Dokumen tersebut membahas tentang prinsip-prinsip penilaian hasil belajar dan jenis-jenis evaluasi pembelajaran. Terdapat dua jenis standar penilaian yaitu penilaian acuan norma (PAN) yang membandingkan prestasi siswa dengan siswa lain, dan penilaian acuan patokan (PAP) yang mengukur pencapaian kompetensi. Dokumen ini juga memberikan contoh ilustrasi penghitungan PAN dan PAP.
3. 1) Mengukur hasil-hasil belajar yang telah ditentukan dengan jelas dan sesuai dengan kompetensi
serta tujuan pembelajaran;
2) Mengukur sampel tingkah laku yang representatif dari hasil belajar dan bahanbahan yang
tercakup dalam pengajaran; mencakup jenis-jenis instrumen penilaian yang paling sesuai untuk
mengukur hasil belajar yang diinginkan;
3) Direncanakan sedemikian rupa agar hasilnya sesuai dengan yang digunakan secara khusus;
4) Dibuat dengan reliabilitas yang sebesar-besarnya dan harus ditafsirkan secara hati-hati;
5) 5) Dipakai untuk memperbaiki proses dan hasil belajar.
INTRODUCTION
Prinsip-prinsip Penilaian Hasil Belajar
(Depdiknas, 2003)
4. b. Jenis Evaluasi berdasarkan
Sasaran ada 5 yaitu:
1) Evaluasi Konteks
2) Evaluasi Input.
3) Evaluasi Proses
4) Evaluasi Hasil atau Produk
5) Evaluasi outcom atau lulusan
a. Jenis Evaluasi berdasarkan
tujuan, dibedakan atas tujuh jenis
Evaluasi
1) Pre-test dan Post-test
2) Evaluasi Diagnostic
3) Evaluasi Selektif
4) Evaluasi Penempatan.
5) Evaluasi Formatif
6) Evaluasi Sumatif
7) Ujian Nasional (UN)
HJ.
ZAHRAINI,
M.
Pd.I
Concept 2
Jenis-jenis Evaluasi
Pembelajaran
Concept 1
JENIS JENIS EVALUASI PEMBELAJARAN
5. Jenis evaluasi berdasarkan Objek
Evaluasi
1) Evaluasi Input
2) Evaluasi transformasi Evaluasi
terhadap unsur-unsur transformasi
proses pembelajaran anatara lain
materi, media, metode dan lain-
lain.
3) Evaluasi output Evaluasi
terhadap lulusan yang mengacu
pada ketercapaian hasil
pembelajaran.
Jenis Evalusi berdasarkan lingkup
Kegiatan Pembelajaran
1) Evaluasi Program
Pembelajaran
2) Evaluasi proses pembelajaran.
3) Evaluasi hasil Pembelajaran)
HJ.
ZAHRAINI,
M.
Pd.I
Concept 4
Jenis-jenis Evaluasi
Pembelajaran
Concept 3
Continue..........................
6. ACUAN PENILAIAN
Penilaian acuan patokan (PAP) atau dikenal dengan istilah Criterion Referenced Test adalah penilaian
acuan patokan adalah penilaian yang mengacu kepada kriteria pencapaian tujuan pembelajaran yang
telah dirumuskan sebelumnya . Nilai-nilai yang diperoleh peserta didik dikaitkan dengan tingkat
pencapaian penguasaan (mastery) peserta didik tentang materi pengajaran sesuai dengan tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan.
Penilaian acuan norma (PAN) atau dikenal dengan istilah Norm Referenced Test adalah
penilaian yang dilakukan dengan mengacu pada norma kelompok. Nilai-nilai yang diperoleh
peserta didik diperbandingkan dengan nilai-nilai peserta didik lainnya yang termasuk di
dalam kelompoknya
7. Tujuan penilaian acuan normal (PAN) adalah
untuk membedakan peserta didik atas kelompok-kelompok tingkat kemampuan, mulai dari yang rendah
sampai dengan tertinggi. Secara ideal, pendistribusian tingkat kemampuan dalam satu kelompok
menggambarkan suatu kurva normal .
Penilain acuan patokan (PAP) adalah
meneliti apa yang dapat dikerjakan oleh peserta didik, dan bukan membandingkan seorang peserta
didik dengan teman sekelasnya, melainkan dengan suatu kriteria atau patokan spesifik.
Tujuan penilaian acuan patokan adalah untuk mengukur secara pasti tujuan atau kompetensi yang
ditetapkan sebagai kriteria keberhasilan. Pendekatan ini pada umumnya digunakan untuk menafsirkan
hasil tes formatif
8. FEATURES
OF
THE
TOPIC
Penilaian hasil belajar oleh pendidik didasarkan pada ukuran
pencapaian kompetensi yang ditetapkan.Standar penilaian hasil
belajar pada umumnya dibedakan kedalam dua standar, yakni
standar penilaian acuan norma (PAN) dan penilaian acuan
patokan (PAP).
9. I
CONTOH PAP
ILUSTRASI PENILAIAN ACUAN NORMA (PAN)
Penilaian acuan norma dapat diilustrasikan sebagai berikut: hasil ujian nasional (UN) dikenal adanya nilai UN
murni yang berasl dari penilaian yang dilakukan secara komputerisasi dengan menggunakan persentase yang
menunjukkan tingkat kemampuan atau penguasaan peserta didik tentang materi ajar yang diujikan. Dengan
kata lain nilai UN murni merupakan penilaian dengan cara PAP. Akan tetapi, setelah diketahui bahwa nilai-
nilai UN murni ini pada umumnya rendah bahkan sangat rendah sehingga tidak memenuhi syarat untuk dapat
dinyatakan lulus, maka nilai UN murni itu kemudian diolah ke dalam PAN dengan menggunakan rumus-rumus
tertentu dengan maksud agar nilai-nilai tersebut dapat diperbesar.
Rumus tersebut diantaranya adalah : P+q+nR
2+n
Keterangan: p = nilai rapor semester lima
q = nilai rata-rata subsumatif semester enam
R = nilai UN murni
n = koefisien dari UN murni
10. I
CONTOH PAP
Sambungan ILUSTRASI PENILAIAN ACUAN NORMA (PAN)
Untuk dimaklumi bahwa rentangan harga n atau koefisien R bergerak dari 0,5 sampai 2. Adanya rentangan
harga n dan R ini dimaksudkan agar penggambil kebijakan di lembaga pendidikan dapat menggunakan UN
murni yang disesuaikan dengan kondisi lembaga pendidikannya.
Sebagai contoh: dinas pendidikan kabupaten A menentukan besarnya koefisien n dan R = 1,5 sehingga
rumus yang digunakan
P+q+1,5 R
2+1,5
Dengan demikian dapat dicari nilai peserta didik yang memperoleh nilai p = 7, nilai q = 7 dan UN murni 3.
Dengan rumusn yang berlaku di atas maka nilai peserta didik tersebut menjadi: Dengan demikian nilai peserta
didik tersebut 5.
11. I
CONTOH PAP
Sambungan ILUSTRASI PENILAIAN ACUAN NORMA (PAN)
Sedangkan dinas pendidikan kabupaten B menentukan besarnya koefisien n dan R = 0,5 sehingga rumus
yang digunakan:
P+q+0,5R
2+0,5
Dengan demikian dapat dicari nilai peserta didik yang memperoleh nilai p = 8, nilai q = 6 dan UN murni 4.
Dengan rumusn yang berlaku di atas maka nilai peserta didik tersebut menjadi:
8+6+0,5x4
2+0,5
=16
2,5
=6,4
=6 (dibulatkan)
Dengan demikian nilai peserta didik tersebut 6. Berdasarkan uraian di atas, jelas kiranya bahwa nilai UN
murni merupakan nilai hasil PAP dan nilai yang diperoleh peserta didik setelah penggunaan rumus yang
kemudian diperoleh nilai yang baru inilah yang dimaksudkan dengan nilai hasil PAN.
12. I
CONTOH PAP
Sambungan ILUSTRASI PENILAIAN ACUAN NORMA (PAN)
Contoh penilaian PAP: Misalnya dalam suatu tes ditetapkan skor idealnya adalah 100, maka peserta didik
yang memperoleh skor 65 sama dengan memperoleh nilai 6,5 dalam skala 0 – 10. Demikian seterusnya.
Ilustrasi penghitungan PAP dapat dilihat contoh berikut ini:
1. Suatu lembaga pendidikan menetapkan PAP sebagai berikut:
13. I
CONTOH PAP
Sambungan ILUSTRASI PENILAIAN ACUAN NORMA (PAN)
Contoh penilaian PAP: Misalnya dalam suatu tes ditetapkan skor idealnya adalah 100, maka peserta didik
yang memperoleh skor 65 sama dengan memperoleh nilai 6,5 dalam skala 0 – 10. Demikian seterusnya.
Ilustrasi penghitungan PAP dapat dilihat contoh berikut ini:
1. Suatu lembaga pendidikan menetapkan PAP sebagai berikut:
14. I
CONTOH PAP
Sambungan ILUSTRASI PENILAIAN ACUAN NORMA (PAN)
Contoh penilaian PAP: Misalnya dalam suatu tes ditetapkan skor idealnya adalah 100, maka peserta didik
yang memperoleh skor 65 sama dengan memperoleh nilai 6,5 dalam skala 0 – 10. Demikian seterusnya.
Ilustrasi penghitungan PAP dapat dilihat contoh berikut ini:
1. Suatu lembaga pendidikan menetapkan PAP sebagai berikut:
15. I
CONTOH PAP
Sambungan ILUSTRASI PENILAIAN ACUAN NORMA (PAN)
Contoh penilaian PAP: Misalnya dalam suatu tes ditetapkan skor idealnya adalah 100, maka peserta didik
yang memperoleh skor 65 sama dengan memperoleh nilai 6,5 dalam skala 0 – 10. Demikian seterusnya.
Ilustrasi penghitungan PAP dapat dilihat contoh berikut ini:
1. Suatu lembaga pendidikan menetapkan PAP sebagai berikut:
16. I
CONTOH PAP
Sambungan ILUSTRASI PENILAIAN ACUAN NORMA (PAN)
Contoh penilaian PAP: Misalnya dalam suatu tes ditetapkan skor idealnya adalah 100, maka peserta didik
yang memperoleh skor 65 sama dengan memperoleh nilai 6,5 dalam skala 0 – 10. Demikian seterusnya.
Ilustrasi penghitungan PAP dapat dilihat contoh berikut ini:
1. Suatu lembaga pendidikan menetapkan PAP sebagai berikut:
17. I
CONTOH PAP
Sambungan ILUSTRASI PENILAIAN ACUAN NORMA (PAN)
Contoh penilaian PAP: Misalnya dalam suatu tes ditetapkan skor idealnya adalah 100, maka peserta didik
yang memperoleh skor 65 sama dengan memperoleh nilai 6,5 dalam skala 0 – 10. Demikian seterusnya.
Ilustrasi penghitungan PAP dapat dilihat contoh berikut ini:
1. Suatu lembaga pendidikan menetapkan PAP sebagai berikut:
18. I
CONTOH PAP
Sambungan ILUSTRASI PENILAIAN ACUAN NORMA (PAN)
Contoh penilaian PAP: Misalnya dalam suatu tes ditetapkan skor idealnya adalah 100, maka peserta didik
yang memperoleh skor 65 sama dengan memperoleh nilai 6,5 dalam skala 0 – 10. Demikian seterusnya.
Ilustrasi penghitungan PAP dapat dilihat contoh berikut ini:
1. Suatu lembaga pendidikan menetapkan PAP sebagai berikut:
19. I
CONTOH PAP
Sambungan ILUSTRASI PENILAIAN ACUAN NORMA (PAN)
Contoh penilaian PAP: Misalnya dalam suatu tes ditetapkan skor idealnya adalah 100, maka peserta didik
yang memperoleh skor 65 sama dengan memperoleh nilai 6,5 dalam skala 0 – 10. Demikian seterusnya.
Ilustrasi penghitungan PAP dapat dilihat contoh berikut ini:
1. Suatu lembaga pendidikan menetapkan PAP sebagai berikut:
20. I
CONTOH PAP
Sambungan ILUSTRASI PENILAIAN ACUAN NORMA (PAN)
Contoh penilaian PAP: Misalnya dalam suatu tes ditetapkan skor idealnya adalah 100, maka peserta didik
yang memperoleh skor 65 sama dengan memperoleh nilai 6,5 dalam skala 0 – 10. Demikian seterusnya.
Ilustrasi penghitungan PAP dapat dilihat contoh berikut ini:
1. Suatu lembaga pendidikan menetapkan PAP sebagai berikut: