2. Mekanisme katup
berfungsi untuk
membuka dan menutup
saluran masuk ke ruang
bakar dan ruang bakar
ke saluran buang, pada
saat yang tepat sesuai
dengan proses kerja
motor.
3. Penggerak katup/mekanisme katup dapat
dibagi menjadi beberapa mekanisme seperti berikut :
MEKANIME
KATUP
KATUP SISI
OHV
OHC
SOHC
DOHC
KATUP
KEPALA
KATUP SISI / SIDE VALVE (SV)
27. KEUNTUNGAN KERUGIAN
Tidak diperlukan
penyetelan celah
katup.
Karena celah katup
mendekati nol,suara
berisik dapat
dikurangi.
Kerja pompa pelumas
harus Normal
Kebersihan dari minyak
pelumas harus betul-
betul bersih
Tekanan oli harus
stabil
28. Tujuan Penyetelan Katup
Syarat-Syarat pd
Penyetelan Katup
Mengatur besar dan
kecilnya atau lama
singkatnya pembukaan
katup
Mencegah membukanya
katup secara berlebihan
pada mekanismenya.
Mencegah terjadinya
suara tumbukan yang
keras antara batang
katup roker arm.
Pastikan tidak ada
kebocoran pada katup
Memastikan Urutan
pengapian ( Firing
Order/Fo) yang sesuai
dengan spesifikasi mesin
Memastikan celah katup
sesuai dengan spesifikasi
dari mesin tersebut baik
untuk katup hisap
maupun katup buang
29. Dengan Cara Cepat ( untuk
mesin 4-6 silinder)
Dengan Cara Lambat (
untuk semua mesin )
1. Menentukan TOP
KOMPRESI dengan ciri-
ciri:
a. Pastikan tanda pada puly
berada tepat pada pososi 0
pada blok mesin
b. Patikan posisi piston tepat
berada pada posisi TMA
c. Pastikan katup dalam
kondisi bebas
2. Tentukan Katup-Katup
Yang Bisa Disetel
3. Lakukan Proses
Penyetelan Katup
Penyetelan dilakukan
untuk tiap - tiap silinder
dengan mencari Top
kompresi dari masing-
masing silinder tersebut.
Untuk 4 silinder dari top
silinder 1 menuju ke top
silinder berikutnya sesuai
dengan FO diputar 180º
engkol. Untuk 6 silinder
dari top silinder 1 diputar
ke top silinder berikutnya
sesuai FO setiap 120º
engkol.
30.
31. Sil. No 0º 180º 360º 540º
1 Kompresi Usaha Buang Isap
2 Usaha Buang Isap Kompresi
3 Isap Kompresi Usaha Buang
4 Buang Isap Kompresi Usaha
32.
33. TOP 1 TOP 4
Sil. No Katup EX Katup IN Sil. No Katup EX Katup IN
1 Ø Ø 1 - -
2 - Ø 2 Ø -
3 Ø - 3 - Ø
4 - - 4 Ø Ø
34. TOP 1 TOP 6
Sil. No Katup EX Katup IN Sil. No Katup EX Katup IN
1 Ø Ø 1 - -
2 - Ø 2 Ø -
3 Ø - 3 - Ø
4 - Ø 4 Ø -
5 Ø - 5 - Ø
6 - - 6 Ø Ø
41. Contoh :
Jika diketahhui celah
setandar katup IN:
0,20mm dan Katup EX:
0,25mm.
Tebal SIM lama 0.30mm,
celah terukur 0,35mm.
Tentukan SIM baru yang
harus dipakai.
N= T + ( A – 0,20 mm )
Katup hisap.
N= T + ( A – 0,25 mm )
Katup buang.
N= Tebal Shim baru
T= Tebal Shim lama
A=Celah Katup terukur
42.
43. APA ITU PEMBAKARAN??
Pembakaran adalah suatu penyalaan
reaksi kimia udara dan bahan-bakar oleh
percikan bunga api dari busi.
Adapun syarat-syarat dari pembakaran
yaitu:
a. adanya udara
b. adanya bahan-bakar
c. adanya sumber panas (api)
BAB V
PEMBAKARAN
45. DETONASI ADALAH
PERISTIWA CAMPURAN
UDARA DAN BAHAN-
BAKAR TERBAKAR LEBIH
AWAL.
Adalah pembakaran
abnormal yang terjadi
diruang bakar, akibat
octan bahan bakar
terlalu rendah, sehingga
bahan bakar akan
terbakar dengan
sendirinya, sebelum
terjadi bunga api timbul
dari busi
BILANGAN
OKTAN ADALAH
ANGKA YANG
MENUNJUKKAN
SEBERAPA
BESAR TEKANAN YANG
BISA DIBERIKAN
SEBELUM BAHAN-
BAKAR TERBAKAR
SECARA SPONTAN
DETONASI
PRE-IGNITION
ANGKA RON
(Research Octane Number)
46. Perbandingan kompresi yang tinggi
Suhu ruang bakar yang tinggi
Masa pengapian terlalu cepat
Kontruksi ruang bakar tidak tepat
Adanya kerak-kerak yang menempel
pada ruang bakar
48. Baterai :
Sebagai sumber tenaga listrik
Fuse :
Sebagai pengaman arus listrik
Ignition Switch :
Untuk memutuskan dan menghubungkan
aliran listrik dari baterai ke koil
49. IGNITION COIL / Koil Pengapian
Ignition Coil :
Untuk mempertinggi tegangan listrik dari 12 volt menjadi
( 20.000 – 30.000 Volt )
Agar dapat mempertinggi tegangan listrik, pada ignition
coil terdapat 2 kumparan yaitu :
• Kumparan Primer .
- Menciptakan medan magnet
- Penampang kawatnya besar
- Jumlah gulungan sedikit ( +/- 400 gulungan )
dengan tahanan 1,3 – 1,6 Ohm
(tanpa internal resitor)
• Kumparan Sekunder.
- Merubah induksi menjadi tegangan tinggi
- Penampang kawat kecil
- Jumlah gulungan banyak ( +/- 30.000 gulungan )
dengan tahanan 10,7-14,5 Ohm
50. FUNGSI RESISTOR :
Untuk mengurangi penurunan tegangan pada Secundary
Coil pada saat putaran mesin tinggi
Untuk menstabilkan arus yang masuk ke kumparan
primer
ADA 2 TYPE RESISTOR :
1. External resistor
2. Internal resistor
KOIL DENGAN TAHANAN (Resistor)
53. Cara memperbesar tegangan pada gulungan
sekunder
Ada 2 cara untuk menaikkan
tegangan pada gulungan
sekunder
1. Dengan menambah jumlah
gulungan, akibatnya koil
menjadi lebih besar dan berat
2. Dengan menaikkan tegangan
maupun arus input akan
menyebabkan koil menjadi
cepat panas.
55. KONTAK PEMUTUS ( PLATINA /
BREAKER POINT )
Fungsi :
Untuk memutuskan
dan
menghubungkan
arus yang mengalir
ke kumparan pimer,
agar terjadi
tegangan induksi
pada kumparan
sekunder.
56.
57.
58. A. Pada Saat Kunci Kontak ON, Mesin Hidup,
Kontak Platina Menutup.
59. B. Pada Saat Kunci Kontak ON, Mesin Hidup,
Kontak Platina Membuka.
60. C. Pada Saat Kunci Kontak ON, Mesin Hidup,
Kontak Platina Kemali Menutup.
61. 1. Sudut pengapian :
Sudut putar cam distributor pada saat platina mulai
membuka ( B ) sampai mulai membuka pada tonjolan
berikutnya ( C )
SUDUT PENGAPIAN
Sudut pengapian dapat
dicari dengan rusmus ;
Sudut Pengapian () = 360/N
Dimana N adalah Jmlh
Silinder.
Contoh.
Misalnya mesin 6 silinder,
maka Sudut pengapiannya ()
= 360/6 = 60º
62. 2. SUDUT DWEEL ( DWEEL ANGLE )
Sudut dwell :
Sudut Putar cam distributor pada saat platina mulai
menutup ( A ) sampai platina mulai membuka ( C )
Pengaruh sudut dwell terhadap kemampuan
pengapian:
Sudut dwell besar
• Celah platina keci
• Arus yang mengalir ke primer koil terlalu lama
• Kemagnetan jenuh
• Platina panas
Sudut dwell kecil
• Celah platina lebar
• Arus yang mengalir ke primer koil terlalu singkat
• Kemagnetan tidak tercapai maksimum
• Tegangan induksi kumparan sekunder kurang
Sudut dwell dapat ditentukan dengan cara:
Sudut duwel = 60% x sudut pengapian
Misalnya mesin 6 silinder besar sudut duwelnya () = 60100 x 60º = 36º±2º Dengan
toleransi ±2º Jadi = 36º±2º
63. 3. SAAT PENGAPIAN
Saat pengapian adalah
saat busi
mengeluarkan/memercikkan
bunga api untuk memulai
pembakaran, diukur dalam
derajat poros engkol.
Syarat pembakaran :
Mulai dari saat pengapian
sampai proses pembakaran
berakhir dibutuhkan waktu
tertentu ( +/- 2 milli detik )
Saat Pengapian dibagi menjadi 2 yaitu :
a. Pengapian awal,
b. Pengapian lambat.
Hubungan Saat Pengapian dengan Tenaga Mesin :
Saat Pengapian Terlalu Awal,
Saat Pengapian Terlalu Lambat.
64. 4. CONDENSER
FUNGSI CONDENSER :
Mencegah terjadinya loncatan
bunga api listrik pada platina,
dengan cara menyerap arus
induksi
KAPASITAS CONDENSER
Kapasitas dari kondenser dapat di identifikasi dengan warna kabelnya
Hijau 0,18 Micro Farad
Kuning 0,22 Micro Farad
Biru 0,25 Micro Farad
Putih 0,27 Micro Farad
65. Fungsi Advancer Yaitu : Untuk mempertahankan
agar tekanan pembakaran maksimum tetap terjadi
beberapa derajat setelah torak mencapai TMA pada setiap
kecepatan, maka pada system pengapian di lengkapi
dengan pemajuan pengapian (advancer)
Advancer pada motor bensin ada 2 macam yang
digunakan yaitu:
a. Vacuum Advancer
b. Sentrifugal Advancer (Governor)
67. CARA KERJA GOVERNOR ADVANCER
Pada saat mesin
berputar pada putaran tinggi.
Maka fly weight akan
mengembang berdasarkan
gaya centrifugal akibat dari
kecepatan berputarnya as
distributor.
Pada saat fly weight
mengembang akan
mendorong cam plate untuk
bergeser beberapa derajat
mendahului as distributor.
Akibatnya Camlobe akan
terbawa bergeser dan
menyebabkan timing
pembukaan platina menjadi
maju
68. Fungsi :
Untuk memajukan saat
pengapian sesuai dengan
besarnya beban mesin
Cara kerja vacuum advancer :
Pada saat beban rendah atau
menengah, kecepatan pembakaran
rendah karena campuran udara dan
bahan bakar kurus. Akibatnya
pembakaran campuran udara dan
bahan bakar menjadi lambat.
Agar tekanan pembakaran
maksimum didapat pada 10o
sesudah TMA maka timing
pengapian harus dimajukan
B. VACUUM ADVANCER
69. Nilai panas Busi :
Suatu index ( harga ) yang menunjukkan
jumlah panas yang dapat Dipindahkan
oleh busi
Busi panas :
Busi yang relatif sulit untuk membuang
panas yang diterima
Busi dingin :
Busi yang dengan cepat sekali
membuang panas
BUSI / SPRAK PLUG
70. SPARK PLUG
A. Busi dengan Resistor
Busi jenis ini mempunyai tahanan dari
ceramic yang dapat mencegah terjadinya
penyebab gangguan.
B. Busi platinum
Busi jenis ini menggunakan platinum pada
elektrode tengah dan massa
Menjadikan usia pemakaian busi lebih lama
& pengapiannya lebih baik
C. Busi Iridium
Busi jenis ini menggunakan Iridium pada elektrode tengah dan Platinum electrode massa
Menjadikan usia pemakaian busi lebih lama & performancenya lebih baik
Resistor
Ground
Electrode
Center
Electrode
Center
Electrod
e
71. B P R 5 E S -11
(Diameter
ulir)
A ……. 18
mm
B …….. 14
mm
C ……..10
mm
D …….. 12
mm
E ………. 8
mm
BC ….. 14
mm
(Kontruksi)
P : Type
dengan
protruding
insulator
Pt : Platinum
grounding
electrode
(racing plug)
(Kontruksi)
Resistor
type
(Tingkat
Panas)
2 Hot type
4
5
6
7
8
9
10
11
12 Cold
type
(Panjang
Ulir)
E : 19 mm
H : 12,7
mm
(Type)
S : Standar
type
(Celah Busi)
-9 : 0,9 mm
-11 : 1,1
mm
-13 : 1,3
mm
Busi NGK
72. Kondisi Normal :
• Isolator berwarna kuning atau coklat muda
• Puncak isolator bersih, ( berwarna coklat muda atau
abu – abu )
Kondisi Terbakar :
• Electrode terbakar. Pada permukaan kaki isolator ada
partikel – partikel kecil mengkilap yang menempel
• Isolator berwarna putih atau kuning
Penyebab :
• Nilai oktan terlalu rendah
• Campuran terlalu kurus
• Knocking
• Saat pengapian terlalu awal
• Type busi terlalu panas
KONDISISI BUSI
73. KONDISISI BUSI
Berkerak karena oli :
Kaki isolator elektroda sangat kotor, warna coklat
oli mesin
Penyebab :
• Ring piston aus
• Bush penghantar katup / katup aus
• Ada penghisapan oli melalui sistim ventilasi karter
( blow by gass )
Berkerak karbon :
Kaki isolator elektroda rumah busi berkerak jelaga
Penyebab :
• Campuran terlalu kaya ( karburator banjir )
• Type busi terlalu dingin
74. SISTIM PENGAPIAN KONVENSIONAL
Kekurangan pada sistim
pengapian konvensional
dibandingkan pengapian
elektronik :
• Berkurangnya tegangan
tinggi ignition coil pada
saat putaran tinggi,
• Memerlukan perawatan
secara periodik karena
platina akan menjadi habis
karena terbakar oleh
adanya loncatan bunga api
75. SISTIM PENGAPIAN ELEKTRONIK
Sistim pengapian elektronik :
Pada sistim pengapian elektronik bekerja tanpa menggunakan sistim mekanis
Sebagai pengganti platina digunakan satu rangkaian transistor ( Igniter )
76. KOMPONEN SYSTEM PENGAPIAN FULL TRANSISTOR
DIDALAM DISTRIBUTOR
Pada sistim pengapian full transistor didalam distributor
terdapat :
1. SIGNAL ROTOR
Berupa rotor yang terpasang pada poros
distributor dan berputar sesuai dengan
putaran poros distributor, dan memiliki
tonjolan sesuai dengan jumlah silinder
mesin
2. SIGNAL GENERATOR
Berupa gulungan yang disebut pick-up coil,
yang menghasilkan tegangan induksi karena
adanya perubahan flux magnet pada saat
signal rotor berputar
77. KOMPONEN SYSTEM PENGAPIAN FULL TRANSISTOR
3. IGNITOR
Rangkaian elektronik yang berfungsi untuk
meutus dan menghubungkan arus lisktrik
pada primary koil
4. PICK – UP COIL
Generator yang berfungsi untuk menghasilkan arus maupun tegangan untuk
mengaktifkan ignitor.
5. MAGNET PERMANEN
Sebagai sumber induksi