2. PENGANTAR
Motor pembakaran dalam (internal combustion
engine) menghasilkan tenaga dengan jalan membakar
campuran bahan bakar dan udara di dalam silinder. Ada
dua macam cara untuk membakar campuran tersebut
didalam silinder.
1. memberikan kompresi yang tinggi dan disemprotkan
bahan bakar pada akhir kompresi (mesin diesel),
2. mengkompresikan campuran udara dan bahan bakar
tidak terlalu tinggi namun penyalaannya dengan
meletikkan bunga api pada saat akhir kompresi (mesin
oto)
3. PENGANTAR
Untuk mesin oto atau biasa dikenal dengan mesin
bensin baik 4 tak maupun 2 tak untuk menghasilkan
pembakaran didalam silinder maka diperlukan
1. Kompresi yang tepat
2. Campuran bahan bakar dan udara yang
seimbang
3. Pengapian yang tepat dan kuat.
4. Sistem Pengapian
Fungsi : Menghasilkan percikan api pada busi guna membakar
campuran bahan bakar didalam silinder
Metode: Merubah tegangan listrik 12 V menjadi 10.000 – 30.000
V, dan mengalirkan ke busi sehingga terjadi percikan api
pada busi
10. IGNITION COIL
• Menaikkan tegangan
rendah dari baterai 12V
untuk mencapai
tegangan yang
dibutuhkan untuk
pengapian >10.000V
11. • Kumparan Sekunder.
Merubah induksi menjadi tegangan tinggi
Penampang kawat kecil
Jumlah gulungan banyak ( +/- 30.000 gulungan )
• Kumparan Primer .
Menciptakan medan
magnet
Penampang kawatnya
besar
Jumlah gulungan sedikit
( +/- 400 gulungan )
12. Tipe-tipe coil
• Coil biasa
• Coil dengan resistor
– External reistor
– Internal resistor
• Coil Hei
16. SPARK PLUG
A. Busi dengan Resistor
Loncatan bunga api listrik busi, Menghasilkan
electromagnetis. Dan dapat menyebabkan
gangguan pada peralatan electronic. Sehingga
peralatan electronic tersebut menjadi tidak
dapat berfungsi.
Busi jenis ini mempunyai tahanan dari ceramic
yang dapat mencegah terjadinya penyebab
gangguan.
B. Busi platinum
Busi jenis ini menggunakan platinum pada
elektrode tengah dan massa
Menjadikan usia pemakaian busi lebih lama &
pengapiannya lebih baik
C. Busi Iridium
Busi jenis ini menggunakan Iridium pada elektrode tengah dan Platinum electrode massa
Menjadikan usia pemakaian busi lebih lama & performancenya lebih baik
Resistor
Ground
Electrode
Center
Electrode
Center
Electrode
17. Kondisi Normal :
• Isolator berwarna kuning atau coklat muda
• Puncak isolator bersih, ( berwarna coklat muda atau abu –
abu )
Kondisi Terbakar :
• Electrode terbakar. Pada permukaan kaki isolator ada partikel
– partikel kecil mengkilap yang menempel
• Isolator berwarna putih atau kuning
Penyebab :
• Nilai oktan terlalu rendah
• Campuran terlalu kurus
• Knocking
• Saat pengapian terlalu awal
• Type busi terlalu panas
BUSI / SPRAK PLUG
KONDISISI BUSI
18. BUSI / SPRAK PLUG
KONDISISI BUSI
Berkerak karena oli :
Kaki isolator elektroda sangat kotor, warna coklat oli
mesin
Penyebab :
• Ring piston aus
• Bush penghantar katup / katup aus
• Ada penghisapan oli melalui sistim ventilasi karter (
blow by gass )
Berkerak karbon :
Kaki isolator elektroda rumah busi berkerak jelaga
Penyebab :
• Campuran terlalu kaya ( karburator banjir )
• Type busi terlalu dingin
19.
20. DISTRIBUTOR
Fungsi Distributor dibagi
menjadi 3 bagian
1. Bagian Pemutus Arus
2. Bagian Advancer
3. Bagian pendistribusi
Teknologi masa kini akan
sangat erat kaitannya
dengan bagian bagian ini.
21. 1. Bagian Pemutus Arus
Bagian ini Berfungsi untuk menghubungkan dan
memutuskan arus primer coil ke masa agar terjadi
induksi pada sekunder koil.
Tipe pengapian Pemutus arus
Pengapian konvensional Platina (kontak point)
Pengapian elektronik Transistor
23. Kontak Pemutus Arus (Platina)
Fungsi : Memutus & menghubungkan arus yang mengalir ke primer koil. Saat terjadi
pemutusan arus maka terjadi induksi tegangan tinggi pada sekunder koil.
Keausan rubbing block
Posisi kontak
24. Aliran Listrik Saat Kunci Kontak On, Kontak Pemutusus Tertutup
Inti koil pengapian
menjadi magnet
Komponen dan Cara Kerja Sistem Pengapian
25. Cara Kerja Sistem Pengapian Saat Kontak
Pemutus Terbuka
Tegangan Induksi dari Koil
Pengapian 10.000- 30.000 V
mengalir ke busi
Kontak pemutus
terbuka
Percikan api pada
celah busi
26. Sudut Dwell
Semakin besar celah
semakin kecil sudut
dwell
Besar sudut dwell
mempengaruhi besar
arus listrik ke koil
pengapian dan tegangan
induksi yang dihasilkan
Sudut Dwel 4 silinder = 50 – 54o
atau Celah = 0,40 – 0,50 mm
Sudut Dwell ( Cam
Angle) adalah besar
sudut yang
menunjukkan
lamanya kontak
pemutus arus
(platina) menutup
27. Memeriksa dan Menyetel Sudut Dwell
1. Buka tutup distributor
2. Kendorkan sekerup pengikat platina
3. Tempatkan obeng pada tepat penyetel,
putar searah jarum jam untuk
memperkecil sudut dan sebaliknya
4. Rakit tutup distributor, hidupkan mesin
dan cek hasil penyetelan.
1. Pasang dwell tester
2. Hidupkan mesin
3. Baca hasil, bila hasil
pengukuran tidak tepat,
setel sudut dwell
Memeriksa sudut dwell
Menyetel sudut dwell
28. Kondesor
Fungsi : menyerap arus listrik saat platina terbuka, sehingga kecepatan
pemutusan arus lebih tinggi dan induksi tegangan tinggi dari koil
meningkat
30. SISTIM PENGAPIAN ELEKTRONIK
Kekurangan pada sistim
pengapian konvensional
dibandingkan pengapian
elektronik :
•Berkurangnya tegangan
tinggi ignition coil pada
saat putaran tinggi,
•Memerlukan perawatan
secara periodik karena
platina akan menjadi
habis karena terbakar
oleh adanya loncatan
bunga api
31.
32. SISTIM PENGAPIAN ELEKTRONIK
Sistim pengapian elektronik :
Pada sistim pengapian elektronik bekerja tanpa menggunakan sistim
mekanis
Sebagai pengganti platina digunakan satu rangkaian transistor ( Igniter )
33. KOMPONEN SYSTEM PENGAPIAN FULL TRANSISTOR
DIDALAMDISTRIBUTOR
Pada sistim pengapian full transistor didalam
distributor terdapat :
1. SIGNAL ROTOR
Berupa rotor yang terpasang pada
poros distributor dan berputar
sesuai dengan putaran poros
distributor, dan memiliki tonjolan
sesuai dengan jumlah silinder mesin
2. SIGNAL GENERATOR
Berupa gulungan yang disebut pick-up
coil, yang menghasilkan tegangan
induksi karena adanya perubahan flux
magnet pada saat signal rotor berputar
34. KOMPONEN SYSTEM PENGAPIAN FULL TRANSISTOR
3. IGNITER
Rangkaian elektronik yang
berfungsi untuk meutus dan
menghubungkan arus lisktrik
pada primary koil
4. PICK – UP COIL
Generator yang berfungsi untuk menghasilkan arus
maupun tegangan untuk mengaktifkan ignitor.
5. MAGNET PERMANEN
Sebagai sumber induksi
35. CARA KERJA SIGNAL GENERATOR
Gambar B. Kaki rotor mendekati mendekati inti pick-up coil : kemagnetan
membesar ke arah positif ( + )
Gambar C. Kaki rotor lurus dengan inti pick-up coil : kemagnetan pada
inti maximum tegangan = 0
Gambar D. Kaki rotor menjauhi inti pick-up coil : kemagnetan membesar ke
arah negatif ( - )
37. IGNITER
Igniter terdiri dari 3 bagian utama :
• Switching circuit , medeteksi signal pengapian dari pick-up coil
• Driving circuit, memperkuat signal, memutus dan menghubungkan arus primer
• Over voltage circuit atau protective circuit, pengaman kelebihan tegangan
38. PRINSIP KERJA RANGKAIAN
KUNCI KONTAK ON MESIN MATI :
Pada titik “P” diset pada tegangan dibawah operasi transistor dengan
menggunakan R1 & R2 sehingga transistor akan tetap “ OFF “ arus dari primari
koil tidak dapat mengalir
39. PRIPSIP KERJA RANGKAIAN
MESIN HIDUP ( ½ PERIODE POSITIF ) :
Jika mesin berputar, signal rotor pada distributor berputar, akibatnya pada pick-up
coil dibangkitkan tegangan. Pada saat dibangkitkan tegangan positif pada pick-up
koil, tegangan tersebut akan ditambahkan pada tegangan yang sudah ada pada titik
“P” sehingga tegangan pada titik “Q” menjadi lebih besar dari tegangan operasi
transistor. Akibatnya transistor menjadi “ON” arus dari primari koil dapat mengalir
melalui colector ke emitor.
40. PRINSIP KERJA RANGKAIAN
MESIN HIDUP ( ½ PERIODE NEGATIF ) :
Pada saat dibangkitkan tegangan negatif pada pick-up koil, tegangan tersebut akan ditambahkan pada
tegangan yang sudah ada pada titik “P” sehingga tegangan pada titik “Q” turun drastis dibawah dari tegangan
operasi transistor. Akibatnya transistor menjadi “OFF “ arus dari primari koil tidak dapat mengalir melalui
colector ke emitor.
42. SAAT PENGAPIAN
Syarat pembakaran :
Mulai dari saat pengapian
sampai proses pembakaran
berakhir dibutuhkan waktu
tertentu ( +/- 3 milli detik )
Saat pengapian adalah saat busi
mengeluarkan bunga api untuk memulai
pembakaran, diukur dalam derajat poros
engkol.
43. GRAFIK PEMBAKARAN PADA MOTOR BENSIN
1. Saat pengapian
2. Mulai pembakaran bahan
bakar
3. Tekanan maksimum
pembakaran
4. Akhir pembakaran
44. Fungsi :
Untuk memajukan saat pengapian
berdasarkan putaran mesin
PEMAJU SAAT PENGAPIAN
GOVERNOR ADVANCER
45. 3. Bagian governoor/centrifugal
advancer
• Bagian ini berfungsi untuk memajukan pengapian
sesuai dengan meningkatnya putaran mesin.
• Terdiri dari governoor spring, governoor weight
46. GOVERNOR ADVANCER
CARA KERJA :
Pada saat mesin berputar pada
putaran tinggi. Maka fly weight akan
mengembang berdasarkan gaya
centrifugal akibat dari kecepatan
berputarnya as distributor.
Pada saat fly weight mengembang
akan mendorong cam plate untuk
bergeser beberapa derajat
mendahului as distributor. Akibatnya
Camlobe akan terbawa bergeser dan
menyebabkan timing pembukaan
platina menjadi maju
PEMAJU SAAT PENGAPIAN
47. 4 Bagian Vacum Advancer
• Bagian ini berfungsi untuk memajukan pengapian saar
beban mesin bertambah dan berkurang, vacum advancer
ini bekerja berdasarkan kvacuman pada intake manifold
• Komponen yang bekerja pada vacum advancer adalah
breaker plate dan vacum advancer
48.
49.
50.
51.
52.
53.
54.
55. 2. Bagian Penditribusi
• Bagian ini bertugas
sebagai pembagi arus
tegangan tinggi dari
sekunder koil ke
masing-masing busi di
masing-masing silinder
sesuai dengan jumlah
silinder dan firing order
(FO)
• Komponennya yaitu
rotor dan distributor.