1. LK 3.1 Menyusun Best Practices
Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice) Menggunakan Metode
Star (Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil Dan Dampak)
Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Siswa Dalam
Pembelajaran
Lokasi SMK NEGERI 3 TUBAN
Lingkup Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan
Tujuan yang ingin dicapai Menumbuhkan keterampilan siswa, diantaranya
keterampilan komunikasi dan presentasi, penilaian
diri dan refleksi, partisipasi kelompok dan
kepemimpinan, serta pemikiran kritis melalui model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL) , Project
Based Learning (PJBL), pendekatan TPACK dan
metode Tutor Sebaya.
Penulis Fathia Rosyida, S.Pd
Tanggal 25 Agustus 2022 - 23 September 2022
Situasi:
Kondisi yang menjadi latar
belakang masalah, mengapa
praktik ini penting untuk
dibagikan, apa yang menjadi
peran dan tanggung jawab
anda dalam praktik ini.
Latar Belakang Masalah
Menurut Sirait (2016) Minat adalah sikap condong diri
terhadap suatu hal yang terdiri dari perasaan
bahagia, gembira empati, keinginan yang sunguh-
sungguh dan adanya sutau tekad dalam mencapai
suatu tujuan tertentu. Sedangkan Menurut Taneo
dan Nomleni (2022) Minat belajar adalah satu aspek
yang penting dalam pengembangan individu,
memposisikan diri pada pencapaian pemuasan
kebutuhan psikis dan jasmani. Minat merupakan
daya pendorong untuk melakukan apa yang kita
inginkan. Menurut wilis (Putri dkk, 2022) Minat
belajar tidak tumbuh sendiri, melainkan harus
ditumbuhkan secara sengaja oleh pendidik. Sehingga
sebagai pendidik harus merancang atau mendesain
pembelajaran yang inovatif dan menyenangkan agar
dapat meningkatkan minat siswa dalam proses
belajar. Sedangkan hasil wawancara dengan teman
sejawat dan guru mengatakan bahwa jurusan kuliner
merupakan jurusan yang kurang diminati karena ada
anggapan bahwa jurusan kuliner merupakan jurusan
yang kurang menarik.
Menurut Barus (2019), Pembelajaran modern
abad 21 ada tujuh keterampilan yang harus dimiliki
peserta didik, yaitu: (1) Critical Thingking and
Problem Solving (2) Collaboration across Networks
and Leading by Influence (3) Agility and Adaptability
(4) Initiative and Enteroreneurialissm (5) Effective Oral
2. and Written Communication (6) Accessing and
Analiyzing Information (7) Curiosity and Imagination.
Untuk mempersiapkan ini kita perlu cara, trik dan
model yang jitu untuk menyikapinya. Guru dan para
pendidik diharapkan mampu menggunakan model
pembelajaran yang terbaik sesuai dengan kondisi
anak, lingkungan belajar anak, dan daya dukung
yang dimiliki anak.
Menurut Barus (2019), model –model yang
disarankan untuk pendidikan abad 21 yang biasa
dipilih para guru –guru kita sesuai dengan keinginan
dan kebutuhan mereka. Ada 7 model pembelajaran
terkini yaitu : 1. DL = Discovery Learning atau
penemuan 2. IL =Inquiry Learning atau penyelidikan
3. PBL =Problem Based Learning Berbasis Masalah 4.
PjBL = Projec Based Learnig atau Berbasis Proyek 5.
PBT/PBET=Production Based Training/Production 6.
TEFA =Teaching Faktori atau pembelajaran berbasis
industry 7. MBL =Model Bleanded Learning.
Sedangkan Menurut Al-Tabany (Triningsih,
2021) model pembelajaran berbasis proyek
merupakan pembelajaran inovatif yang berpusat
pada peserta didik dan menetapkan guru sebagai
motivator dan fasilitator, dimana peserta didik diberi
peluang bekerja secara otonom mengonstruksi
belajarnya. Menurut Triningsih (2021) penggunaan
aplikasi canva melalui pembelajaran berbasis proyek
dapat meningkatkan kemampuan menyajikan teks
tanggapan kritis peserta didik selain itu juga dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa.
Menurut TIM GLN (2017), Untuk meningkatkan daya
saing dan daya juang menghadapi tantangan abad ke-
21, manusia Indonesia harus menguasai enam literasi
dasar: (1) literasi bahasa, (2) literasi numerasi, (3)
literasi sains, (4) literasi digital, (5) literasi finansial,
serta (6) literasi budaya dan kewargaan. Penguasaan
keenam literasi ini perlu diimbangi dengan
menumbuhkembangkan kemampuan berpikir kritis
dalam pemecahan masalah, kreativitas, komunikasi,
dan kolaborasi. Literasi digital sekolah harus
dikembangkan sebagai mekanisme pembelajaran
terintegrasi dalam kurikulum atau setidaknya
terkoneksi dengan sistem belajar mengajar. Siswa
perlu ditingkatkan keterampilannya, guru perlu
ditingkatkan pengetahuan dan kreativitasnya dalam
proses pengajaran literasi digital, dan kepala sekolah
3. perlu memfasilitasi guru atau tenaga kependidikan
dalam mengembangkan budaya literasi digital
sekolah. Menurut Fikri (2022) Implementasi literasi
digital berbasis TPACK pada kompetensi pedagogi
guru, yaitu a) tahap perencanaan, guru
merencanakan skenario pembelajaran dengan
memanfaatkan Smart TV dan LCD Proyektor sebagai
media pembelajaran digital yang dirancang sesuai
dengan kondisi kelas untuk meningkatkan motivasi
belajar siswa; b) tahap pelaksanaan, guru
menggunakan pendekatan ilmiah dengan mengawali
informasi kekinian melalui media digital yang berupa
berita/video dan memanfaatkan konteks lingkungan
sekitar untuk mencapai tujuan pembelajaran; c)
tahap penilaian, guru melaksanakan penilaian
terhadap hasil belajar siswa melalui aplikasi e-
Learning. Sedangkan Menurut Utama (2020)
Kemampuan guru dalam melaksanakan
pembelajaran K-13 berbasis TPACK, komponen yang
paling rendah diantara komponen pedagogi,
pengetahuan, konten, dan teknologi ialah
kemampuan menggunakan teknologi. Menurut Nusa
dkk (2021) TPACK ialah suatu cara penggabungan
Teknologi pada pembelajaran dengan memperhatikan
ketiga aspek seperti pedagogik, konten dan teknologi
itu sendiri dalam pembelajaran yang dikembangkan
oleh guru.
Dan pada penelitian Kritiastuti dkk (2021)
menjelaskan bahwa Pembelajaran tata hidang
memiliki banyak materi yang perlu dihafal sehingga
perlunya media untuk menunjang peserta didik
dalam menguasai materi tata hidang. Berdasarkan
hasil wawancara dengan wakil kepala sekolah, teman
sejawat, dan guru, Guru masih banyak yang
menggunakan pembelajaran konvensional tanpa
memanfaatkan teknologi dan bahan literasi yang
kurang menarik serta pemanfaatan aplikasi-aplikasi
online untuk pembelajaran masih kurang sehingga
menyebabkan minat dan motivasi belajar siswa
rendah padahal sebagian besar fasilitas gadget dan
wifi sudah terpenuhi untuk setiap kelas.
Berdasarkan hasil observasi di kelas, wawancara dan
kajian literatur terdapat beberapa permasalahan pada
Mata pelajaran Tata Hidang, Yaitu:
1. Minat dan Motivasi belajar siswa rendah terhadap
Mata Pelajaran Tata Hidang.
4. 2. Metode pembelajaran yang membosankan.
3. Model Pembelajaran yang kurang inovatif.
4. Kurangnya penerapan pendekatan TPACK dalam
proses belajar mengajar.
Praktik pembelajaran ini sangat penting untuk
dibagikan karena :
1. Sebagian guru mengalami permasalahan yang
sama dengan permasalahan yang saya alami
2. Praktik pembelajaran ini membuat saya
termotivasi untuk membuat design
pembelajaran yang inovatif dan variatif
3. Praktik pembelajaran ini bisa membuat guru
lain termotivasi untuk membuat design
pembelajaran yang inovatif dan variatif
4. Praktik pembelajaran ini bisa menjadi sumber
referensi guru lain untuk menerapkan model
pembelajaran PBL dan PJBL sebagai model
pembelajaran inovatif.
5. Praktik pembelajaran ini bisa menjadi sumber
referensi guru lain untuk menerapkan
Pendekatan TPACK.
6. Praktik pembelajaran ini bisa menjadi sumber
referensi guru lain untuk menerapkan Metode
Tutor Sebaya.
Peran dan tanggung jawab saya dalam praktik
pembelajaran ini adalah sebagai guru yang
bertanggung jawab dalam mempersiapkan,
mendesain, menerapkan pembelajaran yang inovatif
dan menyenangkan menggunakan:
1. Model PJBL pada siklus 1, selain sebagai salah
satu model pembelajaran inovatif, model
pembelajaran ini memiliki keunggulan untuk
meningkatkan ketrampilan berpikir siswa
karena siswa dituntut untuk menciptakan
suatu project secara kreatif dan inovatif dan
mengkomunikasikan hasil project mereka di
depan kelompok lain. Menurut Al-Tabany
(Triningsih , 2021) model pembelajaran
berbasis proyek merupakan pembelajaran
inovatif yang berpusat pada peserta didik dan
menetapkan guru sebagai motivator dan
fasilitator, dimana peserta didik diberi peluang
5. bekerja secara otonom mengonstruksi
belajarnya.
2. Pendekatan TPACK pada siklus 1 , yaitu
penggunaan aplikasi-aplikasi online maupun
offline dalam proses KBM. Menurut Triningsih
(2021) penggunaan aplikasi canva melalui
pembelajaran berbasis proyek dapat
meningkatkan kemampuan menyajikan teks
tanggapan kritis peserta didik selain itu juga
dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.
Menurut Pratama dkk (2021), penggunaan alat
evaluasi pembelajaran berbasis android
melalui aplikasi quizizz dinyatakan sangat
layak digunakan dalam proses pembelajaran
tanpa adanya revisi dan mendapatkan respon
positif dari peserta didik. Selain menggunakan
canva dan quizizz , guru juga menggunakan
aplikasi mentimeter untuk melakukan
apersepsi dan refleksi pada kegiatan belajar
mengajar.
3. Model PBL pada siklus 2, selain sebagai salah
satu model pembelajaran inovatif Model
pembelajaran ini memiliki keunggulan untuk
meningkatkan ketrampilan berpikir siswa
karena siswa dituntut untuk memecahkan
masalah dan mengkomunikasikan solusi di
depan kelompok lain.
4. Metode Tutor Sebaya pada siklus 2,Tutor
sebaya diseleksi dari siswa yang mempunyai
pengalaman sesuai dengan materi praktek
yang akan di demonstrasikan. Menurut Pertiwi
(2022), ada pengaruh yang signifikan
penggunaan model pembelajaran Tutor Sebaya
terhadap hasil belajar siswa.
Tantangan :
Apa saja yang menjadi
tantangan untuk mencapai
tujuan tersebut? Siapa saja
yang terlibat,
Berdasarkan Latar belakang permasalahan di atas,
tantangan yang dihadapi guru yaitu :
1. Pada Siklus 1 guru mendesain Rencana aksi 1
yang meliputi Pembuatan RPP dengan
menggunakan model PJBL dan pendekatan
TPACK khususnya penggunakan aplikasi-
aplikasi online( Canva, Quizizz dan
mentimeter), pembuatan Bahan ajar,
pembuatan Media Pembelajaran, pembuatan
LKPD dan pembuatan Perangkat evaluasi.
Selanjutnya menerapkan Rencana aksi 1
tersebut pada proses KBM agar KBM terasa
6. menyenangkkan, dapat meningkatkan minat
dan motivasi belajar siswa dan meningkatkan
kompetensi ketrampilan 4Cs dan Ketrampilan
berpikir tingkat tinggi.
2. Pada Siklus 1 guru mendesain Rencana aksi 2
yang meliputi Pembuatan RPP dengan
menggunakan model PBL dan Metode Tutor
Sebaya, pembuatan Bahan ajar, pembuatan
Media Pembelajaran melalui canva, pembuatan
LKPD dan pembuatan Perangkat evaluasi
melalui Quizizz. Selanjutnya menerapkan
Rencana aksi 2 tersebut pada proses KBM agar
KBM terasa menyenangkkan, dapat
meningkatkan minat dan motivasi belajar
siswa dan meningkatkan kompetensi
ketrampilan 4Cs dan Ketrampilan berpikir
tingkat tinggi.
Berdasarkan tantangan di atas, dapat disimpulkan
bahwa pihak yang terlibat dalam pelaksanaan
rencana aksi adalah guru, siswa kelas XI Tata Boga
dan Tutor Sebaya dari kelas XII Tata Boga yang
berpengalaman dan mempunyai syarat ketrampilan
pada materi yang akan diberikan.
Aksi :
Langkah-langkah apa yang
dilakukan untuk
menghadapi tantangan
tersebut/ strategi apa yang
digunakan/ bagaimana
prosesnya, siapa saja yang
terlibat / Apa saja sumber
daya atau materi yang
diperlukan untuk
melaksanakan strategi ini
Langkah-langkah yang harus dilakukan adalah :
1. Memilih materi yang sesuai dengan model
pembelajaran (Siklus 1 dan 2)
2. Menentukan materi yang sesuai dengan perkiraan
jadwal PPL dan jadwal mengajar (Siklus 1 dan 2)
3. Membuat perangkat pembelajaran yaitu RPP,
Bahan Ajar, Media pembelajaran, LKPD,
Perangkat Evaluasi (Siklus 1 dan 2)
4. Mendiskusikan perangkat pembelajaran dengan
dosen pembimbing (Siklus 1 dan 2)
5. Menyiapkan alat dan bahan praktikum, serta
media pembelajaran. (Siklus 1 dan 2)
6. Menyeleksi dan menyiapkan siswa yang akan
menjadi tutor sebaya. (Siklus 2)
7. Pada siklus 1 melaksanakan proses pembelajaran
dimana siswa dihadapkan dengan pengunaan
aplikasi-aplikasi online dan tantangan membuat
project yang ada pada LKPD sehingga siswa
merasa tertarik untuk menyelesaikan project
tersebut.
7. 8. Pada siklus 2 melaksanakan proses pembelajaran
dimana siswa mengamati demonstrasi dari tutor
sebaya dan tantangan membuat project yang ada
pada LKPD sehingga siswa merasa tertarik untuk
menyelesaikan project tersebut.
9. Memotivasi siswa untuk lebih aktif dan
berinteraksi dengan tutor sebaya dan kelompok
lain. (Siklus 2)
10.Melakukan refleksi di akhir pembelajaran. (Siklus
1 dan 2)
Proses
1. Pelaksanaan rencana aksi 1 dimulai dengan
melaksanakan pembelajaran dengan model PJBL
degan Pendekatan TPACK (mentimeter pada
apersepsi dan refleksi, Canva untuk Project work,
Quizizz untuk evaluasi) pada materi Merancang
menu di kelas XI Tata Boga menggunakan sumber
daya LKPD, video pembelajaran, sumber literasi
dari internet tentang gambar menu, media buku
menu. Pihak yang terlibat dalam pelaksanaan
rencana aksi yaitu guru dan siswa kelas XI Tata
Boga.
2. Pelaksanaan rencana aksi 2 dimulai dengan
melaksanakan pembelajaran dengan model PBL
degan metode tutor sebaya pada materi Minuman
Panas di kelas XI Tata Boga menggunakan sumber
daya LKPD, video pembelajaran, sumber literasi
dari internet tentang video pembuatan minuman
panas, alat dan bahan pembuatan minuman
panas. Pihak yang terlibat dalam pelaksanaan
rencana aksi yaitu guru, siswa kelas XI Tata Boga
dan Tutor Sebaya dari kelas XII Tata Boga yang
berpengalaman dan mempunyai syarat
ketrampilan dalam materi minuman panas.
Refleksi Hasil dan dampak
Bagaimana dampak dari aksi
dari Langkah-langkah yang
dilakukan? Apakah hasilnya
efektif? Atau tidak efektif?
Mengapa? Bagaimana respon
orang lain terkait dengan
strategi yang dilakukan, Apa
yang menjadi faktor
keberhasilan atau
ketidakberhasilan dari
Dampak
1. Terlaksananya pembelajaran yang inovatif dan
menyenangkan melalui model PJBL dengan
pendekatan TPACK pada penerapan rencana aksi
1. Secara umum Rencana Aksi 1 dapat
meningkatkan minat dan motivasi belajar siswa
terhadap mata pelajaran Tata Hidang, serta dapat
melatihkan keterampilan berpikir siswa, Hal
tersebut dapat terlihat dari keaktifan siswa dalam
proses KBM. Kreatifitas berpikir siswa dari project
work yang mereka rancang melalui aplikasi canva
8. strategi yang dilakukan? Apa
pembelajaran dari
keseluruhan proses tersebut
berupa buku menu dan hasil belajar yang
meningkat melalui aplikasi Quizizz.
2. Terlaksananya pembelajaran yang inovatif dan
menyenangkan melalui model PBL dengan Metode
Tutor Sebaya pada penerapan rencana aksi 2.
Secara umum Rencana Aksi 2 dapat meningkatkan
minat dan motivasi belajar siswa terhadap mata
pelajaran Tata Hidang, serta dapat melatihkan
keterampilan berpikir siswa. Hal tersebut dapat
terlihat dari keaktifan siswa dalam proses KBM
dengan adanya interaksi antara siswa dengan tutor
sebaya dan siswa dengan kelompok lain.
Kemampuan berpikir kritis siswa yang meningkat
terlihat dari siswa dapat memecahkan
permasalahan yang ada pada LKPD.
Penerapan rencana aksi secara umum efektif dalam
menyelesaikan masalah yang ada di sekolah yaitu
meningkatkan minat dan motivasi belajar siswa
namun pada siklus 1 keefektifan ini hanya terlihat
saat koneksi internet pada smartphone siswa lancar
dan kurang efektif saat ada kendala signal. Pada
siklus 2 keefektifan ini hanya terlihat saat ada
demonstrasi dari tutor sebaya dan kurang efektif
karena ada kejenuhan beberapa siswa yang
mengamati demonstrasi terlalu lama. Di sinilah
keterampilan guru dibutuhkan agar bisa melakukan
inovasi pembelajaran utuk setiap proses KBM.
Respon guru lain terhadap penerapan pembelajaran
inovatif yang saya lakukan adalah dengan
memberikan dukungan untuk terus melakukan
inovasi dalam pembelajaran dan mengajak diskusi
mengenai perangkat pembelajaran.
Respon siswa terhadap pembelajaran adalah siswa
merasa pembelajaran menyenangkan dan siswa
menjadi lebih berminat dalam pembelajaran tersebut,
selain itu siswa tidak ragu ataupun malu-malu untuk
berinteraksi dengan guru, teman sekelas dan tutor
sebaya dalam menggali informasi.
Faktor keberhasilan guru dalam menyelesaikan
permasalahan di sekolah adalah mampu mendesain
pembelajaran inovatif dengan menggunakan model
9. PJBL dengan pendekatan TPACK pada Siklus 1 dan
Model PBL dengan metode tutor sebaya pada siklus 2
dengan menghadirkan masalah yang kontekstual dan
membutuhkan cara berfikir kritis dalam menemukan
solusinya, baik dengan cara literasi maupun dengan
cara mengamati demonstrasi dari tutor sebaya. Hal ini
membuat siswa merasa senang, tertarik sehingga
dapat meningkatkan minat belajar siswa.
Pembelajaran yang diperoleh dari penerapan
rencana aksi ini adalah munculnya kesadaran guru
dalam menghadapi pergeseran paradigma belajar,
gaya belajar dan karakteristik siswa dengan cara
terus melakukan inovasi pembelajaran agar
menghadirkan pembelajaran yang menyenangkan,
menantang, inovatif, menarik dan mampu
meningkatkan minat siswa terhadap mata pelajaran
Tata Hidang.