2. Individu, Masyarakat, dan Kebudayan
individu
masyarakat
kebudayaan
Manusia yang hidup bersama
Adanya interaksi sosial yang cukup lama
Mempunyai kesadaran sebagai satu kesatuan
Menghasilkan kebudayaan
Sebagai satu kompleks dari ide-
ide, gagasan-gagasan, nilai-nilai,
norma-norma, peraturan-
peraturan, dsb
Sebagai suatu kompleks aktivitas
kelakuan berpola dari manusia
dalam masyarakat
Sebagai benda-benda hasil karya
manusia
Koentjaraningrat (1985).
3. Pendidikan : Sosialisasi dan Enkulturasi
Individu
dalam proses sosialisasi dan
enkulturasi setiap individu
sesuai dengan staatusnya
dituntu untuk belajar tentang
berbagai macam peranan dalam
konteks kebudayaan
masyarakatnya,sehingga mereka
mampu hidup bermasyarakat &
berbudaya
Masyarakat
sosialisasi danenkulturasi merupakan
fungsi masyarakat dalam rangka
mengantarkan setiap individu ke
dalam kehidupan bermasyarakatdan
berbudaya
4. Sedangkan enkulturasi adalah proses individu belajar cara berpikir,
bertindak yang mencerminkan kebudayaan masyarakat.
Dalam kehidupan riil, sosialisasi inherent dengan kebudayaan , sebab
kebudayaanlah yang menentukan arah dan cara- cara sosialisasi yang
dilaksanakan
masyarakat. Karena itu, proses sosialisasi terjadi juga proses
enkulturasi (pembudayaan).
Dari sudut sosiologi, dan pendidikan identik dengan
sosialisasi. Sedangka dari sudut
antropologi, pendidikan identik dengan enkulturasi
PETER L BERGER
sosialisasi adalah proses anak belajar menjadi seorang
anggota yang berpartisiapsi dalam masyarakat.
5. Pendidikan Sebagai
Pranata Sosial
Pranata sosial adalah perilaku terpola yang
digunakan oleh suatu masyarakat untuk
memenuhi kebutuhan dasarnya. Pranata
pendidikan merupakana salah satu pranata sosial
dalam proses sosialisasi dan/atau enkulturasi
untuk mengantarkan individu ke dalam
kehidupan bermasyarakat dan berbudaya, serta
menjaga kelangsungan eksistensinya.
6. Pendidikan Informal, Formal, dan
Nonformal
Informal
Pendidikan
Informal adalah
pendidikan yang
berlangsung
secara wajar di
lingkungan
Contohnya di
dalam
keluarga,
pergaulan
anak sebaya,
dll
Pengetahuan
yang dipelajari
contohnya sikap,
norma-norma,
nilai-nilai, adat
kebiasaan
keterampilan
Keluarga Masyarakat
7. Kamanto Sunarto (1993)
Berdasarkan Garis
Keturunannya
Keluarga Batih (nuclear
family):(ayah,ibu,anak)
Keluarga Luas(extended
family):Terdiri dari
beberapa batih
Patrianial (ditarik dari
pria atau ayah
Matrilineal (dotarik dari
garis wanita atau ibu
Bilateral (ditarik dari
ayah dan ibu)
Berdasarkan Pemegang
kekuasaan
Patriarhat/Patriarcha
l
Ayah > IbuMatriarhat//matriach
al
Ibu > Ayah
equalitarian
Ibu = Ayah
Berdasarkan Bentuk
Pernikahan
Monogami(1 laki-laki &
1 perempuan)
Poligami(1 laki-laki & >
1 perempuan)
Poliandri(1
perempuan& banyak
K
E
L
U
A
R
G
A
Fungsi keluarga
George Peter
Murdock(Sudarj
a Adiwikarta):
1) Sebagai
Pranata
yang
membenarka
n hubungan
antara pria &
wanita
dewasa
berdasarkan
pernikahan
2) Mengemban
gkan
keturunan
3) Melaksanaka
n pendidikan
4) Sebagai
kesatuan
ekonomi
8. FORMAL
(SEKOLAH
)
KOMPONEN
1) Peserta
Didik
2) Guru
3) Kurikulum
FUNGSI
1. Tranmisi Kebudayaan
2. Sosialisasi (memilih & mengajarkan
peranan ssial
3. Integrasi sosial
4. Mengembangkan kepribadian
individu/anak
5. Mempersiapkan anak untuk suatu
pekerjaan
6. Inovasi/men-transformasi
masyarakat & kebudayaan
9. Nonformal
Definisi : Pendidikan Nonformal ialah jalur pendidikan diluar pendidikan
formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang (Pasal 1
ayat (12) UU RI No.20 Tahun 2003)
Fungsi : mengembangjan poternsi pesarta didik dengan penekanan pada
penguasaan pengetahuan dan keterampilam fungsional setapengembangan
sikap dn kepribadian professional
Lingkup : Meliputi pendidikan kecakapan hidup, pendidiakan anak usia dini,
pendidikan kepemudaan, pendidikan pembedayaan perempuan,pendidikan
keaksaraan, pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja,pendidikan
kesetaraan.
Satuan Pendidikan : Meliputi pelatihan, lembaga kursus, kelompok belajar,
pusat kegiatan masyarakat, majelis taklim, dll.
10. Pendidikan, Masyarakat, dan Kebudayaaan
Masyarakat &
Kebudayaan
Pendidikan
Fungsi Konservasi :
Pranata pendidikan berfungsi
untuk mewariskan atau
melestarikan nilai-nilai budaya
masyarakat dan atau
mempertahankan
kelangsungan eksistensi
masyarakat
Fungsi
Inovasi/Kreasi/Transformasi :
Pranata pendidikan berfungsi
untuk melakukan perubahan
dan pembaharuan masyarakat
masyarakat beserta nilai-nilai
budayanya
11. Pola – Pola Kegiatan Sosial Pendidikan
Pola Nomothetis
Pola Nomothetis mengutamakan fungsi
dimensi tingkah laku yang bersifat
normative/nomothetis daripada fungsi tingkah
laku ideografis. Tingkah laku pendidik dan pesrta
didik akan lebih mengutamakan tuntutan-tuntutan
institusi, peranan-peranan yang seharusnya, dan
harapan-harapan sosial.Pendidikan berdasarkan
pola nomothetis mempunyai pengertian sebagai
sosialisasi kepribadian dan dipandang sebagai
upaya pewarisan nilai-nilai sosial kepada generasi
muda.
12. Pola Ideografis
Pendidikan mempunyai pengertian sebagai
personalisasi peranan yaitu upaya membantu seseorang
untuk mengetahui dan mengembangkan pengetahuan
Pola Transaksional
Lebih mengutamakan keseimbangan berfungsinya
dimensi tingkah laku nomothetis dan tingkah laku
ideografis. Berdasarkan pola ini, pendidikan dipahami
sebagai suatu
system sosial yang mempunyai ciri :
• Mengenal tujuan-tujuan system
• Harapan sosial bersifat rasional
• Individu mempunyai kelompok dengan suasana
emosional yang sama
13. Pola Sikap Guru kepada Siswa dan Implikasinya terhadap
Fungsi dan Tipe Guru
David Hargreaves mengemukakan tiga kemungkinan pola
sikap guru terhadap muridnya serta implikasinya
terhadap fungsi dan tipe/kategori guru :
• Guru berasumsi bahwa muridnya belum menguasai
kebudayaan, sedangkan pendidikan diartikan sebagai
enkulturasi (pembudayaan). Implikasinya maka tugas dan
fungsi guru adalah menggiring muridnya untuk
mempelajari hal-hal yang dipilihkan guru. Tipe guru ini
dinamakan sebagai penjinak atau penggembala singa.
• Guru berasumsi bahwa muridnya mempunyai dorongan
untuk belajar yang harus menghadapi materi yang baru,
cukup berat dan kurang menarik. Implikasinya tugas guru
adalah membuat pengajaran menjadi menyenangkan,
menarik, dan mudah. Tipe guru ini dinamakan sebagai
penghibur atau “entertainer”
14. • Guru berasumsi bahwa muridnya mempunyai
dorongan belajar ditambah dengan harapan
mampu menggali sumber belajar. Implikasinya
guru harus memberikan kebebasan yang cukup
luas kepada murid. Tipe guru ini dinamakan
sebagai guru romantik. “romantic”