SlideShare a Scribd company logo
1 of 20
RESUSITASI JANTUNG
PARU (RJP)
Pengertian
 Suatu tindakan darurat sebagai suatu
usaha untuk mengembalikan keadaan
henti nafas dan atau henti jantung ke
fungsi optimal guna mencegah
kematian biologis.
Tujuan
o Mencegah berhentinya sirkulasi dan
respirasi mll pengenalan dini emergency
dan meminta bantuan yan gadar medis atau
yan medis setempat.
o Memberikan bantuan eksternal terhadap
sirkulasi dan ventilasi dari korban yg
mengalami henti nafas dan atau henti
jantung mll RJP.
Indikasi RJP
 Henti nafas  pd kasus spt ini, jantung masih
dpt meneruskan pemompaan darah untuk
beberapa menit  cadangan oksigen yg ada
dalam paru dan darah masih terus mengalir ke
otak dan organ vital lain.
 Henti jantung  pd kasus ini, pksigen tidak
mengalami sirkulasi dan oksigen yang
terdapat dlam organ vital akan habis dalam
beberapa detik ( 4 – 5 detik).
 TAHAPAN RJP
BREATHING CONTROL
 Bantuan nafas  ventilasi buatan dan oksigenasi pd paru secara
adekuat.
a. Kompresi dada luar diharapkan
menghasilkan sirkulasi ke otak, jantung,
paru, dan organ lain.
b.Memberikan bantuan nafas  mouth to mouth (hidung ditutup),
mouth to nose (mulut ditutup), mouth to stoma (mulut dan
hidung ditutup).
c. Penilaian ada tidaknya pernafasan  look, listen, feel. 
dilakukan 3-5 detik. jk ada respirasi pertahankan airway.
AIRWAY SISTEM
 BHD  Airway control
Breathing support
Circulation support
 Airway control, meliputi tahapan :
a. Penilaian kesadaran GCS
b. Panggilan untuk pertolongan  bila tdk ada
respon, segera cari bantuan. Berikan informasi
detail mengenai : tempat, no. telp, kondisi yg
terjadi (Kll, serangan jantung, dll), jumlh orang
yg membutuhkan pertolongan, kondisi korban,
info lain yang dibutuhkan.
Lanjutan ………..
c. Posisi korban  terlentang pada permukaan
yang keras.
d. Posisi penolong  berlutut sejajar dengan
bahu korban  dpt melakukan bentuan
nafas dan kompresi tanpa menggerakkan
lutut.
e. Buka jalan nafas  bila tonus otot
menghilang (pd penderita tidak sadar) maka
lidah akan jatuh ke belakang dan
menyumbat farink dan larink.
Lanjutan ………..
Tehnik membuka jalan nafas  triple
manuver :
 Tengadah kepala topang dagu (head tilt –
chin lift)
 Pendorongan mandibula (jaw thrust)
Clipart - (Top l) Upper airway obstruction related to
hypotonia; (top r) partial relief by head extension; (middle l)
extreme hyperextension causing upper airway obstruction;
(middle r) fully open air
 Circulation support
 Penilaian ada tidaknya denyut nadi 
pilih nadi karotis krn biasanya nadi
perifer tidak teraba  bila tidak ada,
lakukan kompresi dada luar.
Lanjutan
 Kompresi jantung luar
 Henti jantung ditandai dengan tidak adanya denyut nadi
pada arteri besar, korban tidak sadar dan tidak bernafas.
 Teknik kompresi jantung luar mrpkn aplikasi dari ritme dan
tekanan pada rongga thorak/langsung pada jantung.
 Kompresi diharapkan menghasilkan sirkulasi darah (oksigen)
ke otak dan organ vital lainnya.
 Posisi korban : telentang horizontal, pada alas yg rata dan
keras, ekstremitas ditinggikan untuk meningkatkan venous
return jika memungkinkan.
Teknik kompresi
 Penolong mengambil posisi tegak lurus diatas dada
pasien dengan siku lengan lurus.
 Posisi tangan ditengah dada  2 jari diatas px.
 Pemberian kompresi tekan kuat dan tekan cepat (push
hard dan push fast)
 Penekanan pd sternum sedalam 4-5 cm dg kecepatan
100 X/mnt.
 Pemberian kesempatan dada untuk mengembang
kembali hingga posisi normal stl tiap kompresi dengan
perbandingan waktu kompresi dan relaksasi yg sama.
 Pembatasan interupsi tindakan kompresi dada.
 Pergantian pelaksanaan kompresi dada sebelum
lelah.
Lanjutan
 Ratio kompresi dan ventilasi 30 : 2 pd
dewasa dan 15 : 2 pada anak hingga pubertas
 terputusnya kompresi dada semakin
berkurang akan meningkatkan aliran darah ke
otak dan organ vital lainnya.
 Tiap penolong harus memberikan nafas
buatan selama 1 detik sp terlihat dinding dada
mengembang  menghindari pemberian
nafas yg terlalu sering, banyak dan kuat 
berbahaya  mengurangi aliran darah dan
inflasi gaster.
Komplikasi resusitasi jantung paru
 Fraktur cervical dan atau tulang belakang 
terganggunya sistem pernafasan.
 Distensi lambung  regurgitasi dan aspirasi
 Fraktur costae/sternum
 Pneumothorak
 Hemothorak
 Kontusio paru
 Laserasi hati dan limpa.
RJP dihentikan, bila :
 Kondisi pasien membaik
 Pasien meningggal dunia (gagal)
 Penolong kelelahan
 Ada penolong lain (yang lebih ahli)
Kontra indikasi RJP :
 Pasien dengan kasus dengan stadium terminal.
 Kasus yg tidak dapat disembuhkan
 Terdapat fr multiple daerah thorak/massive
pneumothorak.
 Kematian normal.
Prognosis
 Survival tergantung pd berat dan lamanya
kerusakan yg terjadi, kecepatan ditemukannya
penderita dan penangannnya, kualitas RJP.
 Tergantung pada pengobatan intensif pasca
resusitasi.
 RJP yang tepat dan berkualitas akan
menyembuhkan 75 % dari kasus setelah 3
menit, 50 % setelah 4 menit dan menit. 25 %
setelah 5 menit dari kematian klinis.
Evaluasi
 Kaji kondisi pasien
 Bila ada perbaikan (masa kritis teratasi)
lanjutkan dengan tindakan Advance Life
Support (Drug (termasuk
cairan/adrenalin/anti aritmia), EKG,
Fibrilation treatment, Gauging 
memonitor dan mengevaluasi RJP).

More Related Content

Similar to RJP-CARDIO

Similar to RJP-CARDIO (20)

BHD-Bantuan-Hidup-Dasar.pptx
BHD-Bantuan-Hidup-Dasar.pptxBHD-Bantuan-Hidup-Dasar.pptx
BHD-Bantuan-Hidup-Dasar.pptx
 
MATERI BHD NON MEDIS.pptx
MATERI BHD NON MEDIS.pptxMATERI BHD NON MEDIS.pptx
MATERI BHD NON MEDIS.pptx
 
cvs fix lengkap
 cvs fix lengkap cvs fix lengkap
cvs fix lengkap
 
DT ATLS Muhammad Yunus.pptx
DT ATLS Muhammad Yunus.pptxDT ATLS Muhammad Yunus.pptx
DT ATLS Muhammad Yunus.pptx
 
7. pertolongan pertama pada kecelakaan [p3 k]
7. pertolongan pertama pada kecelakaan [p3 k]7. pertolongan pertama pada kecelakaan [p3 k]
7. pertolongan pertama pada kecelakaan [p3 k]
 
pengkajian ABC.pdf
pengkajian ABC.pdfpengkajian ABC.pdf
pengkajian ABC.pdf
 
PPT KEL 2 PPGD.pptx
PPT KEL 2 PPGD.pptxPPT KEL 2 PPGD.pptx
PPT KEL 2 PPGD.pptx
 
RJPO (Resusitasi Jantung Paru Otak)
RJPO (Resusitasi Jantung Paru Otak)RJPO (Resusitasi Jantung Paru Otak)
RJPO (Resusitasi Jantung Paru Otak)
 
BHD.pptx
BHD.pptxBHD.pptx
BHD.pptx
 
Bhd awam
Bhd awamBhd awam
Bhd awam
 
BHD
BHDBHD
BHD
 
2996400.pdf.pptx
2996400.pdf.pptx2996400.pdf.pptx
2996400.pdf.pptx
 
bantuan-hidup-dasar
bantuan-hidup-dasarbantuan-hidup-dasar
bantuan-hidup-dasar
 
Trauma Thoraks
Trauma ThoraksTrauma Thoraks
Trauma Thoraks
 
Rjp dan defibrilasi ( pertemuan keempat)
Rjp dan defibrilasi ( pertemuan keempat)Rjp dan defibrilasi ( pertemuan keempat)
Rjp dan defibrilasi ( pertemuan keempat)
 
Lembar pendahuluan bls
Lembar pendahuluan blsLembar pendahuluan bls
Lembar pendahuluan bls
 
2)BASIC TRAUMA LIFE SUPPORT (CPR).pptx
2)BASIC TRAUMA LIFE SUPPORT (CPR).pptx2)BASIC TRAUMA LIFE SUPPORT (CPR).pptx
2)BASIC TRAUMA LIFE SUPPORT (CPR).pptx
 
Woc cardiac arrest titis trijayanti
Woc cardiac arrest titis trijayantiWoc cardiac arrest titis trijayanti
Woc cardiac arrest titis trijayanti
 
ASKEP trauma dada
ASKEP trauma dadaASKEP trauma dada
ASKEP trauma dada
 
Kb 3 bantuan hidup dasar
Kb 3 bantuan hidup dasarKb 3 bantuan hidup dasar
Kb 3 bantuan hidup dasar
 

Recently uploaded

Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxrachmatpawelloi
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar KepHaslianiBaharuddin
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptbambang62741
 
Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien Dewasa
Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien DewasaUpdate 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien Dewasa
Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien DewasaErdinataKusuma1
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufalmahdaly02
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTriNurmiyati
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasmufida16
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptxrachmatpawelloi
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALMayangWulan3
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.pptDesiskaPricilia1
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar KeperawatanHaslianiBaharuddin
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptika291990
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatSyarifahNurulMaulida1
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfHilalSunu
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docxpuskesmasseigeringin
 

Recently uploaded (20)

Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
 
Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien Dewasa
Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien DewasaUpdate 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien Dewasa
Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien Dewasa
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
 

RJP-CARDIO

  • 2. Pengertian  Suatu tindakan darurat sebagai suatu usaha untuk mengembalikan keadaan henti nafas dan atau henti jantung ke fungsi optimal guna mencegah kematian biologis.
  • 3. Tujuan o Mencegah berhentinya sirkulasi dan respirasi mll pengenalan dini emergency dan meminta bantuan yan gadar medis atau yan medis setempat. o Memberikan bantuan eksternal terhadap sirkulasi dan ventilasi dari korban yg mengalami henti nafas dan atau henti jantung mll RJP.
  • 4. Indikasi RJP  Henti nafas  pd kasus spt ini, jantung masih dpt meneruskan pemompaan darah untuk beberapa menit  cadangan oksigen yg ada dalam paru dan darah masih terus mengalir ke otak dan organ vital lain.  Henti jantung  pd kasus ini, pksigen tidak mengalami sirkulasi dan oksigen yang terdapat dlam organ vital akan habis dalam beberapa detik ( 4 – 5 detik).
  • 5.  TAHAPAN RJP BREATHING CONTROL  Bantuan nafas  ventilasi buatan dan oksigenasi pd paru secara adekuat. a. Kompresi dada luar diharapkan menghasilkan sirkulasi ke otak, jantung, paru, dan organ lain. b.Memberikan bantuan nafas  mouth to mouth (hidung ditutup), mouth to nose (mulut ditutup), mouth to stoma (mulut dan hidung ditutup). c. Penilaian ada tidaknya pernafasan  look, listen, feel.  dilakukan 3-5 detik. jk ada respirasi pertahankan airway.
  • 6. AIRWAY SISTEM  BHD  Airway control Breathing support Circulation support  Airway control, meliputi tahapan : a. Penilaian kesadaran GCS b. Panggilan untuk pertolongan  bila tdk ada respon, segera cari bantuan. Berikan informasi detail mengenai : tempat, no. telp, kondisi yg terjadi (Kll, serangan jantung, dll), jumlh orang yg membutuhkan pertolongan, kondisi korban, info lain yang dibutuhkan.
  • 7. Lanjutan ……….. c. Posisi korban  terlentang pada permukaan yang keras. d. Posisi penolong  berlutut sejajar dengan bahu korban  dpt melakukan bentuan nafas dan kompresi tanpa menggerakkan lutut. e. Buka jalan nafas  bila tonus otot menghilang (pd penderita tidak sadar) maka lidah akan jatuh ke belakang dan menyumbat farink dan larink.
  • 8. Lanjutan ……….. Tehnik membuka jalan nafas  triple manuver :  Tengadah kepala topang dagu (head tilt – chin lift)  Pendorongan mandibula (jaw thrust)
  • 9. Clipart - (Top l) Upper airway obstruction related to hypotonia; (top r) partial relief by head extension; (middle l) extreme hyperextension causing upper airway obstruction; (middle r) fully open air
  • 10.  Circulation support  Penilaian ada tidaknya denyut nadi  pilih nadi karotis krn biasanya nadi perifer tidak teraba  bila tidak ada, lakukan kompresi dada luar.
  • 11. Lanjutan  Kompresi jantung luar  Henti jantung ditandai dengan tidak adanya denyut nadi pada arteri besar, korban tidak sadar dan tidak bernafas.  Teknik kompresi jantung luar mrpkn aplikasi dari ritme dan tekanan pada rongga thorak/langsung pada jantung.  Kompresi diharapkan menghasilkan sirkulasi darah (oksigen) ke otak dan organ vital lainnya.  Posisi korban : telentang horizontal, pada alas yg rata dan keras, ekstremitas ditinggikan untuk meningkatkan venous return jika memungkinkan.
  • 12. Teknik kompresi  Penolong mengambil posisi tegak lurus diatas dada pasien dengan siku lengan lurus.  Posisi tangan ditengah dada  2 jari diatas px.  Pemberian kompresi tekan kuat dan tekan cepat (push hard dan push fast)  Penekanan pd sternum sedalam 4-5 cm dg kecepatan 100 X/mnt.  Pemberian kesempatan dada untuk mengembang kembali hingga posisi normal stl tiap kompresi dengan perbandingan waktu kompresi dan relaksasi yg sama.  Pembatasan interupsi tindakan kompresi dada.  Pergantian pelaksanaan kompresi dada sebelum lelah.
  • 13. Lanjutan  Ratio kompresi dan ventilasi 30 : 2 pd dewasa dan 15 : 2 pada anak hingga pubertas  terputusnya kompresi dada semakin berkurang akan meningkatkan aliran darah ke otak dan organ vital lainnya.  Tiap penolong harus memberikan nafas buatan selama 1 detik sp terlihat dinding dada mengembang  menghindari pemberian nafas yg terlalu sering, banyak dan kuat  berbahaya  mengurangi aliran darah dan inflasi gaster.
  • 14.
  • 15.
  • 16.
  • 17. Komplikasi resusitasi jantung paru  Fraktur cervical dan atau tulang belakang  terganggunya sistem pernafasan.  Distensi lambung  regurgitasi dan aspirasi  Fraktur costae/sternum  Pneumothorak  Hemothorak  Kontusio paru  Laserasi hati dan limpa.
  • 18. RJP dihentikan, bila :  Kondisi pasien membaik  Pasien meningggal dunia (gagal)  Penolong kelelahan  Ada penolong lain (yang lebih ahli) Kontra indikasi RJP :  Pasien dengan kasus dengan stadium terminal.  Kasus yg tidak dapat disembuhkan  Terdapat fr multiple daerah thorak/massive pneumothorak.  Kematian normal.
  • 19. Prognosis  Survival tergantung pd berat dan lamanya kerusakan yg terjadi, kecepatan ditemukannya penderita dan penangannnya, kualitas RJP.  Tergantung pada pengobatan intensif pasca resusitasi.  RJP yang tepat dan berkualitas akan menyembuhkan 75 % dari kasus setelah 3 menit, 50 % setelah 4 menit dan menit. 25 % setelah 5 menit dari kematian klinis.
  • 20. Evaluasi  Kaji kondisi pasien  Bila ada perbaikan (masa kritis teratasi) lanjutkan dengan tindakan Advance Life Support (Drug (termasuk cairan/adrenalin/anti aritmia), EKG, Fibrilation treatment, Gauging  memonitor dan mengevaluasi RJP).