Dokumen tersebut membahas lima perspektif kualitas menurut para ahli, yaitu transcendental approach, product-based approach, user-based approach, manufacturing-based approach, dan value-based approach. Selanjutnya membahas dimensi kualitas pada barang dan jasa, biaya kualitas, serta pengukuran kualitas.
KELOMPOK 1_Perkembangan Pemikiran Mengenai Kualitas Daya Saing.pptx
1. Perkembangan
Pemikiran Mengenai
Kualitas Daya Saing
Kelompok :
1. Feri Sapto Nugroho
(2003102197)
2. Ardian Wahyu D
(2003102203)
3. Abib Mustofa
(2003102150)
4. Anung Pambudi
(2003102152)
TOTAL
QUALITY
MANAGEMENT
MANAJEMEN 5H
KELOMPOK 1
2. PERSPEKTIF TERHADAP KUALITAS
David Garvin (dalam Lovelock, 1994) dan Ross (1993)
mengidentifikasikan 5 perspektif kualitas:
Transcendental Approach
Product-Based Approach
User-Based Approach
Manufacturing-Based Approach
Value-Based Approach
MANAJEMEN 5H
3. Transcendental Approach
Kualitas dalam pendekatan ini dapat dirasakan atau diketahui,
tetapi sulit didefinisikan dan dioprasionalkan. Sudut pandang
ini biasanya diterapkan seni music, drama, seni tari, dan seni
rupa.
Product-Based Approach
Pendekatan ini menganggap kualitas sebagai karakteristik atau
atribut yang dapat diukur. Pandangan ini sangat objektif, maka
tidak dapat menjelaskan perbedaan dalam selera, kebutuhan,
dan preferensi individual.
MANAJEMEN 5H
4. User-Based Approach
Pendekatan didasarkan pada pemikiran bahwa kualitas tergantung
pada orang yang memandangnya, dan produk paling memuaskan
preferensi seseorang merupakan produk yang berkualitas paling
tinggi.
Manufacturing-Based Approach
Pendekatan ini berfokus pada penyesuaian spesifikasi yang
dikembangkan secara internal, yang seringkali didorong oleh tujuan
peningkatan produktivitas dan penekanan biaya. Jadi, yang
menentukan kualitas adalah standar-standar yang ditetapkan
perusahaan, bukan konsumen yang menggunakannya
MANAJEMEN 5H
5. Value-Based Approach
Pendekatan ini memandang kualitas dari segi nilai dan harga.
Kualitas dalam perspektif ini bersifat relative, sehingga produk yang
memiliki kualitas paling tinggi belum tentu produk yang xpaling
bernilai. Akan tetapi yang paling bernilai adalah produk atau jasa
yang paling tepat dibeli.
MANAJEMEN 5H
6. DIMENSI KUALITAS (BARANG)
Kinerja (performance) > karakteristik pokok dari produk inti.
Ciri-ciri atau keistimewaan tambahan (features) > karakteristik
sekunder/pelengkap.
Kehandalan (reliability) > kemungkinan kecil mengalami kerusakan
atau gagal dipakai.
Kesesuaian dg. spesifikasi (conformance to specifications) > sejauh
mana karakteristik desain & operasi memenuhi standarstandar yang
telah ditetapkan sebelumnya.
Daya tahan (durability) > berapa lama produk tersebut dapat terus
digunakan.
Kemampuan layanan (service ability) > kecepatan, kompetensi,
kenyamanan, penanganan keluhan, dsb.
Estetika (estetics) > daya tarik produk terhadap panca indera.
Kualitas yang dipersepsikan (perceived quality) > citra & reputasi
produk serta tanggung jawab perusahaan terhadapnya.
MANAJEMEN 5H
7. DIMENSI KUALITAS (JASA)
Bukti langsung (tangibles) > fasilitas fisik, perlengkapan,
pegawai & sarana komunikasi.
Kehandalan (reliability) > kemampuan memberikan layanan
yang dijanjikan dengan segera & memuaskan.
Daya tanggap (responsiveness) > keinginan para staf untuk
membantu pelanggan & memberikan layanan dengan
tanggap.
Jaminan (assurance) > kemampuan, kesopanan & sifat dapat
dipercaya yang dimiliki para staf; bebas dari bahaya, risiko
atau keragu-raguan.
Empati (empathy) > kemudahan dalam melakukan
hubungan, komunikasi yang baik & memahami kebutuhan
para pelanggan.
MANAJEMEN 5H
8. BIAYA KUALITAS
Adalah biaya yang terjadi atau mungkin akan terjadi karena
kualitas yang buruk yang berhubungan dengan penciptaan,
pengidentifikasian, perbaikan dan pencegahan kerusakan.
Biaya Dikelompokkan Menjadi 4 Golongan:
1. Biaya Pencegahan (Prevention Cost)
2. Biaya Deteksi (detection/Apprasisal Cost)
3. Biaya Kegagalan Internal (Internal Failure Cost)
4. Biaya Kegagalan Eksternal (External Failure Cost)
MANAJEMEN 5H
9. BIAYA PENCEGAHAN
Adalah biaya yang terjadi digunakan untuk
mencegah kerusakan produk yang
dihasilkan, terdiri dari:
1. Teknik dan perencanaan kualitas
2. Tinjauan produk baru
3. Rancangan proses dan produk
4. Pengendalian proses
5. Pelatihan audit kualitas
MANAJEMEN 5H
10. BIAYA DETEKSI
Adalah biaya yang terjadi untuk menentukan
apakah produk & jasa sesuai dengan persyaratan2
kualitas Untuk menghindari terjadinya kesalahan
& kerusakan sepanjang proses perusahaan, mis.
mencegah pengiriman barang2 yang tidak sesuai
dengan persyaratan kepada pelanggan, terdiri dari:
1. Pemerikasaan dan pengujian bahan baku yang
dibeli
2. Pemeriksaan dan pengujian produk
3. Pemeriksaan pengujian produk
4. Evaluasi persediaan.
MANAJEMEN 5H
11. BIAYA KEGAGALAN INTERNAL
Adalah Biaya yang terjadi karena ada ketidak
sesuaian dg persyaratan & terdeteksi sebelum
barang/jasa tsb dikirimkan ke pihak luar, terdiri
dari:
1. Sisa bahan
2. Pengerjaan ulang
3. Biaya untuk memperoleh material (bahan baku)
4. Factory contact engineering
MANAJEMEN 5H
12. BIAYA KEGAGALAN EKSTERNAL
Adalah biaya yang terjadi karena produk/jasa
gagal memenuhi persyaratan2 yang diketahui
setelah produk tsb dikirimkan kepada pelanggan,
terdiri dari:
1. Biaya penanganan keluhan selama masa garansi
2. Biaya penanganan keluhan di luar masa garansi
3. pelayanan (service) produk
4. Product liability, adalah biaya yang timbul
sehubungan dg jaminan/ pertanggung jawaban
atas kegagalan.
MANAJEMEN 5H
13. Pandangan Terhadap Biaya Kualitas
Kualitas yang makin tinggi berarti biaya yang
semakin tinggi pula
Biaya peningkatan kualitas lebih rendah daripada
penghematan yang dihasilkan
Biaya kualitas merupakan biaya yang besarnya
melebihi biaya yang terjadi bila produk atau jasa
dihasilkan secara benar sejak awal (exactly right
the first time).
MANAJEMEN 5H
14. Perilaku Biaya Kualitas
Kualitas Dapat Diukur Berdasarkan Biayanya
Perusahaan menginginkan agar biaya kualitas turun, namun
dapat mencapai kualitas yang lebih tinggi, setidak-tidaknya
sampai dengan titik tertentu. Bila standar kerusakan nol dapat
dicapai, maka perusahaan masih harus menanggung biaya
pencegahan dan penilaian.
Agar Laporan Kinerja Kualitas Dapat Bermanfaat,
Maka :
1. Biaya kualitas harus digolongkan ke dalam biaya variabel
dan biaya tetap dihubungkan dengan penjualan. 2.
2. Untuk biaya variabel, penyempurnaan kualitas dicerminkan
oleh pengurangan rasio biaya variabel.
3. Untuk biaya tetap, penyempurnaan biaya kualitas
dicerminkan oleh perubahan absolut jumlah biaya tetap.
MANAJEMEN 5H
15. PENGUKURAN KUALITAS
Kualitas dapat diukur melalui penelitian
konsumen mengenai persepsi pelanggan
terhadap kualitas suatu produk atau
perusahaan. Penelitian konsumen tersebut
menggunakan berbagai macam metode,
misalnya sistem keluhan dan saran, ghost
shopping, lost customer analysis, maupun
dengan survei pelanggan.
MANAJEMEN 5H