SlideShare a Scribd company logo
1 of 31
TEORI RALAT &
PENGUKURAN
Pengukuran merupakan aktivitas yang bertujuan untuk mengetahui kualitas atau kuantitas suatu
besaran, membandingkan besaran fisis dengan beberapa nilai satuan dari besaran fisis
tersebut
PENGUKURAN
Setiap pengukuran dalam fisika tidak luput dari ketidakpastian/kesalahan,
yang berarti bahwa setiap hasil ukur memiliki simpangan/ deviasi
Berapa ketepatan hasil pengukuran tersebut?
Kesalahan tertentu
Kesalahan tak tentu
 Disebut juga kesalahan sistematik. Contoh : kesalahan kalibrasi, kesalahan alat
seperti skalanya tidak teratur, kesalahan pengamat dalam mengobservasi, keadaan
fisik seperti udara yang mempengaruhi hasil pengukuran
Disebut juga kesalahan acak atau random. Walau pengukuran dilakukan dengan
cermat, pengukuran ulang dari besaran yang sama tidak memberi hasil yang tepat
sama. Hal ini disebabkan karena biasanya angka terakhir pengukuran hanya kira-
kira (ditaksir) oleh pengamat.
Dalam melakukan pengukuran, pasti terjadi
ketidakpastian (kesalahan)
kesalahan
tertentu : kesalahan akibat
performansi alat
random : kesalahan akibat
pengukuran berulang
Cara menyatakan hasil pengukuran :
 
p
p
p 


besaran terukur
hasil pengukuran rata-rata
Kesalahan (toleransi)
 Pengukuran tunggal :
pengukuran yang hanya dilakukan satu kali
p = ½ kali least count (skala terkecil)
n
p
p
n
i
i


 1
 Pengukuran berulang :
pengukuran yang dilakukan lebih dari satu kali
(lebih banyak lebih baik)
 
1
1
2
2






n
n
p
n
p
p
n
i
i
Contoh :
No. pi (cm) pi
2 (cm2)
1 10,1 102,01
2 10,2 104,04
3 10,0 100,00
4 9,8 96,04
5 10,0 100,00
6 10,1 102,01
7 10,0 100,00
8 9,8 96,04
9 10,0 100,00
10 10,0 100,00
n = 10 pi =100,0 pi
2 =1000,14
n
 pi
<p>= = 10,0 cm
n(n – 1)
=
 p2
i – n<p>2
p
p = (10,00 ± 0,04) cm
90
=
1000,14 – 1000,00
= 0,03944
1. Pengukuran Tunggal
KETIDAKPASTIAN HASIL PENGUKURAN
 Beberapa pengukuran tidak bisa dilakukan berulang kali contohnya seperti : pengukuran
lamanya benda mendingin, kecepatan komet. Selain itu jika dilakukan pengukuran lebih
dari sekali, mungkin tidak menghasilkan nilai-nilai yang berbeda, misalnya alat yang
kasar dipakai untuk mengukur sesuatu yang halus.
 Pada pengukuran tunggal, ukuran ketepatannya ditentukan oleh alat yang digunakan
 Penulisan hasil pengukuran tunggal :
𝑥 = 𝑥 ± ∆𝑥
Hasil pengukuran
tunggal
Setengah dari skala
terkecil alat ukur
mistar
 
p
p
p 


0 1 2 cm
least count = 1 mm
p = 0,5 mm
 mm
,
,
p 5
0
0
10 

 Penulisan hasil pengukuran:
𝑝 = 𝑝 ± ∆𝑝
𝑝 = 10,400 ± 0,025 𝑚𝑚
Hasil pengukuran panjang p :
𝑝 = 𝑆𝐷 + 𝑆𝑃 × 𝑘𝑒𝑡𝑒𝑙𝑖𝑡𝑖𝑎𝑛 𝑎𝑙𝑎𝑡
𝑝 = 10 𝑚𝑚 + 8 × 0,05 𝑚𝑚
𝑝 = 10 𝑚𝑚 + 0,40 𝑚𝑚
𝑝 = 10,40 𝑚𝑚
Hasil pengukuran lebar l :
𝑙 = 𝑆𝐷 + 𝑆𝑃 × 𝑘𝑒𝑡𝑒𝑙𝑖𝑡𝑖𝑎𝑛 𝑎𝑙𝑎𝑡
𝑙 = 10 𝑚𝑚 + 41 × 0,01 𝑚𝑚
𝑙 = 10 𝑚𝑚 + 0,41 𝑚𝑚
𝑙 = 10,41 𝑚𝑚
 Penulisan hasil pengukuran:
𝑙 = 𝑙 ± ∆𝑙
𝑙 = 10,410 ± 0,005 𝑚𝑚
Contoh :
jangka sorong
0 1 2
cm
3 4
Skala utama
0 5 10 15 0
Skala
nonius
20 sn = 1 mm
1 sn = 1/20 mm = 0,05 mm
least count = 0,05 mm
p = 0,025 mm
Cara membaca hasil pengukuran :
0 1 2
c
m
3 4
Skala utama
0 5 10 15 0
Skala
nonius
su = 10 mm sn = 8
p = 10 mm + (8 x 0,05 mm) = 10,40 mm
p = su + (sn x least count)
benda
 mm
p 025
,
0
400
,
10 

Mikrometer
skrup
0 1 2
cm
Skala utama
0
45
5
Skala putar
50 sp = 0,5 mm
1 sp = 1/100 mm = 0,01 mm
least count = 0,01 mm
p = 0,005 mm
0 1 cm
Skala utama
40
35
45
Skala putar
Cara membaca hasil pengukuran :
benda
su = 10 mm
sp = 41
p = 10 mm + (41 x 0,01 mm) = 10,41 mm
p = su + (sp x least count)
 mm
p 005
,
0
410
,
10 

jumlah angka hasil pengukuran
yang harus ditulis/dilaporkan
bergantung pada ketelitian alat
atau kesalahan hasil pengukuran
misal :
<p> = 5,2345678 mm
p = 0,01 mm
maka : p = (5,23 ± 0,01) mm.
2. Pengukuran Berulang
 Pengukuran berulang dilakukan untuk meningkatkan keabsahan (tingkat kepercayaan)
hasil pengukuran.
 Pada pengukuran berulang, dihasilkan nilai-nilai x yang disebut sampel dari suatu
populasi 𝑥0 yaitu 𝑥1, 𝑥2, 𝑥3, … 𝑥𝑛
 Penulisan hasil pengukuran berulang :
𝑥 = 𝑥 ± ∆𝑥
Nilai rata-rata
sampel
Simpangan baku
pengukuran berulang
 Nilai rata-rata sampel :
𝑥 = 𝑥𝑖
𝑛
 Simpangan baku/ deviasi :
∆𝑥 =
𝑥𝑖
2
− 𝑛 𝑥 2
𝑛 − 1
 Contoh : Hasil pengukuran panjang balok yang dilakukan secara berulang
 Nilai rata-rata sampel :
𝑥 = 𝑥𝑖
𝑛
=
100
10
= 10,0 𝑐𝑚
 Simpangan baku/ deviasi :
∆𝑥 =
𝑥𝑖
2
−𝑛 𝑥 2
𝑛−1
∆𝑥 =
1000,14 − 10. 100,0
10 − 1
∆𝑥 = 0,12472 𝑐𝑚
 Penulisan hasil pengukuran:
𝑥 = 10,00 ± 0,12 𝑚𝑚
ANGKA PENTING DALAM HASILAKHIR
 Dalam penulisan hasil pengukuran, perlu dipahami aturan angka penting, makna angka
pasti dan makna angka yang diragukan
 Contoh : pengukuran nilai x didapatkan x = 3,1428... dengan diketahui ∆x = 0,01. Maka
hasil pengukuran dituliskan :
𝑥 = 3,14 ± 0,01
 Berdasarkan hasil pengukuran ini dapat dijelaskan :
1. Terdapat tiga angka penting yaitu 3, 1, dan 4
2. Angka 3 dan 1 diketahui sebagai angka pasti
3. Angka 4 dianggap sebagai angka yang diragukan
4. Angka 2, 8, ... dst diragukan sama sekali
Hasil pengukuran :
 mm
,
,
p 5
0
0
10 

 mm
p 025
,
0
400
,
10 

mistar :
pasti diragukan
3 angka penting
jangka sorong :
 mm
005
,
0
410
,
10
p 

mikrometer skrup :
pasti
diragukan
5 angka penting
pasti
diragukan
5 angka penting
diragukan
3 angka penting
KETIDAKPASTIAN PADA SUATU FUNGSI
1. Ketidakpastian pada Fungsi Satu Variabel
𝑦 = 𝑓 𝑥
= 𝑓 𝑥 ± ∆𝑥
= 𝑓 𝑥 ±
𝑑𝑓
𝑑𝑥 𝑥
∆𝑥 +
𝑑2𝑓
𝑑𝑥2
𝑥
∆𝑥 2+. . .
= 𝑓 𝑥 ±
𝑑𝑓
𝑑𝑥 𝑥
∆𝑥
𝑦 = 𝑦 ±
𝑑𝑓
𝑑𝑥 𝑥
∆𝑥
Jika y sebagai fungsi x  y = f (x), maka x disebut sebagai variabel bebas sedangkan y
disebut sebagai variabel terikat yang nilainya ingin dicari

𝑑𝑓
𝑑𝑥 𝑥
adalah turunan fungsi
 ∆𝑥 adalah setengah skala terkecil alat untuk pengukuran tunggal dan simpangan baku
untuk pengukuran berulang
Contoh :
Seorang peneliti menjatuhkan batu dari atas jurang tanpa adanya gaya tambahan. Peneliti
menghitung waktu batu tersebut saat dilepaskan hingga sampai di dasar jurang menggunakan
stopwatch analog menghasilkan pengukuran sebesar 5 detik. Jika ketelitian stopwatch
tersebut adalah 0,05 detik serta ketetapan gravitasi yang digunakan sebesar 9,8 𝑚 𝑠−2,
berapa perkiraan kecepatan batu sesaat sebelum mencapai dasar?
 Menghitung :
𝑣𝑡 = 𝑣𝑡 ± ∆𝑣𝑡
 Diketahui :
𝑣𝑡 = 𝑣0 + 𝑔𝑡 karena 𝑣0 = 0 𝑚 𝑠−1
𝑣𝑡 = 𝑔𝑡
𝑣𝑡 = 𝑔𝑡
= 9,8 𝑚 𝑠−2 5 𝑠
𝑣𝑡 = 49 𝑚 𝑠−1
∆𝑣𝑡 =
𝑑𝑣𝑡
𝑑𝑡
∆𝑡
=
𝑑 𝑔𝑡
𝑑𝑡
∆𝑡
= 𝑔 ∆𝑡
= 9,8 𝑚 𝑠−2 0,05 𝑠
= 0,49 𝑚 𝑠−1
∆𝑣𝑡 = 0,5 𝑚 𝑠−1
 Hasil perhitungan dilaporkan :
𝑣𝑡 = 49,0 ± 0,5 𝑚 𝑠−1
2.a Nilai x dan y masing-masing sebagai hasil pengukuran tunggal (nilai
skala terkecil) :
2. Ketidakpastian pada Fungsi Dua Variabel
𝑧 = 𝑓 𝑥, 𝑦
= 𝑓 𝑥 ± ∆𝑥 , 𝑦 ± ∆𝑦
= 𝑓 𝑥 , 𝑦 ±
𝑑𝑓
𝑑𝑥 𝑥
∆𝑥 +
𝑑𝑓
𝑑𝑦 𝑦
∆𝑦 +. . .
= 𝑓 𝑥 , 𝑦 ±
𝑑𝑓
𝑑𝑥 𝑥
∆𝑥 +
𝑑𝑓
𝑑𝑦 𝑦
∆𝑦
𝑧 = 𝑧 ±
𝑑𝑓
𝑑𝑥 𝑥
∆𝑥 +
𝑑𝑓
𝑑𝑦 𝑦
∆𝑦
Contoh : Percepatan gravitasi suatu tempat akan ditentukan dengan menggunakan
percobaan bandul matematik berdasarkan persamaan :
𝑇 = 2𝜋 𝐿/𝑔
Pengukuran panjang tali dengan mistar 𝐿 = (25,00 ± 0,05) 𝑐𝑚, dan waktu
ayunan dengan stopwatch 𝑇 = (1,00 ± 0,01) 𝑠. Tentukan g dan ∆g
 Percepatan gravitasi :
𝑔 = 4𝜋2
𝐿𝑇−2
𝑔 = 4𝜋2 𝐿 𝑇 −2
= ⋯
= 986,96 𝑐𝑚 𝑠−2
 Hasil perhitungan dituliskan :
𝑔 = 9,9 ± 0,2 𝑚 𝑠−2
∆𝑔 =
𝑑𝑔
𝑑𝐿
∆𝐿 +
𝑑𝑔
𝑑𝑇
∆𝑇
= 4𝜋2
𝑇 −2
∆𝐿 + 4 −2 𝜋2
𝐿 𝑇 −3
∆𝑇
= ⋯
∆𝑔 = 21,71 𝑐𝑚 𝑠−2
𝑔 = 986,96 ± 21,71 𝑐𝑚 𝑠−2
= 9,870 ± 0,217 × 10−2 𝑐𝑚 𝑠−2
= 9,9 ± 0,2 × 10−2
𝑐𝑚 𝑠−2
2.b Nilai x dan y masing-masing sebagai hasil pengukuran berulang
𝑧 = 𝑧 ± ∆𝑧
 Dimana :
𝑧 = rata − rata fungsi z
∆𝑧 = 𝑆𝑧
2
∆𝑧 =
𝜕𝑧
𝜕𝑥 𝑥,𝑦
2
𝑆𝑥
2
+
𝜕𝑧
𝜕𝑦 𝑥,𝑦
2
𝑆𝑦
2
𝑆𝑥 = simpangan baku x
𝑆𝑦 = simpangan baku y
Contoh:
Percepatan gravitasi suatu tempat akan ditentukan dengan menggunakan percobaan
bandul matematik.
Dua puluh kali pengukuran periode bandul menghasilkan nilai rata-rata periode 𝑇 =
1,00 𝑠, dengan simpangan baku 0,02 𝑠, sedang sepuluh kali pengukuran panjang bandul
menghasilkan𝐿 = 25,00 𝑐𝑚, dengan simpangan baku 0,03 𝑐𝑚. Tentukan g dan ∆g
 Percepatan gravitasi :
𝑔 = 4𝜋2
𝐿𝑇−2
𝑔 = 4𝜋2 𝐿 𝑇 −2
= ⋯
= 986,96 𝑐𝑚 𝑠−2
= 9,87 𝑚 𝑠−2
 Hasil perhitungan dituliskan :
𝑔 = 9,87 ± 0,04 𝑚 𝑠−2
∆𝑔 = 𝑆𝑔
2
=
𝜕𝑔
𝜕𝐿 𝐿,𝑇
2
𝑆𝐿
2
+
𝜕𝑔
𝜕𝑇 𝐿,𝑇
2
𝑆𝑇
2
= 4𝜋2 𝑇 −2 2𝑆𝐿
2
+ 4 −2 𝜋2 𝐿 𝑇 −3 2𝑆𝑇
2
= ⋯
∆𝑔 = 4,12 𝑐𝑚 𝑠−2 = 0,04 𝑚 𝑠−2
2.c Nilai x dan y bervariasi, satu variabel hasil pengukuran berulang dan
yang lain hasil pengukuran tunggal
𝑧 = 𝑧 ± ∆𝑧
 Dimana :
𝑧 = rata − rata fungsi z
∆𝑧 = 𝑆𝑧
2
∆𝑧 =
𝜕𝑧
𝜕𝑥 𝑥,𝑦
2
∆𝑥 2 +
𝜕𝑧
𝜕𝑦 𝑥,𝑦
2
𝑆𝑦
2
∆𝑥 = ketelitian alat ukur
𝑆𝑦 = simpangan baku y
 Misalkan x adalah variabel hasil pengukuran tunggal sementara y adalah variabel hasil
pengukuran berulang
MENENTUKAN GARIS LURUS MELALUI SEJUMLAH
TITIK (METODE GRAFIK REGRESI)
 Dalam menganalisis data hasil eksperimen, selain dapat dilakukan dengan cara-cara
analitik yang telah dijelaskan sebelumnya, dapat juga dilakukan menggunakan metode
grafis. Pada analisis menggunakan metode grafis, metode yang paling banyak pada
kasus-kasus fisika dan paling mudah diselesaikan adalah pola grafik linear.
𝑚 =
𝑛 𝑥𝑖 𝑦𝑖− 𝑥𝑖 𝑦𝑖
𝑛 𝑥𝑖
2
− 𝑥𝑖
2
𝑛 =
𝑥𝑖
2
𝑦𝑖− 𝑥𝑖 𝑥𝑖,𝑦𝑖
𝑛 𝑥𝑖
2
− 𝑥𝑖
2
𝑆𝑦
2
=
1
𝑛−2
𝑦𝑖
2
−
𝑥𝑖
2
𝑥𝑖
2−2 𝑥𝑖 𝑥𝑖,𝑦𝑖 𝑦𝑖+𝑛 𝑥𝑖𝑦𝑖
2
𝑛 𝑥𝑖
2
− 𝑥𝑖
2
𝑆𝑚 =
𝑛
𝑛 𝑥𝑖
2
− 𝑥𝑖
2 × 𝑆𝑦
𝑆𝑛 =
𝑥𝑖
2
𝑛 𝑥𝑖
2
− 𝑥𝑖
2 × 𝑆𝑦
𝑦 = 𝑚𝑥 + 𝑛
Contoh : Eksperimen penentuan konstanta pegas dilakukan dengan menggantungkan pegas
pada penyangga dan pada bagian bawahnya diberi tabung sebagai wadah beban. Percobaan
diawali dengan menimbang massa pegas, massa tabung, serta massa semua beban yang akan
diberikan. Langkah berikutnya adalah memasukkan beban satu persatu sambil mengamati skala
yang ditunjukkan oleh jarum skala setiap kali beban ditambahkan. Data pengukuran ditunjukkan
pada tabel berikut. Dari eksperimen ini, Tentukan nilai konstanta pegas yang digunakan
 Gaya pada pegas :
𝐹 = 𝑘 𝑥
dengan 𝐹 = 𝑚𝑔
 Diselesaikan dengan metode grafik
persamaan regresi :
𝑦 = 𝑚𝑥 + 𝑛
No X = posisi Y = F = m g 𝑿𝟐
𝒀𝟐 XY
1. … … … … …
... ... ... ... ...
∑ ... ... ... ... ...
𝑚 = . . .
𝑛 = . . .
𝑦 = 𝑚𝑥 + 𝑛
𝑆𝑦 =. . .
𝑆𝑚 =. . .
𝑚 ± 𝑆𝑚 =. . .
𝑆𝑛 =. . .
𝑛 ± 𝑆𝑛 =. . .
𝑦 = 𝑚𝑥 + 𝑛
Bersesuaian dengan :
𝐹 = 𝑘𝑥 + 𝑛
Analisis :
Selamat Belajar ...!!
Dengan ini didapatkan bahwa konstanta pegas (𝑘) = m

More Related Content

What's hot

ppt Materi besaran dan satuan kelas 7 smp
ppt Materi besaran dan satuan kelas 7 smpppt Materi besaran dan satuan kelas 7 smp
ppt Materi besaran dan satuan kelas 7 smpaini01011990
 
Rangkuman materi biologi kelas VII SMP
Rangkuman materi biologi kelas VII SMPRangkuman materi biologi kelas VII SMP
Rangkuman materi biologi kelas VII SMPSri Kurniawati
 
Penilaian mutu makanan
Penilaian mutu makananPenilaian mutu makanan
Penilaian mutu makananAgnescia Sera
 
Analisis butir soal
Analisis butir soalAnalisis butir soal
Analisis butir soalAznurRan
 
Perhitungan kalori harian arham
Perhitungan kalori harian arhamPerhitungan kalori harian arham
Perhitungan kalori harian arhamMuhammad Arham
 
Materi 1. Pengukuran Antropometri.pptx
Materi 1. Pengukuran Antropometri.pptxMateri 1. Pengukuran Antropometri.pptx
Materi 1. Pengukuran Antropometri.pptxJurusanGiziPolkesmas
 
Alat peraga perbedaan sifat zat padat, cair dan gas sederhana
Alat peraga perbedaan sifat zat padat, cair dan gas sederhanaAlat peraga perbedaan sifat zat padat, cair dan gas sederhana
Alat peraga perbedaan sifat zat padat, cair dan gas sederhanaHerfen Suryati
 
8.kalor dan perpindahanya ok
8.kalor dan perpindahanya ok8.kalor dan perpindahanya ok
8.kalor dan perpindahanya okkana rozi
 
Ringkasan materi fisika_dasar
Ringkasan materi fisika_dasarRingkasan materi fisika_dasar
Ringkasan materi fisika_dasarMuhammad Irwan
 
Makanan bergizi bagi anak usia dini &amp; usia sekolah
Makanan bergizi bagi anak usia dini &amp; usia sekolahMakanan bergizi bagi anak usia dini &amp; usia sekolah
Makanan bergizi bagi anak usia dini &amp; usia sekolahazisbustari
 
Sistem laktat latihan dan peran gizi
Sistem laktat latihan dan peran giziSistem laktat latihan dan peran gizi
Sistem laktat latihan dan peran giziAgnescia Sera
 
4 - Ilmu Gizi Dasar: Pehitungan Kebutuhan Gizi
4 - Ilmu Gizi Dasar: Pehitungan Kebutuhan Gizi4 - Ilmu Gizi Dasar: Pehitungan Kebutuhan Gizi
4 - Ilmu Gizi Dasar: Pehitungan Kebutuhan GiziEmmy Kardinasari
 
Ppt rencana asuhan gizi dengan metode ncp
Ppt rencana asuhan gizi dengan metode ncpPpt rencana asuhan gizi dengan metode ncp
Ppt rencana asuhan gizi dengan metode ncpRahmi Fadhilla
 
Bab 1.4 IPA Kelas 7 (Pengukuran) Kurikulum Merdeka SMP Ibrahimy 1 Sukorejo.pptx
Bab 1.4 IPA Kelas 7 (Pengukuran) Kurikulum Merdeka SMP Ibrahimy 1 Sukorejo.pptxBab 1.4 IPA Kelas 7 (Pengukuran) Kurikulum Merdeka SMP Ibrahimy 1 Sukorejo.pptx
Bab 1.4 IPA Kelas 7 (Pengukuran) Kurikulum Merdeka SMP Ibrahimy 1 Sukorejo.pptxZainulHasan13
 
Perangkat ipa k13 kelas 9 sem2 TP 20 21
Perangkat ipa k13 kelas 9 sem2 TP 20 21Perangkat ipa k13 kelas 9 sem2 TP 20 21
Perangkat ipa k13 kelas 9 sem2 TP 20 21sajidintuban
 
Rpp energi kelas VII
Rpp  energi kelas VIIRpp  energi kelas VII
Rpp energi kelas VIIAnisa Hamasah
 

What's hot (20)

ppt Materi besaran dan satuan kelas 7 smp
ppt Materi besaran dan satuan kelas 7 smpppt Materi besaran dan satuan kelas 7 smp
ppt Materi besaran dan satuan kelas 7 smp
 
Rangkuman materi biologi kelas VII SMP
Rangkuman materi biologi kelas VII SMPRangkuman materi biologi kelas VII SMP
Rangkuman materi biologi kelas VII SMP
 
Penilaian mutu makanan
Penilaian mutu makananPenilaian mutu makanan
Penilaian mutu makanan
 
Analisis butir soal
Analisis butir soalAnalisis butir soal
Analisis butir soal
 
Gizi seimbang dan energi
Gizi seimbang dan energiGizi seimbang dan energi
Gizi seimbang dan energi
 
Perhitungan kalori harian arham
Perhitungan kalori harian arhamPerhitungan kalori harian arham
Perhitungan kalori harian arham
 
Materi 1. Pengukuran Antropometri.pptx
Materi 1. Pengukuran Antropometri.pptxMateri 1. Pengukuran Antropometri.pptx
Materi 1. Pengukuran Antropometri.pptx
 
Alat peraga perbedaan sifat zat padat, cair dan gas sederhana
Alat peraga perbedaan sifat zat padat, cair dan gas sederhanaAlat peraga perbedaan sifat zat padat, cair dan gas sederhana
Alat peraga perbedaan sifat zat padat, cair dan gas sederhana
 
8.kalor dan perpindahanya ok
8.kalor dan perpindahanya ok8.kalor dan perpindahanya ok
8.kalor dan perpindahanya ok
 
Ringkasan materi fisika_dasar
Ringkasan materi fisika_dasarRingkasan materi fisika_dasar
Ringkasan materi fisika_dasar
 
Makanan bergizi bagi anak usia dini &amp; usia sekolah
Makanan bergizi bagi anak usia dini &amp; usia sekolahMakanan bergizi bagi anak usia dini &amp; usia sekolah
Makanan bergizi bagi anak usia dini &amp; usia sekolah
 
Sistem laktat latihan dan peran gizi
Sistem laktat latihan dan peran giziSistem laktat latihan dan peran gizi
Sistem laktat latihan dan peran gizi
 
4 - Ilmu Gizi Dasar: Pehitungan Kebutuhan Gizi
4 - Ilmu Gizi Dasar: Pehitungan Kebutuhan Gizi4 - Ilmu Gizi Dasar: Pehitungan Kebutuhan Gizi
4 - Ilmu Gizi Dasar: Pehitungan Kebutuhan Gizi
 
Ppt rencana asuhan gizi dengan metode ncp
Ppt rencana asuhan gizi dengan metode ncpPpt rencana asuhan gizi dengan metode ncp
Ppt rencana asuhan gizi dengan metode ncp
 
Bab 1.4 IPA Kelas 7 (Pengukuran) Kurikulum Merdeka SMP Ibrahimy 1 Sukorejo.pptx
Bab 1.4 IPA Kelas 7 (Pengukuran) Kurikulum Merdeka SMP Ibrahimy 1 Sukorejo.pptxBab 1.4 IPA Kelas 7 (Pengukuran) Kurikulum Merdeka SMP Ibrahimy 1 Sukorejo.pptx
Bab 1.4 IPA Kelas 7 (Pengukuran) Kurikulum Merdeka SMP Ibrahimy 1 Sukorejo.pptx
 
Perangkat ipa k13 kelas 9 sem2 TP 20 21
Perangkat ipa k13 kelas 9 sem2 TP 20 21Perangkat ipa k13 kelas 9 sem2 TP 20 21
Perangkat ipa k13 kelas 9 sem2 TP 20 21
 
4 sehat 5 sempurna ppt
4 sehat 5 sempurna ppt4 sehat 5 sempurna ppt
4 sehat 5 sempurna ppt
 
Metode ilmiah
Metode ilmiahMetode ilmiah
Metode ilmiah
 
Rpp energi kelas VII
Rpp  energi kelas VIIRpp  energi kelas VII
Rpp energi kelas VII
 
metabolisme energi
metabolisme energimetabolisme energi
metabolisme energi
 

Similar to TEORI RALAT dan PENGUKURAN.pptx

Bab 01. Pengukuran, Besaran dan Satuan.pptx
Bab 01. Pengukuran, Besaran dan Satuan.pptxBab 01. Pengukuran, Besaran dan Satuan.pptx
Bab 01. Pengukuran, Besaran dan Satuan.pptxssuser8403d0
 
slide pengukuran besaran fisis (1).ppt
slide pengukuran besaran fisis (1).pptslide pengukuran besaran fisis (1).ppt
slide pengukuran besaran fisis (1).pptZAHRAH ARRA
 
Pertemuan1 teoriketidakpastian-110920154744-phpapp01
Pertemuan1 teoriketidakpastian-110920154744-phpapp01Pertemuan1 teoriketidakpastian-110920154744-phpapp01
Pertemuan1 teoriketidakpastian-110920154744-phpapp01rozi arrozi
 
Bab 1 besaran fisika dan satuannya ( in indonesian langue)
Bab 1 besaran fisika dan satuannya ( in indonesian langue)Bab 1 besaran fisika dan satuannya ( in indonesian langue)
Bab 1 besaran fisika dan satuannya ( in indonesian langue)Jeremi Mitchell
 
Master mr.mawie
Master mr.mawieMaster mr.mawie
Master mr.mawiesu Herman
 
Bab 1 Besaran Fisika dan Satuannya.pptx
Bab 1 Besaran Fisika dan Satuannya.pptxBab 1 Besaran Fisika dan Satuannya.pptx
Bab 1 Besaran Fisika dan Satuannya.pptxKranaSanz1
 
Bab 1 Besaran Fisika dan Satuannya - SMA Fisika X.pptx
Bab 1 Besaran Fisika dan Satuannya - SMA Fisika X.pptxBab 1 Besaran Fisika dan Satuannya - SMA Fisika X.pptx
Bab 1 Besaran Fisika dan Satuannya - SMA Fisika X.pptxHjMuliati
 
ANALISIS REGRESI DAN KORELASI.pptx
ANALISIS REGRESI DAN KORELASI.pptxANALISIS REGRESI DAN KORELASI.pptx
ANALISIS REGRESI DAN KORELASI.pptxWan Na
 
Teknik analisis-keslahan-secara-mendetail
Teknik analisis-keslahan-secara-mendetailTeknik analisis-keslahan-secara-mendetail
Teknik analisis-keslahan-secara-mendetailAzam Kiseki No Sedai
 
Tekanan pipa
Tekanan pipaTekanan pipa
Tekanan pipawidareko
 
533960798-Presentasi-Modul-9-Matematika.pptx
533960798-Presentasi-Modul-9-Matematika.pptx533960798-Presentasi-Modul-9-Matematika.pptx
533960798-Presentasi-Modul-9-Matematika.pptxschulzt1
 
171050801029 ona dermawan
171050801029 ona dermawan171050801029 ona dermawan
171050801029 ona dermawanMuhajirin Hajir
 
Laporan praktikum statistika
Laporan praktikum statistikaLaporan praktikum statistika
Laporan praktikum statistikaIqbalRafii
 
Kumpulan Soal Trigonometri dan Pembahasannya
Kumpulan Soal Trigonometri dan PembahasannyaKumpulan Soal Trigonometri dan Pembahasannya
Kumpulan Soal Trigonometri dan PembahasannyaNovi Suryani
 
Ev.pend3 hp-df
Ev.pend3 hp-dfEv.pend3 hp-df
Ev.pend3 hp-dfMas Ragil
 

Similar to TEORI RALAT dan PENGUKURAN.pptx (20)

Ketidakpastian Pengukuran.ppt
Ketidakpastian Pengukuran.pptKetidakpastian Pengukuran.ppt
Ketidakpastian Pengukuran.ppt
 
Bab 01. Pengukuran, Besaran dan Satuan.pptx
Bab 01. Pengukuran, Besaran dan Satuan.pptxBab 01. Pengukuran, Besaran dan Satuan.pptx
Bab 01. Pengukuran, Besaran dan Satuan.pptx
 
slide pengukuran besaran fisis (1).ppt
slide pengukuran besaran fisis (1).pptslide pengukuran besaran fisis (1).ppt
slide pengukuran besaran fisis (1).ppt
 
Pertemuan1 teoriketidakpastian-110920154744-phpapp01
Pertemuan1 teoriketidakpastian-110920154744-phpapp01Pertemuan1 teoriketidakpastian-110920154744-phpapp01
Pertemuan1 teoriketidakpastian-110920154744-phpapp01
 
Bab 1 besaran fisika dan satuannya ( in indonesian langue)
Bab 1 besaran fisika dan satuannya ( in indonesian langue)Bab 1 besaran fisika dan satuannya ( in indonesian langue)
Bab 1 besaran fisika dan satuannya ( in indonesian langue)
 
Master mr.mawie
Master mr.mawieMaster mr.mawie
Master mr.mawie
 
pengukuran.pptx
pengukuran.pptxpengukuran.pptx
pengukuran.pptx
 
Bab 1 Besaran Fisika dan Satuannya.pptx
Bab 1 Besaran Fisika dan Satuannya.pptxBab 1 Besaran Fisika dan Satuannya.pptx
Bab 1 Besaran Fisika dan Satuannya.pptx
 
Bab 1 Besaran Fisika dan Satuannya - SMA Fisika X.pptx
Bab 1 Besaran Fisika dan Satuannya - SMA Fisika X.pptxBab 1 Besaran Fisika dan Satuannya - SMA Fisika X.pptx
Bab 1 Besaran Fisika dan Satuannya - SMA Fisika X.pptx
 
ANALISIS REGRESI DAN KORELASI.pptx
ANALISIS REGRESI DAN KORELASI.pptxANALISIS REGRESI DAN KORELASI.pptx
ANALISIS REGRESI DAN KORELASI.pptx
 
Bab1 klsx
Bab1 klsxBab1 klsx
Bab1 klsx
 
Teknik analisis-keslahan-secara-mendetail
Teknik analisis-keslahan-secara-mendetailTeknik analisis-keslahan-secara-mendetail
Teknik analisis-keslahan-secara-mendetail
 
Pertemuan 5
Pertemuan 5Pertemuan 5
Pertemuan 5
 
Tekanan pipa
Tekanan pipaTekanan pipa
Tekanan pipa
 
6A_Kelompok 1_PPT.pptx
6A_Kelompok 1_PPT.pptx6A_Kelompok 1_PPT.pptx
6A_Kelompok 1_PPT.pptx
 
533960798-Presentasi-Modul-9-Matematika.pptx
533960798-Presentasi-Modul-9-Matematika.pptx533960798-Presentasi-Modul-9-Matematika.pptx
533960798-Presentasi-Modul-9-Matematika.pptx
 
171050801029 ona dermawan
171050801029 ona dermawan171050801029 ona dermawan
171050801029 ona dermawan
 
Laporan praktikum statistika
Laporan praktikum statistikaLaporan praktikum statistika
Laporan praktikum statistika
 
Kumpulan Soal Trigonometri dan Pembahasannya
Kumpulan Soal Trigonometri dan PembahasannyaKumpulan Soal Trigonometri dan Pembahasannya
Kumpulan Soal Trigonometri dan Pembahasannya
 
Ev.pend3 hp-df
Ev.pend3 hp-dfEv.pend3 hp-df
Ev.pend3 hp-df
 

Recently uploaded

Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfssuser4743df
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxSyabilAfandi
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfkaramitha
 
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxCASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxresidentcardio13usk
 
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxMateri Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxIKLASSENJAYA
 
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaModul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaAnggrianiTulle
 
Fisika Dasar Usaha dan Energi Fisika.pptx
Fisika Dasar Usaha dan Energi Fisika.pptxFisika Dasar Usaha dan Energi Fisika.pptx
Fisika Dasar Usaha dan Energi Fisika.pptxPutriAriatna
 
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...laila16682
 
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptxPower Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptxSitiRukmanah5
 
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)ratnawijayanti31
 
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratpriumkekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratpriumfebrie2
 
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptxPPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptxSDN1Wayhalom
 

Recently uploaded (12)

Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
 
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxCASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
 
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxMateri Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
 
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaModul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
 
Fisika Dasar Usaha dan Energi Fisika.pptx
Fisika Dasar Usaha dan Energi Fisika.pptxFisika Dasar Usaha dan Energi Fisika.pptx
Fisika Dasar Usaha dan Energi Fisika.pptx
 
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
 
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptxPower Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
 
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
 
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratpriumkekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
 
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptxPPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
 

TEORI RALAT dan PENGUKURAN.pptx

  • 2. Pengukuran merupakan aktivitas yang bertujuan untuk mengetahui kualitas atau kuantitas suatu besaran, membandingkan besaran fisis dengan beberapa nilai satuan dari besaran fisis tersebut PENGUKURAN Setiap pengukuran dalam fisika tidak luput dari ketidakpastian/kesalahan, yang berarti bahwa setiap hasil ukur memiliki simpangan/ deviasi Berapa ketepatan hasil pengukuran tersebut?
  • 3. Kesalahan tertentu Kesalahan tak tentu  Disebut juga kesalahan sistematik. Contoh : kesalahan kalibrasi, kesalahan alat seperti skalanya tidak teratur, kesalahan pengamat dalam mengobservasi, keadaan fisik seperti udara yang mempengaruhi hasil pengukuran Disebut juga kesalahan acak atau random. Walau pengukuran dilakukan dengan cermat, pengukuran ulang dari besaran yang sama tidak memberi hasil yang tepat sama. Hal ini disebabkan karena biasanya angka terakhir pengukuran hanya kira- kira (ditaksir) oleh pengamat.
  • 4. Dalam melakukan pengukuran, pasti terjadi ketidakpastian (kesalahan) kesalahan tertentu : kesalahan akibat performansi alat random : kesalahan akibat pengukuran berulang
  • 5. Cara menyatakan hasil pengukuran :   p p p    besaran terukur hasil pengukuran rata-rata Kesalahan (toleransi)
  • 6.  Pengukuran tunggal : pengukuran yang hanya dilakukan satu kali p = ½ kali least count (skala terkecil) n p p n i i    1  Pengukuran berulang : pengukuran yang dilakukan lebih dari satu kali (lebih banyak lebih baik)   1 1 2 2       n n p n p p n i i
  • 7. Contoh : No. pi (cm) pi 2 (cm2) 1 10,1 102,01 2 10,2 104,04 3 10,0 100,00 4 9,8 96,04 5 10,0 100,00 6 10,1 102,01 7 10,0 100,00 8 9,8 96,04 9 10,0 100,00 10 10,0 100,00 n = 10 pi =100,0 pi 2 =1000,14 n  pi <p>= = 10,0 cm n(n – 1) =  p2 i – n<p>2 p p = (10,00 ± 0,04) cm 90 = 1000,14 – 1000,00 = 0,03944
  • 8. 1. Pengukuran Tunggal KETIDAKPASTIAN HASIL PENGUKURAN  Beberapa pengukuran tidak bisa dilakukan berulang kali contohnya seperti : pengukuran lamanya benda mendingin, kecepatan komet. Selain itu jika dilakukan pengukuran lebih dari sekali, mungkin tidak menghasilkan nilai-nilai yang berbeda, misalnya alat yang kasar dipakai untuk mengukur sesuatu yang halus.  Pada pengukuran tunggal, ukuran ketepatannya ditentukan oleh alat yang digunakan  Penulisan hasil pengukuran tunggal : 𝑥 = 𝑥 ± ∆𝑥 Hasil pengukuran tunggal Setengah dari skala terkecil alat ukur
  • 9. mistar   p p p    0 1 2 cm least count = 1 mm p = 0,5 mm  mm , , p 5 0 0 10  
  • 10.  Penulisan hasil pengukuran: 𝑝 = 𝑝 ± ∆𝑝 𝑝 = 10,400 ± 0,025 𝑚𝑚 Hasil pengukuran panjang p : 𝑝 = 𝑆𝐷 + 𝑆𝑃 × 𝑘𝑒𝑡𝑒𝑙𝑖𝑡𝑖𝑎𝑛 𝑎𝑙𝑎𝑡 𝑝 = 10 𝑚𝑚 + 8 × 0,05 𝑚𝑚 𝑝 = 10 𝑚𝑚 + 0,40 𝑚𝑚 𝑝 = 10,40 𝑚𝑚 Hasil pengukuran lebar l : 𝑙 = 𝑆𝐷 + 𝑆𝑃 × 𝑘𝑒𝑡𝑒𝑙𝑖𝑡𝑖𝑎𝑛 𝑎𝑙𝑎𝑡 𝑙 = 10 𝑚𝑚 + 41 × 0,01 𝑚𝑚 𝑙 = 10 𝑚𝑚 + 0,41 𝑚𝑚 𝑙 = 10,41 𝑚𝑚  Penulisan hasil pengukuran: 𝑙 = 𝑙 ± ∆𝑙 𝑙 = 10,410 ± 0,005 𝑚𝑚 Contoh :
  • 12. 0 1 2 cm 3 4 Skala utama 0 5 10 15 0 Skala nonius 20 sn = 1 mm 1 sn = 1/20 mm = 0,05 mm least count = 0,05 mm p = 0,025 mm
  • 13. Cara membaca hasil pengukuran : 0 1 2 c m 3 4 Skala utama 0 5 10 15 0 Skala nonius su = 10 mm sn = 8 p = 10 mm + (8 x 0,05 mm) = 10,40 mm p = su + (sn x least count) benda  mm p 025 , 0 400 , 10  
  • 15. 0 1 2 cm Skala utama 0 45 5 Skala putar 50 sp = 0,5 mm 1 sp = 1/100 mm = 0,01 mm least count = 0,01 mm p = 0,005 mm
  • 16. 0 1 cm Skala utama 40 35 45 Skala putar Cara membaca hasil pengukuran : benda su = 10 mm sp = 41 p = 10 mm + (41 x 0,01 mm) = 10,41 mm p = su + (sp x least count)  mm p 005 , 0 410 , 10  
  • 17. jumlah angka hasil pengukuran yang harus ditulis/dilaporkan bergantung pada ketelitian alat atau kesalahan hasil pengukuran misal : <p> = 5,2345678 mm p = 0,01 mm maka : p = (5,23 ± 0,01) mm.
  • 18. 2. Pengukuran Berulang  Pengukuran berulang dilakukan untuk meningkatkan keabsahan (tingkat kepercayaan) hasil pengukuran.  Pada pengukuran berulang, dihasilkan nilai-nilai x yang disebut sampel dari suatu populasi 𝑥0 yaitu 𝑥1, 𝑥2, 𝑥3, … 𝑥𝑛  Penulisan hasil pengukuran berulang : 𝑥 = 𝑥 ± ∆𝑥 Nilai rata-rata sampel Simpangan baku pengukuran berulang  Nilai rata-rata sampel : 𝑥 = 𝑥𝑖 𝑛  Simpangan baku/ deviasi : ∆𝑥 = 𝑥𝑖 2 − 𝑛 𝑥 2 𝑛 − 1
  • 19.  Contoh : Hasil pengukuran panjang balok yang dilakukan secara berulang  Nilai rata-rata sampel : 𝑥 = 𝑥𝑖 𝑛 = 100 10 = 10,0 𝑐𝑚  Simpangan baku/ deviasi : ∆𝑥 = 𝑥𝑖 2 −𝑛 𝑥 2 𝑛−1 ∆𝑥 = 1000,14 − 10. 100,0 10 − 1 ∆𝑥 = 0,12472 𝑐𝑚  Penulisan hasil pengukuran: 𝑥 = 10,00 ± 0,12 𝑚𝑚
  • 20. ANGKA PENTING DALAM HASILAKHIR  Dalam penulisan hasil pengukuran, perlu dipahami aturan angka penting, makna angka pasti dan makna angka yang diragukan  Contoh : pengukuran nilai x didapatkan x = 3,1428... dengan diketahui ∆x = 0,01. Maka hasil pengukuran dituliskan : 𝑥 = 3,14 ± 0,01  Berdasarkan hasil pengukuran ini dapat dijelaskan : 1. Terdapat tiga angka penting yaitu 3, 1, dan 4 2. Angka 3 dan 1 diketahui sebagai angka pasti 3. Angka 4 dianggap sebagai angka yang diragukan 4. Angka 2, 8, ... dst diragukan sama sekali
  • 21. Hasil pengukuran :  mm , , p 5 0 0 10    mm p 025 , 0 400 , 10   mistar : pasti diragukan 3 angka penting jangka sorong :  mm 005 , 0 410 , 10 p   mikrometer skrup : pasti diragukan 5 angka penting pasti diragukan 5 angka penting diragukan 3 angka penting
  • 22. KETIDAKPASTIAN PADA SUATU FUNGSI 1. Ketidakpastian pada Fungsi Satu Variabel 𝑦 = 𝑓 𝑥 = 𝑓 𝑥 ± ∆𝑥 = 𝑓 𝑥 ± 𝑑𝑓 𝑑𝑥 𝑥 ∆𝑥 + 𝑑2𝑓 𝑑𝑥2 𝑥 ∆𝑥 2+. . . = 𝑓 𝑥 ± 𝑑𝑓 𝑑𝑥 𝑥 ∆𝑥 𝑦 = 𝑦 ± 𝑑𝑓 𝑑𝑥 𝑥 ∆𝑥 Jika y sebagai fungsi x  y = f (x), maka x disebut sebagai variabel bebas sedangkan y disebut sebagai variabel terikat yang nilainya ingin dicari  𝑑𝑓 𝑑𝑥 𝑥 adalah turunan fungsi  ∆𝑥 adalah setengah skala terkecil alat untuk pengukuran tunggal dan simpangan baku untuk pengukuran berulang
  • 23. Contoh : Seorang peneliti menjatuhkan batu dari atas jurang tanpa adanya gaya tambahan. Peneliti menghitung waktu batu tersebut saat dilepaskan hingga sampai di dasar jurang menggunakan stopwatch analog menghasilkan pengukuran sebesar 5 detik. Jika ketelitian stopwatch tersebut adalah 0,05 detik serta ketetapan gravitasi yang digunakan sebesar 9,8 𝑚 𝑠−2, berapa perkiraan kecepatan batu sesaat sebelum mencapai dasar?  Menghitung : 𝑣𝑡 = 𝑣𝑡 ± ∆𝑣𝑡  Diketahui : 𝑣𝑡 = 𝑣0 + 𝑔𝑡 karena 𝑣0 = 0 𝑚 𝑠−1 𝑣𝑡 = 𝑔𝑡 𝑣𝑡 = 𝑔𝑡 = 9,8 𝑚 𝑠−2 5 𝑠 𝑣𝑡 = 49 𝑚 𝑠−1 ∆𝑣𝑡 = 𝑑𝑣𝑡 𝑑𝑡 ∆𝑡 = 𝑑 𝑔𝑡 𝑑𝑡 ∆𝑡 = 𝑔 ∆𝑡 = 9,8 𝑚 𝑠−2 0,05 𝑠 = 0,49 𝑚 𝑠−1 ∆𝑣𝑡 = 0,5 𝑚 𝑠−1  Hasil perhitungan dilaporkan : 𝑣𝑡 = 49,0 ± 0,5 𝑚 𝑠−1
  • 24. 2.a Nilai x dan y masing-masing sebagai hasil pengukuran tunggal (nilai skala terkecil) : 2. Ketidakpastian pada Fungsi Dua Variabel 𝑧 = 𝑓 𝑥, 𝑦 = 𝑓 𝑥 ± ∆𝑥 , 𝑦 ± ∆𝑦 = 𝑓 𝑥 , 𝑦 ± 𝑑𝑓 𝑑𝑥 𝑥 ∆𝑥 + 𝑑𝑓 𝑑𝑦 𝑦 ∆𝑦 +. . . = 𝑓 𝑥 , 𝑦 ± 𝑑𝑓 𝑑𝑥 𝑥 ∆𝑥 + 𝑑𝑓 𝑑𝑦 𝑦 ∆𝑦 𝑧 = 𝑧 ± 𝑑𝑓 𝑑𝑥 𝑥 ∆𝑥 + 𝑑𝑓 𝑑𝑦 𝑦 ∆𝑦
  • 25. Contoh : Percepatan gravitasi suatu tempat akan ditentukan dengan menggunakan percobaan bandul matematik berdasarkan persamaan : 𝑇 = 2𝜋 𝐿/𝑔 Pengukuran panjang tali dengan mistar 𝐿 = (25,00 ± 0,05) 𝑐𝑚, dan waktu ayunan dengan stopwatch 𝑇 = (1,00 ± 0,01) 𝑠. Tentukan g dan ∆g  Percepatan gravitasi : 𝑔 = 4𝜋2 𝐿𝑇−2 𝑔 = 4𝜋2 𝐿 𝑇 −2 = ⋯ = 986,96 𝑐𝑚 𝑠−2  Hasil perhitungan dituliskan : 𝑔 = 9,9 ± 0,2 𝑚 𝑠−2 ∆𝑔 = 𝑑𝑔 𝑑𝐿 ∆𝐿 + 𝑑𝑔 𝑑𝑇 ∆𝑇 = 4𝜋2 𝑇 −2 ∆𝐿 + 4 −2 𝜋2 𝐿 𝑇 −3 ∆𝑇 = ⋯ ∆𝑔 = 21,71 𝑐𝑚 𝑠−2 𝑔 = 986,96 ± 21,71 𝑐𝑚 𝑠−2 = 9,870 ± 0,217 × 10−2 𝑐𝑚 𝑠−2 = 9,9 ± 0,2 × 10−2 𝑐𝑚 𝑠−2
  • 26. 2.b Nilai x dan y masing-masing sebagai hasil pengukuran berulang 𝑧 = 𝑧 ± ∆𝑧  Dimana : 𝑧 = rata − rata fungsi z ∆𝑧 = 𝑆𝑧 2 ∆𝑧 = 𝜕𝑧 𝜕𝑥 𝑥,𝑦 2 𝑆𝑥 2 + 𝜕𝑧 𝜕𝑦 𝑥,𝑦 2 𝑆𝑦 2 𝑆𝑥 = simpangan baku x 𝑆𝑦 = simpangan baku y
  • 27. Contoh: Percepatan gravitasi suatu tempat akan ditentukan dengan menggunakan percobaan bandul matematik. Dua puluh kali pengukuran periode bandul menghasilkan nilai rata-rata periode 𝑇 = 1,00 𝑠, dengan simpangan baku 0,02 𝑠, sedang sepuluh kali pengukuran panjang bandul menghasilkan𝐿 = 25,00 𝑐𝑚, dengan simpangan baku 0,03 𝑐𝑚. Tentukan g dan ∆g  Percepatan gravitasi : 𝑔 = 4𝜋2 𝐿𝑇−2 𝑔 = 4𝜋2 𝐿 𝑇 −2 = ⋯ = 986,96 𝑐𝑚 𝑠−2 = 9,87 𝑚 𝑠−2  Hasil perhitungan dituliskan : 𝑔 = 9,87 ± 0,04 𝑚 𝑠−2 ∆𝑔 = 𝑆𝑔 2 = 𝜕𝑔 𝜕𝐿 𝐿,𝑇 2 𝑆𝐿 2 + 𝜕𝑔 𝜕𝑇 𝐿,𝑇 2 𝑆𝑇 2 = 4𝜋2 𝑇 −2 2𝑆𝐿 2 + 4 −2 𝜋2 𝐿 𝑇 −3 2𝑆𝑇 2 = ⋯ ∆𝑔 = 4,12 𝑐𝑚 𝑠−2 = 0,04 𝑚 𝑠−2
  • 28. 2.c Nilai x dan y bervariasi, satu variabel hasil pengukuran berulang dan yang lain hasil pengukuran tunggal 𝑧 = 𝑧 ± ∆𝑧  Dimana : 𝑧 = rata − rata fungsi z ∆𝑧 = 𝑆𝑧 2 ∆𝑧 = 𝜕𝑧 𝜕𝑥 𝑥,𝑦 2 ∆𝑥 2 + 𝜕𝑧 𝜕𝑦 𝑥,𝑦 2 𝑆𝑦 2 ∆𝑥 = ketelitian alat ukur 𝑆𝑦 = simpangan baku y  Misalkan x adalah variabel hasil pengukuran tunggal sementara y adalah variabel hasil pengukuran berulang
  • 29. MENENTUKAN GARIS LURUS MELALUI SEJUMLAH TITIK (METODE GRAFIK REGRESI)  Dalam menganalisis data hasil eksperimen, selain dapat dilakukan dengan cara-cara analitik yang telah dijelaskan sebelumnya, dapat juga dilakukan menggunakan metode grafis. Pada analisis menggunakan metode grafis, metode yang paling banyak pada kasus-kasus fisika dan paling mudah diselesaikan adalah pola grafik linear. 𝑚 = 𝑛 𝑥𝑖 𝑦𝑖− 𝑥𝑖 𝑦𝑖 𝑛 𝑥𝑖 2 − 𝑥𝑖 2 𝑛 = 𝑥𝑖 2 𝑦𝑖− 𝑥𝑖 𝑥𝑖,𝑦𝑖 𝑛 𝑥𝑖 2 − 𝑥𝑖 2 𝑆𝑦 2 = 1 𝑛−2 𝑦𝑖 2 − 𝑥𝑖 2 𝑥𝑖 2−2 𝑥𝑖 𝑥𝑖,𝑦𝑖 𝑦𝑖+𝑛 𝑥𝑖𝑦𝑖 2 𝑛 𝑥𝑖 2 − 𝑥𝑖 2 𝑆𝑚 = 𝑛 𝑛 𝑥𝑖 2 − 𝑥𝑖 2 × 𝑆𝑦 𝑆𝑛 = 𝑥𝑖 2 𝑛 𝑥𝑖 2 − 𝑥𝑖 2 × 𝑆𝑦 𝑦 = 𝑚𝑥 + 𝑛
  • 30. Contoh : Eksperimen penentuan konstanta pegas dilakukan dengan menggantungkan pegas pada penyangga dan pada bagian bawahnya diberi tabung sebagai wadah beban. Percobaan diawali dengan menimbang massa pegas, massa tabung, serta massa semua beban yang akan diberikan. Langkah berikutnya adalah memasukkan beban satu persatu sambil mengamati skala yang ditunjukkan oleh jarum skala setiap kali beban ditambahkan. Data pengukuran ditunjukkan pada tabel berikut. Dari eksperimen ini, Tentukan nilai konstanta pegas yang digunakan  Gaya pada pegas : 𝐹 = 𝑘 𝑥 dengan 𝐹 = 𝑚𝑔  Diselesaikan dengan metode grafik persamaan regresi : 𝑦 = 𝑚𝑥 + 𝑛
  • 31. No X = posisi Y = F = m g 𝑿𝟐 𝒀𝟐 XY 1. … … … … … ... ... ... ... ... ∑ ... ... ... ... ... 𝑚 = . . . 𝑛 = . . . 𝑦 = 𝑚𝑥 + 𝑛 𝑆𝑦 =. . . 𝑆𝑚 =. . . 𝑚 ± 𝑆𝑚 =. . . 𝑆𝑛 =. . . 𝑛 ± 𝑆𝑛 =. . . 𝑦 = 𝑚𝑥 + 𝑛 Bersesuaian dengan : 𝐹 = 𝑘𝑥 + 𝑛 Analisis : Selamat Belajar ...!! Dengan ini didapatkan bahwa konstanta pegas (𝑘) = m