SlideShare a Scribd company logo
1 of 17
C. INTERVENSI
NO
1

DIAGNOSA
KEPERAWATAN
Pola
napas
tidak efektif
berhubungan dengan terjadinya
herniasi batang otak ditandai
dengan dispnea.

TUJUAN DAN KRITERIA
INTERVENSI KEPERAWATAN
HASIL
Mempertahankan pola pernapasan
Pantau
frekwensi,
irama,
normal/efektif, bebas sianosis
kedalaman pernapasan. Catat
dengan GDA dalam batas normal
ketidak teraturan pernapasan.
pasien
Angkat kepala tempat tidur sesuai
aturannya, posisi miring sesuai
indikasi.
Anjurkan
pasien
untuk
melakukan napas dalam yang
efektif jika pasien sadar.
Lakukan penghisapan dengan
ekstra hati-hati, jangan lebih dari
10-15 detik. Catat karakter, warna
dan kekeruhan dari sekret.
Kolaborasi :
- Pantau atau gambarkan analisa
gas darah, tekanan oksimetri
- Lakukan ronsen toraks ulang
- Lakukan fisioterapi dada jika
ada indikasi.

RASIONAL
Perubahan dapat menandakan
awitan komplikasi pulmonal
(umumnya mengikuti cedera otak)
atau menandakan lokasi /luasnya
keterlibatan otak. Pernapasan
lambat, periode apnea dapat
menandakan perlunya ventilasi
mekanis.
Untuk memudahkan ekspansi
paru/ventilasi paru dan
menurunkan kemungkinan lidah
jatuh yang menyumbat jalan napas.
mencegah/menurunkan atelektasis.
Penghisapapan pada trachea yang
lebih dalam harus dilakukan
dengan ekstra hati-hati, karena hal
tersebut dapat mengakibatkan
hipoksia yang menimbulkan
vasokonstriksi yang pada akhirnya
akan berpengaruh cukup besar
terhadap perfusi serebral.
- Menentukan kecukupan
pernapasan. Keseimbangan
asam basa dan kebutuhan akan

15
terapi.
- melihat kembali keadaan
ventilasi dan tanda-tanda
komplikasi yang berkembang
(seperti atelektasis atau
bronkopneumonia).
- Walaupun merupakan
kontraindikasi pada pasien
dengan peningkatan TIK fase
akut namun tindakan ini
seringkali berguna pada pada
akut rehabilitasi untuk
memobilisasi dan memberikan
jalan napas dan menurunkan
risiko atelektasis/komplikasi
paru lainnya.
2

Gangguan
perfusi
jaringan
serebral berhubungan dengan
penekanan vaskuler serebral
ditandai dengan hipoksia dan
iskemia jaringan.

Tujuan :
Mempertahankan tingkat
kesadaran biasa/perbaikan,
kognisi, dan fungsi
motorik/sesnsorik.
Kriteria hasil :
Tanda vital stabil dan tak ada
tanda-tanda peningkatan TIK.

Tentukan faktor-faktor yang
berhubungan dengan keadaan
tertentu atau yang menyebabkan
koma/penurunan perfusi jaringan
otak dan potensial peningkatan
TIK.
Pantau/catat status neurologis
secara teratur dan bandingkan
dengan nilai standar (misalnya
Skala Coms Glascow)
Evaluasi keadaan pupil, catat
ukuran, ketjaman, kesamaan
antara kiri dan kanan, dan
16

menentukkan pilihan intervensi,
penurunan tanda gwjala neurologis
atau
kegagalan
dalam
pemulihannya setelah serangan
awal mungkin menunjukan bahwa
pasien itu perlu dipindahkan ke
perawatan
intensif
untuk
memantau
TIK
dan
atau
pembedahan
Mengkaji adanya kecenderungan
pada tingkat kesadaran dan
potensial peningkatan TIK dan
bermanfaat dalam
menentukan
reaksinya terhadap cahaya.
Kaji perubahan pada penglihatan,
seperti adanya penglihatan yang
kabur, ganda, lapang pandang
menyempit
dan
kedalaman
persepsi.
Kaji l;etak/gerakan mata, catat
apakah pada posisi tengah atau
ada deviasi pada satu sisi atau
kebawah. Catat pula hilangnya
refleks DOLLS EYE.
Catat ada tidaknya refelks-refleks
tertentu seperti refleks menelan,
batuk
dan
Babinski
dan
sebagainya
Pertahankan kepala/leher pada
posisi
tengah/posisi
netral,
sokong dengan gulungan handuk
kecil. Hindari pemakaian bantal
besar pada kepala.

17

lokasi,
perluasan
dan
perkembangan kerusakan SSP
Gangguan penglihatan, yang dapat
diakibatkan
oleh
kerusakan
mikroskopik
pada
otak,
mempunyai konsekwensi terhadap
keamanan
dan
juga
akan
mempengaruhi pilihan intervensi.
Reaksi pupil diatur oleh saraf
cranial okulomotor (N.III) dan
berguna untuk menentukan apakah
batang
otak
masih
baik.
Ukuran/kesamaan ditentukan oleh
keseimbangan antara persarafan
simpatis dan parasimpatis. Respon
terhadap cahaya mencerminkan
fungsi yang terkoordinasi dari
saraf
cranial
optikus
dan
okulomtorius
Posisi dan gerakan mata membantu
menemukan lokasi area otak yang
terlibat.
Tanda
awal
dari
peningkatan TIK adalah kegagalan
dalam kegagalan dalam abduksi
pada
mata,
mengindikasikan
penekanan/trauma
pada saraf
cranial V.Hilangnya DOLLS EYE
mengindikasikan
adanya
penurunan pada fungsi batang otak
dan prognosisnya jelek.
3

Nyeri berhubungan dengan Tujuan :
Mandiri :
peningkatan tekanan intrakanial Nyeri hilang/terkontrol
Kaji keluhan nyeri, perhatikan
ditandai
dengan
wajah Kriteria hasil :
lokasi, intensitas,( skala1-10
menyeringai
dan
merintih Menunjukan
),ferkuensi, dan waktu.menandai
ekspresi
kesakitan.
gejala
nonverbal
mis:
kenyamanan.
gelisah,takikardia, meringis.
Dapat melakukan istrahat dengan
Dorong pengungkapan perasaan.
baik.
Berikan aktivitas hiburan,mis:
membaca,
berkujung,
dn
menonton telivisi
Lakukan tindakan paliatif, mis:
pengubahan posisi, masase,
rentang gerak pada sendi yang
sakit.
Berikan kompres hangat/lembab
pada sisi injeksi pentamidin/IV
selama
20
menit
setelah
18

Penurunan refleks menandakan
adanya kerusakan pada tingkat
otak tengah atau batang otak dan
sangat
berpengaruh langsung
terhadap pasien. Refleks Babinski
positif mengindikasikan adanya
trauma sepanjang jalur piramida
pada otak
Kepala yang miring pada satu sisi
akan menekan vena jugularis dan
menghambat
aliran
darah
vena.yang
selanjutnya
akan
meningkatkan TIK.
Mengindikasikan kebutuhan untuk
intervensi dan juga tanda-tanda
perkembangan /refelusi komplikasi
Dapat mengurangi ansietas dan
rasa takut, sehingga mengurangi
presepsi akan ansietas rasa sakit.
Memfokuskan kembali perhatian;
mungkin dapat meningkatkan
kemampuan untuk menanggulangi.
Meningkatkan
relaksasi/menurunkan ketegangan
otot
Injeksi ini diketahui sebagai
penyebab rasa sakit dan akses
steril
Meningkatkan
relaksasi
dan
perasaan sehat. Dapat menurunkan
4

pemberian
Instrusikan pasien/dorong untuk
menggunakan
visualisasi/bimbingan imajinasi,
relaksasi progesif, tehnik napas
dalam
Berikan perawatan oral
Kolaborasi :
Berikan analgetik/antipiuretik,
analgesik narkotik. Gunakan
ADP ( analgesik yang dikontrol
pasien) untuk memberikan
analgesia 24 jam dengan dosis
prn.
Resiko obstruksi jalan napas Tujuan :
Kaji adanya gangguan bunyi
berhubungan
dengan Aktivitas perawatan diri dapat
/pola nafas dan kelemahan
immobilisasi,
penumpukan terpenuhi dengan baik secar
Catat sianosis atau perubahan
secret.
mandiri
warna kulit, tmasuk membran
Kriteria hasil :
mukosa dan kuku.

kebutuhan narkotik analgesik (
depresan SSP) dimana telah terjadi
proses degeneratif neuro motorik
Ulserasi/lesi
oral
mungkin
menyebabkan ketidak nyamanan,
Memberikan
penurunan
nyeri/tidak nyaman ; mengurangi
demam. Obat yang dikontrol
pasien berdasarkan waktu 24 jam
mempertahankan kadar analgesia
darah tetap stabil, mencegah
kekurangan ataupun kelebihan
obat-obatan.
Adanya
gangguan
bunyi
pernapasan menunjukkan adanya
obstruksi jalan napas.
Akumulasi sekret atau pengaruh
jalan napas dapat mengganggu
oksigenasi organ vital dan jaringan.

Tingkatkan tirah baring/batasi

Menurunkan konsumsi oksigen atau
kebutuhan selama periode penurunan
pernapasan
dapat
menurunkan
beratnya gejala.

Berikan tambahan oksigen yang
sesuai

Alat
dalam
memperbaiki
hipoksemia yang dapat terjadi
sekunder
terhadap
penurunan
ventilasi/menurunnya penurunan

19
alveolar paru.
5

Nutrisi kurang dari kebutuhan
berhubungan fraktur mandibula,
anoreksia
ditandai
dengan
penurunan berat badan.

Mendemonstrasikan
kemajuan
peningkatan berat badan sesuai
tujuan. Tidak mengalami tandatanda malnutrisi, dengan nilai
laboratorium dalam batas-batas
normal.

Kaji kemampuan pasien untuk
mengunyah, menelan, batuk dan
mengatasi sekresi.
Auskultasi bising usus, catat
adanya penurunan/hilangnya atau
suara yang hiperaktif.
Timbang berat badan sesuai
indikasi.
Jaga keamanan saat memberikan
makan pada pasien seperti
tinggikan kepala tempat tidur
selama makan atau selamam
pemberian makan lewat NGT
Berikan makan dalam jumlah
kecil dan dalam waktu yang
sering dengan teratur.
Tingkatkan
kenyaman,
lingkungan yang santai termasuk
sosialisasi saat makan. Anjurkan
orang terdekat untuk membawa
makanan yang disukai pasien.
Kolaborasi :
- Konsultasi dengan ahli gizi.
- Pantau
pemeriksaan
laboratorium seperti albumin
darah,
zat
besi,
ureum/kreatinin,
glukosa,
AST/ALT dan elektrolit darah.
- Berikan makan dengan cara
20

menentukan pemilihan terhadap
jenis makanan sehingga pasien
terlindung dari aspirasi
Bising usus membantu dalam
menentukan respons untuk makan
atau berkembangnya komplikasi
seperti paralitik ileus.
mengevaluasi keefektifan atau
kebutuhan mengubah pemberian
nutrisi
menurunkan risiko regurgitasi atau
terjadinya aspirasi
meningkatkan proses pencernaan
dan toleransi pasien terhadap
nutrisi yang diberikan yang dapat
meningkatkan
kerjasama pasien saat makan.
Dapat meningkatkan pemasukan
dan menormalkan fungsi makan
- merupakan sumber yang efektif
untuk mengidentifikasi
kebutuhan kalori/nutrisi
tergantung pada usia, berat
badan, ukuran tubuh, dan
keadaan penyakit sekarang.
- mengidentifikasi defisiensi
yang sesuai seperti melalui
NGT, melalui oral dengan
makanan lunak dan cairan
yang agak kental.

6

Gangguan keseimbangan cairan
&
elektrolit
berhubungan
dengan
terjadinya
herniasi
batang otak, perangsangan saraf
mual muntah ditandai dengan
mual muntah.

Tujuan :
Klien
menunjukkan
keseimbangan
cairan
dan
elektrolit,
Kriteria hasil :
- Anak mau makan sedikitsedikit tapi sering.
- Klien tidak demam lagi, suhu
tubuh dalam batas normal
S : 37,7 .
- Porsi makan dan minum
dihabiskan.
- Klien tidak sesak lagi.
- Turgor kulit baik.

Kaji perubahan tanda vital,
contoh
:
peningkatan
suhu/demam
memanjang,
takikardia, hipotensi ortostatik.
Kaji turgor kulit, kelembaban
membran mukosa (bibir, lidah).
Pantau masukan dan haluaran,
catat warna, karakter urine.
Hitung keseimbangan cairan.
Waspadai
kehilangan
yang
tampak. Ukur berat badan setiap
hari.
Anjurkan kepada orang tua klien
agar memberi minum 11/2-2 liter
perhari sesuai kondisi individual.
Kolaborasi dengan tim medis
pemberian anti piretik, anti
emetik.
Berikan cairan IV tambahan
sesuai keperluan.

21

nutrisi. Fungsi organ dan
respons terhadap terapi nutrisi
tersebut.
- pemilihan rute pemberian
tergantung pada kebutuhan dan
kemampuan pasien
Peningkatan suhu meningkatkan
laju metabolik dan kehilangan
cairan melalui evaporasi. TD
ortostatik berubah dan peningkatan
takikardia
menunjukkan
kekurangan cairan sistemik.
Indikator langsung keadekuatan
volume cairan, meskipun membran
mukosa mulut mungkin kering
karena nafas mulut dan oksigen
tambahan
Memberikan informasi tentang
keadekuatan volume cairan dan
kebutuhan penggantian.
Pemenuhan
kebutuhan
dasar
cairan,
menurunkan
resiko
dehidrasi.
Berguna menurunkan kehilangan
cairan
Karena
adanya
penurunan
masukan/banyak kehilangan cairan,
penggunaan
parenteral
dapat
memperbaiki/mencegah
7

Gangguan persepsi sensori :
penglihatan,
berhubungan
dengan penekanan pada nervus
II dan III ditandai dengan
penglihatan terganggu (kabur
ketika melihat).

Tujuan :
Melakukan
kembali/mempertahankan tingkat
kesadaran biasanya dan fungsi
persepsi.
Kriteria hasil :
- mengakui perubahan dalam
kemampuan dan adanya
keterlambatan residu.
- Mendemonstrasikan
perubahan perilaku/gaya hidup
untuk mengkompensasi/defisit
hasil.

Evaluasi/pantau secara teratur
perubahan orientasi, kemampuan
berbicara, alam perasaan/afektif,
sensorik dan proses piker
Kaji kesadaran sensorik seperti
respon sentuhan, panas/dingin,
benda
tajam/tumpul
dan
kesadaran terhadap gerakan dan
letak tubuh. Perhatikan adanya
masalah penglihatan atau sensasi
yang lain.
Hilangkan suara bising/stimuli
yang berlebihan sesuai kebutuhan
Buat jadual istirahat yang
adekuat/periode
tidur
tanpa
adanya gangguan.
Gunakan penerangan siang atau
malam hari.
Kolaborasi :
- Rujuk pada ahli fisioterapi,
terapi okupasi, terpi wicara,
dan terapi kognitif.

kekurangan cairan.
Fungsi serebral bagian atas
biasanya terlebih dahulu oleh
adanya gangguan sirkulasi,
oksigenasi. Kerusakan dapat terjadi
saat trauma awal atau kadangkadang berkembang setelahnya
akibat dari pembengkakan atau
perdarahan. Perubahan motorik,
persepsi, kognitif dan kepribadian
mungkin berkembang dan menetap
dengan perbaikan respons secara
perlahan-lahan atau tetap bertahan
secara terus menerus pada derajat
tertentu.
Informasi penting untuk keamanan
pasien. Semua sistem sensorik
dapat terpengaruh dengan adanya
perubahan yang melibatkan
peningkatan atau penurunan
sensitivitas atau kehilangan
sensasi/kemampuan untuk
menerima dan berespons secara
sesuai pada suatu stimuli.
menurunkan ansietas, respon emosi
yang berlebihan/bingung yang
berhubungan dengan sensorik yang
berlebihan.
Mengurangi kelelahan, mencegah

22
kejenuhan, memberikan
kesempatan untuk tidur REM
(ketidakadanya tidur REM ini
dapat meningkatkan gangguan
persepsi sensorik)
Memberikan perasaan normal
tentang pola perubahan waktu dan
pola tidur/bangun.
Pendekatan antar disiplin dapat
menciptakan rencana
penatalaksanaan terintegrasi yang
didasarkan atas kombinasi
kemampuan/ketidakmampuan
secara individu yang unik dengan
berfokus pada peningkatan
evaluasi dan fungsi fisik, dan
ketrampilan perceptual.
8

Gangguan pola eliminasi urin
berhubungan dengan penurunan
system
saraf
otonom
(perkemihan) ditandai dengan
inkontinensia urin

Berkemih dengan jumlah normal Mandiri
tanpa retensi
Kaji haluaran urine dan sistem
Menunjukkan
perilaku
yang
kateter/drainase,
khususnya
meningkatkan kontrol kandung
selama fungsi irigasi kandung
kemih.
kemih
Bantu pasien memilih posisi
normal untuk berkemih, contoh
berdiri, berjalan ke kamar mandi,
dengan frekuensi sering setelah
kateter dilepas
Perhatikan
waktu,
jumlah
berkemih, dan ukuran aliran
23

Retensi dapat terjadi karena edema
area bedah, bekuan darah, dan
spasme kandung kamih
Mendorong pasase urine dan
meningkatkan rasa normalitas
Kateter biasanya dilapas 2-5 hari
stelah bedah, tetapi berkemih
dapat berlanjut menjadi masalah
untuk beberapa waktu karena
edema uretral dann kehilangan
tonus
Keterbatasan berkemih untuk tiap
9

Hipertermi berhubungan dengan Tujuan :
inflamasi
ditandai
dengan
Menunjukan
temperatur
peningkatan suhu tubuh.
tubuh dalam batas normal,
dengan kriteria
Suhu badan kembali normal
Klien tidak merasa panas dan
sakit

setelah
kateter
di
lepas.
Perhatikan keluhan rasa penuh
kandung kemih: ketidakmampuan
berkemih, urgensi
Dorongg pasien untuk berkemih
bila terasa dorongan tetapi lebih
dari 2-4 jam per protokol
Uji volume residu bila ada keteter
suprapubik
Dorong pemasukan cairan 3 L
sesuai toleransi. Batasi cairan
pada malam, setelah keteter di
lepas.
Instruksikan passien untuk latihan
perineal, contoh mengangkat
bokong,
menghentikan
dan
memulai aliran urine
Pantau suhu badan pasien
Pantau suhu lingkungan, batasi
penggunaan pakaian yang tebal
Berikan kompres hangat, hindari
penggunaan kompres dengan
alkohol
Kolaborasi pemberian antiperetik

24

4 jam dapat menigkatkan tonus
otot dan membantu latihan ulang
kandung kemih
Mengawasi
keefektifan
pengosongan kandung kemih.
Mempertahankan hidrasi adekuat
dan perfusi ginjal untuk aliran
urine.
Membantu meningkatkan kontrol
kandung kemih, meminimalkan
inkontinensia urine.

Suhu yang tinggi Menunjukan
proses penyakit infeksius. Pola
demam dapat membantu dalam
diagnosis (kurva demam lanjut
berakhir
lebih dari 24 jam
menunjukan pneumonia
atau
tifoid, demam remiten (bervariasi
hanya
beberapa derajat dalam
arah tertentu ) menunjukan
penyakit paru lainya, suhu yang
kembali normal dalam peiode 24
jam menunjukan episodik septik.
Suhu ruangan jumlah selimut harus
dirubah untuk mempertahankan
suhu mendekati normal.
Dapat membantu menurunkan
panas tubuh
akibat efek
vasidilatasi
pembuluh
darah,
Penggunaan alkohol dan es dapat
kedinginan dan meningkatkan suhu
secara aktual, dan alkohol dapat
mengeringkan kulit.
Digunakan untuk mengurangi
demam dengan aksi sentral pada
hipotalamus, meskipun demam
dapat berguna untuk membatasi
pertumbuhan arganisme
dan
meningkatkan autodestruksi dari
sel-sel yang terinfeksi .
10

Resiko infeksi berhubungan Mempertahankan normotermia,
dengan pemsangan kateter.
bebas tanda-tanda infeksi,
mencapai penyembuhan luka
tepat waktu bila ada.

Berikan perawatan aseptik dan
antiseptik, pertahankan teknik
cuci tangan yang baik.
Observasi daerah kulit yang
mengalami kerusakan (seperti
luka, garis jahitan), daerah yang
terpasang alat invasi (terpasang
infus dan sebagainya), catat
karakterisitik dari drainase dan
adanya inflamasi.
Pantau suhu tubuh secara teratur.
Catat adanya demam, mengigil,
diaforosis, dan perubahan fungsi
25

Cara pertama untuk menghindari
terjadinya infeksi nosokomial
Deteksi dini perkembangan infeksi
memungkinkan untuk melakukan
tindakan dengan segera dan
pencegahan terhadap komplikasi
selanjutnya.
Dapat
mengindikasikan
perkembangan
sepsis
yang
selanjutnya memerlukan evaluasi
atau tindakan dengan segera.
Peningkatan
mobilisasi
dan
pembersihan sekresi paru untuk
mental (penurunan kesadaran).
Anjurkan untk melakukan napas
dalam, latihan pengeluaran sekret
paru secara terus menerus,
observasi karakterisitk sputum.
Berikan perawatan perawatan
perineal. Pertahankan integritas
dan sistem drainase urine tertutup
jika menggunakannya. Anjurkan
untuk minum adekuat.
Observasi
warna/kejernihan
urine. Catat adanya bau busuk
(yang tidak enak).
Batasi pengunjung yang dapat
menularkan infeksi atau cegah
pengunjung yang mengalami
infeksi saluran infeksi bagian
atas.
Kolaborasi :
- Berikan
antibiotik
sesuai
indikasi.
- Ambil
bahan
pemeriksaan
(spesimen) sesuai indikasi.

26

menurunkan
risiko
terjadinya
pneumonia, atelektasis. Catatan :
Drainase postural harus digunakan
dengan hati-hati jika ada risiko
terjadinya peningkatan TIK. R/ :
Menurunkan
kemungkinan
terjadinya pertumbuhan bakteri
atau infeksi yang merambah naik.
Sebagai
indicator
dari
perkembangan infeksi pada saluran
kemih yang memerlukan tindakan
dengan segera.
Menurunkan pemajanan terhadap
“pembawa
kuman
penyebab
infeksi”
- Terapi profilaktik dapat
digunakan pada pasien yang
mengalami trauma (perlukaan),
kebocoran CSS atau setelah
dilakukan pembedahan untuk
menurunkan risiko terjadinya
infeksi nosokomial.
- Kultur/sensitivitas, pewarnaan
gram Gram dapat dilakukan
untuk memastikan adanya
infeksi dan mengidentifikasi
organisme penyebab dan untuk
menentukan obat pilihan yang
sesuai.
12

Resiko gangguan integritas kulit
berhubungan
dengan
immobilisasi, penekanan pada
daerah yang menonjol.

13

Ansietas
berhubungan
hopitalisasi ditandai dengan
klien merasa cemas.

 Mencegah cedera iskemik
dermal
 Berpartisipasi dalam perilaku
menurunkan
faktor
resiko/kerusakan kulit,

Sering ubah posisi, bahkan bila
duduk di kursi
Inspeksi kulit/titik tekanan secara
teratur untuk kemerahan, berikan
pijatan embut
Pertahankan permukaan kulit
kering
dan
bersih;
linen
kering/bebas kerutan
Awasi
tungkai
terhadap
kemerahan, perhatikan dengan
ketat terhadap pembentukan ulkus
Tinggikan ekstremitass bawah
bila duduk
Kolaborasi
Berikan kasur air atau tekanan
udara
Awasi status area iskemik, ulkus.
Perhatikan distribusi, ukuran,
kedalaman,
karakter,
dan
drainasse. Bersihkan dengan
hidrogen peroksida, asam borak,
atau larutan betadin sesuai
indikasi
Menyatakan kesadaran tentang Mandiri :
perasaan
sehat
untuk
Jamin pasien tentang kerahasiaan
menghadapi penyakit.
dalam batasan situasi tetantu.
Rasa takut/cemas berkurang.
Pertahankan hubungan yang
sering dengan
pasien.batasi
Memahami prognosis penyakit.
penggunaan baju pelindung dan
masker.
27

Mencegah tekanan jaringan lama
dimana sirkulasi telahterganggu,
menurunkan
resiko
trauma
jaringan
Sirkulassi buruk pada jaringan,
mencegah kerusakan kulit
Lembab, area terkontaminasi
memberikan media yang baik
untuk pertumbuhan organisme
patogen
Potensial jalan massuk organisme
patogen.
Meningkatkan aliran balik vena
menurunkan
statis
vena/
pembentukan edema
Menurunkan tekanan jaringan dan
membantu dalam memaksimalkan
perfusi seluler untuk mencegah
cedera dermal
Perbaikan/lambatnya
penyembuhan menunjukkan status
perfusi jaringan dan keefektifitas
intervensi.
Memberikan penentraman hati
lebih lanjut dan kesempatan bagi
pasien untuk memicahkan masalah
pada situasi yang diantisipasi .
Menjamin bahwa pasien tidak
akan sendiri atau di telantarkan ,
menunjukkan rasa menghargai,dan
Berikan informasi akurat dan
konsisten
mengenai
prognosis.hindari
argumentasi
mengenai
persepsi
pasien
terhadap situasi tersebut.
Waspada terhadap tanda-tanda
penolakan/depresi (MIS:menarik
diri,marah,ucapan-ucapan yang
tidak tepat).tetukan timbulnya ide
bunuh diri dan kaji potensialnya
skala 1-10.
Berikan lingkungan terbuka di
mana pasien akan merasa aman
untuk mendiskusikan perasaan
atau
menahan
diri
untuk
berbicara.
Ijinkan
pasien
untuk
mengekspresikan rasa marah,
takut, putusasa tanpa konfrontasi.
Berikan
informasi
bahwa
persaannya adalah normal dan
perlu di ekspresikan.
Kenali
dan
dukung
tapappasien/keluarga pada proses
berduka.
Jelaskan
prosedur,
berikan
kesempatan untuk bertanya dan
jawab denggan jujur. Tetap
berada bersama pasien selama
prosedur dan konsultasi yang
28

menerima orang
tersebut,
mwmbantu
meningkatkan
rasapercaya.
Dapat mengurangi ansietas dan
ketidakmampuan pasien untuk
membuat
keputusan/pilihan
berdasarkan realita.
Pasien
mungkin
akan
menggunakan mekanisme bertahan
dengan penolakan dan terus
berharap bahwa diagnosanya tidak
akurat.rasa bersalah dan tekanan
spritual
mungkin
akan
menyebabkan pasien menarik diri
bahwa bunuh diri adalah suatu
alternatif
Membantu pasien untuk merasa
diterima pada kondisi sekarang
tanpa perasaan dihakimi
dan
meningkatkan perasaan harga diri
dan kontrol
Peneriamaan
perasaan
akan
menerima situasi
Pilihan intervensi ditentukan oleh
tahap
berduka,
perilaku,
marah/menarik diri
Informasi yang akurat akan
membuat pasien dapat lebih efektif
dalam
menghadapi
realitassituasi,sehingga
dapat
menimbulkan ansietas.
Identifikasi dan dorong interaksi
pasien
dengan
sistem
pendukung.dorng penhungkapan
/interaksi dengan keluarga/orang
terdekat.
Berikan informasi yang dapaat di
percaya dan konsisten, juga
dukungan orang terdekat.
Libatkan orang terrdekat sesuai
petunjuk pada pengambilan
keputusan bersifat mayor.
Kolaborasi :
rujuk pada koseling psikiatri
MIS: perawat spesialis klinis,
psikiater,pekerja sosial.

14

Intoleransi
aktivitas Tujuan :
berhubungan dengan penurunan Berpartisipasi dalam
tonus otot ditandai dengan yang diinginkan.
kelemahan.
Toleran
dalam
keseharian.
Peningkatan enrgi.
Kriteria hasil :

Mandiri :
Kaji pola tidur dan catat perubahan
dalam proses berpikir dan perilaku.
aktivitas Rencanakan perawatan untuk
menyediakan fase istrahat, atur
aktivitas pada waktu pasien sangat
berenergi.
Ikutsertakan
pasien/orang
terdekat
pada
penyusunan rencana.
Tetapkan keberhasilan aktivitas
yang realistis dengan pasien.
Bantu
memenui
kebutuhan

aktivitas

29

mengurangi ansietas dan rasa takut
akan ketidaktahuan
Mengurangi perasaan terisolasi.
Jika sistem pendukung ttidak
tersedia
bantuan
dari
luar
dibutuhkan segera
Menciptakan
interaksi
interpersonal yang lebih baik dan
menurunkan ansietas dan rasa
takut
Menjamin
adanya
sistem
pendukung
bagi pasien dan
memberikan kesempatan orang
yang terdekat untuk berpartisipasi.
Mungkin diperlukan bantuan lebih
lanjut dalam berhadapan dengan
diagnosa/prognosis, terutama jika
timbul pikiran untuk bunuh diri
Berbagai
faktor
dapat
meningkatkan kelelahan, termasuk
kurang tidur, penyakit SSP,
tekanan emosi dan efek samping
obat-obatan.
Periode istrahat yang sering sangat
dibutuhkan
dalam
memperbaiki/menghemat energi.
Perencanaan akan membuat pasien
menjadi aktif pada waktu dimana
tingkat energi lebih tinggi,
sehingga
dapat
memperbaiki
perawatan pribadi; pertahnakna
tempat tidur dalam posisi rendah
dan tempat lalulalang bebas dari
perabotan, bantu dengna ambulasi.
Dorong pasien untuk melakukan
apapun yang mungkin. Misalnya
perawatan diri, duduk dikursi,
berjalan pergi makan siang.
Meningkatkan tingkat aktivitas
sesuai petunjuk.
Pantau respon psikologis terhadap
aktivitas, misalnya perubahan
tekanan
darah,
frekuensi
pernapasan atau jantung.
Dorong masukan nutrisi.
Kolaborasi :
Berikan oksigen tambahan sesuai
dengan petunjuk.
Rujuk pada terappi fisik.

30

perasaan sehat dan kontrol diri.
Mengusahakan kontrol diri dan
perasaan
berhasil.
Mencegah
timbulnya perasaan frustasi akibat
kelelahan
karena
aktivitas
berlebihan.
Rasa lemas dapat membuat
aktivitas keseharian hampir tidak
mungkin bagi pasien untuk
menyelesaikannya.
Melindungu
pasien
dari
cedera
selama
melakukan aktivitas.
Memungkinkan
penghematan
energi, peningkatan stamina, dan
mengizinkan pasien untuk lebih
aktif
tanpa
menyebabkan
kepenatan dan rasa frustasi.
Toleransi bervariiasi tergantung
pada status proses penyakit, status
nutrisi, keseimbangan cairan, dan
jumlah/tipe
penyakit
dimana
pasien menjadi subjeknya.
Pemasukan penggunaan nutrisi
adekuat sangat penting bagi
kebutuhan energi untuk akrtivitas.
Adanya hipoksemia mengurangi
persediaan oksigen untuk ambilan
selular dan menunjang kelelahan.
Latihan setiap hari terprogram dan
aktivitas yang membantu pasien
mempertahankan kekuatan dan
tonus otot meningkatkan rasa
sejahtera.

31

More Related Content

What's hot

Tanda tanda infeksi
Tanda tanda infeksiTanda tanda infeksi
Tanda tanda infeksiAULIA SHARA
 
LAPORAN PENDAHULUAN SC (SECTIO CAESARIA)
LAPORAN PENDAHULUAN SC (SECTIO CAESARIA)LAPORAN PENDAHULUAN SC (SECTIO CAESARIA)
LAPORAN PENDAHULUAN SC (SECTIO CAESARIA)Menanti Senja
 
sistem termoregulasi
sistem termoregulasisistem termoregulasi
sistem termoregulasiagusmelvian
 
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdf
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdfImplementasi,evaluasi,pembahasan.pdf
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdfﱞﱞ ﱞﱞ ﱞﱞ
 
Model dan konsep dasar keperawatan jiwa
Model dan konsep dasar keperawatan jiwaModel dan konsep dasar keperawatan jiwa
Model dan konsep dasar keperawatan jiwaAgus Arianto
 
Critical Care / ICU assessment and Monitoring Sheet
Critical Care / ICU assessment and Monitoring SheetCritical Care / ICU assessment and Monitoring Sheet
Critical Care / ICU assessment and Monitoring SheetArcellia Farosyah Putri
 
Proses Keperawatan: Tahap evaluasi
Proses Keperawatan: Tahap evaluasiProses Keperawatan: Tahap evaluasi
Proses Keperawatan: Tahap evaluasiAnnisa Setia Candra
 
Modifikasi Lingkungan Pencegahan Resiko Jatuh pada Lansia - Leaflet
Modifikasi Lingkungan Pencegahan Resiko Jatuh pada Lansia - LeafletModifikasi Lingkungan Pencegahan Resiko Jatuh pada Lansia - Leaflet
Modifikasi Lingkungan Pencegahan Resiko Jatuh pada Lansia - LeafletEncepal Cere
 
Sop pemulangan pasien
Sop pemulangan pasienSop pemulangan pasien
Sop pemulangan pasienasthuty
 
Konsep pasien terminal & menjelang ajal
Konsep pasien terminal & menjelang ajalKonsep pasien terminal & menjelang ajal
Konsep pasien terminal & menjelang ajalMitha Khair
 
Pem fisik sist.kardiovaskuler
Pem fisik sist.kardiovaskulerPem fisik sist.kardiovaskuler
Pem fisik sist.kardiovaskulerJafar Nyan
 

What's hot (20)

Tanda tanda infeksi
Tanda tanda infeksiTanda tanda infeksi
Tanda tanda infeksi
 
LAPORAN PENDAHULUAN SC (SECTIO CAESARIA)
LAPORAN PENDAHULUAN SC (SECTIO CAESARIA)LAPORAN PENDAHULUAN SC (SECTIO CAESARIA)
LAPORAN PENDAHULUAN SC (SECTIO CAESARIA)
 
GCS Tingkat Kesadaran
GCS Tingkat KesadaranGCS Tingkat Kesadaran
GCS Tingkat Kesadaran
 
Askep diare
Askep diareAskep diare
Askep diare
 
sistem termoregulasi
sistem termoregulasisistem termoregulasi
sistem termoregulasi
 
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdf
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdfImplementasi,evaluasi,pembahasan.pdf
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdf
 
Pemeriksaan fisik abdomen anang
Pemeriksaan fisik abdomen anangPemeriksaan fisik abdomen anang
Pemeriksaan fisik abdomen anang
 
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisikPemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik
 
Rematoid arthritis shb
Rematoid arthritis shbRematoid arthritis shb
Rematoid arthritis shb
 
Model dan konsep dasar keperawatan jiwa
Model dan konsep dasar keperawatan jiwaModel dan konsep dasar keperawatan jiwa
Model dan konsep dasar keperawatan jiwa
 
Critical Care / ICU assessment and Monitoring Sheet
Critical Care / ICU assessment and Monitoring SheetCritical Care / ICU assessment and Monitoring Sheet
Critical Care / ICU assessment and Monitoring Sheet
 
Proses Keperawatan: Tahap evaluasi
Proses Keperawatan: Tahap evaluasiProses Keperawatan: Tahap evaluasi
Proses Keperawatan: Tahap evaluasi
 
Modifikasi Lingkungan Pencegahan Resiko Jatuh pada Lansia - Leaflet
Modifikasi Lingkungan Pencegahan Resiko Jatuh pada Lansia - LeafletModifikasi Lingkungan Pencegahan Resiko Jatuh pada Lansia - Leaflet
Modifikasi Lingkungan Pencegahan Resiko Jatuh pada Lansia - Leaflet
 
Askep gangguan berbicara
Askep gangguan berbicaraAskep gangguan berbicara
Askep gangguan berbicara
 
Sop pemulangan pasien
Sop pemulangan pasienSop pemulangan pasien
Sop pemulangan pasien
 
Range Of Motion (ROM)
Range Of Motion (ROM)Range Of Motion (ROM)
Range Of Motion (ROM)
 
Konsep pasien terminal & menjelang ajal
Konsep pasien terminal & menjelang ajalKonsep pasien terminal & menjelang ajal
Konsep pasien terminal & menjelang ajal
 
Pem fisik sist.kardiovaskuler
Pem fisik sist.kardiovaskulerPem fisik sist.kardiovaskuler
Pem fisik sist.kardiovaskuler
 
Askep febris AKPER PEMDA MUNA
Askep febris AKPER PEMDA MUNA Askep febris AKPER PEMDA MUNA
Askep febris AKPER PEMDA MUNA
 
rekam medik puskesmas
rekam medik puskesmasrekam medik puskesmas
rekam medik puskesmas
 

Similar to Intervensi keperawatan untuk herniasi batang otak (20)

Atelektasis iii
Atelektasis iiiAtelektasis iii
Atelektasis iii
 
materi refreshing IGD september 2022.pptx
materi refreshing IGD september 2022.pptxmateri refreshing IGD september 2022.pptx
materi refreshing IGD september 2022.pptx
 
Cedera kepala
Cedera kepalaCedera kepala
Cedera kepala
 
Rencana askep
Rencana askepRencana askep
Rencana askep
 
Kejan demam AKPER PEMKAB MUNA
Kejan demam AKPER PEMKAB MUNAKejan demam AKPER PEMKAB MUNA
Kejan demam AKPER PEMKAB MUNA
 
Kejang demam AKPER PEMKAB MUNA
Kejang demam AKPER PEMKAB MUNA Kejang demam AKPER PEMKAB MUNA
Kejang demam AKPER PEMKAB MUNA
 
Kejang demam
Kejang demamKejang demam
Kejang demam
 
Kejang demam
Kejang demamKejang demam
Kejang demam
 
Askep pada klien dengan penyakit tetanus
Askep pada klien dengan penyakit tetanusAskep pada klien dengan penyakit tetanus
Askep pada klien dengan penyakit tetanus
 
Tetanus AKPER PEMKAB MUNA
Tetanus AKPER PEMKAB MUNA Tetanus AKPER PEMKAB MUNA
Tetanus AKPER PEMKAB MUNA
 
Lp vertigo
Lp vertigoLp vertigo
Lp vertigo
 
Askep pada klien dengan penyakit tetanus AKPER PEMKAB MUNA
Askep pada klien dengan penyakit tetanus AKPER PEMKAB MUNA Askep pada klien dengan penyakit tetanus AKPER PEMKAB MUNA
Askep pada klien dengan penyakit tetanus AKPER PEMKAB MUNA
 
Askep pada klien dengan penyakit tetanus AKPER PEMKAB MUNA
Askep pada klien dengan penyakit tetanus AKPER PEMKAB MUNA Askep pada klien dengan penyakit tetanus AKPER PEMKAB MUNA
Askep pada klien dengan penyakit tetanus AKPER PEMKAB MUNA
 
Kegawatan endokrin
Kegawatan endokrinKegawatan endokrin
Kegawatan endokrin
 
Kejang demam pada anak
Kejang demam pada anakKejang demam pada anak
Kejang demam pada anak
 
Askep askep fr.cervical
Askep askep fr.cervicalAskep askep fr.cervical
Askep askep fr.cervical
 
Askep stroke2
Askep stroke2Askep stroke2
Askep stroke2
 
Askep stroke
Askep strokeAskep stroke
Askep stroke
 
Askep hiv aids
Askep hiv aidsAskep hiv aids
Askep hiv aids
 
Ginjal dan hipertensi
Ginjal dan hipertensiGinjal dan hipertensi
Ginjal dan hipertensi
 

More from Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Intervensi keperawatan untuk herniasi batang otak

  • 1. C. INTERVENSI NO 1 DIAGNOSA KEPERAWATAN Pola napas tidak efektif berhubungan dengan terjadinya herniasi batang otak ditandai dengan dispnea. TUJUAN DAN KRITERIA INTERVENSI KEPERAWATAN HASIL Mempertahankan pola pernapasan Pantau frekwensi, irama, normal/efektif, bebas sianosis kedalaman pernapasan. Catat dengan GDA dalam batas normal ketidak teraturan pernapasan. pasien Angkat kepala tempat tidur sesuai aturannya, posisi miring sesuai indikasi. Anjurkan pasien untuk melakukan napas dalam yang efektif jika pasien sadar. Lakukan penghisapan dengan ekstra hati-hati, jangan lebih dari 10-15 detik. Catat karakter, warna dan kekeruhan dari sekret. Kolaborasi : - Pantau atau gambarkan analisa gas darah, tekanan oksimetri - Lakukan ronsen toraks ulang - Lakukan fisioterapi dada jika ada indikasi. RASIONAL Perubahan dapat menandakan awitan komplikasi pulmonal (umumnya mengikuti cedera otak) atau menandakan lokasi /luasnya keterlibatan otak. Pernapasan lambat, periode apnea dapat menandakan perlunya ventilasi mekanis. Untuk memudahkan ekspansi paru/ventilasi paru dan menurunkan kemungkinan lidah jatuh yang menyumbat jalan napas. mencegah/menurunkan atelektasis. Penghisapapan pada trachea yang lebih dalam harus dilakukan dengan ekstra hati-hati, karena hal tersebut dapat mengakibatkan hipoksia yang menimbulkan vasokonstriksi yang pada akhirnya akan berpengaruh cukup besar terhadap perfusi serebral. - Menentukan kecukupan pernapasan. Keseimbangan asam basa dan kebutuhan akan 15
  • 2. terapi. - melihat kembali keadaan ventilasi dan tanda-tanda komplikasi yang berkembang (seperti atelektasis atau bronkopneumonia). - Walaupun merupakan kontraindikasi pada pasien dengan peningkatan TIK fase akut namun tindakan ini seringkali berguna pada pada akut rehabilitasi untuk memobilisasi dan memberikan jalan napas dan menurunkan risiko atelektasis/komplikasi paru lainnya. 2 Gangguan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan penekanan vaskuler serebral ditandai dengan hipoksia dan iskemia jaringan. Tujuan : Mempertahankan tingkat kesadaran biasa/perbaikan, kognisi, dan fungsi motorik/sesnsorik. Kriteria hasil : Tanda vital stabil dan tak ada tanda-tanda peningkatan TIK. Tentukan faktor-faktor yang berhubungan dengan keadaan tertentu atau yang menyebabkan koma/penurunan perfusi jaringan otak dan potensial peningkatan TIK. Pantau/catat status neurologis secara teratur dan bandingkan dengan nilai standar (misalnya Skala Coms Glascow) Evaluasi keadaan pupil, catat ukuran, ketjaman, kesamaan antara kiri dan kanan, dan 16 menentukkan pilihan intervensi, penurunan tanda gwjala neurologis atau kegagalan dalam pemulihannya setelah serangan awal mungkin menunjukan bahwa pasien itu perlu dipindahkan ke perawatan intensif untuk memantau TIK dan atau pembedahan Mengkaji adanya kecenderungan pada tingkat kesadaran dan potensial peningkatan TIK dan bermanfaat dalam menentukan
  • 3. reaksinya terhadap cahaya. Kaji perubahan pada penglihatan, seperti adanya penglihatan yang kabur, ganda, lapang pandang menyempit dan kedalaman persepsi. Kaji l;etak/gerakan mata, catat apakah pada posisi tengah atau ada deviasi pada satu sisi atau kebawah. Catat pula hilangnya refleks DOLLS EYE. Catat ada tidaknya refelks-refleks tertentu seperti refleks menelan, batuk dan Babinski dan sebagainya Pertahankan kepala/leher pada posisi tengah/posisi netral, sokong dengan gulungan handuk kecil. Hindari pemakaian bantal besar pada kepala. 17 lokasi, perluasan dan perkembangan kerusakan SSP Gangguan penglihatan, yang dapat diakibatkan oleh kerusakan mikroskopik pada otak, mempunyai konsekwensi terhadap keamanan dan juga akan mempengaruhi pilihan intervensi. Reaksi pupil diatur oleh saraf cranial okulomotor (N.III) dan berguna untuk menentukan apakah batang otak masih baik. Ukuran/kesamaan ditentukan oleh keseimbangan antara persarafan simpatis dan parasimpatis. Respon terhadap cahaya mencerminkan fungsi yang terkoordinasi dari saraf cranial optikus dan okulomtorius Posisi dan gerakan mata membantu menemukan lokasi area otak yang terlibat. Tanda awal dari peningkatan TIK adalah kegagalan dalam kegagalan dalam abduksi pada mata, mengindikasikan penekanan/trauma pada saraf cranial V.Hilangnya DOLLS EYE mengindikasikan adanya penurunan pada fungsi batang otak dan prognosisnya jelek.
  • 4. 3 Nyeri berhubungan dengan Tujuan : Mandiri : peningkatan tekanan intrakanial Nyeri hilang/terkontrol Kaji keluhan nyeri, perhatikan ditandai dengan wajah Kriteria hasil : lokasi, intensitas,( skala1-10 menyeringai dan merintih Menunjukan ),ferkuensi, dan waktu.menandai ekspresi kesakitan. gejala nonverbal mis: kenyamanan. gelisah,takikardia, meringis. Dapat melakukan istrahat dengan Dorong pengungkapan perasaan. baik. Berikan aktivitas hiburan,mis: membaca, berkujung, dn menonton telivisi Lakukan tindakan paliatif, mis: pengubahan posisi, masase, rentang gerak pada sendi yang sakit. Berikan kompres hangat/lembab pada sisi injeksi pentamidin/IV selama 20 menit setelah 18 Penurunan refleks menandakan adanya kerusakan pada tingkat otak tengah atau batang otak dan sangat berpengaruh langsung terhadap pasien. Refleks Babinski positif mengindikasikan adanya trauma sepanjang jalur piramida pada otak Kepala yang miring pada satu sisi akan menekan vena jugularis dan menghambat aliran darah vena.yang selanjutnya akan meningkatkan TIK. Mengindikasikan kebutuhan untuk intervensi dan juga tanda-tanda perkembangan /refelusi komplikasi Dapat mengurangi ansietas dan rasa takut, sehingga mengurangi presepsi akan ansietas rasa sakit. Memfokuskan kembali perhatian; mungkin dapat meningkatkan kemampuan untuk menanggulangi. Meningkatkan relaksasi/menurunkan ketegangan otot Injeksi ini diketahui sebagai penyebab rasa sakit dan akses steril Meningkatkan relaksasi dan perasaan sehat. Dapat menurunkan
  • 5. 4 pemberian Instrusikan pasien/dorong untuk menggunakan visualisasi/bimbingan imajinasi, relaksasi progesif, tehnik napas dalam Berikan perawatan oral Kolaborasi : Berikan analgetik/antipiuretik, analgesik narkotik. Gunakan ADP ( analgesik yang dikontrol pasien) untuk memberikan analgesia 24 jam dengan dosis prn. Resiko obstruksi jalan napas Tujuan : Kaji adanya gangguan bunyi berhubungan dengan Aktivitas perawatan diri dapat /pola nafas dan kelemahan immobilisasi, penumpukan terpenuhi dengan baik secar Catat sianosis atau perubahan secret. mandiri warna kulit, tmasuk membran Kriteria hasil : mukosa dan kuku. kebutuhan narkotik analgesik ( depresan SSP) dimana telah terjadi proses degeneratif neuro motorik Ulserasi/lesi oral mungkin menyebabkan ketidak nyamanan, Memberikan penurunan nyeri/tidak nyaman ; mengurangi demam. Obat yang dikontrol pasien berdasarkan waktu 24 jam mempertahankan kadar analgesia darah tetap stabil, mencegah kekurangan ataupun kelebihan obat-obatan. Adanya gangguan bunyi pernapasan menunjukkan adanya obstruksi jalan napas. Akumulasi sekret atau pengaruh jalan napas dapat mengganggu oksigenasi organ vital dan jaringan. Tingkatkan tirah baring/batasi Menurunkan konsumsi oksigen atau kebutuhan selama periode penurunan pernapasan dapat menurunkan beratnya gejala. Berikan tambahan oksigen yang sesuai Alat dalam memperbaiki hipoksemia yang dapat terjadi sekunder terhadap penurunan ventilasi/menurunnya penurunan 19
  • 6. alveolar paru. 5 Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan fraktur mandibula, anoreksia ditandai dengan penurunan berat badan. Mendemonstrasikan kemajuan peningkatan berat badan sesuai tujuan. Tidak mengalami tandatanda malnutrisi, dengan nilai laboratorium dalam batas-batas normal. Kaji kemampuan pasien untuk mengunyah, menelan, batuk dan mengatasi sekresi. Auskultasi bising usus, catat adanya penurunan/hilangnya atau suara yang hiperaktif. Timbang berat badan sesuai indikasi. Jaga keamanan saat memberikan makan pada pasien seperti tinggikan kepala tempat tidur selama makan atau selamam pemberian makan lewat NGT Berikan makan dalam jumlah kecil dan dalam waktu yang sering dengan teratur. Tingkatkan kenyaman, lingkungan yang santai termasuk sosialisasi saat makan. Anjurkan orang terdekat untuk membawa makanan yang disukai pasien. Kolaborasi : - Konsultasi dengan ahli gizi. - Pantau pemeriksaan laboratorium seperti albumin darah, zat besi, ureum/kreatinin, glukosa, AST/ALT dan elektrolit darah. - Berikan makan dengan cara 20 menentukan pemilihan terhadap jenis makanan sehingga pasien terlindung dari aspirasi Bising usus membantu dalam menentukan respons untuk makan atau berkembangnya komplikasi seperti paralitik ileus. mengevaluasi keefektifan atau kebutuhan mengubah pemberian nutrisi menurunkan risiko regurgitasi atau terjadinya aspirasi meningkatkan proses pencernaan dan toleransi pasien terhadap nutrisi yang diberikan yang dapat meningkatkan kerjasama pasien saat makan. Dapat meningkatkan pemasukan dan menormalkan fungsi makan - merupakan sumber yang efektif untuk mengidentifikasi kebutuhan kalori/nutrisi tergantung pada usia, berat badan, ukuran tubuh, dan keadaan penyakit sekarang. - mengidentifikasi defisiensi
  • 7. yang sesuai seperti melalui NGT, melalui oral dengan makanan lunak dan cairan yang agak kental. 6 Gangguan keseimbangan cairan & elektrolit berhubungan dengan terjadinya herniasi batang otak, perangsangan saraf mual muntah ditandai dengan mual muntah. Tujuan : Klien menunjukkan keseimbangan cairan dan elektrolit, Kriteria hasil : - Anak mau makan sedikitsedikit tapi sering. - Klien tidak demam lagi, suhu tubuh dalam batas normal S : 37,7 . - Porsi makan dan minum dihabiskan. - Klien tidak sesak lagi. - Turgor kulit baik. Kaji perubahan tanda vital, contoh : peningkatan suhu/demam memanjang, takikardia, hipotensi ortostatik. Kaji turgor kulit, kelembaban membran mukosa (bibir, lidah). Pantau masukan dan haluaran, catat warna, karakter urine. Hitung keseimbangan cairan. Waspadai kehilangan yang tampak. Ukur berat badan setiap hari. Anjurkan kepada orang tua klien agar memberi minum 11/2-2 liter perhari sesuai kondisi individual. Kolaborasi dengan tim medis pemberian anti piretik, anti emetik. Berikan cairan IV tambahan sesuai keperluan. 21 nutrisi. Fungsi organ dan respons terhadap terapi nutrisi tersebut. - pemilihan rute pemberian tergantung pada kebutuhan dan kemampuan pasien Peningkatan suhu meningkatkan laju metabolik dan kehilangan cairan melalui evaporasi. TD ortostatik berubah dan peningkatan takikardia menunjukkan kekurangan cairan sistemik. Indikator langsung keadekuatan volume cairan, meskipun membran mukosa mulut mungkin kering karena nafas mulut dan oksigen tambahan Memberikan informasi tentang keadekuatan volume cairan dan kebutuhan penggantian. Pemenuhan kebutuhan dasar cairan, menurunkan resiko dehidrasi. Berguna menurunkan kehilangan cairan Karena adanya penurunan masukan/banyak kehilangan cairan, penggunaan parenteral dapat memperbaiki/mencegah
  • 8. 7 Gangguan persepsi sensori : penglihatan, berhubungan dengan penekanan pada nervus II dan III ditandai dengan penglihatan terganggu (kabur ketika melihat). Tujuan : Melakukan kembali/mempertahankan tingkat kesadaran biasanya dan fungsi persepsi. Kriteria hasil : - mengakui perubahan dalam kemampuan dan adanya keterlambatan residu. - Mendemonstrasikan perubahan perilaku/gaya hidup untuk mengkompensasi/defisit hasil. Evaluasi/pantau secara teratur perubahan orientasi, kemampuan berbicara, alam perasaan/afektif, sensorik dan proses piker Kaji kesadaran sensorik seperti respon sentuhan, panas/dingin, benda tajam/tumpul dan kesadaran terhadap gerakan dan letak tubuh. Perhatikan adanya masalah penglihatan atau sensasi yang lain. Hilangkan suara bising/stimuli yang berlebihan sesuai kebutuhan Buat jadual istirahat yang adekuat/periode tidur tanpa adanya gangguan. Gunakan penerangan siang atau malam hari. Kolaborasi : - Rujuk pada ahli fisioterapi, terapi okupasi, terpi wicara, dan terapi kognitif. kekurangan cairan. Fungsi serebral bagian atas biasanya terlebih dahulu oleh adanya gangguan sirkulasi, oksigenasi. Kerusakan dapat terjadi saat trauma awal atau kadangkadang berkembang setelahnya akibat dari pembengkakan atau perdarahan. Perubahan motorik, persepsi, kognitif dan kepribadian mungkin berkembang dan menetap dengan perbaikan respons secara perlahan-lahan atau tetap bertahan secara terus menerus pada derajat tertentu. Informasi penting untuk keamanan pasien. Semua sistem sensorik dapat terpengaruh dengan adanya perubahan yang melibatkan peningkatan atau penurunan sensitivitas atau kehilangan sensasi/kemampuan untuk menerima dan berespons secara sesuai pada suatu stimuli. menurunkan ansietas, respon emosi yang berlebihan/bingung yang berhubungan dengan sensorik yang berlebihan. Mengurangi kelelahan, mencegah 22
  • 9. kejenuhan, memberikan kesempatan untuk tidur REM (ketidakadanya tidur REM ini dapat meningkatkan gangguan persepsi sensorik) Memberikan perasaan normal tentang pola perubahan waktu dan pola tidur/bangun. Pendekatan antar disiplin dapat menciptakan rencana penatalaksanaan terintegrasi yang didasarkan atas kombinasi kemampuan/ketidakmampuan secara individu yang unik dengan berfokus pada peningkatan evaluasi dan fungsi fisik, dan ketrampilan perceptual. 8 Gangguan pola eliminasi urin berhubungan dengan penurunan system saraf otonom (perkemihan) ditandai dengan inkontinensia urin Berkemih dengan jumlah normal Mandiri tanpa retensi Kaji haluaran urine dan sistem Menunjukkan perilaku yang kateter/drainase, khususnya meningkatkan kontrol kandung selama fungsi irigasi kandung kemih. kemih Bantu pasien memilih posisi normal untuk berkemih, contoh berdiri, berjalan ke kamar mandi, dengan frekuensi sering setelah kateter dilepas Perhatikan waktu, jumlah berkemih, dan ukuran aliran 23 Retensi dapat terjadi karena edema area bedah, bekuan darah, dan spasme kandung kamih Mendorong pasase urine dan meningkatkan rasa normalitas Kateter biasanya dilapas 2-5 hari stelah bedah, tetapi berkemih dapat berlanjut menjadi masalah untuk beberapa waktu karena edema uretral dann kehilangan tonus Keterbatasan berkemih untuk tiap
  • 10. 9 Hipertermi berhubungan dengan Tujuan : inflamasi ditandai dengan Menunjukan temperatur peningkatan suhu tubuh. tubuh dalam batas normal, dengan kriteria Suhu badan kembali normal Klien tidak merasa panas dan sakit setelah kateter di lepas. Perhatikan keluhan rasa penuh kandung kemih: ketidakmampuan berkemih, urgensi Dorongg pasien untuk berkemih bila terasa dorongan tetapi lebih dari 2-4 jam per protokol Uji volume residu bila ada keteter suprapubik Dorong pemasukan cairan 3 L sesuai toleransi. Batasi cairan pada malam, setelah keteter di lepas. Instruksikan passien untuk latihan perineal, contoh mengangkat bokong, menghentikan dan memulai aliran urine Pantau suhu badan pasien Pantau suhu lingkungan, batasi penggunaan pakaian yang tebal Berikan kompres hangat, hindari penggunaan kompres dengan alkohol Kolaborasi pemberian antiperetik 24 4 jam dapat menigkatkan tonus otot dan membantu latihan ulang kandung kemih Mengawasi keefektifan pengosongan kandung kemih. Mempertahankan hidrasi adekuat dan perfusi ginjal untuk aliran urine. Membantu meningkatkan kontrol kandung kemih, meminimalkan inkontinensia urine. Suhu yang tinggi Menunjukan proses penyakit infeksius. Pola demam dapat membantu dalam diagnosis (kurva demam lanjut berakhir lebih dari 24 jam menunjukan pneumonia atau tifoid, demam remiten (bervariasi hanya beberapa derajat dalam arah tertentu ) menunjukan penyakit paru lainya, suhu yang kembali normal dalam peiode 24 jam menunjukan episodik septik. Suhu ruangan jumlah selimut harus
  • 11. dirubah untuk mempertahankan suhu mendekati normal. Dapat membantu menurunkan panas tubuh akibat efek vasidilatasi pembuluh darah, Penggunaan alkohol dan es dapat kedinginan dan meningkatkan suhu secara aktual, dan alkohol dapat mengeringkan kulit. Digunakan untuk mengurangi demam dengan aksi sentral pada hipotalamus, meskipun demam dapat berguna untuk membatasi pertumbuhan arganisme dan meningkatkan autodestruksi dari sel-sel yang terinfeksi . 10 Resiko infeksi berhubungan Mempertahankan normotermia, dengan pemsangan kateter. bebas tanda-tanda infeksi, mencapai penyembuhan luka tepat waktu bila ada. Berikan perawatan aseptik dan antiseptik, pertahankan teknik cuci tangan yang baik. Observasi daerah kulit yang mengalami kerusakan (seperti luka, garis jahitan), daerah yang terpasang alat invasi (terpasang infus dan sebagainya), catat karakterisitik dari drainase dan adanya inflamasi. Pantau suhu tubuh secara teratur. Catat adanya demam, mengigil, diaforosis, dan perubahan fungsi 25 Cara pertama untuk menghindari terjadinya infeksi nosokomial Deteksi dini perkembangan infeksi memungkinkan untuk melakukan tindakan dengan segera dan pencegahan terhadap komplikasi selanjutnya. Dapat mengindikasikan perkembangan sepsis yang selanjutnya memerlukan evaluasi atau tindakan dengan segera. Peningkatan mobilisasi dan pembersihan sekresi paru untuk
  • 12. mental (penurunan kesadaran). Anjurkan untk melakukan napas dalam, latihan pengeluaran sekret paru secara terus menerus, observasi karakterisitk sputum. Berikan perawatan perawatan perineal. Pertahankan integritas dan sistem drainase urine tertutup jika menggunakannya. Anjurkan untuk minum adekuat. Observasi warna/kejernihan urine. Catat adanya bau busuk (yang tidak enak). Batasi pengunjung yang dapat menularkan infeksi atau cegah pengunjung yang mengalami infeksi saluran infeksi bagian atas. Kolaborasi : - Berikan antibiotik sesuai indikasi. - Ambil bahan pemeriksaan (spesimen) sesuai indikasi. 26 menurunkan risiko terjadinya pneumonia, atelektasis. Catatan : Drainase postural harus digunakan dengan hati-hati jika ada risiko terjadinya peningkatan TIK. R/ : Menurunkan kemungkinan terjadinya pertumbuhan bakteri atau infeksi yang merambah naik. Sebagai indicator dari perkembangan infeksi pada saluran kemih yang memerlukan tindakan dengan segera. Menurunkan pemajanan terhadap “pembawa kuman penyebab infeksi” - Terapi profilaktik dapat digunakan pada pasien yang mengalami trauma (perlukaan), kebocoran CSS atau setelah dilakukan pembedahan untuk menurunkan risiko terjadinya infeksi nosokomial. - Kultur/sensitivitas, pewarnaan gram Gram dapat dilakukan untuk memastikan adanya infeksi dan mengidentifikasi organisme penyebab dan untuk menentukan obat pilihan yang sesuai.
  • 13. 12 Resiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan immobilisasi, penekanan pada daerah yang menonjol. 13 Ansietas berhubungan hopitalisasi ditandai dengan klien merasa cemas.  Mencegah cedera iskemik dermal  Berpartisipasi dalam perilaku menurunkan faktor resiko/kerusakan kulit, Sering ubah posisi, bahkan bila duduk di kursi Inspeksi kulit/titik tekanan secara teratur untuk kemerahan, berikan pijatan embut Pertahankan permukaan kulit kering dan bersih; linen kering/bebas kerutan Awasi tungkai terhadap kemerahan, perhatikan dengan ketat terhadap pembentukan ulkus Tinggikan ekstremitass bawah bila duduk Kolaborasi Berikan kasur air atau tekanan udara Awasi status area iskemik, ulkus. Perhatikan distribusi, ukuran, kedalaman, karakter, dan drainasse. Bersihkan dengan hidrogen peroksida, asam borak, atau larutan betadin sesuai indikasi Menyatakan kesadaran tentang Mandiri : perasaan sehat untuk Jamin pasien tentang kerahasiaan menghadapi penyakit. dalam batasan situasi tetantu. Rasa takut/cemas berkurang. Pertahankan hubungan yang sering dengan pasien.batasi Memahami prognosis penyakit. penggunaan baju pelindung dan masker. 27 Mencegah tekanan jaringan lama dimana sirkulasi telahterganggu, menurunkan resiko trauma jaringan Sirkulassi buruk pada jaringan, mencegah kerusakan kulit Lembab, area terkontaminasi memberikan media yang baik untuk pertumbuhan organisme patogen Potensial jalan massuk organisme patogen. Meningkatkan aliran balik vena menurunkan statis vena/ pembentukan edema Menurunkan tekanan jaringan dan membantu dalam memaksimalkan perfusi seluler untuk mencegah cedera dermal Perbaikan/lambatnya penyembuhan menunjukkan status perfusi jaringan dan keefektifitas intervensi. Memberikan penentraman hati lebih lanjut dan kesempatan bagi pasien untuk memicahkan masalah pada situasi yang diantisipasi . Menjamin bahwa pasien tidak akan sendiri atau di telantarkan , menunjukkan rasa menghargai,dan
  • 14. Berikan informasi akurat dan konsisten mengenai prognosis.hindari argumentasi mengenai persepsi pasien terhadap situasi tersebut. Waspada terhadap tanda-tanda penolakan/depresi (MIS:menarik diri,marah,ucapan-ucapan yang tidak tepat).tetukan timbulnya ide bunuh diri dan kaji potensialnya skala 1-10. Berikan lingkungan terbuka di mana pasien akan merasa aman untuk mendiskusikan perasaan atau menahan diri untuk berbicara. Ijinkan pasien untuk mengekspresikan rasa marah, takut, putusasa tanpa konfrontasi. Berikan informasi bahwa persaannya adalah normal dan perlu di ekspresikan. Kenali dan dukung tapappasien/keluarga pada proses berduka. Jelaskan prosedur, berikan kesempatan untuk bertanya dan jawab denggan jujur. Tetap berada bersama pasien selama prosedur dan konsultasi yang 28 menerima orang tersebut, mwmbantu meningkatkan rasapercaya. Dapat mengurangi ansietas dan ketidakmampuan pasien untuk membuat keputusan/pilihan berdasarkan realita. Pasien mungkin akan menggunakan mekanisme bertahan dengan penolakan dan terus berharap bahwa diagnosanya tidak akurat.rasa bersalah dan tekanan spritual mungkin akan menyebabkan pasien menarik diri bahwa bunuh diri adalah suatu alternatif Membantu pasien untuk merasa diterima pada kondisi sekarang tanpa perasaan dihakimi dan meningkatkan perasaan harga diri dan kontrol Peneriamaan perasaan akan menerima situasi Pilihan intervensi ditentukan oleh tahap berduka, perilaku, marah/menarik diri Informasi yang akurat akan membuat pasien dapat lebih efektif dalam menghadapi realitassituasi,sehingga dapat
  • 15. menimbulkan ansietas. Identifikasi dan dorong interaksi pasien dengan sistem pendukung.dorng penhungkapan /interaksi dengan keluarga/orang terdekat. Berikan informasi yang dapaat di percaya dan konsisten, juga dukungan orang terdekat. Libatkan orang terrdekat sesuai petunjuk pada pengambilan keputusan bersifat mayor. Kolaborasi : rujuk pada koseling psikiatri MIS: perawat spesialis klinis, psikiater,pekerja sosial. 14 Intoleransi aktivitas Tujuan : berhubungan dengan penurunan Berpartisipasi dalam tonus otot ditandai dengan yang diinginkan. kelemahan. Toleran dalam keseharian. Peningkatan enrgi. Kriteria hasil : Mandiri : Kaji pola tidur dan catat perubahan dalam proses berpikir dan perilaku. aktivitas Rencanakan perawatan untuk menyediakan fase istrahat, atur aktivitas pada waktu pasien sangat berenergi. Ikutsertakan pasien/orang terdekat pada penyusunan rencana. Tetapkan keberhasilan aktivitas yang realistis dengan pasien. Bantu memenui kebutuhan aktivitas 29 mengurangi ansietas dan rasa takut akan ketidaktahuan Mengurangi perasaan terisolasi. Jika sistem pendukung ttidak tersedia bantuan dari luar dibutuhkan segera Menciptakan interaksi interpersonal yang lebih baik dan menurunkan ansietas dan rasa takut Menjamin adanya sistem pendukung bagi pasien dan memberikan kesempatan orang yang terdekat untuk berpartisipasi. Mungkin diperlukan bantuan lebih lanjut dalam berhadapan dengan diagnosa/prognosis, terutama jika timbul pikiran untuk bunuh diri Berbagai faktor dapat meningkatkan kelelahan, termasuk kurang tidur, penyakit SSP, tekanan emosi dan efek samping obat-obatan. Periode istrahat yang sering sangat dibutuhkan dalam memperbaiki/menghemat energi. Perencanaan akan membuat pasien menjadi aktif pada waktu dimana tingkat energi lebih tinggi, sehingga dapat memperbaiki
  • 16. perawatan pribadi; pertahnakna tempat tidur dalam posisi rendah dan tempat lalulalang bebas dari perabotan, bantu dengna ambulasi. Dorong pasien untuk melakukan apapun yang mungkin. Misalnya perawatan diri, duduk dikursi, berjalan pergi makan siang. Meningkatkan tingkat aktivitas sesuai petunjuk. Pantau respon psikologis terhadap aktivitas, misalnya perubahan tekanan darah, frekuensi pernapasan atau jantung. Dorong masukan nutrisi. Kolaborasi : Berikan oksigen tambahan sesuai dengan petunjuk. Rujuk pada terappi fisik. 30 perasaan sehat dan kontrol diri. Mengusahakan kontrol diri dan perasaan berhasil. Mencegah timbulnya perasaan frustasi akibat kelelahan karena aktivitas berlebihan. Rasa lemas dapat membuat aktivitas keseharian hampir tidak mungkin bagi pasien untuk menyelesaikannya. Melindungu pasien dari cedera selama melakukan aktivitas. Memungkinkan penghematan energi, peningkatan stamina, dan mengizinkan pasien untuk lebih aktif tanpa menyebabkan kepenatan dan rasa frustasi. Toleransi bervariiasi tergantung pada status proses penyakit, status nutrisi, keseimbangan cairan, dan jumlah/tipe penyakit dimana pasien menjadi subjeknya. Pemasukan penggunaan nutrisi adekuat sangat penting bagi kebutuhan energi untuk akrtivitas. Adanya hipoksemia mengurangi persediaan oksigen untuk ambilan selular dan menunjang kelelahan. Latihan setiap hari terprogram dan aktivitas yang membantu pasien
  • 17. mempertahankan kekuatan dan tonus otot meningkatkan rasa sejahtera. 31