Perlawanan Rakyat Maluku – Pada masa penjajahan bangsa Belanda dahulu, tepatnya ketika VOC masih berjaya di tanah Nusantara ini, apakah Grameds tahu jika bangsa Indonesia banyak yang melakukan perlawanan? Yap, perlawanan ini banyak dilakukan oleh para rakyat Indonesia dari daerah yang berbeda-beda. Mulai dari Banten, Bali, Jawa, Kalimantan, hingga Maluku, semuanya bersatu-padu untuk melawan kesewenang-wenangan VOC yang membuat rakyat semakin sengsara.
Salah satu perlawanan rakyat yang patut diingat oleh generasi muda adalah Perlawanan Rakyat Maluku alias Perlawanan Pattimura. Tokoh pahlawan atas perlawanan rakyat ini sejatinya dapat Grameds lihat pada uang nominal seribu rupiah yang jelas menunjukkan bagaimana wajah dari Sang Kapitan Pattimura. Lalu, apa sih latar belakang dari terjadinya perlawanan rakyat Maluku ini? Bagaimana kronologi terjadinya perlawanan rakyat Maluku? Siapa saja tokoh-tokoh pahlawan di balik perlawanan rakyat ini?
3. PERLAWANAN RAKYAT MAKASSAR
LATAR BELAKANG
Kerajaan Goa merupakan salah satu kerajaan yang sangat
terkenal di Nusantara. Pusat pemerintahannya berada di
Somba Opu yang sekaligus menjadi pelabuhan Kerajaan Goa.
Somba Opu senantiasa terbuka untuk siapa saja.
4. PERLAWANAN RAKYAT MAKASSAR
Banyak para pedagang asing yang tinggal di kota
itu. Misalnya, orang Inggris, Denmark, Portugis, dan
Belanda. Mereka diizinkan membangun loji di kota
itu. Goa anti terhadap tindakan monopoli
perdagangan. Masyarakat Goa ingin hidup merdeka
dan bersahabat kepada siapa saja tanpa hak
istimewa.
6. Masyarakat Goa senantiasa berpegang pada prinsip hidup sesuai dengan
kata-kata “Tanahku terbuka bagi semua bangsa”, “Tuhan menciptakan
tanah dan laut; tanah dibagikannya untuk semua manusia dan laut adalah
milik bersama.” Dengan prinsip keterbukaan itu maka Goa cepat
berkembang.
Pelabuhan Somba Opu memiliki posisi yang strategis dalam jalur
perdagangan internasional. Pelabuhan Somba Opu telah berperan
sebagai bandar perdagangan tempat persinggahan kapal-kapal dagang
dari timur ke barat atau sebaliknya.
7. PROSES PERLAWANAN
Pertempuran pertama terjadi pada tahun 1633 dan pertempuran kedua
terjadi pada tahun 1654. Kedua pertempuran tersebut diawali dengan
perilaku VOC yang berusaha menghalang-halangi pedagang yang masuk
maupun keluar Pelabuhan Makasar. Dua kali upaya VOC tersebut
mengalami kegagalan karena pelaut Makasar memberikan perlawanan
sengit terhadap kompeni. Pertempuran ketiga terjadi tahun 1666 – 1667,
dimana perang ini adalah perang terbesar disaat itu.
Ketika nederland menyerbu Makasar, pasukan kompeni dibantu oleh
pasukan Raja Bone (Aru Palaka) dan Pasukan Kapten Yonker dari Ambon.
Pasukan angkatan laut VOC, yang dipimpin oleh Speelman, menyerang
pelabuhan Makasar dari laut, sedangkan pasukan Aru Palaka mendarat di
Bonthain dan berhasil mendorong suku Bugis agar melakukan
pemberontakan terhadap Sultan Hasanudin serta melakukan penyerbuan ke
Makasar.
8. Dengan melihat peran dan posisinya yang strategis, VOC berusaha
keras untuk dapat mengendalikan Goa dan menguasai pelabuhan
Somba Opu serta menerapkan monopoli perdagangan. Untuk itu
VOC harus dapat menundukkan Kerajaan Goa. Berbagai upaya
untuk melemahkan posisi Goa terus dilakukan.
Sebagai contoh, pada tahun 1634, VOC melakukan blokade
terhadap Pelabuhan Somba Opu, tetapi gagal karena perahu-perahu
Makasar yang berukuran kecil lebih lincah dan mudah bergerak di
antara pulau-pulau, yang ada. Kemudian kapal-kapal VOC merusak
dan menangkap kapal-kapal pribumi maupun kapal-kapal asing
lainnya.
9. VOC begitu bernafsu untuk segera dapat mengendalikan
kekuasaan di Goa. Oleh karena itu, pimpinan VOC, Gubernur
Jenderal Maetsuyker memutuskan untuk menyerang Goa.
Dikirimlah pasukan ekspedisi yang berkekuatan 21 kapal
dengan mengangkut 600 orang tentara. Mereka terdiri atas
tentara VOC, orang-orangAmbon dan juga orang-orang Bugis
di bawahAru Palaka. Tanggal 7 Juli 1667, meletus Perang Goa.
11. Tentara VOC dipimpin oleh Cornelis Janszoon
Spelman, diperkuat oleh pengikutAru Palaka dan
ditambah orangorang Ambon di bawah pimpinan
Jonker van Manipa. Kekuatan VOC ini menyerang
pasukan Goa dari berbagai penjuru. Beberapa
serangan VOC berhasil ditahan pasukan
Hasanuddin. Tetapi dengan pasukan gabungan
disertai peralatan senjata yang lebih lengkap, VOC
berhasil mendesak pasukan Hasanuddin.
12. Benteng pertahanan tentara Goa di Barombang dapat diduduki oleh pasukanAru
Palaka. Hal ini menandai kemenangan pihak VOC atas kerajaan Goa. Hasanuddin
kemudian dipaksa untuk menandatangani Perjanjian Bongaya pada tanggal 18
November 1667, yang isinya antara lain sebagai berikut.
1. Goa harus mengakui hak monopoli VOC
2. Semua orang Barat, kecuali Belanda harus meninggalkan wilayah Goa
3. Goa harus membayar biaya perang
Sultan Hasanuddin tidak ingin melaksanakan isi perjanjian itu, karena isi perjanjian
itu bertentangan dengan hati nurani dan semboyan masyarakat Goa atau Makasar.
Pada tahun 1668 Sultan Hasanuddin mencoba menggerakkan kekuatan rakyat
untuk kembali melawan kesewenang-wenangan VOC itu. Namun perlawanan ini
segera dapat dipadamkan oleh VOC.
Dengan sangat terpaksa Sultan Hasanuddin harus melaksanakan isi Perjanjian
Bongaya. Bahkan benteng pertahanan rakyat Goa jatuh dan diserahkan kepada
VOC. Benteng itu kemudian oleh Spelman diberi nama Benteng Rotterdam.
AKHIR PERANG
14. Perang ini terjadi pada tahun 1660-1670 ( sekitar 10 tahun) dan terjadi di makassar sulawesi
selatan dan pada saat itu pada kerajaan Gowa. Sebenaranya sedikit susah dalam menjelaskan
tentang perang makassar oleh beragam hal , karena sedikitnya data yang bisa diperoleh dan
kebeneranya pun masih dipertimbangkan keadannya. Perang makassar adalah perang terbesar
yang pernah ada dan terjadi diAsia Tenggara saat itu.
Perang makassar saat itu membuahkan dua hasil pengaruh besar dalam segi hukum
Internasional yaitu Perjanjian westphalia
Ada pengaruh perkembangan dari doktrin Hugo Grotius Eropa. Hampir dipastikan semua
negara terlibat pada perjanjian tersebut, dan salah satu hasilnya adalah diakuinya eksistensi
protestanisme di dalam tradisi kristen yang dianut beberapa negara seperti Belanda, Jerman,
Inggris , Perancis dll. di dalam deklarasi itu dikemukakan bahwa negara negara Eropa
dimanapun ia membawa koloni koloninya tidak boleh berperang, jika berperang maka akan
menerima sanksinya.
DAMPAK PERANG MAKASSAR
15. PERLAWANAN MALUKU TERHADAP VOC
Pada tahun 1605 belanda mulai memasuki wilayah maluku
dan berhasil merebut benteng portugis di ambon. Praktik
monopoli dengan sistem pelayaran hongi menimbulkan
kesengsaran rakyat. Pada tahun 1635 muncul perlawanan
rakyat maluku terhadap VOC di bawah pimpinan kakiali,
kapten hitu. Perlawanan segera meluas ke berbagai daerah.
Oleh karena kedudukan VOC terancam, maka gubernur
jederal van diemen dari batavia dua kali datang ke maluku
(1637 dan 1638) untuk menegakkan kekuasaan kompeni.
Untuk mematahkan perlawanan rakyat maluku, kompeni
menjanjikan akan memberikan hadiah besar kepada siapa
saja yang dapat membunuh kakiali.
16. Akhirnya seorang pengkhianat berhasil
membunuh Kakiali. Dengan gugurnya Kakiali,
untuk sementara Belanda berhasil
mematahkan perlawanan rakyat Maluku, sebab
setelah itu muncul lagi perlawanan sengit dari
orang-orang Hitu di bawah pimpinan
Telukabesi. Perlawanan ini baru dapat
dipadamkan pada tahun 1646. Pada tahun
1650 muncul perlawanan di Ambon yang
dipimpin oleh Saidi. Perlawanan meluas ke
daerah lain, seperti Seram, Maluku, dan
Saparua. Pihak Belanda agak terdesak,
kemudian minta bantuan ke Batavia
17. •
•
•
•
Pada bulan Juli 1655 bala bantuan datang di bawah pimpinan
Vlaming van Oasthoom dan terjadilah pertempuran sengit di
Howamohel.
Pasukan rakyat terdesak, Saidi tertangkap dan dihukum mati,
maka patahlah perlawanan rakyat Maluku. Sampai akhir abad ke-
17 tidak ada lagi perlawanan menentang VOC.
Pada akhir abad ke-18, muncul lagi perlawanan rakyat Maluku
di bawah pimpinan Sultan Jamaluddin, namun segera dapat
ditangkap dan diasingkan ke Sailan (Sri Langka).
Menjelang akhir abad ke-18 (1797) muncullah perlawanan
besar rakyat Maluku di bawah pimpinan Sultan Nuku dari Tidore.
Sultan Nuku berhasil merebut kembali Tidore dari tangan VOC.
Akan tetapi setelah Sultan Nuku meninggal (1805), VOC dapat
menguasai kembali wilayah Tidore.
19. KRONOLOGI TERJADINYA PERLAWANAN
MALUKU TERHADAP VOC
1. Pada tahun 1635 muncul perlawanan rakyat Maluku
terhadap VOC di bawah pimpinan Kakiali , Kapten Hitu
2 . Pada tahun 1646 muncul perlawanan rakyat Maluku
terhadap VOC di bawah pimpinan Telukabesi
3. Pada tahun 1650 muncul perlawanan di Ambon yang
dipimpin oleh Saidi.
4. Pada akhir abad ke-18, muncul lagi perlawanan rakyat
Maluku di bawah pimpinan Sultan Jamaluddin
20. 5. Tahun 1780 pasukan Patra Alam menyerang dan
mengepung tempat kediaman Sultan Nuku , namun Sultan
Nuku berhasil meloloskan diri dan menyingkir ke Halmahera
6. Menjelang akhir abad ke-18 (1797) muncullah perlawanan
besar rakyat Maluku di bawah pimpinan Sultan Nuku dari Tidore
7 . Perlawanan Pattimura(1817). Perlawanan Pattimura terjadi
di Saparua, yaitu sebuah kota kecil di dekat pulau Ambon.
21. LATAR BELAKANG
Sebab-sebab terjadinya perlawanan terhadap Belanda
adalah :
1.Rakyat Maluku menolak kehadiran Belanda karena
pengalaman mereka yang menderita dibawah VOC
2.Pemerintah Belanda menindas rakyat Maluku dengan
diberlakukannya kembali penyerahan wajib dan kerja wajib
3.Dikuasainya benteng Duursteide oleh pasukan Belanda
4.. Penduduk wajib kerja paksa untuk kepentingan Belanda
misalnya di perkebunan-perkebunan dan membuat garam.
5.Penyerahan wajib berupa ikan asin, dendeng dan kopi.
6.Banyak guru dan pegawai pemerintah diberhentikan dan
sekolah hanya dibuka di kota-kota besar saja.
22. 7.Jumlah pendeta dikurangi sehingga kegaitan menjalankan ibadah
menjadi terhalang.
8.Secara khusus yang menyebabkan kemarahan rakyat adalah
penolakan Residen Van den Berg terhadap tuntutan rakyat untuk
membayar harga perahu yang dipisah sesuai dengan harga
sebenarnya.Tahun 1817 rakyat Saparua mengadakan pertemuan dan
menyepakati untuk memilih Thomas Matulessy (Kapitan
Pattimura) untuk memimpin perlawanan. Keesokan harinya mereka
berhasil merebut benteng Duurstede di Saparua sehingga residen Van
den Berg tewas. Selain Pattimura tokoh lainnya adalah Paulus
Tiahahu dan puterinya Christina Martha Tiahahu . Anthoni Reoak ,
Phillip Lattumahina , Said Perintah dan lain-lain. Perlawanan juga
berkobar di pulau-pulau lain yaitu Hitu, Nusalaut dan Haruku penduduk
berusaha merebut benteng Zeeeland
9. Belanda memperkuat posisinya di Maluku
10. Belanda mendirikan benteng
11. Belanda melakukan monopoli perdagangan rempah –rempah
23. Perlawanan Rakyat Maluku
Kepulauan Maluku merupakan produsen utama rempah-rempah
dunia. Banyak pedagang Barat yang berusaha masuk dan menguasai
kawasan ini. Perlawanan rakyat pun terjadi di berbagai daerah.
a) Perlawanan Rakyat Ternate Tidore Kakiali memimpin rakyat
Ternate menghadang VOC pada tahun 1635. Perlawanan rakyat
Ternate terhadap VOC kembali terjadi pada tahun 1646 yang dipimpin
Telukabesi. Rakyat Ternate kembali berusaha menyerang VOC pada
tahun 1650 dipimpin Saidi, tetapi mengalami kegagalan. Sultan Nuku
dari Tidore juga memimpin perlawanan dan berhasil mengusir Belanda
dari Tidore.
24. b) Perlawanan Pattimura Perlawanan rakyat Maluku di
Saparua meletus pada bulan Mei 1817 dipimpin oleh
Thomas Mattulessy atau Kapitan Pattimura. Benteng
kompeni Duurstede di Saparua diserbu dan direbut
rakyat Maluku. Tokoh pejuang yang memimpin
perlawanan rakyat antara lain Anthony Rebok, Martha
Christina Tiahahu, Latumahina, Said Perintah, dan
Thomas Pattiwael. VOC kewalahan menghadapi
perlawanan Pattimura sehingga pada tahun 1817
mendatangkan pasukan kompeni dari Ambon yang
dipimpin Kapten Lisnet. Kapitan Pattimura tertangkap
dan dihukum mati pada tanggal 16 Desember 1817.
25. TOKOH – TOKOH PERLAWANAN
1. Kakiali
2. TelukaBesi
3. Saidi
4. Sultan Jamaludin
5. Sultan Nuku
6. PatraAlam
7. Kapten Pattimura
26. AKHIR PERLAWANAN RAKYAT MALUKU
Akibat penderitaan yang panjang rakyat menetang Belanda
dibawah pimpinan Thomas Matulesi atau Pattimura.
Tanggal 15 Mei 1817 rakyat Maluku mulai bergerak dengan
membakar perahu-perahu milik Belanda di pelabuhan Porto.
Selanjutnya rakyat menyerang penjara Duurstede. Residen Van
den Berg tewas tertembak dan benteng berhasil dikuasai oleh
rakyat Maluku.
Pada bulan Oktober 1817 pasukan Belanda dikerahkan secara
besar-besaran, Belanda berhasil menangkap Pattimura dan
kawan-kawan dan pada tanggal 16 Nopember 1817 Pattimura
dijatuhi hukuman mati ditiang gantungan, dan berakhir
perlawanan rakyat Maluku