Teori belajar behavioristik adalah teori yang mempelajari tingkah laku manusia berdasarkan pendekatan objektif dan mekanistik. Teori ini menekankan pengkondisian untuk merubah tingkah laku melalui penguatan dan hukuman. Beberapa tokoh kuncinya meliputi Ivan Pavlov, John Watson, Edward Thorndike, dan BF Skinner yang mengembangkan konsep klasikal dan operan kondisioning. Teori ini berpengaruh dalam pembelajaran berbasis tujuan tingk
3. TEORI BEHAVIORISTIK
Teori belajar behavioristik adalah sebuah teori yang mempelajari tingkah laku manusia.
Teori belajar behavioristik merupakan teori belajar memahami tingkah laku manusia
yang menggunakan pendekatan objektif, mekanistik, dan materialistik, sehingga
perubahan tingkah laku pada diri seseorang dapat dilakukan melalui upaya
pengkondisian. Desmita (2009:44)
Widia Dharma
4. 1. IVAN PAVLOV
v Pendekatan classical conditioning
v Penerapan classical conditioning merupakan metode terapi dalam merubah
perilaku yang bersifat maladaptive dan merubah perilaku yang adabtif.
TOKOH-TOKOH TEORI
BEHAVIORISTIK
Widia Dharma
5. Penrapan metode ini misalnya dalam sebuah pembelajaran ada siswa yang takut dengan
pembelajaran di ubah menjadi rasa senang dengan pembelajaran Matematika,
Selain itu metode ini dapat di gunakan untuk membuat seseorang menjadi pobia pada
sesuatu.
Widia Dharma
6. § Tidak mengakui adanya mental, kesadaran dan predisposisi yang
dimiliki manusia
§ Yang dimiliki manusia : raga, fisik, badan dan refleks
§ Kondisioning merupakan suatu upaya untuk memperkuat ikatan S-
R dan memberi perangsang sehingga menimbulkan refleks
(perilaku)
§ Prilaku manusia merupakan proses dari kegiatan fisik dan
hubunganya dengan lingkunganya.
2. John R. Watson
3 Kategori Perilaku
Bersifat
Insting
Kebiasaan
Reaksi
emosi
Widia Dharma
7. 3. Edward L. Thorndike
Pengaruh hubungan antara stimulus dan respons dalam
pembentukan prilaku dan konsekuensinya
dalam pembetukan prilaku Yang diinginkan.
v Tiga hukum utama terkait dengan stimulus dan respons:
a. Law of Effect
Respons akan sangat bertambah kuat akan di ikuti dengan
hal-hal yang menyenangkan (Positive Reinforcement) dan
sebaliknya.
a. Low of Readiness
Berkaitan dengan struktur dan fungsi kematangan fisik dan
mental
a. Low of Exercise
Hubungan antara stimulus dan respons akan bertambah kuat
jika dilatih.
Widia Dharma
8. Dalam konteks pembelajaran Classikal conditioning dapat menjelaskan mengapa siswa
menunjukan prilaku menyukai atau tidak menyukai pembelajaran atau mata
pemebelajaran tertentu. Selanjutnya prilaku yang ditampilkan seorang guru merupakan
salah satu faktor penyebab hal tersebut.
Widia Dharma
9. 4. SKINNER (OPERANT CONDITIONING)
Manusia dan hewan selalu berada dalam proses “OPERATING” (melakukan sesuatu)
terhadap lingkungannya. Selama melakukan sesuatu tersebut mahkluk hidup
menemukan “Reinforcing stimulus” atau stimulus pendorong.
Skinner Box
Perilaku yang diikuti dengan reinforcing stimulus atau stimulus penguat akan diulangi lagi di
masa mendatang. Pembentukan prilaku yang sesuai dengan pembentukan di sebut dengan
SHAPING,
Shaping adalah metode untuk mengarahkan prilaku pada prilaku yang dinginkan.
Selain Reinforcment Skinner juga memperlakukan Punishment
Widia Dharma
10. Kesuksesan operant conditioning tergantung pada penerapan reinforcement dan phunisment.
Reinforcement dalam pembelajaran dapat dengan pembelajaran dengan
bermain, dengan media, serta metode lain yang menyenangkan.
Widia Dharma
12. MODIFIKASI PRILAKU
„ Behavior modification merupakan teknik terapi yang di kembangkan berdasarkan
hasil penelitian dari skiner “operant conditioning”.teknik ini lakukan dengan cara
mengatur reinforcement untuk menghilangkan prilaku yang tidak diinginkan.
Metode ini di gunakan untuk mengatasi prilaku pemalu, autis, tergantungan pada
obat dll.
Melakukan
evaluasi dan
revisi
Menetapkan
tujuan
perubahan
prilaku
1
Menetapkan
reinforcement
yang sesuai
2
Menetapkan
Prosedur
perubahan
prilaku
3
Melaksanakan
prosedur dan
mencatat hasil
4 5
Widia Dharma
13. Modifikasi Prilaku
Memperkuat prilaku
Positive Reinforcement
Andi tidak lagi ribut setelah
gurunya memberikan pujian
pada waktu ia duduk dan belajar
dengan tenang
Melemahkan Prilaku
Negative Reinforcement
Guru mendudukan siswa di
bangku depan untuk
mengurangi kebiasaan ribut
dan mengobrol pada waktu
belajar
Widia Dharma
14. PEMBELAJARAN BERBASIS BEHAVIORISME
„ Penerapan teori behaviorisme dalam pembelajaran di mulai dengan melakukan
analisis kebutuhan siswa, kemudian di lanjutkan dengan menetapkan tujuan
pembelajaran (behavioral outcome).
„ Tujuan pembelajaran menurut behaviorisme:
Ø A – Audience adalah siswa
Ø B – Behavior prilaku atau kopetensi yang perlu ditampilkan setelah proses belajar
Ø berlangsung.
Ø c – Condition menyelesaikan unit pelajaran yang di evaluasi diakhiri proses
Ø pembelajaran.
Ø D – Degree pencapaian hasil belajar
Siswa kelas 5 SD dapat menjawab dengan benar soal-soal yang berkaitan dengan orasi
bilangan setelah mempelajari materi orasi bilangan dengan tingkat pencapaian 90%
15. PEMBELAJARAN TERPROGRAM
Menetapkan tujuan Pembelajaran yang harus di kuasai peserta didik
Memecah kopetensi menjadi lebih spesifik
Merumuskan Kopetensi yang perlu di kuasai dalam rangka mencapai tujuan
Mengembangkan Materi sesuai dengan tujuan yang akan di capai
Memberikan kesempatan peserta didik mencapai tujuan sesuai kemampuannya
Memberikan umpan balik
Setelah sukses dengan operaant conditioning Skinner yang di bantu oleh Holland
menerapkan hasi Pembelajaran yang terkaal dengan Programmed Instruction.
Pembelajaran terperogram merupakan serangkaian kegiatan pembelajaran yang
diprogram khusus Dengan tujuan peserta didik dapat membelajarkan dirinya sendiri.
16. CIRI-CIRI BEHAVIORISTIK
„ 1. Mempelajari perbuatan manusia, bukan kesadarannya
„ 2. Segala perbuatan di kembalikan pada refleks
„ 3. Waktu di lahirkan semua orang adalah sama
„ 4. Pendidikan adalah “Maha Kuasa”
Widia Dharma
18. KELEMAHAN DAN KELEBIHAN
PENDEKATAN BEHAVIORSITIK
Kelebihan
1. Sangat cocok untuk memperoleh kemampuan yang membutuhkan
praktek dan pembiasaan.
2. Mempermudah hasil penelitian karena prilaku dapat di kuantitatifkan
3. Pendekatan ini efektif untuk merubah prilaku
Kekurangan
1. Pembelajaran peserta didik hanya perpusat pada guru
2. Tidak memperhatikan faktor internal
3. Peserta didik tidak bebas berkreasi dan berimajinasi
Widia Dharma