1. Coronavirus Disease Pada Anak Dan Neonatus
Oleh :
Eprilia Sekarasih P – G4A020054
Aditya Eka Octavian – G4A020056
Anggiriani RLS – G4A020071
Fadhly Nino Putra – G4A020124
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN ANAK | RSUD BANYUMAS
FAKULTAS KEDOKTERAN | UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2021
2. Overview COVID-19
• COVID-19 yang disebabkan oleh Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS CoV 2) berasal
dari Wuhan, China dengan kasus pertama pada desember 2019 dan menyebar ke seluruh dunia dengan
kasus lebih dari 29 juta dengan lebih dari 900 ribu kematian.
• COVID-19 ditransmisikan lewat droplet pernafasan saat pasien bersin atau batuk. Penyebaran melalui
aerosol (bertahan beberapa jam) dan permukaan benda (bertahan beberapa hari) juga dapat terjadi.
• COVID-19 memiliki masa inkubasi sejak munculnya gejala yaitu sekitar 6,5-7,5 hari pada anak-anak
(Khan, 2020, Dalal, et al., 2021)
3. PREVALENCE (WHO)
Di Indonesia tercatat per 11 Agustus 2021:
New cases : 30.625
Confirmed cases : 3.749.446
Deaths : 112.198
Kejadian COVID-19 pada Anak pada januari 2021 :
2,7 % terkonfirmasi positif berusia 0-5 tahun
dengan angka kematian 0,8%
8.9 % terkonfirmasi positif berusia 6-18 tahun
dengan angka kematian 1,5%
4. Etiologi (SARS-CoV-2)
Single strained
RNA genome
• Spike protein : protein transmembran yang
berfungsi untuk masuknya partikel virion
infeksius kedalam sel
• Nukleokapsid : pembentukan kompleks
genome virus, memfasilitasi interaksi perakitan
virion dan meningkatkan efisiensi transkripsi
virus
• Envelope protein : protein terkecil, berfungsi
dalam patogenesis, perakitan, dan pelepasan
virus
• Membran protein : protein terbanyak dan
berfungsi untuk perekatan virus korona
5. Patofisiologis
Protein S SARS-CoV-2 reseptor ACE2 pada plasma
membrane sel tubuh manusia keluarkan genome RNA ke
sitoplasma dan golgi sel replikasi virion baru pada
permukaan sel aktivasi alveolar dan makrofag yg bersirkulasi
Sel T dan B presentasi virus ke Antigen Precenting Cell (APC)
IgM dan IgG terbentukpeningkatan mediator inflamasi (TNF
alfa, IL-1, IL-6 dan IL8) rusak sel endotel, kebocoran kapiler
dan gambaran klinis dan patologis ARDS
6. Faktor Predisposisi
1. Asma
2. Penyakit jantung
bawaan
3. Imunosupresi
Faktor Resiko
1. Kontak erat dengan orang
terkonfirmasi positif
2. Tinggal atau berpergian ke
negara atau area terjangkit
3. Tidak menggunakan masker
4. Ventilasi ruang yang buruk
5. Sanitasi buruk
8. Definisi Kasus
Neonatus tanpa gejala
• Lahir dari ibu tersangka/terkonfirmasi
COVID-19: Skrining dengan
pemeriksaan pembuktian virus SARS-
CoV-2 dengan apus nasofaring harus
dilakukan segera, idealnya dua kali
dengan interval minimal 24 jam.
• Diagnosis COVID-19 dapat disingkirkan
bila didapatkan hasil apus nasofaring
tersebut negatif dua kali pemeriksaan
berturut turut.
Neonatus Bergejala
• pemeriksaan laboratorium dan
pencitraan selain untuk pembuktian
COVID-19 juga untuk diagnosis penyakit
utamanya.
• Neonatus dinyatakan tidak menderita
COVID-19 bila hasil apus nasofaring
tersebut negatif dua kali pemeriksaan
berturut turut
9. Definisi Kasus
Neonatus dengan suspek COVID-19
• Neonatus yang lahir dari ibu dengan
riwayat COVID-19
• Infeksi antara 14 hari sebelum
melahirkan dan 28 hari setelah
persalinan, atau bayi baru lahir yang
terpajan langsung dengan mereka
yang terinfeksi dengan COVID-19
(termasuk anggota, pengasuh,
medis staf, dan pengunjung).
Neonatus dengan kasus konfirmasi
• Kasus konfirmasi positif dengan
pemeriksaan:
RT-PCR spesimen respiratory tract
Sequencing virus
10. Rute Transmisi
• Pada umumnya via droplet dan sentuhan
• Penyebaran air borne
• Fecal-oral
• Transmisi vertikal (unproveen)
11. Pemeriksaan Fisik
• Identifikasi tanda klinis yang umumnya tidak bergejala atau
bergejala ringan sampai berat
• Pemeriksaan fisik bisa didapatkan adanya infeksi saluran napas atas
13. Pemeriksaan Penunjang
• Standar baku emas untuk diagnosis SARS-COV 2 adalah
pemeriksaan RT-PCR dengan sampel saluran respirasi
• Diagnosis dengan serologis umumnya cukup menantang karena
adanya transmisi IgG dan IgM maternal dapat menyebabkan adanya
positif maupun negatif palsu
• Peningkatan titer antibodi IgG dalam pemeriksaan serial dapat
menjadi petunjuk untuk infeksi aktif
14. Diagnosis Penyakit Utama
Infeksi Awitan Dini
• Apabila terjadi 72 jam pasca
lahir
Infeksi Awitan Lambat
• Apabila terjadi lebih dari 72
jam pasca lahir
15. Tatalaksana
• Bayi segera dimandikan pasca lahir untuk mengurangi resiko infeksi
• IMD dapat dilakukan apabila status ibu adalah kontak erat atau suspek
• Pada ibu dengan status konfirmasi, IMD dilakukan apabila kondisi klinis
ibu dan bayi stabil dengan pemakaian APD minimal masker
16. Manajemen COVID-19 pada neonatal
• Terapi Suportif: Respirasi, Oksigen, Cairan, Elektrolit
• Antibiotik empiris apabila dicurigai adanya ko-infeksi bakteri
• Remdesivir (via emergency) (Castelliro, et. al, 2021)
17. Pada Neonatus dengan kondisi stabil dari ibu
terkonfirmasi Covid-19
• Vaksinasi rutin (BCG/HepB/OPV) harus dilakukan segera setelah
kepulangan dan bayi sudah terkonfirmasi negatif
• Pemantauan neonatus bisa dilakukan lewat telemedicine
(Narenje, et. al, 2019)
18. Pada Neonatus yang sakit dari ibu terkonfirmasi
Covid-19
• Pemberian oseltamivir dapat dipertimbangkan pada beberapa kasus
• Pemberian mikronutrien seperti zinc, vit A, C, D yang memiliki efek
imunomodulator direkomendasikan dalam jumlah yang diizinkan
• Suplementasi dengan Omega 3 dan PUFA
• Pemberian ASI dilakukan dengan ASI yang direbus, atau
terpasteurisasi lewat feeding tube (Narenje, et. al, 2019)
19. Pertimbangan Rawat Gabung
• Fasilitas kesehatan memiliki rawat gabung perorangan (satu kamar
hanya satu ibu dan satu bayi) dengan sirkulasi yang baik
• Perawatan harus memenuhu protokol kesehatan, yaitu jarak ibu dna
bayi minimal dua meter dan bayi ditempatkan dalam inkubator atau
cots yang dipisahkan dengan tirai
• Ibu rutin dan disiplin mencuci tangan sebelum dan sesudah memegang
bayiLingkungan disekitar ibu juga harus rutin dibersihkan dengan cairan
disinfektan.
• Ibu harus memakai masker bedah
• Edukasi dan informasi tentang cara penularan virus penyebab COVID-19.
20. Pilihan Pertama..
• Kondisi klinis ibu berat sehingga tidak memungkinkan memerah
ASI dan/atau tidak terdapat prasarana-sarana fasilitas kesehatan
yang memadai...
Pertimbangkan ibu susu (dengan penapisan medis) atau susu
formula
Nutrisi
21. Pilihan kedua..
• Kondisi klinis ibu sedang, keluarga dan tenaga medis memilih
untuk mengurangi risiko penularan, mempertahankan kedekatan
ibu dan bayi
ASI Perah dengan ibu mempertahankan protokol pencegahan
infeksi
22. Pilihan ketiga..
• Kondisi klinis ibu tidak bergejala/bergejala ringan, sarana-
prasarana terbatas sehingga tidak memungkinkan perawatan
terpisah, keluarga dan tenaga kesehatan menerima resiko
tertular dan menolak pemisahan sementara...
Menyusui langsung dengan protokol pencegahan infeksi
23. Suplementasi nutrisi antara lain (Narenje, et. al, 2020)
• Vitamin C 40 mg OD
• Drops vit D3 1 ml (1 ml = 400 IU)
• Drops A to Z 0.5 ml BD
• Omega 3 fatty acid 500 mg OD
33. Daftar pustaka
• British Columbia Ministry of Health. (2021). Management Considerations for an Unwell and/or
Premature Newborn.
• Castelliro, A. B., Beam , K. S., & Bernardrini, L. B. (2021). COVID-19: neonatal–perinatal
perspectives. Journal of Perinatology, 940-951.
• Narenje , K., Gupta, G., & Singh, A. (2020). Neonatal Covid-19 Management. Journal of
Neonatology, 1-11.
• Perhimpunan 5 Dokter Spesialis. (2021). REVISI PROTOKOL TATALAKSANA COVID‐19.
• Dalal, P., Himansh, M., Ramwala, O., Parikh, P., Dalal, U., Paunwala, M., Paunwala, C. 2021. throat
inflammation based on embedded platform. Springer nature singapore. 1374:277-288. Khan, M. A.
A., Rosal, N., Iqbal, I., Minalyan, A. 2020. Peritonsillar Phlegmon: An Addition to the Spectrum of
COVID-19. Cureus 12(2): 1-3.
• Hadiyanto, M.L. 2021. Gambaran hingga Tatalaksana COVID-19 Pada Anak. Intisari Sains medis.
12(1):250-251.
• Felicia, F.V. 2020. Manifestasi Klinis Infeksi COVID-19 pada Anak. CDK. 47(6) : 420-423