SlideShare a Scribd company logo
1 of 25
Dasar-Dasar
Generator Sinkron
4.1 Umum
1. Mesin sinkron umumnya dioperasikan sebagai generator arus bolak-balik
(ac), dikenal sebagai generator sinkron atau alternator karena bekerja
pada kecepatan sinkron  kecepatan putaran rotor bersesuaian dengan
frekuensi daya listrik yang dibangkitkan.
2. Generator sinkron mengkonversi daya mekanik (prime mover spt: turbin
uap, turbin gas, turbin air, mesin diesel, dll) menjadi daya listrik ac.
3. Generator sinkron umumnya dioperasikan secara paralel (sistem
interkoneksi generator) untuk mensuplai energi ke beban.
4. Generator sinkron memiliki kemampuan untuk membangkitkan daya besar
(puluhan s/d ratusan MW).
5. Generator sinkron dgn kapasitas daya kecil umum digunakan sbg
pembangkit daya mandiri (genset) dengan prime mover mesin diesel atau
turbin gas.
4.2 Konstruksi
Generator Sinkron
Gambar potongan melintang generator sinkron
1. Stator
• Umumnya merupakan tempat untuk
belitan stator/belitan jangkar dimana
ggl (gaya gerak listrik)/tegangan tiga-
fasa generator dibangkitkan.
2. Rotor
• Umumnya merupakan tempat untuk
belitan rotor/belitan medan yang
dicatu dengan sumber tegangan
searah (dc) untuk membangkitkan
medan magnet konstan dan berputar
seiring dengan putaran rotor 
rotating magnetic field.
• Sumber tegangan dc dan belitan
rotor/medan dihubungkan melalui
slip-ring dan brush.
• Pada jenis generator sinkron yang lain
dapat dijumpai belitan
jangkar tiga-fasa yang ditempatkan pada
bagian rotor dan belitan medan/eksitasi
pada bagian stator  stationary
magnetic field.
Untuk menghubungkan belitan jangkar
tiga-fasa yang terdapat pada bagian rotor
dengan terminal keluaran generator
diperlukan tiga buah slip-ring dan brush.
Untuk kapasitas daya dan tegangan kerja
yang besar akan muncul masalah pada
slip-ring/brush  generator sinkron tipe
stationary magnetic field hanya umum
digunakan untuk kapasitas daya kecil
(kurang dari 5 kVA).
Generator sinkron tipe rotating magnetic
field lebih umum dijumpai dibandingkan
tipe stationary magnetic field.
• Jenis rotor generator sinkron:
A. Silinder (non-salient) pole rotor
• Jumlah kutub (pole) 2 atau 4 
untuk jumlah kutub 2 diperlukan
putaran 3000 rpm untuk
menghasilkan tegangan dg frekuensi
50 Hz.
• Untuk aplikasi putaran tinggi (turbin
uap/gas).
B. Salient-pole rotor
• Jumlah kutub 4 atau lebih
• Untuk aplikasi putaran rendah
(<300rpm), contohnya turbin air ).
1. Generator sinkron menghasilkan
tegangan arus bolak-balik
dengan frekuensi sinkron
terhadap kecepatan putaran
mekanik rotor (nm, dlm rpm).
2. Faktor lain yang menentukan
frekuensi tegangan ac generator
(fe, dlm satuan Hz) adalah
jumlah kutub generator (p).
3. Formulasinya:
4. Ilustrasi:
Dalam satu kali putaran rotor, belitan
jangkar merasakan satu kali
perubahan kutub medan magnet
eksitasi U dan S  menghasilkan satu
gelombang tegangan.
Dalam satu kali putaran rotor, belitan
jangkar merasakan dua kali
perubahan kutub medan magnet
eksitasi U dan S  menghasilkan dua
gelombang tegangan.
Relasi antara jumlah kutub
generator dengan frekuensi
tegangan ac yang
dibangkitkan
3.Slip ring dan brush
• Slip ring adalah cincin logam yang melingkari poros generator
namun diisolasi terhadap poros generator bersangkutan.
• Brush atau sikat, umumnya terbuat dari bahan karbon
menyerupai graphit, berfungsi untuk menghubungkan terminal
sebuah sumber tegangan dc dengan slip ring untuk mensuplai
belitan medan/eksitasi generator (rotating magnetic field) atau
menghubungkan belitan jangkar tiga-fasa dengan terminal
keluaran generator (stationary magnetic field)
3.Slip ring dan brush
Contoh gambar slip ring dan brush (generator sinkron tipe rotating magnetic field)
Slip ring
Sikat
karbon
ke terminal
sumber tegangan
dc eksitasi
belitan
rotor/eksitasi
Slip ring
Sikat karbon
4.3 Metode Eksitasi
1. Menggunakan sumber tegangan dc eksternal untuk mencatu
belitan rotor/eksitasi melalui slip ring dan sikat.
2. Menggunakan sumber tegangan dc khusus yang ditempatkan
pada poros generator sinkron (eksitasi tanpa sikat,
brushless excitation)  untuk generator sinkron kapasitas
besar.
4.3 Metode Eksitasi
Brushless exciter
Tipe 1. Dengan sumber eksternal
1. Brushless exciter adalah generator ac
kecil (dikenal sbg generator exciter)
yang memiliki rangkaian medan eksitasi
pada stator dan rangkaian jangkar pada
rotor.
2. Sumber tegangan tiga-fasa 
disearahkan dengan penyearah tiga-fasa
 disuplaikan ke belitan stator/medan
generator exciter.
3. Tegangan keluaran tiga-fasa generator
exciter  disearahkan oleh rangkaian
penyearah tiga-fasa (yang ditempatkan
pada poros generator)  disuplaikan ke
belitan rotor/medan generator sinkron
utama.
Contoh gambar generator sinkron
brushless dengan generator exciter
Rotor dari sebuah generator
sinkron brushles dengan
generator exciter yang terpasang
pada poros rotor generator
sinkron bersangkutan
Sebuah generator sinkron brushless
dengan generator exciter yang terpasang
seporos dengan rotor generator.
Generato
r exciter
Rotor dari
generator sinkron
(generator
utama)
Tipe 2. Dengan pilot
exciter (tanpa sumber
eksternal)
1. Pilot exciter adalah
generator ac dengan
magnet permanen yang
ditempatkan pada rotor
dan belitan jangkar tiga-
fasa pada stator untuk
mensuplai belitan eksitasi
generator exciter.
4.4 Prinsip Kerja
1. Pada saat belitan rotor/medan dieksitasi
dengan sumber tegangan dc  mengalir
arus eksitasi yang memagnetisasi inti
rotor  terbentuk kutub magnet
rotor/terbangkitkan fluksi magnetik.
2. Aliran fluksi magnet: kutub U rotor 
menembus celah udara  mengalir
pada inti stator  menembus celah
udara  masuk ke kutub S rotor.
3. Rotor yang diputar oleh penggerak
mengakibatkan fluksi magnet
memotong belitan-belitan jangkar di
stator  perubahan fluksi lingkup yang
dirasakan oleh belitan jangkar.
• Kondisi saat belitan jangkar fasa A
menerima fluksi magnet
maksimum.
• Fluksi magnet
menembus/memotong belitan
jangkar fasa A secara tegak lurus.
• Kondisi saat belitan jangkar fasa A
tidak menerima fluksi magnet.
• Fluksi magnet sejajar/paralel
dengan belitan jangkar fasa A.
Ilustrasi perubahan fluksi lingkup
yang dirasakan oleh belitan
jangkar generator sinkron
• Apabila fluksi magnet menembus/memotong
belitan jangkar fasa A pada sudut  =
tterhadap garis tegak lurus dari bidang yang
dibentuk oleh belitan fasa A maka fluksi lingkup
yang dirasakan oleh belitan jangkar fasa A
adalah:
dimana:
𝜔 = 2𝜋𝑓 rad/s
𝑓 =
𝑛𝑠𝑦𝑝
120
Hz
𝒏𝒔𝒚 (rpm) adalah kecepatan sinkron generator
(sama dengan kecepatan putaran rotor)
𝒑adalah jumlah kutub generator
• Karena terjadi perubahan fluksi
lingkup  muncul gaya gerak listrik,
disingkat ggl (berdasarkan hukum
tegangan induksi Faraday).
𝐸𝑎 = −𝑁𝑎
𝑑Φ𝑙𝑖𝑛𝑘 𝑡
𝑑𝑡
= −𝑁𝑎
𝑑Φ𝑟𝑜𝑡 cos(𝑡)
𝑑𝑡
= 𝑁𝑎Φ𝑟𝑜𝑡 sin(𝑡)
𝑬𝒂(V) adalah ggl yang dibangkitkan
pada belitan jangkar fasa A.
𝑵𝒂adalah jumlah lilitan untuk
belitan jangkar fasa A.
𝜔 = 2𝜋𝑓 rad/s ; dan 𝑓 =
𝑛𝑠𝑦𝑝
120
Hz
• Nilai efektif (rms) dari ggl yang dibangkitkan
dirumuskan sebagai:
• Proses pembangkitan ggl yang sama
terjadi untuk kedua belitan fasa lainnya.
• Kesimpulan: fluksi magnet yang berputar
(akibat putaran rotor) membangkitkan
tegangan induksi pada beitan jangkar.
𝐸𝑎 =
𝑁𝑎 Φ𝑟𝑜𝑡 
2
jumlah
lilitan dari
belitan
jangkar
besarnya
fluksi
magnet
besarnya
putaran
rotor
4.5 Rangkaian Ekivalen
Ggl (tegangan) induksi internal
generator sinkron
• Nilai efektif (rms) ggl/tegangan induksi generator
sinkron adalah:
𝐸𝑎 =
𝑁𝑎 Φ𝑟𝑜𝑡 
2
atau𝐸𝑎 = 𝑘 Φ𝑟𝑜𝑡 
k adalah konstanta yang merepresentasikan
konstruksi generator sinkron.
• Oleh karena fluksi magnet merupakan fungsi dari
arus yang mengalir pada belitan eksitasi/rotor
generator (IF)  tegangan induksi internal
generator juga merupakan fungsi dari arus
eksitasi atau arus medan  kurva tegangan
induksi internal sebangun dengan kurva
magnetisasi.
(a) Kurva magnetisasi rotor
Arus belitan eksitasi/medan
Fluksi
magnet
Φ𝑟𝑜𝑡
(b) Kurva tegangan induksi internal
Arus belitan eksitasi/medan
Tegangan
induksi
internal
𝐸𝑎  = syn = konstan
• Tegangan pada terminal keluaran generator sinkron (tegangan
generator, Vg) umumnya tidaklah sama dengan tegangan
induksi internal generator.
• Tegangan generator dipengaruhi oleh:
1. Distorsi medan atau fluksi magnet di celah
udara antara rotor dan stator akibat dari aliran
arus pada belitan jangkar/stator (reaksi jangkar)
2. Nilai induktansi sendiri/bocor belitan jangkar
3. Nilai resistansi belitan jangkar
Apabila tidak ada arus
jangkar (tanpa beban)
maka ketiga faktor ini
tidak akan muncul 
tegangan generator sama
dengan tegangan induksi
internal.
Tegangan terminal
generator sinkron
• Saat generator diberi eksitasi dan poros
rotornya diputar  tegangan induksi internal
(Ea) akan dibangkitkan pada belitan
jangkar.
• Saat generator dibebani  mengalir arus
beban pada belitan jangkar  medan magnet
jangkar/stator (ar)
• Interaksi antara medan magnet rotor (fluksi
eksitasi generator, Φ𝑟𝑜𝑡) dengan medan
magnet jangkar menghasilkan medan magnet
resultan (Φ𝑟𝑒𝑠)
 Φ𝑟𝑒𝑠 = Φ𝑟𝑜𝑡 + Φ𝑎𝑟
 Beban induktif  Φ𝑟𝑒𝑠 < Φ𝑟𝑜𝑡
pelemahan fluksi magnet yang dirasakan
oleh belitan jangkar generator
(demagnetisasi)
 Beban kapasitif  Φ𝑟𝑒𝑠 < Φ𝑟𝑜𝑡
penguatan fluksi magnet
Fasor diagram reaksi jangkar
Φ𝑟𝑜𝑡
𝐸𝑎
Φ𝑟𝑒𝑠
Φ𝑎𝑟
𝐼𝑎

 adalah sudut fasa
antara arus belitan
jangkar (Ia) dan
tegangan induksi
internal (Ea)
Reaksi jangkar (armature
reaction)
• Fluksi jangkar akan membangkitkan tegangan induksi reaksi jangkar (Ear)
• Fluksi resultan membangkitkan tegangan induksi resultan (Er)
𝐸𝑟 = 𝐸𝑎 + 𝐸𝑎𝑟
• Tegangan induksi reaksi jangkar tertinggal dari arus dengan sudut fasa 90
sehingga dapat dimodelkan sebagai:
𝐸𝑎𝑟 = −𝑗𝑋𝑎𝑟𝐼𝑎
• Sehingga persamaan tegangan induksi resultan menjadi:
𝐸𝑟 = 𝐸𝑎 − 𝑗𝑋𝑎𝑟𝐼𝑎
Rangkaian ekivalen jangkar dgn
mempertimbangkan efek reaksi jangkar
𝑗𝑋𝑎𝑟
𝐼𝑎
𝐸𝑎 𝐸𝑟
Rangkaian ekivalen
medan/eksitasi
𝐿𝐹
𝑅𝐹
𝑅𝑣𝑎𝑟
𝐼𝐹
𝑉𝐹
(𝑑𝑐)
• Selain akibat rekasi jangkar, tegangan keluaran generator dipengaruhi juga
oleh jatuh tegangan karena induktansi sendiri/bocor belitan jangkar (La)
dengan nilai reaktansi (Xa) serta jatuh tegangan karena resistansi belitan
jangkar (Ra)
• Jadi, persamaan tegangan generator dapat dirumuskan sebagai:
𝑉
𝑔 = 𝐸𝑎 − 𝑗𝑋𝑎𝑟𝐼𝑎 − 𝑗𝑋𝑎𝐼𝑎 − 𝑅𝑎𝐼𝑎
• Rangkaian ekivalennya menjadi:
Rangkaian
ekivalen
medan/eksitasi
𝐿𝐹
𝑅𝐹
𝑅𝑣𝑎𝑟
𝐼𝐹
𝑉𝐹
(𝑑𝑐)
Rangkaian ekivalen jangkar dgn mempertimbangkan
efek reaksi jangkar, induktansi sendiri/bocor, dan
resistansi belitan jangkar
𝑗𝑋𝑎𝑟
𝐼𝑎
𝐸𝑎 𝑉
𝑔
𝑗𝑋𝑎 𝑅𝑎
• Reaktansi reaksi jangkar dan reaktansi sendiri/bocor belitan jangkar seringkali
dinyatakan sebagai reaktansi sinkron (XS) sehingga persamaan tegangan generator
menjadi:
• 𝑉
𝑔 = 𝐸𝑎 − 𝑗𝑋𝑆𝐼𝑎 − 𝑅𝑎𝐼𝑎 = 𝐸𝑎 − (𝑗𝑋𝑆 + 𝑅𝑎)𝐼𝑎
dan rangkaian ekivalennya menjadi:
Rangkaian ekivalen
medan/eksitasi
𝐿𝐹
𝑅𝐹
𝑅𝑣𝑎𝑟
𝐼𝐹
𝑉𝐹
(𝑑𝑐)
𝐼𝑎
Rangkaian ekivalen jangkar dgn
mempertimbangkan reaktansi sinkron sbg
pengganti reaktansi akibat reaksi jangkar
dan induktansi sendiri/bocor, serta
resistansi belitan jangkar
𝑅𝑎
𝑗𝑋𝑆
𝐸𝑎 𝑉
𝑔
• Rangkaian ekivalen untuk fasa-fasa yang lain dapat diturunkan dengan cara yang sama
sehingga diperoleh rangkaian ekivalen lengkap generator sinkron tiga-fasa sbb:
𝐿𝐹
𝑅𝐹
𝑅𝑣𝑎𝑟
𝐼𝐹
𝑉𝐹
(𝑑𝑐)
𝑅𝑎
𝑗𝑋𝑆
𝐸𝑎𝐴
𝑉𝑔𝐴
𝑅𝑎
𝑗𝑋𝑆
𝑅𝑎
𝑗𝑋𝑆
𝐼𝑎𝐴
𝐸𝑎𝐵
𝑉𝑔𝐵
𝐼𝑎𝐵
𝐸𝑎𝐶
𝑉𝑔𝐶
𝐼𝑎𝐶
Belitan jangkar fasa A
Belitan jangkar fasa B
Belitan jangkar fasa C
• Hubungan belitan jangkar generator sinkron tiga-fasa.
Hubungan bintang (wye, Y) 1. Terdapat dua macam tegangan
terminal generator:
• Tegangan masing-masing
belitan fasa (tegangan fasa ke
netral generator (VgLN) yaitu
VgA-N;VgB-N ; dan VgC-N).
• Tegangan antar belitan fasa
(tegangan fasa ke fasa
generator (VgLL) yaituVgA-B ;VgB-C
; dan VgC-A).
2. Arus yang mengalir pada masing-
masing belitan fasa adalah sama
dengan arus yang mengalir pada
masing-masing fasa generator,
contoh IL = IaA
3. Untuk hubungan bintang yang
seimbang:
𝑉𝑔𝐿𝐿 = 3𝑉𝑔𝐿𝑁 dan 𝐼𝐿 = 𝐼𝐿𝑁
sehingga daya mampu (S) yang
disalurkan generator dihitung
sebagai:
𝑆 = 3𝑉𝑔𝐿𝑁𝐼𝐿𝑁 = 3𝑉𝑔𝐿𝐿𝐼𝐿
𝑅𝑎
𝑗𝑋𝑆
𝑉𝑔𝐴
𝑅𝑎
𝑗𝑋𝑆
𝑅𝑎
𝑗𝑋𝑆
𝐼𝑎𝐴
𝐸𝑎𝐵
𝑉𝑔𝐵
𝐼𝐿
𝐸𝑎𝐶
𝑉𝑔𝐶
𝐸𝑎𝐴
𝑉𝑔𝐴−𝐵
𝑵
Kondisi tiga-fasa seimbang adalah kondisi dimana
tegangan dan arus dari masing-masing fasa memiliki
magnituda yang sama besar dan berbeda fasa 120
satu sama lainnya.
• Konfigurasi hubungan belitan jangkar generator
sinkron tiga-fasa.
Hubungan segitiga (delta, )
𝑉𝑔𝐴
𝑅𝑎
𝑗𝑋𝑆
𝐼𝑎𝐴
𝐸𝑎𝐵
𝐼𝐿
𝑉𝑔𝐶
𝐸𝑎𝐴
𝑅𝑎
𝑗𝑋𝑆
𝐸𝑎𝐶
𝑅𝑎 𝑗𝑋𝑆
𝑉𝑔𝐵
𝑉𝑔𝐿𝐿
1. Hanya terdapat satu macam
tegangan terminal generator
yaitu tegangan antar fasa (VgLL)
yang sama dengan tegangan dari
masing-masig belitan fasa
generator.
2. Terdapat dua besaran arus yaitu
arus yang mengalir pada masing-
masing belitan fasa dan arus yang
mengalir pada setiap fasa
generator (IL).
3. Untuk hubungan delta seimbang:
Tegangan belitan sama dengan
tegangan fasa ke fasa, contoh
𝑉𝑔𝐴 = 𝑉𝑔𝐿𝐿, dan arus fasa sama
dengan akar tiga kali arus yang
mengalir pada belitan fasa,
contoh 𝐼𝐿 = 3𝐼𝑎𝐴
sehingga daya mampu (S) yang
disalurkan generator dihitung
sebagai:
𝑆 = 3𝑉𝑔𝐴𝐼𝑎𝐴 = 3𝑉𝑔𝐿𝐿𝐼𝐿
Diagram fasor rangkaian ekivalen generator sinkron
Untuk sitem tiga-fasa seimbang  rangkaian ekivalen masing-masing fasa
generator sinkron adalah identik (yang berbeda hanya pada sudut fasa
tegangannya)  cukup digambarkan rangkaian ekivalen per-fasa saja.
Diagram fasor untuk beberapa
kondisi pembebanan
Persamaan tegangan:
𝑽𝒈 = 𝑬𝒂 − (𝒋𝑿𝑺 + 𝑹𝒂)𝑰𝒂
atau
𝑬𝒂 = 𝑽𝒈 + (𝒋𝑿𝑺 + 𝑹𝒂)𝑰𝒂
Rangkaian ekivalen per-fasa belitan
jangkar generator sinkron
𝑅𝑎
𝑗𝑋𝑆
𝐸𝑎 𝑉
𝑔
𝐼𝑎
𝐼𝑎 𝑉
𝑔 𝐼𝑎𝑅𝑎
𝑗𝐼𝑎𝑋𝑆
𝐸𝑎
𝐼𝑎
𝑉
𝑔
𝐼𝑎𝑅𝑎
𝑗𝐼𝑎𝑋𝑆
𝐸𝑎
𝐼𝑎
𝑉
𝑔
𝐼𝑎𝑅𝑎
𝑗𝐼𝑎𝑋𝑆
𝐸𝑎
Beban resistif
Beban induktif
Beban kapasitif

More Related Content

What's hot

Sistem pembangkit tenaga listrik
Sistem pembangkit tenaga listrikSistem pembangkit tenaga listrik
Sistem pembangkit tenaga listrikUDIN MUHRUDIN
 
Buku ast(yusreni warmi)
Buku ast(yusreni warmi)Buku ast(yusreni warmi)
Buku ast(yusreni warmi)Kevin Adit
 
Motor ac sinkron
Motor ac sinkronMotor ac sinkron
Motor ac sinkronRahmat Dani
 
Inverter konduksi 120
Inverter konduksi 120Inverter konduksi 120
Inverter konduksi 120Djodi Antono
 
Makalah hendi Karakteristik Generator Eksitasi Terpisah dan Sendiri Tipe Shunt
Makalah hendi Karakteristik Generator Eksitasi Terpisah dan Sendiri Tipe ShuntMakalah hendi Karakteristik Generator Eksitasi Terpisah dan Sendiri Tipe Shunt
Makalah hendi Karakteristik Generator Eksitasi Terpisah dan Sendiri Tipe ShuntHendy Winata
 
Generator induksi
Generator induksiGenerator induksi
Generator induksifhung_
 
Pengetahuan Dasar Motor Listrik ( Motor AC 1 Fasa , Motor AC 3 Fasa , Motor D...
Pengetahuan Dasar Motor Listrik ( Motor AC 1 Fasa , Motor AC 3 Fasa , Motor D...Pengetahuan Dasar Motor Listrik ( Motor AC 1 Fasa , Motor AC 3 Fasa , Motor D...
Pengetahuan Dasar Motor Listrik ( Motor AC 1 Fasa , Motor AC 3 Fasa , Motor D...Andrean Yogatama
 
8 perbaikan faktor daya
8 perbaikan faktor daya8 perbaikan faktor daya
8 perbaikan faktor dayaSimon Patabang
 
Kuliah 1 Dasar Sistem Tenaga Listrik ( Pengantar, Kelistrikan di Indonesia, P...
Kuliah 1 Dasar Sistem Tenaga Listrik ( Pengantar, Kelistrikan di Indonesia, P...Kuliah 1 Dasar Sistem Tenaga Listrik ( Pengantar, Kelistrikan di Indonesia, P...
Kuliah 1 Dasar Sistem Tenaga Listrik ( Pengantar, Kelistrikan di Indonesia, P...Fathan Hakim
 
Macam relay proteksi
Macam relay proteksiMacam relay proteksi
Macam relay proteksiRidwan Satria
 
PPT Transmisi & Distribusi Listrik Kelompok 1
PPT Transmisi & Distribusi Listrik Kelompok 1PPT Transmisi & Distribusi Listrik Kelompok 1
PPT Transmisi & Distribusi Listrik Kelompok 1Maulana Ilham Saputra
 
PRAKTIKUM PENGUKURAN KARAKTERISTIK GENERATOR
PRAKTIKUM PENGUKURAN KARAKTERISTIK GENERATORPRAKTIKUM PENGUKURAN KARAKTERISTIK GENERATOR
PRAKTIKUM PENGUKURAN KARAKTERISTIK GENERATORAndri Ebo
 
9 sistem 3 phasa beban seimbang
9  sistem  3 phasa beban seimbang9  sistem  3 phasa beban seimbang
9 sistem 3 phasa beban seimbangSimon Patabang
 
Penyearah Satu Fasa Tidak terkontrol
Penyearah Satu Fasa Tidak terkontrolPenyearah Satu Fasa Tidak terkontrol
Penyearah Satu Fasa Tidak terkontrolUniv of Jember
 

What's hot (20)

Sistem pembangkit tenaga listrik
Sistem pembangkit tenaga listrikSistem pembangkit tenaga listrik
Sistem pembangkit tenaga listrik
 
Buku ast(yusreni warmi)
Buku ast(yusreni warmi)Buku ast(yusreni warmi)
Buku ast(yusreni warmi)
 
PARTIEL DISHARGE DAN KORONA
PARTIEL DISHARGE DAN KORONAPARTIEL DISHARGE DAN KORONA
PARTIEL DISHARGE DAN KORONA
 
Motor ac sinkron
Motor ac sinkronMotor ac sinkron
Motor ac sinkron
 
Makalah Motor DC
Makalah Motor DCMakalah Motor DC
Makalah Motor DC
 
Inverter konduksi 120
Inverter konduksi 120Inverter konduksi 120
Inverter konduksi 120
 
Makalah hendi Karakteristik Generator Eksitasi Terpisah dan Sendiri Tipe Shunt
Makalah hendi Karakteristik Generator Eksitasi Terpisah dan Sendiri Tipe ShuntMakalah hendi Karakteristik Generator Eksitasi Terpisah dan Sendiri Tipe Shunt
Makalah hendi Karakteristik Generator Eksitasi Terpisah dan Sendiri Tipe Shunt
 
Generator induksi
Generator induksiGenerator induksi
Generator induksi
 
Pengetahuan Dasar Motor Listrik ( Motor AC 1 Fasa , Motor AC 3 Fasa , Motor D...
Pengetahuan Dasar Motor Listrik ( Motor AC 1 Fasa , Motor AC 3 Fasa , Motor D...Pengetahuan Dasar Motor Listrik ( Motor AC 1 Fasa , Motor AC 3 Fasa , Motor D...
Pengetahuan Dasar Motor Listrik ( Motor AC 1 Fasa , Motor AC 3 Fasa , Motor D...
 
8 perbaikan faktor daya
8 perbaikan faktor daya8 perbaikan faktor daya
8 perbaikan faktor daya
 
Kuliah 1 Dasar Sistem Tenaga Listrik ( Pengantar, Kelistrikan di Indonesia, P...
Kuliah 1 Dasar Sistem Tenaga Listrik ( Pengantar, Kelistrikan di Indonesia, P...Kuliah 1 Dasar Sistem Tenaga Listrik ( Pengantar, Kelistrikan di Indonesia, P...
Kuliah 1 Dasar Sistem Tenaga Listrik ( Pengantar, Kelistrikan di Indonesia, P...
 
6 faktor daya
6  faktor daya6  faktor daya
6 faktor daya
 
Macam relay proteksi
Macam relay proteksiMacam relay proteksi
Macam relay proteksi
 
TEMBUS PADA GAS
TEMBUS PADA GASTEMBUS PADA GAS
TEMBUS PADA GAS
 
PPT Transmisi & Distribusi Listrik Kelompok 1
PPT Transmisi & Distribusi Listrik Kelompok 1PPT Transmisi & Distribusi Listrik Kelompok 1
PPT Transmisi & Distribusi Listrik Kelompok 1
 
PRAKTIKUM PENGUKURAN KARAKTERISTIK GENERATOR
PRAKTIKUM PENGUKURAN KARAKTERISTIK GENERATORPRAKTIKUM PENGUKURAN KARAKTERISTIK GENERATOR
PRAKTIKUM PENGUKURAN KARAKTERISTIK GENERATOR
 
9 sistem 3 phasa beban seimbang
9  sistem  3 phasa beban seimbang9  sistem  3 phasa beban seimbang
9 sistem 3 phasa beban seimbang
 
Load flow1
Load flow1Load flow1
Load flow1
 
Penyearah Satu Fasa Tidak terkontrol
Penyearah Satu Fasa Tidak terkontrolPenyearah Satu Fasa Tidak terkontrol
Penyearah Satu Fasa Tidak terkontrol
 
ppt KWH meter
ppt KWH meterppt KWH meter
ppt KWH meter
 

Similar to GENERATOR SINKRON

Prinsip Kerja Generator Sinkron.pptx
Prinsip Kerja  Generator Sinkron.pptxPrinsip Kerja  Generator Sinkron.pptx
Prinsip Kerja Generator Sinkron.pptxKang Nabil
 
Dasar Konversi Energi Listrik Generator-Sinkron
Dasar Konversi Energi Listrik Generator-SinkronDasar Konversi Energi Listrik Generator-Sinkron
Dasar Konversi Energi Listrik Generator-Sinkronmasterunedo
 
Presentation1.pptx
Presentation1.pptxPresentation1.pptx
Presentation1.pptxzainal968005
 
divian yusi saputra tugas teknik tenaga listrik generator ac dan motor ac
divian yusi saputra tugas teknik tenaga listrik generator ac dan motor acdivian yusi saputra tugas teknik tenaga listrik generator ac dan motor ac
divian yusi saputra tugas teknik tenaga listrik generator ac dan motor acdivianyusi
 
Tugas makalah mesin listrik (1)
Tugas makalah mesin listrik (1)Tugas makalah mesin listrik (1)
Tugas makalah mesin listrik (1)Mura Mura
 
Ade yusup ttl 2015
Ade yusup ttl 2015Ade yusup ttl 2015
Ade yusup ttl 2015yusupade
 
Generator Set - Materi 8 - Fisika Listrik dan Magnet
Generator Set - Materi 8 - Fisika Listrik dan MagnetGenerator Set - Materi 8 - Fisika Listrik dan Magnet
Generator Set - Materi 8 - Fisika Listrik dan Magnetahmad haidaroh
 
Resume motor sinkron
Resume motor sinkronResume motor sinkron
Resume motor sinkronIvan Ardianto
 
Paralel Generator AC & Paralel Motor AC
Paralel Generator AC & Paralel Motor ACParalel Generator AC & Paralel Motor AC
Paralel Generator AC & Paralel Motor ACprakosobagas
 
Sistem Catu Daya (SCD) BAB 3. generator listrik
Sistem Catu Daya (SCD) BAB 3. generator listrikSistem Catu Daya (SCD) BAB 3. generator listrik
Sistem Catu Daya (SCD) BAB 3. generator listrikPutri Berlian Abadi
 

Similar to GENERATOR SINKRON (20)

Prinsip Kerja Generator Sinkron.pptx
Prinsip Kerja  Generator Sinkron.pptxPrinsip Kerja  Generator Sinkron.pptx
Prinsip Kerja Generator Sinkron.pptx
 
Chapter ii
Chapter iiChapter ii
Chapter ii
 
09-Generator Sinkron.pptx
09-Generator Sinkron.pptx09-Generator Sinkron.pptx
09-Generator Sinkron.pptx
 
Dasar Konversi Energi Listrik Generator-Sinkron
Dasar Konversi Energi Listrik Generator-SinkronDasar Konversi Energi Listrik Generator-Sinkron
Dasar Konversi Energi Listrik Generator-Sinkron
 
Makalah mesin-listrik
Makalah mesin-listrikMakalah mesin-listrik
Makalah mesin-listrik
 
Electronic Engine (Motor Electric)
Electronic Engine (Motor Electric)Electronic Engine (Motor Electric)
Electronic Engine (Motor Electric)
 
Presentation1.pptx
Presentation1.pptxPresentation1.pptx
Presentation1.pptx
 
divian yusi saputra tugas teknik tenaga listrik generator ac dan motor ac
divian yusi saputra tugas teknik tenaga listrik generator ac dan motor acdivian yusi saputra tugas teknik tenaga listrik generator ac dan motor ac
divian yusi saputra tugas teknik tenaga listrik generator ac dan motor ac
 
Generator arus searah (utilitas)
Generator arus searah (utilitas)Generator arus searah (utilitas)
Generator arus searah (utilitas)
 
Tugas makalah mesin listrik (1)
Tugas makalah mesin listrik (1)Tugas makalah mesin listrik (1)
Tugas makalah mesin listrik (1)
 
Umum generator
Umum generatorUmum generator
Umum generator
 
Ade yusup ttl 2015
Ade yusup ttl 2015Ade yusup ttl 2015
Ade yusup ttl 2015
 
Generator Set - Materi 8 - Fisika Listrik dan Magnet
Generator Set - Materi 8 - Fisika Listrik dan MagnetGenerator Set - Materi 8 - Fisika Listrik dan Magnet
Generator Set - Materi 8 - Fisika Listrik dan Magnet
 
Resume motor sinkron
Resume motor sinkronResume motor sinkron
Resume motor sinkron
 
Paralel Generator AC & Paralel Motor AC
Paralel Generator AC & Paralel Motor ACParalel Generator AC & Paralel Motor AC
Paralel Generator AC & Paralel Motor AC
 
Sistem Catu Daya (SCD) BAB 3. generator listrik
Sistem Catu Daya (SCD) BAB 3. generator listrikSistem Catu Daya (SCD) BAB 3. generator listrik
Sistem Catu Daya (SCD) BAB 3. generator listrik
 
Revisi 1 tugas mi3 vicky
Revisi 1 tugas mi3 vickyRevisi 1 tugas mi3 vicky
Revisi 1 tugas mi3 vicky
 
10-Motor Sinkron.pptx
10-Motor Sinkron.pptx10-Motor Sinkron.pptx
10-Motor Sinkron.pptx
 
10-Motor Sinkron.pptx
10-Motor Sinkron.pptx10-Motor Sinkron.pptx
10-Motor Sinkron.pptx
 
Jenis-jenis Motor Listrik
Jenis-jenis Motor ListrikJenis-jenis Motor Listrik
Jenis-jenis Motor Listrik
 

GENERATOR SINKRON

  • 2. 4.1 Umum 1. Mesin sinkron umumnya dioperasikan sebagai generator arus bolak-balik (ac), dikenal sebagai generator sinkron atau alternator karena bekerja pada kecepatan sinkron  kecepatan putaran rotor bersesuaian dengan frekuensi daya listrik yang dibangkitkan. 2. Generator sinkron mengkonversi daya mekanik (prime mover spt: turbin uap, turbin gas, turbin air, mesin diesel, dll) menjadi daya listrik ac. 3. Generator sinkron umumnya dioperasikan secara paralel (sistem interkoneksi generator) untuk mensuplai energi ke beban. 4. Generator sinkron memiliki kemampuan untuk membangkitkan daya besar (puluhan s/d ratusan MW). 5. Generator sinkron dgn kapasitas daya kecil umum digunakan sbg pembangkit daya mandiri (genset) dengan prime mover mesin diesel atau turbin gas.
  • 3. 4.2 Konstruksi Generator Sinkron Gambar potongan melintang generator sinkron 1. Stator • Umumnya merupakan tempat untuk belitan stator/belitan jangkar dimana ggl (gaya gerak listrik)/tegangan tiga- fasa generator dibangkitkan. 2. Rotor • Umumnya merupakan tempat untuk belitan rotor/belitan medan yang dicatu dengan sumber tegangan searah (dc) untuk membangkitkan medan magnet konstan dan berputar seiring dengan putaran rotor  rotating magnetic field. • Sumber tegangan dc dan belitan rotor/medan dihubungkan melalui slip-ring dan brush.
  • 4. • Pada jenis generator sinkron yang lain dapat dijumpai belitan jangkar tiga-fasa yang ditempatkan pada bagian rotor dan belitan medan/eksitasi pada bagian stator  stationary magnetic field. Untuk menghubungkan belitan jangkar tiga-fasa yang terdapat pada bagian rotor dengan terminal keluaran generator diperlukan tiga buah slip-ring dan brush. Untuk kapasitas daya dan tegangan kerja yang besar akan muncul masalah pada slip-ring/brush  generator sinkron tipe stationary magnetic field hanya umum digunakan untuk kapasitas daya kecil (kurang dari 5 kVA). Generator sinkron tipe rotating magnetic field lebih umum dijumpai dibandingkan tipe stationary magnetic field. • Jenis rotor generator sinkron: A. Silinder (non-salient) pole rotor • Jumlah kutub (pole) 2 atau 4  untuk jumlah kutub 2 diperlukan putaran 3000 rpm untuk menghasilkan tegangan dg frekuensi 50 Hz. • Untuk aplikasi putaran tinggi (turbin uap/gas). B. Salient-pole rotor • Jumlah kutub 4 atau lebih • Untuk aplikasi putaran rendah (<300rpm), contohnya turbin air ).
  • 5. 1. Generator sinkron menghasilkan tegangan arus bolak-balik dengan frekuensi sinkron terhadap kecepatan putaran mekanik rotor (nm, dlm rpm). 2. Faktor lain yang menentukan frekuensi tegangan ac generator (fe, dlm satuan Hz) adalah jumlah kutub generator (p). 3. Formulasinya: 4. Ilustrasi: Dalam satu kali putaran rotor, belitan jangkar merasakan satu kali perubahan kutub medan magnet eksitasi U dan S  menghasilkan satu gelombang tegangan. Dalam satu kali putaran rotor, belitan jangkar merasakan dua kali perubahan kutub medan magnet eksitasi U dan S  menghasilkan dua gelombang tegangan. Relasi antara jumlah kutub generator dengan frekuensi tegangan ac yang dibangkitkan
  • 6. 3.Slip ring dan brush • Slip ring adalah cincin logam yang melingkari poros generator namun diisolasi terhadap poros generator bersangkutan. • Brush atau sikat, umumnya terbuat dari bahan karbon menyerupai graphit, berfungsi untuk menghubungkan terminal sebuah sumber tegangan dc dengan slip ring untuk mensuplai belitan medan/eksitasi generator (rotating magnetic field) atau menghubungkan belitan jangkar tiga-fasa dengan terminal keluaran generator (stationary magnetic field)
  • 7. 3.Slip ring dan brush Contoh gambar slip ring dan brush (generator sinkron tipe rotating magnetic field) Slip ring Sikat karbon ke terminal sumber tegangan dc eksitasi belitan rotor/eksitasi Slip ring Sikat karbon
  • 8. 4.3 Metode Eksitasi 1. Menggunakan sumber tegangan dc eksternal untuk mencatu belitan rotor/eksitasi melalui slip ring dan sikat. 2. Menggunakan sumber tegangan dc khusus yang ditempatkan pada poros generator sinkron (eksitasi tanpa sikat, brushless excitation)  untuk generator sinkron kapasitas besar.
  • 9. 4.3 Metode Eksitasi Brushless exciter Tipe 1. Dengan sumber eksternal 1. Brushless exciter adalah generator ac kecil (dikenal sbg generator exciter) yang memiliki rangkaian medan eksitasi pada stator dan rangkaian jangkar pada rotor. 2. Sumber tegangan tiga-fasa  disearahkan dengan penyearah tiga-fasa  disuplaikan ke belitan stator/medan generator exciter. 3. Tegangan keluaran tiga-fasa generator exciter  disearahkan oleh rangkaian penyearah tiga-fasa (yang ditempatkan pada poros generator)  disuplaikan ke belitan rotor/medan generator sinkron utama.
  • 10. Contoh gambar generator sinkron brushless dengan generator exciter Rotor dari sebuah generator sinkron brushles dengan generator exciter yang terpasang pada poros rotor generator sinkron bersangkutan Sebuah generator sinkron brushless dengan generator exciter yang terpasang seporos dengan rotor generator. Generato r exciter Rotor dari generator sinkron (generator utama)
  • 11. Tipe 2. Dengan pilot exciter (tanpa sumber eksternal) 1. Pilot exciter adalah generator ac dengan magnet permanen yang ditempatkan pada rotor dan belitan jangkar tiga- fasa pada stator untuk mensuplai belitan eksitasi generator exciter.
  • 12. 4.4 Prinsip Kerja 1. Pada saat belitan rotor/medan dieksitasi dengan sumber tegangan dc  mengalir arus eksitasi yang memagnetisasi inti rotor  terbentuk kutub magnet rotor/terbangkitkan fluksi magnetik. 2. Aliran fluksi magnet: kutub U rotor  menembus celah udara  mengalir pada inti stator  menembus celah udara  masuk ke kutub S rotor. 3. Rotor yang diputar oleh penggerak mengakibatkan fluksi magnet memotong belitan-belitan jangkar di stator  perubahan fluksi lingkup yang dirasakan oleh belitan jangkar.
  • 13. • Kondisi saat belitan jangkar fasa A menerima fluksi magnet maksimum. • Fluksi magnet menembus/memotong belitan jangkar fasa A secara tegak lurus. • Kondisi saat belitan jangkar fasa A tidak menerima fluksi magnet. • Fluksi magnet sejajar/paralel dengan belitan jangkar fasa A. Ilustrasi perubahan fluksi lingkup yang dirasakan oleh belitan jangkar generator sinkron
  • 14. • Apabila fluksi magnet menembus/memotong belitan jangkar fasa A pada sudut  = tterhadap garis tegak lurus dari bidang yang dibentuk oleh belitan fasa A maka fluksi lingkup yang dirasakan oleh belitan jangkar fasa A adalah: dimana: 𝜔 = 2𝜋𝑓 rad/s 𝑓 = 𝑛𝑠𝑦𝑝 120 Hz 𝒏𝒔𝒚 (rpm) adalah kecepatan sinkron generator (sama dengan kecepatan putaran rotor) 𝒑adalah jumlah kutub generator
  • 15. • Karena terjadi perubahan fluksi lingkup  muncul gaya gerak listrik, disingkat ggl (berdasarkan hukum tegangan induksi Faraday). 𝐸𝑎 = −𝑁𝑎 𝑑Φ𝑙𝑖𝑛𝑘 𝑡 𝑑𝑡 = −𝑁𝑎 𝑑Φ𝑟𝑜𝑡 cos(𝑡) 𝑑𝑡 = 𝑁𝑎Φ𝑟𝑜𝑡 sin(𝑡) 𝑬𝒂(V) adalah ggl yang dibangkitkan pada belitan jangkar fasa A. 𝑵𝒂adalah jumlah lilitan untuk belitan jangkar fasa A. 𝜔 = 2𝜋𝑓 rad/s ; dan 𝑓 = 𝑛𝑠𝑦𝑝 120 Hz • Nilai efektif (rms) dari ggl yang dibangkitkan dirumuskan sebagai: • Proses pembangkitan ggl yang sama terjadi untuk kedua belitan fasa lainnya. • Kesimpulan: fluksi magnet yang berputar (akibat putaran rotor) membangkitkan tegangan induksi pada beitan jangkar. 𝐸𝑎 = 𝑁𝑎 Φ𝑟𝑜𝑡  2 jumlah lilitan dari belitan jangkar besarnya fluksi magnet besarnya putaran rotor
  • 16. 4.5 Rangkaian Ekivalen Ggl (tegangan) induksi internal generator sinkron • Nilai efektif (rms) ggl/tegangan induksi generator sinkron adalah: 𝐸𝑎 = 𝑁𝑎 Φ𝑟𝑜𝑡  2 atau𝐸𝑎 = 𝑘 Φ𝑟𝑜𝑡  k adalah konstanta yang merepresentasikan konstruksi generator sinkron. • Oleh karena fluksi magnet merupakan fungsi dari arus yang mengalir pada belitan eksitasi/rotor generator (IF)  tegangan induksi internal generator juga merupakan fungsi dari arus eksitasi atau arus medan  kurva tegangan induksi internal sebangun dengan kurva magnetisasi. (a) Kurva magnetisasi rotor Arus belitan eksitasi/medan Fluksi magnet Φ𝑟𝑜𝑡 (b) Kurva tegangan induksi internal Arus belitan eksitasi/medan Tegangan induksi internal 𝐸𝑎  = syn = konstan
  • 17. • Tegangan pada terminal keluaran generator sinkron (tegangan generator, Vg) umumnya tidaklah sama dengan tegangan induksi internal generator. • Tegangan generator dipengaruhi oleh: 1. Distorsi medan atau fluksi magnet di celah udara antara rotor dan stator akibat dari aliran arus pada belitan jangkar/stator (reaksi jangkar) 2. Nilai induktansi sendiri/bocor belitan jangkar 3. Nilai resistansi belitan jangkar Apabila tidak ada arus jangkar (tanpa beban) maka ketiga faktor ini tidak akan muncul  tegangan generator sama dengan tegangan induksi internal. Tegangan terminal generator sinkron
  • 18. • Saat generator diberi eksitasi dan poros rotornya diputar  tegangan induksi internal (Ea) akan dibangkitkan pada belitan jangkar. • Saat generator dibebani  mengalir arus beban pada belitan jangkar  medan magnet jangkar/stator (ar) • Interaksi antara medan magnet rotor (fluksi eksitasi generator, Φ𝑟𝑜𝑡) dengan medan magnet jangkar menghasilkan medan magnet resultan (Φ𝑟𝑒𝑠)  Φ𝑟𝑒𝑠 = Φ𝑟𝑜𝑡 + Φ𝑎𝑟  Beban induktif  Φ𝑟𝑒𝑠 < Φ𝑟𝑜𝑡 pelemahan fluksi magnet yang dirasakan oleh belitan jangkar generator (demagnetisasi)  Beban kapasitif  Φ𝑟𝑒𝑠 < Φ𝑟𝑜𝑡 penguatan fluksi magnet Fasor diagram reaksi jangkar Φ𝑟𝑜𝑡 𝐸𝑎 Φ𝑟𝑒𝑠 Φ𝑎𝑟 𝐼𝑎   adalah sudut fasa antara arus belitan jangkar (Ia) dan tegangan induksi internal (Ea) Reaksi jangkar (armature reaction)
  • 19. • Fluksi jangkar akan membangkitkan tegangan induksi reaksi jangkar (Ear) • Fluksi resultan membangkitkan tegangan induksi resultan (Er) 𝐸𝑟 = 𝐸𝑎 + 𝐸𝑎𝑟 • Tegangan induksi reaksi jangkar tertinggal dari arus dengan sudut fasa 90 sehingga dapat dimodelkan sebagai: 𝐸𝑎𝑟 = −𝑗𝑋𝑎𝑟𝐼𝑎 • Sehingga persamaan tegangan induksi resultan menjadi: 𝐸𝑟 = 𝐸𝑎 − 𝑗𝑋𝑎𝑟𝐼𝑎 Rangkaian ekivalen jangkar dgn mempertimbangkan efek reaksi jangkar 𝑗𝑋𝑎𝑟 𝐼𝑎 𝐸𝑎 𝐸𝑟 Rangkaian ekivalen medan/eksitasi 𝐿𝐹 𝑅𝐹 𝑅𝑣𝑎𝑟 𝐼𝐹 𝑉𝐹 (𝑑𝑐)
  • 20. • Selain akibat rekasi jangkar, tegangan keluaran generator dipengaruhi juga oleh jatuh tegangan karena induktansi sendiri/bocor belitan jangkar (La) dengan nilai reaktansi (Xa) serta jatuh tegangan karena resistansi belitan jangkar (Ra) • Jadi, persamaan tegangan generator dapat dirumuskan sebagai: 𝑉 𝑔 = 𝐸𝑎 − 𝑗𝑋𝑎𝑟𝐼𝑎 − 𝑗𝑋𝑎𝐼𝑎 − 𝑅𝑎𝐼𝑎 • Rangkaian ekivalennya menjadi: Rangkaian ekivalen medan/eksitasi 𝐿𝐹 𝑅𝐹 𝑅𝑣𝑎𝑟 𝐼𝐹 𝑉𝐹 (𝑑𝑐) Rangkaian ekivalen jangkar dgn mempertimbangkan efek reaksi jangkar, induktansi sendiri/bocor, dan resistansi belitan jangkar 𝑗𝑋𝑎𝑟 𝐼𝑎 𝐸𝑎 𝑉 𝑔 𝑗𝑋𝑎 𝑅𝑎
  • 21. • Reaktansi reaksi jangkar dan reaktansi sendiri/bocor belitan jangkar seringkali dinyatakan sebagai reaktansi sinkron (XS) sehingga persamaan tegangan generator menjadi: • 𝑉 𝑔 = 𝐸𝑎 − 𝑗𝑋𝑆𝐼𝑎 − 𝑅𝑎𝐼𝑎 = 𝐸𝑎 − (𝑗𝑋𝑆 + 𝑅𝑎)𝐼𝑎 dan rangkaian ekivalennya menjadi: Rangkaian ekivalen medan/eksitasi 𝐿𝐹 𝑅𝐹 𝑅𝑣𝑎𝑟 𝐼𝐹 𝑉𝐹 (𝑑𝑐) 𝐼𝑎 Rangkaian ekivalen jangkar dgn mempertimbangkan reaktansi sinkron sbg pengganti reaktansi akibat reaksi jangkar dan induktansi sendiri/bocor, serta resistansi belitan jangkar 𝑅𝑎 𝑗𝑋𝑆 𝐸𝑎 𝑉 𝑔
  • 22. • Rangkaian ekivalen untuk fasa-fasa yang lain dapat diturunkan dengan cara yang sama sehingga diperoleh rangkaian ekivalen lengkap generator sinkron tiga-fasa sbb: 𝐿𝐹 𝑅𝐹 𝑅𝑣𝑎𝑟 𝐼𝐹 𝑉𝐹 (𝑑𝑐) 𝑅𝑎 𝑗𝑋𝑆 𝐸𝑎𝐴 𝑉𝑔𝐴 𝑅𝑎 𝑗𝑋𝑆 𝑅𝑎 𝑗𝑋𝑆 𝐼𝑎𝐴 𝐸𝑎𝐵 𝑉𝑔𝐵 𝐼𝑎𝐵 𝐸𝑎𝐶 𝑉𝑔𝐶 𝐼𝑎𝐶 Belitan jangkar fasa A Belitan jangkar fasa B Belitan jangkar fasa C
  • 23. • Hubungan belitan jangkar generator sinkron tiga-fasa. Hubungan bintang (wye, Y) 1. Terdapat dua macam tegangan terminal generator: • Tegangan masing-masing belitan fasa (tegangan fasa ke netral generator (VgLN) yaitu VgA-N;VgB-N ; dan VgC-N). • Tegangan antar belitan fasa (tegangan fasa ke fasa generator (VgLL) yaituVgA-B ;VgB-C ; dan VgC-A). 2. Arus yang mengalir pada masing- masing belitan fasa adalah sama dengan arus yang mengalir pada masing-masing fasa generator, contoh IL = IaA 3. Untuk hubungan bintang yang seimbang: 𝑉𝑔𝐿𝐿 = 3𝑉𝑔𝐿𝑁 dan 𝐼𝐿 = 𝐼𝐿𝑁 sehingga daya mampu (S) yang disalurkan generator dihitung sebagai: 𝑆 = 3𝑉𝑔𝐿𝑁𝐼𝐿𝑁 = 3𝑉𝑔𝐿𝐿𝐼𝐿 𝑅𝑎 𝑗𝑋𝑆 𝑉𝑔𝐴 𝑅𝑎 𝑗𝑋𝑆 𝑅𝑎 𝑗𝑋𝑆 𝐼𝑎𝐴 𝐸𝑎𝐵 𝑉𝑔𝐵 𝐼𝐿 𝐸𝑎𝐶 𝑉𝑔𝐶 𝐸𝑎𝐴 𝑉𝑔𝐴−𝐵 𝑵 Kondisi tiga-fasa seimbang adalah kondisi dimana tegangan dan arus dari masing-masing fasa memiliki magnituda yang sama besar dan berbeda fasa 120 satu sama lainnya.
  • 24. • Konfigurasi hubungan belitan jangkar generator sinkron tiga-fasa. Hubungan segitiga (delta, ) 𝑉𝑔𝐴 𝑅𝑎 𝑗𝑋𝑆 𝐼𝑎𝐴 𝐸𝑎𝐵 𝐼𝐿 𝑉𝑔𝐶 𝐸𝑎𝐴 𝑅𝑎 𝑗𝑋𝑆 𝐸𝑎𝐶 𝑅𝑎 𝑗𝑋𝑆 𝑉𝑔𝐵 𝑉𝑔𝐿𝐿 1. Hanya terdapat satu macam tegangan terminal generator yaitu tegangan antar fasa (VgLL) yang sama dengan tegangan dari masing-masig belitan fasa generator. 2. Terdapat dua besaran arus yaitu arus yang mengalir pada masing- masing belitan fasa dan arus yang mengalir pada setiap fasa generator (IL). 3. Untuk hubungan delta seimbang: Tegangan belitan sama dengan tegangan fasa ke fasa, contoh 𝑉𝑔𝐴 = 𝑉𝑔𝐿𝐿, dan arus fasa sama dengan akar tiga kali arus yang mengalir pada belitan fasa, contoh 𝐼𝐿 = 3𝐼𝑎𝐴 sehingga daya mampu (S) yang disalurkan generator dihitung sebagai: 𝑆 = 3𝑉𝑔𝐴𝐼𝑎𝐴 = 3𝑉𝑔𝐿𝐿𝐼𝐿
  • 25. Diagram fasor rangkaian ekivalen generator sinkron Untuk sitem tiga-fasa seimbang  rangkaian ekivalen masing-masing fasa generator sinkron adalah identik (yang berbeda hanya pada sudut fasa tegangannya)  cukup digambarkan rangkaian ekivalen per-fasa saja. Diagram fasor untuk beberapa kondisi pembebanan Persamaan tegangan: 𝑽𝒈 = 𝑬𝒂 − (𝒋𝑿𝑺 + 𝑹𝒂)𝑰𝒂 atau 𝑬𝒂 = 𝑽𝒈 + (𝒋𝑿𝑺 + 𝑹𝒂)𝑰𝒂 Rangkaian ekivalen per-fasa belitan jangkar generator sinkron 𝑅𝑎 𝑗𝑋𝑆 𝐸𝑎 𝑉 𝑔 𝐼𝑎 𝐼𝑎 𝑉 𝑔 𝐼𝑎𝑅𝑎 𝑗𝐼𝑎𝑋𝑆 𝐸𝑎 𝐼𝑎 𝑉 𝑔 𝐼𝑎𝑅𝑎 𝑗𝐼𝑎𝑋𝑆 𝐸𝑎 𝐼𝑎 𝑉 𝑔 𝐼𝑎𝑅𝑎 𝑗𝐼𝑎𝑋𝑆 𝐸𝑎 Beban resistif Beban induktif Beban kapasitif