SV388: Platform Taruhan Sabung Ayam Online yang Populer
RS Baptis Batu
1.
2. RS. Baptis Batu ada untuk meneruskan misi dari
para pendiri terdahulu, yaitu menyatakan belas
kasih Tuhan Yesus melalui pelayanan kesehatan
3. MISI :
1. Memberikan pelayanan kesehatan secara holistik yang berlandaskan kasih Kristus
kepada setiap orang tanpa membedakan status sosial, golongan, suku dan agama.
2. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang berpusat pada pasien dengan
mengutamakan mutu dan keselamatan pasien.
3. Mengelola aset secara efektif dan efisien bagi kesejahteraan dan pengembangan
Rumah Sakit dengan memanfaatkan potensi Kota Wisata Batu.
4. Mengembangkan Sumber Daya Manusia secara utuh yang memiliki belas kasih, asertif,
profesional, bekerja dalam tim, integritas dan sejahtera.
VISI :
Menjadi Rumah Sakit Pilihan Utama Masyarakat Malang Raya Karena Pelayanan
Kesehatan Yang Berpusat Pada Pasien Dengan Mengutamakan Mutu Dan Keselamatan
Pasien.
NILAI :
B = Belas Kasih
A = Asertif
P = Profesional
T = Tim Kerja
I = Integritas
S = Sejahtera
9. Medis
7%
Non Medis
47%Paramedis
Non
Perawat
11%
Perawat
35%
KETENAGAAN
JENIS TENAGA
YANG ADA
TETAP TAMU
Dokter umum 10
Dokter gigi 2
Dr. spesialis Bedah 1
Dr. spesialis P.Dalam 1 1
Dr. spesialis Anak 1
Dr. spesialis Obst.Gin. 1
Dr. spesialis Pat.Klinik 1
Dr. spes.Patologi Anatomi
Dr. spesialis Radiologi 1
Dr. spesilais Anestesi 1
Dr. spesialis lain 1 13
Apoteker 3
Perawat S1 Keperawatan 5
Perawat D-3 65
Perawat Lain 2
Teknisi Radiografer 3
Analis Laboratorium 5
Asisten Apoteker 7
Fisioterapis 2
Staf Administrasi 3
Staf Keuangan 10
Staf Teknik 8
Ahli Gizi 2
Bidan 10
Tenaga Non Medis Lain 104
Jumlah pegawai tetap 246 17
10. PENCAPAIAN
KEGIATAN RS
TAHUN 2013
JUMLAH
PELAYANAN JUMLAH/THN
Poliklinik 35.370
Rawat Inap 4.622
I.G.D 6.195
Intensif : ICU 368
Intensif : HCU -
Intensif : CCU -
PICU / NICU 30
Bedah kecil 129
Bedah sedang 945
Bedah besar 155
Bedah khusus 14
Radiologi 9.836
MSCT 783
MRI -
Lab.Klinik 68.177
Lab.PA-Sitologi 7
Lab.Mikrobiologi 541
Farmasi 202.366
Rehab.medis 10.388
B.O.R 37,55
A.L.O.S 2,78
T.O.I 4,94
11. TAHUN IRJ BOR RI IGD IKO
2010 25.327 36,84 5.496 828
2011 29.375 36,65 5.036 1.198
2012 32.173 32,80 5.000 1.252
2013 35.370 37,55 6.195 1.326
2014 13.760 29.61 2.386 434
KINERJA RUMAH SAKIT
13. Upaya peningkatan mutu dan keselamatan pasien di Rumah Sakit Baptis
Batu adalah dengan meningkatkan mutu secara keseluruhan dengan terus
menerus mengurangi risiko terhadap pasien dan staf baik dalam proses
klinis maupun lingkungan fisik.
Mewujudkan pelayanan yang berfokus
pada pasien yang berlandaskan
belas kasih (Compassionate).
14. • TUJUAN UMUM :
Meningkatkan Mutu Dan Keselamatan Pasien.
• TUJUAN KHUSUS
Meningkatkan Mutu Pelayanan Klinis.
Meningkatkan Mutu Manajemen.
Meningkatkan Pemenuhan Sasaran Keselamatan
Pasien
PROGRAM PENINGKATAN MUTU
15. Perencanaan kegiatan PMKP ini melibatkan Direktur RS Baptis Batu dan Yayasan Rumah Sakit
Baptis Indonesia (YRSBI).
Perencanaan kegiatan tersebut dilaksanakan pada awal tahun 2014.
Merancang proses klinis dan manajerial yang baru secara proaktif, mengidentifikasi dan
mengurangi resiko dan penyimpangannya.
Direktur RS Baptis Batu juga melaksanakan, memonitor dan mengevaluasi kegiatan serta
melaporkan ke YRSBI secara berkala.
Mengukur seberapa baiknya proses berjalan melalui pengumpulan data.
Menggunakan data untuk memfokuskan diri pada masalah-masalah yang menjadi prioritas.
Menerapkan dan melakukan perubahan yang ditimbulkan dalam proses peningkatan mutu
bertujuan menunjukkan terjadinya perbaikan berkelanjutan.
PELAKSANAAN KEGIATAN
PENINGKATAN MUTU
16. PUBLIKASI HASIL KEGIATAN PMKP
KE SELURUH RUMAH SAKIT
MEMBENTUK PANITIA MUTU/PMKP
MEMBUAT PEDOMAN
& PROGRAM PMKP
ADA PROGRAM MUTU & KESELAMATAN PASIEN
DI SETIAP UNIT KERJA
MENETAPKAN INDIKATOR PMKP UNIT DAN RS
PROSES MANAJERIAL PMKP
19. MEMBANGUN SISTEM
DI UNIT KERJA
Pedoman
Pelayanan
INPUT PROSES
OUTPUT
/
OUTCOME
S P O
Kebijakan
pelayanan
Tatalaksana
Survei kepuasan
Indikator Mutu :
Indikator Klinik
Indikator Mutu Yan
Indikator Keselamatan Pasien :
K T D : Sentinel Event
K T C
K N C
K P C
• Standar
SDM
• Standar
Fasilitas
Peraturan dan perundangan
Pedoman
Kebijakan
pelayanan
20. 0
1.000
2.000
3.000
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nop Des
Kimia Klinik
Elektrolit
Feces
Urinalisis
Imunoserologi
0
500
1000
1500
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nop Des
UMUM
BPJS
JKD
JAMKESKOT
SPM
CONTOH LAPORAN INSTALASI LABORATORIUM
BULAN : Apr-14
1. PENCAPAIAN PELAYANAN.
a.Pemeriksaan laboratorium berdasarkan asal pasien.
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nop Des
UMUM 855 822 1006 822
BPJS 304 408 502 402
JKD 10 5 1 5
JAMKESKOT 0 0 0 0
SPM 6 2 0 0
ASURANSI 21 24 14 8
PEGAWAI 14 11 4 8
Pasien Luar 16 15 24 24
Jumlah Total 1226 1287 1551 1269
b. Pemeriksaan laboratorium berdasarkan jenis pemeriksaan.
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nop Des
Kimia Klinik 1,795 2,286 2,545 2,165
Elektrolit 251 288 353 238
Feces 8 6 10 3
Urinalisis 126 126 186 142
Imunoserologi 162 220 164 149
Parasitologi 1 1 0 0
Mikrobiologi 7 15 24 3
Hematologi 535 619 672 433
Faal Hemostasis 214 168 196 195
Lain-lain (Cairan pleura,MCU,kegtan Humas) 84 68 307 204
Jumlah Total 3,183 3,797 4,457 3,532
21. C. PEMERIKSAAN LABORATORIUM BERDASARKAN JENIS PEMBIAYAAN.
IRJ IGD IRNA
UMUM 315 UMUM 139 UMUM 368
BPJS 135 BPJS 22 BPJS 245
JKD 2 JKD 0 JKD 3
JAMKESKOT 0 JAMKESKOT 0 JAMKESKOT 0
SPM 0 SPM 0 SPM 0
ASURANSI 3 ASURANSI 3 ASURANSI 2
PEGAWAI 5 PEGAWAI 2 PEGAWAI 1
59%
40%
1%
0%
0%
0%
0%
IRI
UMUM
BPJS
JKD
JAMKESKOT
SPM
ASURANSI
PEGAWAI
69%
29%
0%
0% 0%
1%
1%
IRJ
UMUM
BPJS
JKD
JAMKESKOT
SPM
ASURANSI
84%
13%
0%
0% 0%
2%
1%
IGD
UMUM
BPJS
JKD
JAMKESKOT
SPM
ASURANSI
PEGAWAI
22. 2. SPM
a. STANDAR PELAYANAN MINIMAL LABORATORIUM
Input. Jan Feb Mar Apr
Pemberi pelayanan laboratorium patologi klinik. Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai
Fasilitas dan peralatan laboratorium patologi klinik. Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai
Proses. Jan Feb Mar Apr
Waktu tunggu hasil pelayanan patologi klinik. (≤140 mnt,
masukan PAPDI 120 mnt).
86.54 86.96 66.90 95.08
Tidak adanya kejadian tertukar specimen pemeriksaan (100%). 100% 100% 100% 100%
Kemampuan melakukan pentahbisan (screening HIV-AIDS
Crosscheck KUK)
v v V v
Kemampuan mikroskopis TB (Tersedia tenaga, peralatan dan
reagen untuk pemeriksaan mikroskopis tuberculosa).
Tersedia Tersedia Tersedia Tersedia
Output. Jan Feb Mar Apr
Ekspertisi pemeriksaan laboratorium (Dr. Sp.PK). 46.05 41.03 30.50 37.43
Tidak adanya kesalahan penyampaian/pengetikan hasil
pemeriksaan laboratorium (100%)
99.96 100.00 99.95 99.97
Kesesuaian hasil pemeriksaan baku mutu eksternal (100%) – – – –
Outcome Jan Feb Mar Apr
Kepuasan Pelanggan (100%) 82% 88% 87% 95%
23. B. STANDAR PELAYANAN MINIMAL BDRS
Input.
Jan Feb Mar Apr
Tenaga penyedia pelayanan bank darah
RS (sesuai standar BDRS).
Tdk Sesuai Tdk Sesuai Tdk Sesuai Tdk Sesuai
Ketersediaan Fasilitas dan peralatan
bank darah RS (sesuai standar BDRS).
Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai
Proses.
Jan Feb Mar Apr
Kejadian tidak adanya reaksi transfusi
(100%).
100% 100% 100% 100%
Output.
Jan Feb Mar Apr
Pemenuhan kebutuhan darah untuk
pelayanan transfuse di RS (100%).
100% 100% 100% 100%
Jumlah pasien transfusi 23 26 35 27
Jumlah kantong darah 71 94 111 91
Outcome
Jan Feb Mar Apr
24. C. LAPORAN INDIKATOR LABORATORIUM.
Jan Feb Mar Apr
Rerata jumlah pemeriksaan per hari. 102.70 135.61 143.77 117.73
Prosentase pemeriksaan rutin. 19.92 18.41 18.38 15.12
Prosentasi pemeriksaan lab luar RS. 1.32 2.15 7.20 6.12
Pemeriksaan yang tidak ditemui adanya
kelainan (normal).
39.15 47.48 44.13 37.43
Pemeriksaan yang ditemui adanya kelainan
(abnormal).
54.63 45.90 49.81 53.34
0,00
20,00
40,00
60,00
80,00
100,00
120,00
140,00
160,00
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nop Des
Rerata jumlah pemeriksaan per hari.
Prosentase pemeriksaan rutin.
Prosentasi pemeriksaan lab luar RS.
Pemeriksaan yang tidak ditemui adanya
kelainan (normal).
Pemeriksaan yang ditemui adanya kelainan
(abnormal).
25. d. INDIKATOR KESELAMATAN PASIEN.
Jan Feb Mar Apr
Target 100.00 100.00 100.00 100.00
Tepat identitas. 100.00 100.00 100.00 100.00
Pelaporan nilai kritis. 100.00 100.00 100.00 100.00
Ketepatan penyampaian
/pengetikan hasil(pelaporan
insident report 2x24 jam)
99.96 100.00 99.93 99.97
Tepat tranfusi. 100.00 100.00 100.00 100.00
Pasien jatuh. 100.00 100.00 100.00 100.00
KTD (Kejadian yang tidak
diharapkan yang disebabkan
oleh Lab
Ada 2 kejadian KPC
Ketrlambatan
penyampaian hsl lab,
HbA1c dan elektrolit
Ada 1 kejadian KPC
Status komponen
dan jumlah darah
belum diganti
99,88
99,90
99,92
99,94
99,96
99,98
100,00
100,02
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nop Des
Target
Tepat identitas.
Pelaporan nilai kritis.
Ketepatan penyampaian /pengetikan
hasil(pelaporan insident report 2x24 jam)
Tepat tranfusi.
26. e. INDIKATOR PMKP
Angka kesalahan
pengambilan sample (1%)
Jan Feb Mar Apr
Numerator 0 10 7 5
Denominator 2,337 496 576 582
Hasil 0.00% 2.02% 1.22% 0.86%
Angka kejadian tidak
adanya reaksi transfusi
(100%)
Jan Feb Mar Apr
Numerator 71 94 111 91
Denominator 71 94 111 91
Hasil 100.00% 100.00% 100.00% 100.00%
27. PEMERIKSAAN
Jan Feb Mar Apr
Target 6,936 6,478 7,040 8,033
2013 5,043 5,380 5,943 5,856
2014 3,183 3,797 4,457 3,532
PENGENDALIAN INFEKSI
Jan Feb Mar Apr
Standar 100 100 100 100
Kepatuhan cuci tangan. 100 100 100 100
Kepatuhan pemakaian
APD.Sarung tangan)
100 80 80 80
0
2.000
4.000
6.000
8.000
10.000
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nop Des
Target
2013
2014
0
20
40
60
80
100
120
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nop Des
Standar
Kepatuhan cuci tangan.
Kepatuhan pemakaian APD.Sarung tangan)
28. Jan Feb Mar Apr
Standar 0 0 0 0
Kejadian tertusuk benda tajam 0 0 0 0
Terpapar cairan tubuh. 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 00 0 0 00
0,1
0,2
0,3
0,4
0,5
0,6
0,7
0,8
0,9
1
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nop Des
Standar
Kejadian tertusuk benda tajam .
terpapar cairan tubuh.
29. 190 Indikator Area Klinis (1)
1. Kunjungan pasien/hari
2. Kunjungan pasien baru/hari
3. Kunjungan pasien VIP IRJ
4. Rasio kunjungan apsien dengan tenaga perawat
5. Laporan pasien home care
6. Loyalitas pasien gigi
7. Rata-rata pasien poliklinik gigi/hari
8. Rata-rata pasien baru poliklinik gigi/hari
9. Kunjungan VIP poli gigi
10. Jumlah pasien gigi
11. Dokter pemberi pelayanan di poliklinik spesialis
12. Ketersediaan pelayanan klinik anak
13. Ketersediaan pelayanan klinik kebidanan
14. Ketersediaan pelayanan klinik kebidanan
15. Ketersediaan pelayanan klinik penyakit dalam
16. Ketersediaan pelayanan klinik bedah
17. Jam buka pelayanan 08.00-14.00 senin-sabtu
18. Waktu tunggu rawat jalan (<60 menit)
19. Kepuasan pelanggan >90%
20. Penegakan diagnostik TB melalui pemeriksaan mikroskopis (>60%)
30. 190 Indikator Area Klinis (2)
21. Pelaksanaan kegiatan pencatatan dan pelaporan TB di RS
22. Peresepan obat sesuai formularium
23. Kepatuhan cuci tangan
24. Kepatuhan pemakaian APD
25. Kejadian tertusuk benda tajam dan terpapar cairan tubuh
26. Ketepatan identitas pasien
27. Terpasang gelang identitas pasien rawat inap
28. Konfirmasi identitas
29. Pelaksanaan SBAR
30. Ketepatan pemberian obat
31. Ketersediaan alkes/obat emergency di semua unit perawatan
32. Tidak ada pasien jatuh
33. Target pendapatan klinik umum& spesialis
34. Target pendapatan klinik gigi
35. Peningkatan jumlah pasien MRS
36. Peningkatan jumlah hari rawat pasien
37. Peningkatan jumlah persalinan
38. Ketersediaan pelayanan rawat inap (anak, penyakit dalam, bedah)
39. Pemberi pelayanan IRNA (dr. Sp& perawat D3)
40. Tempat tidur dengan pengaman
31. 190 Indikator Area Klinis (3)
41. Kamar mandi dengan pengaman
42. Jam visit dokter spesialis 08.00-14.00 setiap hari kerja
43. Kejadian infeksi pasca operasi
44. Kejadian infeksi pasca nosokomial
45. Tidak adanya kejadian pasien jatuh yang berakibat kecacatan / kematian
46. Kejadian pulang paksa
47. Kematian pasien > 48 jam
48. Pemberi pelayanan persalinan normal (dr. SpOG, Dr. Umum terlatih & Bidan)
49. Pemberi pelayanan persalinan dengan penyulit (tim Ponek terlatih)
50. Pemberi pelayanan persalinan dengan tindakan operasi
51. Kemampuan menangani BBLR 1500-2500 gr
52. Pertolongan persalinan normal sesuai standar APN
53. Pertolongan persalinan melalui SC (<20% non rujukan)
54. Pertolongan persalinan melalui SC (35%)
55. Pelayanan kontrasepsi mantap dilakukan SpOG , SpB, SpU, dr. umum terlatih
56. Konseling peserta KB mantap
57. Kejadian kematian ibu karena persalinan (perdarahan < 1%)
58. Kejadian kematian ibu karena persalinan (pre – eklampsia < 30%)
59. Kejadian kematian ibu karena persalinan (sepsis < 0.2%)
60. Kepuasan pelanggan
61. Pengkajian awal pasien baru < 24 jam
32. 190 Indikator Area Klinis (4)
62. Ketepatan peresepan obat
63. Ketepatan waktu lapor insiden keselamatan pasien
64. Kepatuhan cuci tangan
65. Angka infeksi (ILI, ILO, IADP, CaUTI, VAP)
66. Pemberi pelayanan dokter sesuai klasifikasi RS & standar ICU
67. Pemberi pelayanan perawat sesuai klasifikasi & standar ICU
68. Ketersediaan tempat tidur dengan monitor dan ventilator (bedside monitor)
69. Ketersediaan tempat tidur dengan monitor dan ventilator (ventilator)
70. Angka HAP, decubitus
71. Pasien yang kembali ke perawatan intensive dengan kasus yang sama < 72 jam
72. Peningkatan jumlah kunjungan pasien IGD
73. Jumlah loyalitas pasien lama IGD
74. Jumlah kunjungan pasien baru IGD
75. Jumlah pelayanan pasien homecare
76. Kemampuan menangani life saving anak dan dewasa
77. Pemberi pelayanan kegawatdaruratan yang bersertifikat
78. Ketersediaan tim penanggulangan bencana
79. Jam buka pelayanan gawat darurat
80. Waktu tanggap pelayanan dokter di gawat darurat
81. Tidak keharusan membayar uang muka
82. Kematian pasien IGD < 8 jam
33. 190 Indikator Area Klinis (5)
83. Kepuasan apsien di IGD
84. Ketersediaan pelayanan ambulance dan mobil jenazah
85. Penyedia pelayanan ambulance dan mobil jenazah terlatih
86. Ketersediaan mobil ambulance dan mobil jenazah terpisah
87. Kecepatan memberikan pelayanan ambulance dan mobil jenazah 30 menit
88. Tidak terjadi kecelakaan ambulance / mobil jenazah yang menyebabkan kecacatan / kematian
89. Laporan operasi berdasarkan jenis dan pembiayaan dan anestesi
90. Ketersediaan tim operator
91. Ketersediaan fasilitas dan peralatan di ruang operasi
92. Kemampuan melakukan tindakan operatif
93. Waktu tunggu operasi elektif
94. Tidak adanya kesalahan operasi salah sisi
95. Tidak adanya kejadian operasi salah orang
96. Tidak adanya kejadian salah tindakan pada operasi
97. Tidak adanya kejadian tertinggal benda asing/lain di dalam tubuh pasien setelah operasi
98. Komplikasi anastesi karena overdosis, reaksi anestesi dan salah penempatan ET
99. Kejadian kematian dimeja operasi
100. Pelaksanaan time out
101. Ketepatan tranfusi
102. Pemberian tanda pada sisi pasien
34. 190 Indikator Area Klinis (6)
103. Pelaksanaan aldred score
104. Operasi tanpa antibiotik
105. Ketersediaan pelayanan laundry
106. Adanya penanggung jawab pelayanan laundry
107. Ketersediaan fasilitas dan peralatan laundry
108. Ketepatan waktu penyediaan linen untuk iRNA dan ruang pelayanan
109. Ketepatan pengelolaan linen infeksius
110. Ketersediaan linen
111. Ketersediaan linen steril untuk kamar operasi
112. Ketersediaan pelayanan KSt
113. Adanya penanggungjawab pelayanan KST
114. Ketersediaan fasilitas dan peralatan KST
115. Ketepatan pengelolaan alat kotor sesuai SPO
116. Ketepatan waktu penyediaan alat steril untuk unit pelayanan
117. Inventarisasi peralatan steril di setiap unit pelayanan
118. Ketersediaan alat steril untuk pelayanan yang tepat jumlah dan tepat guna
119. Ketersediaan linen steril untuk kamar operasi
120. Ketersediaan pelayanan pemulasaran jenazah
121. Ketersediaan fasilitas kamar jenazah sesuai persyaratan
122. Ketersediaan tenaga di instalasi pemulasaran jenazah
123. Waktu tanggap pelayanan pemulasaran jenazah
35. 190 Indikator Area Klinis (7)
124.Perawatan jenazah sesuai standar precaution
125.Tidak terjadinya kesalahan identifikasi jenazah
126. jumlah resep yang dilayani
127.Jumlah obat yang dilayani
128.Waktu tunggu obat racikan
129.Waktu tunggu obat non racikan
130.Pemberi pelayanan farmasi
131.Fasilitas & peralatan pelayanan farmasi
132.Ketersediaan formularium
133.Waktu tunggu pelayanan obat jadi
134.Waktu tunggu pelayanan obat racikan
135.Tidak adanya kejadian kesalahan pemberian obat
136. pemberi pelayanan rehabilitasi medik sesuai standar
137.Fasilitas dan peralatan IRM sesuai standar
138. tidak ada kejadian kesalahan dalam memberikan tindakan rehab. Medik
139. kejadian drop out pasien terhadap pelayanan rehab medis yang kurang direncanakan
140. pemberi pelayanan laboratorium patologi klinik
141.Fasilitas dan peralatan laboratorium patologi klinik
142.Waktu tunggu hasil pelayanan patologi klinik
143.Tidak adanya kejadian tertukar specimen pemeriksaan
144.Kemampuan melakukan pentahbisan/screening HIV-AIDS crosscheck KUK
36. 190 Indikator Area Klinis (8)
145. Tersedia mikroskopis TB
146. Ekspertisi oleh dokter SpPK
147. Tidak adanya kesalahan pemberian hasil pemeriksaan laboratorium
148.Kesesuaian hasil baku mutu eksternal
149. Tenaga penyedia pelayanan bank darah sesuai standar BDRS
150. Kejadian reaksi transfusi
151. Ketersediaan fasilitas dan peralatan bank darah sesuai standar BDRS
152. Pemenuhan kebutuhan darah untuk pelayanan tranfusi di RS
153. Tidak adanya kesalahan pemberian hasil pemeriksaan laboratorium
154. Rerata jumlah pemeriksaan /hari
155. Prosentase pemeriksaan rutin
156. Prosentase pemeriksaan lab diluar RS
157. Pemeriksaan yang tidak ditemui adanya kelainan
158. Pemeriksaan yang ditemui adanya kelainan
159. Pelaporan nilai kritis
160. Ketepatan penyampaian hasil
161. Angka kesalahan pengambilan sampel
162. Angka reaksi transfusi
163. Pelayanan radioligi
164. Penggunaan peralatan radiologi
165. Ekspertisi dokter SpRad
37. 190 Indikator Area Klinis (9)
166. Waktu tunggu foto rontgen
167. Rerata jumlah pemeriksaan/hari
168. Prosentase foto thorax
169. Prosentase pemeriksaan dari luar RS
170. Pemberi pelayanan & ketersediaan fasilitas peralatan radiologi
171. Waktu tunggu hasil pelayanan foto thorax
172. Kerusakan foto
173. Tidak terjadi kesalahan pemberian label
174. Pelaksanaan ekspertisi hasil pemeriksaan radiologi
175. Pemberi pelayanan gizi
176. Ketersediaan fasilitas dan peralatan pelayanan gizi
177. Waktu pemberian makan pasien
178. Tidak adanya kesalahan pemberian diet
179. Sisa makan yang tidak termakan oleh pasien
180. Pelaporan jumlah pendapatan umum/bulan
181. Pelaporan jumlah kunjungan
182. Pengisian formulir dokumen pemberian informasi IRNA
183. Pengisian formulir dokumen pemberian informasi IRJ& IGD
184. Indikator efisiensi RS
185. Pemberi pelayanan rekam medis sesuai persyaratan kelas RS
186. Waktu penyediaan DRM rawat Jalan (10 menit)
38. 190 Indikator Area Klinis (10)
187. Waktu penyediaan DRM rawat inap (15 menit)
188. Kelengkapan pengisian DRM 24 jam setelah selesai pelayanan
189. Kelengkapan informed consent setelah mendapatkan informasi yang jelas
190. Komunikasi efektif pasien daftar rawat inap
39. 121 Indikator Area Manajemen (1)
1. Pembuatan surat dinas dan keperluan dinas
2. Menjadwal, menertibkan tamu RS
3. Memelihara arsip korespondensi
4. Membuat & menyebarkan dokumen
5. Mengkoordinasikan jadwal rapat
6. Mempersiapkan rapat & pertemuan
7. Adanya peraturan internal RS
8. Adanya perencanaan strategis bisnis RS
9. Tindak lanjut penyelesaian hasil rapat
10. Kelengkapan pelaporan akuntabilitas kerja
11. Komposisi pegawai/bulan
12. Kesalahan pemberian gaji
13. Kesalahan pemberian insentif
14. Kesalahan pemberian uang lembur
15. Pelaporan jam dan nominal lembur
16. Kesalahan pemberian uang transport
17. Pelaporan asuransi
18. Pelaporan rekruitmen pegawai
19. Rata-rata pencapaian jam diklat
20. Karyawan mendapat pelatihan minimla 20 jam per tahun (60%)
21. Pelaporan diklat eksternal dan internal
40. 121 Indikator Area Manajemen (2)
22. Kelengkapan pengisian jabatan sesuai persayaratan jabatan dalam struktur organisasi (>90%)
23. Adanya peraturan karyawan RS
24. Ada daftar urutan kepangkatan karyawan
25. Ada perencanaan pengembangan SDM
26. Ketepatan waktu pengusulan kenaikan status kepegawaian
27. Pelaksanaan rencana pengembangan SDM
28. Ketepatan waktu pemberian insentif sesuai kesepakatan waktu
29. Anti komputer hang
30. Unit berjalan baik
31. Rerata keluhan /hari
32. Training linux (80%)
33. Mampu berkomunikasi dalam bahasa inggris (80%)
34. Menguasai materi latihan (80%)
35. Service dilakukan oleh teknisi RSBB ( 90%)
36. Respon time perbaikan (10 menit)
37. Legalitas OS
38. Pengelolaan pembakaran sampah medis
39. Pengadaan bbm untuk incinerator
40. Waktu tanggap kerusakan alat (, 15 menit, target 80%)
41. Ketepatan waktu pemeliharaan alat
42. Laporan perbaikan
41. 121 Indikator Area Manajemen (3)
43. Adanya penanggung jawab BPS
44. Ketersediaan bengkel kerja
45. Ketepatan waktu kalibrasi alat
46. Alat ukur dan alat laboratorium yang dikalibrasi tepat waktu
47. Adanya penanggungjawab pengelolaan limbah
48. Ketersediaan fasilitas dan peralatam pengelolaan limbah padat dan cair sesuai UU
49. Pengelolaan limbah cair sesuai UU
50. Pengelolaan limbah padat sesuai UU
51. Laporan baku mutu limbah cair
52. Laporan klaim askes dan perusahaan
53. Kecepatan waktu pemberian informasi tagihan pasien rawat inap (120 menit)
54. Cost recovery
55. Pelaporan tagihan
56. Jumlah pasien Jaminan Kesehatan dan asuransi
57. Ketersediaan pelayanan untuk keluarga miskin
58. Kebijakan RS untuk pelayanan keluarga miskin
59. Waktu tunggu verifikasi kepersertaan (< 15 menit)
60. Tidak ada biaya tambahan yang ditagihkan pada kelaurga miskin
61. Pasien keluarga miskin yang dilayani
62. Kepuasan pasien keluarga miskin
63. Pelaporan akuntasi
42. 121 Indikator Area Manajemen (4)
64. Laporan aktifitas
65. Laporan aktiva dan pasiva
66. Laporan arus kas
67. Laporan pajak
68. Laporan posisi keuangan
69. Evaluasi kepuasan pelayanan terhadap pelanggan internal
70. Evaluasi keakuratan laporan pengeluaran barang
71. Lead time order rutin dan CITO
72. Pemberlian barang (nonstok dan invenstasi)
73. Laporan pengelolaan kantin
74. Terpenuhinya barang permintaan
75. Permintaan barang non stok non medis
76. Penerimaan barang medis dan investasi
77. Pengeluaran barang non medis
78. Laporan mingguan barang masuk
79. Laporan bulanan stok/persediaan
80. Survey kebersihan villa
81. Inventaris peralatan dan perabotan RS
82. Menyiapkan akomodasi tamu internal dan eksternal
83. Penyewaan ruangan RSBB
84. Penjualan hasil kebun dan barang bekas serta sampah
43. 121 Indikator Area Manajemen (5)
85. Perbaikan linen
86. Pembuatan linen
87. Menanam tanaman (10x/bln)
88. Memanen tanaman (8x/bln)
89. Membuat benih tanaman (3x/bln)
90. Laporan pembinaan relasi (12relasi/bln)
91. Entertain rekanan
92. Kegiatan promosi outdorr (3keg/bln)
93. Promosi melakui media cetak (2x/bln)
94. Promosi melalui media elektronik (1x/bln)
95. Event khusus (3keg/thn
96. Pelatihan product knowledge
97. Survey perilaku konsumen (1x/thn)
98. Melakukan ghost shopping (2x/thn)
99. Membuat perencanaan promosi bulanan (1produk/bln)
100. Membuat dan follow up draft MOU (4MOU/bln)
101. Membuat SPO (5SPO/bln)
102. Pembinaan relasi dgn kelompok sosialita
103. Pembinaan relasi dgn PHRI
104.Pembinaan relasi dgn perujuk
105. Promosi di pusat perbelanjaan
44. 121 Indikator Area Manajemen (6)
106. Cetak kalender
107. Peremajaan petunjuk arah
108. Pembuatan SIGN baru
109. Laporan pemberiaan fee bidan perujuk persalinan
110. Pemberian the kotak utk pengantar perujuk
111. Pembinaan posyandu di lingkungan desa sekitar RS (5pos/bln)
112. Laporan kegiatan PKRS (4x/bln)
113. Kunjungan rumah pasien pasca persalinan (20org/bln)
114. Pemberian suvenir pasien IRNA
115. Pemberian kartu parkir gratis (170/bln)
116.Pemberian voucher utk penunggu pasien Irna dgn Haper > 7hr (20 org/bln)
117.Pemberian fee untuk dokter dan RS perujuk CT Scan
118.Pemberian fee untuk dokter dan RS perujuk Laboratorium
119. laporan jemputan pasien gratis (50org/bln)
120.Maintenance kendaraan secara rutin
121.Laporan pembayaran pajak
46. KA.UNIT KERJA MEMBUAT
INDIKATOR MUTU UNIT KERJA
PANITIA MUTU MEMILIH
INDIKATOR RS
(RISK GRADING & KESEPAKATAN)
10 INDIKATOR KLINIS
5 INDIKATOR
INTERNATIONAL
LIBRARY MEASURE
SET
6 INDIKATOR
KESELAMATAN PASIEN
9 INDIKATOR
MANAJEMEN
PENETAPAN INDIKATOR PMKP
47. 1 Laboratorium Angka Kesalahan Penyediaan Sample
2 Radiologi
Angka dilakukannya review expertise
pemeriksaan radiologi
3 Prosedur bedah
Angka kepatuhan proses time out pre
operasi
4 Penggunaan antibiotika Angka operasi bersih tanpa antibiotika
5 Medication error Angka ketepatan peresepan obat
6 Penggunaan anestesi dan sedasi
Angka ketidaklengkapan dokumen pre
anestesi
7 Darah dan produk darah Tidak ada kejadian reaksi transfusi
8 Rekam medis
Angka Kelengkapan pengisian dan
pencatatan medis (KLPCM)
9 Pencegahan dan Pengendalian Infeksi 1 Angka Infeksi Luka Infus (ILI)
10 Pencegahan dan Pengendalian Infeksi 2
Angka Hospital Acquired Pneumonia
(HAP)
INDIKATOR AREA KLINIS
48. 1 Pelaporan
Angka tidak dilakukannya tindak lanjut hasil
rapat kerja
2 Demografi dan diagnosis klinis 10 penyakit IRNA terbanyak
3 Manajemen Sumber Daya Angka pemanfaatan CT Scan
4 Manajemen keuangan Angka Cost Recovery Rate
5 Kepuasan Staf Angka kepuasan pegawai
6 Kepuasan Pasien IRNA Angka kepuasan pasien
7 Pengadaan rutin ALKES & Obat
Angka ketersediaan obat / alkes emergency di
semua unit prawatan
8 Manajemen Resiko 1 Angka kejadian tertusuk jarum suntik
9 Manajemen Resiko 2 Pemeliharaan alat medis di ruang ICU dan IGD
INDIKATOR AREA MANAJEMEN
49. 1 Acute myocardial Penggunaan aspilet pada kasus AMI
2 Heart failure Penggunaan furosemide pada kasus HF
3 Nursing sensitive care Kasus ILI
4 Perinatal care ASI eksklusif
5 Stroke Penggunaan CT scan pada kasus stroke
INDIKATOR INTERNATIONAL
LIBRARY MEASURE SET
50. 1 Identitas
Ketepatan identitas
Terpasang gelang identitas pasien rawat inap
Konfirmasi identitas
2 Komunikasi
Pelaksanaan SBAR
Ketepatan penyampaian hasil laboratorium
Pelaporan nilai kritis
Ketepatan penyampaian hasil radiodiagnistik
Komunikasi efektif pasien daftar rawat inap
3 Medikasi
Ketepatan pemberian obat
Ketepatan tranfusi
4 Ketepatan operasi
Pelaksanaan sign in, time out, sign out
Pemberian tanda pada sisi operasi
5 Pengurangan resiko infeksi Kepatuhan cuci tangan
6 Pasien jatuh Pasien jatuh
INDIKATOR SKP
51. PUBLIKASI
PIC MASING-MASING
INDIKATOR (KA. UNIT KERJA)REKAP BULANAN
UNIT KERJA
PIC DATA KOLEKTOR TIM
PMKP
ANALISIS DATA DAN
VALIDASI DATA (TIM PMKP)
REKAP HARIAN
UNIT KERJA
ALUR PELAPORAN PMKP
52. Lingkungan SDM Fasilitas
Pelanggan Prosedur
•Rancangan Proses Klinis
& Manajemen
•Pemilihan indikator &
Pengumpulan Data
•Validasi & analisis dari
data penilaian
•Kepemimpinan &
perencanaan
•Mencapai dan
mempertahankan
peningkatan
ACT PLAN
DOSTUDY
ANALISIS MASALAH
MUTU OLEH
UNIT KERJA
53. Infeksi Luka Infus (ILI) RS. Baptis Batu
Periode Jan s/d Des 2013
1,7%
11,2%
10,3%
13,4% 13,8%
10,4%
6,4%
5,6%
3,6% 3,7%
4,7% 4,8%
0,0%
2,0%
4,0%
6,0%
8,0%
10,0%
12,0%
14,0%
16,0%
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nop Des
54. ANALISA TULANG IKAN
ILI
Petugas
Metode
Material
Kebijakan
Belum dilaksanakan
Sosialisasi kurang bagus
Kebijakan pendukung
belum ada
Injeksi < 1mnt
Disinfeksi tidak
sesuai standar Pengenceran belum
seragam
Obat/cairan
osmolaritas tinggi
melalui IV perifer
Bahan LD kurang
bagus Open sistem
Penggantian > 3 hari
Belum membaca SPO
Kurang observasi
56. Infeksi Luka Infus (ILI) RS. Baptis Batu
Periode Jan s/d April 2014
3,8%
5,6%
4,3%
3,9%
0,0%
1,0%
2,0%
3,0%
4,0%
5,0%
6,0%
Jan Feb Mar April
57. APRIL 2014
NO
INDIKATOR /
PENGUKURAN
HASIL ANALISIS PENYEBAB MASALAH SOLUSI JADWAL
1 ILO 0
2 Angka ILI 2.20% turun
pemberian obat iv ss
spo,pemakaian
3 HAP 0.00%
4
Ketepatan
Identitas
99%
pengambilan sample
tdk ss spo
morning report MEI
5
Ketepatan Cuci
Tangan
90.90% turun
6 Jam visit dokter 94% naik
7
Komunikasi
Efektif
90% naik
read back,writing tdk
dilakukan
menyiapkan
fasilitas yg
diperlukan
MEI
8
Kejadian pulang
paksa
0
EVALUASI PMKP INSTALASI IRNA
BEDAH DALAM A
60. ALUR PELAPORAN INSIDEN
KESELAMATAN PASIEN
PELAPOR
Lapor atasan langsung
(2x24jam)
Lakukan investigasi
sederhana
Laporan ISTE dilaporkan
ke KKPRS
Analisis oleh KKPRS Lapor tim PMKP
Lakukan RCA &
rekomendasi
Lapor Direksi
61. • SENTINEL
– Pasien meninggal setelah BAK
• KTD
– Profilaksis operasi tidak diberikan
– Jatuh dari sepeda motor
– Pengunjung pasien jatuh
– Salah memasukkan sample ke tabung
– Salah centang lembar laborat
– Kesalahan pemberian dosis obat
– Salah pemberian dosis obat
– Sample tanpa identitas Pasien biduren
– Salah memasukkan darah ke tabung sample
– Salah pemberian obat
– Tidak ada label pada tabung sample
– Kecelakaan kerja ( luka robek karena tergores
mesin potong
– Antibiotik belum di skin test dan belum
diberikan
– Salah foto rontgen
– Salah memasukkan sample ke tabung
– Salah sample
– Pasien masuk ruangan tanpa berkas
– Pemeriksaan laborat 2x
KLASIFIKASI INSIDEN
DI RS BAPTIS BATU (1)
62. • KTD
– Pasien mengamuk di ruangan
– Kesalahan pemberian transfusi
– Kesalahan identitas pasien
– Jahitan lepas dalam 24 jam pertama
– Sample darah tidak ada/ hilang
– Salah memasukkan darah ketabung sample
– Miss komunikasi ( pasien dijadwalkan control
ke dokter syaraf oleh petugas pendaftaran
dikasihtau dokter tidak praktek ternyata hari
itu dokter syaraf praktek)
– Salah informasi ( perubahan persyaratan
pelayanan jampersal tidak diketahui petugas
pelaksana )
KLASIFIKASI INSIDEN
DI RS BAPTIS BATU (2)
– Pasien complain dan marah marah
– Salah memberi obat ( Cefotaxim di beri
ceftriaxon )
– Salah penulisan identitas pasien
– Salah tujuan pendaftaran pasien
– Salah member bentuk sediaan obat
– Terjadinya combustion karena pemberian nabic
– Salah ambil alat steril kealat on steril
– Jatuhnya plate screw
– Keterlambatan pemberian terapi karena dokter
jaga tidak ada di tempat saat mau minta resep
– Kepala robek terkena pinggiran tembok
– Pasien Jatuh
63. • KTD
– Penagihan obat oleh pasien ( obat yang telah dibeli pasien dari rawat jalan diserahkan oleh dr.
Andang pada perawat poli untuk diberikan pada pasien, tapi obat tidak diserah terimakan ke
perawat ruangan & baru diketahui besoknya setelah ada pertanyaan dari pasien, ternyata obat
ketinggalan di poli )
– Kesalahan membaca resep. Obat yang diperlukan adalah cefadroxil syr 125 mg 2x4cc, namun obat
yang disiapkan farmasi adlaah cefadroxil forte syr 250 mg.
– Kesalahan pemberian dosis obat. (ICU) Inj omeprazole pada pasien dengan dosis 2x20 mg, obat
disiapkan dengan mengoplos 40cc omeprazole dengan NS (dalam satu spuit). Karena saat injeksi
terasa berat, perawat kebablasan hingga memasukkan semua obat (yaitu 40mg), dua kali dosis yang
diinstruksikan. Identitas ganda pasien (Pendaftaran).
– Pasien ke IGD dan sudah ditanya apakah sudah pernah periksa ke RSBB, dijawab “belum”. Sehingga
didaftar sebagai pasien baru. Saat akan MRS keluarga pasien yang lain mengaku bahwa pasien
memiliki 2 kartu hijau RSBB
– Advis dokter tidak dikerjakan ( pasien masuk dari IGD jam 12.00 MRS di krisan mendapat tx
nebulizer ventolin 3xhari, advis belum dikerjakan & obat juga belum diberikan, baru diketahui oleh
perawat ICU saat perpindahan pasien )
– Selang O2 nasal tidak sesuai dengan kebutuhan pasien ( pasien dewasa diberikan ukuran pediatric )
– Salah membaca tulisan resep di status pasien (dokter)
– Pasien datang untuk mengembalikan obat karena merasa tidak menderita diabetes.
– Sediaan obat kosong. (Farmasi) Pasien perlu inj celocid pk 10.00, sudah resep ke farmasi tapi stok
kosong, hingga pk 18.00 tetap belum ada. Akhirnya pk 23.00 obat diganti obat lain.
KLASIFIKASI INSIDEN
DI RS BAPTIS BATU (3)
64. •KTD
–Salah pemberian dosis obat.(Farmasi)
–Luften per oral yang harusnya 2,5mg, disiapkan 25 mg (1 tab).
–Persediaan obat emergensi tidak ada. (Farmasi, manajemen) Pasien tetanus perlu inj tetagam 12
amp IM, stok kosong.
– Keterlambatan pemberian 24 jam sejak instruksi dokter
– Sediaan obat kosong. (Farmasi)
–Penundaan obat tanpa konfirmasi ke dokter. (2 laporan, ICU dan Lantai 1)
– Tertimpa tabung oksigen. (Vinolia) Saat perawat hendak mengganti tabung oksigen, tiba-tiba troli
Oksigen oleng, dan tabung menimpa kaki perawat.
•KTC
–Kesalahan instuksi dokter
– Pemeriksaan tab D-Dimer permintaan tidak ditempel
–Salah data Obat antibiotik tidak di skin test
–Obat yang dibawa plg tidak sesuai dgn resume
–Salah tulis pesan terapi
–Tidak mengerjakan advis dokter
–Salah menulis identitas pasien Kesalahan identitas
–Mayo tidak sesuai ukuran
–Kesalahan menempel label pada tabung
–Hasil lab dan X-Ray msk berkas Jamkesmas
–Kesalahan mencentang jenis pemeriksaan
KLASIFIKASI INSIDEN
DI RS BAPTIS BATU (4)
65. • KTC
– Salah penimbangan BB
– Nama MR tidak sesuai dengan kartu Askes
– Kesalahan pengiriman status pasien
– Hilangnya dokumen medis
– Salah dispensing obat
– Salah pemberian obat
– Kesalahan penghitungan bilirubin
– Pemberian obat tidak sesuai dosis
– Kesalahan label
– Salah dosis obat
– Tidak memberikan makan pasien
– Salah menulis bon makan
– Kesalahan penulisan pesanan dokter
– Lupa membatalkan transfuse darah ke laboarat.
– Kesalahan berkas Label MR tidak sesuai dengan kartu askes
– Respon time ambulance lebih dari 15 menit
– Ruangan yang sudah dipesan penuh
– Hasil lab tidak terlampir di lab pasien
– Kesalahan pengiriman status pasien
– Salah mendaftar
KLASIFIKASI INSIDEN
DI RS BAPTIS BATU (5)
66. • KTC
– Perbedaan identitas pasien
– Petugas on call ambulance tidak bisa dihubungi
– Hasil lab tidak sampai keruangan
– Salah advis pemberian obat
– Lyst pasien dibawa ke MR Salah penulisan resep
– Pasien MRS tanpa daftar ke MR Salah mendaftar
– Salah masuk form pengkajian gizi Salah menempatkan form pengkajian dan skrining gizi
– Diet pasien tertukar
– Salah SJP Dan label pink
– Kartu K3 pasien tertinggal
– Makanan pasien tidak sesuai pesanan
– Gelang pasien tidak ada
– Lupa lapor ada pasien konsul dilantai 2
– Pasien pulang belum bayar
– Over dosis Respon time panggilan on call ambulance >15 menit
– Resep yang ditulis dokter dengan advis di catatan dokter tidak sama
– Urine bag menyentuh lantai
– Lupa mengantar kultur
– Kurang pemahaman pasien
– Penulisan macam sajian salah
KLASIFIKASI INSIDEN
DI RS BAPTIS BATU (6)
67. • KTC
– Urine bag menyentuh lantai
– Lupa mengantar kultur Kurang pemahaman pasien
– Kesalahan pemberian gelang identitas pasien
– Salah menempel label pasien
– Tidak ada label pada tabung sample darah
– Salah merekening obat Kesalahan penagihan
– Salah dispencing obat
– Salah penulisan jam pemberian obat di kartu obat
– Salah pemberian cairan IV Tidak ada pemeriksaan lab yang perlu puasa tapi sama petugas rawat
jalan pasien disuruh puasa untuk pemeriksaan lab saat kembali kontrol Kesalahan pengetikan label
– Salah pemberian obat
– Salah obat
– Salah identifikasi pasien
– Salah menempel label identitas
– Pemberian obat anti emetic double
– Dua hasil lab yang sama ditempel dilembar penempelan hasil lab & pemeriksaan hasil lab tanpa
advis tertulis dari dokter
– Kesalahan penulisan administrasi dalam kartu obat
– Salah identitas. Pasien mau ct scan atas nama sdr. Reza Agung di daftar sdr. Mahmudin ( nama
paman pasien yang mendaftarkan)
– Salah identitas ( Insiden dari keluarga pasien dan lab )
KLASIFIKASI INSIDEN
DI RS BAPTIS BATU (7)
68. • KTC
– Jarum venflon tidak dilepas waktu pasien pulang
– Jarum venflon masih terpasang sampai pasien pulang
– Ketidak sengajaan belum melepas jarum venflon saat memulangkan bayi
– Hasil laborat salah tulis
– Tidak memasang folly catheter
– Pasien belum dikasih makan sore
– Salah memberikan loading cairan
– Salah mengerjakan pesanan dokter
– Salah permintaan obat
– Salah membaca tulisan dokter
– Salah member warna gelang
– Salah nama d lembar hasil laborat
– Keterlambatan pengiriman PA
– Kesalahan pemasangan set iv
– Kesalahan penulisan laborat
– Menyerahkan status MR ke keluarga pasien.
– Salah melingkari agama pasien
– Salah mengantar DRM.
– Pasien dengan rencana ke poli IPD, perlu cek darah. Setelah ditelusuri, status ada di IRM.
– Salah masuk permintaan lab. Permintaan dengue Blot, ditulis sebagai permintaan IgM salmonella
KLASIFIKASI INSIDEN
DI RS BAPTIS BATU (8)
69. • KTC
– Salah pemberian rute obat
– Salah identitas. Pasien tertulis Ny.Suminto, padahal pasien laki-laki.
– Label salah nama. Nama pasien Sridadi, tertulis di label Isridadi.
– Salah cairan infuse. (Aster) Saat akan mengganti infuse yang terpasang D ½ , sedangkan pesanan
dokter D ¼ .
– Kesalahan penulisan nama pasien pada kartu obat. Tn Justus ditulis Tn.Justru (penulisan manual)
(ICU)
– Kesalahan marker R-L pada foto thorax. (Radiologi) Marker pada foto thorax diletakkan pada posisi
yang salah.
– Salah penulisan tanggal hasil foto. (Radiologi) Saat perawat akan lapor hasil bacaan foto ke dokter,
melihat bahwa tanggal bacaan 21 Maret, padahal foto rontgen dilaksanakan pada tanggal 22 Maret.
Kroscek ke Radiologi, didapat bahwa ada kesalahan penulisan tanggal pada hasil bacaan.
– Kesalahan identitas. (Pendaftaran) Pasien An.A hendak cek lab saja, saat petugas lab memasukkan
data pasien seuai nomor MR, yang muncul nama Ny.A, bukan nama pasien An.A
– Tidak ada identitas pada sample urine ( dari ruang krisan belum dipasang label pasien karena label
habis )
– Perubahan administrative pasien. (umum ke jamkes) Pasien sudah ditegaskan di IGD sebagai pasien
umum (dan diperlakukan sebagai pasien umum)
– Kesalahan meletakkan foto femur. (Radiologi)
– Kesalahan pemakaian gelang bayi. (Lantai 1) Bayi baru lahir dengan jenis kelamin perempuan diberi
gelang biru, begitu pula sebaliknya.
KLASIFIKASI INSIDEN
DI RS BAPTIS BATU (9)
70. • KTC
– Kesalahan memberikan obat.(Lantai 1) Drip oksitosin yang harusnya 5 IU namun yang diberikan 10
IU. Petugas tidak membaca label obat dengan jelas sebelum memberikan.
– Ketidaktepatan Identitas. Pasien berjenis kelamin laki-laki (Tn) didaftar sebagai Ny. (Pendaftaran)
– Ketidaktepatan Identitas. Pasien dengan label tercetak Siti Komlah, yang benar adalah Siti Romlah.
(Pendaftaran)
– Salah baca parameter pemeriksaan. (Medik) Pelaporan hasil HbA1C melalui SMS, dan
diinterpretasikan dokter sebagai hasil Hb. Dan kemudian dokter instruksi transfuse 2 kolf darah.
– Pasien tidak memakai gelang identitas
– Kesalahan identitas
– Salah menempel label (lab). Admin lab mengambil label yang salah untuk ditempelkan pada lembar
hasil pemeriksaan.
– Pada hasil lab dl ada label yang tertempel dan tidak sesuai (dari ruangan )
– Hasil komen laboratorium tidak sama dengan hasil laborat. Hb 16.9 PLT 226.000 tercantum komen:
anemia sedang dan trombositopenia. (Laboratorium)
– Gelang identitas pasien.(IGD) Identitas pada gelang pasien tidak tampak cetakan label, karena tidak
memakai label anti air.
– Ketidaktepatan pemakaian gelang identitas. Pasien laki-laki dipasangi gelang identitas pink. (Lantai
1)
– X-foto pasien tidak dibawakan ke ruangan. Hasil pemeriksaan yang kembali ke Radiologi (untuk
alasan apapun) belum ada pencatatannya, buku ekspedisi hanya mencatat hasil yang keluar.
(Radiologi)
– Advis dokter belum dikerjakan (IGD)
KLASIFIKASI INSIDEN
DI RS BAPTIS BATU (10)
71. • KTC
– Salah pemberian obat. Pemberian bisoprolol yang seharusnya diberikan adalah propanolol (vinolia
dan farmasi RI)
– Tidak menulis aturan terapi di lembar administrasi. (ICU)
• KNC
– Salah dispensing obat
– Jumlah dispensing tidak sesuai dgn resep dokter
– Salah dispensing obat
– Advis dokter belum dikerjakan (2)
– Penolakan sampel pemeriksaan
– Label salah masuk lyst
– Darah belum di cross match
– Salah pemberian dosis obat
– Salah penempelan barcode obat
– Hasil lab salah masuk di lyst lain
– Salah identitas
– Label nama salah masuk
– Salah masuk data pemeriksaan pasien
– Salah mengerjakan advis dokter
– Kesalahan menulis obat
– Salah labeling pada bagian transfusi
KLASIFIKASI INSIDEN
DI RS BAPTIS BATU (11)
72. • KNC
– Belum konfirmasi ruangan
– Sabun chlorheksidin tanpa etiket
– Salah menulis dosis obat
– Kesalahan mengirim obat
– Kurang kelengkapan informasi saat serah terima pasien baru
– Salah penulisan diagnosa
– Salah dispencing obat
– Obat injeksi insulin habis diberikan pasien pulang
– Slip tulisan obat tidak sesuai dengan sediaan
– Cincin tdk dilepas saat pasien MRS
– Kurang lengkap dalam mengerjakan advis dokter & dalam membuat kartu obat
– Salah dispencing obat
– Kesalahan penulisan nama
– Salah menempel label
– Salah dispencing obat
– Kesalahan penulisan tetesan infus
– Salah memberikan hasil DBD
– Kesalahan menulis permintaan foto
– Salah pemberian ( dispencing ) obat
– Pengunjung pasien terpeleset
KLASIFIKASI INSIDEN
DI RS BAPTIS BATU (12)
73. • KNC
– Stok obat kosong
– Salah menyiapkan selang nebulizer
– Kesalahan memasukkan parameter pemeriksaan lab
– Salah identitas. Pasien akan dipasang gelang, ternyata nama pasien salah, walau nomor MR benar.
(seharusnya An.E, namun identitas tertulis Tn.M)
– Salah identitas. Pasien yang akan dipasang gelang adalah Tn.S, namun tercetak dilabel gelang Tn.Y
– Salah penempelan label di resep obat. Pasien Tn.MW, pada resep tertempel label Tn.S, dan setelah
ditelusuri lebih lanjut, pada status Tn.MW didalamnya berisi label Tn.S
– Salah pengetikan hasil.
– Proses validasi tidak dilakukan, karena saat itu malam hari (hanya 1 analis saja).
– Hasil Laborat tidak tertempel di DRM pasien. (Vinolia)
– Salah advis dokter. Pemberian penicillin procain harusnya rute pemberian secara IM diadviskan IV
– Status salah tujuan. Pasien daftar ke poli obgyn, status diantar dan telah sampai di rehab medic.
(Pendaftaran) .
– Salah penulisan jam di kartu obat. (ICU) Di kartu obat tertulis inj cefotaxime 3x1 gram, namun
dengan jam pemberian 2 kali sehari.
– Pasien belum punya kartu identitas. (MR) Pasien periksa ke IGD tgl 21/3 dan mengatakan sudah
pernah periksa lab saja di RSBB 2 hari sebelumnya tgl 19/3. Namun dicek didatabase, belum ada
identitas pasien tersebut.
– Pemberian obat nyaris tertunda. (ICU) Kartu obat yang seharusnya diletakkan di kotak jam
pemberian obat, belum dipindahkan dari kotak buffer obat pasien.
KLASIFIKASI INSIDEN
DI RS BAPTIS BATU (13)
74. • KNC
– Tidak melaksanakan advis. (Vinolia) Ada obat yang sudah diinstruksikan untuk stop, namun pada
kartu obat dan admin belum ditulis untuk stop.
– Salah penulisan obat dikartu kuning
– Kesalahan pemberian dosis obat. (ICU) Nocid tab diadviskan 3x2tab, hanya diberikan 1 tab.
– Kesalahan penulisan nama dan dosis obat. (Vinolia) Obat ceftriaxone ditulis dilembar admin
1x40mg, seharusnya obat gastrofer. Sedangkan instruksi ceftriaxone sendiri tidak ada advisnya,
sehingga tidak diberikan.
– Ketidaksesuaian sediaan obat. (Farmasi) Obat yang dimaksud dokter adalah Dexyclav tetapi ditulis
Dexaclaf. Perawat telpon farmasi untuk minta obat tersebut.
– Kesalahan pemberian nama obat. (Farmasi) Jadwal obat yang diberikan saat itu adalah aspilet dan
Herbesser CD, pada kotak obat pasien terdapat satu pil yang dibungkus plastic dan ditulis tangan
“herbesser”, waktu disiapkan, bentuknya sama persis dengan aspilet.
– Salah ambil status. (Pendaftaran) Pasie dengan no MR 38017, namun status yang sampai di
poliklinik bernomor MR 38071
– Salah blanko permintaan Radiologi (IRJA)
• KPC
– Implan utk op dari luar tdk dicek
– Bak control penuh sampah dan berlumut
– Sudut – sudut ruangan pecah dan lubang
– Pengaman oksigen dilepas
– Jalan/ lorong masuk rawat inap lantai pecah
– O2 habis tidak sesuai kapasitas tabung
KLASIFIKASI INSIDEN
DI RS BAPTIS BATU (14)
75. • KPC
– Resiko kerusakan alat di ICU
– Kemasan obat rusak. (Vinolia). Perawat saat mengoplos obat celocid inj, menemukan pecahan kaca
didalam vial.
– Kesalahan mengetik atau memasukkan parameter pemeriksaan. (IGD , Lab) Pemeriksaan yang
dimaksud adalah CKMB mass, sampel yang disiapkan sudah sesuai, namun pada lembar permintaan
lab tidak ditambah keterangan “mass”, sehingga hasil yang keluar tertulis CKMB saja.
– Salah penulisan resep. (Vinolia) Pasien dengan instruksi bisolvon tab 3x1, dibuatkan resep tertulis
bisolvon inj 3x1, dan obat disiapkan oleh farmasi sesuai dengan resep.
– Pasien sudah foto rontgen 2 hari yang lalu, hampir difoto ulang (seharusnya tidak perlu). (IRJA)
KLASIFIKASI INSIDEN
DI RS BAPTIS BATU (15)
77. 33
3
14 16
0 0
52
5
16
31
0 0
76
11
55
10
0 0
43
0
29
14
0 00
10
20
30
40
50
60
70
80
Total KPC KNC KTC KTD SENTINEL
JAN
FEB
MAR
APRIL
DATA INSIDEN KESELAMATAN PASIEN
BERDASARKAN TIPE INSIDEN
78. 33
18
15
0 0
52
36
16
0 0
76
56
20
0 0
43
31
12
0 00
10
20
30
40
50
60
70
80
Total Biru Hijau Kuning Merah
JAN
FEB
MAR
APRIL
DATA INSIDEN KESELAMATAN PASIEN
BERDASARKAN TIPE GRADING
79. INSIDEN INVESTIGASI DAN SOLUSI TINDAK LANJUT
SALAH MENULIS/MENDAFTAR DATA BAYI
PX DR IGD TDK DIANTAR GPERAWAT,TANPA
ELANG,TANPA STATUS
PX ANAK DTG SENDIRI LEWAT SELASAR TANPA PERWATA
TANPA STATUS TANPA GELANG,SDH TERPASANG IV,DR PX
MENGATAKAN DISURUH PETUGAS,TP HASIL INVESTIGASI PX
MSH DISURUH MENUNGGU KRN BERKAS BLM LENGKAP DAN
HASIL LAB BLM ADA,TANPA SEPENGETAHUAN PETUGAS PX KE
RUANGAN SENDIRI
MEMPERTAHANKAN PROSES DAN ALUR YG
SDH BAIK
SALAH MENDAFTAR
SALAH MENDAFTAR
SALAH MENJADWALKAN K3
K3 DARi DPJP 15/4,TTPI SAMA PERAWAT DI K3 14/4 KRN
PERMINTAAN PX SPY LBH AWAL KRN MAU KE MANADO,DAN
PERAWAT TDK KONFIRMASI KE DPJP KRN LUPA
HARUS KONFIRMASI KE DPJP DULU,TEGURAN
LISAN KPD PERAWAT
SALAH DISPENSING INFUS
PESANAN DOKTER BLM DITULIS DI LMBR
OBAT+KARTU
TULISAN PADA GELANG IDENTITAS TDK JELAS
GELANG IDENTITAS TDK JELAS KRN PX MRS TGL 18/3 KRS 17/4
DAN SDH DIGANTI 2X
USUL UTK LABEL ANTI GORES.KOORDINASI
DGN MR AKAN EVALUASI KUALITAS LABEL
SALAH DISPENSING OBAT
PX MRS SEBLM ADA PEMBERITAHUAN
PX MASIH OPNAME DIDAFTARKAN
PX RI (DIAGNOSTIK) RENCANA KRS TANPA SEPENGETAHUAN
PERAWAT DAFTAR SENDIRI KE MR
USUL UTK PX YG DIAGNOSTIK TDK DI MRS
KAN,KRN PX TANPA INFUS DAN BEBAS
KEMANA2
SALAH PEMBERIAN LMBR RESIKO JATUH PX UMUR 96 TH DIBERI LMBR RESIKO JATUH DEWASA
SOSIALISASI ULANG LEWAT PERTEMUAN
INTERNAL
SALAH PENULISAN DOSIS OBAT PERAWAT SALAH MENULIS DOSIS ?
SALAH TULIS TERAPI
PEMBERIAN TX LANJUTAN PLAVIX 300MG DAN ASPILET 320
MG (BIASANYA UTK TX AWAL SJ),SITUASI IGD RAMAI DAN
FLEKSI RUSAK,HRS TELP LEWAT OPERATOR
CROSCEK ULANG,UTK TX YG SDH
DIBERIKAN/BLM DI IGD DIKOMUNIKASIKAN
SAAT VTRANSFER,TINGKATKAN FUNGSI
BARRIER
PAMPERS KOTOR TDK DIGANTI
PX PINDAHAN RUANG LAIN,SAAT OPERAN PAMPERS PENUH
BAK DAN BAB YG SDH KERING,PX DIPASANG CATH SEBELUM
PINDAH
TEGURAN LISAN KPD YBS
TDK MEMBUANG KARTU OBAT YG TDK
DIPAKAI
ADA 2 PESANAN OBAT YG SAMA DGN DOSIS
BERBEDA,SPIRONOLACTON 1X100MG DAN 1X300MG,TP
KARTU OBAT TDK DIBUANG
CROSCEK ULANG OLEH PERAWAT YG
BERBEDA,TEGURAN LISAN
TDK MENGERJAKAN ADVIS DOKTER 1 TDK DIBUANG
SAAT SERAH TERIMA SEMUA
DIDOKUMENTASIKAN DAN
DIKOMUNIKASIKAN
80. CONTOH RCA
NO
AKAR
MASALAH
TINDAKAN
TINGKAT
REKOMEND
ASI
PENANGGU
NG JAWAB
WAKTU
SUMBER
DAYA YANG
DIBUTUHKA
N
BUKTI
PENYELESAI
AN
PARAF
1.
Komunikasi antara
dokter & perawat
Revisi
kebijakan IRI
Tim IRI
Ka.Install IRI
&
penanggung
jawab IRI
2 minggu
SK Kebijakan
IRI
2.
Komunikasi
perawat dengan
pasien / keluarga
Pemberian
edukasi dan
informasi
terdokumenta
si dan
melibatkan
dan keluarga.
Tim IRI
Ka. Instalasi
IRI
1 minggu
Notulen
pertemuan
IRI dan
dokumentas
i edukasi
pasien
3
Komunikasi antar
perawat
Refreshing
penulisan NCP,
monitoring
dan evaluasi
serah terima
dan
kelengkapan
dokumentasi
Tim IRI
Ka. Instalas
IRI
1 minggu
Notulen
pertemuan
dan
dokumentas
i asuhan
keperawatan
4.
Belum ada SPO
penatalaksanaan
pasien jatuh
Buat SPO Tim KKPRS Ketua KKPRS 2 minggu SPO
5.
Pelimpahan tugas
wewenang
Buat Kebijakan
tugas
wewenang
Komite
Medis
Ketua
Komite
Medis
1 bulan
Kebijakan
tugas
wewenang
84. Action Plan FMEA : Sistem dispensing obat di ruang farmasi
Failure
Mode
CAUSE
Recommenda
tion(s)
Action(s) to
achieve
recommendat
ions (How)
Implementatio
n by Whom
Implementatio
n by when
Implementatio
n of the place
(Where)
Resource
required
(Time)
Resource
required
(Money)
Evidence of
completion
Monitoring &
evaluation
arrangements
Sign-off by Sign-off Date
Salah ambil
jenis obat
Terburu-buru
petugas
mengenakan
band "tidak
boleh
diganggu"
membuat band
dan
memasang
pada lengan
atas petugas
KaInstal
Farmasi
pertengahan
april 14
Ruang
Farmasi
1 minggu utk
merancang
dan membuat
band
Rp100.000,00
terpasang
band pada
lengan atas
petugas
setiap
dispensing
obat di farmasi
KaInstall Jun-14
Berasumsi
petugas
mengenakan
band "tidak
boleh
diganggu"
membuat band
dan
memasang
pada lengan
atas petugas
KaInstal
Farmasi
pertengahan
april 15
Ruang
Farmasi
1 minggu utk
merancang
dan membuat
band
Rp100.000,00
terpasang
band pada
lengan atas
petugas
setiap
dispensing
obat di farmasi
KaInstall Jun-14
Interupsi
petugas
mengenakan
band "tidak
boleh
diganggu"
membuat band
dan
memasang
pada lengan
atas petugas
KaInstal
Farmasi
pertengahan
april 16
Ruang
Farmasi
1 minggu utk
merancang
dan membuat
band
Rp100.000,00
terpasang
band pada
lengan atas
petugas
setiap
dispensing
obat di farmasi
KaInstall Jun-14
Petugas tidak
konsentrasi
petugas
mengenakan
band "tidak
boleh
diganggu"
membuat band
dan
memasang
pada lengan
atas petugas
KaInstal
Farmasi
pertengahan
april 17
Ruang
Farmasi
1 minggu utk
merancang
dan membuat
band
Rp100.000,00
terpasang
band pada
lengan atas
petugas
setiap
dispensing
obat di farmasi
KaInstall Jun-14
Letak obat
meletakkan
obat sesuai
prosedur high
alert dan lasa
pembuatan
spo dan
sarana
peletakan obat
KaInstal
Farmasi
pertengahan
april 18
Ruang
Farmasi
1 bulan` 1.000.000
spo dan rak
sesuai aturan
1 bulan
pelaksanaan
KaInstall Jun-14
FAILURE MODE & EFFECT ANALYSIS
(FMEA)
89. No JENIS
KELOMPOK
RISIKO
Potensial
Risk/Masal
ah
SKOR PRIOR
ITAS
TUJUAN
UMUM
TUJUAN KHUSUS STRATEGI EVALUAS
I
PROGRESS/
ANALISIS
1
Antibiotik
resistant
organisms
Belum ada
peta kuman
11.83 1 mengetah
ui peta
kuman
rumah
sakit
pencegahan infeksi
berdasarkan peta kuman
rumah sakit
membuat peta kuman
secara berkala,
sosialisasi
tiap 6
bulan
peta kuman
2 Aktivitas
Pencegahan
Infeksi yang
tidak
berjalan
terjadi
penyebaran
infeksi
8.4 2 melaksanak
an
pencegahan
infeksi di
rumah sakit
melaksanakan kegiatan
pencegahan infeksi
berdasarkan
kewaspadaan standar
dan bundle prevention
pembuatan SOP,
sosialisasi, audit dan
surveilens
tiap
bulan
hasil audit dan
surveilens
3
Aktivitas
Isolation
terjadi
penyebaran
infeksi
8.2 3 melaksakan
aktivitas
isolasi
sesuai
standar
melaksanakan isolasi
penularannya
menyediakan sarana
dan prasarana yang
sesuai
tiap
bulan
tersedia
prasarana dan
sarana yang
sesuai standar
4 Healthcare
Acquired
Infection
resiko
terhadap
kualitas RS
7.4 4 menurunka
n angka HAI
meningkatkan kualitas
pelayanan rumah sakit
surveilens tiap
bulan
penurunan
angka HAI
5
petugas
kesehatan
agent of
change
7 5 meningkatk
an
kemampuan
petugas
dalam PPI
meningkatkan
pengetahuan dan
kepatuhan petugas
dalam melaksanakan PPI
edukasi dan audit tiap
bulan
angka
peningkatan
kepatuhan
petugas dalam
ppi
FORM ICRA
90. Antibiotik resistant
organisms
( PETA KUMAN )
Aktivitas Pencegahan
Infeksi yang berjalan
BAIK
Aktivitas Isolasi
Petugas melakukan
kegiatan PPI
Hospital Associated
Infection
91. No Keselamatan
Kesehatan &
Keamanan umum
B3
Pencegahan
Kebakaran
Peralatan
medis/Laborat
Utilitas
Manajemen
Kedaruratan
1 Kendaraan
bermotor/inventari
s
Kebersihan
kamar mandi
IPAL Pelatihan
kebakaran rutin
Kalibrasi alat PLN/listrik
tidak stabil
Pelatihan tanggap
darurat/evakuasi
2 Pemakaian APD Infeksi karena
vektor
Limbah
padat
medis
Ruang LPG Pemeliharaan
alkes
Pemeliharaan
pompa induk
3 Pemeliharaan bed
pasien
Lampu di ruang
kerja kurang
Ruang O² Pemeliharaan
genset
4 Lantai licin Penculikan bayi Tiang lampu jalan Pemeliharaan
AC
5 Pemeliharaan &
pengukuran alat
radiasi
Box panel listrik Pemeliharaan
telpon & PABX
6 Fasilitas umum
tanpa pengaman
Instalasi kabel
7 Perbaikan grill Lampu jalan villa
8 Bel didalam toilet Panel listrik
sebelah genset
9 Sertifikasi
sarana
10 Pengadaan APAR
11 Pengadaan
aksesoris hidran
HAZZARD VULNERABILITY ASSESMENT
(HVA)
92. NO KESELAMATAN
R = C x E x P
C E P SCORE
1 KENDARAAN BERMOTOR INVENTARIS 25 3 6 450
2 PEMAKAIAN APD 25 6 6 900
3 PEMELIHARAAN BED PASIEN 15 6 6 540
4 LANTAI LICIN 15 3 6 270
5
PEMELIHARAAN & PENGUKURAN
ALAT RADIASI
25 3 0.5 37.5
6 FASILITAS UMUM TANPA PENGAMAN 15 1 1 15
7 PERBAIKAN GRILL 5 3 3 45
8 BEL DI DALAM TOILET 15 2 3 90
0
0
NO KESEHATAN & KEAMANAN UMUM
R = C x E x P
C E P SCORE
1 KEBERSIHAN KAMAR MANDI 15 2 3 90
2 INFEKSI KARENA VEKTOR 25 3 6 450
3 LAMPU DI RUANG KERJA KURANG 5 3 1 15
4 PENCULIKAN BAYI 25 0.5 1 12.5
5 0
0
NO B3
R = C x E x P
C E P SCORE
1 IPAL 50 10 6 3000
2 LIMBAH PADAT MEDIS 25 3 3 225
0
0
NO PENCEGAHAN KEBAKARAN
R = C x E x P
C E P SCORE
1 PELATIHAN KEBAKARAN RUTIN 25 3 6 450
2 RUANG LPG 25 2 6 300
3 RUANG O² 25 2 6 300
4 TIANG LAMPU JALAN 25 1 3 75
5 BOX PANEL LISTRIK 25 2 6 300
6 INSTALASI KABEL 25 1 6 150
7 LAMPU JALAN VILLA 15 1 3 45
8 PANEL LISTRIK DI SEBELAH GENSET 50 1 3 150
9 SERTIFIKASI SARANA 15 1 1 15
10 PENGADAAN APAR 25 3 3 225
11 PENGADAAN AKSESORIS HIDRAN 25 2 1 50
0
0
NO PERALATAN MEDIS/LABORATORIUM
R = C x E x P
C E P SCORE
1 KALIBRASI ALAT 25 3 3 225
2 PEMELIHARAAN ALKES 25 3 6 450
0
NO UTILITAS
R = C x E x P
C E P SCORE
1 PLN/LISTRIK TIDAK STABIL 25 3 6 450
2 PEMELIHARAAN POMPA INDUK 5 3 3 45
3 PEMELIHARAAN GENSET 25 2 6 300
4 PEMELIHARAAN AC 15 3 6 270
5
PEMELIHARAAN TELPON & JARINGAN
PABX
5 6 6 180
6 0
NO MANAJEMEN KEDARURATAN
R = C x E x P
C E P
SCOR
E
1
PELATIHAN TANGGAP
DARURAT/EVAKUASI
0
2 0
93. TABULASI GRADING
NO Potensial Risk/Masalah SCORE
1 Pemakaian APD 900
2 Infeksi karena Vektor 450
3 IPAL 3000
4 Pelatihan Tanggap Darurat / Evakuasi
5 Pelatihan Kebakaran Rutin 450
6 Pemeliharaan Alkes 450
7 Listrik tidak Stabil 450
PRIORITAS HVA
94. PERBAIKAN
RENCANA
EDUKASI
PELAKSANAAN
RESPON
MONITOR
N
o
IPAL
1 RENCANA
Hasil pemeriksaan limbah cair belum memnuhi standard , maka dalam TOR 2013 : perbaikan sistem IPAL yang sudah
ada dan penambahan pretreatment limbah dari dapur dan laundry
2 EDUKASI Sosialisasi tentang P2K3 untuk seluruh pegawai RS tentang peran pegawai dalam pengelolaan limbah medis cair
3 PELAKSANAAN Prosedur operasional serta pencatatan harian IPAL dan pre treatment, pemeriksaan berkala
4 RESPON Indentifikasi permasalahan yang timbul dari pencatatan harian atau incident report
5 MONITOR Hasil pemeriksaan uji baku mutu dari air limbah buangan
6 PERBAIKAN Tindak lanjut dari permasalahan yang sudah diidentifikasi
98. PROGRAM PONEK
RS. BAPTIS BATU 2014
JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN
NO PERSPEKTIF RINCIAN KEGIATAN JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGUST SEP OKT NOP DES
1 Keuangan
2 Pelanggan
3
Proses Bisnis
Internal
Respon time
pemeriksaan pasien di
IGD < 10 MENIT
Respon time
pelaksanaan operasi <
30 menit
Respon time pengadaan
transfusi darah < 60
menit
Melaksanakan IMD
Melaksanakan Rawat
Gabung
Melaksanakan ASI
Eksklusif
Melaksanakan PMK
4
Pembelajaran
&
Pertumbuhan
Pertemuan
Pengikutsertaan seminar
ilmiah/pelatihan
99. 4
5 5
4
11
14
17
16
3
5
20
2
1
2
1 1
0 0
3
00 0
1 1
15
16
19
22
14
17
16
18
0
5
10
15
20
25
JAN FEB MAR APR
Jumlah px baru
Jumlah px lama
Jumlah px suspek
Pasien Sembuh
Pasien dropout
Pasien dirujuk
Pasien dengan OAT
Total pasien TB
LAPORAN PELAKSANAAN TB DOTS 2014
101. PROGRAM TB DOTS
RS.BAPTIS BATU 2014
NO PERSPEKTIF RINCIAN KEGIATAN
JADWAL PELAKSANAAN
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL
AGUS
T
SEP OKT NOP DES
1 keuangan
2 Pelanggan a. Peningkatan kepuasan pasien TB
b. Peningkatan angka kesembuhan
pasien TB
3 Proses bisnis internal
a. Revisi pembentukan TIM TB
DOTS dan jejaring internal
b. Sosialisasi program TB DOTS
dan pembekalan staff
c. Pertemuan rutin
d. Ketersediaan leaflet TB DOTS
e. Laporan TB DOTS ke dinkes
4
Pembelajaran dan
pertumbuhan
Pelatihan TB DOTS bagi
dokter,perawat dan analis
menyesuaikan undangan dari dinkes
102. 1. RS BAPTIS BATU TELAH MELAKSANAKAN
UPAYA PENINGKATAN MUTU DAN
KESELAMATAN PASIEN DENGAN SIKLUS PDSA
(PLAN DO STUDY ACTION) SECARA
BERKESINAMBUNGAN
2. UPAYA PENINGKATAN MUTU DAN
KESELAMATAN PASIEN RS BAPTIS BATU
ADALAH SALAH SATU MISI RUMAH SAKIT
YANG HARUS SENANTIASA DILAKSANAKAN
DEMI TERCAPAINYA VISI RS BAPTIS BATU
KESIMPULAN
103. Menjadi Rumah Sakit Pilihan Utama Masyarakat
Malang Raya Karena Pelayanan Kesehatan Yang
Berpusat Pada Pasien Dengan Mengutamakan
Mutu Dan Keselamatan Pasien.