SlideShare a Scribd company logo
1 of 78
BPLE TIARA COURSE BALI
Mekanisme katup
berfungsi untuk
membuka dan menutup
saluran masuk ke ruang
bakar dan ruang bakar
ke saluran buang, pada
saat yang tepat sesuai
dengan proses kerja
motor.
Penggerak katup/mekanisme katup dapat
dibagi menjadi beberapa mekanisme seperti berikut :
MEKANIME
KATUP
KATUP SISI
OHV
OHC
SOHC
DOHC
KATUP
KEPALA
KATUP SISI / SIDE VALVE (SV)
Mekanisme Penggerak Poros Cam Dapat Di Bagi
Menjadi 3 Yaitu :
KEUNTUNGAN KERUGIAN
 Tidak diperlukan
penyetelan celah
katup.
 Karena celah katup
mendekati nol,suara
berisik dapat
dikurangi.
 Kerja pompa pelumas
harus Normal
 Kebersihan dari minyak
pelumas harus betul-
betul bersih
 Tekanan oli harus
stabil
Tujuan Penyetelan Katup
Syarat-Syarat pd
Penyetelan Katup
 Mengatur besar dan
kecilnya atau lama
singkatnya pembukaan
katup
 Mencegah membukanya
katup secara berlebihan
pada mekanismenya.
 Mencegah terjadinya
suara tumbukan yang
keras antara batang
katup roker arm.
 Pastikan tidak ada
kebocoran pada katup
 Memastikan Urutan
pengapian ( Firing
Order/Fo) yang sesuai
dengan spesifikasi mesin
 Memastikan celah katup
sesuai dengan spesifikasi
dari mesin tersebut baik
untuk katup hisap
maupun katup buang
Dengan Cara Cepat ( untuk
mesin 4-6 silinder)
Dengan Cara Lambat (
untuk semua mesin )
1. Menentukan TOP
KOMPRESI dengan ciri-
ciri:
a. Pastikan tanda pada puly
berada tepat pada pososi 0
pada blok mesin
b. Patikan posisi piston tepat
berada pada posisi TMA
c. Pastikan katup dalam
kondisi bebas
2. Tentukan Katup-Katup
Yang Bisa Disetel
3. Lakukan Proses
Penyetelan Katup
Penyetelan dilakukan
untuk tiap - tiap silinder
dengan mencari Top
kompresi dari masing-
masing silinder tersebut.
Untuk 4 silinder dari top
silinder 1 menuju ke top
silinder berikutnya sesuai
dengan FO diputar 180º
engkol. Untuk 6 silinder
dari top silinder 1 diputar
ke top silinder berikutnya
sesuai FO setiap 120º
engkol.
Sil. No 0º 180º 360º 540º
1 Kompresi Usaha Buang Isap
2 Usaha Buang Isap Kompresi
3 Isap Kompresi Usaha Buang
4 Buang Isap Kompresi Usaha
TOP 1 TOP 4
Sil. No Katup EX Katup IN Sil. No Katup EX Katup IN
1 Ø Ø 1 - -
2 - Ø 2 Ø -
3 Ø - 3 - Ø
4 - - 4 Ø Ø
TOP 1 TOP 6
Sil. No Katup EX Katup IN Sil. No Katup EX Katup IN
1 Ø Ø 1 - -
2 - Ø 2 Ø -
3 Ø - 3 - Ø
4 - Ø 4 Ø -
5 Ø - 5 - Ø
6 - - 6 Ø Ø
Tepatkan Tanda Pada Puly
Cek Katup Yang Bebas
Cek Katup Yang Terbebas
Setel Celah Katup
Setel Celah Katup
Kencangkan Baut Setelan Katup
Contoh :
Jika diketahhui celah
setandar katup IN:
0,20mm dan Katup EX:
0,25mm.
Tebal SIM lama 0.30mm,
celah terukur 0,35mm.
Tentukan SIM baru yang
harus dipakai.
N= T + ( A – 0,20 mm )
Katup hisap.
N= T + ( A – 0,25 mm )
Katup buang.
N= Tebal Shim baru
T= Tebal Shim lama
A=Celah Katup terukur
APA ITU PEMBAKARAN??
Pembakaran adalah suatu penyalaan
reaksi kimia udara dan bahan-bakar oleh
percikan bunga api dari busi.
Adapun syarat-syarat dari pembakaran
yaitu:
a. adanya udara
b. adanya bahan-bakar
c. adanya sumber panas (api)
BAB V
PEMBAKARAN
Pembakara
n
Pembakaran
Sempurna
Pembakaran
Tidak
Sempurna
JENIS-JENIS PEMBAKARAN
DETONASI ADALAH
PERISTIWA CAMPURAN
UDARA DAN BAHAN-
BAKAR TERBAKAR LEBIH
AWAL.
Adalah pembakaran
abnormal yang terjadi
diruang bakar, akibat
octan bahan bakar
terlalu rendah, sehingga
bahan bakar akan
terbakar dengan
sendirinya, sebelum
terjadi bunga api timbul
dari busi
BILANGAN
OKTAN ADALAH
ANGKA YANG
MENUNJUKKAN
SEBERAPA
BESAR TEKANAN YANG
BISA DIBERIKAN
SEBELUM BAHAN-
BAKAR TERBAKAR
SECARA SPONTAN
DETONASI
PRE-IGNITION
ANGKA RON
(Research Octane Number)
 Perbandingan kompresi yang tinggi
 Suhu ruang bakar yang tinggi
 Masa pengapian terlalu cepat
 Kontruksi ruang bakar tidak tepat
 Adanya kerak-kerak yang menempel
pada ruang bakar
Sistem
Pengapian Pada
Mobil berfungsi
sebagai sumber
panas dalam proses
pembakaran udara
dan bahan-bakar
pada motor bensin
dengan tepat sesuai
langkah mesin.
Baterai :
Sebagai sumber tenaga listrik
Fuse :
Sebagai pengaman arus listrik
Ignition Switch :
Untuk memutuskan dan menghubungkan
aliran listrik dari baterai ke koil
IGNITION COIL / Koil Pengapian
Ignition Coil :
Untuk mempertinggi tegangan listrik dari 12 volt menjadi
( 20.000 – 30.000 Volt )
Agar dapat mempertinggi tegangan listrik, pada ignition
coil terdapat 2 kumparan yaitu :
• Kumparan Primer .
- Menciptakan medan magnet
- Penampang kawatnya besar
- Jumlah gulungan sedikit ( +/- 400 gulungan )
dengan tahanan 1,3 – 1,6 Ohm
(tanpa internal resitor)
• Kumparan Sekunder.
- Merubah induksi menjadi tegangan tinggi
- Penampang kawat kecil
- Jumlah gulungan banyak ( +/- 30.000 gulungan )
dengan tahanan 10,7-14,5 Ohm
FUNGSI RESISTOR :
Untuk mengurangi penurunan tegangan pada Secundary
Coil pada saat putaran mesin tinggi
Untuk menstabilkan arus yang masuk ke kumparan
primer
ADA 2 TYPE RESISTOR :
1. External resistor
2. Internal resistor
KOIL DENGAN TAHANAN (Resistor)
1. EXTERNAL RESISTOR TYPE
2. INTEGRATED RESISTOR TYPE
Cara memperbesar tegangan pada gulungan
sekunder
Ada 2 cara untuk menaikkan
tegangan pada gulungan
sekunder
1. Dengan menambah jumlah
gulungan, akibatnya koil
menjadi lebih besar dan berat
2. Dengan menaikkan tegangan
maupun arus input akan
menyebabkan koil menjadi
cepat panas.
DISTRIBUTOR
Fungsi :
Untuk
mendistribsikan/Meny
alurkan arus
tengangan tinggi dari
koil ke masing-
masing busi sesuai
dengan FO
KONTAK PEMUTUS ( PLATINA /
BREAKER POINT )
Fungsi :
Untuk memutuskan
dan
menghubungkan
arus yang mengalir
ke kumparan pimer,
agar terjadi
tegangan induksi
pada kumparan
sekunder.
A. Pada Saat Kunci Kontak ON, Mesin Hidup,
Kontak Platina Menutup.
B. Pada Saat Kunci Kontak ON, Mesin Hidup,
Kontak Platina Membuka.
C. Pada Saat Kunci Kontak ON, Mesin Hidup,
Kontak Platina Kemali Menutup.
1. Sudut pengapian :
Sudut putar cam distributor pada saat platina mulai
membuka ( B ) sampai mulai membuka pada tonjolan
berikutnya ( C )
SUDUT PENGAPIAN
Sudut pengapian dapat
dicari dengan rusmus ;
Sudut Pengapian () = 360/N
Dimana N adalah Jmlh
Silinder.
Contoh.
Misalnya mesin 6 silinder,
maka Sudut pengapiannya ()
= 360/6 = 60º
2. SUDUT DWEEL ( DWEEL ANGLE )
Sudut dwell :
Sudut Putar cam distributor pada saat platina mulai
menutup ( A ) sampai platina mulai membuka ( C )
Pengaruh sudut dwell terhadap kemampuan
pengapian:
Sudut dwell besar
• Celah platina keci
• Arus yang mengalir ke primer koil terlalu lama
• Kemagnetan jenuh
• Platina panas
Sudut dwell kecil
• Celah platina lebar
• Arus yang mengalir ke primer koil terlalu singkat
• Kemagnetan tidak tercapai maksimum
• Tegangan induksi kumparan sekunder kurang
Sudut dwell dapat ditentukan dengan cara:
Sudut duwel = 60% x sudut pengapian
Misalnya mesin 6 silinder besar sudut duwelnya () = 60100 x 60º = 36º±2º Dengan
toleransi ±2º Jadi  = 36º±2º
3. SAAT PENGAPIAN
Saat pengapian adalah
saat busi
mengeluarkan/memercikkan
bunga api untuk memulai
pembakaran, diukur dalam
derajat poros engkol.
Syarat pembakaran :
Mulai dari saat pengapian
sampai proses pembakaran
berakhir dibutuhkan waktu
tertentu ( +/- 2 milli detik )
Saat Pengapian dibagi menjadi 2 yaitu :
a. Pengapian awal,
b. Pengapian lambat.
 Hubungan Saat Pengapian dengan Tenaga Mesin :
 Saat Pengapian Terlalu Awal,
 Saat Pengapian Terlalu Lambat.
4. CONDENSER
FUNGSI CONDENSER :
Mencegah terjadinya loncatan
bunga api listrik pada platina,
dengan cara menyerap arus
induksi
KAPASITAS CONDENSER
Kapasitas dari kondenser dapat di identifikasi dengan warna kabelnya
Hijau 0,18 Micro Farad
Kuning 0,22 Micro Farad
Biru 0,25 Micro Farad
Putih 0,27 Micro Farad
Fungsi Advancer Yaitu : Untuk mempertahankan
agar tekanan pembakaran maksimum tetap terjadi
beberapa derajat setelah torak mencapai TMA pada setiap
kecepatan, maka pada system pengapian di lengkapi
dengan pemajuan pengapian (advancer)
 Advancer pada motor bensin ada 2 macam yang
digunakan yaitu:
a. Vacuum Advancer
b. Sentrifugal Advancer (Governor)
Berfungsi Untuk
memajukan saat pengapian
berdasarkan putaran mesin
A. GOVERNOR ADVANCER
CARA KERJA GOVERNOR ADVANCER
Pada saat mesin
berputar pada putaran tinggi.
Maka fly weight akan
mengembang berdasarkan
gaya centrifugal akibat dari
kecepatan berputarnya as
distributor.
Pada saat fly weight
mengembang akan
mendorong cam plate untuk
bergeser beberapa derajat
mendahului as distributor.
Akibatnya Camlobe akan
terbawa bergeser dan
menyebabkan timing
pembukaan platina menjadi
maju
Fungsi :
Untuk memajukan saat
pengapian sesuai dengan
besarnya beban mesin
Cara kerja vacuum advancer :
Pada saat beban rendah atau
menengah, kecepatan pembakaran
rendah karena campuran udara dan
bahan bakar kurus. Akibatnya
pembakaran campuran udara dan
bahan bakar menjadi lambat.
Agar tekanan pembakaran
maksimum didapat pada 10o
sesudah TMA maka timing
pengapian harus dimajukan
B. VACUUM ADVANCER
Nilai panas Busi :
Suatu index ( harga ) yang menunjukkan
jumlah panas yang dapat Dipindahkan
oleh busi
Busi panas :
Busi yang relatif sulit untuk membuang
panas yang diterima
Busi dingin :
Busi yang dengan cepat sekali
membuang panas
BUSI / SPRAK PLUG
SPARK PLUG
A. Busi dengan Resistor
Busi jenis ini mempunyai tahanan dari
ceramic yang dapat mencegah terjadinya
penyebab gangguan.
B. Busi platinum
Busi jenis ini menggunakan platinum pada
elektrode tengah dan massa
Menjadikan usia pemakaian busi lebih lama
& pengapiannya lebih baik
C. Busi Iridium
Busi jenis ini menggunakan Iridium pada elektrode tengah dan Platinum electrode massa
Menjadikan usia pemakaian busi lebih lama & performancenya lebih baik
Resistor
Ground
Electrode
Center
Electrode
Center
Electrod
e
B P R 5 E S -11
(Diameter
ulir)
A ……. 18
mm
B …….. 14
mm
C ……..10
mm
D …….. 12
mm
E ………. 8
mm
BC ….. 14
mm
(Kontruksi)
P : Type
dengan
protruding
insulator
Pt : Platinum
grounding
electrode
(racing plug)
(Kontruksi)
Resistor
type
(Tingkat
Panas)
2 Hot type
4
5
6
7
8
9
10
11
12 Cold
type
(Panjang
Ulir)
E : 19 mm
H : 12,7
mm
(Type)
S : Standar
type
(Celah Busi)
-9 : 0,9 mm
-11 : 1,1
mm
-13 : 1,3
mm
Busi NGK
Kondisi Normal :
• Isolator berwarna kuning atau coklat muda
• Puncak isolator bersih, ( berwarna coklat muda atau
abu – abu )
Kondisi Terbakar :
• Electrode terbakar. Pada permukaan kaki isolator ada
partikel – partikel kecil mengkilap yang menempel
• Isolator berwarna putih atau kuning
Penyebab :
• Nilai oktan terlalu rendah
• Campuran terlalu kurus
• Knocking
• Saat pengapian terlalu awal
• Type busi terlalu panas
KONDISISI BUSI
KONDISISI BUSI
Berkerak karena oli :
Kaki isolator elektroda sangat kotor, warna coklat
oli mesin
Penyebab :
• Ring piston aus
• Bush penghantar katup / katup aus
• Ada penghisapan oli melalui sistim ventilasi karter
( blow by gass )
Berkerak karbon :
Kaki isolator elektroda rumah busi berkerak jelaga
Penyebab :
• Campuran terlalu kaya ( karburator banjir )
• Type busi terlalu dingin
SISTIM PENGAPIAN KONVENSIONAL
Kekurangan pada sistim
pengapian konvensional
dibandingkan pengapian
elektronik :
• Berkurangnya tegangan
tinggi ignition coil pada
saat putaran tinggi,
• Memerlukan perawatan
secara periodik karena
platina akan menjadi habis
karena terbakar oleh
adanya loncatan bunga api
SISTIM PENGAPIAN ELEKTRONIK
Sistim pengapian elektronik :
Pada sistim pengapian elektronik bekerja tanpa menggunakan sistim mekanis
Sebagai pengganti platina digunakan satu rangkaian transistor ( Igniter )
KOMPONEN SYSTEM PENGAPIAN FULL TRANSISTOR
DIDALAM DISTRIBUTOR
Pada sistim pengapian full transistor didalam distributor
terdapat :
1. SIGNAL ROTOR
Berupa rotor yang terpasang pada poros
distributor dan berputar sesuai dengan
putaran poros distributor, dan memiliki
tonjolan sesuai dengan jumlah silinder
mesin
2. SIGNAL GENERATOR
Berupa gulungan yang disebut pick-up coil,
yang menghasilkan tegangan induksi karena
adanya perubahan flux magnet pada saat
signal rotor berputar
KOMPONEN SYSTEM PENGAPIAN FULL TRANSISTOR
3. IGNITOR
Rangkaian elektronik yang berfungsi untuk
meutus dan menghubungkan arus lisktrik
pada primary koil
4. PICK – UP COIL
Generator yang berfungsi untuk menghasilkan arus maupun tegangan untuk
mengaktifkan ignitor.
5. MAGNET PERMANEN
Sebagai sumber induksi
Sekian

More Related Content

What's hot

Komponen utama-mesin
Komponen utama-mesinKomponen utama-mesin
Komponen utama-mesinAlen Pepa
 
Perbedaan mesin 2 tak dan mesin 4 tak
Perbedaan mesin 2 tak dan mesin 4 takPerbedaan mesin 2 tak dan mesin 4 tak
Perbedaan mesin 2 tak dan mesin 4 takDidiek Ferdy
 
Langkah kerja motor bensin 4tak & 2tak
Langkah kerja motor bensin 4tak & 2takLangkah kerja motor bensin 4tak & 2tak
Langkah kerja motor bensin 4tak & 2taksandy88235
 
Jobsheet teknologi sepeda motor oto 225 iso komplit
Jobsheet teknologi sepeda motor oto 225 iso komplitJobsheet teknologi sepeda motor oto 225 iso komplit
Jobsheet teknologi sepeda motor oto 225 iso komplitabdul ghofur
 
Motor diesel Presentation
Motor diesel PresentationMotor diesel Presentation
Motor diesel PresentationDimas Setyawan
 
Suspensi pada sepeda motor
Suspensi pada sepeda motorSuspensi pada sepeda motor
Suspensi pada sepeda motorKurniawan294220
 
Materi Dasar-dasar Mesin (1).ppt
Materi Dasar-dasar Mesin (1).pptMateri Dasar-dasar Mesin (1).ppt
Materi Dasar-dasar Mesin (1).pptAchmadSafii4
 
Jobsheet Overhaul Karburator
Jobsheet Overhaul KarburatorJobsheet Overhaul Karburator
Jobsheet Overhaul KarburatorCharis Muhammad
 
Pemeriksaan motor starter
Pemeriksaan motor starterPemeriksaan motor starter
Pemeriksaan motor starterZainal Abidin
 
Modul pemeliharaan komponen engine
Modul pemeliharaan komponen engineModul pemeliharaan komponen engine
Modul pemeliharaan komponen engineAhmad Faozi
 
Peralatan bengkel atau workshop perawatan alat berat
Peralatan bengkel atau workshop perawatan alat beratPeralatan bengkel atau workshop perawatan alat berat
Peralatan bengkel atau workshop perawatan alat beratsutjiharso suwargo
 
Starting air system
Starting air systemStarting air system
Starting air systemFrenki Niken
 
PowerPoin Kelistrikan Bodi Kendaraan
PowerPoin Kelistrikan Bodi KendaraanPowerPoin Kelistrikan Bodi Kendaraan
PowerPoin Kelistrikan Bodi KendaraanFirdika Arini
 
Bab 2 (motor bakar)
Bab 2 (motor bakar)Bab 2 (motor bakar)
Bab 2 (motor bakar)Dwi Ratna
 

What's hot (20)

Komponen utama-mesin
Komponen utama-mesinKomponen utama-mesin
Komponen utama-mesin
 
Perbedaan mesin 2 tak dan mesin 4 tak
Perbedaan mesin 2 tak dan mesin 4 takPerbedaan mesin 2 tak dan mesin 4 tak
Perbedaan mesin 2 tak dan mesin 4 tak
 
Langkah kerja motor bensin 4tak & 2tak
Langkah kerja motor bensin 4tak & 2takLangkah kerja motor bensin 4tak & 2tak
Langkah kerja motor bensin 4tak & 2tak
 
Jobsheet teknologi sepeda motor oto 225 iso komplit
Jobsheet teknologi sepeda motor oto 225 iso komplitJobsheet teknologi sepeda motor oto 225 iso komplit
Jobsheet teknologi sepeda motor oto 225 iso komplit
 
Sistem katup
Sistem katupSistem katup
Sistem katup
 
Motor diesel Presentation
Motor diesel PresentationMotor diesel Presentation
Motor diesel Presentation
 
Rem cakram
Rem cakramRem cakram
Rem cakram
 
Presentasi Kopling
Presentasi KoplingPresentasi Kopling
Presentasi Kopling
 
Suspensi pada sepeda motor
Suspensi pada sepeda motorSuspensi pada sepeda motor
Suspensi pada sepeda motor
 
Materi Dasar-dasar Mesin (1).ppt
Materi Dasar-dasar Mesin (1).pptMateri Dasar-dasar Mesin (1).ppt
Materi Dasar-dasar Mesin (1).ppt
 
Jobsheet Overhaul Karburator
Jobsheet Overhaul KarburatorJobsheet Overhaul Karburator
Jobsheet Overhaul Karburator
 
Gardan ppt
Gardan pptGardan ppt
Gardan ppt
 
Pemeriksaan motor starter
Pemeriksaan motor starterPemeriksaan motor starter
Pemeriksaan motor starter
 
Modul pemeliharaan komponen engine
Modul pemeliharaan komponen engineModul pemeliharaan komponen engine
Modul pemeliharaan komponen engine
 
Peralatan bengkel atau workshop perawatan alat berat
Peralatan bengkel atau workshop perawatan alat beratPeralatan bengkel atau workshop perawatan alat berat
Peralatan bengkel atau workshop perawatan alat berat
 
Sistem pelumas
Sistem pelumasSistem pelumas
Sistem pelumas
 
Starting air system
Starting air systemStarting air system
Starting air system
 
Power tools
Power toolsPower tools
Power tools
 
PowerPoin Kelistrikan Bodi Kendaraan
PowerPoin Kelistrikan Bodi KendaraanPowerPoin Kelistrikan Bodi Kendaraan
PowerPoin Kelistrikan Bodi Kendaraan
 
Bab 2 (motor bakar)
Bab 2 (motor bakar)Bab 2 (motor bakar)
Bab 2 (motor bakar)
 

Similar to BAB IV : Mekanisme Katup

2 Sistem Perawatan, Fungsi Mesin (PMT II).ppt
2 Sistem Perawatan, Fungsi Mesin (PMT II).ppt2 Sistem Perawatan, Fungsi Mesin (PMT II).ppt
2 Sistem Perawatan, Fungsi Mesin (PMT II).pptDONNYDANOERAHARJO
 
Over Houl Silinder Roda
Over Houl Silinder RodaOver Houl Silinder Roda
Over Houl Silinder RodaK .
 
fdokumen.com_sistim-pengapian-konvensional.ppt
fdokumen.com_sistim-pengapian-konvensional.pptfdokumen.com_sistim-pengapian-konvensional.ppt
fdokumen.com_sistim-pengapian-konvensional.pptjulipurba87
 
Bab 3-mekanisme-katup
Bab 3-mekanisme-katupBab 3-mekanisme-katup
Bab 3-mekanisme-katupParna2009
 
Mesin Konversi Energi - Motor Bensin
Mesin Konversi Energi - Motor BensinMesin Konversi Energi - Motor Bensin
Mesin Konversi Energi - Motor BensinCharis Muhammad
 
MOTOR_BENSIN_KATUP_1.ppsx
MOTOR_BENSIN_KATUP_1.ppsxMOTOR_BENSIN_KATUP_1.ppsx
MOTOR_BENSIN_KATUP_1.ppsxssuserc213ed
 
TUNE – UP MESIN BENSIN - Copy.ppt
TUNE – UP MESIN BENSIN - Copy.pptTUNE – UP MESIN BENSIN - Copy.ppt
TUNE – UP MESIN BENSIN - Copy.pptfendikristanto1
 
Pengapian guru 1030 0102
Pengapian guru 1030 0102Pengapian guru 1030 0102
Pengapian guru 1030 0102Eko Supriyadi
 
Pemeriksaan dan Pengujian Sistem Pengapian
Pemeriksaan dan Pengujian Sistem PengapianPemeriksaan dan Pengujian Sistem Pengapian
Pemeriksaan dan Pengujian Sistem Pengapianbaehaqi alanawa
 
Sistem Pengapian Konvensional
Sistem Pengapian Konvensional Sistem Pengapian Konvensional
Sistem Pengapian Konvensional Handika Putro
 
Tune-up Motor Bensin
Tune-up Motor BensinTune-up Motor Bensin
Tune-up Motor BensinAhmad Faozi
 
Jobsheet Pemeriksaan Dan Penyetelan Karburator
Jobsheet Pemeriksaan Dan Penyetelan KarburatorJobsheet Pemeriksaan Dan Penyetelan Karburator
Jobsheet Pemeriksaan Dan Penyetelan KarburatorCharis Muhammad
 

Similar to BAB IV : Mekanisme Katup (20)

Ignition system ruri
Ignition system ruriIgnition system ruri
Ignition system ruri
 
SISTEM_PENGAPIAN.pptx
SISTEM_PENGAPIAN.pptxSISTEM_PENGAPIAN.pptx
SISTEM_PENGAPIAN.pptx
 
2 Sistem Perawatan, Fungsi Mesin (PMT II).ppt
2 Sistem Perawatan, Fungsi Mesin (PMT II).ppt2 Sistem Perawatan, Fungsi Mesin (PMT II).ppt
2 Sistem Perawatan, Fungsi Mesin (PMT II).ppt
 
Over Houl Silinder Roda
Over Houl Silinder RodaOver Houl Silinder Roda
Over Houl Silinder Roda
 
fdokumen.com_sistim-pengapian-konvensional.ppt
fdokumen.com_sistim-pengapian-konvensional.pptfdokumen.com_sistim-pengapian-konvensional.ppt
fdokumen.com_sistim-pengapian-konvensional.ppt
 
Bab 3-mekanisme-katup
Bab 3-mekanisme-katupBab 3-mekanisme-katup
Bab 3-mekanisme-katup
 
Komponen utama mesin ruri
Komponen utama mesin ruriKomponen utama mesin ruri
Komponen utama mesin ruri
 
Mesin Konversi Energi - Motor Bensin
Mesin Konversi Energi - Motor BensinMesin Konversi Energi - Motor Bensin
Mesin Konversi Energi - Motor Bensin
 
Komponen utama-mesin
Komponen utama-mesinKomponen utama-mesin
Komponen utama-mesin
 
Komponen utama-mesin
Komponen utama-mesinKomponen utama-mesin
Komponen utama-mesin
 
MOTOR_BENSIN_KATUP_1.ppsx
MOTOR_BENSIN_KATUP_1.ppsxMOTOR_BENSIN_KATUP_1.ppsx
MOTOR_BENSIN_KATUP_1.ppsx
 
TUNE – UP MESIN BENSIN - Copy.ppt
TUNE – UP MESIN BENSIN - Copy.pptTUNE – UP MESIN BENSIN - Copy.ppt
TUNE – UP MESIN BENSIN - Copy.ppt
 
Pengapian guru 1030 0102
Pengapian guru 1030 0102Pengapian guru 1030 0102
Pengapian guru 1030 0102
 
Pemeriksaan dan Pengujian Sistem Pengapian
Pemeriksaan dan Pengujian Sistem PengapianPemeriksaan dan Pengujian Sistem Pengapian
Pemeriksaan dan Pengujian Sistem Pengapian
 
mesin bensin.pdf
mesin bensin.pdfmesin bensin.pdf
mesin bensin.pdf
 
Sistem Pengapian Konvensional
Sistem Pengapian Konvensional Sistem Pengapian Konvensional
Sistem Pengapian Konvensional
 
Tune-up Motor Bensin
Tune-up Motor BensinTune-up Motor Bensin
Tune-up Motor Bensin
 
Komponen utama-mesin
Komponen utama-mesinKomponen utama-mesin
Komponen utama-mesin
 
Jobsheet Pemeriksaan Dan Penyetelan Karburator
Jobsheet Pemeriksaan Dan Penyetelan KarburatorJobsheet Pemeriksaan Dan Penyetelan Karburator
Jobsheet Pemeriksaan Dan Penyetelan Karburator
 
KOMPONEN UTAMA MESIN.ppt
KOMPONEN UTAMA MESIN.pptKOMPONEN UTAMA MESIN.ppt
KOMPONEN UTAMA MESIN.ppt
 

More from Fatkur Rohman

Bab v. modul i pembakaran
Bab v. modul i pembakaranBab v. modul i pembakaran
Bab v. modul i pembakaranFatkur Rohman
 
Bab iii. modul i komponen pokok motor mesin
Bab iii. modul i komponen pokok motor mesinBab iii. modul i komponen pokok motor mesin
Bab iii. modul i komponen pokok motor mesinFatkur Rohman
 
Bab ii. modul i kemampuan mesin
Bab ii. modul i kemampuan mesinBab ii. modul i kemampuan mesin
Bab ii. modul i kemampuan mesinFatkur Rohman
 
BAB I : Motor Bensin
BAB I : Motor BensinBAB I : Motor Bensin
BAB I : Motor BensinFatkur Rohman
 
BAB II : Kemampuan Mesin
BAB II : Kemampuan MesinBAB II : Kemampuan Mesin
BAB II : Kemampuan MesinFatkur Rohman
 
BAB III : Komponen Pokok Motor Bensin
BAB III : Komponen Pokok Motor BensinBAB III : Komponen Pokok Motor Bensin
BAB III : Komponen Pokok Motor BensinFatkur Rohman
 

More from Fatkur Rohman (8)

Bab v. modul i pembakaran
Bab v. modul i pembakaranBab v. modul i pembakaran
Bab v. modul i pembakaran
 
Bab iii. modul i komponen pokok motor mesin
Bab iii. modul i komponen pokok motor mesinBab iii. modul i komponen pokok motor mesin
Bab iii. modul i komponen pokok motor mesin
 
Bab ii. modul i kemampuan mesin
Bab ii. modul i kemampuan mesinBab ii. modul i kemampuan mesin
Bab ii. modul i kemampuan mesin
 
Bab i. modul i
Bab i. modul iBab i. modul i
Bab i. modul i
 
BAB I : Motor Bensin
BAB I : Motor BensinBAB I : Motor Bensin
BAB I : Motor Bensin
 
BAB II : Kemampuan Mesin
BAB II : Kemampuan MesinBAB II : Kemampuan Mesin
BAB II : Kemampuan Mesin
 
BAB III : Komponen Pokok Motor Bensin
BAB III : Komponen Pokok Motor BensinBAB III : Komponen Pokok Motor Bensin
BAB III : Komponen Pokok Motor Bensin
 
AD ART FLP
AD ART FLPAD ART FLP
AD ART FLP
 

BAB IV : Mekanisme Katup

  • 2. Mekanisme katup berfungsi untuk membuka dan menutup saluran masuk ke ruang bakar dan ruang bakar ke saluran buang, pada saat yang tepat sesuai dengan proses kerja motor.
  • 3. Penggerak katup/mekanisme katup dapat dibagi menjadi beberapa mekanisme seperti berikut : MEKANIME KATUP KATUP SISI OHV OHC SOHC DOHC KATUP KEPALA KATUP SISI / SIDE VALVE (SV)
  • 4.
  • 5.
  • 6.
  • 7.
  • 8.
  • 9.
  • 10.
  • 11.
  • 12.
  • 13. Mekanisme Penggerak Poros Cam Dapat Di Bagi Menjadi 3 Yaitu :
  • 14.
  • 15.
  • 16.
  • 17.
  • 18.
  • 19.
  • 20.
  • 21.
  • 22.
  • 23.
  • 24.
  • 25.
  • 26.
  • 27. KEUNTUNGAN KERUGIAN  Tidak diperlukan penyetelan celah katup.  Karena celah katup mendekati nol,suara berisik dapat dikurangi.  Kerja pompa pelumas harus Normal  Kebersihan dari minyak pelumas harus betul- betul bersih  Tekanan oli harus stabil
  • 28. Tujuan Penyetelan Katup Syarat-Syarat pd Penyetelan Katup  Mengatur besar dan kecilnya atau lama singkatnya pembukaan katup  Mencegah membukanya katup secara berlebihan pada mekanismenya.  Mencegah terjadinya suara tumbukan yang keras antara batang katup roker arm.  Pastikan tidak ada kebocoran pada katup  Memastikan Urutan pengapian ( Firing Order/Fo) yang sesuai dengan spesifikasi mesin  Memastikan celah katup sesuai dengan spesifikasi dari mesin tersebut baik untuk katup hisap maupun katup buang
  • 29. Dengan Cara Cepat ( untuk mesin 4-6 silinder) Dengan Cara Lambat ( untuk semua mesin ) 1. Menentukan TOP KOMPRESI dengan ciri- ciri: a. Pastikan tanda pada puly berada tepat pada pososi 0 pada blok mesin b. Patikan posisi piston tepat berada pada posisi TMA c. Pastikan katup dalam kondisi bebas 2. Tentukan Katup-Katup Yang Bisa Disetel 3. Lakukan Proses Penyetelan Katup Penyetelan dilakukan untuk tiap - tiap silinder dengan mencari Top kompresi dari masing- masing silinder tersebut. Untuk 4 silinder dari top silinder 1 menuju ke top silinder berikutnya sesuai dengan FO diputar 180º engkol. Untuk 6 silinder dari top silinder 1 diputar ke top silinder berikutnya sesuai FO setiap 120º engkol.
  • 30.
  • 31. Sil. No 0º 180º 360º 540º 1 Kompresi Usaha Buang Isap 2 Usaha Buang Isap Kompresi 3 Isap Kompresi Usaha Buang 4 Buang Isap Kompresi Usaha
  • 32.
  • 33. TOP 1 TOP 4 Sil. No Katup EX Katup IN Sil. No Katup EX Katup IN 1 Ø Ø 1 - - 2 - Ø 2 Ø - 3 Ø - 3 - Ø 4 - - 4 Ø Ø
  • 34. TOP 1 TOP 6 Sil. No Katup EX Katup IN Sil. No Katup EX Katup IN 1 Ø Ø 1 - - 2 - Ø 2 Ø - 3 Ø - 3 - Ø 4 - Ø 4 Ø - 5 Ø - 5 - Ø 6 - - 6 Ø Ø
  • 36. Cek Katup Yang Bebas
  • 37. Cek Katup Yang Terbebas
  • 41. Contoh : Jika diketahhui celah setandar katup IN: 0,20mm dan Katup EX: 0,25mm. Tebal SIM lama 0.30mm, celah terukur 0,35mm. Tentukan SIM baru yang harus dipakai. N= T + ( A – 0,20 mm ) Katup hisap. N= T + ( A – 0,25 mm ) Katup buang. N= Tebal Shim baru T= Tebal Shim lama A=Celah Katup terukur
  • 42.
  • 43. APA ITU PEMBAKARAN?? Pembakaran adalah suatu penyalaan reaksi kimia udara dan bahan-bakar oleh percikan bunga api dari busi. Adapun syarat-syarat dari pembakaran yaitu: a. adanya udara b. adanya bahan-bakar c. adanya sumber panas (api) BAB V PEMBAKARAN
  • 45. DETONASI ADALAH PERISTIWA CAMPURAN UDARA DAN BAHAN- BAKAR TERBAKAR LEBIH AWAL. Adalah pembakaran abnormal yang terjadi diruang bakar, akibat octan bahan bakar terlalu rendah, sehingga bahan bakar akan terbakar dengan sendirinya, sebelum terjadi bunga api timbul dari busi BILANGAN OKTAN ADALAH ANGKA YANG MENUNJUKKAN SEBERAPA BESAR TEKANAN YANG BISA DIBERIKAN SEBELUM BAHAN- BAKAR TERBAKAR SECARA SPONTAN DETONASI PRE-IGNITION ANGKA RON (Research Octane Number)
  • 46.  Perbandingan kompresi yang tinggi  Suhu ruang bakar yang tinggi  Masa pengapian terlalu cepat  Kontruksi ruang bakar tidak tepat  Adanya kerak-kerak yang menempel pada ruang bakar
  • 47. Sistem Pengapian Pada Mobil berfungsi sebagai sumber panas dalam proses pembakaran udara dan bahan-bakar pada motor bensin dengan tepat sesuai langkah mesin.
  • 48. Baterai : Sebagai sumber tenaga listrik Fuse : Sebagai pengaman arus listrik Ignition Switch : Untuk memutuskan dan menghubungkan aliran listrik dari baterai ke koil
  • 49. IGNITION COIL / Koil Pengapian Ignition Coil : Untuk mempertinggi tegangan listrik dari 12 volt menjadi ( 20.000 – 30.000 Volt ) Agar dapat mempertinggi tegangan listrik, pada ignition coil terdapat 2 kumparan yaitu : • Kumparan Primer . - Menciptakan medan magnet - Penampang kawatnya besar - Jumlah gulungan sedikit ( +/- 400 gulungan ) dengan tahanan 1,3 – 1,6 Ohm (tanpa internal resitor) • Kumparan Sekunder. - Merubah induksi menjadi tegangan tinggi - Penampang kawat kecil - Jumlah gulungan banyak ( +/- 30.000 gulungan ) dengan tahanan 10,7-14,5 Ohm
  • 50. FUNGSI RESISTOR : Untuk mengurangi penurunan tegangan pada Secundary Coil pada saat putaran mesin tinggi Untuk menstabilkan arus yang masuk ke kumparan primer ADA 2 TYPE RESISTOR : 1. External resistor 2. Internal resistor KOIL DENGAN TAHANAN (Resistor)
  • 53. Cara memperbesar tegangan pada gulungan sekunder Ada 2 cara untuk menaikkan tegangan pada gulungan sekunder 1. Dengan menambah jumlah gulungan, akibatnya koil menjadi lebih besar dan berat 2. Dengan menaikkan tegangan maupun arus input akan menyebabkan koil menjadi cepat panas.
  • 54. DISTRIBUTOR Fungsi : Untuk mendistribsikan/Meny alurkan arus tengangan tinggi dari koil ke masing- masing busi sesuai dengan FO
  • 55. KONTAK PEMUTUS ( PLATINA / BREAKER POINT ) Fungsi : Untuk memutuskan dan menghubungkan arus yang mengalir ke kumparan pimer, agar terjadi tegangan induksi pada kumparan sekunder.
  • 56.
  • 57.
  • 58. A. Pada Saat Kunci Kontak ON, Mesin Hidup, Kontak Platina Menutup.
  • 59. B. Pada Saat Kunci Kontak ON, Mesin Hidup, Kontak Platina Membuka.
  • 60. C. Pada Saat Kunci Kontak ON, Mesin Hidup, Kontak Platina Kemali Menutup.
  • 61. 1. Sudut pengapian : Sudut putar cam distributor pada saat platina mulai membuka ( B ) sampai mulai membuka pada tonjolan berikutnya ( C ) SUDUT PENGAPIAN Sudut pengapian dapat dicari dengan rusmus ; Sudut Pengapian () = 360/N Dimana N adalah Jmlh Silinder. Contoh. Misalnya mesin 6 silinder, maka Sudut pengapiannya () = 360/6 = 60º
  • 62. 2. SUDUT DWEEL ( DWEEL ANGLE ) Sudut dwell : Sudut Putar cam distributor pada saat platina mulai menutup ( A ) sampai platina mulai membuka ( C ) Pengaruh sudut dwell terhadap kemampuan pengapian: Sudut dwell besar • Celah platina keci • Arus yang mengalir ke primer koil terlalu lama • Kemagnetan jenuh • Platina panas Sudut dwell kecil • Celah platina lebar • Arus yang mengalir ke primer koil terlalu singkat • Kemagnetan tidak tercapai maksimum • Tegangan induksi kumparan sekunder kurang Sudut dwell dapat ditentukan dengan cara: Sudut duwel = 60% x sudut pengapian Misalnya mesin 6 silinder besar sudut duwelnya () = 60100 x 60º = 36º±2º Dengan toleransi ±2º Jadi  = 36º±2º
  • 63. 3. SAAT PENGAPIAN Saat pengapian adalah saat busi mengeluarkan/memercikkan bunga api untuk memulai pembakaran, diukur dalam derajat poros engkol. Syarat pembakaran : Mulai dari saat pengapian sampai proses pembakaran berakhir dibutuhkan waktu tertentu ( +/- 2 milli detik ) Saat Pengapian dibagi menjadi 2 yaitu : a. Pengapian awal, b. Pengapian lambat.  Hubungan Saat Pengapian dengan Tenaga Mesin :  Saat Pengapian Terlalu Awal,  Saat Pengapian Terlalu Lambat.
  • 64. 4. CONDENSER FUNGSI CONDENSER : Mencegah terjadinya loncatan bunga api listrik pada platina, dengan cara menyerap arus induksi KAPASITAS CONDENSER Kapasitas dari kondenser dapat di identifikasi dengan warna kabelnya Hijau 0,18 Micro Farad Kuning 0,22 Micro Farad Biru 0,25 Micro Farad Putih 0,27 Micro Farad
  • 65. Fungsi Advancer Yaitu : Untuk mempertahankan agar tekanan pembakaran maksimum tetap terjadi beberapa derajat setelah torak mencapai TMA pada setiap kecepatan, maka pada system pengapian di lengkapi dengan pemajuan pengapian (advancer)  Advancer pada motor bensin ada 2 macam yang digunakan yaitu: a. Vacuum Advancer b. Sentrifugal Advancer (Governor)
  • 66. Berfungsi Untuk memajukan saat pengapian berdasarkan putaran mesin A. GOVERNOR ADVANCER
  • 67. CARA KERJA GOVERNOR ADVANCER Pada saat mesin berputar pada putaran tinggi. Maka fly weight akan mengembang berdasarkan gaya centrifugal akibat dari kecepatan berputarnya as distributor. Pada saat fly weight mengembang akan mendorong cam plate untuk bergeser beberapa derajat mendahului as distributor. Akibatnya Camlobe akan terbawa bergeser dan menyebabkan timing pembukaan platina menjadi maju
  • 68. Fungsi : Untuk memajukan saat pengapian sesuai dengan besarnya beban mesin Cara kerja vacuum advancer : Pada saat beban rendah atau menengah, kecepatan pembakaran rendah karena campuran udara dan bahan bakar kurus. Akibatnya pembakaran campuran udara dan bahan bakar menjadi lambat. Agar tekanan pembakaran maksimum didapat pada 10o sesudah TMA maka timing pengapian harus dimajukan B. VACUUM ADVANCER
  • 69. Nilai panas Busi : Suatu index ( harga ) yang menunjukkan jumlah panas yang dapat Dipindahkan oleh busi Busi panas : Busi yang relatif sulit untuk membuang panas yang diterima Busi dingin : Busi yang dengan cepat sekali membuang panas BUSI / SPRAK PLUG
  • 70. SPARK PLUG A. Busi dengan Resistor Busi jenis ini mempunyai tahanan dari ceramic yang dapat mencegah terjadinya penyebab gangguan. B. Busi platinum Busi jenis ini menggunakan platinum pada elektrode tengah dan massa Menjadikan usia pemakaian busi lebih lama & pengapiannya lebih baik C. Busi Iridium Busi jenis ini menggunakan Iridium pada elektrode tengah dan Platinum electrode massa Menjadikan usia pemakaian busi lebih lama & performancenya lebih baik Resistor Ground Electrode Center Electrode Center Electrod e
  • 71. B P R 5 E S -11 (Diameter ulir) A ……. 18 mm B …….. 14 mm C ……..10 mm D …….. 12 mm E ………. 8 mm BC ….. 14 mm (Kontruksi) P : Type dengan protruding insulator Pt : Platinum grounding electrode (racing plug) (Kontruksi) Resistor type (Tingkat Panas) 2 Hot type 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Cold type (Panjang Ulir) E : 19 mm H : 12,7 mm (Type) S : Standar type (Celah Busi) -9 : 0,9 mm -11 : 1,1 mm -13 : 1,3 mm Busi NGK
  • 72. Kondisi Normal : • Isolator berwarna kuning atau coklat muda • Puncak isolator bersih, ( berwarna coklat muda atau abu – abu ) Kondisi Terbakar : • Electrode terbakar. Pada permukaan kaki isolator ada partikel – partikel kecil mengkilap yang menempel • Isolator berwarna putih atau kuning Penyebab : • Nilai oktan terlalu rendah • Campuran terlalu kurus • Knocking • Saat pengapian terlalu awal • Type busi terlalu panas KONDISISI BUSI
  • 73. KONDISISI BUSI Berkerak karena oli : Kaki isolator elektroda sangat kotor, warna coklat oli mesin Penyebab : • Ring piston aus • Bush penghantar katup / katup aus • Ada penghisapan oli melalui sistim ventilasi karter ( blow by gass ) Berkerak karbon : Kaki isolator elektroda rumah busi berkerak jelaga Penyebab : • Campuran terlalu kaya ( karburator banjir ) • Type busi terlalu dingin
  • 74. SISTIM PENGAPIAN KONVENSIONAL Kekurangan pada sistim pengapian konvensional dibandingkan pengapian elektronik : • Berkurangnya tegangan tinggi ignition coil pada saat putaran tinggi, • Memerlukan perawatan secara periodik karena platina akan menjadi habis karena terbakar oleh adanya loncatan bunga api
  • 75. SISTIM PENGAPIAN ELEKTRONIK Sistim pengapian elektronik : Pada sistim pengapian elektronik bekerja tanpa menggunakan sistim mekanis Sebagai pengganti platina digunakan satu rangkaian transistor ( Igniter )
  • 76. KOMPONEN SYSTEM PENGAPIAN FULL TRANSISTOR DIDALAM DISTRIBUTOR Pada sistim pengapian full transistor didalam distributor terdapat : 1. SIGNAL ROTOR Berupa rotor yang terpasang pada poros distributor dan berputar sesuai dengan putaran poros distributor, dan memiliki tonjolan sesuai dengan jumlah silinder mesin 2. SIGNAL GENERATOR Berupa gulungan yang disebut pick-up coil, yang menghasilkan tegangan induksi karena adanya perubahan flux magnet pada saat signal rotor berputar
  • 77. KOMPONEN SYSTEM PENGAPIAN FULL TRANSISTOR 3. IGNITOR Rangkaian elektronik yang berfungsi untuk meutus dan menghubungkan arus lisktrik pada primary koil 4. PICK – UP COIL Generator yang berfungsi untuk menghasilkan arus maupun tegangan untuk mengaktifkan ignitor. 5. MAGNET PERMANEN Sebagai sumber induksi