SlideShare a Scribd company logo
1 of 24
1
KESTABILAN TEGANGAN
DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2
DAFTAR ISI
SAMPUL ......................................................................................................................1
DAFTAR ISI.................................................................................................................2
KATA PENGANTAR .................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG ............................................................................................4
1.2 RUMUSAN MASALAH........................................................................................4
1.3 TUJUAN .................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN
2.1 DEFINITION VOLTAGE STABILITY ................................................................6
2.2 VOLTAGE COLLAPSE ........................................................................................6
2.3 VOLTAGE STABILITY : SUBCATEGORIES ....................................................8
2.4 SHORT TERM VOLTAGE STABILITY..............................................................13
2.5 LONG TERM VOLTAGE STABILITY............................................................. 14
2.6 BASIF BETWEEN VOLTAGE AND ROTOR ANGLE STABILITY ...............16
2.7 PREVENTIVELY ACTION ................................................................................19
2.8 CORRECTIVELY ACTION ................................................................................21
2.9 VOLTAGE INSTABILITY TO SIGNIFICANT VOLTAGE DROP..................21
BAB III PENUTUP
3.1 KESIMPULAN.....................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................24
3
KATA PENGANTAR
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang Kestabilan Tegangan. Makalah ini telah kami susun dengan
maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar
pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua
pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan
manfaatnya untuk masyarakan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap
pembaca.
Makassar, 10 Desember 2016
KELOMPOK 2
4
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dalam pembangkitan tenaga listrik, kestabilan tegangan merupakan hal yang sangat
penting untuk diperhatikan karena dapat mempengaruhi sistem tegangan. Ketidakstabilan
tegangan akan menyebabkan ketidakstabilan sistem tenaga secara keseluruhan, terutama
kualitas dan kemampuan pengiriman daya dari pembangkit ke konsumen, kondisi terparah
terjadinya mekanisme pelepasan beban. Dalamsisteminterkoneksi skalabesar,alatpenstabil
tegangan manual tidak pernah dipakai dan sebagai gantinya dipasang sebuah peralatan
penstabil tegangan otomatis yang dinamakan Automatic Voltage Regulator (AVR) disetiap
generator. Faktor-faktor yang mempengaruhi kestabilan tegangan antara lain kenaikan
pembebanan saluran transmisi, kendala pengaturan daya reaktif, dinamika OLTC (on load tap
changer) trafo dan karakteristik beban juga mempengaruhi kestabilan tegangan tersebut.
Kestabilan tegangan sistempraktis ditentukan oleh kestabilan sistemregulasi tegangan yang
dilakukan oleh sistem eksitasi yang terdapat dalam generator dan beberapa rangkaian
pengendalilain yang terintegrasi dalam suatu sistem. Komponen pengendalian yang terdapat
pada Automatic Voltage Regulator (AVR )terdiri dari amplifier, exciter, generator, sensor dan
pengendali. Pengendalian sistemAutomatic VoltageRegulator (AVR)ini bisadilakukan dengan
berbagai jenis pengendali dan metoda diantaranya pengendali Proporsional (P), pengendali
Proporsional Integral (PI), pengendali Proporsional Diferensial (PD),pengendali Proporsional
Integral Diferensial (PID), metoda Linear Quadratic Regulator (LQR),metoda Logika Fuzzy,
metoda Linear Quadratic Gaussian (LQG), metoda Linear Quadratic Gaussian -Loop Trasnfer
Recovery (LQG -LTR) dan sebagainya.
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Voltage Stability?
2. Apa yang dimaksud dengan Voltage Collapse?
3. Apa sub-kategori dari Voltage Stability?
4. Apa perbedaan kestabilan tegangan dan sudut rotor?
5. Apa tindakan yang harus dilakukan ketika terjadi ketidakstabilan tegangan?
5
1.3. Tujuan
1. Mengetahui pengertian Voltage Stability.
2. Mengetahui pengertian Voltage Collapse.
3. Mengetahui Sub-Kategori dari Voltage Stability.
4. Mengetahui perbedaan dari kestabilan tegangan dan sudut rotor.
5. Mengetahui tindakan yang harus dilakukan ketika terjadi ketidakstabilan tegangan.
6
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Definition Voltage Stability
Stabilitas tegangan dalam sistem tenaga listrik didefinisikan sebagai kemampuan sistem
tenaga untuk mempertahankan tegangan pada setiap bus dalam sistem di bawah kondisi normal
dan setelah mengalami gangguan. Dalam kondisi operasi normal tegangan dari sistem tenaga
stabil, tapi ketika kesalahan atau gangguan terjadi dalam sistem, tegangan menjadi tidak stabil
hasil ini dalam penurunan progresif dan tak terkendali tegangan. stabilitas tegangan kadang-
kadang juga disebut stabilitas beban.
Karena ketidakstabilan tegangan, sistem tenaga dapat mengalami jatuh tegangan, jika
pasca-gangguan tegangan ekuilibrium dekat beban di bawah batas yang dapat diterima. Jatuh
tegangan juga didefinisikan sebagai suatu proses dimana ketidakstabilan tegangan memberikan
keuntungan dari profil tegangan yang sangat rendah di bagian penting dari sistem. Tegangan
runtuhnya mungkin pemadaman total atau sebagian. Ketidakstabilan tegangan persyaratan dan
tegangan runtuhnya sering digunakan secara bergantian.
Batas stabilitas tegangan dapat didefinisikan sebagai tahap pembatas dalam sistem tenaga
luar yang tidak ada jumlah injeksi daya reaktif akan menaikkan tegangan sistem ke keadaan
nominalnya. Tegangan sistem hanya dapat disesuaikan dengan suntikan daya reaktif sampai
stabilitas tegangan sistem dipertahankan. Ketidakstabilan tegangan dianggap sebagai ancaman
utama terhadap stabilitas, keamanan, dan kehandalan dalam sistem tenaga modern.
2.2. Voltage Collapse
Voltage Collapse adalah suatu masalah yang serius dalam sistem kelistrikan pada
banyak negara. Masalah ini sangat penting sekali dalam pengoperasian dan perencanaan
sistem tenaga listrik. Terjadinya pembebanan secara tiba-tiba karena ada beban melebihi
kapasitas dibebankan ke sistematau dapat juga dengan terjadinya trip satu unit pembangkit
(generator) dan satu unit sirkit, jikatidak ditanggulangisecepatnyamaka akan mengakibatkan
keruntuhan tegangan (Voltage collapse) yang dapat membahayakan sistem.
7
Menurut IEEE, voltage collapse adalah proses di mana ketidakstabilan tegangan
menyebabkan hilangnya tegangan di bagian penting dari sistem.
Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan voltage collapse diantaranya :
a. Stress pada sistem akibat pembebanan daya aktif yang besar.
b. Ketidakseimbangan sumber daya reaktif.
c. Tidak bekerjanya relay proteksi dengan baik.
d. Gangguan besar seperti terjadinya kerusakan pada unit pembangkit besar (sumber daya
reaktif) yang berada dekat pusat beban ataukah terjadinya kerusakan pada salah satu
saluran transmisi yang parallel sehingga saluran transmisi lainnya akan menerima beban
yang lebih besar akibatnya rugi-rugi reaktif transmisi juga akan besar.
e. Panjangnya saluran antara pembangkit dengan pusat-pusat beban apalagi bila saluran
tersebut dibebani sampai melampaui SIL (Surge Impedance Load), maka saluran tersebut
akan menyerap daya reaktif dengan cepat.
f. Cara kerja OLTC selama kondisi tegangan rendah.
g. Koordinasi yang kurang baik antara kontrol sistemdengan pengaman sistemtenaga listrik.
Voltage collapse terjadi pada sistem tenaga bila terdapat pembebanan yang berlebihan
dan kekurangan supplay daya reaktif. Voltage collapse merupakan suatu ketidakstabilan
teganganyang melibatkan banyak komponen dalamsistemtenaga meskipun Voltagecollapse
biasanya terjadi dalam sebuah area khusus.
Voltage collapse terjadi pada bus akibat permintaan akan daya reaktif yang tidak
terkendali sehingga tegangan pada bus mengalami penurunan, hal ini disebabkan oleh
supplay daya reaktif yang dihasilkan oleh generator tidak mencukupi dan sangat terbatas
serta kurangnya daya reaktif yang disediakan oleh kapasitor pada saat tegangan turun.
Pencegahan Kegagalan Sistem akibat Voltage Collapse
1. Perencanaan model sistem
1) Pemasangan kompensator daya reaktif.
Contohnya memasang kapasitor shunt. Kapasitor shunt Berfungsi untuk memperlebar
batas tegangan kestabilan hingga titik tertentu dengan memperbaiki power faktor dari
8
sistem. Kapasitor shunt juga dapat digunakan sebagai cadangan daya reaktif pada
generator sehingga dapat mencegah terjadinya voltage collapse di berbagai kondisi
sistem.
2) Pengendalian tegangan jaringan dan keluaran daya reaktif generator.
3) Koordinasi proteksi / kontrol.
4) Kontrol transformator tap changer.
On Load Tap Changer dapat diartikan mengubah tap dalam keadaan berbeban artinya
peralatan ini dapat melakukan perubahan tap untuk menambah atau mengurangi jumlah
kumparan(dalamhal ini disebutkumparanbantu) tanpaharusmelakukanpemadamanterlebih
dahulu, sehinggasecaraumum On Load Tap changer atau yang disingkat OLTC merupakan
peralatan yang dipasang pada transformator untuk memperbaiki kualitas tegangan
pada sisi sekunder dengan memilih rasio tegangan tanpa melakukan pemadaman,
dimana rasio tegangan ini ditentukan oleh kumparan tegangan yang dihubungkan
dengan tap selector pada OLTC.
Seperti yang telah diketahui bahwasannya tegangan yang diterima oleh
konsumen hendaknya stabil untuk menyalakan peralatan-peralatan yang bekerja oleh
energy listrik, hal ini agaknya berbanding terbalik dengan tegangan di sistemyang tidak
stabil atau bersifat fluktuatif hal ini selain disebabkan oleh perubahan beban juga
dipengaruhi oleh banyaknya daya yang dibangkitkan oleh pembangkit-pembangkit,
oleh karena itu diperlukanlah sebuah alat yang dapat mengatasi masalah tersebut,
sehingga munculah yang disebut OLTC yang berfungsi untuk memperbaiki tegangan
yang disalurkan ke konsumen sehingga tegangan yang samapai ke konsumen stabil,
tentunya stabil pada tegangan sistem konsumen.
2.3. Voltage Stability : Sub-Categories
Penyebab utama ketidakstabilan tegangan adalah ketidak mampuan sistem tenaga
untuk memenuhi permintaan daya reaktif. Inti dari permasalahan ini biasanya berhubungan
dengan susut tegangan yang terjadi pada saat daya aktif dan daya reaktif mengalir melalui
reaktansi induktif pada jaringan transmisi. Secara mendasar masalah kestabilan berarti
menjaga sinkronisasi operasi sistemtenaga. Kestabilan pada sistemtenaga listrik merupakan
masalah yang sangat penting dalam penyediaan daya kepada konsumen. Masalah kestabilan
yang sering terjadi disini adalah masalah beban lebih, berkurangnya pasokan daya reaktif
9
yang pada akhirnya akan menempatkan sistempada kondisi voltage collapse dan akan terjadi
kemungkinan terburuk yaitu terjadinya blackout. Kestabilan tegangan biasanya termasuk
saat terjadi gangguan besar ( termasuk kenaikan beban / transfer daya yang sangat besar ).
Tegangan akan mengalami osilasi, dan terjadi ketidakstabilan sistem kontrol. Ketidakstabilan
ini bisa terjadi akibat nilaigainpada statik var kompensator yang terlalu besar, atau deadband
pada tegangan yang mengatur shunt capacitor bank yang terlalu kecil. Maka dibutuhkan
suatu voltage security, yaitu kemampuan sistem, tidak hanya untuk beroperasi secara stabil,
tetapi juga stabil saat kondisi terburuk atau saat terjadi kenaikan beban.
Stabilitas sistem tenaga telah menjadi perhatian utama dalam sebuah sistem operasi.
Perhatian itu muncul dari fakta bahwa pada kondisi keadaan mantap (steady-state),
kecepatan rata-rata untuk semua generator harus sama. Kondisi tersebut dinamakan pada
operasi sinkron dari sebuah sistem yang terinterkoneksi. Gangguan kecil atau besar pada
sistem tenaga berdampak pada operasi sinkron. Sebagai contoh, kenaikan atau ketrurunan
tiba-tiba pada beban , atau akibat rugi pembangkitan menjadi salah satu jenis gangguan yang
berpengaruh sangat signifikan terhadap sistem. Jenis lain dari gangguan adalah jaring
transmisi yang terputus, beban lebih, atau hubung singkat. Dengan demikian diharapkan
stabilitas sistem akan menuju ke keadaan mantap dalam waktu singkat setelah gangguan
menghilang.
Gangguan dapat dibagi menjadi 2 kategori, yaitu gangguan kecil dan gangguan besar.
Gangguan kecil merupakan satu dari elemen sistem dinamik yang dapat dianalisis
menggunakan persamaan linear (analisis sinyal kecil). Gangguan kecil yang terjadi berupa
perubahan beban pada sisi beban atau pembangkit secara acak, pelan, dan jatuh bertingkat.
Jatuh (trip) yang dialami oleh jaring tenaga listrik dianggap sebagai gangguan kecil jika
pengaruhnya terhadap aliran daya sebelum gangguan pada jaring itu tidak signifikan.
Bagaimanapun juga, gangguan yang menghasilkan kejutan tiba-tiba pada tegangan bus
adalah jenis gangguan besar yang harus dihilangkan secepatnya. Jika tidak dihilangkan
secepatnya, gangguan itu akan sangat mempengaruhi kestabilan sistem. Tidak hanya besar
gangguan, waktu gangguan juga berpengaruh terhadap kestabilan sistem.
Gangguan Terhadap Stabilitas :
Gangguan Kecil
10
Merupakan satu dari elemen sistem dinamik yang dapat dianalisis menggunakan
persamaan linear (Analisis sinyal kecil). Gangguan kecil yang terjadi berupa perubahan beban
pada sisi beban atau pembangkit secara acak, pelan dan bertingkat. Jatuh (trip) yang dialami
oleh jaring tenaga listrik dianggap sebagai gangguan kecil jika pengaruhnya terhadap aliran
daya sebelum gangguan pada aliran itu tidak signifikan.
Gangguan Besar
Gangguan ini bersifat mendadak, yakni gangguan yang menghasilkan kejutan
tegangan tiba tiba pada tegangan bus. Gangguan besar ini harus secepatnya dihilangkan, jika
tidak dihilangkan secepatnya, gangguan tersebut sangat mempengaruhi kestabilan sistem.
Tidak hanya gangguan, waktu gangguan juga berpengaruh terhadap kestabilan sistem.
Meskipun kestabilan sebuah sistemdapat dilihat secara menyeluruh dan meluas, tetapi
untuk tujuan analisis suatu sistem, maka
Masalah Stabilitas Dalam Sistem Tenaga Listrik
Stabilitas Steady State
Adalah kemampuan dari suatu sistem tenaga untuk mempertahankan sinkronisasi
antara mesin mesin dalam sistem, setelah mengalami gangguan kecil. Analisis
stabilitas steady-state menggunakan pendekatan model linear. Stabilitas steady-state pada
sistem tenaga dapat disebut sebagai kestabilan sinyal kecil (small signal stability).
Stabilitas steady state merupakan sebuah fungsi dari kondisi operasi.
stabilitas steadystate jugadapat didefinisikan sebagaikemampuan sistemtenaga listrik
untuk tetap menjaga sinkronisasi diantara mesin dalam sistem dan saluran external apabila
terjadi perubahan beban baik secara normal ataupun lambat. Stabilitas steady
state bergantung kepada batas-batas transmisi dan kapasitas pembangkitan dan efektifitas
perangkat kontrol otomatis, terutama untuk regulasi tegangan automatis (AVR) pada
generator. Pernyataan diatas juga berlaku untuk kestabilan transient dan dinamik.
Apabila beban pada generator meningkat maka, rotasi rotor akan melambat, dan
sebaliknya, akan semakin cepat apabila beban menurun. Pada kondisi normal, perubahan
sudut rotor akan sedikit mengalami “overshoot”, yaitu akan sedikit lebih lambat atau lebih
cepat. Pada kondisi stabil maka osilasi akan tetap terjadi sampai akhirnya berada pada posisi
11
tertentu untuk kondisi beban yang baru. Apabila rotor berada pada kondisi tetap yang hanya
terjadi dalam waktu yang cepat, maka mesin dapat dikatakan dalam keadaan stabil, dan
osilasi dikatakan memiliki damping yang baik.
Swing pada kondisi yang telah dijelaskantersebut biasanyaterlalu cepat untuk direspon
oleh governor pada mesin. Bagaimanapun juga, sistemeksitasi generator yang cepat beraksi
(eksiter dan regulasiteganganpada generator) akanpeka terhadap perubahan teganganyang
menyebabkan osilasi sudut rotor dan memperkuat atau memperlemah medan generator,
sehingga mempengaruhi kecepatan mesin untuk mencapai kondisi operasi yang
stabil. Kondisi yang telah dijabarkan diatas akan selalu ada pada sistemtenaga listrik karena
beban yang ada akan selalu bertambah dan ada pula yang hilang, dan semua generator yang
terinterkoneksi harus selalu menyesuaikan energi input, sudut rotor, dan eksitasi agar sesuai
dengan kondisi pada saat itu juga.
Stabilitas Transien
Adalah kemampuan dari suatu sistem tenaga untuk mempertahankan sinkronisasi
setelah megalami gangguan besar yang bersifat mendadak selama sekitar satu “swing” (yang
pertama) dengan asumsi bahwa pengatur tegangan otomatis (AVR) dan governor belum
bekerja. Analisis Stabilitas transien menggunakan pendekatan model non linear. Stabilitas
transien merupakan fungsi dari kondisi operasi dan gangguan.
Kestabilan transien juga dapat didefinisikan sebagai kemampuan sistem tenaga untuk
mencapai kondisi stabiloperasi baru yang dapat diterima setelahsistemmengalami gangguan
besar. Analisis kestabilan transien menggunakan pendekatan model nonlinear. Kestabilan
transien pada sistemtenaga adalah respon output yang mencapai kondisi operasi steadystate
yang diizinkan dan sistemyang dapat kembali ke posisi semula pada saat sistemmengalami
gangguan. Kestabilan transien merupakan fungsi dari kondisi operasi dan gangguan. Situasi
yang lebih hebat akan terjadi bila pembangkitan atau beban besar hilang dari sistem atau
terjadi gangguan pada saluran tranmisi. Pada kasus semacam itu stabilitas transient harus
cukup kuat untuk mempertahankan diri terhadap kejutan (shock) atau perubahan beban yang
relatif besar yang terjadi. Stabilitas transient adalah kemampuan sistem untuk tetap pada
kondisi sinkron (sebelum terjadi aksi dari kontrol governor) yang mengikuti gangguan pada
sistem.
12
Setelah hilangnya pembangkitan atau beban besar secara tiba-tiba, keseimbangan
antara energi input dan output elektris pada sistem akan hilang. Jika energi input tidak lagi
mencukupi, inersia rotor mesin yang masih bekerja, pada periode yang singkat akan
melambat. Apabila beban hilang maka energi input pada sistemakan melebihi beban elektris,
dan mesin akan bergerak semakin cepat.
Bermacam-macam faktor mempengaruhi stabilitas sistem, seperti kekuatan pada
jaringan transmisi didalamsistemdan saluran pada sistemyang berdekatan, karaktristik pada
unit pembangkitan, termasuk inersia pada bagian yang berputar, dan properti elektris seperti
reaktansi transient dan karakteristik saturasi magnetik pada besi stator dan rotor. Faktor
penting lainnya adalah kecepatan dimana saluran atau perlengkapan yang terjadi gangguan
dapat diputus (disconnect ) dan, dengan reclosing otomatis pada saluran transmisi, yang
menentukan seberapa cepat saluran dapat beroperasi lagi. Sebagaimana pada
stabilitas steady-state, kecepatan respon pada sistem eksitasi generator merupakan faktor
yang penting dalam mempertahankan stabilitas transient. Gangguan pada sistem biasanya
diikuti oleh perubahan tegangan yang cepat pada sistem, dan pemulihan kembali tegangan
dengan cepat menuju ke kondisi normal merupakan hal yang penting dalam
mempertahankan stabilitas.
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, stabilitas transient adalah kemampuan
untuk tetap pada kondisi sinkron selama periode terjadinya gangguan dan sebelum adanya
reaksi dari governor. Pada umumnya ayunan pertama pada rotor mesin akan terjadi selama
satu detik setelah gangguan, tetapi waktu yang sebenarnya bergantung pada karakteristik
mesin dan sistem transmisi. Setelah periode ini, governor akan mulai bereaksi, biasanya
sekitar 4 hingga 5 detik, dan stabilitas dinamis akan efektif.
Selama periode peralihan, tegangan terminal, sudut rotor dan frekuensi akan berubah.
Besarnya tegangan kumparan medan akan dipengaruhi oleh:
1. Arus induksi pada kumparan peredam (damper winding) selamaterjadinya perubahan nilai
arus pada kumparan jangkar. Konstanta waktu terjadinya arus ini berkisar antara 0.1 detik
dan disebut “efek subtransient”.
2. Arus induksi pada kumparan medan selama terjadinya perubahan mendadak pada arus
kumparan jangkar. Kostanta waktu untuk periode ini berkisar 2 detik dan disebut sebagai
“efek transient”.
13
Telaahkestabilanperalihan bertujuan untuk menentukan apakah sistemtadi akan tetap
dalam keadaan serempak setelah terjadinya gangguan berat, misalnya gangguan sistem
transmisi, perubahan beban yang mendadak, terputusnya unit pembangkit, atau pemutaran
saklar (switching) saluran. Telaah semacam ini telah dimulai lebih dari 50 tahun yang lalu,
tetapi pada saat itu hanya terbatas pada pada pembahasan masalah dinamis yang
menyangkut tidak lebih dari dua buah mesin. Sistem daya masa kini jauh lebih luas, ditambah
dengan sistem interkoneksi yang rumit dan melibatkan banyak mesin.
Masalah kestabilan peralihan menyangkut gangguan besar yang tidak lagi
memungkinkan proses kelinieran, sehingga persamaan tidak linier differensial dan aljabar
harus diselesaikandenganmetoda langsung atau dengan prosedur iterasi.Masalahkestabilan
peralihan dapat lebih lanjut dibagi kedalam kestabilan ayunan pertama (first-swing) dan
ayunan majemuk (multiswing). Kestabilan ayunan pertama didasarkan pada model generator
yang cukup sederhana tanpa memasukkan sistem pengaturannya. Biasanya periode waktu
yang periode waktu yang diselidiki adalah detik pertama setelah timbulnya gangguan pada
sistem. Bila mesin dikatakan berada dalam kondisi serempak sebelum berakhirnya detik
pertama, maka kita katakan sisteministabil.Masalahkestabilan ayunan majemuk mencakup
periode telaah yang lebih lama, dan karenanya harus mempertimbangkan juga pengaruh
sistem pengaturan generator terhadap kinerja mesin didalam periode waktu yang cukup
lama. Model – model mesin dengan perincian yang lebih tinggi harus dibuat untuk
menggambarkan kinerjanya dengan tepat.
2.4. Short Term Voltage Stability
Dalamstudi kestabilan tegangan,akibat terjadinya gangguankemampuan systemuntuk
kembali stabil terbagi dua, yaitu stabilitas jangka pendek dan stabilitas jangka panjang.
Stabilitas jangkapendek biasanyaterjadi akibat adanya tanggapan cepat pengendali tegangan
seperti Automatic Voltage Regulator (AVR) atau Flexible AC Transmission Sistem (FACTS).
Sedangkan, stabilitas waktu panjang melibatkan peralatan yang memiliki tanggapan lambat
terhadap perubahan sistem, seperti On-load Tap Charger (OLTP).
AVR adalah sebuah Stabilizer yang mempunyai fungsi untuk menstabilkan tegangan
listrik untuk peralatan-peralatan elektronik (komputer, kulkas, televisi, dan beberapa
peralatan industri lain) di rumahmaupunperusahaan. Olehsebabitulah AVR
seringdisebutsebagai STAVOL atau Stabilizer Voltage.
14
Prinsip Kerja
Sistem pengoperasian unit AVR atau STAVOL
memiliki fungsi untuk menjaga tegangan generator
tetap stabil dan tidak terpengaruh oleh perubahan
beban listrik yang selalu berubah-ubah dimana
tegangan yang berubah-ubah itu sangat
mempengaruhi tegangan di output generator.
Prinsip kerja AVR Generator adalah mengatur arus
penguatan (excitacy) pada exciter. Apabila tegangan output
generator dibawah tegangan batas normal, maka AVR atau
STAVOL akan memperbesar arus tegangan, begitu juga
sebaliknya. Maka jika ada perubahan tegangan pada output
generator, AVR atau STAVOL akan menstabilkannya dengan
otomatis tanpa perlu Anda mensettingnya secara manual.
FACTS ( Flexible AC Transmission Sistem )
pada dasarnya, FACTS adalah kumpulan peralatan yang dibuat dari komponen
Elektronik solid state untuk pengaturan atau pengendalian daya listrik secara fleksibel. FACTS
diharapkan untuk dapat menggantikan peralatan kendali daya listrik mekanik yang saat ini
umum dipasang pada jaringan transmisi listrik seperti pemutus rangkaian (Circuti braker),
perubah tegangan variabel (transformer tap changers), Shunt Capacitor Switches, dan
lainnya.
2.5. Long Term Voltage Stability
On-load Tap Charger (OLTP).
Besarnya panjang saluran distribusi menimbulkan masalah tersendiri,
yakni drop tegangan yang semakin parah ketika saluran distribusi tersebut semakin panjang.
Belum lagi jika beban semakin besar, tentu drop tegangan akan semakin naik menurut
persamaan . Bisa dibayangkan bahwa pada konsumen yang terletak jauh dari feedertentu
merasa paling menderita karena seringkali tegangan yang sampai sudah diluar batasan
kualitas yang ditetapkan PLN (-10% dan +5% untuk jaringan distribusi). Seiring dengan
kemajuan teknologi, ada beberapa cara untuk memperbaiki regulasi tengangan itu. Salah
satunya dengan menggunakan OLTC transformator.
Secara singkat, sebenarnya trafo OLTC bekerja dengan mengubahan
sadapan (tap) pada trafo sehingga dihasilkan transformasi tegangan yang bisa berubah-ubah
15
antara sisi primer dengan sisi sekunder. Komponen dari trafo OLTC itu sendiri adalah sebagai
berikut.
Selector switch
Saklar yang digunakan untuk memilih posisi tap yang sesuai dengan kebutuhan.
Reactor
Pada saat merubah posisi tap, arus tidak boleh berubah seketika. Reactor digunakan
untuk meningkatkan impedans dan membatasi besar arus sirkulasi yang mengalir karena
pergeseran posisi selector switch pada masa transisi mengakibatkan adanya perbedaan
tengangan pada reactor.
Vacuum switch
Berfungsi sebagai pemutus dan penyambung rangkaian pada tahapan perubahan
posisi tap.
Bypass switch
Mirip seperti vacuum switch yang berfungsi sebagai pemutus dan penyambung
rangkaian pada tahapan perubahan posisi tap.
Gambar (a) adalah posisi tap awal dan gambar (g) merupakan posis tap setelah diubah.
 Pada gambar (a) selector switch berada pada tap yang sama sehingga impedans
reaktornya = 0 karena fluks magnet kedua reactor saling meniadakan.
 Pada gambar (b) bypass switch A terbuka.
 Pada gambar (c) posisi salah satu tap berpindah.
 Pada gambar (d) bypass switch A tertutup kembali. Terjadi arus sirkulasi yang
besarnya dibatasi oleh reactor.
 Pada gambar (e) bypass switch B terbuka.
 Pada gambar (f) posisi tap yang kedua kini berpindah.
 Pada gambar (g) bypass switch B tertutup kembali. Proses perubahan tap selesai dan
menghasilkan rasio tegangan primer-sekunder yang berbeda dibandingkan dengan
keadaan sebelumnya.
16
Penggunaan trafo ini sebagai salah satu cara untuk memperbaiki regulasi tegangan
semakin populer karena bersifat adaptif (mampu menyesuaikan kebutuhan). Pada trafo
tersebut ada berbagai maca peralatan kontrol dan sensor yang mampu mengukur serta
kemudian merespon drop tegangan yang terjadi sehingga secara otomatis posisi tap akan
diubah. Proses perubahan posisi tap pada trafo OLTC ini bisa dilakukan secara otomatis
dengan kendali motor atau secara manual. Trafo OLTC ini biasanya diletakkan pada gardu
induk distribusi.
2.6. Basic For Distinction Between Voltage And Rotor Angle Stability
Konsep Dasar Kestabilan Tegangan
Kestabilan tegangan adalah kemampuan dari suatu sistem tenaga untuk selalu siap
mempertahankan tegangan yang diterima disetiapbus dalam sistemtersebut saatberoperasi
normal dan atau setelahmengalami gangguan.Suatu sistemmemasuki situasiketidakstabilan
tegangan ketika terjadi gangguan, meningkatnya permintaan beban atau perubahan
dalam kondisi sistem yang mengakibatkan perubahan yang drastis dan tidak terkontrolnya
penurunan tegangan. Penyebab utama ketidakstabilan tegangan adalah ketidakmampuan
suatu sistem tenaga untuk memenuhi permintaan daya reaktif. inti dari permasalahannya
adalah penurunan tegangan yang terjadi ketika daya aktif dan reaktif mengalir melalui
reaktansi induktif yang dihubungkan dengan jaringan transmisi.
Kriteria kestabilan untuk suatu tegangan dapat dipenuhi jika besarnya tegangan pada
setiap bus dalam suatu sistem yang sedang beroperasi akan meningkat besarnya seiring
dengan meningkatnya injeksi daya reaktif pada bus yang sama. Suatu sistemdikatakan tidak
stabil jika dalam sistem tersebut sedikitnya terdapat sebuah bus yang mengalami
penurunan besarnya tegangan bersamaan pada saat injeksi daya reaktif diberikan pada bus
yang sama. Atau dengan kata lain tegangan suatu sistemstabil jika sensitivitas V-Q nya positif
untuk setiap bus, dan menjadi tidak stabil jika sensitivitas V-Q nya negative setidaknya pada
sebuah bus.
Ketidakstabilan tegangan dapat terjadi dalam beberapa cara yang berbeda, untuk
menjelaskannya dapat ditunjukkan seperti pada gambar 6.1. yaitu dengan mengilustrasikan
jaringan dengan dua buah terminal yang berisi sebuah sumber tegangan konstan (Es) yang
mensuplai beban (ZLD) melalui sebuah impedansi seri (ZLN).
17
Gangguan dapat dibagi menjadi 2 kategori, yaitu gangguan kecil dan gangguan besar.
Gangguan kecil merupakan satu dari elemen sistem dinamik yang dapat dianalisis
menggunakan persamaan linear (analisis sinyal kecil). Gangguan kecil yang terjadi berupa
18
perubahan beban pada sisi beban atau pembangkit secara acak, pelan, dan jatuh bertingkat.
Jatuh (trip) yang dialami oleh jaring tenaga listrik dianggap sebagai gangguan kecil jika
pengaruhnya terhadap aliran daya sebelum gangguan pada jaring itu tidak signifikan.
Bagaimanapun juga, gangguan yang menghasilkan kejutan tiba-tiba pada tegangan bus
adalah jenis gangguan besar yang harus dihilangkan secepatnya. Jika tidak dihilangkan
secepatnya, gangguan itu akan sangat mempengaruhi kestabilan sistem. Tidak hanya besar
gangguan, waktu gangguan juga berpengaruh terhadap kestabilan sistem.
Gangguan Terhadap Stabilitas :
A. Gangguan Kecil
Merupakan satu dari elemen sistem dinamik yang dapat dianalisis menggunakan
persamaan linear (Analisis sinyal kecil). Gangguan kecil yang terjadi berupa perubahan beban
pada sisi beban atau pembangkit secara acak, pelan dan bertingkat. Jatuh (trip) yang dialami
oleh jaring tenaga listrik dianggap sebagai gangguan kecil jika pengaruhnya terhadap aliran
daya sebelum gangguan pada aliran itu tidak signifikan.
B. Gangguan Besar
Gangguan ini bersifat mendadak, yakni gangguan yang menghasilkan kejutan
tegangan tiba tiba pada tegangan bus. Gangguan besar ini harus secepatnya dihilangkan, jika
tidak dihilangkan secepatnya, gangguan tersebut sangat mempengaruhi kestabilan sistem.
Tidak hanya gangguan, waktu gangguan juga berpengaruh terhadap kestabilan sistem.
Meskipun kestabilan sebuah sistemdapat dilihat secara menyeluruh dan meluas, tetapi
untuk tujuan analisis suatu sistem, maka
Konsep Dasar Kestabilan Sudut Rotor
Stabilitas sudut rotor (Rotor angle stability) berkaitan dengan kemampuan mesin
sinkron saling berhubungan dari sistemkekuasaanuntuk tetap sinkron dalam kondisi operasi
normal dan setelah mengalami gangguan. Hal ini tergantung pada kemampuan untuk
mempertahankan / mengembalikan keseimbangan antara torsi elektromagnetik dan mekanik
torsi setiap mesin sinkron dalam sistem .
Perubahan torsi listrik dari mesin sinkron menyusul adanya gangguan bisa diselesaikan
menjadi dua komponen:
• Komponen torsi Sinkronisasi , dalam fase dengan gangguan sudut rotor.
• Komponen torsi Damping , dalam fase dengan deviasi kecepatan
19
Untuk kenyamanan dalam analisis dan untuk mendapatkan wawasan yang bermanfaat
sifat masalah stabilitas ,dapat berguna untuk mengkarakterisasi stabilitas sudut rotor dalam
hal dua subkategori sebagai berikut :
1. Gangguan kecil (atau sinyal kecil ) stabilitas sudut rotor berkaitan dengan
kemampuan daya sistem untuk mempertahankan sinkronisme pada gangguan kecil .
Gangguan dianggap harus cukup kecil yang Linearisasi persamaan sistem diperbolehkan
untuk tujuan analisis . Gangguan tersebut sering ditemui dalam operasi sistemnormal ,
seperti perubahan beban.
2. Gangguan besar stabilitas sudut rotor atau stabilitas transien , seperti yang
biasa disebut , yang bersangkutan dengan kemampuan sistem tenaga untuk
mempertahankan sinkronisme ketika mengalami parah gangguan transien .
Rumus persamaan ayunan
2.7. Preventively Action
Penyaluran tenaga listrik harus mempunyai kualitas yang baik, andal dan
kontinuitasnya harus terjamin. Sedang dari uraian diatas gangguan pada sistemtenaga listrik
ada yang tidak dapat dihindari, mengingat pertimbangan tekno ekonomi. Untuk
mengusahakan memperkecil kemungkinan terjadinya gangguan dapat diusahakan dengan
cara sebagai berikut :
 Memakai isolasi yang baik untuk semua peralatan.
 Membuat koordinasi isolasi yang baik antara ketahanan isolasi peralatan dan
arester ataupun batang tanduk.
 Memakai kawat dan membuat tahanan tanah kaki menara sekecil mungkin serta
selalu diadakan pengecekan.
 Membuat perencanaan yang baik untuk mengurangi pengaruh luar dan
menguranai atau menghindarkan sebab-sebab gangguan mekanis, polusi,
kontaminasi, binatang dsb.
 Pemasangan yang baik, yaitu pada saatpemasangan harus mengikuti peraturan-
peraturan yang betul.
 Menghindari kemungkinan kesalahan operasi yaitu dengan membuat prosedur
tata cara operasional (standing operational procedur, SOP) dan diadakan jadwal
pemeliharaan yang rutin.
20
 Memasang kawat tanah pada SUTT dan gardu induk untuk melindungi terhadap
sambaran petir.
 Memasang arester untuk mencegah kerusakan pada peralatan akibat sambaran
petir.
Walaupun langkah-langkah untuk mencegah terjadinya gangguan secara teknis dapat
dilakukan, tetapi ada yang membatasinya, yaitu faktor ekonomis. Artinya kita tidak dapat
mencegah seluruh kemungkinan terjadinya gangguan oleh sebab faktor ekonomis dan faktor
alam.
dengan demikian kita terima pendapat bahwa "gangguan boleh saja terjadi pengaruh
akibat gangguan tadi harus dibuat sekecil mungkin atau kontinuitas penyaluran tidak
terganggu". Ada beberapa cara untuk mengurangi pengaruh gengguan yaitu:
1. Mengurangi akibat gangguan.
 Membatasi arus hubung singkat yaitu dengan menghindari konsentrasi
pembangkitan atau dengan memakai impedansi pembatas arus, pemasangan
tahanan atau reaktansi untuk sistem pentanahannya sehingga arus gangguan
satu fase terbatas. Pentanahan dengan kumparan peterson, dalam hal ini arus
gangguan satu fase ke tanah sangat kecil.
 Memakai peralatan yang mampu terhadap terjadinya arus hubung singkat.
2. Memisahkan bagian sistem yang terganggu secepatnya bila dengan memakai
pengaman lebur atau dengan relai pengaman dan pemutus beban dengan kapasitas pemutus
yang memadai.
3. Merencanakan agar bagiansystemyang terganggu bila harus dipidahkan dari system
tidak akan mengganggu operasi system secara keseluruhan atau penyaluran tenaga listrik ke
konsumen tidak terganggu.
Hal ini dapat dilakukan misalnya dengan:
 Memakai saluran ganda atau saluran yang membentuk gelang.
 Memakai penutup balik otomatis.
 Memakai generator cadangan putar atau pembangkit siap pakai.
4. Stabilitas system agar tetap dipertahankan selama terjadi gangguan yaitu dengan
memakai pengatur tegangan otomatis yang cepat dan karakteristik kestabilan generator yang
memadai, serta menggunakan relai pengen bekerja cepat.
5. Membuat data/pengamatan gangguan yang sistematis dan efektif misalnya dengan
menggunakan langkah-langkah pencegahan lebih lanjut.
Jadi jelas bahwa relai pengaman berikut pemutus tenaga adalah satu cara bukan untuk
menghindari gangguan tetapi berfungsi setelah terjadi gangguan untuk mengurangi akibat
gangguan dengan memisahkan bagian sistem yang terganggu dari sistem keseluruhan
secepatmungkin. Aspek relaipengaman dipertimbangkan dalammerencanakan suatu sistem
tenaga listrik secara keseluruhan. Dalam batas ekonomi suatu sistem tenaga listrik harus
21
direncanakan sedemikian rupa sehingga mempunyai tingkat perlindungan / pengamanan
yang memadai.
2.8. Correctively Action
Tindakan korektif dapat dibedakan dalam 2 kegiatan yaitu: terencana dan tidak
terencana. Kegiatan yang terencana diantaranya adalah pekerjaan perubahan
/penyempurnaan yang dilakukan pada jaringan untuk memperoleh keandalan yang lebih baik
(dalam batas pengertian operasi) tanpa mengubah kapasitas semula. Kegiatan yang tidak
terencana misalnya mengatasi/ perbaikan kerusakan peralatan/gangguan.Perbaikan
kerusakan dalam hal ini dimaksudkan suatu usaha/pekerjaan untuk mempertahankan atau
mengembalikan kondisi systematau peralatan yang mengalami gangguan/kerusakan sampai
kembali pada keadaan semula dengan kepastian yang sama.
Pekerjaan-pekerjaan yang termasuk tindakan korektif diantaranya adalah :
 Pekerjaan penggantian mof kabel yang rusak.
 Pekerjaan JTM yang putus.
 Penggantian bushing trafo yang pecah.
 Penggantian tiang yang patah.
Perubahan/ penyempurnaan dalam hal ini dimaksudkan suatu usaha/ pekerjaan
untuk penyempurnaan system atau peralatan distribusi dengan cara mengganti/ merubah
systemperalatan dengan harapan agardaya guna dan keandalan systemperalatan yang lebih
tinggi dapat dicapai tanpa merubah kapasitas system peralatan semula.
Pekerjaan-pekerjaan yang termasuk perubahan/ penyempurnaan yang dimaksudkan
diantaranya adalah :
 Pekerjaan rehabilitasi gardu.
 Pekerjaan rehabilitasi JTM
 Pekerjaan rehabilitasi JTR.
2.9. Voltage Instability To Significant Voltage Drop
Kehilangansinkronisasisistemsehinggasistemtidak lagi mampu bekerja normal setelah
mengalami perubahan beban. Peningkatan beban atau pada saat terjadi perubahan kondisi
sistem yang disebabkan oleh drop tegangan yang tidak terkontrol
Menurut Taylor (1994), stabilitas tegangan adalah kemampuan sistem untuk
menjaga tegangan tetap pada keadaan mantap dalam batas range ( % 10 ± Vn) yang
telah ditetapkan setelah terjadi gangguan pada sistem tersebut.
Masalah Kestabilan
 Ketidak mampuan sistem tenaga untuk memenuhi permintaan daya reaktif
22
 Kualitas Peralatan
 Masalah kestabilan yang sering terjadi disini adalah masalah beban lebih,
berkurangnya pasokan daya reaktif yang pada akhirnya akan menempatkan sistem
pada kondisi voltage collapse dan akan terjadi kemungkinan terburuk yaitu
terjadinya blackout
Jatuh Tegangan
Jatuh tegangan merupakan besarnya tegangan yang hilang pada suatu penghantar.
Jatuh tegangan pada saluran tenaga listrik secara umum berbanding lurus dengan panjang
saluran dan beban serta berbanding terbalik dengan luas penampang penghantar.
Tegangan jatuh secara umum adalah tegangan yang digunakan pada beban. Tegangan
jatuh ditimbulkan oleh arus yang mengalir melalui tahanan kawat. Tegangan jatuh V pada
penghantar semakin besar jika arus I di dalam penghantar semakin besar dan jika tahanan
penghantar Rℓ semakin besar pula. Tegangan jatuh merupakan penanggung jawab terjadinya
kerugian pada penghantar karena dapat menurunkan tegangan pada beban. Akibatnya
hingga berada di bawah tegangan nominal yang dibutuhkan.
Tegangan jatuh secara umum adalah tegangan yang digunakan pada beban. Tegangan
jatuh ditimbulkan oleh arus yang mengalir melalui tahanan kawat. Tegangan jatuh V pada
penghantar semakin besar jika arus I di dalam penghantar semakin besar dan jika tahanan
penghantar Rℓ semakin besar pula. Tegangan jatuh merupakan penanggung jawab terjadinya
kerugian pada penghantar karena dapat menurunkan tegangan pada beban. Akibatnya
hingga berada di bawah tegangan nominal yang dibutuhkan.
23
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
1. Stabilitas tegangan dalam sistem tenaga listrik didefinisikan sebagai kemampuan sistem
tenaga untuk mempertahankan tegangan pada setiap bus dalam sistem di bawah kondisi
normal dan setelah mengalami gangguan.
2. Menurut IEEE, voltage collapse adalah proses di mana ketidakstabilan tegangan
menyebabkan hilangnya tegangan di bagian penting dari sistem.
3. Masalah Stabilitas Dalam Sistem Tenaga Listrik : Stabilitas Steady State dan Stabilitas
Transien
4. Stabilitas jangka pendek biasanya terjadi akibat adanya tanggapan cepat pengendali
tegangan seperti Automatic Voltage Regulator (AVR) atau Flexible AC Transmission
Sistem (FACTS). Sedangkan, stabilitas waktu panjang melibatkan peralatan yang memiliki
tanggapan lambat terhadap perubahan sistem, seperti On-load Tap Charger (OLTP).
5. Stabilitas sudut rotor (Rotor angle stability) berkaitan dengan kemampuan mesin sinkron
saling berhubungan dari sistem kekuasaan untuk tetap sinkron dalam kondisi operasi
normal dan setelah mengalami gangguan.
24
DAFTAR PUSTAKA
http://kiteklik.blogspot.com/2010/07/kestabilan-sistem-tenaga-listrik.html
http://sistem-tenaga-listrik.blogspot.com/2011/05/stabilitas-sistem-tenaga.html
http://electricer.blogspot.com/2008/08/perbaikan-tegangan.html
http://menyimpang.blogspot.com/2014/09/v-behaviorurldefaultvmlo.html

More Related Content

What's hot

What's hot (20)

Perancangan plts off grid (mandiri)
Perancangan plts off grid (mandiri)Perancangan plts off grid (mandiri)
Perancangan plts off grid (mandiri)
 
Sistem proteksi tenaga listrik
Sistem proteksi tenaga listrikSistem proteksi tenaga listrik
Sistem proteksi tenaga listrik
 
Gangguan Pada Sistem Tenaga Listrik
Gangguan Pada Sistem Tenaga ListrikGangguan Pada Sistem Tenaga Listrik
Gangguan Pada Sistem Tenaga Listrik
 
SWITCH GEAR PADA SISTEM TENAGA LISTRIK
SWITCH GEAR  PADA  SISTEM TENAGA LISTRIK SWITCH GEAR  PADA  SISTEM TENAGA LISTRIK
SWITCH GEAR PADA SISTEM TENAGA LISTRIK
 
Voltage sag and swell
Voltage sag and swellVoltage sag and swell
Voltage sag and swell
 
Gardu induk
Gardu indukGardu induk
Gardu induk
 
SISTEM PROTEKSI TENAGA LISTRIK
SISTEM PROTEKSI TENAGA LISTRIK SISTEM PROTEKSI TENAGA LISTRIK
SISTEM PROTEKSI TENAGA LISTRIK
 
PPT Transmisi & Distribusi Listrik Kelompok 1
PPT Transmisi & Distribusi Listrik Kelompok 1PPT Transmisi & Distribusi Listrik Kelompok 1
PPT Transmisi & Distribusi Listrik Kelompok 1
 
Load flow1
Load flow1Load flow1
Load flow1
 
Penyearah Satu Fasa Tidak terkontrol
Penyearah Satu Fasa Tidak terkontrolPenyearah Satu Fasa Tidak terkontrol
Penyearah Satu Fasa Tidak terkontrol
 
Transmisi Daya Listrik
Transmisi Daya ListrikTransmisi Daya Listrik
Transmisi Daya Listrik
 
GARDU DISTRIBUSI
GARDU DISTRIBUSIGARDU DISTRIBUSI
GARDU DISTRIBUSI
 
Generator sinkron
Generator sinkronGenerator sinkron
Generator sinkron
 
Kelebihan dan Kekurangan PLT GEOLOMBANG LAUT
Kelebihan dan Kekurangan PLT GEOLOMBANG LAUTKelebihan dan Kekurangan PLT GEOLOMBANG LAUT
Kelebihan dan Kekurangan PLT GEOLOMBANG LAUT
 
TRANSFORMATOR DAYA
TRANSFORMATOR DAYA TRANSFORMATOR DAYA
TRANSFORMATOR DAYA
 
365589569 pln-s-tower-pdf
365589569 pln-s-tower-pdf365589569 pln-s-tower-pdf
365589569 pln-s-tower-pdf
 
SISTEM PROTEKSI
SISTEM PROTEKSI SISTEM PROTEKSI
SISTEM PROTEKSI
 
Jaringan distribusi tenaga listrik
Jaringan distribusi tenaga listrikJaringan distribusi tenaga listrik
Jaringan distribusi tenaga listrik
 
Generator ac
Generator  acGenerator  ac
Generator ac
 
Bab 10 elektronika daya
Bab 10   elektronika dayaBab 10   elektronika daya
Bab 10 elektronika daya
 

Similar to STABILITAS TEGANGAN

Materi Sistem Proteksi dan Distribusi Energi Listrik SAFIRA.pptx
Materi Sistem Proteksi dan Distribusi Energi Listrik SAFIRA.pptxMateri Sistem Proteksi dan Distribusi Energi Listrik SAFIRA.pptx
Materi Sistem Proteksi dan Distribusi Energi Listrik SAFIRA.pptxPoliteknik Negeri Ujung Pandang
 
Pert. 1 keandalan sistem tenaga listrik
Pert. 1 keandalan sistem tenaga listrikPert. 1 keandalan sistem tenaga listrik
Pert. 1 keandalan sistem tenaga listrikNovia Putri
 
Mgg 2(1) _ Operasi Sistem Tenaga.pdf
Mgg 2(1) _ Operasi Sistem Tenaga.pdfMgg 2(1) _ Operasi Sistem Tenaga.pdf
Mgg 2(1) _ Operasi Sistem Tenaga.pdfBASUKIRAHMAT58
 
protektive relay “Stability, Reclosing, Load Shedding, and Trip Circuit Desig...
protektive relay “Stability, Reclosing, Load Shedding, and Trip Circuit Desig...protektive relay “Stability, Reclosing, Load Shedding, and Trip Circuit Desig...
protektive relay “Stability, Reclosing, Load Shedding, and Trip Circuit Desig...suparman unkhair
 
Regulasi Tegangan by Muhammad Kennedy Ginting
Regulasi Tegangan by Muhammad Kennedy GintingRegulasi Tegangan by Muhammad Kennedy Ginting
Regulasi Tegangan by Muhammad Kennedy GintingMuhammad Kennedy Ginting
 
SISTEM_PROTEKSI_TENAGA_LISTRIK.pdf
SISTEM_PROTEKSI_TENAGA_LISTRIK.pdfSISTEM_PROTEKSI_TENAGA_LISTRIK.pdf
SISTEM_PROTEKSI_TENAGA_LISTRIK.pdfAbdulSurokhman
 
1. Modul Proteksi Tenaga Listrik.pdf
1. Modul Proteksi Tenaga Listrik.pdf1. Modul Proteksi Tenaga Listrik.pdf
1. Modul Proteksi Tenaga Listrik.pdfIWISUKARTO531201031
 
Improvement of damping power system stabilizer and svs supplementary controls
Improvement of damping power system stabilizer and svs supplementary controlsImprovement of damping power system stabilizer and svs supplementary controls
Improvement of damping power system stabilizer and svs supplementary controlsDavid Suban Koten
 
Improvement of damping power system stabilizer and svs supplementary controls
Improvement of damping power system stabilizer and svs supplementary controlsImprovement of damping power system stabilizer and svs supplementary controls
Improvement of damping power system stabilizer and svs supplementary controlsDavid Suban Koten
 
Tugas Kelompok 1 Dasar Pembangkitan dan Pengukuran - Teknik Tegangan Tinggi P...
Tugas Kelompok 1 Dasar Pembangkitan dan Pengukuran - Teknik Tegangan Tinggi P...Tugas Kelompok 1 Dasar Pembangkitan dan Pengukuran - Teknik Tegangan Tinggi P...
Tugas Kelompok 1 Dasar Pembangkitan dan Pengukuran - Teknik Tegangan Tinggi P...Haposan Napitupulu
 
Operasi sistem tenaga listrik 6
Operasi sistem tenaga listrik 6Operasi sistem tenaga listrik 6
Operasi sistem tenaga listrik 6diago igo
 

Similar to STABILITAS TEGANGAN (20)

Materi Sistem Proteksi dan Distribusi Energi Listrik SAFIRA.pptx
Materi Sistem Proteksi dan Distribusi Energi Listrik SAFIRA.pptxMateri Sistem Proteksi dan Distribusi Energi Listrik SAFIRA.pptx
Materi Sistem Proteksi dan Distribusi Energi Listrik SAFIRA.pptx
 
Pert. 1 keandalan sistem tenaga listrik
Pert. 1 keandalan sistem tenaga listrikPert. 1 keandalan sistem tenaga listrik
Pert. 1 keandalan sistem tenaga listrik
 
Mgg 2(1) _ Operasi Sistem Tenaga.pdf
Mgg 2(1) _ Operasi Sistem Tenaga.pdfMgg 2(1) _ Operasi Sistem Tenaga.pdf
Mgg 2(1) _ Operasi Sistem Tenaga.pdf
 
protektive relay “Stability, Reclosing, Load Shedding, and Trip Circuit Desig...
protektive relay “Stability, Reclosing, Load Shedding, and Trip Circuit Desig...protektive relay “Stability, Reclosing, Load Shedding, and Trip Circuit Desig...
protektive relay “Stability, Reclosing, Load Shedding, and Trip Circuit Desig...
 
SISTEM PENGAMAN ( PROTEKSI) TENAGA LISTRIK
SISTEM PENGAMAN ( PROTEKSI) TENAGA LISTRIKSISTEM PENGAMAN ( PROTEKSI) TENAGA LISTRIK
SISTEM PENGAMAN ( PROTEKSI) TENAGA LISTRIK
 
Regulasi Tegangan by Muhammad Kennedy Ginting
Regulasi Tegangan by Muhammad Kennedy GintingRegulasi Tegangan by Muhammad Kennedy Ginting
Regulasi Tegangan by Muhammad Kennedy Ginting
 
NASPUB
NASPUBNASPUB
NASPUB
 
Presenasi transient
Presenasi transientPresenasi transient
Presenasi transient
 
Sptl 1
Sptl 1Sptl 1
Sptl 1
 
Abstrak
AbstrakAbstrak
Abstrak
 
Its undergraduate-22973-2210105029-chapter1
Its undergraduate-22973-2210105029-chapter1Its undergraduate-22973-2210105029-chapter1
Its undergraduate-22973-2210105029-chapter1
 
SISTEM_PROTEKSI_TENAGA_LISTRIK.pdf
SISTEM_PROTEKSI_TENAGA_LISTRIK.pdfSISTEM_PROTEKSI_TENAGA_LISTRIK.pdf
SISTEM_PROTEKSI_TENAGA_LISTRIK.pdf
 
1. Modul Proteksi Tenaga Listrik.pdf
1. Modul Proteksi Tenaga Listrik.pdf1. Modul Proteksi Tenaga Listrik.pdf
1. Modul Proteksi Tenaga Listrik.pdf
 
Improvement of damping power system stabilizer and svs supplementary controls
Improvement of damping power system stabilizer and svs supplementary controlsImprovement of damping power system stabilizer and svs supplementary controls
Improvement of damping power system stabilizer and svs supplementary controls
 
Improvement of damping power system stabilizer and svs supplementary controls
Improvement of damping power system stabilizer and svs supplementary controlsImprovement of damping power system stabilizer and svs supplementary controls
Improvement of damping power system stabilizer and svs supplementary controls
 
STABILITAS DAN OPERASI SISTEM TENAGA LISTRIK
STABILITAS  DAN  OPERASI SISTEM TENAGA LISTRIKSTABILITAS  DAN  OPERASI SISTEM TENAGA LISTRIK
STABILITAS DAN OPERASI SISTEM TENAGA LISTRIK
 
Switchgear,
Switchgear,Switchgear,
Switchgear,
 
Tugas Kelompok 1 Dasar Pembangkitan dan Pengukuran - Teknik Tegangan Tinggi P...
Tugas Kelompok 1 Dasar Pembangkitan dan Pengukuran - Teknik Tegangan Tinggi P...Tugas Kelompok 1 Dasar Pembangkitan dan Pengukuran - Teknik Tegangan Tinggi P...
Tugas Kelompok 1 Dasar Pembangkitan dan Pengukuran - Teknik Tegangan Tinggi P...
 
Paper Seminar Final
Paper Seminar FinalPaper Seminar Final
Paper Seminar Final
 
Operasi sistem tenaga listrik 6
Operasi sistem tenaga listrik 6Operasi sistem tenaga listrik 6
Operasi sistem tenaga listrik 6
 

More from Hastih Leo

PPT INTERPOLASI POLINOMIAL
PPT INTERPOLASI POLINOMIALPPT INTERPOLASI POLINOMIAL
PPT INTERPOLASI POLINOMIALHastih Leo
 
Dampak PLTN terhadap lingkungan
Dampak PLTN terhadap lingkunganDampak PLTN terhadap lingkungan
Dampak PLTN terhadap lingkunganHastih Leo
 
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR II
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR IIMODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR II
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR IIHastih Leo
 
PPT ISOLASI JARINGAN DISTRIBUSI
PPT ISOLASI JARINGAN DISTRIBUSIPPT ISOLASI JARINGAN DISTRIBUSI
PPT ISOLASI JARINGAN DISTRIBUSIHastih Leo
 
PPT MENARA TRANSMISI
PPT MENARA TRANSMISIPPT MENARA TRANSMISI
PPT MENARA TRANSMISIHastih Leo
 
MAKALAH TRANSMISI ARUS BOLAK BALIK KAWAT TANAH
MAKALAH TRANSMISI ARUS BOLAK BALIK KAWAT TANAHMAKALAH TRANSMISI ARUS BOLAK BALIK KAWAT TANAH
MAKALAH TRANSMISI ARUS BOLAK BALIK KAWAT TANAHHastih Leo
 
Makalah KONVERSI ENERGI
Makalah KONVERSI ENERGIMakalah KONVERSI ENERGI
Makalah KONVERSI ENERGIHastih Leo
 
Sebuah program untuk menghitung luar persegi panjang, luas segitiga dan luas ...
Sebuah program untuk menghitung luar persegi panjang, luas segitiga dan luas ...Sebuah program untuk menghitung luar persegi panjang, luas segitiga dan luas ...
Sebuah program untuk menghitung luar persegi panjang, luas segitiga dan luas ...Hastih Leo
 
TUGAS BAHASA C
TUGAS BAHASA CTUGAS BAHASA C
TUGAS BAHASA CHastih Leo
 
TUGAS BAHASA C
TUGAS BAHASA CTUGAS BAHASA C
TUGAS BAHASA CHastih Leo
 

More from Hastih Leo (20)

PPT INTERPOLASI POLINOMIAL
PPT INTERPOLASI POLINOMIALPPT INTERPOLASI POLINOMIAL
PPT INTERPOLASI POLINOMIAL
 
Dampak PLTN terhadap lingkungan
Dampak PLTN terhadap lingkunganDampak PLTN terhadap lingkungan
Dampak PLTN terhadap lingkungan
 
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR II
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR IIMODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR II
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR II
 
PPT ISOLASI JARINGAN DISTRIBUSI
PPT ISOLASI JARINGAN DISTRIBUSIPPT ISOLASI JARINGAN DISTRIBUSI
PPT ISOLASI JARINGAN DISTRIBUSI
 
PPT MENARA TRANSMISI
PPT MENARA TRANSMISIPPT MENARA TRANSMISI
PPT MENARA TRANSMISI
 
MAKALAH TRANSMISI ARUS BOLAK BALIK KAWAT TANAH
MAKALAH TRANSMISI ARUS BOLAK BALIK KAWAT TANAHMAKALAH TRANSMISI ARUS BOLAK BALIK KAWAT TANAH
MAKALAH TRANSMISI ARUS BOLAK BALIK KAWAT TANAH
 
Makalah KONVERSI ENERGI
Makalah KONVERSI ENERGIMakalah KONVERSI ENERGI
Makalah KONVERSI ENERGI
 
Matlab 10
Matlab 10Matlab 10
Matlab 10
 
Matlab 8
Matlab 8Matlab 8
Matlab 8
 
Matlab 7
Matlab 7Matlab 7
Matlab 7
 
Matlab 6
Matlab 6Matlab 6
Matlab 6
 
Matlab 5
Matlab 5Matlab 5
Matlab 5
 
Matlab 4
Matlab 4Matlab 4
Matlab 4
 
Matlab 3
Matlab 3Matlab 3
Matlab 3
 
Matlab 2
Matlab 2Matlab 2
Matlab 2
 
Matlab 1
Matlab 1Matlab 1
Matlab 1
 
Sebuah program untuk menghitung luar persegi panjang, luas segitiga dan luas ...
Sebuah program untuk menghitung luar persegi panjang, luas segitiga dan luas ...Sebuah program untuk menghitung luar persegi panjang, luas segitiga dan luas ...
Sebuah program untuk menghitung luar persegi panjang, luas segitiga dan luas ...
 
TUGAS BAHASA C
TUGAS BAHASA CTUGAS BAHASA C
TUGAS BAHASA C
 
TUGAS BAHASA C
TUGAS BAHASA CTUGAS BAHASA C
TUGAS BAHASA C
 
BAHASA C
BAHASA CBAHASA C
BAHASA C
 

Recently uploaded

Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industri
Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia IndustriTransfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industri
Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industririzwahyung
 
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptxAnnisaNurHasanah27
 
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptx
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptxPPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptx
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptxHamidNurMukhlis
 
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptx
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptxPPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptx
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptxYehezkielAkwila3
 
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptxSesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx185TsabitSujud
 
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptx
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptxQCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptx
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptxdjam11
 
Kelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdf
Kelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdfKelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdf
Kelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdfVardyFahrizal
 
Materi Safety Talk Persiapan Libur Lebaran
Materi Safety Talk Persiapan Libur LebaranMateri Safety Talk Persiapan Libur Lebaran
Materi Safety Talk Persiapan Libur LebaranSintaMarlina3
 
Ahli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptx
Ahli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptxAhli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptx
Ahli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptxarifyudianto3
 

Recently uploaded (9)

Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industri
Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia IndustriTransfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industri
Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industri
 
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
 
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptx
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptxPPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptx
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptx
 
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptx
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptxPPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptx
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptx
 
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptxSesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx
 
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptx
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptxQCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptx
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptx
 
Kelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdf
Kelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdfKelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdf
Kelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdf
 
Materi Safety Talk Persiapan Libur Lebaran
Materi Safety Talk Persiapan Libur LebaranMateri Safety Talk Persiapan Libur Lebaran
Materi Safety Talk Persiapan Libur Lebaran
 
Ahli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptx
Ahli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptxAhli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptx
Ahli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptx
 

STABILITAS TEGANGAN

  • 1. 1 KESTABILAN TEGANGAN DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
  • 2. 2 DAFTAR ISI SAMPUL ......................................................................................................................1 DAFTAR ISI.................................................................................................................2 KATA PENGANTAR .................................................................................................3 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG ............................................................................................4 1.2 RUMUSAN MASALAH........................................................................................4 1.3 TUJUAN .................................................................................................................5 BAB II PEMBAHASAN 2.1 DEFINITION VOLTAGE STABILITY ................................................................6 2.2 VOLTAGE COLLAPSE ........................................................................................6 2.3 VOLTAGE STABILITY : SUBCATEGORIES ....................................................8 2.4 SHORT TERM VOLTAGE STABILITY..............................................................13 2.5 LONG TERM VOLTAGE STABILITY............................................................. 14 2.6 BASIF BETWEEN VOLTAGE AND ROTOR ANGLE STABILITY ...............16 2.7 PREVENTIVELY ACTION ................................................................................19 2.8 CORRECTIVELY ACTION ................................................................................21 2.9 VOLTAGE INSTABILITY TO SIGNIFICANT VOLTAGE DROP..................21 BAB III PENUTUP 3.1 KESIMPULAN.....................................................................................................23 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................24
  • 3. 3 KATA PENGANTAR Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang Kestabilan Tegangan. Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya untuk masyarakan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca. Makassar, 10 Desember 2016 KELOMPOK 2
  • 4. 4 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam pembangkitan tenaga listrik, kestabilan tegangan merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan karena dapat mempengaruhi sistem tegangan. Ketidakstabilan tegangan akan menyebabkan ketidakstabilan sistem tenaga secara keseluruhan, terutama kualitas dan kemampuan pengiriman daya dari pembangkit ke konsumen, kondisi terparah terjadinya mekanisme pelepasan beban. Dalamsisteminterkoneksi skalabesar,alatpenstabil tegangan manual tidak pernah dipakai dan sebagai gantinya dipasang sebuah peralatan penstabil tegangan otomatis yang dinamakan Automatic Voltage Regulator (AVR) disetiap generator. Faktor-faktor yang mempengaruhi kestabilan tegangan antara lain kenaikan pembebanan saluran transmisi, kendala pengaturan daya reaktif, dinamika OLTC (on load tap changer) trafo dan karakteristik beban juga mempengaruhi kestabilan tegangan tersebut. Kestabilan tegangan sistempraktis ditentukan oleh kestabilan sistemregulasi tegangan yang dilakukan oleh sistem eksitasi yang terdapat dalam generator dan beberapa rangkaian pengendalilain yang terintegrasi dalam suatu sistem. Komponen pengendalian yang terdapat pada Automatic Voltage Regulator (AVR )terdiri dari amplifier, exciter, generator, sensor dan pengendali. Pengendalian sistemAutomatic VoltageRegulator (AVR)ini bisadilakukan dengan berbagai jenis pengendali dan metoda diantaranya pengendali Proporsional (P), pengendali Proporsional Integral (PI), pengendali Proporsional Diferensial (PD),pengendali Proporsional Integral Diferensial (PID), metoda Linear Quadratic Regulator (LQR),metoda Logika Fuzzy, metoda Linear Quadratic Gaussian (LQG), metoda Linear Quadratic Gaussian -Loop Trasnfer Recovery (LQG -LTR) dan sebagainya. 1.2. Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan Voltage Stability? 2. Apa yang dimaksud dengan Voltage Collapse? 3. Apa sub-kategori dari Voltage Stability? 4. Apa perbedaan kestabilan tegangan dan sudut rotor? 5. Apa tindakan yang harus dilakukan ketika terjadi ketidakstabilan tegangan?
  • 5. 5 1.3. Tujuan 1. Mengetahui pengertian Voltage Stability. 2. Mengetahui pengertian Voltage Collapse. 3. Mengetahui Sub-Kategori dari Voltage Stability. 4. Mengetahui perbedaan dari kestabilan tegangan dan sudut rotor. 5. Mengetahui tindakan yang harus dilakukan ketika terjadi ketidakstabilan tegangan.
  • 6. 6 BAB II PEMBAHASAN 2.1. Definition Voltage Stability Stabilitas tegangan dalam sistem tenaga listrik didefinisikan sebagai kemampuan sistem tenaga untuk mempertahankan tegangan pada setiap bus dalam sistem di bawah kondisi normal dan setelah mengalami gangguan. Dalam kondisi operasi normal tegangan dari sistem tenaga stabil, tapi ketika kesalahan atau gangguan terjadi dalam sistem, tegangan menjadi tidak stabil hasil ini dalam penurunan progresif dan tak terkendali tegangan. stabilitas tegangan kadang- kadang juga disebut stabilitas beban. Karena ketidakstabilan tegangan, sistem tenaga dapat mengalami jatuh tegangan, jika pasca-gangguan tegangan ekuilibrium dekat beban di bawah batas yang dapat diterima. Jatuh tegangan juga didefinisikan sebagai suatu proses dimana ketidakstabilan tegangan memberikan keuntungan dari profil tegangan yang sangat rendah di bagian penting dari sistem. Tegangan runtuhnya mungkin pemadaman total atau sebagian. Ketidakstabilan tegangan persyaratan dan tegangan runtuhnya sering digunakan secara bergantian. Batas stabilitas tegangan dapat didefinisikan sebagai tahap pembatas dalam sistem tenaga luar yang tidak ada jumlah injeksi daya reaktif akan menaikkan tegangan sistem ke keadaan nominalnya. Tegangan sistem hanya dapat disesuaikan dengan suntikan daya reaktif sampai stabilitas tegangan sistem dipertahankan. Ketidakstabilan tegangan dianggap sebagai ancaman utama terhadap stabilitas, keamanan, dan kehandalan dalam sistem tenaga modern. 2.2. Voltage Collapse Voltage Collapse adalah suatu masalah yang serius dalam sistem kelistrikan pada banyak negara. Masalah ini sangat penting sekali dalam pengoperasian dan perencanaan sistem tenaga listrik. Terjadinya pembebanan secara tiba-tiba karena ada beban melebihi kapasitas dibebankan ke sistematau dapat juga dengan terjadinya trip satu unit pembangkit (generator) dan satu unit sirkit, jikatidak ditanggulangisecepatnyamaka akan mengakibatkan keruntuhan tegangan (Voltage collapse) yang dapat membahayakan sistem.
  • 7. 7 Menurut IEEE, voltage collapse adalah proses di mana ketidakstabilan tegangan menyebabkan hilangnya tegangan di bagian penting dari sistem. Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan voltage collapse diantaranya : a. Stress pada sistem akibat pembebanan daya aktif yang besar. b. Ketidakseimbangan sumber daya reaktif. c. Tidak bekerjanya relay proteksi dengan baik. d. Gangguan besar seperti terjadinya kerusakan pada unit pembangkit besar (sumber daya reaktif) yang berada dekat pusat beban ataukah terjadinya kerusakan pada salah satu saluran transmisi yang parallel sehingga saluran transmisi lainnya akan menerima beban yang lebih besar akibatnya rugi-rugi reaktif transmisi juga akan besar. e. Panjangnya saluran antara pembangkit dengan pusat-pusat beban apalagi bila saluran tersebut dibebani sampai melampaui SIL (Surge Impedance Load), maka saluran tersebut akan menyerap daya reaktif dengan cepat. f. Cara kerja OLTC selama kondisi tegangan rendah. g. Koordinasi yang kurang baik antara kontrol sistemdengan pengaman sistemtenaga listrik. Voltage collapse terjadi pada sistem tenaga bila terdapat pembebanan yang berlebihan dan kekurangan supplay daya reaktif. Voltage collapse merupakan suatu ketidakstabilan teganganyang melibatkan banyak komponen dalamsistemtenaga meskipun Voltagecollapse biasanya terjadi dalam sebuah area khusus. Voltage collapse terjadi pada bus akibat permintaan akan daya reaktif yang tidak terkendali sehingga tegangan pada bus mengalami penurunan, hal ini disebabkan oleh supplay daya reaktif yang dihasilkan oleh generator tidak mencukupi dan sangat terbatas serta kurangnya daya reaktif yang disediakan oleh kapasitor pada saat tegangan turun. Pencegahan Kegagalan Sistem akibat Voltage Collapse 1. Perencanaan model sistem 1) Pemasangan kompensator daya reaktif. Contohnya memasang kapasitor shunt. Kapasitor shunt Berfungsi untuk memperlebar batas tegangan kestabilan hingga titik tertentu dengan memperbaiki power faktor dari
  • 8. 8 sistem. Kapasitor shunt juga dapat digunakan sebagai cadangan daya reaktif pada generator sehingga dapat mencegah terjadinya voltage collapse di berbagai kondisi sistem. 2) Pengendalian tegangan jaringan dan keluaran daya reaktif generator. 3) Koordinasi proteksi / kontrol. 4) Kontrol transformator tap changer. On Load Tap Changer dapat diartikan mengubah tap dalam keadaan berbeban artinya peralatan ini dapat melakukan perubahan tap untuk menambah atau mengurangi jumlah kumparan(dalamhal ini disebutkumparanbantu) tanpaharusmelakukanpemadamanterlebih dahulu, sehinggasecaraumum On Load Tap changer atau yang disingkat OLTC merupakan peralatan yang dipasang pada transformator untuk memperbaiki kualitas tegangan pada sisi sekunder dengan memilih rasio tegangan tanpa melakukan pemadaman, dimana rasio tegangan ini ditentukan oleh kumparan tegangan yang dihubungkan dengan tap selector pada OLTC. Seperti yang telah diketahui bahwasannya tegangan yang diterima oleh konsumen hendaknya stabil untuk menyalakan peralatan-peralatan yang bekerja oleh energy listrik, hal ini agaknya berbanding terbalik dengan tegangan di sistemyang tidak stabil atau bersifat fluktuatif hal ini selain disebabkan oleh perubahan beban juga dipengaruhi oleh banyaknya daya yang dibangkitkan oleh pembangkit-pembangkit, oleh karena itu diperlukanlah sebuah alat yang dapat mengatasi masalah tersebut, sehingga munculah yang disebut OLTC yang berfungsi untuk memperbaiki tegangan yang disalurkan ke konsumen sehingga tegangan yang samapai ke konsumen stabil, tentunya stabil pada tegangan sistem konsumen. 2.3. Voltage Stability : Sub-Categories Penyebab utama ketidakstabilan tegangan adalah ketidak mampuan sistem tenaga untuk memenuhi permintaan daya reaktif. Inti dari permasalahan ini biasanya berhubungan dengan susut tegangan yang terjadi pada saat daya aktif dan daya reaktif mengalir melalui reaktansi induktif pada jaringan transmisi. Secara mendasar masalah kestabilan berarti menjaga sinkronisasi operasi sistemtenaga. Kestabilan pada sistemtenaga listrik merupakan masalah yang sangat penting dalam penyediaan daya kepada konsumen. Masalah kestabilan yang sering terjadi disini adalah masalah beban lebih, berkurangnya pasokan daya reaktif
  • 9. 9 yang pada akhirnya akan menempatkan sistempada kondisi voltage collapse dan akan terjadi kemungkinan terburuk yaitu terjadinya blackout. Kestabilan tegangan biasanya termasuk saat terjadi gangguan besar ( termasuk kenaikan beban / transfer daya yang sangat besar ). Tegangan akan mengalami osilasi, dan terjadi ketidakstabilan sistem kontrol. Ketidakstabilan ini bisa terjadi akibat nilaigainpada statik var kompensator yang terlalu besar, atau deadband pada tegangan yang mengatur shunt capacitor bank yang terlalu kecil. Maka dibutuhkan suatu voltage security, yaitu kemampuan sistem, tidak hanya untuk beroperasi secara stabil, tetapi juga stabil saat kondisi terburuk atau saat terjadi kenaikan beban. Stabilitas sistem tenaga telah menjadi perhatian utama dalam sebuah sistem operasi. Perhatian itu muncul dari fakta bahwa pada kondisi keadaan mantap (steady-state), kecepatan rata-rata untuk semua generator harus sama. Kondisi tersebut dinamakan pada operasi sinkron dari sebuah sistem yang terinterkoneksi. Gangguan kecil atau besar pada sistem tenaga berdampak pada operasi sinkron. Sebagai contoh, kenaikan atau ketrurunan tiba-tiba pada beban , atau akibat rugi pembangkitan menjadi salah satu jenis gangguan yang berpengaruh sangat signifikan terhadap sistem. Jenis lain dari gangguan adalah jaring transmisi yang terputus, beban lebih, atau hubung singkat. Dengan demikian diharapkan stabilitas sistem akan menuju ke keadaan mantap dalam waktu singkat setelah gangguan menghilang. Gangguan dapat dibagi menjadi 2 kategori, yaitu gangguan kecil dan gangguan besar. Gangguan kecil merupakan satu dari elemen sistem dinamik yang dapat dianalisis menggunakan persamaan linear (analisis sinyal kecil). Gangguan kecil yang terjadi berupa perubahan beban pada sisi beban atau pembangkit secara acak, pelan, dan jatuh bertingkat. Jatuh (trip) yang dialami oleh jaring tenaga listrik dianggap sebagai gangguan kecil jika pengaruhnya terhadap aliran daya sebelum gangguan pada jaring itu tidak signifikan. Bagaimanapun juga, gangguan yang menghasilkan kejutan tiba-tiba pada tegangan bus adalah jenis gangguan besar yang harus dihilangkan secepatnya. Jika tidak dihilangkan secepatnya, gangguan itu akan sangat mempengaruhi kestabilan sistem. Tidak hanya besar gangguan, waktu gangguan juga berpengaruh terhadap kestabilan sistem. Gangguan Terhadap Stabilitas : Gangguan Kecil
  • 10. 10 Merupakan satu dari elemen sistem dinamik yang dapat dianalisis menggunakan persamaan linear (Analisis sinyal kecil). Gangguan kecil yang terjadi berupa perubahan beban pada sisi beban atau pembangkit secara acak, pelan dan bertingkat. Jatuh (trip) yang dialami oleh jaring tenaga listrik dianggap sebagai gangguan kecil jika pengaruhnya terhadap aliran daya sebelum gangguan pada aliran itu tidak signifikan. Gangguan Besar Gangguan ini bersifat mendadak, yakni gangguan yang menghasilkan kejutan tegangan tiba tiba pada tegangan bus. Gangguan besar ini harus secepatnya dihilangkan, jika tidak dihilangkan secepatnya, gangguan tersebut sangat mempengaruhi kestabilan sistem. Tidak hanya gangguan, waktu gangguan juga berpengaruh terhadap kestabilan sistem. Meskipun kestabilan sebuah sistemdapat dilihat secara menyeluruh dan meluas, tetapi untuk tujuan analisis suatu sistem, maka Masalah Stabilitas Dalam Sistem Tenaga Listrik Stabilitas Steady State Adalah kemampuan dari suatu sistem tenaga untuk mempertahankan sinkronisasi antara mesin mesin dalam sistem, setelah mengalami gangguan kecil. Analisis stabilitas steady-state menggunakan pendekatan model linear. Stabilitas steady-state pada sistem tenaga dapat disebut sebagai kestabilan sinyal kecil (small signal stability). Stabilitas steady state merupakan sebuah fungsi dari kondisi operasi. stabilitas steadystate jugadapat didefinisikan sebagaikemampuan sistemtenaga listrik untuk tetap menjaga sinkronisasi diantara mesin dalam sistem dan saluran external apabila terjadi perubahan beban baik secara normal ataupun lambat. Stabilitas steady state bergantung kepada batas-batas transmisi dan kapasitas pembangkitan dan efektifitas perangkat kontrol otomatis, terutama untuk regulasi tegangan automatis (AVR) pada generator. Pernyataan diatas juga berlaku untuk kestabilan transient dan dinamik. Apabila beban pada generator meningkat maka, rotasi rotor akan melambat, dan sebaliknya, akan semakin cepat apabila beban menurun. Pada kondisi normal, perubahan sudut rotor akan sedikit mengalami “overshoot”, yaitu akan sedikit lebih lambat atau lebih cepat. Pada kondisi stabil maka osilasi akan tetap terjadi sampai akhirnya berada pada posisi
  • 11. 11 tertentu untuk kondisi beban yang baru. Apabila rotor berada pada kondisi tetap yang hanya terjadi dalam waktu yang cepat, maka mesin dapat dikatakan dalam keadaan stabil, dan osilasi dikatakan memiliki damping yang baik. Swing pada kondisi yang telah dijelaskantersebut biasanyaterlalu cepat untuk direspon oleh governor pada mesin. Bagaimanapun juga, sistemeksitasi generator yang cepat beraksi (eksiter dan regulasiteganganpada generator) akanpeka terhadap perubahan teganganyang menyebabkan osilasi sudut rotor dan memperkuat atau memperlemah medan generator, sehingga mempengaruhi kecepatan mesin untuk mencapai kondisi operasi yang stabil. Kondisi yang telah dijabarkan diatas akan selalu ada pada sistemtenaga listrik karena beban yang ada akan selalu bertambah dan ada pula yang hilang, dan semua generator yang terinterkoneksi harus selalu menyesuaikan energi input, sudut rotor, dan eksitasi agar sesuai dengan kondisi pada saat itu juga. Stabilitas Transien Adalah kemampuan dari suatu sistem tenaga untuk mempertahankan sinkronisasi setelah megalami gangguan besar yang bersifat mendadak selama sekitar satu “swing” (yang pertama) dengan asumsi bahwa pengatur tegangan otomatis (AVR) dan governor belum bekerja. Analisis Stabilitas transien menggunakan pendekatan model non linear. Stabilitas transien merupakan fungsi dari kondisi operasi dan gangguan. Kestabilan transien juga dapat didefinisikan sebagai kemampuan sistem tenaga untuk mencapai kondisi stabiloperasi baru yang dapat diterima setelahsistemmengalami gangguan besar. Analisis kestabilan transien menggunakan pendekatan model nonlinear. Kestabilan transien pada sistemtenaga adalah respon output yang mencapai kondisi operasi steadystate yang diizinkan dan sistemyang dapat kembali ke posisi semula pada saat sistemmengalami gangguan. Kestabilan transien merupakan fungsi dari kondisi operasi dan gangguan. Situasi yang lebih hebat akan terjadi bila pembangkitan atau beban besar hilang dari sistem atau terjadi gangguan pada saluran tranmisi. Pada kasus semacam itu stabilitas transient harus cukup kuat untuk mempertahankan diri terhadap kejutan (shock) atau perubahan beban yang relatif besar yang terjadi. Stabilitas transient adalah kemampuan sistem untuk tetap pada kondisi sinkron (sebelum terjadi aksi dari kontrol governor) yang mengikuti gangguan pada sistem.
  • 12. 12 Setelah hilangnya pembangkitan atau beban besar secara tiba-tiba, keseimbangan antara energi input dan output elektris pada sistem akan hilang. Jika energi input tidak lagi mencukupi, inersia rotor mesin yang masih bekerja, pada periode yang singkat akan melambat. Apabila beban hilang maka energi input pada sistemakan melebihi beban elektris, dan mesin akan bergerak semakin cepat. Bermacam-macam faktor mempengaruhi stabilitas sistem, seperti kekuatan pada jaringan transmisi didalamsistemdan saluran pada sistemyang berdekatan, karaktristik pada unit pembangkitan, termasuk inersia pada bagian yang berputar, dan properti elektris seperti reaktansi transient dan karakteristik saturasi magnetik pada besi stator dan rotor. Faktor penting lainnya adalah kecepatan dimana saluran atau perlengkapan yang terjadi gangguan dapat diputus (disconnect ) dan, dengan reclosing otomatis pada saluran transmisi, yang menentukan seberapa cepat saluran dapat beroperasi lagi. Sebagaimana pada stabilitas steady-state, kecepatan respon pada sistem eksitasi generator merupakan faktor yang penting dalam mempertahankan stabilitas transient. Gangguan pada sistem biasanya diikuti oleh perubahan tegangan yang cepat pada sistem, dan pemulihan kembali tegangan dengan cepat menuju ke kondisi normal merupakan hal yang penting dalam mempertahankan stabilitas. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, stabilitas transient adalah kemampuan untuk tetap pada kondisi sinkron selama periode terjadinya gangguan dan sebelum adanya reaksi dari governor. Pada umumnya ayunan pertama pada rotor mesin akan terjadi selama satu detik setelah gangguan, tetapi waktu yang sebenarnya bergantung pada karakteristik mesin dan sistem transmisi. Setelah periode ini, governor akan mulai bereaksi, biasanya sekitar 4 hingga 5 detik, dan stabilitas dinamis akan efektif. Selama periode peralihan, tegangan terminal, sudut rotor dan frekuensi akan berubah. Besarnya tegangan kumparan medan akan dipengaruhi oleh: 1. Arus induksi pada kumparan peredam (damper winding) selamaterjadinya perubahan nilai arus pada kumparan jangkar. Konstanta waktu terjadinya arus ini berkisar antara 0.1 detik dan disebut “efek subtransient”. 2. Arus induksi pada kumparan medan selama terjadinya perubahan mendadak pada arus kumparan jangkar. Kostanta waktu untuk periode ini berkisar 2 detik dan disebut sebagai “efek transient”.
  • 13. 13 Telaahkestabilanperalihan bertujuan untuk menentukan apakah sistemtadi akan tetap dalam keadaan serempak setelah terjadinya gangguan berat, misalnya gangguan sistem transmisi, perubahan beban yang mendadak, terputusnya unit pembangkit, atau pemutaran saklar (switching) saluran. Telaah semacam ini telah dimulai lebih dari 50 tahun yang lalu, tetapi pada saat itu hanya terbatas pada pada pembahasan masalah dinamis yang menyangkut tidak lebih dari dua buah mesin. Sistem daya masa kini jauh lebih luas, ditambah dengan sistem interkoneksi yang rumit dan melibatkan banyak mesin. Masalah kestabilan peralihan menyangkut gangguan besar yang tidak lagi memungkinkan proses kelinieran, sehingga persamaan tidak linier differensial dan aljabar harus diselesaikandenganmetoda langsung atau dengan prosedur iterasi.Masalahkestabilan peralihan dapat lebih lanjut dibagi kedalam kestabilan ayunan pertama (first-swing) dan ayunan majemuk (multiswing). Kestabilan ayunan pertama didasarkan pada model generator yang cukup sederhana tanpa memasukkan sistem pengaturannya. Biasanya periode waktu yang periode waktu yang diselidiki adalah detik pertama setelah timbulnya gangguan pada sistem. Bila mesin dikatakan berada dalam kondisi serempak sebelum berakhirnya detik pertama, maka kita katakan sisteministabil.Masalahkestabilan ayunan majemuk mencakup periode telaah yang lebih lama, dan karenanya harus mempertimbangkan juga pengaruh sistem pengaturan generator terhadap kinerja mesin didalam periode waktu yang cukup lama. Model – model mesin dengan perincian yang lebih tinggi harus dibuat untuk menggambarkan kinerjanya dengan tepat. 2.4. Short Term Voltage Stability Dalamstudi kestabilan tegangan,akibat terjadinya gangguankemampuan systemuntuk kembali stabil terbagi dua, yaitu stabilitas jangka pendek dan stabilitas jangka panjang. Stabilitas jangkapendek biasanyaterjadi akibat adanya tanggapan cepat pengendali tegangan seperti Automatic Voltage Regulator (AVR) atau Flexible AC Transmission Sistem (FACTS). Sedangkan, stabilitas waktu panjang melibatkan peralatan yang memiliki tanggapan lambat terhadap perubahan sistem, seperti On-load Tap Charger (OLTP). AVR adalah sebuah Stabilizer yang mempunyai fungsi untuk menstabilkan tegangan listrik untuk peralatan-peralatan elektronik (komputer, kulkas, televisi, dan beberapa peralatan industri lain) di rumahmaupunperusahaan. Olehsebabitulah AVR seringdisebutsebagai STAVOL atau Stabilizer Voltage.
  • 14. 14 Prinsip Kerja Sistem pengoperasian unit AVR atau STAVOL memiliki fungsi untuk menjaga tegangan generator tetap stabil dan tidak terpengaruh oleh perubahan beban listrik yang selalu berubah-ubah dimana tegangan yang berubah-ubah itu sangat mempengaruhi tegangan di output generator. Prinsip kerja AVR Generator adalah mengatur arus penguatan (excitacy) pada exciter. Apabila tegangan output generator dibawah tegangan batas normal, maka AVR atau STAVOL akan memperbesar arus tegangan, begitu juga sebaliknya. Maka jika ada perubahan tegangan pada output generator, AVR atau STAVOL akan menstabilkannya dengan otomatis tanpa perlu Anda mensettingnya secara manual. FACTS ( Flexible AC Transmission Sistem ) pada dasarnya, FACTS adalah kumpulan peralatan yang dibuat dari komponen Elektronik solid state untuk pengaturan atau pengendalian daya listrik secara fleksibel. FACTS diharapkan untuk dapat menggantikan peralatan kendali daya listrik mekanik yang saat ini umum dipasang pada jaringan transmisi listrik seperti pemutus rangkaian (Circuti braker), perubah tegangan variabel (transformer tap changers), Shunt Capacitor Switches, dan lainnya. 2.5. Long Term Voltage Stability On-load Tap Charger (OLTP). Besarnya panjang saluran distribusi menimbulkan masalah tersendiri, yakni drop tegangan yang semakin parah ketika saluran distribusi tersebut semakin panjang. Belum lagi jika beban semakin besar, tentu drop tegangan akan semakin naik menurut persamaan . Bisa dibayangkan bahwa pada konsumen yang terletak jauh dari feedertentu merasa paling menderita karena seringkali tegangan yang sampai sudah diluar batasan kualitas yang ditetapkan PLN (-10% dan +5% untuk jaringan distribusi). Seiring dengan kemajuan teknologi, ada beberapa cara untuk memperbaiki regulasi tengangan itu. Salah satunya dengan menggunakan OLTC transformator. Secara singkat, sebenarnya trafo OLTC bekerja dengan mengubahan sadapan (tap) pada trafo sehingga dihasilkan transformasi tegangan yang bisa berubah-ubah
  • 15. 15 antara sisi primer dengan sisi sekunder. Komponen dari trafo OLTC itu sendiri adalah sebagai berikut. Selector switch Saklar yang digunakan untuk memilih posisi tap yang sesuai dengan kebutuhan. Reactor Pada saat merubah posisi tap, arus tidak boleh berubah seketika. Reactor digunakan untuk meningkatkan impedans dan membatasi besar arus sirkulasi yang mengalir karena pergeseran posisi selector switch pada masa transisi mengakibatkan adanya perbedaan tengangan pada reactor. Vacuum switch Berfungsi sebagai pemutus dan penyambung rangkaian pada tahapan perubahan posisi tap. Bypass switch Mirip seperti vacuum switch yang berfungsi sebagai pemutus dan penyambung rangkaian pada tahapan perubahan posisi tap. Gambar (a) adalah posisi tap awal dan gambar (g) merupakan posis tap setelah diubah.  Pada gambar (a) selector switch berada pada tap yang sama sehingga impedans reaktornya = 0 karena fluks magnet kedua reactor saling meniadakan.  Pada gambar (b) bypass switch A terbuka.  Pada gambar (c) posisi salah satu tap berpindah.  Pada gambar (d) bypass switch A tertutup kembali. Terjadi arus sirkulasi yang besarnya dibatasi oleh reactor.  Pada gambar (e) bypass switch B terbuka.  Pada gambar (f) posisi tap yang kedua kini berpindah.  Pada gambar (g) bypass switch B tertutup kembali. Proses perubahan tap selesai dan menghasilkan rasio tegangan primer-sekunder yang berbeda dibandingkan dengan keadaan sebelumnya.
  • 16. 16 Penggunaan trafo ini sebagai salah satu cara untuk memperbaiki regulasi tegangan semakin populer karena bersifat adaptif (mampu menyesuaikan kebutuhan). Pada trafo tersebut ada berbagai maca peralatan kontrol dan sensor yang mampu mengukur serta kemudian merespon drop tegangan yang terjadi sehingga secara otomatis posisi tap akan diubah. Proses perubahan posisi tap pada trafo OLTC ini bisa dilakukan secara otomatis dengan kendali motor atau secara manual. Trafo OLTC ini biasanya diletakkan pada gardu induk distribusi. 2.6. Basic For Distinction Between Voltage And Rotor Angle Stability Konsep Dasar Kestabilan Tegangan Kestabilan tegangan adalah kemampuan dari suatu sistem tenaga untuk selalu siap mempertahankan tegangan yang diterima disetiapbus dalam sistemtersebut saatberoperasi normal dan atau setelahmengalami gangguan.Suatu sistemmemasuki situasiketidakstabilan tegangan ketika terjadi gangguan, meningkatnya permintaan beban atau perubahan dalam kondisi sistem yang mengakibatkan perubahan yang drastis dan tidak terkontrolnya penurunan tegangan. Penyebab utama ketidakstabilan tegangan adalah ketidakmampuan suatu sistem tenaga untuk memenuhi permintaan daya reaktif. inti dari permasalahannya adalah penurunan tegangan yang terjadi ketika daya aktif dan reaktif mengalir melalui reaktansi induktif yang dihubungkan dengan jaringan transmisi. Kriteria kestabilan untuk suatu tegangan dapat dipenuhi jika besarnya tegangan pada setiap bus dalam suatu sistem yang sedang beroperasi akan meningkat besarnya seiring dengan meningkatnya injeksi daya reaktif pada bus yang sama. Suatu sistemdikatakan tidak stabil jika dalam sistem tersebut sedikitnya terdapat sebuah bus yang mengalami penurunan besarnya tegangan bersamaan pada saat injeksi daya reaktif diberikan pada bus yang sama. Atau dengan kata lain tegangan suatu sistemstabil jika sensitivitas V-Q nya positif untuk setiap bus, dan menjadi tidak stabil jika sensitivitas V-Q nya negative setidaknya pada sebuah bus. Ketidakstabilan tegangan dapat terjadi dalam beberapa cara yang berbeda, untuk menjelaskannya dapat ditunjukkan seperti pada gambar 6.1. yaitu dengan mengilustrasikan jaringan dengan dua buah terminal yang berisi sebuah sumber tegangan konstan (Es) yang mensuplai beban (ZLD) melalui sebuah impedansi seri (ZLN).
  • 17. 17 Gangguan dapat dibagi menjadi 2 kategori, yaitu gangguan kecil dan gangguan besar. Gangguan kecil merupakan satu dari elemen sistem dinamik yang dapat dianalisis menggunakan persamaan linear (analisis sinyal kecil). Gangguan kecil yang terjadi berupa
  • 18. 18 perubahan beban pada sisi beban atau pembangkit secara acak, pelan, dan jatuh bertingkat. Jatuh (trip) yang dialami oleh jaring tenaga listrik dianggap sebagai gangguan kecil jika pengaruhnya terhadap aliran daya sebelum gangguan pada jaring itu tidak signifikan. Bagaimanapun juga, gangguan yang menghasilkan kejutan tiba-tiba pada tegangan bus adalah jenis gangguan besar yang harus dihilangkan secepatnya. Jika tidak dihilangkan secepatnya, gangguan itu akan sangat mempengaruhi kestabilan sistem. Tidak hanya besar gangguan, waktu gangguan juga berpengaruh terhadap kestabilan sistem. Gangguan Terhadap Stabilitas : A. Gangguan Kecil Merupakan satu dari elemen sistem dinamik yang dapat dianalisis menggunakan persamaan linear (Analisis sinyal kecil). Gangguan kecil yang terjadi berupa perubahan beban pada sisi beban atau pembangkit secara acak, pelan dan bertingkat. Jatuh (trip) yang dialami oleh jaring tenaga listrik dianggap sebagai gangguan kecil jika pengaruhnya terhadap aliran daya sebelum gangguan pada aliran itu tidak signifikan. B. Gangguan Besar Gangguan ini bersifat mendadak, yakni gangguan yang menghasilkan kejutan tegangan tiba tiba pada tegangan bus. Gangguan besar ini harus secepatnya dihilangkan, jika tidak dihilangkan secepatnya, gangguan tersebut sangat mempengaruhi kestabilan sistem. Tidak hanya gangguan, waktu gangguan juga berpengaruh terhadap kestabilan sistem. Meskipun kestabilan sebuah sistemdapat dilihat secara menyeluruh dan meluas, tetapi untuk tujuan analisis suatu sistem, maka Konsep Dasar Kestabilan Sudut Rotor Stabilitas sudut rotor (Rotor angle stability) berkaitan dengan kemampuan mesin sinkron saling berhubungan dari sistemkekuasaanuntuk tetap sinkron dalam kondisi operasi normal dan setelah mengalami gangguan. Hal ini tergantung pada kemampuan untuk mempertahankan / mengembalikan keseimbangan antara torsi elektromagnetik dan mekanik torsi setiap mesin sinkron dalam sistem . Perubahan torsi listrik dari mesin sinkron menyusul adanya gangguan bisa diselesaikan menjadi dua komponen: • Komponen torsi Sinkronisasi , dalam fase dengan gangguan sudut rotor. • Komponen torsi Damping , dalam fase dengan deviasi kecepatan
  • 19. 19 Untuk kenyamanan dalam analisis dan untuk mendapatkan wawasan yang bermanfaat sifat masalah stabilitas ,dapat berguna untuk mengkarakterisasi stabilitas sudut rotor dalam hal dua subkategori sebagai berikut : 1. Gangguan kecil (atau sinyal kecil ) stabilitas sudut rotor berkaitan dengan kemampuan daya sistem untuk mempertahankan sinkronisme pada gangguan kecil . Gangguan dianggap harus cukup kecil yang Linearisasi persamaan sistem diperbolehkan untuk tujuan analisis . Gangguan tersebut sering ditemui dalam operasi sistemnormal , seperti perubahan beban. 2. Gangguan besar stabilitas sudut rotor atau stabilitas transien , seperti yang biasa disebut , yang bersangkutan dengan kemampuan sistem tenaga untuk mempertahankan sinkronisme ketika mengalami parah gangguan transien . Rumus persamaan ayunan 2.7. Preventively Action Penyaluran tenaga listrik harus mempunyai kualitas yang baik, andal dan kontinuitasnya harus terjamin. Sedang dari uraian diatas gangguan pada sistemtenaga listrik ada yang tidak dapat dihindari, mengingat pertimbangan tekno ekonomi. Untuk mengusahakan memperkecil kemungkinan terjadinya gangguan dapat diusahakan dengan cara sebagai berikut :  Memakai isolasi yang baik untuk semua peralatan.  Membuat koordinasi isolasi yang baik antara ketahanan isolasi peralatan dan arester ataupun batang tanduk.  Memakai kawat dan membuat tahanan tanah kaki menara sekecil mungkin serta selalu diadakan pengecekan.  Membuat perencanaan yang baik untuk mengurangi pengaruh luar dan menguranai atau menghindarkan sebab-sebab gangguan mekanis, polusi, kontaminasi, binatang dsb.  Pemasangan yang baik, yaitu pada saatpemasangan harus mengikuti peraturan- peraturan yang betul.  Menghindari kemungkinan kesalahan operasi yaitu dengan membuat prosedur tata cara operasional (standing operational procedur, SOP) dan diadakan jadwal pemeliharaan yang rutin.
  • 20. 20  Memasang kawat tanah pada SUTT dan gardu induk untuk melindungi terhadap sambaran petir.  Memasang arester untuk mencegah kerusakan pada peralatan akibat sambaran petir. Walaupun langkah-langkah untuk mencegah terjadinya gangguan secara teknis dapat dilakukan, tetapi ada yang membatasinya, yaitu faktor ekonomis. Artinya kita tidak dapat mencegah seluruh kemungkinan terjadinya gangguan oleh sebab faktor ekonomis dan faktor alam. dengan demikian kita terima pendapat bahwa "gangguan boleh saja terjadi pengaruh akibat gangguan tadi harus dibuat sekecil mungkin atau kontinuitas penyaluran tidak terganggu". Ada beberapa cara untuk mengurangi pengaruh gengguan yaitu: 1. Mengurangi akibat gangguan.  Membatasi arus hubung singkat yaitu dengan menghindari konsentrasi pembangkitan atau dengan memakai impedansi pembatas arus, pemasangan tahanan atau reaktansi untuk sistem pentanahannya sehingga arus gangguan satu fase terbatas. Pentanahan dengan kumparan peterson, dalam hal ini arus gangguan satu fase ke tanah sangat kecil.  Memakai peralatan yang mampu terhadap terjadinya arus hubung singkat. 2. Memisahkan bagian sistem yang terganggu secepatnya bila dengan memakai pengaman lebur atau dengan relai pengaman dan pemutus beban dengan kapasitas pemutus yang memadai. 3. Merencanakan agar bagiansystemyang terganggu bila harus dipidahkan dari system tidak akan mengganggu operasi system secara keseluruhan atau penyaluran tenaga listrik ke konsumen tidak terganggu. Hal ini dapat dilakukan misalnya dengan:  Memakai saluran ganda atau saluran yang membentuk gelang.  Memakai penutup balik otomatis.  Memakai generator cadangan putar atau pembangkit siap pakai. 4. Stabilitas system agar tetap dipertahankan selama terjadi gangguan yaitu dengan memakai pengatur tegangan otomatis yang cepat dan karakteristik kestabilan generator yang memadai, serta menggunakan relai pengen bekerja cepat. 5. Membuat data/pengamatan gangguan yang sistematis dan efektif misalnya dengan menggunakan langkah-langkah pencegahan lebih lanjut. Jadi jelas bahwa relai pengaman berikut pemutus tenaga adalah satu cara bukan untuk menghindari gangguan tetapi berfungsi setelah terjadi gangguan untuk mengurangi akibat gangguan dengan memisahkan bagian sistem yang terganggu dari sistem keseluruhan secepatmungkin. Aspek relaipengaman dipertimbangkan dalammerencanakan suatu sistem tenaga listrik secara keseluruhan. Dalam batas ekonomi suatu sistem tenaga listrik harus
  • 21. 21 direncanakan sedemikian rupa sehingga mempunyai tingkat perlindungan / pengamanan yang memadai. 2.8. Correctively Action Tindakan korektif dapat dibedakan dalam 2 kegiatan yaitu: terencana dan tidak terencana. Kegiatan yang terencana diantaranya adalah pekerjaan perubahan /penyempurnaan yang dilakukan pada jaringan untuk memperoleh keandalan yang lebih baik (dalam batas pengertian operasi) tanpa mengubah kapasitas semula. Kegiatan yang tidak terencana misalnya mengatasi/ perbaikan kerusakan peralatan/gangguan.Perbaikan kerusakan dalam hal ini dimaksudkan suatu usaha/pekerjaan untuk mempertahankan atau mengembalikan kondisi systematau peralatan yang mengalami gangguan/kerusakan sampai kembali pada keadaan semula dengan kepastian yang sama. Pekerjaan-pekerjaan yang termasuk tindakan korektif diantaranya adalah :  Pekerjaan penggantian mof kabel yang rusak.  Pekerjaan JTM yang putus.  Penggantian bushing trafo yang pecah.  Penggantian tiang yang patah. Perubahan/ penyempurnaan dalam hal ini dimaksudkan suatu usaha/ pekerjaan untuk penyempurnaan system atau peralatan distribusi dengan cara mengganti/ merubah systemperalatan dengan harapan agardaya guna dan keandalan systemperalatan yang lebih tinggi dapat dicapai tanpa merubah kapasitas system peralatan semula. Pekerjaan-pekerjaan yang termasuk perubahan/ penyempurnaan yang dimaksudkan diantaranya adalah :  Pekerjaan rehabilitasi gardu.  Pekerjaan rehabilitasi JTM  Pekerjaan rehabilitasi JTR. 2.9. Voltage Instability To Significant Voltage Drop Kehilangansinkronisasisistemsehinggasistemtidak lagi mampu bekerja normal setelah mengalami perubahan beban. Peningkatan beban atau pada saat terjadi perubahan kondisi sistem yang disebabkan oleh drop tegangan yang tidak terkontrol Menurut Taylor (1994), stabilitas tegangan adalah kemampuan sistem untuk menjaga tegangan tetap pada keadaan mantap dalam batas range ( % 10 ± Vn) yang telah ditetapkan setelah terjadi gangguan pada sistem tersebut. Masalah Kestabilan  Ketidak mampuan sistem tenaga untuk memenuhi permintaan daya reaktif
  • 22. 22  Kualitas Peralatan  Masalah kestabilan yang sering terjadi disini adalah masalah beban lebih, berkurangnya pasokan daya reaktif yang pada akhirnya akan menempatkan sistem pada kondisi voltage collapse dan akan terjadi kemungkinan terburuk yaitu terjadinya blackout Jatuh Tegangan Jatuh tegangan merupakan besarnya tegangan yang hilang pada suatu penghantar. Jatuh tegangan pada saluran tenaga listrik secara umum berbanding lurus dengan panjang saluran dan beban serta berbanding terbalik dengan luas penampang penghantar. Tegangan jatuh secara umum adalah tegangan yang digunakan pada beban. Tegangan jatuh ditimbulkan oleh arus yang mengalir melalui tahanan kawat. Tegangan jatuh V pada penghantar semakin besar jika arus I di dalam penghantar semakin besar dan jika tahanan penghantar Rℓ semakin besar pula. Tegangan jatuh merupakan penanggung jawab terjadinya kerugian pada penghantar karena dapat menurunkan tegangan pada beban. Akibatnya hingga berada di bawah tegangan nominal yang dibutuhkan. Tegangan jatuh secara umum adalah tegangan yang digunakan pada beban. Tegangan jatuh ditimbulkan oleh arus yang mengalir melalui tahanan kawat. Tegangan jatuh V pada penghantar semakin besar jika arus I di dalam penghantar semakin besar dan jika tahanan penghantar Rℓ semakin besar pula. Tegangan jatuh merupakan penanggung jawab terjadinya kerugian pada penghantar karena dapat menurunkan tegangan pada beban. Akibatnya hingga berada di bawah tegangan nominal yang dibutuhkan.
  • 23. 23 BAB III PENUTUP 3.1. Kesimpulan 1. Stabilitas tegangan dalam sistem tenaga listrik didefinisikan sebagai kemampuan sistem tenaga untuk mempertahankan tegangan pada setiap bus dalam sistem di bawah kondisi normal dan setelah mengalami gangguan. 2. Menurut IEEE, voltage collapse adalah proses di mana ketidakstabilan tegangan menyebabkan hilangnya tegangan di bagian penting dari sistem. 3. Masalah Stabilitas Dalam Sistem Tenaga Listrik : Stabilitas Steady State dan Stabilitas Transien 4. Stabilitas jangka pendek biasanya terjadi akibat adanya tanggapan cepat pengendali tegangan seperti Automatic Voltage Regulator (AVR) atau Flexible AC Transmission Sistem (FACTS). Sedangkan, stabilitas waktu panjang melibatkan peralatan yang memiliki tanggapan lambat terhadap perubahan sistem, seperti On-load Tap Charger (OLTP). 5. Stabilitas sudut rotor (Rotor angle stability) berkaitan dengan kemampuan mesin sinkron saling berhubungan dari sistem kekuasaan untuk tetap sinkron dalam kondisi operasi normal dan setelah mengalami gangguan.