaha dan bekerja aman, sehat, efisien
dan produktif.
10. Lingkup K3:
1. Keselamatan Kerja.
2. Kesehatan Kerja.
3. Lingkungan Kerja.
Di dunia industri berkembang menjadi HSE
11. C. Pendidikan Formal K3.
Tahun 1982 Menteri Tenaga Kerja Laksamana Sudomo
menyadari angka kecelakaan kerja di Indonesia tinggi.
Beliau mencanangkan zerro accident. Upaya yang
dilakukan:
1. Kampanye K3.
2. Peningkatan Pengawas K3 melalui kursus didalam
negeri dan diluar negeri.
3. Kerjasama dengan Perguruan Tinggi menyelenggarakan
pendidikan K3.
12. Kerjasama dengan Perguruan Tinggi.
Pusat Hiperkes dan Keselamatan Kerja Departemen
Tenaga Kerja dan Transmigrasi kerja sama dengan:
1. Fakultas Kedokteran UNS mendirikan
Program Studi D3 Hiperkes dan Keselamatan
Kerja tahun 1984
2. Fakultas Kesehatan Masyarakat UNAIR
mendirikan Program Studi D3 Hiperkes
dan Keselamatan Kerja tahun 1985
13. Pendidikan tinggi vokasi K3 di Indonesia berkembang, berdiri program
studi Diploma di berbagai Perguruan Tinggi:
1. D3 Hiperkes dan KK FK UNS.
2. D3 Hiperkes dan KK FKM UNAIR.
3. D3 K3 AKAMIGAS Balongan.
4. D3 HKKK STIKES INDONESIA PADANG.
5. D4 K3 FK UNS.
6. D4 K3 POLITEKNIK PERKAPALAN, ITS.
7. D4 K3 UNIBA.
8. D4 K3 STIKES BINAWAN.
9. D4 K3 UNDARU.
Semua Program Studi Akreditasi oleh BAN PT pada tahap selanjutnya
Akreditasi LAM PT KES.
14. Program Studi Vokasi K3 sepakat membentuk Asosiasi
Pendidikan Tinggi Vokasi K3 (APTVK3) Indonesia.
Tujuan APTVK3:
1. Menyusun kurikulum standar K3 sesuai dengan KKNI
2. Sertifikat kompetensi lulusan program studi K3.
3. Meningkatkan kegiatan penelitian dan pengabdian
kepada masyarakat di bidang ilmu K3.
4. Mengembangkan kerjasama dengan institusi di
dalam negeri dan di luar negeri dalam proses
pembelajaran.
16. Sumber Daya Manusia K3 yang ada di industri:
Sumber Daya Manusia .K3:
1. Ahli K3 operator.
2. Ahli K3 Muda.
3. Ahli K3 Madya.
4. Ahli K3 Utama.
Sumber Daya Manusia Keselamatan Kerja:
1. Ahli Keselamatan Kerja Mekanik.
2. Ahli Keselamatan Kerja Listrik.
3. Ahli Keselamatan Kerja Ketel/pesawat uap.
4. Ahli Keselamatan Kerja Kimia.
5. Ahli Keselamatan Kerja Bidang Kebakaran.
6. Ahli Keselamatan Kerja Bahan Peledak.
7. Ahli Keselamatan Kerja Limbah Berbahaya.
8. Ahli Keselamatan Kerja Radiasi.
9. Ahli Keselamatan Kerja Desain proses produksi.
10. Ahli Keselamatan Kerja Peneliti dan statistik.
Sumber Daya Manusia Kesehatan Kerja.
1. Ahli Higiene Industri.
2. Ahli Ergonomi.
3. Ahli Kesehatan Kerja dan Kedokteran Kerja
17. D. Budaya K3
Budaya K3 dapat dicapai melalui promosi K3,
dilakukan pada semua pekerja/karyawan di
industri.
Tujuannya mengubah perilaku pekerja atau
karyawan di industri dari tidak mengetahui K3
menjadi berbudaya K3.
Alumni pendidikan K3 yang bekerja di industri
berperan dalam budaya K3.
18. Indikator hasil promosi di bidang K3
a. Masukan:
1). Sumber daya manusia.
2). Besarnya dana.
3). Bahan, alat , material lain.
b. Proses:
1). Jumlah penyuluhan K3.
2). Frekwensi dan jenis pelatihan K3.
3). Pertemuan pekerja.
c. Hasil:
1). Menurunnya angka kecelakaan kerja.
2). Meningkatnya Budaya K3 pada tenaga kerja/
karyawan.
4). Meningkatnya produktifitas kerja.
19. Kegiatan promosi K3 dilaksanakan secara rutin.
Hasil dari kegiatan dilakukan monitoring dan
evaluasi.
Diharapkan Sumber Daya Manusia di industri
berbudaya K3.
Diharapkan peningkatan produktifitas.
Kegiatan promosi K3 dilaksanakan alumni K3.
20. Pola penerapan budaya K3 guna meningkatkan
produktifitas.
1. Usaha-usaha pencegahan kecelakaan kerja.
2. Promosi Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
3. Pemberdayaan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja.
21. Usaha-usaha pencegahan kecelakaan kerja.
1. Peraturan-peraturan
2. Standarisasi
3. Pengawasan
4. Techical Research
5. Medical Research
6. Psychological Research
7. Research statitik
8. Pendidikan
9. Latihan
10. Penerangan
11. Asuransi
12. Tindakan usaha K3 di tempat kerja
13. Dan lain-lain.
Usaha-usaha tersebut dapat dilakukan melalui pendidikan tinggi vokasi K3, semua
Alumni Pendidikan Vokasi K3 dapat melakukan usaha-usaha tersebut.
22. Pendidikan Vokasi K3 menjunjung tinggi disiplin.
Disiplin adalah salah satu kunci keberhasilan
dalam menghasilkan alumni K3.
Hasil dari laporan Alumni K3, keberhasilan
bekerja di industri disiplin memegang peran
yang penting.
25. CURIKULUM VITAE
Nama : Prof. Dr. H. Santoso dr, MS, SpOk
Jabatan : Guru Besar
Alamat : Gataksari RT01/RW01, Karangan, Karanganom,
Klaten
Pendidikan
1. Dokter : FK UNS, 1979
2. Magister Hiperkes : FK UI , 1982.
3. Doktor : Kesmas (K3) Pascasarjana UI, 1993.
4. Spesialis Kedokteran Okupasi : FK UI, 2003
26. Kursus/Sertifikat K3:
1. Better working condition and environment :
ILO/Depnaker , Jakarta, 1987.
2. Chemical Safety : ILO, Curtin Unversity of Technology,
Perth, Australia, 1989.
3. Workshop Byssinosis in The Far East : WHO/University
of Gothenberg, Hong Kong, 1986.
4. Environmental Protection: JICA/UNAIR, Surabaya
1994.
5. Dll.
27. Riwayat Pekerjaan:
1. Ketua Prodi D3 Hiperkes dan K3 FK UNS 1984-1990.
2. Ketua Lembaga Penelitian UNS 1997-2004.
3. Koordinator Ilmu Kedokteran Kerja FK UNS.
4. Asesor BAN PT Asesor Dosen 2008--.2015.
5. Anggota KNAPPP Menristek- 2008 – 2012.
6. Ketua Pengembangan Akademik D4K3, D3 Hiperkes dan KK FK UNS 2011-sekarang.
7. Anggota Kolegium Ilmu Kedokteran Okupasi.
10 Staf Pengajar FK UNS, FK UNISMA.
11. Staf Pengajar S2, S3 Pascasarjana UNS.
12. Co Promotor/Penguji S3 Pascasarjana UNAIR, UGM,UNDIP.
13. Penguji Dokter Spesialis Okupasi ( Penyakit Akibat Kerja).
14. Asesor LAM PT KES, 2015- 2019.
15. Rektor Universitas Respati Yogya 2010-2018.
16. Penasehat Universitas PRIMA Medan 2015-2019.
17. Ketua Assosiasi Pendidikan Vokasi K3 Indonesia 2016-sekarang.
18. Dan lain-lain.