3. Suatu kata mewakili realitas, bukan realitas itu
sendiri. Karena itu, kata terkadang melenceng
jauh dari realitas yang ada.
Contoh:
Ketika kita melihat bangunan yang memiliki
kubah, lalu kita katakan “itu adalah masjid”.
Apakah setiap bangunan yang memiliki kubah
sebagai disebut masjid? Padahal ada juga
bangunan yang memiliki kubah tetapi
bukanlah masjid.
4. Kata-kata bersifat ambigu dan
kontekstual
Contoh : kata gedang, menurut orang sunda
kata itu memiliki arti pepaya sedang menurut
orang jawa, kata itu memiliki arti pisang.
6. Perbedaan bahasa mempengaruhi pemakainya
untuk berfikir, melihat lingkungan dan alam
semesta
Hipotesis Benjamin Lee
1.Tanpa bahasa kita tidak dapat berfikir
2.Bahasa mempengaruhi persepsi
3.Bahasa mempengaruhi pola berfikir
Tapi hipotesis ini sulit di uji, karena
1. Kesulitan mendefinisikan berpikir
2. Tidak adanya cara menafsirkan realitas tanpa
bahasa
7. Tapi Point ke dua ada benarnya
Contoh:
Beberapa bahasa tidak memiliki kata-kata untuk
warna tertentu
Orang Arab memiliki banyak kata untuk
melukiskan nasi, misal nasi belum matang,
nasi yang telah menjadi bubur dll.
8. Pencampuradukan Fakta, Penafsiran
dan Penilaian
Komunikasi akan lebih efektif jika kita memisahkan
pernyataan fakta dengan dugaan
Contoh:
saat melihat seoran wanita sedang menggunting tangkaitangkai bunga. Mungkin seseorang mengatkan bahwa
wanita tersebut sedang bersantai sementara orang lain
mungkin menyatakan bahwa wanita tersebut sedang
bekerja. Pernyataan pertama bisa saja benar bila wanita
tesebut adalah seorang yang bkerja di bidang lain, seperti
ibu rumah tangga atau profesi lain yang memang sedang
bersantai mengisi waktu lungnya dengan cara ,erawat
bunga. Pernyataan kedua bila wanita tersebut memang
bekerja dalam bisnis bunga.
9. Pertanyaan
• Sejauh mana kata dalam bahasa itu dapat
memberikan makna atau mewakili suatu realitas?
• Kata dalam bahasa memiliki keterbatasan dalam
mewakili suatu realitas seperti dalam sains
terbaru ada 20 juta warna, teapi kita hanya
memakai 7 kata untuk mewakilinya. Karena
kesulitan itu terkadang kita menggunakan kata
tambahan seperti agak, kurang, sangat, dll.
10. KATA-KATA
• Kita membutuhkan kata untuk berbahasa,
akan tetapi kata bukanlah segalanya untuk
merepresentasikan realitas yang ada.
“PERSPEKTIF DAN KONTEKSTUAL ADALAH
PRINSIPNYA”