SlideShare a Scribd company logo
1 of 5
Download to read offline
Nama : Feri Arifin
NIM : 2281130680
Mata Kuliah : Ushul Fiqih
Dosen : Rosidi Bahri, S.Pd., M.Ag
Kesimpulan hasil diskusi keompok 6
Fungsi Sunnah terhadap Al-Qur’an:
• Sunnah berfungsi sebagai penjelas dan elaborasi lebih lanjut atas konsep atau
perintah yang terdapat dalam Al-Qur’an
• Sunnah memperlihatkan kepada umat Islam bagaimana menerapkan ajaran
Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari.
• Sunnah dapat menguatkan dan memberikan landasan hukum (syariah) atas
beberapa perintah yang ditemukan dalam Al-Qur’an.
• Sunnah dapat memberikan interpretasi yang lebih jelas atas beberapa ayat Al-
Qur’an yang mungkin dapat diartikan dalam berbagai cara.
• Klasifikasi As Sunnah secara kualitatif:
• Sunnah dapat diklasifikasikan berdasarkan sumbernya, yaitu dari perkataan,
perbuatan, ketetapan, sifat, atau sirah Nabi Muhammad SAW.
• Sunnah juga dapat diklasifikasikan berdasarkan apakah membawa hukum
syarak atau tidak.
• Ada juga klasifikasi berdasarkan tipe, seperti sunnah yang bersumber pada
tabiat/tradisi dan kebutuhan kemanusiaan.
• Klasifikasi As Sunnah secara kuantitatif:
• Kuantitas sanad berkaitan dengan jumlah perawi atau perantara dalam sebuah
sanad hadis
• Hadis Mutawatir adalah hadis yang diriwayatkan oleh sekelompok orang yang
secara adat tidak mungkin sepakat untuk berdusta
• Hadis Ahad adalah hadis yang diriwayatkan oleh orang perorangan, atau dua
orang atau lebih
Fungsi Sunnah Terhadap Al-Qur'an: Sunnah, yang merujuk pada ajaran dan tindakan
Nabi Muhammad SAW, memiliki beberapa fungsi penting terhadap Al-Qur'an, kitab
suci dalam agama Islam:
a. Penjelasan dan Tafsir Al-Qur'an: Sunnah digunakan sebagai sumber utama untuk
memahami dan menafsirkan Al-Qur'an. Nabi Muhammad memberikan penjelasan,
konteks, dan interpretasi terkait dengan ayat-ayat Al-Qur'an melalui tindakan, ucapan,
dan persetujuannya. Sunnah membantu umat Islam dalam memahami makna dan
aplikasi ayat-ayat Al-Qur'an yang mungkin memerlukan penjelasan tambahan.
b. Pelaksanaan Hukum Syariah: Sunnah juga mengandung petunjuk tentang
bagaimana menerapkan hukum-hukum syariah yang terdapat dalam Al-Qur'an.
Contoh hukum-hukum yang diterapkan secara lebih rinci dalam Sunnah meliputi tata
cara ibadah, hukum perkawinan, hukuman dalam kasus-kasus tertentu, dan lainnya.
c. Pemahaman Praktis: Sunnah membantu umat Islam dalam pemahaman praktis
tentang cara menjalani kehidupan sehari-hari sesuai dengan ajaran Islam. Sunnah
memberikan contoh tentang etika, moralitas, tata cara beribadah, dan perilaku yang
diharapkan dari seorang Muslim.
Klasifikasi As-Sunnah Secara Kualitatif: As-Sunnah dapat diklasifikasikan secara
kualitatif menjadi beberapa kategori berdasarkan sifatnya. Klasifikasi ini meliputi:
a. Sunnah Qawliyyah (Sunnah Ucapan): Ini mencakup ucapan-ucapan dan perkataan
Nabi Muhammad, termasuk khutbah-khutbah, doa, perintah, dan larangan yang
diucapkannya.
b. Sunnah Fi'liyyah (Sunnah Perbuatan): Ini mencakup tindakan fisik atau perbuatan
yang dilakukan Nabi Muhammad, seperti shalat, puasa, haji, dan tindakan-tindakan
lain yang beliau lakukan.
c. Sunnah Taqririyyah (Sunnah Persetujuan): Ini merujuk pada tindakan atau
kebijakan yang dibiarkan atau disetujui oleh Nabi Muhammad tanpa mengingkarinya.
Ini menunjukkan persetujuan Nabi terhadap tindakan tertentu oleh sahabat-
sahabatnya atau umat Islam pada umumnya.
d. Sunnah Aqliyyah (Sunnah Rasional): Ini mencakup tindakan yang sesuai dengan
akal sehat, moralitas, dan nilai-nilai Islam, meskipun tidak ada perintah atau larangan
khusus dalam Al-Qur'an atau Sunnah. Contohnya adalah tindakan berbuat baik
kepada sesama manusia.
Klasifikasi As-Sunnah Secara Kuantitatif: Klasifikasi As-Sunnah secara kuantitatif
tidak umum dalam tradisi Islam, karena Sunnah lebih bersifat kualitatif daripada
kuantitatif. Sunnah tidak dapat diukur dengan angka atau statistik. Sunnah adalah
warisan yang terdiri dari berbagai perbuatan, ucapan, dan persetujuan Nabi
Muhammad yang memberikan pedoman kepada umat Islam dalam memahami dan
mengamalkan ajaran agama mereka. Oleh karena itu, pengkategorian Sunnah lebih
berfokus pada kualitas dan relevansi tindakan dan ucapan Nabi daripada pada jumlah
atau data kuantitatif.
Sunnah adalah tindakan atau praktik yang diajarkan atau dicontohkan oleh Nabi
Muhammad SAW dan dapat mencakup berbagai aspek, termasuk cara melaksanakan
shalat, jumlah rakaat, gerakan, bacaan, dan waktu yang tepat. Ini adalah panduan
umum tentang bagaimana melakukan shalat sesuai dengan Sunnah:
1. Jumlah Rakaat: Shalat Sunnah memiliki berbagai tingkatan, dan jumlah
rakaatnya bisa bervariasi. Beberapa shalat Sunnah yang umum adalah:
o Sunat Rawatib: Shalat sunnah yang terkait dengan shalat fardhu (wajib)
seperti Dhuha (dua hingga delapan rakaat), dua rakaat sebelum Subuh,
empat rakaat sebelum Dzuhur, dua rakaat setelah Dzuhur, dua rakaat
setelah Maghrib, dan dua rakaat setelah Isya.
o Shalat Sunnah Qabliyah: Shalat sunnah sebelum shalat fardhu
tertentu, seperti dua rakaat sebelum shalat Dhuha atau dua rakaat
sebelum shalat Dzuhur.
2. Gerakan: Gerakan dalam shalat Sunnah sama dengan gerakan dalam shalat
fardhu. Ini termasuk berdiri, ruku, sujud, duduk di antara dua sujud, dan duduk
tasyahhud.
3. Bacaan: Bacaan dalam shalat Sunnah juga mirip dengan bacaan dalam shalat
fardhu. Ini mencakup Surah Al-Fatihah dan surah-surah pendek dalam rakaat-
rakaat tertentu. Selain itu, ada doa-doa tambahan yang bisa dibaca di berbagai
posisi selama shalat Sunnah.
4. Waktu yang Tepat: Waktu untuk shalat Sunnah dapat bervariasi tergantung
pada shalat tertentu. Sebagian besar shalat Sunnah bisa dilakukan setelah
terjadi masuk waktu shalat dan sebelum masuk waktu haram (waktu yang
dilarang untuk shalat, seperti waktu terbit matahari, tenggelam matahari, dan
tengah hari). Beberapa shalat Sunnah juga bisa dilakukan setelah shalat fardhu
tertentu.
Penting untuk dicatat bahwa Sunnah bukanlah kewajiban, tetapi disunahkan untuk
dikerjakan sebagai perbuatan baik dan untuk mendapatkan pahala tambahan. Oleh
karena itu, ada fleksibilitas dalam melaksanakan shalat Sunnah, dan tidak ada
hukuman yang ketat jika seseorang tidak melakukannya. Selain itu, praktek Sunnah
bisa bervariasi berdasarkan madzhab (aliran dalam Islam) yang diikuti, sehingga ada
beberapa perbedaan dalam tata cara pelaksanaannya.
2. Sunnah adalah ajaran atau tindakan yang dianjurkan atau ditetapkan oleh Nabi
Muhammad SAW sebagai contoh dan panduan bagi umat Islam dalam menjalankan
ibadah sehari-hari. Berikut adalah contoh bagaimana Sunnah menjelaskan praktek
ibadah sehari-hari seperti shalat, puasa, zakat, dan haji:
1. Shalat:
o Sunnah Mu'akkadah (sunnah yang sangat dianjurkan) sebelum shalat
Fardu: Nabi Muhammad SAW sering melakukan dua rakaat sunnah
sebelum shalat Subuh, empat rakaat sunnah sebelum Dzuhur, dua
rakaat sunnah sebelum Ashar, dua rakaat sunnah sebelum Maghrib,
dan dua rakaat sunnah sebelum Isya. Ini adalah contoh bagaimana Nabi
mengajarkan agar kita mendekatkan diri kepada Allah sebelum
melaksanakan shalat wajib.
o Dzikir dan doa setelah shalat: Nabi Muhammad SAW mengajarkan
berbagai dzikir dan doa yang bisa dibaca setelah menyelesaikan shalat
wajib. Contohnya, setelah shalat, Rasulullah SAW sering membaca
dzikir "Subhanallah" tiga kali, "Alhamdulillah" tiga kali, dan "Allahu
Akbar" tiga kali.
2. Puasa:
o Puasa Sunnah: Selain puasa wajib selama bulan Ramadan, Nabi
Muhammad SAW juga melakukan puasa sunnah seperti puasa Senin
dan Kamis, puasa Arafah, puasa Asyura, dan lain-lain. Ini adalah contoh
bagaimana Nabi mengajarkan umat Islam untuk menjalankan puasa
ekstra sebagai bentuk ibadah tambahan.
3. Zakat:
o Memberikan sedekah: Nabi Muhammad SAW mendorong umat Islam
untuk memberikan sedekah secara rutin dan murah hati. Dia juga
mengajarkan bahwa zakat adalah salah satu pilar Islam yang harus
ditaati oleh setiap Muslim yang mampu.
o Menunjukkan cara-cara berzakat: Nabi Muhammad SAW memberikan
petunjuk tentang cara menghitung zakat, barang-barang yang wajib
dizakati, dan kepada siapa zakat harus diberikan. Contoh-contoh ini
memberikan panduan praktis tentang pelaksanaan zakat.
4. Haji:
o Sunnah dalam pelaksanaan Haji: Nabi Muhammad SAW memberikan
contoh dalam pelaksanaan ibadah haji, termasuk cara melakukan tawaf,
sa'i (lari-lari kecil antara bukit Safa dan Marwah), dan wukuf di Arafah.
Tindakan-tindakan ini menjadi contoh bagi umat Islam yang melakukan
haji untuk mengikuti tindakan Nabi.
o Tindakan sunnah dalam Haji: Nabi Muhammad SAW juga memberikan
contoh dalam melakukan tindakan sunnah yang bisa dilakukan selama
ibadah haji, seperti melempar jumrah dan bermalam di Muzdalifah. Ini
adalah contoh praktis yang memandu umat Islam yang sedang
menjalankan ibadah haji.
Penting untuk diingat bahwa Sunnah adalah panduan tambahan yang mengikuti
tindakan Nabi Muhammad SAW, sementara ibadah wajib (Fardu) adalah kewajiban
yang harus dilaksanakan oleh setiap Muslim.
Menghadapi hadis yang bertentangan adalah salah satu tantangan penting dalam
ilmu hadis dalam Islam. Kehujjahan hadis (keabsahan atau kekuatan dalil hadis)
memainkan peran sentral dalam hukum Islam, karena banyak hukum dan tata cara
ibadah dalam Islam didasarkan pada hadis. Oleh karena itu, penting untuk memahami
bagaimana menghadapi hadis yang bertentangan dan bagaimana pentingnya
kehujjahan hadis dalam hukum Islam.
1. Memahami Hierarki Sumber Hukum Islam:
o Dalam hukum Islam, ada hierarki sumber hukum yang disusun berdasarkan
kekuatan dalilnya. Secara umum, Al-Quran dianggap sebagai sumber hukum
tertinggi, diikuti oleh hadis sahih (hadis yang sahih secara ilmiah), ijma
(kesepakatan ulama), dan qiyas (analogi hukum). Oleh karena itu, hadis yang
sahih memiliki peran khusus dalam penetapan hukum Islam.
2. Memahami Klasifikasi Hadis:
o Hadis-hadis diklasifikasikan berdasarkan kualitasnya. Hadis sahih (kuat) adalah
yang memiliki rantai perawi yang kuat dan teks yang dapat dipercaya. Hadis hasan
(baik) adalah yang kualitasnya di atas hasan li dzatihi, tetapi di bawah sahih. Hadis
dha'if (lemah) adalah yang memiliki kelemahan dalam rantai perawi atau teksnya.
3. Istidlal (Penarikan Hukum):
o Dalam menghadapi hadis yang bertentangan, ulama menggunakan metode istidlal
(penarikan hukum). Mereka mencoba untuk menyatukan hadis-hadis yang
bertentangan dengan cara memahami konteks dan mengidentifikasi faktor-faktor
yang memungkinkan kesesuaian. Jika tidak mungkin, mereka memilih hadis yang
lebih sahih atau menggabungkan dua hukum yang berbeda dalam situasi yang
berbeda.
4. Ta'wil (Penafsiran):
o Dalam beberapa kasus, hadis yang tampak bertentangan dapat dijelaskan dengan
ta'wil (penafsiran). Ulama dapat menggunakan konteks historis, linguistik, dan
pemahaman mendalam terhadap teks untuk menjelaskan perbedaan yang
sebenarnya.
5. Kewaspadaan Terhadap Hadis Dha'if:
o Hadis dha'if harus diwaspadai dan tidak digunakan sebagai dasar penetapan
hukum, terutama dalam kasus yang penting. Dalam banyak kasus, hadis dha'if
tidak dapat digunakan sebagai dalil.

More Related Content

Similar to Ushul Fiqih Feri.pdf

Similar to Ushul Fiqih Feri.pdf (20)

fiqh-shalat.ppt
fiqh-shalat.pptfiqh-shalat.ppt
fiqh-shalat.ppt
 
fiqh-shalat.ppt
fiqh-shalat.pptfiqh-shalat.ppt
fiqh-shalat.ppt
 
fiqh-shalat.ppt
fiqh-shalat.pptfiqh-shalat.ppt
fiqh-shalat.ppt
 
fiqh-shalat.ppt
fiqh-shalat.pptfiqh-shalat.ppt
fiqh-shalat.ppt
 
fiqih tentang shalat yaitu tata cara melaksanakan shalat
fiqih tentang shalat yaitu tata cara melaksanakan shalatfiqih tentang shalat yaitu tata cara melaksanakan shalat
fiqih tentang shalat yaitu tata cara melaksanakan shalat
 
Slide sunnah dan bid ah
Slide sunnah dan bid ahSlide sunnah dan bid ah
Slide sunnah dan bid ah
 
Fiqh shalat (yusuf)
Fiqh shalat (yusuf) Fiqh shalat (yusuf)
Fiqh shalat (yusuf)
 
Fiqh shalat (yusuf)
 Fiqh shalat (yusuf) Fiqh shalat (yusuf)
Fiqh shalat (yusuf)
 
Hikmah ibadah dalam islam copy
Hikmah ibadah dalam islam   copyHikmah ibadah dalam islam   copy
Hikmah ibadah dalam islam copy
 
Makalah aik solat
Makalah aik solatMakalah aik solat
Makalah aik solat
 
Makalah ok 02
Makalah ok 02Makalah ok 02
Makalah ok 02
 
Silde Bid'ah
Silde Bid'ahSilde Bid'ah
Silde Bid'ah
 
Mahfud
MahfudMahfud
Mahfud
 
Makalah kelompok 7
Makalah kelompok 7Makalah kelompok 7
Makalah kelompok 7
 
Pembiasaan Pembacaan Hadits dan Penerapannya untuk Mewujudkan Akhlak Rasulul...
Pembiasaan Pembacaan Hadits  dan Penerapannya untuk Mewujudkan Akhlak Rasulul...Pembiasaan Pembacaan Hadits  dan Penerapannya untuk Mewujudkan Akhlak Rasulul...
Pembiasaan Pembacaan Hadits dan Penerapannya untuk Mewujudkan Akhlak Rasulul...
 
Sumber ajaran islam as-sunnah ..........
Sumber ajaran islam as-sunnah ..........Sumber ajaran islam as-sunnah ..........
Sumber ajaran islam as-sunnah ..........
 
Studi hadist kelompok 1
Studi hadist kelompok 1Studi hadist kelompok 1
Studi hadist kelompok 1
 
Sumber dan Karakteristik Islam
Sumber dan Karakteristik IslamSumber dan Karakteristik Islam
Sumber dan Karakteristik Islam
 
PAI-IX-Shalat Sunnah
PAI-IX-Shalat SunnahPAI-IX-Shalat Sunnah
PAI-IX-Shalat Sunnah
 
Fiqh shalat
Fiqh shalatFiqh shalat
Fiqh shalat
 

More from FeriArifin4

pemb pai DAFTAR BUKU TEKS DAN BACAAN.pdf
pemb pai DAFTAR BUKU TEKS DAN BACAAN.pdfpemb pai DAFTAR BUKU TEKS DAN BACAAN.pdf
pemb pai DAFTAR BUKU TEKS DAN BACAAN.pdf
FeriArifin4
 
PAI Berbasis Moderasii Beragama (2).pptx
PAI Berbasis Moderasii Beragama (2).pptxPAI Berbasis Moderasii Beragama (2).pptx
PAI Berbasis Moderasii Beragama (2).pptx
FeriArifin4
 
CIREBON STUDY FERI.pdf
CIREBON STUDY FERI.pdfCIREBON STUDY FERI.pdf
CIREBON STUDY FERI.pdf
FeriArifin4
 
522313442-Soal-Hakikat-Penciptaan-Manusia-docx.docx
522313442-Soal-Hakikat-Penciptaan-Manusia-docx.docx522313442-Soal-Hakikat-Penciptaan-Manusia-docx.docx
522313442-Soal-Hakikat-Penciptaan-Manusia-docx.docx
FeriArifin4
 
PPT_SEPAK_BOLA_KELAS_XII.pptx
PPT_SEPAK_BOLA_KELAS_XII.pptxPPT_SEPAK_BOLA_KELAS_XII.pptx
PPT_SEPAK_BOLA_KELAS_XII.pptx
FeriArifin4
 

More from FeriArifin4 (7)

pemb pai DAFTAR BUKU TEKS DAN BACAAN.pdf
pemb pai DAFTAR BUKU TEKS DAN BACAAN.pdfpemb pai DAFTAR BUKU TEKS DAN BACAAN.pdf
pemb pai DAFTAR BUKU TEKS DAN BACAAN.pdf
 
PAI Berbasis Moderasii Beragama (2).pptx
PAI Berbasis Moderasii Beragama (2).pptxPAI Berbasis Moderasii Beragama (2).pptx
PAI Berbasis Moderasii Beragama (2).pptx
 
pkn.pdf
pkn.pdfpkn.pdf
pkn.pdf
 
CIREBON STUDY FERI.pdf
CIREBON STUDY FERI.pdfCIREBON STUDY FERI.pdf
CIREBON STUDY FERI.pdf
 
522313442-Soal-Hakikat-Penciptaan-Manusia-docx.docx
522313442-Soal-Hakikat-Penciptaan-Manusia-docx.docx522313442-Soal-Hakikat-Penciptaan-Manusia-docx.docx
522313442-Soal-Hakikat-Penciptaan-Manusia-docx.docx
 
PPT_SEPAK_BOLA_KELAS_XII.pptx
PPT_SEPAK_BOLA_KELAS_XII.pptxPPT_SEPAK_BOLA_KELAS_XII.pptx
PPT_SEPAK_BOLA_KELAS_XII.pptx
 
aqsamul qur'an.pdf
aqsamul qur'an.pdfaqsamul qur'an.pdf
aqsamul qur'an.pdf
 

Recently uploaded

Penyuluhan_pHIV_AIDS (1).ppt pada tahun 2024 di klungkung
Penyuluhan_pHIV_AIDS (1).ppt pada tahun 2024 di klungkungPenyuluhan_pHIV_AIDS (1).ppt pada tahun 2024 di klungkung
Penyuluhan_pHIV_AIDS (1).ppt pada tahun 2024 di klungkung
SemediGiri2
 
Materi Bid PPM Bappeda Sos Pemutakhiran IDM 2024 di kec Plumbon.pptx
Materi Bid PPM Bappeda Sos Pemutakhiran  IDM 2024 di kec Plumbon.pptxMateri Bid PPM Bappeda Sos Pemutakhiran  IDM 2024 di kec Plumbon.pptx
Materi Bid PPM Bappeda Sos Pemutakhiran IDM 2024 di kec Plumbon.pptx
AvivThea
 
perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptx
perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptxperwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptx
perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptx
Mas PauLs
 
PPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptx
PPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptxPPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptx
PPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptx
iwidyastama85
 

Recently uploaded (20)

MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)
Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)
Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 6.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 6.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 6.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 6.pdf
 
Penyuluhan_pHIV_AIDS (1).ppt pada tahun 2024 di klungkung
Penyuluhan_pHIV_AIDS (1).ppt pada tahun 2024 di klungkungPenyuluhan_pHIV_AIDS (1).ppt pada tahun 2024 di klungkung
Penyuluhan_pHIV_AIDS (1).ppt pada tahun 2024 di klungkung
 
Materi Bid PPM Bappeda Sos Pemutakhiran IDM 2024 di kec Plumbon.pptx
Materi Bid PPM Bappeda Sos Pemutakhiran  IDM 2024 di kec Plumbon.pptxMateri Bid PPM Bappeda Sos Pemutakhiran  IDM 2024 di kec Plumbon.pptx
Materi Bid PPM Bappeda Sos Pemutakhiran IDM 2024 di kec Plumbon.pptx
 
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdfUAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Variasi dan Gaya Mengajar, Mata Kuliah Strategi Belajar Mengajar
Variasi dan Gaya Mengajar, Mata Kuliah Strategi Belajar MengajarVariasi dan Gaya Mengajar, Mata Kuliah Strategi Belajar Mengajar
Variasi dan Gaya Mengajar, Mata Kuliah Strategi Belajar Mengajar
 
PPDB SMAN 1 SURADE - PROV JABAR 2024 / 2025
PPDB SMAN 1 SURADE - PROV JABAR 2024 / 2025PPDB SMAN 1 SURADE - PROV JABAR 2024 / 2025
PPDB SMAN 1 SURADE - PROV JABAR 2024 / 2025
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptx
perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptxperwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptx
perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptxInformatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
 
METODE PENGEMBANGAN MORAL DAN NILAI-NILAI AGAMA.pptx
METODE PENGEMBANGAN MORAL DAN NILAI-NILAI AGAMA.pptxMETODE PENGEMBANGAN MORAL DAN NILAI-NILAI AGAMA.pptx
METODE PENGEMBANGAN MORAL DAN NILAI-NILAI AGAMA.pptx
 
P5 Gaya Hidup berkelanjutan gaya hidup b
P5 Gaya Hidup berkelanjutan gaya hidup bP5 Gaya Hidup berkelanjutan gaya hidup b
P5 Gaya Hidup berkelanjutan gaya hidup b
 
PPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptx
PPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptxPPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptx
PPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 

Ushul Fiqih Feri.pdf

  • 1. Nama : Feri Arifin NIM : 2281130680 Mata Kuliah : Ushul Fiqih Dosen : Rosidi Bahri, S.Pd., M.Ag Kesimpulan hasil diskusi keompok 6 Fungsi Sunnah terhadap Al-Qur’an: • Sunnah berfungsi sebagai penjelas dan elaborasi lebih lanjut atas konsep atau perintah yang terdapat dalam Al-Qur’an • Sunnah memperlihatkan kepada umat Islam bagaimana menerapkan ajaran Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari. • Sunnah dapat menguatkan dan memberikan landasan hukum (syariah) atas beberapa perintah yang ditemukan dalam Al-Qur’an. • Sunnah dapat memberikan interpretasi yang lebih jelas atas beberapa ayat Al- Qur’an yang mungkin dapat diartikan dalam berbagai cara. • Klasifikasi As Sunnah secara kualitatif: • Sunnah dapat diklasifikasikan berdasarkan sumbernya, yaitu dari perkataan, perbuatan, ketetapan, sifat, atau sirah Nabi Muhammad SAW. • Sunnah juga dapat diklasifikasikan berdasarkan apakah membawa hukum syarak atau tidak. • Ada juga klasifikasi berdasarkan tipe, seperti sunnah yang bersumber pada tabiat/tradisi dan kebutuhan kemanusiaan. • Klasifikasi As Sunnah secara kuantitatif: • Kuantitas sanad berkaitan dengan jumlah perawi atau perantara dalam sebuah sanad hadis • Hadis Mutawatir adalah hadis yang diriwayatkan oleh sekelompok orang yang secara adat tidak mungkin sepakat untuk berdusta • Hadis Ahad adalah hadis yang diriwayatkan oleh orang perorangan, atau dua orang atau lebih Fungsi Sunnah Terhadap Al-Qur'an: Sunnah, yang merujuk pada ajaran dan tindakan Nabi Muhammad SAW, memiliki beberapa fungsi penting terhadap Al-Qur'an, kitab suci dalam agama Islam: a. Penjelasan dan Tafsir Al-Qur'an: Sunnah digunakan sebagai sumber utama untuk memahami dan menafsirkan Al-Qur'an. Nabi Muhammad memberikan penjelasan, konteks, dan interpretasi terkait dengan ayat-ayat Al-Qur'an melalui tindakan, ucapan,
  • 2. dan persetujuannya. Sunnah membantu umat Islam dalam memahami makna dan aplikasi ayat-ayat Al-Qur'an yang mungkin memerlukan penjelasan tambahan. b. Pelaksanaan Hukum Syariah: Sunnah juga mengandung petunjuk tentang bagaimana menerapkan hukum-hukum syariah yang terdapat dalam Al-Qur'an. Contoh hukum-hukum yang diterapkan secara lebih rinci dalam Sunnah meliputi tata cara ibadah, hukum perkawinan, hukuman dalam kasus-kasus tertentu, dan lainnya. c. Pemahaman Praktis: Sunnah membantu umat Islam dalam pemahaman praktis tentang cara menjalani kehidupan sehari-hari sesuai dengan ajaran Islam. Sunnah memberikan contoh tentang etika, moralitas, tata cara beribadah, dan perilaku yang diharapkan dari seorang Muslim. Klasifikasi As-Sunnah Secara Kualitatif: As-Sunnah dapat diklasifikasikan secara kualitatif menjadi beberapa kategori berdasarkan sifatnya. Klasifikasi ini meliputi: a. Sunnah Qawliyyah (Sunnah Ucapan): Ini mencakup ucapan-ucapan dan perkataan Nabi Muhammad, termasuk khutbah-khutbah, doa, perintah, dan larangan yang diucapkannya. b. Sunnah Fi'liyyah (Sunnah Perbuatan): Ini mencakup tindakan fisik atau perbuatan yang dilakukan Nabi Muhammad, seperti shalat, puasa, haji, dan tindakan-tindakan lain yang beliau lakukan. c. Sunnah Taqririyyah (Sunnah Persetujuan): Ini merujuk pada tindakan atau kebijakan yang dibiarkan atau disetujui oleh Nabi Muhammad tanpa mengingkarinya. Ini menunjukkan persetujuan Nabi terhadap tindakan tertentu oleh sahabat- sahabatnya atau umat Islam pada umumnya. d. Sunnah Aqliyyah (Sunnah Rasional): Ini mencakup tindakan yang sesuai dengan akal sehat, moralitas, dan nilai-nilai Islam, meskipun tidak ada perintah atau larangan khusus dalam Al-Qur'an atau Sunnah. Contohnya adalah tindakan berbuat baik kepada sesama manusia. Klasifikasi As-Sunnah Secara Kuantitatif: Klasifikasi As-Sunnah secara kuantitatif tidak umum dalam tradisi Islam, karena Sunnah lebih bersifat kualitatif daripada kuantitatif. Sunnah tidak dapat diukur dengan angka atau statistik. Sunnah adalah warisan yang terdiri dari berbagai perbuatan, ucapan, dan persetujuan Nabi Muhammad yang memberikan pedoman kepada umat Islam dalam memahami dan mengamalkan ajaran agama mereka. Oleh karena itu, pengkategorian Sunnah lebih berfokus pada kualitas dan relevansi tindakan dan ucapan Nabi daripada pada jumlah atau data kuantitatif. Sunnah adalah tindakan atau praktik yang diajarkan atau dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW dan dapat mencakup berbagai aspek, termasuk cara melaksanakan shalat, jumlah rakaat, gerakan, bacaan, dan waktu yang tepat. Ini adalah panduan umum tentang bagaimana melakukan shalat sesuai dengan Sunnah: 1. Jumlah Rakaat: Shalat Sunnah memiliki berbagai tingkatan, dan jumlah rakaatnya bisa bervariasi. Beberapa shalat Sunnah yang umum adalah:
  • 3. o Sunat Rawatib: Shalat sunnah yang terkait dengan shalat fardhu (wajib) seperti Dhuha (dua hingga delapan rakaat), dua rakaat sebelum Subuh, empat rakaat sebelum Dzuhur, dua rakaat setelah Dzuhur, dua rakaat setelah Maghrib, dan dua rakaat setelah Isya. o Shalat Sunnah Qabliyah: Shalat sunnah sebelum shalat fardhu tertentu, seperti dua rakaat sebelum shalat Dhuha atau dua rakaat sebelum shalat Dzuhur. 2. Gerakan: Gerakan dalam shalat Sunnah sama dengan gerakan dalam shalat fardhu. Ini termasuk berdiri, ruku, sujud, duduk di antara dua sujud, dan duduk tasyahhud. 3. Bacaan: Bacaan dalam shalat Sunnah juga mirip dengan bacaan dalam shalat fardhu. Ini mencakup Surah Al-Fatihah dan surah-surah pendek dalam rakaat- rakaat tertentu. Selain itu, ada doa-doa tambahan yang bisa dibaca di berbagai posisi selama shalat Sunnah. 4. Waktu yang Tepat: Waktu untuk shalat Sunnah dapat bervariasi tergantung pada shalat tertentu. Sebagian besar shalat Sunnah bisa dilakukan setelah terjadi masuk waktu shalat dan sebelum masuk waktu haram (waktu yang dilarang untuk shalat, seperti waktu terbit matahari, tenggelam matahari, dan tengah hari). Beberapa shalat Sunnah juga bisa dilakukan setelah shalat fardhu tertentu. Penting untuk dicatat bahwa Sunnah bukanlah kewajiban, tetapi disunahkan untuk dikerjakan sebagai perbuatan baik dan untuk mendapatkan pahala tambahan. Oleh karena itu, ada fleksibilitas dalam melaksanakan shalat Sunnah, dan tidak ada hukuman yang ketat jika seseorang tidak melakukannya. Selain itu, praktek Sunnah bisa bervariasi berdasarkan madzhab (aliran dalam Islam) yang diikuti, sehingga ada beberapa perbedaan dalam tata cara pelaksanaannya. 2. Sunnah adalah ajaran atau tindakan yang dianjurkan atau ditetapkan oleh Nabi Muhammad SAW sebagai contoh dan panduan bagi umat Islam dalam menjalankan ibadah sehari-hari. Berikut adalah contoh bagaimana Sunnah menjelaskan praktek ibadah sehari-hari seperti shalat, puasa, zakat, dan haji: 1. Shalat: o Sunnah Mu'akkadah (sunnah yang sangat dianjurkan) sebelum shalat Fardu: Nabi Muhammad SAW sering melakukan dua rakaat sunnah sebelum shalat Subuh, empat rakaat sunnah sebelum Dzuhur, dua rakaat sunnah sebelum Ashar, dua rakaat sunnah sebelum Maghrib, dan dua rakaat sunnah sebelum Isya. Ini adalah contoh bagaimana Nabi mengajarkan agar kita mendekatkan diri kepada Allah sebelum melaksanakan shalat wajib. o Dzikir dan doa setelah shalat: Nabi Muhammad SAW mengajarkan berbagai dzikir dan doa yang bisa dibaca setelah menyelesaikan shalat wajib. Contohnya, setelah shalat, Rasulullah SAW sering membaca dzikir "Subhanallah" tiga kali, "Alhamdulillah" tiga kali, dan "Allahu Akbar" tiga kali. 2. Puasa: o Puasa Sunnah: Selain puasa wajib selama bulan Ramadan, Nabi Muhammad SAW juga melakukan puasa sunnah seperti puasa Senin
  • 4. dan Kamis, puasa Arafah, puasa Asyura, dan lain-lain. Ini adalah contoh bagaimana Nabi mengajarkan umat Islam untuk menjalankan puasa ekstra sebagai bentuk ibadah tambahan. 3. Zakat: o Memberikan sedekah: Nabi Muhammad SAW mendorong umat Islam untuk memberikan sedekah secara rutin dan murah hati. Dia juga mengajarkan bahwa zakat adalah salah satu pilar Islam yang harus ditaati oleh setiap Muslim yang mampu. o Menunjukkan cara-cara berzakat: Nabi Muhammad SAW memberikan petunjuk tentang cara menghitung zakat, barang-barang yang wajib dizakati, dan kepada siapa zakat harus diberikan. Contoh-contoh ini memberikan panduan praktis tentang pelaksanaan zakat. 4. Haji: o Sunnah dalam pelaksanaan Haji: Nabi Muhammad SAW memberikan contoh dalam pelaksanaan ibadah haji, termasuk cara melakukan tawaf, sa'i (lari-lari kecil antara bukit Safa dan Marwah), dan wukuf di Arafah. Tindakan-tindakan ini menjadi contoh bagi umat Islam yang melakukan haji untuk mengikuti tindakan Nabi. o Tindakan sunnah dalam Haji: Nabi Muhammad SAW juga memberikan contoh dalam melakukan tindakan sunnah yang bisa dilakukan selama ibadah haji, seperti melempar jumrah dan bermalam di Muzdalifah. Ini adalah contoh praktis yang memandu umat Islam yang sedang menjalankan ibadah haji. Penting untuk diingat bahwa Sunnah adalah panduan tambahan yang mengikuti tindakan Nabi Muhammad SAW, sementara ibadah wajib (Fardu) adalah kewajiban yang harus dilaksanakan oleh setiap Muslim. Menghadapi hadis yang bertentangan adalah salah satu tantangan penting dalam ilmu hadis dalam Islam. Kehujjahan hadis (keabsahan atau kekuatan dalil hadis) memainkan peran sentral dalam hukum Islam, karena banyak hukum dan tata cara ibadah dalam Islam didasarkan pada hadis. Oleh karena itu, penting untuk memahami bagaimana menghadapi hadis yang bertentangan dan bagaimana pentingnya kehujjahan hadis dalam hukum Islam. 1. Memahami Hierarki Sumber Hukum Islam: o Dalam hukum Islam, ada hierarki sumber hukum yang disusun berdasarkan kekuatan dalilnya. Secara umum, Al-Quran dianggap sebagai sumber hukum tertinggi, diikuti oleh hadis sahih (hadis yang sahih secara ilmiah), ijma (kesepakatan ulama), dan qiyas (analogi hukum). Oleh karena itu, hadis yang sahih memiliki peran khusus dalam penetapan hukum Islam. 2. Memahami Klasifikasi Hadis: o Hadis-hadis diklasifikasikan berdasarkan kualitasnya. Hadis sahih (kuat) adalah yang memiliki rantai perawi yang kuat dan teks yang dapat dipercaya. Hadis hasan (baik) adalah yang kualitasnya di atas hasan li dzatihi, tetapi di bawah sahih. Hadis dha'if (lemah) adalah yang memiliki kelemahan dalam rantai perawi atau teksnya. 3. Istidlal (Penarikan Hukum): o Dalam menghadapi hadis yang bertentangan, ulama menggunakan metode istidlal (penarikan hukum). Mereka mencoba untuk menyatukan hadis-hadis yang bertentangan dengan cara memahami konteks dan mengidentifikasi faktor-faktor
  • 5. yang memungkinkan kesesuaian. Jika tidak mungkin, mereka memilih hadis yang lebih sahih atau menggabungkan dua hukum yang berbeda dalam situasi yang berbeda. 4. Ta'wil (Penafsiran): o Dalam beberapa kasus, hadis yang tampak bertentangan dapat dijelaskan dengan ta'wil (penafsiran). Ulama dapat menggunakan konteks historis, linguistik, dan pemahaman mendalam terhadap teks untuk menjelaskan perbedaan yang sebenarnya. 5. Kewaspadaan Terhadap Hadis Dha'if: o Hadis dha'if harus diwaspadai dan tidak digunakan sebagai dasar penetapan hukum, terutama dalam kasus yang penting. Dalam banyak kasus, hadis dha'if tidak dapat digunakan sebagai dalil.