MODUL AJAR SENI TARI KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
Julhandika
1. POTENSI DAN PELUANG PERIKANAN
BUDI DAYA DI KABUPATEN KEPULAUAN
ANAMBAS
OLEH
JULHANDIKA
01.01.19.014
PEMETAAN POTENSI WILAYAH PEDESAAN
POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN MEDAN
2019
2. PENDAHULUAN
Pengembangan pulau-pulau kecil terluar saat ini menjadi salah satu
kegiatan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Mengutip pada
laman KKP, dinyatakan jumlah pulau kecil terluar di Indonesia
mencapai 92 pulau dan pulau dan pulau tersebut mempunyai posisi
strategis untuk menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Pengembangan potensi wilayah yang dilakukan di KKA
diarahkan pada sektor kelautan dan perikanan baik pada sektor
perikanan tangkap, perikanan perikanan budi daya maupun pengolahan
hasil perikanan. Kegiatan budi daya ikan, sudah menjadi budi daya
dari masyarakat KKA dan menurut Soemodinoto et al. (2013) budi
daya ikan sudah dilakukan sejak tahun 1980.
3. METODOLOGI
~Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di kabupaten Kepulauan Anambas (KKA)
~Jenis dan Sumber Data
Data yang dikumpulkan daalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Data
primer berupa kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dalam pengembangan perikanan
budi daya di KKA. Untuk data sekunder ialah potensi dan laporan kegiatan lainnya yang terkait
dengan sektor perikanan, serta hasil penelitian sebelumnya yang mendukung kegiatan ini.
~Metode Analisi Data
Setelah dikumpulkan, kemudian di analisis menggunakan teknik kekuatan ( strengths)
peluang(opportunities), kelemahan(weaknesses), dan ancaman(threats) atau analisis SWOT.
Faktor Internal Faktor Eksternal
Faktor yang menguntungkan Kekuatan Peluang
Faktor yang merugikan Kelemahan Ancaman
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
~Perkembangan Perikanan Budi Daya
Usaha peikanan budi daya di Kabupaten Kepulauan Anambas telah lama menjadi mata pencaharian
favorit masyarakat setempat, Dalam Rancangan Peraturan Daerah Rencana Tata Ruang dan Wilayah
(RANPERDA RTRW). Komoditas unggulan yang di budidayakan adalah napoleon dan kelapu yang
bernilai ekspor. Selanjutnya budi daya ikan menggunakan keramba jaring apung (KJA) dan keramba
jaring tancap (KJT).
~Kondisi Pengembangan Usaha Perikanan Budi Daya
Analisis faktor Internal (AFI)
Faktor Internal/Internal Factors
Kekuatan (Strength) Kelemahan (Weakness) Bobot Rating Skor
Kualitas sumber daya
perairan
Kendala hama dan penyakit 0,177 0,095 4.50 1,813 0,79
5
0,17
1
Potensi lahan budi daya Kualitas induk yang belum
memenuhi standar
0,149 0,074 4,19 1,800 0,62
5
0,12
5
Adanya pelaku usaha budi
daya
Belum adanya balai benih
ikan
0,171 0,052 4,81 2,733 0,82
5
0,13
3
Adanya teknologi budi
daya
Minimnya pelatihan budi
daya
0,150 0,030 4,67 1,938 0,65
7
0,05
8
Ketersediaan benih alam Keterbatasan penyuluh budi
daya
0,097 0,005 4,44 1,938 0,42
9
0,01
0
5. Analisis Faktor Eksternal (AFE)
Faktor Eksternal/Eksternal Faktors
Peluang (Opportunity) Ancaman (Thread) Bobot Rating Skor
Peluang pasar yang
masih terbuka
Belum adanya
kelembagaan permodalan
0,352 0,064 4,563 2,000 1,607 0,128
Jenis ikan yang
mempunyai nilai
ekonomis tinggi
Terbatasnya infrastruktur
akses produksi
0,261 0,008 4,438 1,625 1,160 0,385
Sinkronisasi program
lintas sektor
0,209 3,938 0,821
Minat masyarakat untuk
melakukan budi daya
ikan air laut
0,106 3,625 0,385
6. Berdasarkan hasil analisis (IFA) dan (EFA) selanjutnya ditentukan strategi yaitu SO. Yang diperoleh
dari faktor kekuatan (S) dan peluang (O). Dengan demikian, strategi yang dapat diambil dalam
pengembangan usaha perikanan tangkap di KKA yaitu:
1. Peningkatan kapasitas sumber daya manusia
2. Optimalisasi peluang besar
3. Optimalisasi teknologi dan sarana prasarana dalam mendukung perikanan budi daya
Penentuan Prioritas Langkah-Langkah Strategi Pengembangan Usaha Perikanan Budi Daya di
Kabupaten Kepulauan Anambas dengan Pendekatan QSPM
Analisis kedua yang digunakan ialah Quantitatif Strategic Plan Matrix (QSPM) merupakan
teknik yang secara obyektif dapat menetapkan strategi alternatif yang diprioritaskan.
Alternatif strategi yang dipilih dengan menggunakan metode QSPM yaitu dengan langkah-
langkah sebagai berikut:
1. Optimalisasi teknologi dan sarana prasarana dalam mendukung perikakanan budi
daya
2. Optimalisasi peluang pasar
3. Peningkatan kapasitas sumber daya manusia
7. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tersebut tentang usaha perikanan budi
daya di KKA, di peroleh hasil analisis faktor internal dari sisi
kekuatan dan kelemahan sebesar 3,828. Pada komponen kekuatan
atribut yang paling berpengaruh dalam mendukung usaha
perikanan budi daya yaitu pelaku usaha budi daya (SDM) yang
mempunyai skor 0,825 dan kualitas sumberdaya perairan dengan
skor 0,795. Komponen kelemahan yang paling berpengaruh ialah
kendala hama dan penyakit dengan skor 0,171 serta belum adanya
balai benih ikan dengan nilai 0,133.