4. MANUSIA SEBAGAI
ZOON POLITICON
Manusia sebagai
makhluk monodualistik : manusia selain sebagai
makhluk individu (perseorangan) mempunyai
kehidupan jiwa yang menyendiri namun manusia
juga sebagai makhluk sosial tidak dapat
dipisahkan dari masyarakat.
5. MENURUT ARISTOTELES
(YUNANI, 384-322 SM)
Manusia itu adalah ZOON POLITICON artinya
bahwa manusia itu sebagai makhluk pada
dasarnya selalu ingin bergaul dan berkumpul
dengan sesama manusia lainnya, jadi makhluk
yang suka bermasyarakat.
6.
7. Ikatan pertalian darah
Persamaan nasib
Persamaan agama
Persamaa bahasa
Persamaan cita-cita kebudayaan dan
Persamaan keinsyafan bahwa mereka mendiami
suatu daerah yang sama.
Faktor - faktor pendorong lain untuk hidup
bermasyarakat, ialah :
8. Hukum diartikan sebagai produk
keputusan hakim, putusan-putusan
yang dikeluarkan hakim dalam
menghukum sebuah perkara yang
dikenal dengan jurisprudence
(yurisprudensi).
9. MANUSIA DAN HUKUM
ADALAH DUA ENTITAS
YANG TIDAK BISA
DIPISAHKAN.
“Ubi societas ibi jus” (di mana ada
masyarakat di situ ada hukumnya)
10. Artinya bahwa dalam setiap pembentukan
suatu bangunan struktur sosial yang bernama
masyarakat, maka selalu akan dibutuhkan
bahan yang bersifat sebagai “semen perekat”
atas berbagai komponen pembentuk dari
masyarakat itu, dan yang berfungsi sebagai
“semen perekat” tersebut adalah hukum.
“Ubi societas ibi jus” (di mana ada
masyarakat di situ ada hukumnya)
11. CIRI – CIRI HUKUM
Menurut C.S.T. Kansil, S.H
Terdapat perintah
dan/atau larangan.
Perintah dan/atau
larangan itu harus
dipatuhi setiap orang.
12. Untuk menjamin kelangsungan keseimbangan dalam
perhubungan antara anggota masyarakat, diperlukan
aturan-aturan hukum yang di adakan atas kehendak
dan keinsyafan tiap-tiap anggota masyarakat.
Peraturan-peraturan hukum yang bersifat mengatur
dan memaksa anggota untuk patuh menaatinya,
menyebabkan terdapat keseimbangan dalam tiap
perhubungan anggota masyarakat. Setiap hubungan
kemasyarakatan tidak boleh bertentangan dengan
ketentuan-ketentuan dalam peraturan hukum yang ada
dan berlaku dalam masyarakat.
T
U
J
U
A
N
H
U
K
U
M
B
A
G
I
M
A
S
Y
A
R
A
K
A
T
13. Keamanan dalam masyarakat akan selalu
kondusif , apabila setiap individu dalam
masyarakat tersebut saling menghormati
dan menyadari hak dan kewajiban individu
lainnya. Bila keamana terganggu, maka
masyarakat dengan mudah dipecah belah.
Manusia - manusia yang bersifat
mementingkan dirinya sendiri dan timbulah
pertikaian. Jika keadaan masyarakat terus
menerus demikian, maka tidak dapat di
katakan, bahwa ada hukum dapat berdiri
dengan adil.