Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai sistem sirkulasi darah, komponennya, dan penatalaksanaan masalah sistem sirkulasi termasuk resusitasi jantung paru. Sistem sirkulasi berfungsi untuk menyalurkan zat ke dan dari sel tubuh melalui jantung, pembuluh darah, dan darah. Gangguan sistem sirkulasi dapat diatasi dengan operasi, terapi gen, angioplasti atau transplantasi jantung. Resusitasi jantung paru bertuju
Modul Ajar Matematika Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
PPT KEL 2 PPGD.pptx
1. PPGD
(CIRCULATION, PENTALAKSANAAN SISTEM SIRKULASI,
DAN RESUSITASI JANTUNG PARU)
KELOMPOK 2
Andriani Fransiska Sinaga (1420118021)
Dinna Fidia Zuhti (1420118006)
Natividade Marques soares Filipe (1420120052)
Once c yigibalom ( 432051420117027)
Pelinda Sriayu Lesmana (1420118008)
2. Sistem sirkulasi
adalah sistem yang berfungsi menyediakan darah untuk melayani kebutuhan sel dan jaringan, mentranspor nutrien dan
oksigen ke semua sel, mentranspor produk-produk yang tidak berguna serta mentranspor hormon dari bagian tubuh satu
ke bagian tubuh lainnya (Warianto, 2011). Dengan kata lain sistem sirkulasi darah merupakan suatu sistem yang berfungsi
untuk memindahkan zat ke dan dari sel. Sistem sirkulasi mempunyai fungsi yang sangat penting. Fungsi sistem sirkulasi
tersebut adalah sebagai berikut
1. Memenuhi kebutuhan Jaringan tubuh
2. Mentransport zat makanan ke jaringan tubuh
3. Mentransport zat- zat sisa yang sudah tidak berguna lagi
4. Menghantarkan hormon dari suatu bagian tubuh kebagian tubuh lain
5. Mejaga agar sel tetap bias bertahan hidup dan berfungsi secara optimal.
3. Sistem peredaran darah adalah suatu sistem organ sirkulasi darah yang terdiri atas jantung, komponen
darah dan pembuluh darah yang berfungsi mengalirkan suplai oksigen dan nutrisi tubuh keseluruh
jaringan tubuh yang diperlukan untuk metabolisme tubuh. Sistem peredaran darah memiliki tiga
komponen dasar yaitu jantung, pembuluh darah, dan darah (Syaifuddin, 2011).
Sistem peredaran darah dikatakan komplek karena melibatkan multi organ, yang pada dasarnya
bekerja secara sistemik untuk memindahkan zat dari satu sel ke sel lain.
4. Peredaran darah manusia ada 2, yaitu :
1) Sistem peredaran darah besar (sistemik)
Merupakan sistem peredaran darah yang membawa darah yang membawa darah dari jantung ke
seluruh tubuh. Darah yang keluar dari jantung banyak mengandung oksigen.Peredaran besar atau sistemik
di mulai dari bagian anatomi jantung yang tepatnya pada bagian aorta, menuju pada bagian tubuh lainnya,
pada bagian tubuh atas maupun tubuh manusia bagian bawah.Peredaran darah terjadi melewati pembuluh
darah arteri, mengalirkan darah yang kaya akan unsur oksigen dan kemudian menyebar menuju semua
organ tubuh manusia.Maka dari itu, peredaran darah yang satu ini disebut peredaran darah besar. (Yuliana,
F dkk. 2014).
1) Sistem Peredaran darah kecil (Pulmunol)
Merupakan sistem peredaran yang membawa darah dari jantung ke paru-paru kembali lagi ke jantung.
Pada peristiwa ini terjadi difusi gas di paru-paru, yang mengubah darah yang banyak mengandung CO2
dari jantung menjadi O2 setelah keluar dari paru-paru. Peredaran darah kecil merupakan peredaran darah
pada manusia yang berisikan muatan darah kotor, lalu diangkut oleh arteri Pulmonalis mulai dari serambi
bagian kanan ke organ paru-paru. Pada fungsi paru-paru inilah akan terjadi kegiatan seperti “pembersihan”,
yang pada akhirnya darah bersih ini akan di bawa keluar dari paru-paru melewati vena pulmonalis
danmenuju ke jantung tepatnya pada bagian bilik kiri. (Yuliana, F dkk. 2014).
5. Komponen Sistem peredaran darah
Jantung
Jantung merupakan organ muscular berbentuk seperti kerucut yang sedikit lebih besar
dari kepalan tangan, terletak miring lebih ke kiri dari bidang tengah di dalam rongga
dada. Jantung berfungsi sebagai pompa yang memberi tekanan pada darah sehingga
menghasilkan gradien tekanan yang dibutuhkan untuk mengalirkan darah sampai ke
jaringan. Salah satu faktor terpenting yang mempengaruhi kerja jantung sebagai pompa
darah adalah curah jantung itu sendiri.
6. Pembuluh darah
Pembuluh darah adalah saluran tertutup yang berfungsi mengarahkan dan menyebarkan
darah dari jantung ke seluruh tubuh yang kemudian dikembalikan ke jantung. Darah adalah
substansi didalam pembuluh darah yang mengandung sejenis jaringan ikat yang sel-selnya
tertahan dan dibawa dalam cairan plasma.
Darah
Darah berfungsi sebagai media pengangkut yang membawa kebutuhan jaringan tubuh
seperti oksigen, karbondioksida, nutrien, elektrolit, dan hormon. Mekanisme aliran darah
melalui pembuluh darah dijelaskan menurut hukum Poiseuille, dimana gradien tekanan
sebanding dengan laju aliran darah dan berbanding terbalik dengan resistensi vaskuler.
Gradien tekanan adalah perbedaan antara tekanan awal dan tekanan akhir suatu pembuluh.
Darah mengalir dari tekanan lebih tinggi ke tekanan lebih rendah mengikuti penurunan
gradien tekanan. Semakin besar gradien tekanan yang mendorong darah melalui pembuluh
tersebut, maka akan semakin besar laju aliran darah. Laju aliran ditentukan oleh perbedaan
tekanan antara kedua ujung pembuluh.
7. Penatalaksanaan Masalah Sistem Sirkulasi
Setiap makhluk hidup kecuali tumbuhan memiliki sebuah cairan yang sangat dibutuhkan dalam
kelangsungan hidupnya. Cairan tersebut adalah darah, yang berfungsi untuk menyalurkan nutrisi,
oksigen dan zat-zat lain yang dibutuhkan oleh tubuh. Untuk melakukan tugasnya itu, darah dibantu
oleh pembuluh darah dan jantung, yang saling bekerja sama untuk membentuk sistem peredaran
darah.
8. Untuk mengatasi gangguan pada sistem peredaran darah, para ahli telah mengembangkan beberapa
teknologi, diantaranya operasi bypass, terapi gen, angiplasti dan transplantasi jantung.
Operasi bypass Ini merupakan teknik pembedahan untuk mengatasi penyumbatan pada arteri
koroner. Tekni ini menggunakan pembuluh darah lain untuk ditempelkan ke jantung. Pembuluh ini
disambungkan ke aorta dan ujung lainnya ke pembuluh arteri melewati bagian yang tersumbat.
Terapi gen Teknologi yang satu ini dilakukan dengan menumbuhkan pembuluh darah baru dengan
menyuntikkan beberapa salinan gen langsung ke jantung. Gen tersebut menyandikan VEGF
(Vascular Endothelial Growth Factor), yang akan mendorong tumbuhnya pembuluh-pembuluh darah
baru.
Angioplasti Ini merupakan teknik untuk membuka sumbatan plak (timbunan lemak) pada
darah dengan memasukkan kateter. Selanjutnya ke dalam kateter dimasukkan kawat kecil lentur
menuju lokasi penyumnatan. Pada kawat tersebut sebelumnya dimasukkan balon yang masih
kempis. Pada saat kawat mencari lokasi penyumbatan, balon dikembungkan sehingga memaksa
pembuluh darah terbuka sehingga darah kembali mengalir.
Transplantasi Jantung Teknologi berikutnya untuk mengatasi gangguan pada sistem peredaran
darah adalah transplantasi jantung. Ini merupakan suatu tindakan untuk mengganti jantung yang
sakit dengan jantung yang sehat melalui operasi. Meski terdengar kompleks, transplantasi jantung
perlu dilakukan demi keselamatan dan peningkatan kualitas hidup seseorang. Secara garis besar,
proses ini meliputi tahapan mencari donor yang tepat, pengangkatan jantung pasien penerima
donor, dan pemasangan jantung dari donor.
9. Pengertian Resusitasi Jantung
Henti jantung merupakan salah satu masalah kesehatan yang berakibat fatal jika tidak ditangani dengan cepat dan
tepat. Pemberian Resusitasi Jantung Paru (RJP) merupakan kunci utama dalam penanganan henti jantung. Dalam penelitian
(Laksono, Titin, & Suharsono, 2019). Resusitasi Jantung Paru (RJP) atau Cardiopulmonary Resusitasi (CPR) adalah upaya
mengembalikan fungsi nafas dan atau sirkulasi yang berhenti oleh berbagai sebab dan boleh membantu memulihkan
kembali kedua-dua fungsi jantung dan paru ke keadaan normal
10. Indikasi Melakukan Rjp
Henti Nafas
Henti nafas primer (respiratory arrest) dapat disebabkan oleh banyak hal, misalnya serangan stroke,
keracunan obat, tenggelam,inhalasi asp/uap/gas, obstruksi jalan nafas oleh benda asing, tesengat
listrik, tersambar petir, serangan infrak jantung, radang epiglottis, tercekik (suffocation), trauma dan
lain-lainnya.1 Henti nafas ditandai dengan tidak adanya gerakan dada dan aliran udara pernafasan
dari korban dan ini merupakan kasus yang harus dilakukan tindakan Bantuan Hidup Dasar (BHD).
Pada awal henti nafas, jantung masih berdenyut dan nadinya masih teraba, dimana oksigen masih
dapat masuk ke dalam darah untuk beberapa menit dan jantung masih dapat mensirkulasikan darah ke
otak dan organ-organ vital yang lainnya. Dengan memberikan bantuan resusitasi, ia dapat membantu
menjalankan sirkulasi lebih baik dan mencegah kegagalan perfusi organ.
11. Tujuan Rjp
Tujuan Bantuan Hidup Dasar (BHD) ialah oksigenasi darurat yang diberikan secara efektif
pada organ vital seperti otak dan jantung melalui ventilasi buatan dan sirkulasi buatan sampai
paru dan jantung dapat menyediakan oksigen dengan kekuatan sendiri secara normal. Hal ini
adalah untuk mencegah berhentinya sirkulasi darah atau berhentinya pernapasan. Resusitasi
mencegah terjadinya berhentinya sirkulasi atau berhentinya respirasi yang dapat menyebabkan
kematian selsel akibat dari kekurangan oksigen dan memberikan bantuan eksternal terhadap
sirkulasi melalui kompresi dada (chest compression) dan ventilasi dari korban yang mengalami
henti jantung atau henti nafas
12. Langkah-Langkah Rjp
Dalam memberikan bantuan hidup dasar dikenal 3 (tiga) tahap utama yaitu : penguasaan jalan nafas,
bantuan pernafasan dan bantuan sirkulasi darah yang lebih dikenal juga dengan istilah pijatan jantung luar
dan penghentian perdarahan besar.
A. Penguasaan Jalan Nafas.
1. Membebaskan Jalan Nafas.
Pada penderita dimana tidak ditemukan adanya pernafasan, maka harus dipastikan penolong memeriksa
jalan nafas apakah terdapat benda asing ataupun terdapat lidah penderita yang menghalangi jalan nafas.
- Teknik angkat dagu tekan dahi. Teknik ini dilakukan pada penderita yang tidak mengalami cedera kepala,
leher maupun tulang belakang.
- Teknik jaw thrus maneuver (mendorong rahang bawah). Teknik ini digunakan pada penderita yang
mengalami cedera kepala, leher maupun tulang belakang.
2. Membersihkan Jalan Nafas.
- Teknik sapuan jari. Teknik ini hanya digunakan pada penderita yang tidak respon / tidak sadar untuk
membersihkan benda asing yang masuk ke jalan nafas penderita. Jari telunjuk ditekuk seperti kait untuk
mengambil benda asing yang menghalangi jalan nafas.
13. 3. Sumbatan Jalan Nafas. Sumbatan jalan nafas umumnya terjadi pada saluran nafas bagian bawah
yaitu bagian bawah laring (tenggorokan) sampai lanjutannya. Umumnya sumbatan jalan nafas pada
penderita respon/sadar ialah karena makanan dan benda asing lainnya, sedangkan pada penderita tidak
respon / tidak sadar ialah lidah yang menekuk ke belakang. Untuk mengatasinya umumnya
menggunakan teknik heimlich maneuver (hentakan perut-dada).
- Heimlich maneuver pada penderita respon / sadar. Penolong berdiri di belakang penderita. Tangan
penolong dirangkulkan tepat di antara pusar dan iga penderita. Hentakkan rangkulan tangan ke arah
belakang dan atas dan minta penderita untuk memuntahkannya. Lakukan berulang-ulang sampai
berhasil atau penderita menjadi tidak respon / tidak sadar.
- Heimlich maneuver penderita tidak respon / tidak sadar. Baringkan penderita dengan posisi
telentang. Penolong berjongkok di atas paha penderita. Posisikan kedua tumit tangan di antara pusat
dan iga kemudian lakukan hentakan perut ke arah atas sebanyak 5 (lima) kali. Periksa mulut
penderita bilamana terdapat benda asing yang keluar dari mulut penderita. Lakukan 2-5 kali sampai
jalan nafas terbuka.
14. Bantuan Sirkulasi
Bantuan Sirkulasi
Tindakan paling penting dalam bantuan sirkulasi ialah pijatan jantung luar. Hal
tersebut dimaksudkan untuk memberikan efek pompa jantung yang dinilai cukup
untuk membantu sirkulasi darah penderita pada saat kondisi penderita mati klinis.
Kedalaman penekanan pijatan jantung luar pada manusia dewasa ialah 4-5 cm ke
dalam rongga dada.
15. Teknik kompresi dada pada manusia dewasa :
1. Posisikan penderita berbaring telentang pada bidang yang keras (misal : lantai).
2. Posisikan penolong berada di samping penderita.
3. Temukan pertemuan lengkung tulang iga kanan dan kiri (ulu hati).
4. Tentukan titik pijatan (kira-kira 2 ruas jari ke arah dada atas dari titik
pertemuan lengkung tulang iga kanan dan kiri).
5. Posisikan salah satu tumit tangan di titik pijat, tumit tangan lainnya diletakkan
di atasnya untuk menopang.
6. Posisikan bahu penolong tegak lurus dengan tumit tangan.
7. Lakukan pijatan jantung luar
16. Resusitasi jantung paru dengan satu orang penolong :
1.Tiupkan bantuan nafas awal 2 (dua) kali.
2. Jika penderita bernafas dan nadi berdenyut maka posisikan penderita pada posisi
pemulihan.
3.Apabila masih belum terdapat nafas dan nadi, maka lakukan pijatan jantung sebanyak 15
kali dengan kecepatan pijatan 80-100 kali per menit.
4.Berikan bantuan nafas lagi sebanyak 2 (dua) kali.
5.Lakukan terus 15 kali pijatan jantung dan 2 kali bantuan nafas sampai 4 siklus.
6.Periksa kembali nadi dan nafas penderita, apabila terdapat nadi namun belum terdapat
nafas maka teruskan bantuan nafas 10-12 kali per menit.
17. Resusitasi jantung paru 2 (dua) orang penolong :
1. Posisi penolong saling berseberangan.
2. Lakukan bantuan nafas awal sebanyak 2 (dua) kali.
3. Lakukan pijatan jantung luar sebanyak 5 (lima) kali dengan kecepatan
pijatan 80-100 kali per menit.
4. Berikan nafas bantuan sebanyak 1 (satu) kali.
5. Lakukan 5 pijatan jantung dan 1 nafas bantuan sampai 12 siklus
6. Periksa kembali nadi dan nafas penderita, apabila terdapat nadi namun
belum terdapat nafas maka teruskan bantuan nafas 10-12 kali per menit.