SlideShare a Scribd company logo
1 of 4
Download to read offline
PROSIDING 
SEMINAR NASIONAL REKAYASA KIMIA DAN PROSES 2004 
ISSN : 1411 - 4216 
PENGARUH LAJU ALIR DAN VISKOSITAS TERHADAP PERPINDAHAN MASSA GAS-CAIR FLUIDA NON NEWTONIAN 
DALAM REAKTOR AIR LIFT RECTANGULAR 
Widayat 
Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soedarto SH, Tembalang, Semarang E-mail: yayat_99@yahoo.com 
Abstrak Reaktor Air Lift merupakan salah satu jenis bioreaktor yang banyak digunakan dalam proses fermentasi secara aerob. Parameter yang berpengaruh dalam perancangan reaktor air lift adalah hidrodinamika reaktor dan koefisien perpindahan massa. Makalah ini memaparkan pengaruh laju alir udara dan viskositas terhadap koefisien perpindahan massa gas cair pada reaktor air lift dengan fluida non Newtonian. Reaktor air lift berbentuk rectangular dengan dimensi tinggi 106 cm, luas daerah riser 14,2 x 8,3 cmdan downcomer 14,2 x 5,5 cm. Fluida non Newtonian yang digunakan adalah larutan tepung pati dengan viskositas 1,5 –7,7 cp dan udara yang digunakan berasal dari kompresor dengan laju alir pada rentang 40 – 250 cc/detik. Pengukuran koefisien perpindahan massa dengan menggunakan metode sulfit, dimana larutan natrium sulfit ditambahkan ke dalam fluida dan oksigen terlarutnya dianalisa setiap 3 menit selama 15 menit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bertambahnya viskositas fluida akan menurunkan koefisien perpindahan massa gas cair, sedangkan bertambahnya laju alir udara akan menaikkan koefisien perpindahan massa gas cair. Hubungan konstanta perpindahan massa terhadap laju alir dan viskositas diperoleh persamaan sebagai berikut; kLa = 4.561 x 10 (J)(1+A/A)μ, sedangkan penelitian yang dilakukan Popovic dan Robinson dengan menggunakan larutan CMCdiperoleh hubungan kLa = 1.911 x 10 (J)(1+A/A)μ. Dalam penelitian ini perbandingan luas area riser dan downcomer konstan, pada harga (1+A/A). 2 2-4Gr0.206 dr0.853 -0.425app-4Gr0.525 dr0.853 app-0.89dr0.853 
Kata kunci : reaktor air lift, perpindahan massa gas-cair, fluida non newtonian 
Pendahuluan 
Reaktor adalah suatu alat tempat terjadinya suatu reaksi kimia untuk mengubah suatu bahan menjadi bahan lain yang mempunyai nilai ekonomis yang lebih tinggi. Reaktor air lift merupakan reaktor bergelembung yang mengandung pipa/tabung untuk aliran gas. Pada reaktor air lift dibagi menjadi dua bagian dengan penyekat yaitu zone riser dan downcomer. Riser merupakan bagian dengan sirkulasi aliran tempat mengalir gas atau merupakan kolom yang berisi cairan atau slurry yang disemprotkan gas, sedangkan downcomer merupakan bagian yang kedua dan tempat sirkulasi aliran dalam reaktor. Perbedaan hold up gas pada daerah yang dialiri gas maupun yang tidak dialiri gas merupakan akibat perbedaan densityfluida pada kedua daerah tersebut. Perbedaan ini mengakibatkan terjadinya sirkulasi fluida dalam reaktor. Pada riser dan downcomer mungkin terdapat plate penyaringan dan baffle pada dinding. Jadi banyak sekali kemungkinan bentuk reaktor dengan keuntungan penggunaan dan tujuan yang berbeda-beda. Reaktor air lift digunakan untuk beberapa proses kontak gas cairan atau gas - slurry. Reaktor ini sering digunakan untuk fermentasi aerob, pengolahan limbah dan operasi-operasi sejenis. Secara umum reaktor air lift dibagi menjadi dua yaitu : reaktor air lift dengan internal loop, merupakan bubble column yang dibagi menjadi dua bagian riser dan downcomer dengan internal baffle, dan external loop, dimana riser dan downcomer merupakan dua tabung yang terpisah dan dihubungkan secara horizontal antara bagian atas dan bawah reaktor. Selain itu reaktor air lift juga dikelompokkan berdasarkan sparger yang dipakai, yaitu statis dan dinamis. Pada reaktor air lift dengan sparger dinamis, sparger ditempatkan pada riser dan atau downcomer yang dapat diubah-ubah letaknya. 
Reaktor air lift mempunyai banyak keuntungan dibandingkan dengan reaktor konvensional (Williams, 2002). Keuntungan itu diantaranya perancangannya sederhana, aliran dan pengadukan mudah 
JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK I-9-1 
UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG
dikendalikan, waktu tinggal dalam reaktor seragam, kontak area lebih luas dengan energi input yang rendah dan dapat meningkatkan perpindahan massa. Kelemahan reaktor air lift antara lain : biaya investasi awal mahal terutama untuk skala proses yang besar, membutuhkan tekanan yang tinggi untuk skala proses yang besar, pemisahan gas dan cairan tidak efisien ketika terjadi busa (foaming). Meskipun sudah banyak keberhasilan di industri dari penggunaan air lift, namun macam penggunaannya masih sangat terbatas, karena sedikitnya literature tentang konsep dasar yang digunakan dalam perancangan. Penelitian tentang perpindahan massa pada fluida non-newtonian yang telah dilakukan adalah perpindahan massa pada larutan CMC dan larutan xanthan. Penelitian ini menggunakan reaktor tangki berpengaduk dan hasil penelitian menunjukkan bahwa bertambahnya laju alir gas/udara akan menaikkan koefisien perpindahan massa (Martinov dan Vlaev, 2002). Perpindahan massa gas-cair pada cairan organik (metanol, air, toluen dan ligroin) dalam reaktor bergelembung, menunjukkan bahwa kenaikan laju volumetrik juga akan menyebabkan kenaikan koefisien perpindahan massa (Grund, Schumpe dan Deckwer, 1992), demikian juga dengan koefisien perpindahan massa gas-cair pada fluida non-newtonian (larutan CMC) juga diperoleh fenomena yang sama (Deckwer 1991 dalam Merchuk dan Ben-Zvi, 1992). 
Perpindahan massa adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perpindahan konstituen melalui konstituen lainnya pada ukuran molekul. Perpindahan massa antar fase dapat terjadi bila terdapat perbedaan konsentrasi dimana massa akan berpindah dari sistem yang lebih tinggi konsentrasinya ke sistem dengan konsentrasi yang lebih rendah. Perpindahan massa oksigen terjadi jika ada beda konsentrasi (driving force) antara fase gas dengan fase cair dan adanya kontak antara fase gas-cair. Kecepatan perpindahan massa sangat dipengaruhi oleh koefisien perpindahan massa antara fase gas-cair. Koefisien perpindahan massa ini dipengaruhi secara langsung oleh laju alir gas di dalam reaktor, laju alir cairan, viskositas, densitas, suhu, diameter gelembung gas di dalam cairan, dan difusivitas efektif gas di dalam cairan. Koefisien perpindahan massa oksigen ini dapat diukur dengan menggunakan metode sulfit. 
Metode Penelitian 
Reaktor air lift yang digunakan berbentuk rectangular dengan dimensi tinggi 106 cm, luas daerah riser 14,2 x 8,3 cm dan downcomer 14,2 x 5,5 cm. Fluida non Newtonian yang digunakan adalah larutan tepung pati dengan viskositas 1,5 –7,7 cp dan udara diperoleh dari kompresor. Percobaan dilakukan pada suhu kamar 30 C dan tekanan 1 atm. Laju volumetrik udara divariasi pada rentang 40 – 250 cc/detik. Percobaan pendahuluan dilakukan dengan mengkalibrasi flow meter. Kalibrasi digunakan untuk mengetahui laju alir udara yang terukur dalam alat flowmeter, yaitu dengan memvariasi skala pada flow meter dan diukur volume udara pada waktu tertentu pada rotameter, selanjutnya diplotkan grafik hubungan laju alir volumetrik udara dengan skala pada alat flow meter. 
22o 
Untuk mempelajari perpindahan massa gas cair menggunakan konsentrasi tepung pati konstan 4% dengan memvariasi laju alir udara 40 – 250 cc/detik dan dengan memvariasi viskositas 1,5 –7,7 cp pada laju alir konstan 176 cc/detik. Untuk menghitung laju pengurangan konsentrasi natrium sulfit menggunakan metode grafik, yaitu dengan memplotkan natrium sulfit sisa dengan waktu dan gradien merupakan nilai laju pengurangan natrium sulfit. Peralatan yang digunakan untuk penelitian seperti disajikan dalam Gambar 1.. 
5 
6 7 
4 
8 
1 
2 4 3 
Keterangan gambar : 
1. kompresor 
2. rotameter 
3. tangki cairan 
4. pompa 
5. reaktor 
6. inverted manometer 
riser 
7. invereted manometer 
downcorner 
8. sparger 
Gambar 1. Rangkaian alat percobaan hidrodinamika reaktor airlift 
JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK I-9-2 
UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG
Hasil Dan Pembahasan 
Gambar 2 menunjukkan bahwa bertambahnya viskositas larutan tepung pati akan menyebabkan penurunan koefisien perpindahan massa gas-cair. Penurunan nilai koefisien perpindahan massa karena dengan bertambahnya viskositas larutan tepung pati, maka larutan akan semakin jenuh sehingga laju perpindahan oksigen akan semakin kecil. Hal ini mengakibatkan koefisien perpindahan massa semakin berkurang juga. 0246810120,01,53,04,56,07,59,0Viskositas (cp) kLa (x 10^-4 / menit) 
Gambar 2. Pengaruh viskositas terhadap koefisien perpindahan massa (kLa) pada laju alir udara 176 cc/dt dan tinggi cairan 80 cm 02468101214050100150200250laju alir udara (cc/dt) kLa (x10^-4 / menit) 
Gambar 3. Pengaruh laju alir udara terhadap koefisien perpindahan massa (kLa) pada laju alir udara 176 cc/dt dan tinggi cairan 80 cm 
Gambar 3 menunjukkan bahwa bertambahnya laju alir udara akan mengakibatkan peningkatan koefisien perpindahan massa. Laju alir udara semakin besar maka udara yang dapat dipindahkan ke dalam larutan tepung pati akan semakin besar pula. Dengan demikian koefisien perpindahan massa gas ke cair juga akan bertambah besar. Fenomena ini sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan untuk reaktor tangki maupun reaktor bergelembung. 
Perbandingan Hasil Terhadap Transfer Massa 
Pada percobaan Popovic dan Robinson dengan menggunakan larutan CMC (Carboxyl Methyl Cellulose) pada reaktor air lift external loop (Asenjo dan Merchuck, 1995) didapatkan hubungan antara 
JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK I-9-3 
UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG
koefisien transfer massa gas-cair dengan laju alir udara, viskositas dan luas area riser dan downcomer, persamaan : 
kLa = 1.911 x 10-4 (JG)r0.525 (1+Ad/Ar)0.853 μapp-0.89 
Pada percobaan kali ini dengan menggunakan larutan pati pada viskositas 1,5 –7,7 cp dan rentang laju alir udara 45 - 204 cc/s pada reaktor air lift internal loop didapatkan hubungan persamaan : 
kLa = 4.561 x 10-4 (JG)r0.206 (1+Ad/Ar)0.853 μapp-0.425 
Pada percobaan luas area riser dan downcomer konstan, dan harga (1+Ad/Ar)0.853 dianggap sama dengan persamaan yang didapat Popovic dan Robinson. 
Dari kedua penelitian ini didapat kecenderungan yang sama yaitu semakin besar laju alir gas maka koefisien perpindahan massa gas-cair semakin besar dan dengan bertambahnya viskositas larutan maka akan menurunkan koefisien perpindahan massa gas-cair. Adapun perbedaan hasil konstanta yang didapatkan disebabkan karena fluida dan jenis reaktor air lift yang digunakan tidak sama. 
Kesimpulan Penelitian tentang transfer massa gas-cair dengan larutan tepung pati dalam reaktor air lift rectangular dilakukan pada rentang viskositas 1,5 –7,7 cp dan laju alir udara pada rentang 40 – 225 cc/detik. Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 
1. Kenaikan viskositas akan mengakibatkan penurunan koefisien transfer massa gas-cair 
2. Kenaikan laju alir udara akan mengakibatkan kenaikan koefisien transfer massa gas-cair 
Hubungan konstanta perpindahan massa terhadap laju alir dan viskositas diperoleh persamaan sebagai berikut; kLa = 4.561 x 10-4 (JG)r0.206 (1+Ad/Ar)0.853 -0.425μapp, sedangkan penelitian yang dilakukan Popovic dan Robinson dengan menggunakan larutan CMCdiperoleh hubungan kLa = 1.911 x 10-4 (JG)r0.525 (1+Ad/Ar)0.853 μapp-0.89. Dalam penelitian ini perbandingan luas area riser dan downcomer konstan, pada harga (1+Ad/A)0.853. 
r 
Ucapan Terima Kasih 
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Didik Susilo dan Sigit Pranoto yang telah membantu pelaksanaan penelitian ini. 
Daftar Notasi 
A = luasan bidang pada zona riser , cm r2 
Ad = luasan bidang pada zona downcomer, cm2 
JG = laju alir gas, cm/s 
kLa = koefisien transfer massa, s-1 
μapp = viskositas, cp 
Daftar Pustaka 
1. Chisti, M.Y., 1989, ”Air-lift Bioreactor “, El Sevier Applied Science, London. 
2. Grund, G, A. Schumpe dan W.D.Deckwer, 1992, “Gas-Liquid Mass Transfer in A Bubble Column with Organic Liquids”, Chem. Eng.Sci., hal 3509-3516, Pergamin Press Ltd. 
3. Merchuk, J.C. dan S. Ben-Zvi (Yona), 1992, “A Novel Approach to The Correlation of Mass Transfer Rates in Bubble Column with Non-Newtonian Liquids”, Chem. Eng. Sci., hal 3517-3523, Pergamon Press Ltd. 
4. Merchuk, J.C. dan Asenjo, J.A. , 1995, “Fundamental of Bioreactor Design”, New York, Marcell Dekker Inc. 
5. Martinov, M dan S.d. Vlaev, 2002, “Increasing Gas-Liquid Mass Transfer in Stirred Power Law Fluids by Using a New Energy-Saving Impeller”, Chem. Biochem. Eng. Q.16 (1-6). 
6. Williams, J.A., 2002, “Keys To Bioreactor Selections”, Chem. Eng. Prog, hal 34-41. 
JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK I-9-4 
UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG

More Related Content

What's hot

Badrawada 2092
Badrawada 2092Badrawada 2092
Badrawada 2092idnasam
 
95161192 gelas-penduga
95161192 gelas-penduga95161192 gelas-penduga
95161192 gelas-pendugaBenny Padly
 
Otk 2 he kelompok a 19
Otk 2 he kelompok a 19Otk 2 he kelompok a 19
Otk 2 he kelompok a 19Ulil Anshori
 
Mesin mesin-fluida-turbin-air
Mesin mesin-fluida-turbin-airMesin mesin-fluida-turbin-air
Mesin mesin-fluida-turbin-airRiyandra Iskandar
 
Ppt instrumen bab 7
Ppt instrumen bab 7Ppt instrumen bab 7
Ppt instrumen bab 7Asep Subagja
 
Mekanika fluida 2 pertemuan 8 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 8 okkMekanika fluida 2 pertemuan 8 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 8 okkMarfizal Marfizal
 
T. Reservoir migas
T. Reservoir migasT. Reservoir migas
T. Reservoir migasHendri Anur
 
Materi Fluida Dinamis Kelas 11 SMA Kurikulum 2013
Materi Fluida Dinamis Kelas 11 SMA Kurikulum 2013Materi Fluida Dinamis Kelas 11 SMA Kurikulum 2013
Materi Fluida Dinamis Kelas 11 SMA Kurikulum 2013Ajeng Rizki Rahmawati
 
Aliran fluida-pada-aluran-tertutup-pipa
Aliran fluida-pada-aluran-tertutup-pipaAliran fluida-pada-aluran-tertutup-pipa
Aliran fluida-pada-aluran-tertutup-pipacahpati138
 
Modul Penyelesaian Soal Alat Penukar Kalor
Modul Penyelesaian Soal Alat Penukar KalorModul Penyelesaian Soal Alat Penukar Kalor
Modul Penyelesaian Soal Alat Penukar KalorAli Hasimi Pane
 
ITP UNS SEMESTER 2 Satop acara 1 Unit Penghisap
ITP UNS SEMESTER 2 Satop acara 1 Unit PenghisapITP UNS SEMESTER 2 Satop acara 1 Unit Penghisap
ITP UNS SEMESTER 2 Satop acara 1 Unit PenghisapFransiska Puteri
 
05 lubang dan peluap
05 lubang dan peluap05 lubang dan peluap
05 lubang dan peluapVian Andreas
 

What's hot (20)

Laporan lengkap percobaan; pipa venturi.
Laporan lengkap percobaan; pipa venturi.Laporan lengkap percobaan; pipa venturi.
Laporan lengkap percobaan; pipa venturi.
 
Badrawada 2092
Badrawada 2092Badrawada 2092
Badrawada 2092
 
95161192 gelas-penduga
95161192 gelas-penduga95161192 gelas-penduga
95161192 gelas-penduga
 
Otk 2 he kelompok a 19
Otk 2 he kelompok a 19Otk 2 he kelompok a 19
Otk 2 he kelompok a 19
 
Mesin mesin-fluida-turbin-air
Mesin mesin-fluida-turbin-airMesin mesin-fluida-turbin-air
Mesin mesin-fluida-turbin-air
 
Ppt instrumen bab 7
Ppt instrumen bab 7Ppt instrumen bab 7
Ppt instrumen bab 7
 
Jurnal_Renaldi_Patrade_Ghama
Jurnal_Renaldi_Patrade_GhamaJurnal_Renaldi_Patrade_Ghama
Jurnal_Renaldi_Patrade_Ghama
 
7 pengukuran level
7 pengukuran level7 pengukuran level
7 pengukuran level
 
Mekanika fluida 2 pertemuan 8 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 8 okkMekanika fluida 2 pertemuan 8 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 8 okk
 
Sipil ichwan
Sipil ichwanSipil ichwan
Sipil ichwan
 
T. Reservoir migas
T. Reservoir migasT. Reservoir migas
T. Reservoir migas
 
Materi Fluida Dinamis Kelas 11 SMA Kurikulum 2013
Materi Fluida Dinamis Kelas 11 SMA Kurikulum 2013Materi Fluida Dinamis Kelas 11 SMA Kurikulum 2013
Materi Fluida Dinamis Kelas 11 SMA Kurikulum 2013
 
Aliran fluida-pada-aluran-tertutup-pipa
Aliran fluida-pada-aluran-tertutup-pipaAliran fluida-pada-aluran-tertutup-pipa
Aliran fluida-pada-aluran-tertutup-pipa
 
Batch reactor
Batch reactorBatch reactor
Batch reactor
 
Modul Penyelesaian Soal Alat Penukar Kalor
Modul Penyelesaian Soal Alat Penukar KalorModul Penyelesaian Soal Alat Penukar Kalor
Modul Penyelesaian Soal Alat Penukar Kalor
 
ITP UNS SEMESTER 2 Satop acara 1 Unit Penghisap
ITP UNS SEMESTER 2 Satop acara 1 Unit PenghisapITP UNS SEMESTER 2 Satop acara 1 Unit Penghisap
ITP UNS SEMESTER 2 Satop acara 1 Unit Penghisap
 
05 lubang dan peluap
05 lubang dan peluap05 lubang dan peluap
05 lubang dan peluap
 
3 flow
3 flow3 flow
3 flow
 
Mekanika Fluida
Mekanika FluidaMekanika Fluida
Mekanika Fluida
 
Fluida dinamis
Fluida dinamisFluida dinamis
Fluida dinamis
 

Similar to Pengaruh pada reaktor air lift rectangular

Mekanika fluida 2 pertemuan 1 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 1 okkMekanika fluida 2 pertemuan 1 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 1 okkMarfizal Marfizal
 
Laporan praktikum waktu pencampuran
Laporan praktikum waktu pencampuranLaporan praktikum waktu pencampuran
Laporan praktikum waktu pencampuranivan sidabutar
 
Modul Praktikum Geohidrologi UGM Tahun 2013
Modul Praktikum Geohidrologi UGM Tahun 2013Modul Praktikum Geohidrologi UGM Tahun 2013
Modul Praktikum Geohidrologi UGM Tahun 2013Mega Dharma Putra
 
Jurnal Absorbsi CO2 dengan larutan NaOH
Jurnal Absorbsi CO2 dengan larutan NaOHJurnal Absorbsi CO2 dengan larutan NaOH
Jurnal Absorbsi CO2 dengan larutan NaOHIta Pratiwi
 
Bahan Kuliah 15 ALAT UKUR FLUIDA.ppt
Bahan Kuliah 15 ALAT UKUR FLUIDA.pptBahan Kuliah 15 ALAT UKUR FLUIDA.ppt
Bahan Kuliah 15 ALAT UKUR FLUIDA.pptyauridp
 
Laporan praktikum mekanika fluida ( hydraulic bench ) itb modul 1
Laporan praktikum mekanika fluida ( hydraulic bench ) itb modul 1Laporan praktikum mekanika fluida ( hydraulic bench ) itb modul 1
Laporan praktikum mekanika fluida ( hydraulic bench ) itb modul 1Health Polytechnic of Bandung
 
Bangunan Pengolah Air Limbah secara Aerobik
Bangunan Pengolah Air Limbah secara AerobikBangunan Pengolah Air Limbah secara Aerobik
Bangunan Pengolah Air Limbah secara AerobikJoy Irman
 
pengolahan air dengan lumpur aktif
pengolahan air dengan lumpur aktifpengolahan air dengan lumpur aktif
pengolahan air dengan lumpur aktif1106499
 
L2 f607012 mta
L2 f607012 mtaL2 f607012 mta
L2 f607012 mtapurewin
 
Pengaruh Karakteristik Reservoir Terhadap Injeksi WAG untuk Peningkatan Perol...
Pengaruh Karakteristik Reservoir Terhadap Injeksi WAG untuk Peningkatan Perol...Pengaruh Karakteristik Reservoir Terhadap Injeksi WAG untuk Peningkatan Perol...
Pengaruh Karakteristik Reservoir Terhadap Injeksi WAG untuk Peningkatan Perol...Mohammad Fidi Abganis Hermawan
 
Sistem pneumatik
Sistem pneumatikSistem pneumatik
Sistem pneumatikWahyu Pram
 

Similar to Pengaruh pada reaktor air lift rectangular (20)

Mekanika fluida ppt
Mekanika fluida pptMekanika fluida ppt
Mekanika fluida ppt
 
Mekanika fluida 2 pertemuan 1 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 1 okkMekanika fluida 2 pertemuan 1 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 1 okk
 
Renita new
Renita newRenita new
Renita new
 
Laporan praktikum waktu pencampuran
Laporan praktikum waktu pencampuranLaporan praktikum waktu pencampuran
Laporan praktikum waktu pencampuran
 
Modul Praktikum Geohidrologi UGM Tahun 2013
Modul Praktikum Geohidrologi UGM Tahun 2013Modul Praktikum Geohidrologi UGM Tahun 2013
Modul Praktikum Geohidrologi UGM Tahun 2013
 
Kp
KpKp
Kp
 
Sistem hidrolik[1]
Sistem hidrolik[1]Sistem hidrolik[1]
Sistem hidrolik[1]
 
Jurnal Absorbsi CO2 dengan larutan NaOH
Jurnal Absorbsi CO2 dengan larutan NaOHJurnal Absorbsi CO2 dengan larutan NaOH
Jurnal Absorbsi CO2 dengan larutan NaOH
 
Bahan Kuliah 15 ALAT UKUR FLUIDA.ppt
Bahan Kuliah 15 ALAT UKUR FLUIDA.pptBahan Kuliah 15 ALAT UKUR FLUIDA.ppt
Bahan Kuliah 15 ALAT UKUR FLUIDA.ppt
 
Screw compressor
Screw compressorScrew compressor
Screw compressor
 
Laporan praktikum mekanika fluida ( hydraulic bench ) itb modul 1
Laporan praktikum mekanika fluida ( hydraulic bench ) itb modul 1Laporan praktikum mekanika fluida ( hydraulic bench ) itb modul 1
Laporan praktikum mekanika fluida ( hydraulic bench ) itb modul 1
 
TPK kls A.pptx
TPK kls A.pptxTPK kls A.pptx
TPK kls A.pptx
 
Bangunan Pengolah Air Limbah secara Aerobik
Bangunan Pengolah Air Limbah secara AerobikBangunan Pengolah Air Limbah secara Aerobik
Bangunan Pengolah Air Limbah secara Aerobik
 
pengolahan air dengan lumpur aktif
pengolahan air dengan lumpur aktifpengolahan air dengan lumpur aktif
pengolahan air dengan lumpur aktif
 
Fluidisasi
FluidisasiFluidisasi
Fluidisasi
 
L2 f607012 mta
L2 f607012 mtaL2 f607012 mta
L2 f607012 mta
 
Pengaruh Karakteristik Reservoir Terhadap Injeksi WAG untuk Peningkatan Perol...
Pengaruh Karakteristik Reservoir Terhadap Injeksi WAG untuk Peningkatan Perol...Pengaruh Karakteristik Reservoir Terhadap Injeksi WAG untuk Peningkatan Perol...
Pengaruh Karakteristik Reservoir Terhadap Injeksi WAG untuk Peningkatan Perol...
 
dasar_kromatografi_ppt.ppt
dasar_kromatografi_ppt.pptdasar_kromatografi_ppt.ppt
dasar_kromatografi_ppt.ppt
 
Sistem pneumatik
Sistem pneumatikSistem pneumatik
Sistem pneumatik
 
Sistem pneumatik
Sistem pneumatikSistem pneumatik
Sistem pneumatik
 

Recently uploaded

PPT ANEMIA pada remaja maupun dewasapptx
PPT ANEMIA pada remaja maupun dewasapptxPPT ANEMIA pada remaja maupun dewasapptx
PPT ANEMIA pada remaja maupun dewasapptxsitifaiza3
 
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...Shary Armonitha
 
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxUKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxzidanlbs25
 
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptxMenggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptxImahMagwa
 
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfGeologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfAuliaAulia63
 
Contoh Algoritma Asosiasi pada data mining
Contoh Algoritma Asosiasi pada data miningContoh Algoritma Asosiasi pada data mining
Contoh Algoritma Asosiasi pada data miningSamFChaerul
 
PENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptx
PENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptxPENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptx
PENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptxheru687292
 
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxMARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxmariaboisala21
 
BAGAIAMANA PANCASILA MENJADI SISTEM ETIKA.pptx
BAGAIAMANA PANCASILA MENJADI SISTEM ETIKA.pptxBAGAIAMANA PANCASILA MENJADI SISTEM ETIKA.pptx
BAGAIAMANA PANCASILA MENJADI SISTEM ETIKA.pptxchleotiltykeluanan
 

Recently uploaded (9)

PPT ANEMIA pada remaja maupun dewasapptx
PPT ANEMIA pada remaja maupun dewasapptxPPT ANEMIA pada remaja maupun dewasapptx
PPT ANEMIA pada remaja maupun dewasapptx
 
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
 
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxUKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
 
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptxMenggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptx
 
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfGeologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
 
Contoh Algoritma Asosiasi pada data mining
Contoh Algoritma Asosiasi pada data miningContoh Algoritma Asosiasi pada data mining
Contoh Algoritma Asosiasi pada data mining
 
PENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptx
PENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptxPENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptx
PENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptx
 
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxMARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
 
BAGAIAMANA PANCASILA MENJADI SISTEM ETIKA.pptx
BAGAIAMANA PANCASILA MENJADI SISTEM ETIKA.pptxBAGAIAMANA PANCASILA MENJADI SISTEM ETIKA.pptx
BAGAIAMANA PANCASILA MENJADI SISTEM ETIKA.pptx
 

Pengaruh pada reaktor air lift rectangular

  • 1. PROSIDING SEMINAR NASIONAL REKAYASA KIMIA DAN PROSES 2004 ISSN : 1411 - 4216 PENGARUH LAJU ALIR DAN VISKOSITAS TERHADAP PERPINDAHAN MASSA GAS-CAIR FLUIDA NON NEWTONIAN DALAM REAKTOR AIR LIFT RECTANGULAR Widayat Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soedarto SH, Tembalang, Semarang E-mail: yayat_99@yahoo.com Abstrak Reaktor Air Lift merupakan salah satu jenis bioreaktor yang banyak digunakan dalam proses fermentasi secara aerob. Parameter yang berpengaruh dalam perancangan reaktor air lift adalah hidrodinamika reaktor dan koefisien perpindahan massa. Makalah ini memaparkan pengaruh laju alir udara dan viskositas terhadap koefisien perpindahan massa gas cair pada reaktor air lift dengan fluida non Newtonian. Reaktor air lift berbentuk rectangular dengan dimensi tinggi 106 cm, luas daerah riser 14,2 x 8,3 cmdan downcomer 14,2 x 5,5 cm. Fluida non Newtonian yang digunakan adalah larutan tepung pati dengan viskositas 1,5 –7,7 cp dan udara yang digunakan berasal dari kompresor dengan laju alir pada rentang 40 – 250 cc/detik. Pengukuran koefisien perpindahan massa dengan menggunakan metode sulfit, dimana larutan natrium sulfit ditambahkan ke dalam fluida dan oksigen terlarutnya dianalisa setiap 3 menit selama 15 menit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bertambahnya viskositas fluida akan menurunkan koefisien perpindahan massa gas cair, sedangkan bertambahnya laju alir udara akan menaikkan koefisien perpindahan massa gas cair. Hubungan konstanta perpindahan massa terhadap laju alir dan viskositas diperoleh persamaan sebagai berikut; kLa = 4.561 x 10 (J)(1+A/A)μ, sedangkan penelitian yang dilakukan Popovic dan Robinson dengan menggunakan larutan CMCdiperoleh hubungan kLa = 1.911 x 10 (J)(1+A/A)μ. Dalam penelitian ini perbandingan luas area riser dan downcomer konstan, pada harga (1+A/A). 2 2-4Gr0.206 dr0.853 -0.425app-4Gr0.525 dr0.853 app-0.89dr0.853 Kata kunci : reaktor air lift, perpindahan massa gas-cair, fluida non newtonian Pendahuluan Reaktor adalah suatu alat tempat terjadinya suatu reaksi kimia untuk mengubah suatu bahan menjadi bahan lain yang mempunyai nilai ekonomis yang lebih tinggi. Reaktor air lift merupakan reaktor bergelembung yang mengandung pipa/tabung untuk aliran gas. Pada reaktor air lift dibagi menjadi dua bagian dengan penyekat yaitu zone riser dan downcomer. Riser merupakan bagian dengan sirkulasi aliran tempat mengalir gas atau merupakan kolom yang berisi cairan atau slurry yang disemprotkan gas, sedangkan downcomer merupakan bagian yang kedua dan tempat sirkulasi aliran dalam reaktor. Perbedaan hold up gas pada daerah yang dialiri gas maupun yang tidak dialiri gas merupakan akibat perbedaan densityfluida pada kedua daerah tersebut. Perbedaan ini mengakibatkan terjadinya sirkulasi fluida dalam reaktor. Pada riser dan downcomer mungkin terdapat plate penyaringan dan baffle pada dinding. Jadi banyak sekali kemungkinan bentuk reaktor dengan keuntungan penggunaan dan tujuan yang berbeda-beda. Reaktor air lift digunakan untuk beberapa proses kontak gas cairan atau gas - slurry. Reaktor ini sering digunakan untuk fermentasi aerob, pengolahan limbah dan operasi-operasi sejenis. Secara umum reaktor air lift dibagi menjadi dua yaitu : reaktor air lift dengan internal loop, merupakan bubble column yang dibagi menjadi dua bagian riser dan downcomer dengan internal baffle, dan external loop, dimana riser dan downcomer merupakan dua tabung yang terpisah dan dihubungkan secara horizontal antara bagian atas dan bawah reaktor. Selain itu reaktor air lift juga dikelompokkan berdasarkan sparger yang dipakai, yaitu statis dan dinamis. Pada reaktor air lift dengan sparger dinamis, sparger ditempatkan pada riser dan atau downcomer yang dapat diubah-ubah letaknya. Reaktor air lift mempunyai banyak keuntungan dibandingkan dengan reaktor konvensional (Williams, 2002). Keuntungan itu diantaranya perancangannya sederhana, aliran dan pengadukan mudah JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK I-9-1 UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG
  • 2. dikendalikan, waktu tinggal dalam reaktor seragam, kontak area lebih luas dengan energi input yang rendah dan dapat meningkatkan perpindahan massa. Kelemahan reaktor air lift antara lain : biaya investasi awal mahal terutama untuk skala proses yang besar, membutuhkan tekanan yang tinggi untuk skala proses yang besar, pemisahan gas dan cairan tidak efisien ketika terjadi busa (foaming). Meskipun sudah banyak keberhasilan di industri dari penggunaan air lift, namun macam penggunaannya masih sangat terbatas, karena sedikitnya literature tentang konsep dasar yang digunakan dalam perancangan. Penelitian tentang perpindahan massa pada fluida non-newtonian yang telah dilakukan adalah perpindahan massa pada larutan CMC dan larutan xanthan. Penelitian ini menggunakan reaktor tangki berpengaduk dan hasil penelitian menunjukkan bahwa bertambahnya laju alir gas/udara akan menaikkan koefisien perpindahan massa (Martinov dan Vlaev, 2002). Perpindahan massa gas-cair pada cairan organik (metanol, air, toluen dan ligroin) dalam reaktor bergelembung, menunjukkan bahwa kenaikan laju volumetrik juga akan menyebabkan kenaikan koefisien perpindahan massa (Grund, Schumpe dan Deckwer, 1992), demikian juga dengan koefisien perpindahan massa gas-cair pada fluida non-newtonian (larutan CMC) juga diperoleh fenomena yang sama (Deckwer 1991 dalam Merchuk dan Ben-Zvi, 1992). Perpindahan massa adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perpindahan konstituen melalui konstituen lainnya pada ukuran molekul. Perpindahan massa antar fase dapat terjadi bila terdapat perbedaan konsentrasi dimana massa akan berpindah dari sistem yang lebih tinggi konsentrasinya ke sistem dengan konsentrasi yang lebih rendah. Perpindahan massa oksigen terjadi jika ada beda konsentrasi (driving force) antara fase gas dengan fase cair dan adanya kontak antara fase gas-cair. Kecepatan perpindahan massa sangat dipengaruhi oleh koefisien perpindahan massa antara fase gas-cair. Koefisien perpindahan massa ini dipengaruhi secara langsung oleh laju alir gas di dalam reaktor, laju alir cairan, viskositas, densitas, suhu, diameter gelembung gas di dalam cairan, dan difusivitas efektif gas di dalam cairan. Koefisien perpindahan massa oksigen ini dapat diukur dengan menggunakan metode sulfit. Metode Penelitian Reaktor air lift yang digunakan berbentuk rectangular dengan dimensi tinggi 106 cm, luas daerah riser 14,2 x 8,3 cm dan downcomer 14,2 x 5,5 cm. Fluida non Newtonian yang digunakan adalah larutan tepung pati dengan viskositas 1,5 –7,7 cp dan udara diperoleh dari kompresor. Percobaan dilakukan pada suhu kamar 30 C dan tekanan 1 atm. Laju volumetrik udara divariasi pada rentang 40 – 250 cc/detik. Percobaan pendahuluan dilakukan dengan mengkalibrasi flow meter. Kalibrasi digunakan untuk mengetahui laju alir udara yang terukur dalam alat flowmeter, yaitu dengan memvariasi skala pada flow meter dan diukur volume udara pada waktu tertentu pada rotameter, selanjutnya diplotkan grafik hubungan laju alir volumetrik udara dengan skala pada alat flow meter. 22o Untuk mempelajari perpindahan massa gas cair menggunakan konsentrasi tepung pati konstan 4% dengan memvariasi laju alir udara 40 – 250 cc/detik dan dengan memvariasi viskositas 1,5 –7,7 cp pada laju alir konstan 176 cc/detik. Untuk menghitung laju pengurangan konsentrasi natrium sulfit menggunakan metode grafik, yaitu dengan memplotkan natrium sulfit sisa dengan waktu dan gradien merupakan nilai laju pengurangan natrium sulfit. Peralatan yang digunakan untuk penelitian seperti disajikan dalam Gambar 1.. 5 6 7 4 8 1 2 4 3 Keterangan gambar : 1. kompresor 2. rotameter 3. tangki cairan 4. pompa 5. reaktor 6. inverted manometer riser 7. invereted manometer downcorner 8. sparger Gambar 1. Rangkaian alat percobaan hidrodinamika reaktor airlift JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK I-9-2 UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG
  • 3. Hasil Dan Pembahasan Gambar 2 menunjukkan bahwa bertambahnya viskositas larutan tepung pati akan menyebabkan penurunan koefisien perpindahan massa gas-cair. Penurunan nilai koefisien perpindahan massa karena dengan bertambahnya viskositas larutan tepung pati, maka larutan akan semakin jenuh sehingga laju perpindahan oksigen akan semakin kecil. Hal ini mengakibatkan koefisien perpindahan massa semakin berkurang juga. 0246810120,01,53,04,56,07,59,0Viskositas (cp) kLa (x 10^-4 / menit) Gambar 2. Pengaruh viskositas terhadap koefisien perpindahan massa (kLa) pada laju alir udara 176 cc/dt dan tinggi cairan 80 cm 02468101214050100150200250laju alir udara (cc/dt) kLa (x10^-4 / menit) Gambar 3. Pengaruh laju alir udara terhadap koefisien perpindahan massa (kLa) pada laju alir udara 176 cc/dt dan tinggi cairan 80 cm Gambar 3 menunjukkan bahwa bertambahnya laju alir udara akan mengakibatkan peningkatan koefisien perpindahan massa. Laju alir udara semakin besar maka udara yang dapat dipindahkan ke dalam larutan tepung pati akan semakin besar pula. Dengan demikian koefisien perpindahan massa gas ke cair juga akan bertambah besar. Fenomena ini sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan untuk reaktor tangki maupun reaktor bergelembung. Perbandingan Hasil Terhadap Transfer Massa Pada percobaan Popovic dan Robinson dengan menggunakan larutan CMC (Carboxyl Methyl Cellulose) pada reaktor air lift external loop (Asenjo dan Merchuck, 1995) didapatkan hubungan antara JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK I-9-3 UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG
  • 4. koefisien transfer massa gas-cair dengan laju alir udara, viskositas dan luas area riser dan downcomer, persamaan : kLa = 1.911 x 10-4 (JG)r0.525 (1+Ad/Ar)0.853 μapp-0.89 Pada percobaan kali ini dengan menggunakan larutan pati pada viskositas 1,5 –7,7 cp dan rentang laju alir udara 45 - 204 cc/s pada reaktor air lift internal loop didapatkan hubungan persamaan : kLa = 4.561 x 10-4 (JG)r0.206 (1+Ad/Ar)0.853 μapp-0.425 Pada percobaan luas area riser dan downcomer konstan, dan harga (1+Ad/Ar)0.853 dianggap sama dengan persamaan yang didapat Popovic dan Robinson. Dari kedua penelitian ini didapat kecenderungan yang sama yaitu semakin besar laju alir gas maka koefisien perpindahan massa gas-cair semakin besar dan dengan bertambahnya viskositas larutan maka akan menurunkan koefisien perpindahan massa gas-cair. Adapun perbedaan hasil konstanta yang didapatkan disebabkan karena fluida dan jenis reaktor air lift yang digunakan tidak sama. Kesimpulan Penelitian tentang transfer massa gas-cair dengan larutan tepung pati dalam reaktor air lift rectangular dilakukan pada rentang viskositas 1,5 –7,7 cp dan laju alir udara pada rentang 40 – 225 cc/detik. Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Kenaikan viskositas akan mengakibatkan penurunan koefisien transfer massa gas-cair 2. Kenaikan laju alir udara akan mengakibatkan kenaikan koefisien transfer massa gas-cair Hubungan konstanta perpindahan massa terhadap laju alir dan viskositas diperoleh persamaan sebagai berikut; kLa = 4.561 x 10-4 (JG)r0.206 (1+Ad/Ar)0.853 -0.425μapp, sedangkan penelitian yang dilakukan Popovic dan Robinson dengan menggunakan larutan CMCdiperoleh hubungan kLa = 1.911 x 10-4 (JG)r0.525 (1+Ad/Ar)0.853 μapp-0.89. Dalam penelitian ini perbandingan luas area riser dan downcomer konstan, pada harga (1+Ad/A)0.853. r Ucapan Terima Kasih Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Didik Susilo dan Sigit Pranoto yang telah membantu pelaksanaan penelitian ini. Daftar Notasi A = luasan bidang pada zona riser , cm r2 Ad = luasan bidang pada zona downcomer, cm2 JG = laju alir gas, cm/s kLa = koefisien transfer massa, s-1 μapp = viskositas, cp Daftar Pustaka 1. Chisti, M.Y., 1989, ”Air-lift Bioreactor “, El Sevier Applied Science, London. 2. Grund, G, A. Schumpe dan W.D.Deckwer, 1992, “Gas-Liquid Mass Transfer in A Bubble Column with Organic Liquids”, Chem. Eng.Sci., hal 3509-3516, Pergamin Press Ltd. 3. Merchuk, J.C. dan S. Ben-Zvi (Yona), 1992, “A Novel Approach to The Correlation of Mass Transfer Rates in Bubble Column with Non-Newtonian Liquids”, Chem. Eng. Sci., hal 3517-3523, Pergamon Press Ltd. 4. Merchuk, J.C. dan Asenjo, J.A. , 1995, “Fundamental of Bioreactor Design”, New York, Marcell Dekker Inc. 5. Martinov, M dan S.d. Vlaev, 2002, “Increasing Gas-Liquid Mass Transfer in Stirred Power Law Fluids by Using a New Energy-Saving Impeller”, Chem. Biochem. Eng. Q.16 (1-6). 6. Williams, J.A., 2002, “Keys To Bioreactor Selections”, Chem. Eng. Prog, hal 34-41. JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK I-9-4 UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG