SlideShare a Scribd company logo
1 of 31
Di Indonesia kasus terus
meningkat,
hingga 3 Juli 2020
terdapat:
v' 60.695 kasus konfirmasi
v' 3.036 kematian
I
Pendahuluan
• COVID-19 sangat menular sehingga dibutuhkan
kedisiplinan semua pihak untuk menjalani protokol
pencegahan
• Obat spesifik untuk COVID-19 belum ada
• Vaksin untuk COVI 019 belum ada
•
Penting pelaksanaan 3 T:
Tracing, Testing, Treating
Transmisi
'
� TIDAK LANGSUNG
� LANGSUNG
• Droplet � Percikan langsung
• Jarak 1-2 meter dari orang yang
batuk/bersin tanpa ditutup
• Droplet � tumpah ke permukaan
benda
• Kemudian kita menyentuh dengan
tangan, tangan menyentuh wajah
(mata, hidung, mulut) tanpa cuci
tangan.
5. Penurunan pengecapan
6. Nyeri tenggorokan
7. Batuk
8. Gangguan pernapasan (kesulitan bernapas)
9. Mual/ muntah/ nyeri perut
, Gelala COVID-19
1. Demam
2. Nyeri Kepala
3. Nyeri otot
4. Gangguan penciuman
»>
E
Hidung � rAnosmia
) kesadaran
Otak • Stroke, kejang, inflamasi otak
Mata � • Konjungtivitis, inflamasi kornea
'-- ��====================================
Kardiovas�lar -( • Pembekuan darah, vasokonstriksi pembuluh
-r .. darah
::==---��������-
=;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;=
Hati Peningkatan enzim hati
Intestinal I· Diare
Ginjal _r EAKI, proteinuria
......._�����������������-
_) • GBS, ensefalitis, kejang, halusinasi, gangguan
Neurologis
"----------
Pemeriksaan Penunjang
• Pencitraan:
• Foto toraks : menunjukkan gambaran pneumonia
• CT Scan toraks: menunjukkan gambaran opasitas ground-
glass
(GGO)
• Darah perifer lengkap: dapat ditemukkan leukopenia I
normal, limfopenia, monositosis
• Kimia darah
• RT-PCR (dari swab tenggorok, sputum, atau BAL)
Pemeriksaan Penunjang
Foto toraks
gambaran pneumonia
CT Toraks
gambaran opasitas ground-glass (GGO)
Skrining COVID-19
• Anamnesis :
• Riwayat kontak dengan pasien terkonfirmasi COVID-19
• Foto toraks
• Pemeriksaan laboratorium :
• Hematologi : leukosit_J:1€utrophil, NLR, CRP
• Pemeriksaan RT PCR/ TCM
• Perlu aktifitas skrining untuk menemukan kasus sedini mungkin
• Pasien dengan derajat penyakit yang sedang-berat berpotensi
<, menjadi kritis sehingga meningkatkan mortalitas
• RAPID TEST
• WHO tidak merekomendasikan penggunaan tes diagnostik cepat
berbasis deteksi antibodi untuk diagnosis pasien tetapi mendorong
dilanjutkannya upaya menetapkan kegunaannya dalam surveilans
penyakit dan penelitian epidemiologi
• Untuk keperluan epidemiologi : mengetahui prevalensi, attack rate pada
populasi, dan fatality ra�ada suatu populasi
• Digunakan untuk mengetahui respon antibodi pada kasus dimana hasil
tes molekular negatif namun terdapat hubungan kuat secara epidemiologi
dengan infeksi COVID-19
• Untuk mengidentifikasi potensi donor konvalesen plasma
"'-�
Sumber. https ://www.who.int/news-room/cornme ntaries/detail/advice-on-the-use-
of- point-of-care-immunod iagnostic-tests-for-covid-19
window
--- period ---
decrease --+ -convalescence--+ - viral RNA and protein
- lgM .intibodies
start ef
recovery
- lgG antlbodles
I
asym ptomatlc I
stage I
I
onnt of
symptoms
lgG remains
in blood and provldu
long term immunity
lgM
dluppurs
0 s 7 14 2l
days since infection
28 35
••,· Eiil •
I his gr3ph 1s forilluwa11on pu1poses only
-,
Test results
RT-qPCR lgM
Clinical Significance
lgG
+ � -
+ +
- Patient may be in th
-e window period of infection.
- Patient may be i
-
the earty stage of
infection. n
+ + + Patients is in the active phase of infection.
+ -
- +
�
- -
- +
+ Patient may be in the late or recurrent stage of infection.
- Patient may be in the earty stage of infection. RT-qPCR result may be false-negative.
+ Patient may have had a past infection. and has recovered.
+ Patient may be in the recovery stage of an infection. or the RT-qPCR result may be false-
negative.
lnterpretasi
I
••
,· Iii •
• RT-PCR merupakan pemeriksaan diagnosis pasti COVID-19
(Gold Standard)
• Rapid Diagnostic Test (ROT) tidak dapat digunakan untuk
skrining karena baru menghasilkan reaktif (positif) bila sudah
ada gejala, yang artinya pasien ditemukan pada kondisi
Ianjut
• Rapid test digunakaniJntuk surveilans dan kepentingan
epidemiologi
• Saran: Membuat sistem skoring untuk skrining dengan
memasukkan unsur riwayat kontak dengan kasus
� konfirmasi, komorbiditas, dan kelompok
<, immunokompromais.
I Definisi kasus
SUSPEK
• lndividu dgn ISPA dan
riwayat perjalanan ke
daerah transmisi lokal
• lndividu dgn gejala ISPA
dan
• Riwayat kontak dgn kasus
konfirmasi
"-� lndividu dgn ISPA BeraU
Pneumonia Berat tanpa
diketahui penyebabnya
�
r-
TERKONFIRMASI
•Pasien dgn atau tanpa
gejala DAN hasil PCR
POSIT IF
PROBABLE
Kasus suspek dengan
ISPABerat/ARDS/Meninggal dengan
gambaran klinis sesuai COVID19 DAN
tidak ada hasil pemeriksaan PCR
dengan alasan apapun
Tatalaksana:
Pasien Terkonfirmasi (Positif) COVID-19
1. Tanpa Gejala
• lsolasi mandiri di rumah selama 14 hari
• Diberi edukasi apa yang harus dilakukan (diberikan leaflet
untuk dibawa ke-rumah)
• Vitamin C 3x1 tab (untuk 14 hari)*
• Pasien mengukur suhu tubuh 2 kali sehari, pagi dan
malam hari
• Pasien dipantau melalui telepon oleh petugas FKTP
• Kontrol di FKTP setelah 14 hari untuk pemantauan klinis
Tatalaksana:
Pasien Terkonfirmasi (Positif) COVI D-19
2. Gejala Ringan
• lsolasi mandiri di rumah selama 14 hari
• Diberi edukasi apa yang harus dilakukan (leaflet untuk dibawa ke rumah)
• Vitamin C, 3 x 1 tablet (untuk 14 hari)*
.s-:
• Klorokuin fosfat, 2x 500 mg (untuk 5 hari) ATAU Hidroksiklorokuin, 1x 400
mg (untuk 5 hari)
• Azitromisin, 1 x 500 mg (untuk 5 hari) dengan alternatif Levofloxacin 1 x
750 mg (untuk 5 hari)
• Simtomatis (Parasetamol dan lain-lain)
• Bila diperlukan dapat diberikan Antivirus : Oseltamivir, 2 x 75 mg ATAU
Favipiravir (Avigan), 2 x 600mg (untuk 5 hari)
• Kontrol di FKTP setelah 14 hari untuk pemantauan klinis
Tatalaksana:
Pasien Terkonfirmasi (Positif) COVI D-19
3. Gejala Sedang
• Rujuk ke Rumah Sakit/ Rumah Sakit Darurat, seperti Wisma Atlet
• lsolasi di Rumah Sakit/ Rumah Sakit Darurat, seperti Wisma Atlet selama 14
hari
• Vitamin C diberikan 200-400 mg/ 8 jam dalam 100 cc NaCl 0.9 o/o habis
dalam 1 jam secara lntravena (IV) selama perawatan
• Klorokuin fosfat, 2 x 500 mg (untuk 5 hari) ATAU Hidroksiklorokuin dosis
1x 400 mg (untuk 5 hari)
• Azitromisin, 1 x 500 mg (untuk 5-7 hari) dengan alternatif Levofloxacin 750
mg/ 24 jam per IV atau oral (untuk 5-7 hari)
• Antivirus : Oseltamivir, 2 x 75 mg ATAU Favipiravir (Avigan) loading dose
2x 1600 mg hari ke-1 dan selanjutnya 2 x 600mg (hari ke 2-5)
• Simtomatis (Parasetamol dan lain-lain)
Tatalaksana:
Pasien Terkonfirmasi (Positif) COVID-19
'
4. Gejala Berat
• lsolasi di ruang isolasi Rumah Sakit Rujukan
• Diberikan obat-obatan rejimen COVID-19:
• Klorokuin fosfat, 2 x 500 mg perhari (hari ke 1-3) dilanjutkan 2 x 250 mg (hari
ke 4-10) ATAU Hidroksiklorokuin dosis 1x 400 mg (untuk 5 hari)
• Azitromisin, 1 x 500 mg (untuk 3 hari)
• Antivirus : Oseltamivir, 2 x 75 mg ATAU Favipiravir (Avigan) loading dose
2x 1600 mg hari ke-1 dan selanjutnya 2 x 600mg (hari ke 2-5)
• Vitamin C diberikan secara lntravena (IV) selama perawatan
• Diberikan obat suportif lainnya
• Pengobatan komorbid yang ada
• Monitor yang ketat agar tidak jatuh ke gagal napas yang memerlukan
ventilator mekanik
Tatalaksana:
Pasien Belum Terkonfirmasi COVID-19
• Semua PDP yg dirawat (gejala sedang dan berat) diperlakukan
sama dengan Kasus Terkonfirmasi sampai terbukti bukan
COVID-19
Perhatian Khusus
• Untuk anak dosis harap
disesuaikan
.••
•.
..•.�
:,:
•••
• Vitamin C diberikan dengan dosis tertinggi sesuai dengan ketersediaan
di
Faskes
• Bila tidak tersedia Oseltamivir maupun Favipiravir (Avigan), maka
sebagai pilihan dapat diberikan tablet kombinasi Lopinavir + Ritonavir ( 2
x
400/100 mg) selama 10 hari ATAU Remdisivir 200 mg IV drip, dilanjutkan
1 x 100 mg IV, semua diberikan dalam drip 3 jam, selama 9 - 13 hari.
• Favipiravir (Avigan) tidak boleh diberikan pada wanita
hamil/merencanakan kehamilan
• Pasien dengan komorbid kardiovaskular perlu penjelasan terkait indikasi
dan efek samping yang dapat terjadi akibat pemberian Azitromisin dan
Klorokuin fosfat I Hidroksiklorokuin secara bersamaan
• Pemberian Azitromisin dan Klorokuin I Hidroksiklorokuin secara
bersamaan pada beberapa kasus dapat menyebabkan QT
interval memanjang, diperlukan pemeriksaan EKG serial
• Pemberian Klorokuin I Hidroksiklorokuin tidak dianjurkan kepada
pasien yang berusia > 50 tahun, pasien kritis ,dalam keadaan
syok dan aritmia
• Untuk pasien anak dengan kondisi berat-kritis pemberian Klorokuin
I Hidroksiklorokuin harus dengan pemantauan dan pertimbangan
khusus
• Klorokuin I Hidroksiklorokuin tidak diberikan kepada pasien rawat
jalan. Bila ada komorbid terkait jantung sebaiknya pasien dirawat
*.
*.
Pasien dinyatakan sembuh bila:
• Klinis perbaikan
• Swab tenggorok (PCR) 2 kali berturut-
turut negatif dalam selang waktu >24 jam
Pasien dipulangkan bila:
• Sudah dinyatakan sembuh
• Komorbid teratasi dan stabil
• Pasien diberikan edukasi untuk isolasi diri di rumah
selama 14 hari ke depan (diberikan leaflet dibawa ke
rumah)
Kriteria Pulang ( WHO,Juni 2020)
• Untuk pasien bergejala : 10 hari setelah onset gejala +
ditambah setidaknya 3 hari tanpa gejala (termasuk
demam dan tanpa gejala respiratori)
• Untuk pasien tan pa gejala atau asimtomatik : 10 hari
setelah tes positif untuk SARS-CoV-2
Contoh kasus (sesuai kriteria WHO)
1. Jika seorang pasien memiliki gejala selama 2 hari
7 pasien dapat keluar dari ruang isolasi setelah 1 O hari + 3 hari = 13 hari dari tanggal
pertama kali muncul gejala atau onset gejala
2. Jika seorang pasien dengan gejala selama 14 hari
7 pasien dapat keluar dari ruang isolasi : 14 hari + 3 har i = 17 hari setelah tanggal
pertama kali onset gejala
3. Jika seorang pasien dengan gejala selama 30 hari
7 pasien dapat keluar ruang isolasi : 30 hari + 3 hari
pertama kali onset gejala
= 33 hari setelah tanggal
-Neqara tertentu mungkin memilih untuk melanjutkan menggunakan
pemeriksaan sebagai bagian kriteria discharge atau keluar dari ruang
isolasi. Jika begitu, maka dapat menggunakan rekomendasi awal yaitu
2 kali negatif tes PCR setidaknya 24 jam
• Saat ini belum ada terapi spesifik untuk
COVID-19
• Terdapat beberapa opsi untuk terapi :
• Azitromisin
• Klorokuin fosfat I Hidroksiklorokuin
• Antivirus :
• Oseltamivir
• Favipiravir
• Kombinasi lopinavir + ritonavir,
• Remdesivir
htlpsJ/w w w .covld19treatmentgu,de�nes.nh.gov/lherapeubc-options-under-
investigation/
Beberapa pilihan terapi lain
(Host Modifiers/Immune-Based
Therapy):
• Stem cell therapy
• Plasma convalescent therapy
• Inhibitor IL-6
(Tocilizumab, Sarilumab,
Siltuximab)
• Inhibitor IL-1 (Anakinra)
• Interferon
• Human immunoglobulin
• lmunomodulator lainnya
• Steroid
Mesenchymal Stem Cell (MSC) Therapy
• Merupakan pilihan terapi untuk penyakit autoimun,
sepsis, bedah transplantasi
• Menekan proliferasi sel T, imunoregulasi,
pergantian profil sitokin menjadi antiinflamasi
• Sumber
• Bone marrow
• Adipose tissue
• Inner organs
• Peripheral blood
• Neonatal tissues (e.g., umbilical cord, placenta, amniotic fluid,
amniotic membrane)
'
Human lmmunoglobulin
I
• Penggunaan pada infeksi virus lainnya sebagai pencegahan infeksi CMV
pada pasien post-transplantasi sumsum tulang dan PEP Varicella pada
individu berisiko tinggi
• Diberikan secara intravena (IVlg)
• Risiko efek samping:
• Antibody-dependent enhancement of
infection
• Transfusion-associated acute lung injury (TRALI)
• Pada 3 pasien dengan COVID-19 kategori Berat, di Wuhan China
• Dosis : IVlg at 0.3-0.5 g per kgbb per hari untuk 5 hari
• Pemberian mempertimbangkan potensi pada jantung dan ginjal pada pasien
COVID-19 berat
• Pada ketiga pasien tidak menunjukkan efek samping
Cao W. et al Hlgh·Dos• lnnvenous lmmpog blll .ll m •• • Therwpeulit Oplion ror Oe4erio1a!s,g P�lle.nts Wilt C,orun...,..,,1 DilHM 2019, 01J4n Fori.m lnfKlious Cbu-HS �I 1-8 .t.�lablil from
httPS,;(/a�mic;,oup c;omlo ficJ artide.t713/�102M107-0
Tocilizumab
• Antibodi monoklonal rekombinan humanized anti-lL-6R
• Antagonis reseptor IL-6 � menghambat kaskade persinyalan
• FDA approved untuk pasien gangguan rematologik, juvenile
idiopatik artritis, giant cell arteritis, dan cytokine-release syndrome
• Diberikan secara injeksi IV/subkutan untuk pasien COVID-19 berat
dengan kecurigaan hiperinflamasi
• Penelitian masih berlangsung, memasuki tahap 2.
• Studi single-arm 2 fase, studi parallel observational cohort, multicenter, dan open-label
• Dosis: Tocilizumab 8 mg/kg (maksiml 800mg per dosis), dengan interval 12 jam.
• Penelitian single observational di China: Tocilizumab efektif dalam perbaikan klinis dan
menekan perburukan dalam mengobati COVID-19 derajat dan kritis
1 S-0" C ·� RKO.MM.n d a! IOl' II klol lle use ot TOCll2UMl b In .... Mata g..... W al ,,...,.""°h a .. s.v.r. COVE,19 wltl Susp•ct•I I H�rlntlaMtn a .! b 'I
!9Jhw cowq1t1,ea1m.,..1py!9•Hnt f Qlh 99Yfth•rapflutic:9pt!9!'1:1,inde, .jn..,..!9!!9"!:!!!t11"99!:rJ·� PYI
2 X111X H4111"1M ,LflT SunW,WenoD Ef f fflN1tTr•11mNtotSev «eC OVI0-1 9Pil...,...w.tltTGdl.A Cth,2020
Terapi antikoagulan
• Peningkatan D-dimer dan adanya gangguan koagulasi
berhubungan dengan terjadinya gagal nafas dan kematian
pada pasien COVID-19.
• Komplikasi tromboemboli mungkin menjadi bagian dari gambaran klinis
COVID-
19
• Lebih dari setengah kejadian tromboemboli ditemukan saat 24 jam pertama
perawatan
• Walaupun pasien mendapat terapi profilaksis antikoagulan, kejadian
tromboemboli vena dan arteri hampir mencapai 8o/o
• Penggunaan heparin, khususnya pada pasien dengan
peningkatan D-dimer dan skor Sepsis Induced
Coagulopathy (SIC) yang tinggi, berhubungan dengan
prognosis yang baik
Negri EM, Piloto BM, Monnaga LI<, et al. Heparin therapy improving hypoxia ,n COVI0-19 patients. a case series. do,.org/10.1101/2020.04.15.20067017.
Pemberian Steroid pada (OVID 19
Secara umum WHO tidak merekomendasikan pemberian
steroid pada pasien COVID-19
RECOVERY STUDY:
• Deksametason menurunkan mortalitas pada pasien kritis
(dgn ventilator, sebanyak 1/3, dan 1/So/o pada pasien yg
mendapat terapi oksigen
• Deksametason tidak bermanfaat pada pasien Covid19
dengan gejala ringan
• Steroid tidak untuk PENCEGAHAN
t. W1ft9 C. et •II. Chnlcol •WMl'Ce do" nol ll.lOOGfl c«111co1 Stl'O ld notmont lot 2019--nC oV lung �jury. htlpu'Mww.� Lcom lac tlonllhowf'dl?pil- S01 40· 673''4 .� JO)t7 2
2. RIIIMI 8. Mo.I• A. Ri!w A. •nd H� etel COW:,..tt 9nd trw•lmOnt w11h NSAI O erwt (X)l'bc;.olt « O M k ffi:11.111:1-. ti. lmilng lhe• ,,..o In the �lcel •ettong" h-.Jl'www.M:tll.MRM..90v
pmolertldeal'PM C710!332/pdf1ca.1"Jo
COVID 19 ERLINA BURHAN.docx

More Related Content

Similar to COVID 19 ERLINA BURHAN.docx

Buku Protokol Tatalaksana COVID-19 Edisi 2
Buku Protokol Tatalaksana COVID-19 Edisi 2Buku Protokol Tatalaksana COVID-19 Edisi 2
Buku Protokol Tatalaksana COVID-19 Edisi 2CIkumparan
 
02.-COVID19-ITS-Surveilans-dan-Respon-Terhadap-Pasien-COVID19-.pdf
02.-COVID19-ITS-Surveilans-dan-Respon-Terhadap-Pasien-COVID19-.pdf02.-COVID19-ITS-Surveilans-dan-Respon-Terhadap-Pasien-COVID19-.pdf
02.-COVID19-ITS-Surveilans-dan-Respon-Terhadap-Pasien-COVID19-.pdfAndiAwaliyahLatif
 
Pengantar vaksinasi covid 19 astra zeneca
Pengantar vaksinasi covid 19 astra zenecaPengantar vaksinasi covid 19 astra zeneca
Pengantar vaksinasi covid 19 astra zenecaI Putu Cahya Legawa
 
Tatalaksana Infeksi Oportunistik
Tatalaksana Infeksi OportunistikTatalaksana Infeksi Oportunistik
Tatalaksana Infeksi OportunistikOlivia590142
 
Pelaksanaan Imunisasi PCV - Workshop PCV.pdf
Pelaksanaan Imunisasi PCV - Workshop PCV.pdfPelaksanaan Imunisasi PCV - Workshop PCV.pdf
Pelaksanaan Imunisasi PCV - Workshop PCV.pdfArum96
 
884a74a8bc2694ee874710b4964cc03a.pptx
884a74a8bc2694ee874710b4964cc03a.pptx884a74a8bc2694ee874710b4964cc03a.pptx
884a74a8bc2694ee874710b4964cc03a.pptxpuskesmastanon
 
Buku saku protokol tatalaksana covid 19 edisi 2
Buku saku protokol tatalaksana covid 19 edisi 2Buku saku protokol tatalaksana covid 19 edisi 2
Buku saku protokol tatalaksana covid 19 edisi 2RinduAnggara
 
Rekomendasi PAPDI soal Vaksinasi Corona
Rekomendasi PAPDI soal Vaksinasi CoronaRekomendasi PAPDI soal Vaksinasi Corona
Rekomendasi PAPDI soal Vaksinasi CoronaCIkumparan
 
Tracing testing treatment covid 19
Tracing testing treatment covid 19Tracing testing treatment covid 19
Tracing testing treatment covid 19Zakiah dr
 
Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) adalah semua kejadian medik yang ...
Kejadian Ikutan  Pasca Imunisasi  (KIPI) adalah  semua kejadian  medik yang  ...Kejadian Ikutan  Pasca Imunisasi  (KIPI) adalah  semua kejadian  medik yang  ...
Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) adalah semua kejadian medik yang ...LaelaNurrochmah1
 
Pembahasan UKDI CLINIC 1.pdf
Pembahasan UKDI CLINIC 1.pdfPembahasan UKDI CLINIC 1.pdf
Pembahasan UKDI CLINIC 1.pdfssuser06fc96
 
Typhoid dan Cholera 2020
Typhoid dan Cholera 2020Typhoid dan Cholera 2020
Typhoid dan Cholera 2020ILKKM SG BULOH
 
PPT Kematian 123.pptx
PPT Kematian 123.pptxPPT Kematian 123.pptx
PPT Kematian 123.pptxindah107935
 
Perawatan Antenatal di Era New Normal
Perawatan Antenatal di Era New Normal Perawatan Antenatal di Era New Normal
Perawatan Antenatal di Era New Normal dwirani amelia
 
Revisi Protokol Tatalaksana Covid-19 dari PDPI, PAPDI, PERDATIN, PERKI & IDAI
Revisi Protokol Tatalaksana Covid-19 dari PDPI, PAPDI, PERDATIN, PERKI & IDAIRevisi Protokol Tatalaksana Covid-19 dari PDPI, PAPDI, PERDATIN, PERKI & IDAI
Revisi Protokol Tatalaksana Covid-19 dari PDPI, PAPDI, PERDATIN, PERKI & IDAIStefanus Nofa
 

Similar to COVID 19 ERLINA BURHAN.docx (20)

Buku Protokol Tatalaksana COVID-19 Edisi 2
Buku Protokol Tatalaksana COVID-19 Edisi 2Buku Protokol Tatalaksana COVID-19 Edisi 2
Buku Protokol Tatalaksana COVID-19 Edisi 2
 
02.-COVID19-ITS-Surveilans-dan-Respon-Terhadap-Pasien-COVID19-.pdf
02.-COVID19-ITS-Surveilans-dan-Respon-Terhadap-Pasien-COVID19-.pdf02.-COVID19-ITS-Surveilans-dan-Respon-Terhadap-Pasien-COVID19-.pdf
02.-COVID19-ITS-Surveilans-dan-Respon-Terhadap-Pasien-COVID19-.pdf
 
Pengantar vaksinasi covid 19 astra zeneca
Pengantar vaksinasi covid 19 astra zenecaPengantar vaksinasi covid 19 astra zeneca
Pengantar vaksinasi covid 19 astra zeneca
 
Covid 19.pptx
Covid 19.pptxCovid 19.pptx
Covid 19.pptx
 
Tatalaksana Infeksi Oportunistik
Tatalaksana Infeksi OportunistikTatalaksana Infeksi Oportunistik
Tatalaksana Infeksi Oportunistik
 
Pelaksanaan Imunisasi PCV - Workshop PCV.pdf
Pelaksanaan Imunisasi PCV - Workshop PCV.pdfPelaksanaan Imunisasi PCV - Workshop PCV.pdf
Pelaksanaan Imunisasi PCV - Workshop PCV.pdf
 
884a74a8bc2694ee874710b4964cc03a.pptx
884a74a8bc2694ee874710b4964cc03a.pptx884a74a8bc2694ee874710b4964cc03a.pptx
884a74a8bc2694ee874710b4964cc03a.pptx
 
Buku saku protokol tatalaksana covid 19 edisi 2
Buku saku protokol tatalaksana covid 19 edisi 2Buku saku protokol tatalaksana covid 19 edisi 2
Buku saku protokol tatalaksana covid 19 edisi 2
 
Rekomendasi PAPDI soal Vaksinasi Corona
Rekomendasi PAPDI soal Vaksinasi CoronaRekomendasi PAPDI soal Vaksinasi Corona
Rekomendasi PAPDI soal Vaksinasi Corona
 
Imunisasi dasar
Imunisasi dasarImunisasi dasar
Imunisasi dasar
 
Tracing testing treatment covid 19
Tracing testing treatment covid 19Tracing testing treatment covid 19
Tracing testing treatment covid 19
 
Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) adalah semua kejadian medik yang ...
Kejadian Ikutan  Pasca Imunisasi  (KIPI) adalah  semua kejadian  medik yang  ...Kejadian Ikutan  Pasca Imunisasi  (KIPI) adalah  semua kejadian  medik yang  ...
Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) adalah semua kejadian medik yang ...
 
Manajemen Deteksi Dini Pasien Suspek COVID-19
Manajemen Deteksi Dini Pasien Suspek COVID-19Manajemen Deteksi Dini Pasien Suspek COVID-19
Manajemen Deteksi Dini Pasien Suspek COVID-19
 
Askep thalasemia
Askep thalasemiaAskep thalasemia
Askep thalasemia
 
Pembahasan UKDI CLINIC 1.pdf
Pembahasan UKDI CLINIC 1.pdfPembahasan UKDI CLINIC 1.pdf
Pembahasan UKDI CLINIC 1.pdf
 
Typhoid dan Cholera 2020
Typhoid dan Cholera 2020Typhoid dan Cholera 2020
Typhoid dan Cholera 2020
 
PPT Kematian 123.pptx
PPT Kematian 123.pptxPPT Kematian 123.pptx
PPT Kematian 123.pptx
 
Perawatan Antenatal di Era New Normal
Perawatan Antenatal di Era New Normal Perawatan Antenatal di Era New Normal
Perawatan Antenatal di Era New Normal
 
Case kecamatan
Case kecamatanCase kecamatan
Case kecamatan
 
Revisi Protokol Tatalaksana Covid-19 dari PDPI, PAPDI, PERDATIN, PERKI & IDAI
Revisi Protokol Tatalaksana Covid-19 dari PDPI, PAPDI, PERDATIN, PERKI & IDAIRevisi Protokol Tatalaksana Covid-19 dari PDPI, PAPDI, PERDATIN, PERKI & IDAI
Revisi Protokol Tatalaksana Covid-19 dari PDPI, PAPDI, PERDATIN, PERKI & IDAI
 

Recently uploaded

Toko Obat Kuat Viagra Asli Di Denpasar 081227526446 Jual Viagra USA 100mg Di ...
Toko Obat Kuat Viagra Asli Di Denpasar 081227526446 Jual Viagra USA 100mg Di ...Toko Obat Kuat Viagra Asli Di Denpasar 081227526446 Jual Viagra USA 100mg Di ...
Toko Obat Kuat Viagra Asli Di Denpasar 081227526446 Jual Viagra USA 100mg Di ...agusmenyut7
 
499150484-Tubel-Nusantara-Sehat-ppt-revisi-24-Feb-2020.ppt
499150484-Tubel-Nusantara-Sehat-ppt-revisi-24-Feb-2020.ppt499150484-Tubel-Nusantara-Sehat-ppt-revisi-24-Feb-2020.ppt
499150484-Tubel-Nusantara-Sehat-ppt-revisi-24-Feb-2020.pptLalu Amri Yasir
 
Peraturan Menteri Kesehatan no 755 ttg K
Peraturan Menteri Kesehatan no 755 ttg KPeraturan Menteri Kesehatan no 755 ttg K
Peraturan Menteri Kesehatan no 755 ttg KIndahwaty Waty
 
Pelatihan ABA BAGI ANAK PENYANDANG AUTISTIK
Pelatihan ABA BAGI ANAK PENYANDANG AUTISTIKPelatihan ABA BAGI ANAK PENYANDANG AUTISTIK
Pelatihan ABA BAGI ANAK PENYANDANG AUTISTIKdekgusdharmawan
 
Pemantauan Pertumbuhan Pada Bayi dan Balita
Pemantauan Pertumbuhan Pada Bayi dan BalitaPemantauan Pertumbuhan Pada Bayi dan Balita
Pemantauan Pertumbuhan Pada Bayi dan Balitafaridagushybana
 
jabatan fungsional administrasi kesehatan.pptx
jabatan fungsional administrasi kesehatan.pptxjabatan fungsional administrasi kesehatan.pptx
jabatan fungsional administrasi kesehatan.pptxDiandraArisnawati2
 
Reseptor inti-ayu.pptxdddddddddddddddddddddddd
Reseptor inti-ayu.pptxddddddddddddddddddddddddReseptor inti-ayu.pptxdddddddddddddddddddddddd
Reseptor inti-ayu.pptxdddddddddddddddddddddddddevahimerharsep
 

Recently uploaded (7)

Toko Obat Kuat Viagra Asli Di Denpasar 081227526446 Jual Viagra USA 100mg Di ...
Toko Obat Kuat Viagra Asli Di Denpasar 081227526446 Jual Viagra USA 100mg Di ...Toko Obat Kuat Viagra Asli Di Denpasar 081227526446 Jual Viagra USA 100mg Di ...
Toko Obat Kuat Viagra Asli Di Denpasar 081227526446 Jual Viagra USA 100mg Di ...
 
499150484-Tubel-Nusantara-Sehat-ppt-revisi-24-Feb-2020.ppt
499150484-Tubel-Nusantara-Sehat-ppt-revisi-24-Feb-2020.ppt499150484-Tubel-Nusantara-Sehat-ppt-revisi-24-Feb-2020.ppt
499150484-Tubel-Nusantara-Sehat-ppt-revisi-24-Feb-2020.ppt
 
Peraturan Menteri Kesehatan no 755 ttg K
Peraturan Menteri Kesehatan no 755 ttg KPeraturan Menteri Kesehatan no 755 ttg K
Peraturan Menteri Kesehatan no 755 ttg K
 
Pelatihan ABA BAGI ANAK PENYANDANG AUTISTIK
Pelatihan ABA BAGI ANAK PENYANDANG AUTISTIKPelatihan ABA BAGI ANAK PENYANDANG AUTISTIK
Pelatihan ABA BAGI ANAK PENYANDANG AUTISTIK
 
Pemantauan Pertumbuhan Pada Bayi dan Balita
Pemantauan Pertumbuhan Pada Bayi dan BalitaPemantauan Pertumbuhan Pada Bayi dan Balita
Pemantauan Pertumbuhan Pada Bayi dan Balita
 
jabatan fungsional administrasi kesehatan.pptx
jabatan fungsional administrasi kesehatan.pptxjabatan fungsional administrasi kesehatan.pptx
jabatan fungsional administrasi kesehatan.pptx
 
Reseptor inti-ayu.pptxdddddddddddddddddddddddd
Reseptor inti-ayu.pptxddddddddddddddddddddddddReseptor inti-ayu.pptxdddddddddddddddddddddddd
Reseptor inti-ayu.pptxdddddddddddddddddddddddd
 

COVID 19 ERLINA BURHAN.docx

  • 1.
  • 2. Di Indonesia kasus terus meningkat, hingga 3 Juli 2020 terdapat: v' 60.695 kasus konfirmasi v' 3.036 kematian I Pendahuluan • COVID-19 sangat menular sehingga dibutuhkan kedisiplinan semua pihak untuk menjalani protokol pencegahan • Obat spesifik untuk COVID-19 belum ada • Vaksin untuk COVI 019 belum ada • Penting pelaksanaan 3 T: Tracing, Testing, Treating
  • 3. Transmisi ' � TIDAK LANGSUNG � LANGSUNG • Droplet � Percikan langsung • Jarak 1-2 meter dari orang yang batuk/bersin tanpa ditutup • Droplet � tumpah ke permukaan benda • Kemudian kita menyentuh dengan tangan, tangan menyentuh wajah (mata, hidung, mulut) tanpa cuci tangan.
  • 4.
  • 5. 5. Penurunan pengecapan 6. Nyeri tenggorokan 7. Batuk 8. Gangguan pernapasan (kesulitan bernapas) 9. Mual/ muntah/ nyeri perut , Gelala COVID-19 1. Demam 2. Nyeri Kepala 3. Nyeri otot 4. Gangguan penciuman »>
  • 6. E Hidung � rAnosmia ) kesadaran Otak • Stroke, kejang, inflamasi otak Mata � • Konjungtivitis, inflamasi kornea '-- ��==================================== Kardiovas�lar -( • Pembekuan darah, vasokonstriksi pembuluh -r .. darah ::==---��������- =;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;= Hati Peningkatan enzim hati Intestinal I· Diare Ginjal _r EAKI, proteinuria ......._�����������������- _) • GBS, ensefalitis, kejang, halusinasi, gangguan Neurologis "----------
  • 7. Pemeriksaan Penunjang • Pencitraan: • Foto toraks : menunjukkan gambaran pneumonia • CT Scan toraks: menunjukkan gambaran opasitas ground- glass (GGO) • Darah perifer lengkap: dapat ditemukkan leukopenia I normal, limfopenia, monositosis • Kimia darah • RT-PCR (dari swab tenggorok, sputum, atau BAL)
  • 8. Pemeriksaan Penunjang Foto toraks gambaran pneumonia CT Toraks gambaran opasitas ground-glass (GGO)
  • 9. Skrining COVID-19 • Anamnesis : • Riwayat kontak dengan pasien terkonfirmasi COVID-19 • Foto toraks • Pemeriksaan laboratorium : • Hematologi : leukosit_J:1€utrophil, NLR, CRP • Pemeriksaan RT PCR/ TCM • Perlu aktifitas skrining untuk menemukan kasus sedini mungkin • Pasien dengan derajat penyakit yang sedang-berat berpotensi <, menjadi kritis sehingga meningkatkan mortalitas
  • 10. • RAPID TEST • WHO tidak merekomendasikan penggunaan tes diagnostik cepat berbasis deteksi antibodi untuk diagnosis pasien tetapi mendorong dilanjutkannya upaya menetapkan kegunaannya dalam surveilans penyakit dan penelitian epidemiologi • Untuk keperluan epidemiologi : mengetahui prevalensi, attack rate pada populasi, dan fatality ra�ada suatu populasi • Digunakan untuk mengetahui respon antibodi pada kasus dimana hasil tes molekular negatif namun terdapat hubungan kuat secara epidemiologi dengan infeksi COVID-19 • Untuk mengidentifikasi potensi donor konvalesen plasma "'-� Sumber. https ://www.who.int/news-room/cornme ntaries/detail/advice-on-the-use- of- point-of-care-immunod iagnostic-tests-for-covid-19
  • 11. window --- period --- decrease --+ -convalescence--+ - viral RNA and protein - lgM .intibodies start ef recovery - lgG antlbodles I asym ptomatlc I stage I I onnt of symptoms lgG remains in blood and provldu long term immunity lgM dluppurs 0 s 7 14 2l days since infection 28 35 ••,· Eiil • I his gr3ph 1s forilluwa11on pu1poses only
  • 12. -, Test results RT-qPCR lgM Clinical Significance lgG + � - + + - Patient may be in th -e window period of infection. - Patient may be i - the earty stage of infection. n + + + Patients is in the active phase of infection. + - - + � - - - + + Patient may be in the late or recurrent stage of infection. - Patient may be in the earty stage of infection. RT-qPCR result may be false-negative. + Patient may have had a past infection. and has recovered. + Patient may be in the recovery stage of an infection. or the RT-qPCR result may be false- negative. lnterpretasi I •• ,· Iii •
  • 13. • RT-PCR merupakan pemeriksaan diagnosis pasti COVID-19 (Gold Standard) • Rapid Diagnostic Test (ROT) tidak dapat digunakan untuk skrining karena baru menghasilkan reaktif (positif) bila sudah ada gejala, yang artinya pasien ditemukan pada kondisi Ianjut • Rapid test digunakaniJntuk surveilans dan kepentingan epidemiologi • Saran: Membuat sistem skoring untuk skrining dengan memasukkan unsur riwayat kontak dengan kasus � konfirmasi, komorbiditas, dan kelompok <, immunokompromais.
  • 14. I Definisi kasus SUSPEK • lndividu dgn ISPA dan riwayat perjalanan ke daerah transmisi lokal • lndividu dgn gejala ISPA dan • Riwayat kontak dgn kasus konfirmasi "-� lndividu dgn ISPA BeraU Pneumonia Berat tanpa diketahui penyebabnya � r- TERKONFIRMASI •Pasien dgn atau tanpa gejala DAN hasil PCR POSIT IF PROBABLE Kasus suspek dengan ISPABerat/ARDS/Meninggal dengan gambaran klinis sesuai COVID19 DAN tidak ada hasil pemeriksaan PCR dengan alasan apapun
  • 15. Tatalaksana: Pasien Terkonfirmasi (Positif) COVID-19 1. Tanpa Gejala • lsolasi mandiri di rumah selama 14 hari • Diberi edukasi apa yang harus dilakukan (diberikan leaflet untuk dibawa ke-rumah) • Vitamin C 3x1 tab (untuk 14 hari)* • Pasien mengukur suhu tubuh 2 kali sehari, pagi dan malam hari • Pasien dipantau melalui telepon oleh petugas FKTP • Kontrol di FKTP setelah 14 hari untuk pemantauan klinis
  • 16. Tatalaksana: Pasien Terkonfirmasi (Positif) COVI D-19 2. Gejala Ringan • lsolasi mandiri di rumah selama 14 hari • Diberi edukasi apa yang harus dilakukan (leaflet untuk dibawa ke rumah) • Vitamin C, 3 x 1 tablet (untuk 14 hari)* .s-: • Klorokuin fosfat, 2x 500 mg (untuk 5 hari) ATAU Hidroksiklorokuin, 1x 400 mg (untuk 5 hari) • Azitromisin, 1 x 500 mg (untuk 5 hari) dengan alternatif Levofloxacin 1 x 750 mg (untuk 5 hari) • Simtomatis (Parasetamol dan lain-lain) • Bila diperlukan dapat diberikan Antivirus : Oseltamivir, 2 x 75 mg ATAU Favipiravir (Avigan), 2 x 600mg (untuk 5 hari) • Kontrol di FKTP setelah 14 hari untuk pemantauan klinis
  • 17. Tatalaksana: Pasien Terkonfirmasi (Positif) COVI D-19 3. Gejala Sedang • Rujuk ke Rumah Sakit/ Rumah Sakit Darurat, seperti Wisma Atlet • lsolasi di Rumah Sakit/ Rumah Sakit Darurat, seperti Wisma Atlet selama 14 hari • Vitamin C diberikan 200-400 mg/ 8 jam dalam 100 cc NaCl 0.9 o/o habis dalam 1 jam secara lntravena (IV) selama perawatan • Klorokuin fosfat, 2 x 500 mg (untuk 5 hari) ATAU Hidroksiklorokuin dosis 1x 400 mg (untuk 5 hari) • Azitromisin, 1 x 500 mg (untuk 5-7 hari) dengan alternatif Levofloxacin 750 mg/ 24 jam per IV atau oral (untuk 5-7 hari) • Antivirus : Oseltamivir, 2 x 75 mg ATAU Favipiravir (Avigan) loading dose 2x 1600 mg hari ke-1 dan selanjutnya 2 x 600mg (hari ke 2-5) • Simtomatis (Parasetamol dan lain-lain)
  • 18. Tatalaksana: Pasien Terkonfirmasi (Positif) COVID-19 ' 4. Gejala Berat • lsolasi di ruang isolasi Rumah Sakit Rujukan • Diberikan obat-obatan rejimen COVID-19: • Klorokuin fosfat, 2 x 500 mg perhari (hari ke 1-3) dilanjutkan 2 x 250 mg (hari ke 4-10) ATAU Hidroksiklorokuin dosis 1x 400 mg (untuk 5 hari) • Azitromisin, 1 x 500 mg (untuk 3 hari) • Antivirus : Oseltamivir, 2 x 75 mg ATAU Favipiravir (Avigan) loading dose 2x 1600 mg hari ke-1 dan selanjutnya 2 x 600mg (hari ke 2-5) • Vitamin C diberikan secara lntravena (IV) selama perawatan • Diberikan obat suportif lainnya • Pengobatan komorbid yang ada • Monitor yang ketat agar tidak jatuh ke gagal napas yang memerlukan ventilator mekanik
  • 19. Tatalaksana: Pasien Belum Terkonfirmasi COVID-19 • Semua PDP yg dirawat (gejala sedang dan berat) diperlakukan sama dengan Kasus Terkonfirmasi sampai terbukti bukan COVID-19
  • 20. Perhatian Khusus • Untuk anak dosis harap disesuaikan .•• •. ..•.� :,: ••• • Vitamin C diberikan dengan dosis tertinggi sesuai dengan ketersediaan di Faskes • Bila tidak tersedia Oseltamivir maupun Favipiravir (Avigan), maka sebagai pilihan dapat diberikan tablet kombinasi Lopinavir + Ritonavir ( 2 x 400/100 mg) selama 10 hari ATAU Remdisivir 200 mg IV drip, dilanjutkan 1 x 100 mg IV, semua diberikan dalam drip 3 jam, selama 9 - 13 hari. • Favipiravir (Avigan) tidak boleh diberikan pada wanita hamil/merencanakan kehamilan • Pasien dengan komorbid kardiovaskular perlu penjelasan terkait indikasi dan efek samping yang dapat terjadi akibat pemberian Azitromisin dan Klorokuin fosfat I Hidroksiklorokuin secara bersamaan
  • 21. • Pemberian Azitromisin dan Klorokuin I Hidroksiklorokuin secara bersamaan pada beberapa kasus dapat menyebabkan QT interval memanjang, diperlukan pemeriksaan EKG serial • Pemberian Klorokuin I Hidroksiklorokuin tidak dianjurkan kepada pasien yang berusia > 50 tahun, pasien kritis ,dalam keadaan syok dan aritmia • Untuk pasien anak dengan kondisi berat-kritis pemberian Klorokuin I Hidroksiklorokuin harus dengan pemantauan dan pertimbangan khusus • Klorokuin I Hidroksiklorokuin tidak diberikan kepada pasien rawat jalan. Bila ada komorbid terkait jantung sebaiknya pasien dirawat *. *.
  • 22. Pasien dinyatakan sembuh bila: • Klinis perbaikan • Swab tenggorok (PCR) 2 kali berturut- turut negatif dalam selang waktu >24 jam
  • 23. Pasien dipulangkan bila: • Sudah dinyatakan sembuh • Komorbid teratasi dan stabil • Pasien diberikan edukasi untuk isolasi diri di rumah selama 14 hari ke depan (diberikan leaflet dibawa ke rumah) Kriteria Pulang ( WHO,Juni 2020) • Untuk pasien bergejala : 10 hari setelah onset gejala + ditambah setidaknya 3 hari tanpa gejala (termasuk demam dan tanpa gejala respiratori) • Untuk pasien tan pa gejala atau asimtomatik : 10 hari setelah tes positif untuk SARS-CoV-2
  • 24. Contoh kasus (sesuai kriteria WHO) 1. Jika seorang pasien memiliki gejala selama 2 hari 7 pasien dapat keluar dari ruang isolasi setelah 1 O hari + 3 hari = 13 hari dari tanggal pertama kali muncul gejala atau onset gejala 2. Jika seorang pasien dengan gejala selama 14 hari 7 pasien dapat keluar dari ruang isolasi : 14 hari + 3 har i = 17 hari setelah tanggal pertama kali onset gejala 3. Jika seorang pasien dengan gejala selama 30 hari 7 pasien dapat keluar ruang isolasi : 30 hari + 3 hari pertama kali onset gejala = 33 hari setelah tanggal -Neqara tertentu mungkin memilih untuk melanjutkan menggunakan pemeriksaan sebagai bagian kriteria discharge atau keluar dari ruang isolasi. Jika begitu, maka dapat menggunakan rekomendasi awal yaitu 2 kali negatif tes PCR setidaknya 24 jam
  • 25. • Saat ini belum ada terapi spesifik untuk COVID-19 • Terdapat beberapa opsi untuk terapi : • Azitromisin • Klorokuin fosfat I Hidroksiklorokuin • Antivirus : • Oseltamivir • Favipiravir • Kombinasi lopinavir + ritonavir, • Remdesivir htlpsJ/w w w .covld19treatmentgu,de�nes.nh.gov/lherapeubc-options-under- investigation/ Beberapa pilihan terapi lain (Host Modifiers/Immune-Based Therapy): • Stem cell therapy • Plasma convalescent therapy • Inhibitor IL-6 (Tocilizumab, Sarilumab, Siltuximab) • Inhibitor IL-1 (Anakinra) • Interferon • Human immunoglobulin • lmunomodulator lainnya • Steroid
  • 26. Mesenchymal Stem Cell (MSC) Therapy • Merupakan pilihan terapi untuk penyakit autoimun, sepsis, bedah transplantasi • Menekan proliferasi sel T, imunoregulasi, pergantian profil sitokin menjadi antiinflamasi • Sumber • Bone marrow • Adipose tissue • Inner organs • Peripheral blood • Neonatal tissues (e.g., umbilical cord, placenta, amniotic fluid, amniotic membrane)
  • 27. ' Human lmmunoglobulin I • Penggunaan pada infeksi virus lainnya sebagai pencegahan infeksi CMV pada pasien post-transplantasi sumsum tulang dan PEP Varicella pada individu berisiko tinggi • Diberikan secara intravena (IVlg) • Risiko efek samping: • Antibody-dependent enhancement of infection • Transfusion-associated acute lung injury (TRALI) • Pada 3 pasien dengan COVID-19 kategori Berat, di Wuhan China • Dosis : IVlg at 0.3-0.5 g per kgbb per hari untuk 5 hari • Pemberian mempertimbangkan potensi pada jantung dan ginjal pada pasien COVID-19 berat • Pada ketiga pasien tidak menunjukkan efek samping Cao W. et al Hlgh·Dos• lnnvenous lmmpog blll .ll m •• • Therwpeulit Oplion ror Oe4erio1a!s,g P�lle.nts Wilt C,orun...,..,,1 DilHM 2019, 01J4n Fori.m lnfKlious Cbu-HS �I 1-8 .t.�lablil from httPS,;(/a�mic;,oup c;omlo ficJ artide.t713/�102M107-0
  • 28. Tocilizumab • Antibodi monoklonal rekombinan humanized anti-lL-6R • Antagonis reseptor IL-6 � menghambat kaskade persinyalan • FDA approved untuk pasien gangguan rematologik, juvenile idiopatik artritis, giant cell arteritis, dan cytokine-release syndrome • Diberikan secara injeksi IV/subkutan untuk pasien COVID-19 berat dengan kecurigaan hiperinflamasi • Penelitian masih berlangsung, memasuki tahap 2. • Studi single-arm 2 fase, studi parallel observational cohort, multicenter, dan open-label • Dosis: Tocilizumab 8 mg/kg (maksiml 800mg per dosis), dengan interval 12 jam. • Penelitian single observational di China: Tocilizumab efektif dalam perbaikan klinis dan menekan perburukan dalam mengobati COVID-19 derajat dan kritis 1 S-0" C ·� RKO.MM.n d a! IOl' II klol lle use ot TOCll2UMl b In .... Mata g..... W al ,,...,.""°h a .. s.v.r. COVE,19 wltl Susp•ct•I I H�rlntlaMtn a .! b 'I !9Jhw cowq1t1,ea1m.,..1py!9•Hnt f Qlh 99Yfth•rapflutic:9pt!9!'1:1,inde, .jn..,..!9!!9"!:!!!t11"99!:rJ·� PYI 2 X111X H4111"1M ,LflT SunW,WenoD Ef f fflN1tTr•11mNtotSev «eC OVI0-1 9Pil...,...w.tltTGdl.A Cth,2020
  • 29. Terapi antikoagulan • Peningkatan D-dimer dan adanya gangguan koagulasi berhubungan dengan terjadinya gagal nafas dan kematian pada pasien COVID-19. • Komplikasi tromboemboli mungkin menjadi bagian dari gambaran klinis COVID- 19 • Lebih dari setengah kejadian tromboemboli ditemukan saat 24 jam pertama perawatan • Walaupun pasien mendapat terapi profilaksis antikoagulan, kejadian tromboemboli vena dan arteri hampir mencapai 8o/o • Penggunaan heparin, khususnya pada pasien dengan peningkatan D-dimer dan skor Sepsis Induced Coagulopathy (SIC) yang tinggi, berhubungan dengan prognosis yang baik Negri EM, Piloto BM, Monnaga LI<, et al. Heparin therapy improving hypoxia ,n COVI0-19 patients. a case series. do,.org/10.1101/2020.04.15.20067017.
  • 30. Pemberian Steroid pada (OVID 19 Secara umum WHO tidak merekomendasikan pemberian steroid pada pasien COVID-19 RECOVERY STUDY: • Deksametason menurunkan mortalitas pada pasien kritis (dgn ventilator, sebanyak 1/3, dan 1/So/o pada pasien yg mendapat terapi oksigen • Deksametason tidak bermanfaat pada pasien Covid19 dengan gejala ringan • Steroid tidak untuk PENCEGAHAN t. W1ft9 C. et •II. Chnlcol •WMl'Ce do" nol ll.lOOGfl c«111co1 Stl'O ld notmont lot 2019--nC oV lung �jury. htlpu'Mww.� Lcom lac tlonllhowf'dl?pil- S01 40· 673''4 .� JO)t7 2 2. RIIIMI 8. Mo.I• A. Ri!w A. •nd H� etel COW:,..tt 9nd trw•lmOnt w11h NSAI O erwt (X)l'bc;.olt « O M k ffi:11.111:1-. ti. lmilng lhe• ,,..o In the �lcel •ettong" h-.Jl'www.M:tll.MRM..90v pmolertldeal'PM C710!332/pdf1ca.1"Jo