2. SARAF
menyampaikan rangsangan dari reseptor untuk dideteksi dan
direspon oleh tubuh
BAGIAN-BAGIAN SEL SARAF
Sel Saraf (Neuron)
Badan sel
Dendrit
Akson
3.
4.
5. Pengkajian
Umum
Airway
Pertahankan kepatenan jalan nafas
Atur posisi : posisi kepala flat dan tidak miring ke satu sisi untuk mencegah
penekanan / bendungan pada vena jugularis
Cek adanya pengeluaran cairan dari hidung, telinga atau mulut.
Breathing
Kaji pola nafas, frekuensi, irama nafas, kedalaman
Monitoring ventilasi : pemeriksaan analisa gas darah, saturasi oksigen
Circulation
Kaji keadaan perfusi jaringan perifes (akral, nadi capillary rafill, sianosis pada kuku,
bibir)
Monitor tingkat kesadaran, GCS, periksa pupil, ukuran, reflek terhadap cahaya
Monitoring tanda- tanda vital
Pemberian cairan dan elektrolit
Monitoring intake dan output
Khusus
Konservatif : Dengan pemberian manitol/gliserin, furosemid, pemberian steroid
Operatif : Tindakan kraniotomi, pemasangan drain, shuting prosedur
Monitoring tekanan intrakranial : yang ditandai dengan sakit kepala hebat, muntah
proyektil dan papil edema
Pemberian diet/nutrisi
Rehabilitasi, fisioterapi
Prioritas Keperawatan
Memaksimalkan perfusi/fungsi serebral
Mencegah/meminimalkan komplikasi
6. Mengoptimalkan fungsi otak/mengembalikan pada keadaan sebelum trauma
Meningkatkan koping individu dan keluarga
Memberikan informasi
Kebutuhan sehari-hari :
Aktivitas/Istirahat
Gejala : Merasa lemah, lelah, kaku, hilang keseimbangan.
Tanda : Perubahan kesadaran, letargi, hemiparese, quadreplegia, ataksia cara berjalan tak tegap,
masalah dalam keseimbangan, cedera (tauma) ortopedi, kehilangan tonus otot, otot spastic
Sirkulasi
Gejala : Perubahan tekanan darah atau normal (hipertensi), perubahan frekuensi jantung (bradikardi,
takikardi yang diselingi dengan bradikardi,disritmia
Integritas Ego
Gejala : Perubahan tingkah laku atau kepribadian (tenang atau dramatis)
Tanda : Cemas, mudah tersinggung, delirium, agitasi, bingung, depresi daninpulsif
Eliminasi
Gejala : Inkontinensia kandung kemih/usus atau mengalami gangguan fungsi
Makanan/Cairan
Gejala : Mual, muntah, dan mengalami perubahan selera
Tanda : Muntah (mungkin proyektil), gangguan menelan (batuk, air liur keluar,disfagia)
Neurosensori
Gejala : Kehilangan kesadaran sementara, amnesia seputar kejadian. Vertigo, sinkope, tinitus,
kehilangan pendengaran, tingling, baal pada ekstermitas. Perubahan dalam penglihatan, seperti
ketajamannya, diplopia, kehilangan sebagian lapang pandang, fotofobia.
Gangguan pengecapan dan juga penciuman.
7. Tanda : Perubahan kesadaran bisa sampai koma, perubahan status mental (orientasi,
kewaspadaan, perhatian, konsentrasi, pemecahan masalah, pengaruh emosi/tingkah
laku dan memori). Perubahan pupil (respon terhadap cahaya, simetri), deviasi pada
mata, ketidakmampuan mengikuti. Kehilangan pengindraan, seperti: pengecapan,
penciuman dan pendengaran. Wajah tidak simetris, genggaman lemah, tidak
seimbang, reflek tendon dalam tidak ada atau lemah, apraksia, hemiparese,
quadreplegia, postur (dekortikasi,deserebrasi), kejang. Sangat sensitive terhadap
sentuhan dan gerakan, kehilangan sensasi sebagian tubuh, kesulitan dalam
menentukan posisi tubuh
Nyeri/kenyamanan
Gejala : Sakit kepala dengan intensitas dan lokasi yang berbeda, biasanya lama
Tanda : Wajah menyeringai, respon menarik pada rangsangan nyeri yang hebat,
gelisah tidak bisa beristirahat, merintih.
Pernafasan
Tanda : Perubahan pola nafas (apnea yang diselingi oleh hiperventilasi). Napas
berbunyi, stridor, tersedak. Ronkhi, mengi positif (kemungkinan karenarespirasi)
Keamanan
Gejala : Trauma baru/trauma karena kecelakaan
Tanda : Fraktur/dislokasi, gangguan penglihatan.
Kulit: laserasi, abrasi, perubahan warna, spt “raccoon eye”, tanda battle disekitar
telinga (merupakan tanda adanya trauma). Adanya aliran cairan (drainase) dari
telinga/hidung (CSS).
Gangguan kognitif, gangguan rentang gerak, tonus otot hilang, kekuatan secara
umum mengalami paralysis. Demam, gangguan dalam regulasi suhu tubuh
interaksi Sosial
Tanda : Afasia motorik dan sensorik, bicara tanpa arti, bicara berulang ulang,
disartris, anomia.
Penyuluhan/pembelajaran
8. Diagnosa Keperawatan
•Kerusakan pertukaran gas: yang berhubungan
dengan hilangnya kontrol volunter terhadap otot
pernapasan dan/atau frekuensi irama, kedalamanan
atau otomatisasi pernapasan.
•Ketidakefektifan perfusi jaringan (spesifik serebral
)b.d aliran arteri dan atau vena terputus.
•Nyeri akut b.d dengan agen injuri fisik
•Kerusakan integritas kulit yang berhubungan dengan
immobilitas berkepanjangan
•Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan
memakan makanan, tonus otot menurun, kelemahan
otot pengunyah dan mengeluh gangguan sensasi
rasa.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15. Pengertian
Cedera kepala yaitu adanya
deformasi berupa
penyimpangan bentuk atau
penyimpangan garis pada
tulang tengkorak, percepatan
dan perlambatan ( accelerasi –
decelerasi ) yang merupakan
perubahan bentuk.
Dipengaruhi oleh perubahan
peningkatan pada percepatan
faktor dan penurunan
kecepatan, serta notasi yaitu
pergerakan pada kepala
dirasakan juga oleh otak
sebagai akibat perputaran
pada tindakan pencegahan,
(Syaifuddin, 2006)
Patofisiologi
Pada CKB terjadi dimana kepala
mengalami benturan yang kuat
dan cepat akan menimbulkan
pergerakan dan penekanan pada
otak dan jaringan sekitarnya
secara mendadak serta
pengembangan gaya kompresi
yang destruktif. Peristiwa ini
dikenal dengan sebutan cedera
akselerasi-deselerasi. Dipandang
dari aspek mekanis, akselerasi dan
deselerasi merupakan kejadian
yang serupa, hanya berbeda
arahnya saja. Efek akselerasi
kepala pada bidang sagital dari
posterior ke anterior adalah serupa
dengan deselerasi kepala anterior-
posterior, (Satyanegara, 2003)
16. TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
- KASUS-
An X Gadis 17 Tahun Masuk Unit Perawatan Kritis keadaan
samnolen GCS E;2 V;2 M: 4 = 8, setelah kecelakaan mobil
yang menghantam kepalanya. Dia tidak menggunakan
sabuk pengaman pada mobil yang dikemudikan oleh teman
laki-lakinya dan telah terseret kira-kira 40 kaki dari mobil.
Pengemudi yang menggunakan sabuk pengaman tidak
mengalami cedera. Setelah dilakukan foto kepala dan
medulla spinalis, PIV, Scan CT kepala dan evaluasi meds, An
X didiagnosa kepala berat tertutup dengan edema cerebral
sedang, tidak ada pendarahan intrakranial dan
kemungkinan fraktur tengkorak basiler. Terpasang
ventilator dengan diset FiO2 = 0,5; VT = 1200cc; VMI= 18;
dan TAPJ = 0, GDA; pH 7,32; CO2 42 mmHg; pao2 60
mmHg; HCO3 20 mEq/L, TD : 180/68mmHG N: 60 ; p:26; S:
39,2 C, TIK= 32 mmHg. Pupil isokor 4mm, reaksi lambat
tak ada respon terhadap perintah, menunjukan postur
deserbrasi terhadap nyeri. Bunyi napas ronki=pada lapang
paru atas, rales pada kedua dasar paru.
17. Gangguan pertukaran gas: yang berhubungan
dengan cedera yang mempengaruhi frekuensi,
irama, kedalamanan atau otomatisasi
pernapasan. (00030)
Batasan karakteristik:
PH darah arteri abnormal
Pernapasan abnormal
Penurunan karbondioksida
Faktor yang berhubungan : perubahan membran
alveolar-kapiler
Samnolen
18.
19.
20. INTERVENSI KOLABORASI:
Pantau TIK
Manitol 25%, 1/3 g/kg IV prn TIK > 20mmHg
Beritahu dokter jika TIK berlanjut sampai >25mmHg
Periksa tanda vital dan neuro setiap 30 menit
Pasang kateter untuk mengeluarkan drainase
Selang NG untuk penghisapan
Tinggikan kepala tempat tidur 30’
Deksametason 10mg IV pertama, kemudian 4mg IV
setiap 6 jam
Famotidin 20mg IV setiap 12 jam
Difenilhidentoin 100mg setiap 8 jam
Asetaminofen 650 mg supositoria prn suhu lebih
besar dari 38’
Selimut hipotermia prn pada suhu lebih tinggi dari
38,5 ‘C
Ventilator dengan diset FiO2 = 0,5; VT=120 cc;
VMI=18; dan TAPJ=0
21. INTERVENSI KOLABORASI:
Pantau CO2 tidal-akhir;pertahankan CO2 26-
30torr
Dekstrosa 5%/salin normal 0,2 IV dengan
kecepatan 60ml/jam
Batasi cairan total =1500ml/24jam
Pengkajian data berikut dodapat beberapa jam
setelah penerimaan An. X
GDA; pH 7,32; CO2 42 mmHg; PaO2 mmHg; HCO3
20mEq/L TD: 180/68mmHg , Hg: N: 60; P: 26; S:
39,2’C; TIK= 32mmHg.
Pupil isokor 4 mm, reaksi lambat tak adda respon
terhadap perintah; menunjukan postur deserebrasi
terhadap nyeri.
Bunyi napas = ronki pada lapang paru atas, rales
pada kedua dasar paru.