2. Konseling adalah:
proses pemberian informasi objektif dan lengkap,
dilakukan secara sistematis dengan panduan
ketrampilan komunikasi interpersonal,
teknik bimbingan dan penguasaan pengetahuan klinik,
T
U
J
U
A
N
Membantu seorang untuk mengenali kondisinya saat ini,
masalah yang sedang dihadapi, dan menentukan jalan
keluar/upaya untuk mengatasi masalah tersebut.
3. Tahap pemberian informasi dalam konseling:
1. konseling awal
2. konseling khusus/pemantapan
3. konseling kunjungan ulang
4. Selain aspek pengetahuan, aspek ketrampilan
perlu juga memelihara komunikasi.
Komunukasi terdiri dari:
1. Motivasi
2. Penyuluhan
3. konseling
5. KARAKTERISTIK 3 JENIS KOMUNIKASI
KOMUNIKASI TUJUAN ISI ARAH SIFAT TEMPAT
Motivasi Mengarah- Promosi Searah Kepenting- Di mana
kan an petugas saja
Penyuluhan Menjelas- Edukatif Searah Kewajiban Di mana
kan atau berat petugas saja
sebelah
Konseling Membim- Fakta Dua arah Kepenting- Ruangan
bing an klien atau
tempat
khusus
6. Konselor yang efektif adalah:
Mampu menciptakan suasana nyaman dan aman bagi klien
Menimbulkan rasa saling percaya diantara konselor-klien
Mampu mengenali hambatan sosio-kultural setempat
Mampu menyampaikan informasi objektif, lengkap dan
jelas (bahasa yang mudah dimengerti).
Mau mendengar aktif dan bertanya secara efektif dan
spontan
Memahami dan mampu menjelaskan berbagai aspek
kesehatan reproduksi
Mampu mengenali keinginan klien dan keterbatasan
penolong
Membuat klien bertanya, berbicara dan mengeluarkan
pendapat
Menghormati hak klien, membantu dan memperhatikan
8. 1. Komunikasi verbal
Pertukaran informasi menjadi secara interaktif
mendengarkan lawan bicara atau sebaliknya
Kontak mata sangat membantu kelancaran
komunikasi
Pengamatan bahasa dan gaya bicara
Berlangsung dua arah / timbal balik
Pemahaman dan penyerapan informasi, berlangsung
relatif cepat dan baik
9. 2. Komunikasi non-verbal
Melalui observasi dari gerak-gerik, ekspresi, gerak
tubuh dan isyarat
Sulit untuk menyelami maksud dan perasaan klien
Sering terjadi salah persepsi
Konselor lebih banyak mengambil inisiatif
Komunikasi terganggu apabila kedua belah pihak tidak
mengupayakan komunikasi verbal
10. Gallen dan Leitenmaier (1987) memberikan
akronim GATHER sgb langkah langkah konseling:
G-Greet = memberi salam, mengenalkan diri dan
membuka komunikasi
A-Ask = menanyakan keluhan/kebutuhan klien dan
menilai apakah keluhan/keinginan yang disampaikan
memang sesuai dengan kondisi yg dihadapi
T-Tell = beritahukan bahwa persoalan pokok yg dihadapi
oleh klien adalah seperti yg tercermin dari hasil tukar
informasi dan harus dicarikan upaya penyelesaian
11. H-Help = bantu klien untu memahami masalah utamanya
dan harus diselesaikan. Jelaskan beberapa cara yg
dapat menyelesaikan masalahnya, termasuk keuntungan
dan keterbatasannya. Minta klien untuk memutuskan
cara terbaik
E-Explain = Jelaskan bahwa cara terpilih telah
diberikan/dianjurkan dan hasil yg diharapkan mungkin
dapat segera terlihat atau diobservasi beberapa saat
hingga menampakan hasil seperti yg diharapkan.
Jelaskan pada siapa dan dimana pertolongan lanjutan
atau darurat dapat diperoleh
R-Refer dan Return visit = rujuk apabila fasilitas tidak
memungkinkan atau buat jadwal kunjungan ulang
apabila pelayanan terpilih elah diberikan.
12.
13. Tujuan persiapan prabedah
1. Mengenal pasien, mengetahui masalah
saat ini, mengetahui riwayat penyakit
dahulu serta keadaan / masalah yang
mungkin menyertai pada saat ini.
2. Menciptakan hubungan dokter-pasien
3. Menyusun rencana penatalaksanaan
sebelum, selama dan sesudah anestesi /
operasi
4. Informed consent
14. Penilaian catatan medik
1. Membedakan masalah obstetri / ginekologi dengan
masalah non-obstetri yang terjadi pada kehamilan.
2. Jenis operasi yang direncanakan
3. Indikasi / kontraindikasi
4. Ada/tidak kemungkinan terjadinya komplikasi, faktor
penyulit
5. Obat-obatan yang pernah / sedang / akan diberikan
untuk masalah saat ini yang kemungkinan dapat
berinteraksi dengan obat / prosedur anestesi
6. Hasil-hasil pemeriksaan penunjang / laboratorium yang
diperlukan
15. Pemeriksaan pasien
1. Anamnesis : Penting tentang riwayat penyakit yang
dapat menjadi penyulit / faktor risiko tindakan anestesi
(asma, hipertensi, penyakit jantung, penyakit ginjal,
gangguan pembekuan darah, dsb), riwayat operasi /
anestesi sebelumnya, riwayat alergi, riwayat
pengobatan, kebiasaan merokok / alkohol / obat-
obatan.
2. Pemeriksaan fisik : tinggi / berat badan, tanda vital
lengkap,
3. Pada kasus obstetri sebelum operasi perlu dipastikan
kesejahteraan janin (dengan fetal monitoring).
16. Dalam tindakan operasi dikenal 3 jenis anestesi
1. Anastesi lokal
2. Anastesi regional
3. Anastesi Umum
1. Anastesi lokal
Prinsip: melakukan bloking terhadap
syaraf yang menuju dan keluar dari lokasi
yang akan ditindak, sehingga tidak ada
impuls yang dihantarkan sehingga
tercipta keadaan anestesi.
17. 2. Anastesi regional
• Melakukan blok pada ketinggian tertentu di syaraf
spinal sehingga wilayah yang lebih luas pada
tubuh dibawah dermatom blok bisa teranastesi.
• Jenis:Spinal blok, epidural blok dan kombinasi
18. 3. Anastesi Umum
• Prinsip: memberikan obat yang ditujukan terutama
ke pada SSP untuk menciptakan keadaan:
analgesi, relaksasi otot dan penurunan kesadaran.
Persiapan terhadap anestesi regional dan Umum:
• Informed consent
• Dalam anamnesis perlu diketahui adanya riwayat
penyakit yang berhub dengan: kardiovaskuler,
respirasi, hepar, metabolik, kelainan pembekuan
darah, alergi obat
19. Persiapan terhadap anestesi regional dan Umum:
• Puasa 6 jam untuk operasi elektif
• Pemakaian NGT atau kumbah lambung untuk
emergensi.
• Lambung dikosongkan untuk menghindari
regurgitasi yang berakibat aspirasi pneumonia
• Pasien hamil rencana SC sebaiknya berbaring
miring sebelum induksi anastesi
• Gigi palsu dan sejenisnya yang potensial
masuk ke trakea dilepaskan
20. • Untuk mengurangi efek dari aspirasi pneumoni
maka dianjurkan:
Memberikan hanya makanan lunak selama
proses melahirkan
Menghisap isi lambung dengan NGT
Memberikan metoklorpamid injeksi
Memberikan simetidin dan sejenisnya 1 jam
sebelum induksi
Pemberian antasid
21. Paska bedah pasien dimonitor ketat terhadap komplikasi
anastesi dan komplikasi bedah
Terhadap anastesi
• Pada anastesi umum : pengawasan diutamakan pada
airway dan TD sampai pasien sadar betul
• Pada anastesi spinal : tidur telentang dg posisi kepala
lebih tinggi 1 bantal selama 24 jam dan TD sampai
stabil
Terhadap komplikasi bedah:
• Perdarahan
• Pemantauan terhadap nyeri paska operasi
Untuk anestesi umum, perlu menunggu bising usus
untuk bisa diberikan intake oral.
Kelalaian dan ketidaktahuan terhadap komplikasi yang
terjadi dapat berakibat fatal