'Pembunuh bayaran' berseragam itu bernama densus 88
IDENTITAS PEMUDA
1. 30/1/2014
Identitas Pemuda yang Hilang - Islampos
Identitas Pemuda yang Hilang
Senin 23 Zulhijjah 1434 / 28 October 2013 14:42
Oleh: Iis Nawati, Aktivis KALAM UPI, Bandung
“BERI Aku 10 pemuda, maka akan aku guncangkan dunia,” (Soekarno). Pemuda merupakan sebuah tonggak
perubahan bagi suatu negeri, generasi penerus yang akan melanjutkan sebuah peradaban dunia. Baik-buruknya
suatu negeri di masa depan tergantung pada kondisi pemuda saat ini. karena pemudalah yang akan menjadi
pemegang estafet peradaban di masa yang akan datang.
Pemuda memiliki potensi yang patut dibanggakan dalam setiap generasi. Kecerdasannya, semangat yang tinggi,
keidealitasan yang dimilikinya ditambah dengan pemikiran yang kritis serta kepeduliannya terhadap masyarakat
menjadi modal utama untuk membangun sebuah negara yang lebih maju. Namun apa jadinya nasib sebuah
negara jika kaum pemuda tidak lagi mampu diharapkan? Apa jadinya jika pemuda telah kehilangan identitasnya
sebagai penerus bangsa?
Faktanya, pemuda saat ini memang telah kehilangan identitasnya hingga pada titik nadir. Potensi-potensi yang
seharusnya dimiliki oleh pemuda saat ini tidaklah nampak kecuali hanya sedikit saja. Krisis sosial, krisis moral
serta arogansi yang tinggi inilah yang justru menjangkit pemuda saat ini. Kasus tawuran antar pelajar menjadi
sebuah daftar hitam yang tak kunjung selesai. Seperti yang telah diberitakan bulan lalu, tawuran anak sekolah
pecah di Jalan dr Cipto Semarang, Selasa (10/9) sore. Enam siswa diamankan di Mapolsek Gayamsari setelah
polisi berhasil membubarkan tawuran. (Suaramerdeka.com: 10/9/2013).
http://www.islampos.com/identitas-pemuda-yang-hilang-84409/
1/3
2. 30/1/2014
Identitas Pemuda yang Hilang - Islampos
Tidak hanya sebatas itu, seks bebas, minum-minuman keras, narkoba bahkan geng motor pun telah menjadi
sebuah siklus kehidupan pemuda saat ini. bahkan kasus pembunuhan yang dilakukan oleh pemuda pun kerap
kali terjadi. Kehidupan pun kini telah berubah menjadi hukum rimba yang amat mengerikan, yang kuat memangsa
yang lemah.
Tentu kita tidak ingin terus-menerus seperti ini. Siapakah kelak yang akan menggantikan bangsa jika keadaan
pemuda pun sudah tidak karuan seperti ini? Pemuda telah kehilangan identitasnya bahkan potensinya menjadi
lemah dan hancur akibat virus yang mengidap di negeri ini, yaitu virus kapitalisme. Kapitalismelah yang menjadi
biang kerok utama atas segala kerusakan yang terjadi pada kehidupan pemuda.
Virus Sekulerisme (pemisahan agama dari kehidupan) yang merupakan asas dari kapitalisme telah menjauhkan
para pemuda muslim dari pemahaman Islam yang sebenarnya. Pemuda muslim larut dalam buaian pemahaman
Barat yang rusak hingga membawa mereka pada kemerosotan moral yang sangat luar biasa. Pendikotomian nilai
agama (Islam) dalam pendidikan menjadi malapetaka besar.
Output-output pendidikan hanya menghasilkan orang-orang yang cerdas namun bermental buruk dan korup.
Pendidikan yang semakin mahal dan kurikulum yang dipadatkan menyebabkan pemuda (baca: mahasiswa)
mengubah arah orientasinya, pemuda kini dikejar “jam tayang”, ingin cepat lulus dan mendapatkan pekerjaan
untuk mengganti biaya pendidikan yang telah dikocorkan.
Sehingga pemuda tidak sempat lagi memikirkan keadaan sekitarnya lambat-laun tumpulah rasa empati dalam
dirinya hingga berubah menjadi pemuda yang apatis.
Kemudian kehidupan pun telah mengubah paradigma berpikir pemuda. Tontonan-tontonan hedonis menjadi
makanan sehari-hari, akibatnya pemuda menjadi konsumtif. Ditambah kehidupan yang berubah menjadi
individualis pun memperparah keadaan, pemuda menjadi sosok yang tidak mau lagi bergerak (baca:berubah),
tidak peduli dengan keadaan sekitar, bagaimana pun kondisinya selama dirinya sendiri tidak merasa dirugikan
maka akan tetap diam.
Itulah potret pemuda saat ini, ibarat sebuah fenomena gunung es, yang muncul dalam permukaan tentu lebih
sedikit dibandingkan dengan kenyataan yang ada. Namun adakah solusi yang tepat untuk merentaskan
permasalahan ini? jawabannya tentulah ada, yaitu Islam. Hanya Islamlah yang akan mampu mengembalikan
kembali identitas para pemuda muslim yang telah hilang ini.
Di dalam Islam, negara wajib menjaga atsmosfer keimanan dalam kehidupan bernegara. Dimana para pemuda
telah ditanamkan rasa keimanan dan serta ketakwaan kepada Allah. Rasulullah saw, bersabda dalam Hadits
Abdullah Bin Mas’ud r.a : “Tidak akan beranjak kaki anak Adam pada Hari Kiamat dari sisi Rabbnya sampai dia
ditanya tentang 5 (perkara) : Tentang umurnya dimana dia habiskan, tentang masa mudanya dimana dia
usangkan,” (HR. At-Tirmizi).
Inilah hadits yang ditanamkan pada setiap diri seorang pemuda muslim selain keimanan dan ketakwaan kepada
Allah. Maka tak heran jika mereka menjadi sosok-sosok yang begitu wara’ (hati-hati) dalam melakukan setiap
perbuatan karena mereka paham betul bahwa segala sesuatu tidak akan luput dari penglihatanNya.
Kemudian hal ini pun didukung dalam dunia pendidikan. Negara wajib mengintegrasikan ilmu agama Islam dalam
setiap mata pelajaran sehingga output-output yang dihasilkan pun tidak hanya cerdas dalam bidang akademik
http://www.islampos.com/identitas-pemuda-yang-hilang-84409/
2/3
3. 30/1/2014
Identitas Pemuda yang Hilang - Islampos
saja namun mumpuni dalam bidang agama, seperti halnya pendidikan Islam telah mampu melahirkan seorang
Imam yang terkenal, Imam Bukhari dan seorang ilmuwan yang termahsyur yaitu Ibnu Sina. Tentu saja hal ini pun
didukung pula dengan kehidupan negara yang Islami sehingga pemuda pun terhindar dari virus sekulerisme tadi.
Namun pertanyaannya mampukah kehidupan Islam di terapkan dalam keadaan seperti ini? tentu saja tidak.
Kehidupan Kapitalisme sampai kapan pun tidak akan pernah menciptakan kehidupan Islam yang kita idamidamkan. Jalan satu-satunya untuk menciptakan kehidupan Islam hanyalah dengan menerapkan Islam secara
total dalam setiap sendi kehidupan dan mengubur dalam-dalam kehidupan kapitalisme. Kehidupan Islam hanya
akan diterapkan pada suatu bingkai negara yang khas yang kita sebut sebagai negara Khilafah Rasyidah.
Wahai pemuda muslim! Sungguh Islamlah identitas kita. Hanya Islamlah yang akan memajukan potensi pada
setiap diri pemuda hingga ia mampu bermanfaat bagi umatnya. Hanya Islam yang akan menjadikan kita sebagai
generasi cemerlang. Maka dengan segala potensi yang kita miliki sebagai seorang pemuda, maka bergeraklah
melakukan sebuah perubahan dan melakukan sebuah transformasi perubahan untuk peradaban yang lebih
gemilang. []
http://www.islampos.com/identitas-pemuda-yang-hilang-84409/
3/3