Organisasi Budi Utomo didirikan pada tahun 1908 oleh sembilan tokoh di bawah pimpinan Dr. Wahidin Sudirohusodo untuk membangun kehidupan bangsa Indonesia yang terhormat melalui pendidikan dan kebudayaan. Organisasi ini meluas ke seluruh Jawa dan Bali dengan cepat mencapai 1,200 anggota. Namun Budi Utomo mengalami kemunduran karena perbedaan pandangan antar generasi dan tekanan Belanda sehingga akhirnya bergabung dengan organ
4. Latar Belakang Budi Utomo
Latar belakang pembentukan organisasi Budi Utomo
datang dari Dr. Wahidin Sudirohusodo. Ia adalah seorang
dokter Jawa yang berasal dari Surakarta. Ia adalah
orang yang dulunya dengan giat menyebarkan cita-cita
pendirian organisasi.
Setelah melalui serangkaian diskusi, pada tanggal 20
Mei 1908, didirikanlah sebuah perhimpunan.
Perhimpunan tersebut diberi nama Budi Utomo. Ada
Sembilan orang yang masuk ke dalam pendiri tokoh
organisasi Budi Utomo.
Budi Utomo
5. Tujuan Organisasi Budi Utomo
Tujuan didirikannya organisasi Budi Utomo adalah untuk
menjadi kehidupan sebagai bangsa yang terhormat. Fokus dari
pergerakan organisasi ini dalam bidang pengajaran,
pendidikan, dan kebudayaan.
6. Susunan Organisasi Budi Utomo
KETUA
R. SOETOMO
WAKIL KETUA
M. SOELAIMAN
SEKRETARIS I
SOEWARNO I
(GONDO
SOEWARNO)
SEKRETARIS II
M. GOENAWAN
BENDAHARA
R. ANGKA
KOMISARIS
• M. SOERADJI
• M. MOH. SALEH
• SOEWARNO II (M.
SOEWARNO)
• R.M. GOEMBREK
7. Keanggotaan Budi Utomo
Awalnya, jumlah anggota terbatas hanya penduduk Jawa dan
Madura, namun akhirnya Budi Utomo meluas sampai ke Bali.
Keanggotaan Budi Utomo tidak melihat keturunan, kelamin,
atau pun agama sehingga mempermudah generasi pada masa
itu untuk bergabung. Setelah diadakan kongres pertama di
Yogyakarta, pada Oktober 1908, dalam waktu 5 bulan,
keanggotaan Budi Utomo bertambah menjadi 1.200 anggota.
8. Tokoh Pendiri Budi Utomo
1. Soetomo 2. Mochammad Saleh 3. Mohammad Soelaiman
4. Goenawan
Mangoenkoesoemo
5. Gondo Soewarno 6. R. Angka Prodjosoedirdjo
10. Berakhirnya Budi Utomo
Budi Utomo mengalami kemunduran karena disebabkan oleh
adanya perbedaan orientasi antara golongan tua dan golongan
muda dalam tubuh organisasi serta cakupan yang dianggap
kurang nasional.
Budi Utomo lebih didominasi oleh golongan tua (golongan
Priyayi). Dan tekanan dari Pemerintah Belanda mengakibatkan
Budi Utomo mengalami kemunduran. Sehingga pada tahun
1935, Budi Utomo bergabung dengan organisasi pergerakan
lainnya dan membentuk Partai Indonesia Raya (Parindra).