SlideShare a Scribd company logo
1 of 22
OLEH   : dr. JOKO PRANOTO
Konseling adalah:
   proses pemberian informasi objektif dan lengkap,
   dilakukan secara sistematis dengan panduan
    ketrampilan komunikasi interpersonal,
   teknik bimbingan dan penguasaan pengetahuan klinik,
                           T
                           U
                           J
                           U
                           A
                           N

    Membantu seorang untuk mengenali kondisinya saat ini,
     masalah yang sedang dihadapi, dan menentukan jalan
       keluar/upaya untuk mengatasi masalah tersebut.
Tahap pemberian informasi dalam konseling:

 1. konseling awal
 2. konseling khusus/pemantapan
 3. konseling kunjungan ulang
Selain aspek pengetahuan, aspek ketrampilan
perlu juga memelihara komunikasi.

Komunukasi terdiri dari:
1. Motivasi
2. Penyuluhan
3. konseling
KARAKTERISTIK 3 JENIS KOMUNIKASI


KOMUNIKASI      TUJUAN         ISI      ARAH         SIFAT       TEMPAT
Motivasi       Mengarah- Promosi      Searah       Kepenting-   Di mana
               kan                                 an petugas   saja
Penyuluhan     Menjelas-   Edukatif   Searah       Kewajiban    Di mana
               kan                    atau berat   petugas      saja
                                      sebelah
Konseling      Membim-     Fakta      Dua arah     Kepenting-   Ruangan
               bing                                an klien     atau
                                                                tempat
                                                                khusus
Konselor yang efektif adalah:
   Mampu menciptakan suasana nyaman dan aman bagi klien
   Menimbulkan rasa saling percaya diantara konselor-klien
   Mampu mengenali hambatan sosio-kultural setempat
   Mampu menyampaikan informasi objektif, lengkap dan
    jelas (bahasa yang mudah dimengerti).
   Mau mendengar aktif dan bertanya secara efektif dan
    spontan
   Memahami dan mampu menjelaskan berbagai aspek
    kesehatan reproduksi
   Mampu mengenali keinginan klien dan keterbatasan
    penolong
   Membuat klien bertanya, berbicara dan mengeluarkan
    pendapat
   Menghormati hak klien, membantu dan memperhatikan
Komunikasi digolongkan :
1. Komunukasi verbal
2. Komunikasi non-verbal
1.   Komunikasi verbal

    Pertukaran informasi menjadi secara interaktif
     mendengarkan lawan bicara atau sebaliknya
    Kontak mata sangat membantu kelancaran
     komunikasi
    Pengamatan bahasa dan gaya bicara
    Berlangsung dua arah / timbal balik
    Pemahaman dan penyerapan informasi, berlangsung
     relatif cepat dan baik
2. Komunikasi non-verbal
   Melalui observasi dari gerak-gerik, ekspresi, gerak
    tubuh dan isyarat
   Sulit untuk menyelami maksud dan perasaan klien
   Sering terjadi salah persepsi
   Konselor lebih banyak mengambil inisiatif
   Komunikasi terganggu apabila kedua belah pihak tidak
    mengupayakan komunikasi verbal
Gallen dan Leitenmaier (1987) memberikan
akronim GATHER sgb langkah langkah konseling:

G-Greet = memberi salam, mengenalkan diri dan
 membuka komunikasi

A-Ask = menanyakan keluhan/kebutuhan klien dan
 menilai apakah keluhan/keinginan yang disampaikan
 memang sesuai dengan kondisi yg dihadapi

T-Tell = beritahukan bahwa persoalan pokok yg dihadapi
 oleh klien adalah seperti yg tercermin dari hasil tukar
 informasi dan harus dicarikan upaya penyelesaian
H-Help = bantu klien untu memahami masalah utamanya
 dan harus diselesaikan. Jelaskan beberapa cara yg
 dapat menyelesaikan masalahnya, termasuk keuntungan
 dan keterbatasannya. Minta klien untuk memutuskan
 cara terbaik
E-Explain = Jelaskan bahwa cara terpilih telah
 diberikan/dianjurkan dan hasil yg diharapkan mungkin
 dapat segera terlihat atau diobservasi beberapa saat
 hingga menampakan hasil seperti yg diharapkan.
 Jelaskan pada siapa dan dimana pertolongan lanjutan
 atau darurat dapat diperoleh
R-Refer dan Return visit = rujuk apabila fasilitas tidak
 memungkinkan atau buat jadwal kunjungan ulang
 apabila pelayanan terpilih elah diberikan.
Tujuan persiapan prabedah
1. Mengenal pasien, mengetahui masalah
   saat ini, mengetahui riwayat penyakit
   dahulu serta keadaan / masalah yang
   mungkin menyertai pada saat ini.
2. Menciptakan hubungan dokter-pasien
3. Menyusun rencana penatalaksanaan
   sebelum, selama dan sesudah anestesi /
   operasi
4. Informed consent
Penilaian catatan medik
1.   Membedakan masalah obstetri / ginekologi dengan
     masalah non-obstetri yang terjadi pada kehamilan.
2.   Jenis operasi yang direncanakan
3.   Indikasi / kontraindikasi
4.   Ada/tidak kemungkinan terjadinya komplikasi, faktor
     penyulit
5.   Obat-obatan yang pernah / sedang / akan diberikan
     untuk masalah saat ini yang kemungkinan dapat
     berinteraksi dengan obat / prosedur anestesi
6.   Hasil-hasil pemeriksaan penunjang / laboratorium yang
     diperlukan
Pemeriksaan pasien
1.   Anamnesis : Penting tentang riwayat penyakit yang
     dapat menjadi penyulit / faktor risiko tindakan anestesi
     (asma, hipertensi, penyakit jantung, penyakit ginjal,
     gangguan pembekuan darah, dsb), riwayat operasi /
     anestesi sebelumnya, riwayat alergi, riwayat
     pengobatan, kebiasaan merokok / alkohol / obat-
     obatan.
2.   Pemeriksaan fisik : tinggi / berat badan, tanda vital
     lengkap,
3.   Pada kasus obstetri sebelum operasi perlu dipastikan
     kesejahteraan janin (dengan fetal monitoring).
Dalam tindakan operasi dikenal 3 jenis anestesi
  1. Anastesi lokal
  2. Anastesi regional
  3. Anastesi Umum



1. Anastesi lokal
    Prinsip: melakukan bloking terhadap
    syaraf yang menuju dan keluar dari lokasi
    yang akan ditindak, sehingga tidak ada
    impuls yang dihantarkan sehingga
    tercipta keadaan anestesi.
2. Anastesi regional
  • Melakukan blok pada ketinggian tertentu di syaraf
    spinal sehingga wilayah yang lebih luas pada
    tubuh dibawah dermatom blok bisa teranastesi.
  • Jenis:Spinal blok, epidural blok dan kombinasi
3. Anastesi Umum
 • Prinsip: memberikan obat yang ditujukan terutama
   ke pada SSP untuk menciptakan keadaan:
   analgesi, relaksasi otot dan penurunan kesadaran.

 Persiapan terhadap anestesi regional dan Umum:
 • Informed consent
 • Dalam anamnesis perlu diketahui adanya riwayat
   penyakit yang berhub dengan: kardiovaskuler,
   respirasi, hepar, metabolik, kelainan pembekuan
   darah, alergi obat
Persiapan terhadap anestesi regional dan Umum:

•   Puasa 6 jam untuk operasi elektif
•   Pemakaian NGT atau kumbah lambung untuk
    emergensi.
•   Lambung dikosongkan untuk menghindari
    regurgitasi yang berakibat aspirasi pneumonia
•   Pasien hamil rencana SC sebaiknya berbaring
    miring sebelum induksi anastesi
•   Gigi palsu dan sejenisnya yang potensial
    masuk ke trakea dilepaskan
• Untuk mengurangi efek dari aspirasi pneumoni
  maka dianjurkan:
 Memberikan hanya makanan lunak selama
  proses melahirkan
 Menghisap isi lambung dengan NGT
 Memberikan metoklorpamid injeksi
 Memberikan simetidin dan sejenisnya 1 jam
  sebelum induksi
 Pemberian antasid
   Paska bedah pasien dimonitor ketat terhadap komplikasi
    anastesi dan komplikasi bedah
   Terhadap anastesi
     • Pada anastesi umum : pengawasan diutamakan pada
       airway dan TD sampai pasien sadar betul
     • Pada anastesi spinal : tidur telentang dg posisi kepala
       lebih tinggi 1 bantal selama 24 jam dan TD sampai
       stabil
   Terhadap komplikasi bedah:
    • Perdarahan
    • Pemantauan terhadap nyeri paska operasi
   Untuk anestesi umum, perlu menunggu bising usus
    untuk bisa diberikan intake oral.
   Kelalaian dan ketidaktahuan terhadap komplikasi yang
    terjadi dapat berakibat fatal
3. konseling & anastesi

More Related Content

What's hot

komunikasi teraputik
komunikasi teraputikkomunikasi teraputik
komunikasi teraputikPebri Adi
 
KOMUNIKASI EFEKTIF DOKTER GIGI DAN PASIEN
KOMUNIKASI EFEKTIF DOKTER GIGI DAN PASIENKOMUNIKASI EFEKTIF DOKTER GIGI DAN PASIEN
KOMUNIKASI EFEKTIF DOKTER GIGI DAN PASIENasih gahayu
 
Igd, terminal, ajal
Igd, terminal, ajalIgd, terminal, ajal
Igd, terminal, ajalramlinurhali
 
konsep komunikasi efektif dan terapeutik
konsep komunikasi efektif dan terapeutikkonsep komunikasi efektif dan terapeutik
konsep komunikasi efektif dan terapeutikDestu Ayu Hapsari
 
Komunikasi terapeutik pada pasien dengan penyakit kronis 2
Komunikasi terapeutik pada pasien dengan penyakit kronis 2Komunikasi terapeutik pada pasien dengan penyakit kronis 2
Komunikasi terapeutik pada pasien dengan penyakit kronis 2ramlinurhali
 
Komunikasi dan Hubungan Terapeutik dalam Keperawatan
Komunikasi dan Hubungan Terapeutik dalam KeperawatanKomunikasi dan Hubungan Terapeutik dalam Keperawatan
Komunikasi dan Hubungan Terapeutik dalam Keperawatanpjj_kemenkes
 
Komunikasi pasien terminal
Komunikasi pasien terminalKomunikasi pasien terminal
Komunikasi pasien terminalCahya
 
Tahapan komunikasi taraputik
Tahapan komunikasi taraputikTahapan komunikasi taraputik
Tahapan komunikasi taraputikwidya1972
 
Dasar-dasar Komunikasi Terapeutik
Dasar-dasar Komunikasi TerapeutikDasar-dasar Komunikasi Terapeutik
Dasar-dasar Komunikasi Terapeutikpjj_kemenkes
 
Komunikasi terapeutik
Komunikasi terapeutikKomunikasi terapeutik
Komunikasi terapeutikCahya
 

What's hot (20)

komunikasi teraputik
komunikasi teraputikkomunikasi teraputik
komunikasi teraputik
 
Ppt komunikasi kel 7
Ppt komunikasi kel 7Ppt komunikasi kel 7
Ppt komunikasi kel 7
 
Nfertile 2
Nfertile 2Nfertile 2
Nfertile 2
 
KOMUNIKASI EFEKTIF DOKTER GIGI DAN PASIEN
KOMUNIKASI EFEKTIF DOKTER GIGI DAN PASIENKOMUNIKASI EFEKTIF DOKTER GIGI DAN PASIEN
KOMUNIKASI EFEKTIF DOKTER GIGI DAN PASIEN
 
Komunikasi terapeutik
Komunikasi terapeutikKomunikasi terapeutik
Komunikasi terapeutik
 
Komunikasi Terapeutik
Komunikasi TerapeutikKomunikasi Terapeutik
Komunikasi Terapeutik
 
Igd, terminal, ajal
Igd, terminal, ajalIgd, terminal, ajal
Igd, terminal, ajal
 
konsep komunikasi efektif dan terapeutik
konsep komunikasi efektif dan terapeutikkonsep komunikasi efektif dan terapeutik
konsep komunikasi efektif dan terapeutik
 
Komunikasi terapeutik pada pasien dengan penyakit kronis 2
Komunikasi terapeutik pada pasien dengan penyakit kronis 2Komunikasi terapeutik pada pasien dengan penyakit kronis 2
Komunikasi terapeutik pada pasien dengan penyakit kronis 2
 
Makalah api klpk 1 kls a3 kep
Makalah api klpk 1 kls a3 kepMakalah api klpk 1 kls a3 kep
Makalah api klpk 1 kls a3 kep
 
Komunikasi dan Hubungan Terapeutik dalam Keperawatan
Komunikasi dan Hubungan Terapeutik dalam KeperawatanKomunikasi dan Hubungan Terapeutik dalam Keperawatan
Komunikasi dan Hubungan Terapeutik dalam Keperawatan
 
Tahapan komter yudi
Tahapan komter   yudiTahapan komter   yudi
Tahapan komter yudi
 
Komunikasi pasien terminal
Komunikasi pasien terminalKomunikasi pasien terminal
Komunikasi pasien terminal
 
Tahapan komunikasi taraputik
Tahapan komunikasi taraputikTahapan komunikasi taraputik
Tahapan komunikasi taraputik
 
Dasar-dasar Komunikasi Terapeutik
Dasar-dasar Komunikasi TerapeutikDasar-dasar Komunikasi Terapeutik
Dasar-dasar Komunikasi Terapeutik
 
Tehnik komunikasi terapeutik
Tehnik komunikasi terapeutikTehnik komunikasi terapeutik
Tehnik komunikasi terapeutik
 
Komunikasi terapeutik
Komunikasi terapeutikKomunikasi terapeutik
Komunikasi terapeutik
 
Teori analisa proses interaksi
Teori analisa proses interaksiTeori analisa proses interaksi
Teori analisa proses interaksi
 
Teori analisa proses interaksi
Teori analisa proses interaksiTeori analisa proses interaksi
Teori analisa proses interaksi
 
Komunikasi terapeutik2
Komunikasi terapeutik2Komunikasi terapeutik2
Komunikasi terapeutik2
 

Similar to 3. konseling & anastesi

Materi buku ajar tetes mata 1
Materi buku ajar tetes mata 1Materi buku ajar tetes mata 1
Materi buku ajar tetes mata 1Rusli Unci
 
Keterampilan komunikasi informasi dan edukasi (kie)
Keterampilan komunikasi informasi dan edukasi (kie)Keterampilan komunikasi informasi dan edukasi (kie)
Keterampilan komunikasi informasi dan edukasi (kie)Ayunina2
 
Dasar dasar komunikasi.2
Dasar dasar komunikasi.2Dasar dasar komunikasi.2
Dasar dasar komunikasi.2om_wiez
 
13. patient provider communication
13. patient   provider communication13. patient   provider communication
13. patient provider communicationAgus Candra
 
Teknik konseling
Teknik konselingTeknik konseling
Teknik konselingdrdr013
 
komunikasi persuasive & komunikasi interprofesionalisme.pdf
komunikasi persuasive & komunikasi interprofesionalisme.pdfkomunikasi persuasive & komunikasi interprofesionalisme.pdf
komunikasi persuasive & komunikasi interprofesionalisme.pdfMarwahzahrah
 
Komunikasi terapeutik kebidanan
Komunikasi terapeutik kebidananKomunikasi terapeutik kebidanan
Komunikasi terapeutik kebidanandesphita
 
Materi konsep kpp 2018 lanjutan henry
Materi konsep kpp 2018 lanjutan henryMateri konsep kpp 2018 lanjutan henry
Materi konsep kpp 2018 lanjutan henryHenryIrawan4
 
Komunikasi Terapeutik
Komunikasi TerapeutikKomunikasi Terapeutik
Komunikasi Terapeutikwahyuni majid
 
komunikasi terapeutik
komunikasi terapeutikkomunikasi terapeutik
komunikasi terapeutikDadyHidayah
 
komunikasi interprofesional dr fkuii.pdf
komunikasi interprofesional dr fkuii.pdfkomunikasi interprofesional dr fkuii.pdf
komunikasi interprofesional dr fkuii.pdfRespirasiUnhan
 
Komunikasi_terapeutik.ppt
Komunikasi_terapeutik.pptKomunikasi_terapeutik.ppt
Komunikasi_terapeutik.pptRani267816
 
Komunikasi terapeutik
Komunikasi terapeutikKomunikasi terapeutik
Komunikasi terapeutikValny Majid
 
Skenario 3 blok21
Skenario 3 blok21Skenario 3 blok21
Skenario 3 blok21SiLvi Fata
 
komunikasi terapeutik.ppt
komunikasi terapeutik.pptkomunikasi terapeutik.ppt
komunikasi terapeutik.pptSuharnoUsman1
 

Similar to 3. konseling & anastesi (20)

Materi buku ajar tetes mata 1
Materi buku ajar tetes mata 1Materi buku ajar tetes mata 1
Materi buku ajar tetes mata 1
 
Keterampilan komunikasi informasi dan edukasi (kie)
Keterampilan komunikasi informasi dan edukasi (kie)Keterampilan komunikasi informasi dan edukasi (kie)
Keterampilan komunikasi informasi dan edukasi (kie)
 
Dasar dasar komunikasi.2
Dasar dasar komunikasi.2Dasar dasar komunikasi.2
Dasar dasar komunikasi.2
 
13. patient provider communication
13. patient   provider communication13. patient   provider communication
13. patient provider communication
 
Teknik konseling
Teknik konselingTeknik konseling
Teknik konseling
 
komunikasi persuasive & komunikasi interprofesionalisme.pdf
komunikasi persuasive & komunikasi interprofesionalisme.pdfkomunikasi persuasive & komunikasi interprofesionalisme.pdf
komunikasi persuasive & komunikasi interprofesionalisme.pdf
 
Komunikasi terapeutik kebidanan
Komunikasi terapeutik kebidananKomunikasi terapeutik kebidanan
Komunikasi terapeutik kebidanan
 
Materi konsep kpp 2018 lanjutan henry
Materi konsep kpp 2018 lanjutan henryMateri konsep kpp 2018 lanjutan henry
Materi konsep kpp 2018 lanjutan henry
 
konseling.ppt
konseling.pptkonseling.ppt
konseling.ppt
 
Komunikasi Terapeutik
Komunikasi TerapeutikKomunikasi Terapeutik
Komunikasi Terapeutik
 
komunikasi terapeutik
komunikasi terapeutikkomunikasi terapeutik
komunikasi terapeutik
 
komunikasi interprofesional dr fkuii.pdf
komunikasi interprofesional dr fkuii.pdfkomunikasi interprofesional dr fkuii.pdf
komunikasi interprofesional dr fkuii.pdf
 
Komunikasi_terapeutik.ppt
Komunikasi_terapeutik.pptKomunikasi_terapeutik.ppt
Komunikasi_terapeutik.ppt
 
Konseling dan penapisan kb
Konseling dan penapisan kbKonseling dan penapisan kb
Konseling dan penapisan kb
 
Komunikasi terapeutik
Komunikasi terapeutikKomunikasi terapeutik
Komunikasi terapeutik
 
Manajemen Keselamatan Pasien/Patient safety
Manajemen Keselamatan Pasien/Patient safetyManajemen Keselamatan Pasien/Patient safety
Manajemen Keselamatan Pasien/Patient safety
 
Skenario 3 blok21
Skenario 3 blok21Skenario 3 blok21
Skenario 3 blok21
 
Konseling dan penapisan kb
Konseling dan penapisan kbKonseling dan penapisan kb
Konseling dan penapisan kb
 
Makalah terapi okupasi
Makalah terapi okupasiMakalah terapi okupasi
Makalah terapi okupasi
 
komunikasi terapeutik.ppt
komunikasi terapeutik.pptkomunikasi terapeutik.ppt
komunikasi terapeutik.ppt
 

More from Joko Wiwied

More from Joko Wiwied (7)

1. pengantar ginekologi
1. pengantar ginekologi1. pengantar ginekologi
1. pengantar ginekologi
 
Palestina
PalestinaPalestina
Palestina
 
Undangan fix
Undangan fixUndangan fix
Undangan fix
 
Kartu undangan
Kartu undanganKartu undangan
Kartu undangan
 
Sp cpns
Sp cpnsSp cpns
Sp cpns
 
Soal radiologi n gizi
Soal radiologi n giziSoal radiologi n gizi
Soal radiologi n gizi
 
Soal mata
Soal mataSoal mata
Soal mata
 

3. konseling & anastesi

  • 1. OLEH : dr. JOKO PRANOTO
  • 2. Konseling adalah:  proses pemberian informasi objektif dan lengkap,  dilakukan secara sistematis dengan panduan ketrampilan komunikasi interpersonal,  teknik bimbingan dan penguasaan pengetahuan klinik, T U J U A N Membantu seorang untuk mengenali kondisinya saat ini, masalah yang sedang dihadapi, dan menentukan jalan keluar/upaya untuk mengatasi masalah tersebut.
  • 3. Tahap pemberian informasi dalam konseling: 1. konseling awal 2. konseling khusus/pemantapan 3. konseling kunjungan ulang
  • 4. Selain aspek pengetahuan, aspek ketrampilan perlu juga memelihara komunikasi. Komunukasi terdiri dari: 1. Motivasi 2. Penyuluhan 3. konseling
  • 5. KARAKTERISTIK 3 JENIS KOMUNIKASI KOMUNIKASI TUJUAN ISI ARAH SIFAT TEMPAT Motivasi Mengarah- Promosi Searah Kepenting- Di mana kan an petugas saja Penyuluhan Menjelas- Edukatif Searah Kewajiban Di mana kan atau berat petugas saja sebelah Konseling Membim- Fakta Dua arah Kepenting- Ruangan bing an klien atau tempat khusus
  • 6. Konselor yang efektif adalah:  Mampu menciptakan suasana nyaman dan aman bagi klien  Menimbulkan rasa saling percaya diantara konselor-klien  Mampu mengenali hambatan sosio-kultural setempat  Mampu menyampaikan informasi objektif, lengkap dan jelas (bahasa yang mudah dimengerti).  Mau mendengar aktif dan bertanya secara efektif dan spontan  Memahami dan mampu menjelaskan berbagai aspek kesehatan reproduksi  Mampu mengenali keinginan klien dan keterbatasan penolong  Membuat klien bertanya, berbicara dan mengeluarkan pendapat  Menghormati hak klien, membantu dan memperhatikan
  • 7. Komunikasi digolongkan : 1. Komunukasi verbal 2. Komunikasi non-verbal
  • 8. 1. Komunikasi verbal  Pertukaran informasi menjadi secara interaktif mendengarkan lawan bicara atau sebaliknya  Kontak mata sangat membantu kelancaran komunikasi  Pengamatan bahasa dan gaya bicara  Berlangsung dua arah / timbal balik  Pemahaman dan penyerapan informasi, berlangsung relatif cepat dan baik
  • 9. 2. Komunikasi non-verbal  Melalui observasi dari gerak-gerik, ekspresi, gerak tubuh dan isyarat  Sulit untuk menyelami maksud dan perasaan klien  Sering terjadi salah persepsi  Konselor lebih banyak mengambil inisiatif  Komunikasi terganggu apabila kedua belah pihak tidak mengupayakan komunikasi verbal
  • 10. Gallen dan Leitenmaier (1987) memberikan akronim GATHER sgb langkah langkah konseling: G-Greet = memberi salam, mengenalkan diri dan membuka komunikasi A-Ask = menanyakan keluhan/kebutuhan klien dan menilai apakah keluhan/keinginan yang disampaikan memang sesuai dengan kondisi yg dihadapi T-Tell = beritahukan bahwa persoalan pokok yg dihadapi oleh klien adalah seperti yg tercermin dari hasil tukar informasi dan harus dicarikan upaya penyelesaian
  • 11. H-Help = bantu klien untu memahami masalah utamanya dan harus diselesaikan. Jelaskan beberapa cara yg dapat menyelesaikan masalahnya, termasuk keuntungan dan keterbatasannya. Minta klien untuk memutuskan cara terbaik E-Explain = Jelaskan bahwa cara terpilih telah diberikan/dianjurkan dan hasil yg diharapkan mungkin dapat segera terlihat atau diobservasi beberapa saat hingga menampakan hasil seperti yg diharapkan. Jelaskan pada siapa dan dimana pertolongan lanjutan atau darurat dapat diperoleh R-Refer dan Return visit = rujuk apabila fasilitas tidak memungkinkan atau buat jadwal kunjungan ulang apabila pelayanan terpilih elah diberikan.
  • 12.
  • 13. Tujuan persiapan prabedah 1. Mengenal pasien, mengetahui masalah saat ini, mengetahui riwayat penyakit dahulu serta keadaan / masalah yang mungkin menyertai pada saat ini. 2. Menciptakan hubungan dokter-pasien 3. Menyusun rencana penatalaksanaan sebelum, selama dan sesudah anestesi / operasi 4. Informed consent
  • 14. Penilaian catatan medik 1. Membedakan masalah obstetri / ginekologi dengan masalah non-obstetri yang terjadi pada kehamilan. 2. Jenis operasi yang direncanakan 3. Indikasi / kontraindikasi 4. Ada/tidak kemungkinan terjadinya komplikasi, faktor penyulit 5. Obat-obatan yang pernah / sedang / akan diberikan untuk masalah saat ini yang kemungkinan dapat berinteraksi dengan obat / prosedur anestesi 6. Hasil-hasil pemeriksaan penunjang / laboratorium yang diperlukan
  • 15. Pemeriksaan pasien 1. Anamnesis : Penting tentang riwayat penyakit yang dapat menjadi penyulit / faktor risiko tindakan anestesi (asma, hipertensi, penyakit jantung, penyakit ginjal, gangguan pembekuan darah, dsb), riwayat operasi / anestesi sebelumnya, riwayat alergi, riwayat pengobatan, kebiasaan merokok / alkohol / obat- obatan. 2. Pemeriksaan fisik : tinggi / berat badan, tanda vital lengkap, 3. Pada kasus obstetri sebelum operasi perlu dipastikan kesejahteraan janin (dengan fetal monitoring).
  • 16. Dalam tindakan operasi dikenal 3 jenis anestesi 1. Anastesi lokal 2. Anastesi regional 3. Anastesi Umum 1. Anastesi lokal Prinsip: melakukan bloking terhadap syaraf yang menuju dan keluar dari lokasi yang akan ditindak, sehingga tidak ada impuls yang dihantarkan sehingga tercipta keadaan anestesi.
  • 17. 2. Anastesi regional • Melakukan blok pada ketinggian tertentu di syaraf spinal sehingga wilayah yang lebih luas pada tubuh dibawah dermatom blok bisa teranastesi. • Jenis:Spinal blok, epidural blok dan kombinasi
  • 18. 3. Anastesi Umum • Prinsip: memberikan obat yang ditujukan terutama ke pada SSP untuk menciptakan keadaan: analgesi, relaksasi otot dan penurunan kesadaran. Persiapan terhadap anestesi regional dan Umum: • Informed consent • Dalam anamnesis perlu diketahui adanya riwayat penyakit yang berhub dengan: kardiovaskuler, respirasi, hepar, metabolik, kelainan pembekuan darah, alergi obat
  • 19. Persiapan terhadap anestesi regional dan Umum: • Puasa 6 jam untuk operasi elektif • Pemakaian NGT atau kumbah lambung untuk emergensi. • Lambung dikosongkan untuk menghindari regurgitasi yang berakibat aspirasi pneumonia • Pasien hamil rencana SC sebaiknya berbaring miring sebelum induksi anastesi • Gigi palsu dan sejenisnya yang potensial masuk ke trakea dilepaskan
  • 20. • Untuk mengurangi efek dari aspirasi pneumoni maka dianjurkan:  Memberikan hanya makanan lunak selama proses melahirkan  Menghisap isi lambung dengan NGT  Memberikan metoklorpamid injeksi  Memberikan simetidin dan sejenisnya 1 jam sebelum induksi  Pemberian antasid
  • 21. Paska bedah pasien dimonitor ketat terhadap komplikasi anastesi dan komplikasi bedah  Terhadap anastesi • Pada anastesi umum : pengawasan diutamakan pada airway dan TD sampai pasien sadar betul • Pada anastesi spinal : tidur telentang dg posisi kepala lebih tinggi 1 bantal selama 24 jam dan TD sampai stabil  Terhadap komplikasi bedah: • Perdarahan • Pemantauan terhadap nyeri paska operasi  Untuk anestesi umum, perlu menunggu bising usus untuk bisa diberikan intake oral.  Kelalaian dan ketidaktahuan terhadap komplikasi yang terjadi dapat berakibat fatal