SlideShare a Scribd company logo
1 of 56
PRINSIP DASAR SISTEM IMUN
OLEH :
Purnomo Soeharso
Departemen Biologi Medik FKUI
Imunitas : Daya tahan tubuh untuk melawan penyakit 
melawan infeksi.
Semua sel dan molekul yang terlibat dalam imunitas
tubuh, merupakan suatu kesatuan fungsional disebut :
sistem imun.
Tanggap (respon) terhadap substansi asing yang masuk
ke dalam tubuh, secara kolektif disebut respon imun .
Definisi spesifik :
Imunitas adalah reaksi untuk melawan substansi asing
yang masuk ke dalam tubuh seperti mikroorganisme
(bakteri, virus, parasit) & molekul besar (protein,
polisakharida). Reaksi yang terjadi meliputi reaksi
seluler dan molekul.
Manfaat imunologi untuk kesehatan / kedokteran
1. Sistem imun dapat dimanipulasi agar fungsi sistem
imun dapat dikontrol untuk melawan penyakit.
Manipulasi sistem imun dapat dilakukan dengan:
- memanipulasi antigen asing yang masuk – vaksinasi
- memanipulasi pertemuan substansi asing dengan
sel/molekul sistem imun – imunoterapi.
Contoh : vaksinasi terhadap smallpox oleh Edward
Jenners (1758).
Observasi Jenners  pemerah susu yang menderita
smallpox setelah sembuh jarang/tidak pernah terkena
smallpox untuk kedua kalinya.
- Suntikkan cairan dari lesi cowpox ke anak umur 8 th
beberapa minggu.
- Setelah selesai, anak tersebut diinfeksi virus smallpox
 tidak sakit (kebal terhadap smallpox).
Metoda Jenners disebut vaksinasi (vaccine – dari sapi)
 metoda vaksinasi dipakai secara luas untuk mengin-
duksi imunitas terhadap bermacam-macam penyakit.
2. Reaksi imun in vitro dan in vivo dapat dimanfaatkan
untuk : diagnosis & terapi penyakit infeksi dan/atau
terpapar toksin.
Contoh : antibodi terhadap virus/bakteri dalam darah
dipakai sebagai indikator perkembangan
penyakit.
Antibodi terhadap toksin/bisa digunakan untuk
mengobati penderita terpapar toksin/bisa i.e
pasien digigit ular, dsb.
Komponen imunitas tubuh :
1. Innate/natural immunity
- imunitas yang sudah ada sejak fetus/dilahirkan.
- bersifat nonspesifik  imunitas nonspesifik
- berperan sebagai garis pertahanan pertama
terhadap invasi substansi asing ke dalam tubuh.
2. Acquired/adaptive immunity
- imunitas yang didapat
- bersifat spesifik  imunitas spesifik
- berkembang karena diinduksi/distimulasi oleh
intervensi substansi asing yang masuk ke dalam
tubuh.
- substansi asing yg menginduksi imunitas spesifik
disebut antigen.
Elemen/struktur yang mendukung imunitas tubuh.
Innate / natural
immunity
Adaptive/acquired
immunity
Resistensi Resistensi tidak
berubah pada infeksi
berikutnya
Resistensi menjadi
lebih baik pada infeksi
berikutnya
Soluble
factors
Lisozim, komplemen,
interferon
Antibodi
Cells Epitel permukaan &
mukosa, fagosit, sel
NK
Limfosit T
Patogen (infectious agents) bila mengintervensi tubuh
mula-mula akan berhadapan dengan elemen sistem
imun natural (innate).
Bila sistem imun natural dapat dirusak, patogen akan
berhadapan dengan sistem imun adaptif  bereaksi
secara spesifik untuk mengeliminasi & menghancurkan
patogen.
Sistem imun adaptif menghasilkan imun memory 
memberi reaksi sejenis yang lebih baik pada infeksi/
intervensi patogen yang sama berikutnya.
Elemen/unsur yang terlibat dalam innate immunity
1. Permukaan luar tubuh
- epidermis kulit adalah barier efektif untuk mencegah
penetrasi mikroorganisme.
- mukosa nasofaring, saluran pencernaan, saluran
pernafasan dan genitourinarius dilengkapi barier fisik
(silia) dan kimia (enzim) untuk melawan/ mengham
bat masuknya mikroorganisme.
2. Fagosit
sel yang memfagosit mikroorganisme/partikel yang
melewati epitel  sistem retikuloendotelial 
diproduksi oleh sel-sel primordia (stem cells) dalam
sumsum tulang: sel makrofag dlm jaringan
netrofil & monosit dalam darah
3. Sel NK  leukosit yg dapat mengenali perubahan-
perubahan permukaan sel yg diinfeksi virus  NK
akan berkontak (bind) dan membunuh sel terinfeksi.
4. Soluble factors
- interferon  protein diproduksi sel terinfeksi virus &
limfosit  mengaktifkan sel NK & menginduksi
resistensi sel yang berdekatan dg sel terinfeksi.
- komplemen  protein serum
aktifasi komplemen dpt menyelubungi bakteri shg
menarik (ready) utk difagosit  opsonosasi.
menyebabkan lisis membran sel bakteri 
lytic pathway
Inflamasi
Adalah reaksi respon tubuh terhadap injury (cedera)
karena invasi mikroorganisma/partikel asing atau jejas
lain. Reaksi inflamasi menyebabkan elemen sistem imun
dikerahkan ke situs infeksi
Reaksi inflamasi meliputi :
1. Peningkatan suplai darah ke tempat infeksi.
2. Peningkatan permeabilitas kapiler darah karena
retraksi endotel kapiler darah  menyebabkan
molekul besar (protein serum) keluar menuju ke
tempat infeksi.
3. Leukosit terutama neutrofil dan monosit keluar dari
kapiler menuju ke situs infeksi karena chemotaksis.
Tanda-tanda inflamasi :
rubor  merah
tumor  bengkak
kalor  panas
dolor  sakit
 functio laesa (kehilangan fungsi) jaringan yang
terinfeksi.
Specific/acquired immunity
Imunitas yang didapat karena induksi & pemaparan
(exposure) pada substansi asing (antigen).
Sifat dasar imunitas spesifik
- menghasilkan “immune memory”  memberi respon
lebih efektif pada infeksi yang sama berikutnya 
prinsip dasar vaksinasi.
- menghasilkan respon yang fokus pada antigen yang
menginvasi tubuh dan mengeliminasinya 
meningkatkan kapasitas protektif innate immunity.
Imunitas spesifik diperankan oleh 2 sistem imun :
1. Imunitas humoral : dibawakan oleh molekul (protein)
serum yang mengenal dan mengeliminasi antigen
bebas (tidak terikat/bukan bagian) sel  disebut
antibodi  mengikat dan bereaksi dengan antigen
secara spesifik.
2. Imunitas seluler (cell mediated immunity) : dibawakan
oleh sel  limfosit T, mengenal antigen dipermukaan
sel atau antigen nonself dan menghancurkan sel yang
mengekspresikan antigen tsb.
Antibodi dan limfosit T spesifik dapat ditransfer secara
pasif ke individu yang belum imun (naive)
 imunisasi pasif.
Respon humoral dan seluler terhadap stimulasi antigen
mempunyai ciri/sifat yang mendasar (fundamental).
1. Specificity
Respon imun adalah spesifik terhadap antigen tertentu.
Antibodi atau limfosit dapat mengenal bagian dari
protein komplex atau molekul besar lainnya. Bagian
molekul yang dikenali antibodi atau limfosit secara
spesifik disebut determinan atau epitop.
2. Diversity
Tubuh manusia mempunyai sistem imun yang
berpotensi mengenal antigen di lingkungan hidupnya.
Limfosit yang mempunyai spesifisitas thd antigen di dlm
tubuh seluruhnya disebut “lymphocyte repertoire” 
diperkirakan dapat mendeferensiasi 109 determinan.
Bila suatu limfosit terinduksi antigen  limfosit akan
berproliferasi membentuk satu klon spesifik  “clonal
selection theory”.
3. Memory
Respon imun terhadap antigen akan meningkat
efektifitasnya apabila terpapar/bertemu antigen yang
sama untuk kedua kali dan seterusnya  disebut
“immunological momory” & diperankan oleh “memory
cells”.
4. Self limitation
Respon imun yang normal akan menurun dan
menghilang beberapa waktu setelah stimulasi dihentikan
5. Descrimination of self from nonself
Dapat membedakan antigen asing dari komponen
sendiri. Limfosit akan bereaksi terhadap stimulasi
antigen asing tetapi tidak memberi respon pada molekul
& komponen sendiri  toleransi imun (immune
tolerance).
Kegagalan toleransi imun pada komponen sendiri 
kelainan/penyakit autoimun  menimbulkan
konsekuensi patologi tertentu.
Organ-organ yang terlibat dalam sistem imun.
Organ-organ dalam sistem imun dibedakan menjadi 2
golongan berdasarkan fungsinya dlm sistem imun :
- organ limfoid primer (sentral).
- organ limfoid sekunder (periferal).
Limfosit imatur akan mengalami maturasi shg menjadi
matur didalam organ limfoid primer  menjadi sel
imunokompeten.
Pada mamalia organ limfoid primer adalah :
- sumsum tulang (bone marrow)  maturasi sel B
- timus  maturasi sel T
Organ limfoid sekunder  mengambil antigen dari
jaringan atau dari darah (sirkulasi) & memberi tempat sel
imunokompeten untuk berinteraksi secara efektif dengan
antigen.
Limfonodus mengkoleksi antigen dari cairan intraseluler
jaringan.
Lien (limpa/spleen) menyaring antigen dalam darah &
sirkulasi  sehingga dapat merespon infeksi sistemik.
Mucosa associated lymphoid tissue (MALT) pada traktus
respiratorius, digestivus, genitourinarius  (Peyer’s
patch, tonsil, adenoid) menangkap Ag yang masuk via
membran mukosa.
Sel-sel yang terlibat dalam sistem imun spesifik.
Semua sel dalam sistem imun (spesifik) berasal dari
“stem cells” yang pluripoten di dalam sumsum tulang
(bone marrow), berkembang melalui proses
hematopoeisis.
Terbagi dalam 2 jalur diferensiasi:
1. jalur mieloid  memproduksi fagosit dan sel-sel lain
2. jalur limfoid  memproduksi limfosit
Fagosit dibedakan menjadi 2 jenis :
- monosit  fagosit yang dapat meninggalkan sistem
vaskuler & berubah menjadi fagosit
jaringan  makrofag
- polimorfonukleus  neutrofil, basofil & eosinofil
Limfosit diproduksi dalam sumsum tulang, beredar
dalam sirkulasi dan sistem limfoid & menempati organ-
organ limfoid.
Limfosit berinteraksi & mengenal antigen melalui
reseptor antigen dipermukaan selnya.
Ada 2 macam limfosit : limfosit B & limfosit T 
dibedakan berdasarkan marka protein membran sel 
CD3 pada sel T ; CD11 pada sel B.
Limfosit B  diproduksi & berkembang dalam sumsum
tulang. Mempunyai reseptor antigen mol. Ab yang
terfiksasi membran sel pada Ch terminalnya. Bila sel B
naive kontak dengan Ag, sel B berproliferasi &
berdiferensiasi menjadi sel B memori yang mensekresi
Ab spesifik, disebut sel plasma.
Limfosit T
Berkembang dari stem cells dalam sumsum tulang,
bermigrasi ke dalam timus dan berdiferensiasi menjadi
sel T matur.
Sel T matur mengekspresikan “antigen binding protein”
dipermukaan selnya, disebut reseptor sel T (TCR) 
terdiri dari 2 protein subunit  atau , dihubungkan
oleh ikatan disulfida.
TCR mengenal Ag dipermukaan sel yang berasosiasi/
dipresentasikan molekul MHC (HLA).
Bila sel T naive kontak dengan Ag  sel T berproliferasi
& berdiferensiasi menjadi sel T memori dan sel efektor.
Subpopulasi sel T : Sel T helper (TH) & sel T sitotoksik
(TC)  dibedakan berdasarkan marka protein membran
sel  CD4 pada TH dan CD8 pada TC.
TH setelah kontak dengan Ag berubah menjadi efektor
yang mensekresi sitokin (limfokin)  mengaktifkan sel
B, TC , sel-sel fagosit dan efektor lainnya.
TC setelah kontak dengan Ag berubah menjadi efektor
yang memediasi reaksi sitotoksik  membunuh/melisis
sel yang mengekspresikan Ag :
- sel terinfeksi virus
- sel terinfeksi mikroorganisme intrasel
- sel tumor
- sel alograf
Antigen Precenting Cells (APC).
Sistem imun humoral & seluler diaktifkan oleh TH yang
mengenal Ag dipermukaan sel berasosiasi dengan
MHC.
Ag dipresentasikan oleh antigen presenting cells (APC)
 makrofag, limfosit B, sel-sel dendritik.
APC mengambil Ag dengan fagositosis atau endositosis
 mengekspresikannya kembali dalam bentuk fragmen
antigen yang berasosiasi dengan MHC (HLA).
Major Histocompatibility Complex (MHC)
Protein membran sel, diekspresikan oleh kelompok gen
(gene cluster) yang terangkai sempurna (tight linkage).
Produk MHC berperan penting dalam pengenalan Ag
antar sel dan diskriminasi self dari nonself 
menentukan kompatibilitas jaringan antar individu dalam
satu spesies  disebut transplantation antigen.
Pada sistem imun MHC berpengaruh pada kreasi
respon humoral dan seluler (cell mediated)  sel TH &
TC mengenal Ag yang berasosiasi dengan molekul MHC
 MHC menentukan repertoire (daftar) Ag yang dapat
direspon TH & TC  MHC berimplikasi pada
suseptibilitas thd penyakit & autoimun.
MHC adalah kumpulan gen (gene array); pada manusia
terletak pada khromosom 6 disebut kompleks HLA, pada
tikus terletak pada khromosom 17 disebut kompleks H2.
HLA mengkode 3 macam molekul : HLA klas I, klas II &
klas III.
HLA klas I dikode oleh regio A, B dan C
HLA klas II dikode oleh regio DP, DQ, DR
Setiap regio mempunyai alel yang sangat majemuk 
mempunyai variasi sangat besar, meskipun pada
saudara sekandung.
Molekul HLA klas I mempresentasikan Ag yang
dikenal TC  terdapat pada semua sel berinti.
Molekul HLA klas II mempresentasikan Ag yang dikenal
TH  terdapat pada antigen presenting cells (APC) 
makrofag, sel dendritik, limfosit B, dll.
Imunitas humoral
Diperankan oleh antibodi, protein yg tdpt dalam serum &
cairan tubuh mamalia  merupakan fraksi  globulin
disebut imunoglobulin (Ig)
Diproduksi dan disekresikan oleh limfosit B yang
distimulasi antigen (sensitized B lymphocytes)
sehingga berubah menjadi sel plasma.
Berfungsi sebagai efektor untuk mengikat antigen
yang bebas (tidak terikat atau merupakan bagian sel),
menetralkan atau mengeliminasinya dari dalam tubuh.
Molekul Ig.
Terdiri dari protein BM 150.000., disusun oleh 4 subunit:
2 rantai H (heavy chain) masing-masing berpasangan
dengan (2) rantai L (light chain). Setiap subunit
dihubungkan dengan pasangan (komplemennya) oleh
ikatan disulfida.
Terbagi atas:
domain V  bagian aminoterminal, bervariasi &
menentukan spesifisitas Ig terhadap Ag.
Bag. Ujung (aminoterminal) bermodifikasi
& berfungsi sebagai “antigen binding site”.
domain C  konstan, identik pada Ig sejenis.
Variasi molekul imunoglobulin :
Ditentukan oleh determinan pada molekul Ig, apabila
molekul Ig digunakan sebagai antigen (imunogen) untuk
menginduksi pembentukan anti Ig (antibodi).
1. Variasi isotip  ditentukan determinan isotip 
determinan pada domain Ch dan Cl yang membedakan
Ig dalam/antar spesies.
2. Variasi alotip  ditentukan oleh perbedaan as. amino
rantai H dan rantai L yang dikode oleh alel yang berbeda
 diekspresikan oleh individu dalam satu spesies.
3. Variasi idiotip – ditentukan oleh variasi Vh dan Vl yang
membentuk Ag binding site  menentukan
spesifisitas Ig terhadap Ag.
Ada 5 klas Ig pada semua spesies (isotip), ditentukan
oleh rantai H yang mengkonstruksinya
IgG – bagian terbesar Ig dalam serum normal, meliputi
70 – 75% total Ig. Terdistribusi intra dan
ekstravaskular. Antibodi dominan pada respon
imun sekunder, terutama sebagai anti-toxin.
IgM – meliputi 10% total Ig. Berbentuk pentamer,
terdistribusi intravaskular, Sebagai antibodi
predominan pada respon awal (“early response”)
infeksi mikroorganisme.
IgA – meliputi 15 – 20% total Ig. Berbentuk dimer
dilengkapi “secretory component”, disebut sIgA
Predominan pada sekret seromukosa spt saliva,
sekret tracheobronkhial, genitourinarius dll.
IgD – Kurang dari 1% total Ig. Imunoglobulin yg
terfiksasi pada membran sel limfosit B. Berfungsi
sbg Ag reseptor & menstimulasi deferensiasi sel B
menjadi sel plasma.
IgE – Mempunyai proporsi sangat kecil, berasosiasi
pada permukaan basofil dan sel mast. Berperan
pada imunitas thd parasit (helminthes) dan
penyakit hipersensitivitas spt asma.
Respon imun berlangsung dalam beberapa fase :
1. Fase kognitif  pengenalan antigen dengan
pengikatan (binding) antigen pada reseptor spesifik
di permukaan limfosit.
limfosit B  mengikat Ag pada Ig permukaan.
limfosit T  mengikat fragmen Ag – MHC (HLA)
pada TCR.
2. Fase aktifasi
- limfosit berproliferasi  expansi klonal dari limfosit
spesifik terhadap antigen tsb.
- limfosit berdiferensiasi
limfosit B  secreting cells (sel plasma) 
Ab mengikat Ag bebas (soluble Ag).
limfosit T  mediated killing
 mengaktifkan makrofag membunuh
mikroba intraseluler.
 melisis sel yang mengekspresikan Ag
asing atau Ag virus.
3. Fase efektor  eliminasi dan/atau netralisasi Ag.
Memerlukan partisipasi sel-sel nonlimfoid  secara
kolektif disebut sel-sel efektor.
Kompleks Ag-Ab difagosit sel-sel polimorfonukleus &
mononukleus (dlm sirkulasi).
~ mengaktifkan sistem komplemen utk melisis &
fagosit mikroorganisme.
Limfosit T tersensitasi mensekresi sitokin 
mengaktifkan sitolisis & fagositosis.
Kelainan / malfungsi sistem imun.
Sistem imun yang bekerja tidak normal  memberi
respon / reaksi tidak normal  menyebabkan
konsekuensi patologi tertentu pada individu ybs.
1. Reaksi hipersensitivitas  respon berlebihan 
reaksi alergi. Dipicu overproduksi IgE; kompleks
IgE-Ag mengaktifkan sel mast mengalami
degranulasi menghasilkan histamin  alergi.
2. Autoimun  mengenal komponen self sebagai Ag
asing.
Sistemik lupus erimatosus
Rematik  Rhematoid arthritis, Diabetes tipe I,
Rematik jantung.
3. Imunodefisiensi  sistem imun kehilangan
kapasitasnya mengenal dan mengeliminasi Ag.
Ex. Bayi lahir dengan kegagalan sintesis enzim
adenosin deaminase (ADA)  sistem imun gagal
bereaksi dengan hampir semua jenis Ag 
diisolasi dalam ruang steril  hanya dapat diatasi
dengan terapi gen.
Acquired immunodeficiency syndrome (AIDS) 
sel TH dirusak oleh infeksi HIV  immune
paralysis  suseptibel terhadap infeksi
mikroorganisme, virus dan maligna.
Thank You & Good Luck

More Related Content

Similar to Sistem imun.ppt

Makalah biologi tentang sistem imun dan rekayasa genetika
Makalah biologi tentang sistem imun dan rekayasa genetikaMakalah biologi tentang sistem imun dan rekayasa genetika
Makalah biologi tentang sistem imun dan rekayasa genetikaMJM Networks
 
Makalah biologi tentang sistem imun dan rekayasa genetika
Makalah biologi tentang sistem imun dan rekayasa genetikaMakalah biologi tentang sistem imun dan rekayasa genetika
Makalah biologi tentang sistem imun dan rekayasa genetikaMJM Networks
 
Makalah tekayasa genetika dan sistem imun
Makalah tekayasa genetika dan sistem imunMakalah tekayasa genetika dan sistem imun
Makalah tekayasa genetika dan sistem imunMJM Networks
 
ppt sistem imun copy.pptx
ppt sistem imun copy.pptxppt sistem imun copy.pptx
ppt sistem imun copy.pptxniki604469
 
07. Topik 3 Imunologi.pptx
07. Topik 3 Imunologi.pptx07. Topik 3 Imunologi.pptx
07. Topik 3 Imunologi.pptxYumasAyu
 
bahan ppt imunologi.pdf
bahan ppt imunologi.pdfbahan ppt imunologi.pdf
bahan ppt imunologi.pdftrirahmi1
 
Makalah anafilaktif
Makalah anafilaktifMakalah anafilaktif
Makalah anafilaktifWarnet Raha
 

Similar to Sistem imun.ppt (20)

Makalah imunoglobin lengkap
Makalah imunoglobin lengkapMakalah imunoglobin lengkap
Makalah imunoglobin lengkap
 
Makalah biologi tentang sistem imun dan rekayasa genetika
Makalah biologi tentang sistem imun dan rekayasa genetikaMakalah biologi tentang sistem imun dan rekayasa genetika
Makalah biologi tentang sistem imun dan rekayasa genetika
 
Makalah biologi tentang sistem imun dan rekayasa genetika
Makalah biologi tentang sistem imun dan rekayasa genetikaMakalah biologi tentang sistem imun dan rekayasa genetika
Makalah biologi tentang sistem imun dan rekayasa genetika
 
Makalah tekayasa genetika dan sistem imun
Makalah tekayasa genetika dan sistem imunMakalah tekayasa genetika dan sistem imun
Makalah tekayasa genetika dan sistem imun
 
Makalah imunologi (2)
Makalah imunologi (2)Makalah imunologi (2)
Makalah imunologi (2)
 
Makalah imunoglobin fitri andriani
Makalah imunoglobin fitri andrianiMakalah imunoglobin fitri andriani
Makalah imunoglobin fitri andriani
 
ppt sistem imun copy.pptx
ppt sistem imun copy.pptxppt sistem imun copy.pptx
ppt sistem imun copy.pptx
 
Makalah imunoglobin lengkap
Makalah imunoglobin lengkapMakalah imunoglobin lengkap
Makalah imunoglobin lengkap
 
07. Topik 3 Imunologi.pptx
07. Topik 3 Imunologi.pptx07. Topik 3 Imunologi.pptx
07. Topik 3 Imunologi.pptx
 
bahan ppt imunologi.pdf
bahan ppt imunologi.pdfbahan ppt imunologi.pdf
bahan ppt imunologi.pdf
 
SISTEM IMUN 1 .pptx
SISTEM IMUN 1 .pptxSISTEM IMUN 1 .pptx
SISTEM IMUN 1 .pptx
 
Power point
Power pointPower point
Power point
 
Makalah anafilaktif
Makalah anafilaktifMakalah anafilaktif
Makalah anafilaktif
 
Makalah anafilaktif
Makalah anafilaktifMakalah anafilaktif
Makalah anafilaktif
 
Makalah anafilaktif
Makalah anafilaktifMakalah anafilaktif
Makalah anafilaktif
 
Makalah anafilaktif
Makalah anafilaktifMakalah anafilaktif
Makalah anafilaktif
 
Makalah anafilaktif
Makalah anafilaktifMakalah anafilaktif
Makalah anafilaktif
 
Asuhan keperawatan pada sistem imunitas
Asuhan keperawatan pada sistem imunitasAsuhan keperawatan pada sistem imunitas
Asuhan keperawatan pada sistem imunitas
 
Sistem kekebalan tubuh
Sistem kekebalan tubuhSistem kekebalan tubuh
Sistem kekebalan tubuh
 
Makalah imunoglobin 7
Makalah imunoglobin 7Makalah imunoglobin 7
Makalah imunoglobin 7
 

Recently uploaded

PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 

Recently uploaded (20)

PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 

Sistem imun.ppt

  • 1. PRINSIP DASAR SISTEM IMUN OLEH : Purnomo Soeharso Departemen Biologi Medik FKUI
  • 2. Imunitas : Daya tahan tubuh untuk melawan penyakit  melawan infeksi. Semua sel dan molekul yang terlibat dalam imunitas tubuh, merupakan suatu kesatuan fungsional disebut : sistem imun. Tanggap (respon) terhadap substansi asing yang masuk ke dalam tubuh, secara kolektif disebut respon imun . Definisi spesifik : Imunitas adalah reaksi untuk melawan substansi asing yang masuk ke dalam tubuh seperti mikroorganisme (bakteri, virus, parasit) & molekul besar (protein, polisakharida). Reaksi yang terjadi meliputi reaksi seluler dan molekul.
  • 3. Manfaat imunologi untuk kesehatan / kedokteran 1. Sistem imun dapat dimanipulasi agar fungsi sistem imun dapat dikontrol untuk melawan penyakit. Manipulasi sistem imun dapat dilakukan dengan: - memanipulasi antigen asing yang masuk – vaksinasi - memanipulasi pertemuan substansi asing dengan sel/molekul sistem imun – imunoterapi. Contoh : vaksinasi terhadap smallpox oleh Edward Jenners (1758). Observasi Jenners  pemerah susu yang menderita smallpox setelah sembuh jarang/tidak pernah terkena smallpox untuk kedua kalinya.
  • 4. - Suntikkan cairan dari lesi cowpox ke anak umur 8 th beberapa minggu. - Setelah selesai, anak tersebut diinfeksi virus smallpox  tidak sakit (kebal terhadap smallpox). Metoda Jenners disebut vaksinasi (vaccine – dari sapi)  metoda vaksinasi dipakai secara luas untuk mengin- duksi imunitas terhadap bermacam-macam penyakit.
  • 5. 2. Reaksi imun in vitro dan in vivo dapat dimanfaatkan untuk : diagnosis & terapi penyakit infeksi dan/atau terpapar toksin. Contoh : antibodi terhadap virus/bakteri dalam darah dipakai sebagai indikator perkembangan penyakit. Antibodi terhadap toksin/bisa digunakan untuk mengobati penderita terpapar toksin/bisa i.e pasien digigit ular, dsb.
  • 6. Komponen imunitas tubuh : 1. Innate/natural immunity - imunitas yang sudah ada sejak fetus/dilahirkan. - bersifat nonspesifik  imunitas nonspesifik - berperan sebagai garis pertahanan pertama terhadap invasi substansi asing ke dalam tubuh. 2. Acquired/adaptive immunity - imunitas yang didapat - bersifat spesifik  imunitas spesifik - berkembang karena diinduksi/distimulasi oleh intervensi substansi asing yang masuk ke dalam tubuh. - substansi asing yg menginduksi imunitas spesifik disebut antigen.
  • 7. Elemen/struktur yang mendukung imunitas tubuh. Innate / natural immunity Adaptive/acquired immunity Resistensi Resistensi tidak berubah pada infeksi berikutnya Resistensi menjadi lebih baik pada infeksi berikutnya Soluble factors Lisozim, komplemen, interferon Antibodi Cells Epitel permukaan & mukosa, fagosit, sel NK Limfosit T
  • 8. Patogen (infectious agents) bila mengintervensi tubuh mula-mula akan berhadapan dengan elemen sistem imun natural (innate). Bila sistem imun natural dapat dirusak, patogen akan berhadapan dengan sistem imun adaptif  bereaksi secara spesifik untuk mengeliminasi & menghancurkan patogen. Sistem imun adaptif menghasilkan imun memory  memberi reaksi sejenis yang lebih baik pada infeksi/ intervensi patogen yang sama berikutnya.
  • 9. Elemen/unsur yang terlibat dalam innate immunity 1. Permukaan luar tubuh - epidermis kulit adalah barier efektif untuk mencegah penetrasi mikroorganisme. - mukosa nasofaring, saluran pencernaan, saluran pernafasan dan genitourinarius dilengkapi barier fisik (silia) dan kimia (enzim) untuk melawan/ mengham bat masuknya mikroorganisme. 2. Fagosit sel yang memfagosit mikroorganisme/partikel yang melewati epitel  sistem retikuloendotelial  diproduksi oleh sel-sel primordia (stem cells) dalam sumsum tulang: sel makrofag dlm jaringan netrofil & monosit dalam darah
  • 10. 3. Sel NK  leukosit yg dapat mengenali perubahan- perubahan permukaan sel yg diinfeksi virus  NK akan berkontak (bind) dan membunuh sel terinfeksi. 4. Soluble factors - interferon  protein diproduksi sel terinfeksi virus & limfosit  mengaktifkan sel NK & menginduksi resistensi sel yang berdekatan dg sel terinfeksi. - komplemen  protein serum aktifasi komplemen dpt menyelubungi bakteri shg menarik (ready) utk difagosit  opsonosasi. menyebabkan lisis membran sel bakteri  lytic pathway
  • 11. Inflamasi Adalah reaksi respon tubuh terhadap injury (cedera) karena invasi mikroorganisma/partikel asing atau jejas lain. Reaksi inflamasi menyebabkan elemen sistem imun dikerahkan ke situs infeksi Reaksi inflamasi meliputi : 1. Peningkatan suplai darah ke tempat infeksi. 2. Peningkatan permeabilitas kapiler darah karena retraksi endotel kapiler darah  menyebabkan molekul besar (protein serum) keluar menuju ke tempat infeksi. 3. Leukosit terutama neutrofil dan monosit keluar dari kapiler menuju ke situs infeksi karena chemotaksis.
  • 12. Tanda-tanda inflamasi : rubor  merah tumor  bengkak kalor  panas dolor  sakit  functio laesa (kehilangan fungsi) jaringan yang terinfeksi.
  • 13.
  • 14. Specific/acquired immunity Imunitas yang didapat karena induksi & pemaparan (exposure) pada substansi asing (antigen). Sifat dasar imunitas spesifik - menghasilkan “immune memory”  memberi respon lebih efektif pada infeksi yang sama berikutnya  prinsip dasar vaksinasi. - menghasilkan respon yang fokus pada antigen yang menginvasi tubuh dan mengeliminasinya  meningkatkan kapasitas protektif innate immunity.
  • 15. Imunitas spesifik diperankan oleh 2 sistem imun : 1. Imunitas humoral : dibawakan oleh molekul (protein) serum yang mengenal dan mengeliminasi antigen bebas (tidak terikat/bukan bagian) sel  disebut antibodi  mengikat dan bereaksi dengan antigen secara spesifik. 2. Imunitas seluler (cell mediated immunity) : dibawakan oleh sel  limfosit T, mengenal antigen dipermukaan sel atau antigen nonself dan menghancurkan sel yang mengekspresikan antigen tsb. Antibodi dan limfosit T spesifik dapat ditransfer secara pasif ke individu yang belum imun (naive)  imunisasi pasif.
  • 16. Respon humoral dan seluler terhadap stimulasi antigen mempunyai ciri/sifat yang mendasar (fundamental). 1. Specificity Respon imun adalah spesifik terhadap antigen tertentu. Antibodi atau limfosit dapat mengenal bagian dari protein komplex atau molekul besar lainnya. Bagian molekul yang dikenali antibodi atau limfosit secara spesifik disebut determinan atau epitop. 2. Diversity Tubuh manusia mempunyai sistem imun yang berpotensi mengenal antigen di lingkungan hidupnya. Limfosit yang mempunyai spesifisitas thd antigen di dlm tubuh seluruhnya disebut “lymphocyte repertoire”  diperkirakan dapat mendeferensiasi 109 determinan.
  • 17. Bila suatu limfosit terinduksi antigen  limfosit akan berproliferasi membentuk satu klon spesifik  “clonal selection theory”. 3. Memory Respon imun terhadap antigen akan meningkat efektifitasnya apabila terpapar/bertemu antigen yang sama untuk kedua kali dan seterusnya  disebut “immunological momory” & diperankan oleh “memory cells”. 4. Self limitation Respon imun yang normal akan menurun dan menghilang beberapa waktu setelah stimulasi dihentikan
  • 18. 5. Descrimination of self from nonself Dapat membedakan antigen asing dari komponen sendiri. Limfosit akan bereaksi terhadap stimulasi antigen asing tetapi tidak memberi respon pada molekul & komponen sendiri  toleransi imun (immune tolerance). Kegagalan toleransi imun pada komponen sendiri  kelainan/penyakit autoimun  menimbulkan konsekuensi patologi tertentu.
  • 19. Organ-organ yang terlibat dalam sistem imun. Organ-organ dalam sistem imun dibedakan menjadi 2 golongan berdasarkan fungsinya dlm sistem imun : - organ limfoid primer (sentral). - organ limfoid sekunder (periferal). Limfosit imatur akan mengalami maturasi shg menjadi matur didalam organ limfoid primer  menjadi sel imunokompeten. Pada mamalia organ limfoid primer adalah : - sumsum tulang (bone marrow)  maturasi sel B - timus  maturasi sel T
  • 20. Organ limfoid sekunder  mengambil antigen dari jaringan atau dari darah (sirkulasi) & memberi tempat sel imunokompeten untuk berinteraksi secara efektif dengan antigen. Limfonodus mengkoleksi antigen dari cairan intraseluler jaringan. Lien (limpa/spleen) menyaring antigen dalam darah & sirkulasi  sehingga dapat merespon infeksi sistemik. Mucosa associated lymphoid tissue (MALT) pada traktus respiratorius, digestivus, genitourinarius  (Peyer’s patch, tonsil, adenoid) menangkap Ag yang masuk via membran mukosa.
  • 21.
  • 22.
  • 23.
  • 24. Sel-sel yang terlibat dalam sistem imun spesifik. Semua sel dalam sistem imun (spesifik) berasal dari “stem cells” yang pluripoten di dalam sumsum tulang (bone marrow), berkembang melalui proses hematopoeisis. Terbagi dalam 2 jalur diferensiasi: 1. jalur mieloid  memproduksi fagosit dan sel-sel lain 2. jalur limfoid  memproduksi limfosit Fagosit dibedakan menjadi 2 jenis : - monosit  fagosit yang dapat meninggalkan sistem vaskuler & berubah menjadi fagosit jaringan  makrofag - polimorfonukleus  neutrofil, basofil & eosinofil
  • 25.
  • 26.
  • 27. Limfosit diproduksi dalam sumsum tulang, beredar dalam sirkulasi dan sistem limfoid & menempati organ- organ limfoid. Limfosit berinteraksi & mengenal antigen melalui reseptor antigen dipermukaan selnya. Ada 2 macam limfosit : limfosit B & limfosit T  dibedakan berdasarkan marka protein membran sel  CD3 pada sel T ; CD11 pada sel B. Limfosit B  diproduksi & berkembang dalam sumsum tulang. Mempunyai reseptor antigen mol. Ab yang terfiksasi membran sel pada Ch terminalnya. Bila sel B naive kontak dengan Ag, sel B berproliferasi & berdiferensiasi menjadi sel B memori yang mensekresi Ab spesifik, disebut sel plasma.
  • 28. Limfosit T Berkembang dari stem cells dalam sumsum tulang, bermigrasi ke dalam timus dan berdiferensiasi menjadi sel T matur. Sel T matur mengekspresikan “antigen binding protein” dipermukaan selnya, disebut reseptor sel T (TCR)  terdiri dari 2 protein subunit  atau , dihubungkan oleh ikatan disulfida. TCR mengenal Ag dipermukaan sel yang berasosiasi/ dipresentasikan molekul MHC (HLA). Bila sel T naive kontak dengan Ag  sel T berproliferasi & berdiferensiasi menjadi sel T memori dan sel efektor.
  • 29. Subpopulasi sel T : Sel T helper (TH) & sel T sitotoksik (TC)  dibedakan berdasarkan marka protein membran sel  CD4 pada TH dan CD8 pada TC. TH setelah kontak dengan Ag berubah menjadi efektor yang mensekresi sitokin (limfokin)  mengaktifkan sel B, TC , sel-sel fagosit dan efektor lainnya. TC setelah kontak dengan Ag berubah menjadi efektor yang memediasi reaksi sitotoksik  membunuh/melisis sel yang mengekspresikan Ag : - sel terinfeksi virus - sel terinfeksi mikroorganisme intrasel - sel tumor - sel alograf
  • 30.
  • 31. Antigen Precenting Cells (APC). Sistem imun humoral & seluler diaktifkan oleh TH yang mengenal Ag dipermukaan sel berasosiasi dengan MHC. Ag dipresentasikan oleh antigen presenting cells (APC)  makrofag, limfosit B, sel-sel dendritik. APC mengambil Ag dengan fagositosis atau endositosis  mengekspresikannya kembali dalam bentuk fragmen antigen yang berasosiasi dengan MHC (HLA).
  • 32.
  • 33. Major Histocompatibility Complex (MHC) Protein membran sel, diekspresikan oleh kelompok gen (gene cluster) yang terangkai sempurna (tight linkage). Produk MHC berperan penting dalam pengenalan Ag antar sel dan diskriminasi self dari nonself  menentukan kompatibilitas jaringan antar individu dalam satu spesies  disebut transplantation antigen. Pada sistem imun MHC berpengaruh pada kreasi respon humoral dan seluler (cell mediated)  sel TH & TC mengenal Ag yang berasosiasi dengan molekul MHC  MHC menentukan repertoire (daftar) Ag yang dapat direspon TH & TC  MHC berimplikasi pada suseptibilitas thd penyakit & autoimun.
  • 34. MHC adalah kumpulan gen (gene array); pada manusia terletak pada khromosom 6 disebut kompleks HLA, pada tikus terletak pada khromosom 17 disebut kompleks H2. HLA mengkode 3 macam molekul : HLA klas I, klas II & klas III. HLA klas I dikode oleh regio A, B dan C HLA klas II dikode oleh regio DP, DQ, DR Setiap regio mempunyai alel yang sangat majemuk  mempunyai variasi sangat besar, meskipun pada saudara sekandung.
  • 35.
  • 36.
  • 37. Molekul HLA klas I mempresentasikan Ag yang dikenal TC  terdapat pada semua sel berinti. Molekul HLA klas II mempresentasikan Ag yang dikenal TH  terdapat pada antigen presenting cells (APC)  makrofag, sel dendritik, limfosit B, dll.
  • 38.
  • 39.
  • 40.
  • 41.
  • 42. Imunitas humoral Diperankan oleh antibodi, protein yg tdpt dalam serum & cairan tubuh mamalia  merupakan fraksi  globulin disebut imunoglobulin (Ig) Diproduksi dan disekresikan oleh limfosit B yang distimulasi antigen (sensitized B lymphocytes) sehingga berubah menjadi sel plasma. Berfungsi sebagai efektor untuk mengikat antigen yang bebas (tidak terikat atau merupakan bagian sel), menetralkan atau mengeliminasinya dari dalam tubuh.
  • 43.
  • 44. Molekul Ig. Terdiri dari protein BM 150.000., disusun oleh 4 subunit: 2 rantai H (heavy chain) masing-masing berpasangan dengan (2) rantai L (light chain). Setiap subunit dihubungkan dengan pasangan (komplemennya) oleh ikatan disulfida. Terbagi atas: domain V  bagian aminoterminal, bervariasi & menentukan spesifisitas Ig terhadap Ag. Bag. Ujung (aminoterminal) bermodifikasi & berfungsi sebagai “antigen binding site”. domain C  konstan, identik pada Ig sejenis.
  • 45.
  • 46. Variasi molekul imunoglobulin : Ditentukan oleh determinan pada molekul Ig, apabila molekul Ig digunakan sebagai antigen (imunogen) untuk menginduksi pembentukan anti Ig (antibodi). 1. Variasi isotip  ditentukan determinan isotip  determinan pada domain Ch dan Cl yang membedakan Ig dalam/antar spesies. 2. Variasi alotip  ditentukan oleh perbedaan as. amino rantai H dan rantai L yang dikode oleh alel yang berbeda  diekspresikan oleh individu dalam satu spesies.
  • 47. 3. Variasi idiotip – ditentukan oleh variasi Vh dan Vl yang membentuk Ag binding site  menentukan spesifisitas Ig terhadap Ag.
  • 48.
  • 49.
  • 50. Ada 5 klas Ig pada semua spesies (isotip), ditentukan oleh rantai H yang mengkonstruksinya IgG – bagian terbesar Ig dalam serum normal, meliputi 70 – 75% total Ig. Terdistribusi intra dan ekstravaskular. Antibodi dominan pada respon imun sekunder, terutama sebagai anti-toxin. IgM – meliputi 10% total Ig. Berbentuk pentamer, terdistribusi intravaskular, Sebagai antibodi predominan pada respon awal (“early response”) infeksi mikroorganisme.
  • 51. IgA – meliputi 15 – 20% total Ig. Berbentuk dimer dilengkapi “secretory component”, disebut sIgA Predominan pada sekret seromukosa spt saliva, sekret tracheobronkhial, genitourinarius dll. IgD – Kurang dari 1% total Ig. Imunoglobulin yg terfiksasi pada membran sel limfosit B. Berfungsi sbg Ag reseptor & menstimulasi deferensiasi sel B menjadi sel plasma. IgE – Mempunyai proporsi sangat kecil, berasosiasi pada permukaan basofil dan sel mast. Berperan pada imunitas thd parasit (helminthes) dan penyakit hipersensitivitas spt asma.
  • 52. Respon imun berlangsung dalam beberapa fase : 1. Fase kognitif  pengenalan antigen dengan pengikatan (binding) antigen pada reseptor spesifik di permukaan limfosit. limfosit B  mengikat Ag pada Ig permukaan. limfosit T  mengikat fragmen Ag – MHC (HLA) pada TCR. 2. Fase aktifasi - limfosit berproliferasi  expansi klonal dari limfosit spesifik terhadap antigen tsb. - limfosit berdiferensiasi limfosit B  secreting cells (sel plasma)  Ab mengikat Ag bebas (soluble Ag).
  • 53. limfosit T  mediated killing  mengaktifkan makrofag membunuh mikroba intraseluler.  melisis sel yang mengekspresikan Ag asing atau Ag virus. 3. Fase efektor  eliminasi dan/atau netralisasi Ag. Memerlukan partisipasi sel-sel nonlimfoid  secara kolektif disebut sel-sel efektor. Kompleks Ag-Ab difagosit sel-sel polimorfonukleus & mononukleus (dlm sirkulasi). ~ mengaktifkan sistem komplemen utk melisis & fagosit mikroorganisme. Limfosit T tersensitasi mensekresi sitokin  mengaktifkan sitolisis & fagositosis.
  • 54. Kelainan / malfungsi sistem imun. Sistem imun yang bekerja tidak normal  memberi respon / reaksi tidak normal  menyebabkan konsekuensi patologi tertentu pada individu ybs. 1. Reaksi hipersensitivitas  respon berlebihan  reaksi alergi. Dipicu overproduksi IgE; kompleks IgE-Ag mengaktifkan sel mast mengalami degranulasi menghasilkan histamin  alergi. 2. Autoimun  mengenal komponen self sebagai Ag asing. Sistemik lupus erimatosus Rematik  Rhematoid arthritis, Diabetes tipe I, Rematik jantung.
  • 55. 3. Imunodefisiensi  sistem imun kehilangan kapasitasnya mengenal dan mengeliminasi Ag. Ex. Bayi lahir dengan kegagalan sintesis enzim adenosin deaminase (ADA)  sistem imun gagal bereaksi dengan hampir semua jenis Ag  diisolasi dalam ruang steril  hanya dapat diatasi dengan terapi gen. Acquired immunodeficiency syndrome (AIDS)  sel TH dirusak oleh infeksi HIV  immune paralysis  suseptibel terhadap infeksi mikroorganisme, virus dan maligna.
  • 56. Thank You & Good Luck