SlideShare a Scribd company logo
1 of 5
Download to read offline
1
JURNAL PROSES KIMIA
TEKNIK KIMIA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
PENGARUH KONSENTRASI NaOH TERHADAP JUMLAH CO2 TERSERAP,
TETAPAN PERPINDAHAN MASSA CO2 FASE GAS DAN FASE CAIR,
SERTATETAPAN REAKSI PADA PROSES ABSORBSI GAS CO2
Alfiano akbar, Desty Dwi Setianingrum*), Ita Pratiwi
Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Semarang
Jl. Prof Soedarto –50239 Semarang, Telp./Fax. 024-7460058
Abstrak
Hampir semua reaksi kimia yang diterapkan dalam industri kimia melibatkan bahan baku yang berbeda
wujudnya, baik berupa padatan, gas maupun cairan. Absorbsi merupakan salah satu proses separasi dalam
industri kimia dimana suatu campuran gas saling kontak dengan suhu cairan penyerap tertentu sehingga satu
atau lebih komponen gas tersebut larut dalam cairannya. Proses absorpsi gas-cair dapat diterapkan pada
pemurnian gas sintesis, recovery beberapa gas yang masih bermanfaat dalam gas buang atau bahkan pada
industri yang melibatkan pelarutan gas dalam cairan, seperti H2SO4, HCl, HNO3, formadehid dll .Pada
percobaan ini variabel tetap yang digunakan adalah tekanan CO2 6,5 bar, suhu 30o
C,konsentrasi HCl 0,4 N dan
laju alir 75 ml/menit, sedangkan variabel berubahnya adalah konsentrasi NaOH 0,25 N; 0,5 N; 0,75 N. Dari hasil
percobaan diperoleh semakin besar konsentrasi NaOH maka CO2 yang terserap semakin banyak. Semakin besar
konsentrasi NaOH, maka nilai konstanta perpindahan massa gas semakin besar dan nilai konstanta perpindahan
massa cair konstan. Semakin besar konsentrasi NaOH nilai konstanta kecepatan reaksi k2 semakin besar.
Kata kunci :absorbsi;konsentrasi NaOH;konstanta kecepatan reaksi;perpindahan massa
Abstract
Almost all chemical reactions are applied in the chemical industry involvedifferent raw material forms,
either in the form of solids, liquids and gases. Absorption is a separation process in the chemical industry where
a gas mixture in contact with the liquid absorbing certain temperature so that one or more components of the gas
dissolved in the liquid..Gas-liquid absorption process can be applied to synthesis gas purification, recovery of
some gas that is still useful in the exhaust gas or even on the industry which involves dissolving the gas in liquid,
such as HCl, H2SO4, HNO3, formaldehyd etc. In this experiment, the unchanging variables are CO2 pressure is
6,5 bar, temperature is 30o
C , concentration of HCl 0.4 N and flow rate of NaOH 75ml/minute, while the changing
variable is consetration of NaOH which consist of 0,25 N; 0,5 N; 0,75 N. As the results from this experiment, the
higher of the concentration NaOH then the amount of CO2 absorbed is higher too .The higher of the concentration
NaOH then the mass transfer constant of kGa are getting bigger and kLa was constant. The higher of the
concentration NaOH the value of the reaction rate constants of k2 are getting bigger.
Keywords : absorption;concentration of NaOH;constanta of reaction; mass transfer
PENDAHULUAN
Hampir semua reaksi kimia yang diterapkan dalam
industri kimia melibatkan bahan baku yang berbeda
wujudnya, baik berupa padatan, gas maupun cairan.
Absorpsi gas-cair merupakan proses heterogen yang
melibatkan perpindahan komponen gas yang dapat
larut menuju penyerap yang biasanya berupa cairan
yang tidak mudah menguap (Franks, 1967). Proses
absorpsi gas-cair dapat diterapkan pada pemurnian
gas sintesis, recovery beberapa gas yang masih
bermanfaat dalam gas buang atau bahkan pada
industri yang melibatkan pelarutan gas dalam cairan,
seperti H2SO4, HCl, HNO3, formadehid dll (Coulson,
1996). Perancangan reaktor kimia dilakukan
-------------------------------------------
*) Penulis Korespondensi
Email : destydwisetianingrum@gmail.com
No. Hp: 082327725569
2
berdasarkan pada permodelan hidrodinamika
reaktor dan reaksi kimia yang terjadi di dalamnya.
Pada percobaan ini dipelajari bagaimana
pengaruh pengaruh konsentrasi NaOH terhadap
jumlah CO2 yang terserap pada berbagai waktu
reaksi, pengaruh konsentrasi NaOH terhadap nilai
tetapan perpindahan massa CO2 (kGa), pengaruh
konsentrasi NaOH terhadap nilai tetapan
perpindahan massa CO2 fase cair (kLa) dan pengaruh
konsentrasi NaOH terhadap nilai tetapan reaksi
antara CO2 dan NaOH (k2).
Secara umum, proses absorpsi gas CO2 ke
dalam larutan NaOH yang disertai reaksi kimia
berlangsung melalui empat tahap, yaitu perpindahan
massa CO2 melalui lapisan gas menuju lapisan antar
fase gas-cairan, kesetimbangan antara CO2 dalam
fase gas dan dalam fase larutan, perpindahan massa
CO2 dari lapisan gas ke badan utama larutan NaOH
dan reaksi antara CO2 terlarut dengan gugus
hidroksil (OH-
). Skema proses tersebut dapat dilihat
pada
Nilai kGa dapat dihitung berdasarkan pada
absorbsi fisik dengan meninjau perpindahan massa
total CO2 ke dalam larutan NaOH yang terjadi pada
selang waktu tertentu di dalam alat absorpsi. Dalam
bentuk bilangan tak berdimensi, kGa dapat dihitung
menurut persamaan (Kumoro dan Hadiyanto, 2000):
3/1
2
2
4003,1
2
22
2
..
.
0777,4
.













ACO
CO
CO
COCO
A
Ga
Da
Q
RT
D
dpk




Dengan 𝑎 =
6(1−𝜀)
𝑑𝑝
dan 𝜀 =
𝑉 𝑣𝑜𝑖𝑑
𝑉 𝑇
Sedangkan nilai kla dapat dihitung secara empirik
dengan persamaan (Zheng dan and Xu. 1992):
5,03,0
..
.
2258,0
.













A
NaOHNaOH
A
la
Da
Q
D
dpk




Jika laju reaksi pembentukan Na2CO3 jauh lebih
besar dibandingkan dengan laju difusi CO2 ke dalam
larutan NaOH. maka konsentrasi CO2 pada batas
film cairan dengan badan cairan adalah nol.
BAHAN DAN METODE
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan yaitu kolom absorpsi,
manometer, bak penampung, kompresor, pompa,
pipet tetes, erlenmeyer, buret, statif, dan klem.
Bahan yang digunakan kristal NaOH, cairan gas
CO2 yang disimpan dalam tabung bertekanan,
aquadest, HCl, indikator PP dan MO.
Metode
Membuat larutan induk NaOH dengan
konsentrasi 0,75 N yaitu dengan cara menimbang
306,122 gr NaOH dan dilarutka dalam 10 L aquadest.
Selanjutnya, larutan NaOH ditampung dalam tangki
untuk dioperasikan. Kemudian menentukan fraksi
ruang kosong pada kolom absorpsi yaitu dengan
cara membuka kran untuk mengalirkan larutan
NaOH dari bak penampung 2 ke kolom absorpsi .
Tutup kran jika tinggi cairan di dalam kolom tepat
setinggi tumpukan packing. Kemudian keluarkan
cairan dalam kolom dengan membuka kran di bawah
kolom dan tampung cairan tersebut sebagai volume
ruang kosong dalam kolom absorpsi = Vvoid.
Selanjutnya menentukan volume total kolom
absorpsi yaitu dengan mengukur diameter kolom (D)
dan tinggi tumpukan packing (H), 𝑉𝑇 =
𝜋𝐷2.𝐻
4
dan
rumus untuk fraksi ruang kosong kolom absorpsi
𝜀 =
𝑉 𝑣𝑜𝑖𝑑
𝑉 𝑇
Selanjutnya pengoperasian absorpsi
dilakukan dengan cara memompa NaOH sesuai
variabel (0.25 N ; 0,5 N ;0,75N), kemudian
diumpankan ke dalam kolom melalui bagian atas
kolom pada laju alir 75 mL/menit hingga keadaan
mantap tercapai. Gas CO2 dialirkan melalui bagian
bawah kolom dan ukur beda ketinggian cairan dalam
manometer. Sampel cairan sebanyak 10 mL diambil
dari dasar kolom absorpsi setiap 1 menit selama 10
menit dan dianalisis kadar ion karbonat atau
kandungan NaOH bebasnya.
Analisa sampel dilakukan dengan cara
mengambil 10 mL sampel cairan kemudian
ditambahkan 2-3 tetes indikator fenol fthalein (PP)
sampai merah jambu dan dititrasi dengan HCl 0,4 N
sampai warna merah hampir hilang (kebutuhan
titran = a mL). Kemudian tambahkan 2-3 tetes
indikator metil jingga (MO) dan dilanjutkan titrasi
lagi sampai warna jingga berubah menjadi merah
(kebutuhan titran=b mL).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengaruh Konsentrasi NaOH terhadap Jumlah
CO2 yang Terserap Tiap Waktu
Dari praktikum yang telah dilakukan dapat
diketahui hubungan konsentrasi NaOH dengan
jumlah CO2 yang terserap tiap waktu
Gambar 1. Pengaruh konsentrasi NaOH terhadap
Jumlah CO2 yang terserap tiap waktu
Berdasarkan Gambar 1, dapat dilihat bahwa
secara keseluruhan jumlah CO2 yang terserap paling
0
10
20
30
40
50
1 3 5 7 9
nCO2terserapx10-5
(mol/L)
Waktu (menit)
NaOH 0,25 N
NaOH 0,5 N
NaOH 0,75 N
3
besar yaitu dengan menggunakan larutan NaOH
dengan konsentrasi paling tinggi yaitu 0,75 N dan
jumlah CO2 yang terserap terhadap waktu
mengalami fluktuasi.
Secara teori semakin tinggi konsentrasi
NaOH maka semakin besar jumlah CO2 terserap.
Hal ini disebabkan karena semakin banyak molekul
NaOH yang dikontakkan dengan gas CO2
Kartohardjono dkk., 2011). Jumlah CO2 yang
terserap pada suatu waktu tertentu akan menuju nilai
konstan, karena untuk mencapai jumlah tertinggi
CO2 terserap ada batas konsentrasi sorben tertentu
dimana dengan menambah waktu tinggal jumlah
CO2 yang terserap sudah tidak berubah lagi. Pada
praktikum ini jumlah tertinggi CO2 terserap pada
konsentrasi NaOH 0,75 N pada menit ke-8.
(Kumoro dan Hadiyanto, 2000).
Pengaruh Konsentrasi NaOH terhadap Nilai kGa
Dari praktikum yang telah dilakukan dapat
diketahui hubungan konsentrasi NaOH dengan nilai
tetapan perpindahan massa CO2 (kGa)
Gambar 2. Pengaruh konsentrasi NaOH terhadap
nilai kGa
Pada Gambar 2 dapat dilihat bahwa nilai
koefisien transfer massa gas-cair (kGa) mengalami
kenaikan seiring kenaikan konsentrasi NaOH.
Kenaikan tertinggi pada saat konsentrasi NaOH 0,75
N. Semakin tinggi konsentasi maka nilai koefisien
transfer massa gas-cair (kGa) yang diperoleh akan
semakin besar. Hal ini terjadi karena semakin tinggi
konsentrasi NaOH, maka semakin dekat jarak antar
molekul NaOH sehingga peluang terjadi tumbukan
antara molekul NaOH dengan CO2 semakin besar
dan kontak fase antara gas dengan cairan ssemakin
baik. Dengan demikian jumlah gas yang dapat
berpindah dari fase gas menuju fase cair juga
semakin besar (Srihari dkk., 2011).
Pengaruh Konsentrasi NaOH terhadap Nilai KLa
Dari praktikum yang telah dilakukan dapat
diketahui hubungan konsentrasi NaOH dengan nilai
tetapan perpindahan massa CO2 fase cair (kLa)
Dari hasil percobaan didapatkan nilai kLa
pada variabel 1,2,dan 3 sebesar 2,19221 × 10-7
;
2,19222 × 10-7
dan 2,19224 × 10-7
. Perbedaan nila
kLa sangat kecil. Secara teori semakin tinggi
konsentrasi NaOH yang digunakan maka semakin
besar nilai kLa. Hal ini terjadi karena pada larutan
Gambar 3. Pengaruh laju alir NaOH dengan nilai
kLa
NaOH yang memiliki konsentrasi lebih tinggi,
jumlah molekul NaOH akan semakin banyak maka
semakin banyak CO2 yang akan terabsorpsi. Pada
praktikum ini nilai kLa konstan hal ini disebabkan
keadaan keseimbangan telah tercapai sehingga
perpindahan massa cairan menuju gas akan berhenti.
Kemampuan perpindahan massa cairan dipengaruhi
oleh daya larut maksimal gas dalam cairan
(Levenspiel, 1972).
Pengaruh Konsentrasi NaOH terhadap k2
Gambar 4. Pengaruh laju alir NaOH dengan k2
Berdasarkan Gambar 4 nilai k2 mengalami
kenaikan seiring dengan meningkatnya konsentrasi
NaOH. Nilai k dipengaruhi dengan adanya A, A
merupakan faktor tumbukan dari larutan NaOH.
Hubungan antara faktor tumbukan dengan harga k2
digambarkan melalui persamaan Arhenius:
k = A e
−E
RT
Berdasarkan persamaan di atas maka
semakin besar faktor tumbukan, harga konstanta
kecepatan reaksi juga besar. Hal ini terjadi karena
faktor tumbukan dipengaruhi oleh konsentrasi.
Semakin besar konsentrasi maka molekul NaOH
yang terlarut semakin banyak dan jarak antar
molekul akan semakin rapat sehingga faktor
tumbukan NaOH dengan CO2 semakin besar.
Dengan demikian semakin besar konsentasi NaOH
maka k2 akan semakin besar (Levenspiel, 1972).
2
2,1
2,2
2,3
2,4
2,5
2,6
2,7
2,8
2,9
0,2 0,4 0,6 0,8
kGax10-6(mol.s/Pa)
Konsentrasi NaOH (N)
2
2,05
2,1
2,15
2,2
0 0,2 0,4 0,6 0,8
kLax10-7m3/s
Konsentrasi NaOH (N)
0
0,5
1
1,5
2
2,5
3
3,5
4
4,5
5
5,5
6
0 0,2 0,4 0,6 0,8
k2x10-4(m3/mol.s)
Konsentrasi NaOH (N)
4
KESIMPULAN
Kesimpulan yang didapat dari hasil
percobaan diantaranya semakin besar konsentrasi
NaOH, maka CO2 yang terserap semakin banyak.
Semakin besar konsentrasi NaOH, maka nilai kGa
akan cenderung semakin besar dikarenakan semakin
tingginya konsentrasi larutan penyerap (NaOH)
yang digunakan maka kontak atau tumbukan antara
molekul cairan dari NaOH dengan molekul CO2
intensitasnya akan semakin meningkat. Begitu pula
dengan kLa yang semakin naik seiring pertambahan
konsentrasi dan jika kesetimbangan sudah tercapai
maka kenaikan akan sedikit atau konstan. Semakin
besar konsentrasi NaOH maka nilai konstanta laju
reaksi juga akan naik, hal ini disebabkan karena
semakin besar konsentrasi NaOH maka jumlah
molekul juga akan bertambah sehingga freskuensi
tumbukan antar partikel semakin tinggi dan
nennyebabkan laju reaksi semakin besar.
DAFTAR PUSTAKA
Coulson. J. M.. & Richardson. J. F. (1996).
Chemical Engineering: Volume 1: Fluid flow
heat transfer and mass transfer (5th ed.).
London: Butterworth Heinemann.
Endang, S., Ricky, P., Sylvia, P., Hermawan, S.,
Wentalia, W. (2011). Absorpsi Gas CO2
Menggunakan Monoetanolamine. Journal of
UPN Jatim, Universitas Surabaya.
Franks. R. G. E. (1967). Mathematical modeling in
chemical engineering. New York: John
Wiley and Sons. Inc.
Kartohardjono, S., Yuliusman, and Desiana, S. B.
2011. Preliminary Studies On the Selective
absorption Of CO2 From CH4 Through
Hollow Fiber Membrane Contractor Using
Aqueous Excact Of Noni Fruit (Morinda
Citrifolia). International Journal of
Technology 2 : 147-155.
Kumoro dan Hadiyanto. (2000). Absorpsi Gas
Karbondioksid dengan Larutan Soda Api
dalam Ungun Tetap. 24(2). 97-102.
Levenspiel.O. (1972). Chemical Reaction
Engineering. Chemical Engineering Science
(2nd ed.. Vol. 19). New York: John Wiley
and Sons. Inc. http://doi.org/10.1016/0009-
2509(64)85017-X.
Zheng. Y. and Xu. X. (1992). Study on catalytic
distillation processes. Part I. Mass transfer
characteristics in catalyst bed within the
column. Transaction of the Institution of
Chemical Engineers. (Part A) 70. 459–464.
ABSORPSI CO2

More Related Content

What's hot

Sekilas pabrik industri
Sekilas pabrik industriSekilas pabrik industri
Sekilas pabrik industriYusuf Santoso
 
Alat Kristalisasi
Alat KristalisasiAlat Kristalisasi
Alat Kristalisasiliabika
 
Forced circulation cristalizer
Forced circulation cristalizer Forced circulation cristalizer
Forced circulation cristalizer nurul isnaini
 
Falling film evaporator
Falling film evaporatorFalling film evaporator
Falling film evaporatorIffa M.Nisa
 
Kinkat --bank-soal-dan-penyelesaian1
Kinkat --bank-soal-dan-penyelesaian1Kinkat --bank-soal-dan-penyelesaian1
Kinkat --bank-soal-dan-penyelesaian1wahyuddin S.T
 
Hukum II dan III termodinamika
Hukum II dan III termodinamikaHukum II dan III termodinamika
Hukum II dan III termodinamikaBughis Berkata
 
Laporan praktikum aliran fluida praktikum instruksional i (1)
Laporan praktikum aliran fluida praktikum instruksional i (1)Laporan praktikum aliran fluida praktikum instruksional i (1)
Laporan praktikum aliran fluida praktikum instruksional i (1)RafidimSeptian
 
ITP UNS SEMESTER 2 Cairan newtonian dan non newtonian
ITP UNS SEMESTER 2 Cairan newtonian dan non newtonianITP UNS SEMESTER 2 Cairan newtonian dan non newtonian
ITP UNS SEMESTER 2 Cairan newtonian dan non newtonianFransiska Puteri
 
laporan kimia fisik - Kelarutan sebagai fungsi temperatur
laporan kimia fisik - Kelarutan sebagai fungsi temperaturlaporan kimia fisik - Kelarutan sebagai fungsi temperatur
laporan kimia fisik - Kelarutan sebagai fungsi temperaturqlp
 
Kinetika reaksi hidrogen peroksida dengan asam iodida (repaired) (repaired)
Kinetika reaksi hidrogen peroksida dengan asam iodida (repaired) (repaired)Kinetika reaksi hidrogen peroksida dengan asam iodida (repaired) (repaired)
Kinetika reaksi hidrogen peroksida dengan asam iodida (repaired) (repaired)qlp
 

What's hot (20)

Double Pipe Heat Excanger
Double Pipe Heat ExcangerDouble Pipe Heat Excanger
Double Pipe Heat Excanger
 
Sekilas pabrik industri
Sekilas pabrik industriSekilas pabrik industri
Sekilas pabrik industri
 
Ppt reaktor
Ppt reaktorPpt reaktor
Ppt reaktor
 
Laporan Sedimentasi
Laporan SedimentasiLaporan Sedimentasi
Laporan Sedimentasi
 
Ekstraksi cair cair
Ekstraksi cair cairEkstraksi cair cair
Ekstraksi cair cair
 
Distilasi simulasi
Distilasi simulasiDistilasi simulasi
Distilasi simulasi
 
Alat Kristalisasi
Alat KristalisasiAlat Kristalisasi
Alat Kristalisasi
 
Forced circulation cristalizer
Forced circulation cristalizer Forced circulation cristalizer
Forced circulation cristalizer
 
Katalis
KatalisKatalis
Katalis
 
Perpindahan Massa
Perpindahan MassaPerpindahan Massa
Perpindahan Massa
 
Distilasi fraksionasi
Distilasi fraksionasiDistilasi fraksionasi
Distilasi fraksionasi
 
Falling film evaporator
Falling film evaporatorFalling film evaporator
Falling film evaporator
 
Fluidisasi2 (repaired)
Fluidisasi2 (repaired)Fluidisasi2 (repaired)
Fluidisasi2 (repaired)
 
Kinkat --bank-soal-dan-penyelesaian1
Kinkat --bank-soal-dan-penyelesaian1Kinkat --bank-soal-dan-penyelesaian1
Kinkat --bank-soal-dan-penyelesaian1
 
Hukum II dan III termodinamika
Hukum II dan III termodinamikaHukum II dan III termodinamika
Hukum II dan III termodinamika
 
Laporan praktikum aliran fluida praktikum instruksional i (1)
Laporan praktikum aliran fluida praktikum instruksional i (1)Laporan praktikum aliran fluida praktikum instruksional i (1)
Laporan praktikum aliran fluida praktikum instruksional i (1)
 
ITP UNS SEMESTER 2 Cairan newtonian dan non newtonian
ITP UNS SEMESTER 2 Cairan newtonian dan non newtonianITP UNS SEMESTER 2 Cairan newtonian dan non newtonian
ITP UNS SEMESTER 2 Cairan newtonian dan non newtonian
 
laporan kimia fisik - Kelarutan sebagai fungsi temperatur
laporan kimia fisik - Kelarutan sebagai fungsi temperaturlaporan kimia fisik - Kelarutan sebagai fungsi temperatur
laporan kimia fisik - Kelarutan sebagai fungsi temperatur
 
Fluidisasi
FluidisasiFluidisasi
Fluidisasi
 
Kinetika reaksi hidrogen peroksida dengan asam iodida (repaired) (repaired)
Kinetika reaksi hidrogen peroksida dengan asam iodida (repaired) (repaired)Kinetika reaksi hidrogen peroksida dengan asam iodida (repaired) (repaired)
Kinetika reaksi hidrogen peroksida dengan asam iodida (repaired) (repaired)
 

Similar to ABSORPSI CO2

Praktikal 2 sce 3109
Praktikal  2 sce 3109Praktikal  2 sce 3109
Praktikal 2 sce 3109Arelem Chung
 
Laporan praktikum asidi alkalimetri doc
Laporan praktikum asidi alkalimetri docLaporan praktikum asidi alkalimetri doc
Laporan praktikum asidi alkalimetri docaufia w
 
Kesetimbangan kimia
Kesetimbangan kimiaKesetimbangan kimia
Kesetimbangan kimiaNona Nurfiah
 
Diskusi praktikum-kimdas1
Diskusi praktikum-kimdas1Diskusi praktikum-kimdas1
Diskusi praktikum-kimdas1Leni Marlina
 
Apriliyanti ppt prospen
Apriliyanti ppt prospenApriliyanti ppt prospen
Apriliyanti ppt prospenAprili yanti
 
laporan praktikum kelarutan sebagai fungsi suhu
laporan praktikum kelarutan sebagai fungsi suhulaporan praktikum kelarutan sebagai fungsi suhu
laporan praktikum kelarutan sebagai fungsi suhuEmmy Nurul
 
Pengaruh pada reaktor air lift rectangular
Pengaruh pada reaktor air lift rectangularPengaruh pada reaktor air lift rectangular
Pengaruh pada reaktor air lift rectangularIkbal Rambo
 
Kesetimbangan kimia
Kesetimbangan kimiaKesetimbangan kimia
Kesetimbangan kimiaTillapia
 
laporan kimia fisik - Proses adsorpsi isoterm larutan
laporan kimia fisik - Proses adsorpsi isoterm larutanlaporan kimia fisik - Proses adsorpsi isoterm larutan
laporan kimia fisik - Proses adsorpsi isoterm larutanqlp
 
Perubahan entalpi standar dan aplikasinya
Perubahan entalpi standar dan aplikasinyaPerubahan entalpi standar dan aplikasinya
Perubahan entalpi standar dan aplikasinyaFTI Andika Widi Yatmoko
 
Asidi alkalimetri
Asidi alkalimetriAsidi alkalimetri
Asidi alkalimetriZamZam Pbj
 
Pik 2 bab 8_oksidasi
Pik 2 bab 8_oksidasiPik 2 bab 8_oksidasi
Pik 2 bab 8_oksidasiwahyuddin S.T
 

Similar to ABSORPSI CO2 (20)

Praktikal 2 sce 3109
Praktikal  2 sce 3109Praktikal  2 sce 3109
Praktikal 2 sce 3109
 
Penuntun kd2
Penuntun kd2Penuntun kd2
Penuntun kd2
 
Renita new
Renita newRenita new
Renita new
 
Laporan praktikum asidi alkalimetri doc
Laporan praktikum asidi alkalimetri docLaporan praktikum asidi alkalimetri doc
Laporan praktikum asidi alkalimetri doc
 
Ppt
PptPpt
Ppt
 
Kesetimbangan kimia
Kesetimbangan kimiaKesetimbangan kimia
Kesetimbangan kimia
 
Diskusi praktikum-kimdas1
Diskusi praktikum-kimdas1Diskusi praktikum-kimdas1
Diskusi praktikum-kimdas1
 
Apriliyanti ppt prospen
Apriliyanti ppt prospenApriliyanti ppt prospen
Apriliyanti ppt prospen
 
Ion exchange
Ion exchangeIon exchange
Ion exchange
 
laporan praktikum kelarutan sebagai fungsi suhu
laporan praktikum kelarutan sebagai fungsi suhulaporan praktikum kelarutan sebagai fungsi suhu
laporan praktikum kelarutan sebagai fungsi suhu
 
Pengaruh pada reaktor air lift rectangular
Pengaruh pada reaktor air lift rectangularPengaruh pada reaktor air lift rectangular
Pengaruh pada reaktor air lift rectangular
 
Dekomposisi Hidrogen Peroksida
Dekomposisi Hidrogen Peroksida Dekomposisi Hidrogen Peroksida
Dekomposisi Hidrogen Peroksida
 
3 unit-aerasi-so
3 unit-aerasi-so3 unit-aerasi-so
3 unit-aerasi-so
 
Kesetimbangan kimia
Kesetimbangan kimiaKesetimbangan kimia
Kesetimbangan kimia
 
laporan kimia fisik - Proses adsorpsi isoterm larutan
laporan kimia fisik - Proses adsorpsi isoterm larutanlaporan kimia fisik - Proses adsorpsi isoterm larutan
laporan kimia fisik - Proses adsorpsi isoterm larutan
 
Ppt anor
Ppt anorPpt anor
Ppt anor
 
Perubahan entalpi standar dan aplikasinya
Perubahan entalpi standar dan aplikasinyaPerubahan entalpi standar dan aplikasinya
Perubahan entalpi standar dan aplikasinya
 
Modul thermokimia
Modul thermokimiaModul thermokimia
Modul thermokimia
 
Asidi alkalimetri
Asidi alkalimetriAsidi alkalimetri
Asidi alkalimetri
 
Pik 2 bab 8_oksidasi
Pik 2 bab 8_oksidasiPik 2 bab 8_oksidasi
Pik 2 bab 8_oksidasi
 

Recently uploaded

MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++FujiAdam
 
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.pptSonyGobang1
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaRenaYunita2
 
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptxAnnisaNurHasanah27
 
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studiossuser52d6bf
 
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptxMuhararAhmad
 
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdf
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdfrekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdf
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdfssuser40d8e3
 
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptxAnnisaNurHasanah27
 
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxmuhammadrizky331164
 

Recently uploaded (9)

MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
 
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
 
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
 
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
 
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
 
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdf
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdfrekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdf
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdf
 
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx
 
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
 

ABSORPSI CO2

  • 1. 1 JURNAL PROSES KIMIA TEKNIK KIMIA UNIVERSITAS DIPONEGORO PENGARUH KONSENTRASI NaOH TERHADAP JUMLAH CO2 TERSERAP, TETAPAN PERPINDAHAN MASSA CO2 FASE GAS DAN FASE CAIR, SERTATETAPAN REAKSI PADA PROSES ABSORBSI GAS CO2 Alfiano akbar, Desty Dwi Setianingrum*), Ita Pratiwi Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Semarang Jl. Prof Soedarto –50239 Semarang, Telp./Fax. 024-7460058 Abstrak Hampir semua reaksi kimia yang diterapkan dalam industri kimia melibatkan bahan baku yang berbeda wujudnya, baik berupa padatan, gas maupun cairan. Absorbsi merupakan salah satu proses separasi dalam industri kimia dimana suatu campuran gas saling kontak dengan suhu cairan penyerap tertentu sehingga satu atau lebih komponen gas tersebut larut dalam cairannya. Proses absorpsi gas-cair dapat diterapkan pada pemurnian gas sintesis, recovery beberapa gas yang masih bermanfaat dalam gas buang atau bahkan pada industri yang melibatkan pelarutan gas dalam cairan, seperti H2SO4, HCl, HNO3, formadehid dll .Pada percobaan ini variabel tetap yang digunakan adalah tekanan CO2 6,5 bar, suhu 30o C,konsentrasi HCl 0,4 N dan laju alir 75 ml/menit, sedangkan variabel berubahnya adalah konsentrasi NaOH 0,25 N; 0,5 N; 0,75 N. Dari hasil percobaan diperoleh semakin besar konsentrasi NaOH maka CO2 yang terserap semakin banyak. Semakin besar konsentrasi NaOH, maka nilai konstanta perpindahan massa gas semakin besar dan nilai konstanta perpindahan massa cair konstan. Semakin besar konsentrasi NaOH nilai konstanta kecepatan reaksi k2 semakin besar. Kata kunci :absorbsi;konsentrasi NaOH;konstanta kecepatan reaksi;perpindahan massa Abstract Almost all chemical reactions are applied in the chemical industry involvedifferent raw material forms, either in the form of solids, liquids and gases. Absorption is a separation process in the chemical industry where a gas mixture in contact with the liquid absorbing certain temperature so that one or more components of the gas dissolved in the liquid..Gas-liquid absorption process can be applied to synthesis gas purification, recovery of some gas that is still useful in the exhaust gas or even on the industry which involves dissolving the gas in liquid, such as HCl, H2SO4, HNO3, formaldehyd etc. In this experiment, the unchanging variables are CO2 pressure is 6,5 bar, temperature is 30o C , concentration of HCl 0.4 N and flow rate of NaOH 75ml/minute, while the changing variable is consetration of NaOH which consist of 0,25 N; 0,5 N; 0,75 N. As the results from this experiment, the higher of the concentration NaOH then the amount of CO2 absorbed is higher too .The higher of the concentration NaOH then the mass transfer constant of kGa are getting bigger and kLa was constant. The higher of the concentration NaOH the value of the reaction rate constants of k2 are getting bigger. Keywords : absorption;concentration of NaOH;constanta of reaction; mass transfer PENDAHULUAN Hampir semua reaksi kimia yang diterapkan dalam industri kimia melibatkan bahan baku yang berbeda wujudnya, baik berupa padatan, gas maupun cairan. Absorpsi gas-cair merupakan proses heterogen yang melibatkan perpindahan komponen gas yang dapat larut menuju penyerap yang biasanya berupa cairan yang tidak mudah menguap (Franks, 1967). Proses absorpsi gas-cair dapat diterapkan pada pemurnian gas sintesis, recovery beberapa gas yang masih bermanfaat dalam gas buang atau bahkan pada industri yang melibatkan pelarutan gas dalam cairan, seperti H2SO4, HCl, HNO3, formadehid dll (Coulson, 1996). Perancangan reaktor kimia dilakukan ------------------------------------------- *) Penulis Korespondensi Email : destydwisetianingrum@gmail.com No. Hp: 082327725569
  • 2. 2 berdasarkan pada permodelan hidrodinamika reaktor dan reaksi kimia yang terjadi di dalamnya. Pada percobaan ini dipelajari bagaimana pengaruh pengaruh konsentrasi NaOH terhadap jumlah CO2 yang terserap pada berbagai waktu reaksi, pengaruh konsentrasi NaOH terhadap nilai tetapan perpindahan massa CO2 (kGa), pengaruh konsentrasi NaOH terhadap nilai tetapan perpindahan massa CO2 fase cair (kLa) dan pengaruh konsentrasi NaOH terhadap nilai tetapan reaksi antara CO2 dan NaOH (k2). Secara umum, proses absorpsi gas CO2 ke dalam larutan NaOH yang disertai reaksi kimia berlangsung melalui empat tahap, yaitu perpindahan massa CO2 melalui lapisan gas menuju lapisan antar fase gas-cairan, kesetimbangan antara CO2 dalam fase gas dan dalam fase larutan, perpindahan massa CO2 dari lapisan gas ke badan utama larutan NaOH dan reaksi antara CO2 terlarut dengan gugus hidroksil (OH- ). Skema proses tersebut dapat dilihat pada Nilai kGa dapat dihitung berdasarkan pada absorbsi fisik dengan meninjau perpindahan massa total CO2 ke dalam larutan NaOH yang terjadi pada selang waktu tertentu di dalam alat absorpsi. Dalam bentuk bilangan tak berdimensi, kGa dapat dihitung menurut persamaan (Kumoro dan Hadiyanto, 2000): 3/1 2 2 4003,1 2 22 2 .. . 0777,4 .              ACO CO CO COCO A Ga Da Q RT D dpk     Dengan 𝑎 = 6(1−𝜀) 𝑑𝑝 dan 𝜀 = 𝑉 𝑣𝑜𝑖𝑑 𝑉 𝑇 Sedangkan nilai kla dapat dihitung secara empirik dengan persamaan (Zheng dan and Xu. 1992): 5,03,0 .. . 2258,0 .              A NaOHNaOH A la Da Q D dpk     Jika laju reaksi pembentukan Na2CO3 jauh lebih besar dibandingkan dengan laju difusi CO2 ke dalam larutan NaOH. maka konsentrasi CO2 pada batas film cairan dengan badan cairan adalah nol. BAHAN DAN METODE Alat dan Bahan Alat yang digunakan yaitu kolom absorpsi, manometer, bak penampung, kompresor, pompa, pipet tetes, erlenmeyer, buret, statif, dan klem. Bahan yang digunakan kristal NaOH, cairan gas CO2 yang disimpan dalam tabung bertekanan, aquadest, HCl, indikator PP dan MO. Metode Membuat larutan induk NaOH dengan konsentrasi 0,75 N yaitu dengan cara menimbang 306,122 gr NaOH dan dilarutka dalam 10 L aquadest. Selanjutnya, larutan NaOH ditampung dalam tangki untuk dioperasikan. Kemudian menentukan fraksi ruang kosong pada kolom absorpsi yaitu dengan cara membuka kran untuk mengalirkan larutan NaOH dari bak penampung 2 ke kolom absorpsi . Tutup kran jika tinggi cairan di dalam kolom tepat setinggi tumpukan packing. Kemudian keluarkan cairan dalam kolom dengan membuka kran di bawah kolom dan tampung cairan tersebut sebagai volume ruang kosong dalam kolom absorpsi = Vvoid. Selanjutnya menentukan volume total kolom absorpsi yaitu dengan mengukur diameter kolom (D) dan tinggi tumpukan packing (H), 𝑉𝑇 = 𝜋𝐷2.𝐻 4 dan rumus untuk fraksi ruang kosong kolom absorpsi 𝜀 = 𝑉 𝑣𝑜𝑖𝑑 𝑉 𝑇 Selanjutnya pengoperasian absorpsi dilakukan dengan cara memompa NaOH sesuai variabel (0.25 N ; 0,5 N ;0,75N), kemudian diumpankan ke dalam kolom melalui bagian atas kolom pada laju alir 75 mL/menit hingga keadaan mantap tercapai. Gas CO2 dialirkan melalui bagian bawah kolom dan ukur beda ketinggian cairan dalam manometer. Sampel cairan sebanyak 10 mL diambil dari dasar kolom absorpsi setiap 1 menit selama 10 menit dan dianalisis kadar ion karbonat atau kandungan NaOH bebasnya. Analisa sampel dilakukan dengan cara mengambil 10 mL sampel cairan kemudian ditambahkan 2-3 tetes indikator fenol fthalein (PP) sampai merah jambu dan dititrasi dengan HCl 0,4 N sampai warna merah hampir hilang (kebutuhan titran = a mL). Kemudian tambahkan 2-3 tetes indikator metil jingga (MO) dan dilanjutkan titrasi lagi sampai warna jingga berubah menjadi merah (kebutuhan titran=b mL). HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Konsentrasi NaOH terhadap Jumlah CO2 yang Terserap Tiap Waktu Dari praktikum yang telah dilakukan dapat diketahui hubungan konsentrasi NaOH dengan jumlah CO2 yang terserap tiap waktu Gambar 1. Pengaruh konsentrasi NaOH terhadap Jumlah CO2 yang terserap tiap waktu Berdasarkan Gambar 1, dapat dilihat bahwa secara keseluruhan jumlah CO2 yang terserap paling 0 10 20 30 40 50 1 3 5 7 9 nCO2terserapx10-5 (mol/L) Waktu (menit) NaOH 0,25 N NaOH 0,5 N NaOH 0,75 N
  • 3. 3 besar yaitu dengan menggunakan larutan NaOH dengan konsentrasi paling tinggi yaitu 0,75 N dan jumlah CO2 yang terserap terhadap waktu mengalami fluktuasi. Secara teori semakin tinggi konsentrasi NaOH maka semakin besar jumlah CO2 terserap. Hal ini disebabkan karena semakin banyak molekul NaOH yang dikontakkan dengan gas CO2 Kartohardjono dkk., 2011). Jumlah CO2 yang terserap pada suatu waktu tertentu akan menuju nilai konstan, karena untuk mencapai jumlah tertinggi CO2 terserap ada batas konsentrasi sorben tertentu dimana dengan menambah waktu tinggal jumlah CO2 yang terserap sudah tidak berubah lagi. Pada praktikum ini jumlah tertinggi CO2 terserap pada konsentrasi NaOH 0,75 N pada menit ke-8. (Kumoro dan Hadiyanto, 2000). Pengaruh Konsentrasi NaOH terhadap Nilai kGa Dari praktikum yang telah dilakukan dapat diketahui hubungan konsentrasi NaOH dengan nilai tetapan perpindahan massa CO2 (kGa) Gambar 2. Pengaruh konsentrasi NaOH terhadap nilai kGa Pada Gambar 2 dapat dilihat bahwa nilai koefisien transfer massa gas-cair (kGa) mengalami kenaikan seiring kenaikan konsentrasi NaOH. Kenaikan tertinggi pada saat konsentrasi NaOH 0,75 N. Semakin tinggi konsentasi maka nilai koefisien transfer massa gas-cair (kGa) yang diperoleh akan semakin besar. Hal ini terjadi karena semakin tinggi konsentrasi NaOH, maka semakin dekat jarak antar molekul NaOH sehingga peluang terjadi tumbukan antara molekul NaOH dengan CO2 semakin besar dan kontak fase antara gas dengan cairan ssemakin baik. Dengan demikian jumlah gas yang dapat berpindah dari fase gas menuju fase cair juga semakin besar (Srihari dkk., 2011). Pengaruh Konsentrasi NaOH terhadap Nilai KLa Dari praktikum yang telah dilakukan dapat diketahui hubungan konsentrasi NaOH dengan nilai tetapan perpindahan massa CO2 fase cair (kLa) Dari hasil percobaan didapatkan nilai kLa pada variabel 1,2,dan 3 sebesar 2,19221 × 10-7 ; 2,19222 × 10-7 dan 2,19224 × 10-7 . Perbedaan nila kLa sangat kecil. Secara teori semakin tinggi konsentrasi NaOH yang digunakan maka semakin besar nilai kLa. Hal ini terjadi karena pada larutan Gambar 3. Pengaruh laju alir NaOH dengan nilai kLa NaOH yang memiliki konsentrasi lebih tinggi, jumlah molekul NaOH akan semakin banyak maka semakin banyak CO2 yang akan terabsorpsi. Pada praktikum ini nilai kLa konstan hal ini disebabkan keadaan keseimbangan telah tercapai sehingga perpindahan massa cairan menuju gas akan berhenti. Kemampuan perpindahan massa cairan dipengaruhi oleh daya larut maksimal gas dalam cairan (Levenspiel, 1972). Pengaruh Konsentrasi NaOH terhadap k2 Gambar 4. Pengaruh laju alir NaOH dengan k2 Berdasarkan Gambar 4 nilai k2 mengalami kenaikan seiring dengan meningkatnya konsentrasi NaOH. Nilai k dipengaruhi dengan adanya A, A merupakan faktor tumbukan dari larutan NaOH. Hubungan antara faktor tumbukan dengan harga k2 digambarkan melalui persamaan Arhenius: k = A e −E RT Berdasarkan persamaan di atas maka semakin besar faktor tumbukan, harga konstanta kecepatan reaksi juga besar. Hal ini terjadi karena faktor tumbukan dipengaruhi oleh konsentrasi. Semakin besar konsentrasi maka molekul NaOH yang terlarut semakin banyak dan jarak antar molekul akan semakin rapat sehingga faktor tumbukan NaOH dengan CO2 semakin besar. Dengan demikian semakin besar konsentasi NaOH maka k2 akan semakin besar (Levenspiel, 1972). 2 2,1 2,2 2,3 2,4 2,5 2,6 2,7 2,8 2,9 0,2 0,4 0,6 0,8 kGax10-6(mol.s/Pa) Konsentrasi NaOH (N) 2 2,05 2,1 2,15 2,2 0 0,2 0,4 0,6 0,8 kLax10-7m3/s Konsentrasi NaOH (N) 0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4 4,5 5 5,5 6 0 0,2 0,4 0,6 0,8 k2x10-4(m3/mol.s) Konsentrasi NaOH (N)
  • 4. 4 KESIMPULAN Kesimpulan yang didapat dari hasil percobaan diantaranya semakin besar konsentrasi NaOH, maka CO2 yang terserap semakin banyak. Semakin besar konsentrasi NaOH, maka nilai kGa akan cenderung semakin besar dikarenakan semakin tingginya konsentrasi larutan penyerap (NaOH) yang digunakan maka kontak atau tumbukan antara molekul cairan dari NaOH dengan molekul CO2 intensitasnya akan semakin meningkat. Begitu pula dengan kLa yang semakin naik seiring pertambahan konsentrasi dan jika kesetimbangan sudah tercapai maka kenaikan akan sedikit atau konstan. Semakin besar konsentrasi NaOH maka nilai konstanta laju reaksi juga akan naik, hal ini disebabkan karena semakin besar konsentrasi NaOH maka jumlah molekul juga akan bertambah sehingga freskuensi tumbukan antar partikel semakin tinggi dan nennyebabkan laju reaksi semakin besar. DAFTAR PUSTAKA Coulson. J. M.. & Richardson. J. F. (1996). Chemical Engineering: Volume 1: Fluid flow heat transfer and mass transfer (5th ed.). London: Butterworth Heinemann. Endang, S., Ricky, P., Sylvia, P., Hermawan, S., Wentalia, W. (2011). Absorpsi Gas CO2 Menggunakan Monoetanolamine. Journal of UPN Jatim, Universitas Surabaya. Franks. R. G. E. (1967). Mathematical modeling in chemical engineering. New York: John Wiley and Sons. Inc. Kartohardjono, S., Yuliusman, and Desiana, S. B. 2011. Preliminary Studies On the Selective absorption Of CO2 From CH4 Through Hollow Fiber Membrane Contractor Using Aqueous Excact Of Noni Fruit (Morinda Citrifolia). International Journal of Technology 2 : 147-155. Kumoro dan Hadiyanto. (2000). Absorpsi Gas Karbondioksid dengan Larutan Soda Api dalam Ungun Tetap. 24(2). 97-102. Levenspiel.O. (1972). Chemical Reaction Engineering. Chemical Engineering Science (2nd ed.. Vol. 19). New York: John Wiley and Sons. Inc. http://doi.org/10.1016/0009- 2509(64)85017-X. Zheng. Y. and Xu. X. (1992). Study on catalytic distillation processes. Part I. Mass transfer characteristics in catalyst bed within the column. Transaction of the Institution of Chemical Engineers. (Part A) 70. 459–464.