1. DiabetesMelitusTipe2
Disusun oleh :
Sari Miftahul Jannah C014182066
Tri Retno Awaluddin C014182067
Ghaisani Humairah C015182068
Imanuella Pani Eka Putri C014182072
Nurdiana Sari C014182073
Muh. Fadli Kamaruddin C014182081
BAGIAN KEDOKTERAN KOMUNITAS DAN KEDOKTERAN PENCEGAHAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN
Supervisor :
Dr. dr. Sri Ramadhany, M.Kes
Drg. St. Maisarah, M.Kes
4. WHO (tahun 2016) 71% penyebab kematian di dunia penyakit tidak menular (PTM) yang membunuh 36 juta jiwa pertahun.
Latarbelakang
Sekitar 80% kematian tersebut terjadi di negara berpenghasilan
menengah dan rendah. Salah satu penyakit yang memberikan
dampak tersebut adalah Diabetes Melitus (DM).
Prevalensi
7. IdentitasPasien
Nama : Tn. H
Usia : 74 Tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Pendidikan : SLTA
Agama : Islam
Suku : Bugis
Pekerjaan : Pensiun
8. • Pasien didiagnosis menderita diabetes melitus (DM) sejak 16
tahun (2004) yang lalu. Pada awalnya pasien datang ke rumah
sakit Wahidin dengan keluhan lemas yang disertai dengan
adanya rasa cepat lapar, haus dan sering buang air kecil.
Kemudian oleh petugas kesehatan disarankan untuk melakukan
pemeriksaan glukosa darah. Dari pemeriksaan glukosa darah
(TTGO) pasien didapatkan hasilnya sangat tinggi, yaitu sekitar
280 mg/Dl dan GDP 200 mg/dL. Pasien kemudian didiagnosis
sebagai DM dan diberikan obat oleh dokter.
RiwayatPenyakitSekarang
9. • tahun kemudian (2005) ketika melakukan kontrol di puskesmas
dan dilakukan pemeriksaan tanda vital ditemukan tekanan darah
160/100 mmHg sehingga pasien kemudian didiagnosis sebagai
hipertensi. Saat ini pasien telah rutin mengkonsumsi obat yang
diberikan dokter.
RiwayatPenyakitSekarang
RiwayatPenyakitDahulu
• Riwayat penyakit lain disangkal oleh pasien.
10. RiwayatPenyakitKeluarga
• Terdapat riwayat penyakit yang sama dalam keluarga, yaitu ibu
dan 2 saudara laki-laki pasien, yang menderita Diabetes Melitus.
• Ibu pasien telah meninggal
• Saudara laki-lakinya yang satu meninggal karena komplikasi
ginjal dan yang satunya meninggal dengan diabetic foot
• Istri pasien didiagnosis DM pada tahun 2006 saat akan menjalani
operasi dan dilakukan pemeriksaan menyeluruh dan didapatkan
hasil glukosa darahnya 300 mg/dL. Kemudian tahun 2008 istri
pasien juga di diagnosis HT dengan tekanan darah 160/100
mmHg.
11. RiwayatSosio-Ekonomi
• Saat ini pasien tinggal bersama istri dan cucunya.
• Pasien juga sudah tidak bekerja
RiwayatKebiasaan
• Saat ini pasien tinggal bersama istri dan cucunya.
• Pasien juga sudah tidak bekerja
15. FamilyLifeCycle
SIKLUS KELUARGA
Menurut klasifikasi Duvall dan
Miller, keluarga ini berada pada
tahapan keenam dimana satu
persatu anak telah meninggalkan
keluarga (family launching young
adults)
Leaving
Home
Marriage
Families
with young
children
Families
with
adolescent
Launching
Children
Families in
later life
17. APGARScore
APGAR Keluarga
Hampir
selalu
(2)
Kadang-
kadang
(1)
Hampir tidak
pernah (0)
1. Saya merasa puas karena saya dapat meminta pertolongan kepada
keluarga saya ketika saya menghadapi permasalahan.
√
2. Saya merasa puas dengan cara keluarga saya membahas berbagai hal
dengan saya dan berbagi masalah dengan saya.
√
3. Saya merasa puas karena keluarga saya menerima dan mendukung
keinginan-keinginan saya untuk memulai kegiatan atau tujuan baru
dalam hidup saya.
√
4. Saya merasa puas dengan cara keluarga saya mengungkapkan kasih
sayang dan menanggapi perasaan-perasaan saya, seperti kemarahan,
kesedihan dan cinta.
√
5. Saya merasa puas dengan cara keluarga saya dan saya berbagi waktu
bersama.
√
Skor Total 8
18. DiagnosisHolistik
ASPEK I (PERSONAL)
• Alasan datang
Awalnya pasien merasa sering lemas dan
cepat lapar sehingga pasien pergi ke
rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan
dan didapatkan hasil glukosa darahnya
tinggi.
• Kekhawatiran
Keadaannya bertambah buruk dan dapat
menganggu aktivitasnya.
• Harapan
Penyakitnya dapat terkontrol dan tidak
menimbulkan komplikasi lain.
ASPEK II (KLINIS)
Pasien didiagnosis menderita Diabetes
Melitus tipe 2 (ICD.10-E11.8) dengan
Hipertensi (ICD-10 I.10) berdasarkan
gejala dan tanda klinis
19. DiagnosisHolistik
ASPEK III ( RISIKO INTERNAL)
Riwayat penyakit diabetes mellitus tipe
2 dalam keluarga
Belum memahami komplikasi dan
tatalaksana yang tepat untuk DM
Sering mengkonsumsi makanan manis
dan berlemak
Jarang melakukan aktivitas fisik seperti
olahraga
ASPEK IV (RISIKO EKSTERNAL)
Keluarga mendukung kondisi pasien namun
tidak memahami bahaya dan terapi yang
tepat dari DM
Sebagian besar anak pasien sudah tidak
tinggal bersama
Lingkungan sekitar dan kebiasaan keluarga
pasien sering mengkonsumsi makanan
berlemak
Jarang beraktivitas di luar rumah sejak
pandemi
20. DiagnosisHolistik
ASPEK IV (DERAJAT FUNGSIONAL)
Pasien masih mampu melakukan pekerjaan
ringan sehari-hari di dalam dan luar rumah
(skala fungsional derajat 2)
21. FamilySCREEM
(Social-Cultural-Religious-Educational-Economic-Medical)
ASPEK SCREEM Kekuatan Kelemahan
SOCIAL
-
Karena pandemic keluarga pasien
sudah jarang bersosialisasi dengan
tetangganya
CULTURAL Pasien dan keluarga bersuku bugis, memberikan
dukungan (tidak terlalu mempengaruhi status kesehatan
pasien saat ini).
-
RELIGIOUS Pasien dan keluarga beragama islam dan cukup taat
dalam beribadah -
EDUCATIONAL - -
ECONOMIC Semua anak pasien sudah bekerja dan sering mereka
memperhatikan orangtua mereka
Pasien dan Istrinya sudah pensiun
MEDICAL Jarak Puskesmas dengan rumah kira-kira 3-4 KM -
22. MandalaofHealth
CULTURE
COMM
UNITY
Lifestyle:
• Sering konsumsi makanan manis dan berlemak
• Jarang melakukan aktivitas fisik
• Riwayat merokok yang lama
Personal Behaviour:
• Higiene baik
• Sadar akan kondisinya namun
belum memahami mengenai
penyakitnya
Sick-care system:
Jarak rumah dan pelayanan
kesehatan cukup dekat
Human Biology:
Terdapat riwayat penyakit
yang sama dalam keluarga
Family
Keluarga mendukung
pasien namun kurang
memahami penyakit
pasien
Physical Environment
Lingkungan rumah bersih, ventilasi
dan penerangan cukup, sanitasi
baik
Work:
Penderita tidak bekerja
Psycho-Socio-Economict
• Hubungan pasien dengan keluarga
dan masyarakat baik
• Kodisi ekonimi mencukupi
BIOSPHERE
FAMILY
SPIRIT
BODY MIND
Tn. H dengan
glukosa darah
360 mg/dL dan
tekanan darah
160/100 mmHg
HUMAN-MADE ENVIRONMENT
23. Tatalaksana
NON MEDIKAMENTOSA
Edukasi tentang DM dan HT yang diderita pasien serta komplikasinya
Edukasi kepada pasien tentang obat-obatan yang dikonsumsi
Edukasi untuk rutin mengambil obat dan kontrol di Puskesmas
Anjurkan kepada pasien untuk melakukan pemantauan glukosa darah
mandiri
Konseling kepada pasien untuk melakukan pemantauan glukosa
darahnya setiap bulan, pemeriksaan profil lipid sedikitnya setahun
sekali dan pemeriksaan tekanan darah setiap kali kunjungan ke
poliklinik
Edukasi kepada pasien mengenai hipoglikemik seperti tanda, gejala,
pencegahan dan penanganannya
Edukasi kepada pasien untuk melakukan modifikasi gaya hidup
berupa penurunan berat badan dan pendekatan pola makan DASH
(Dietary Approach to Stop Hypertension) untuk mencegah perburukan
hipertensi.
MEDIKAMENTOSA
Insulin 1 x 1
Lantus 1 x 1
Rantil 1 x 1
25. Diabetes Melitus
Diabetes mellitus (DM) merupakan suatu kelompok
penyakit metabolic dengan karakteristik hiperglikemia
yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja
insulin atau keduanya
26. Terdapat riwayat keluarga dengan DM
IMT pasien (belum diketahui)
Pasien berjenis kelamin laki-laki
Usia (>45 tahun)
Jenis Kelamin (Perempuan > Laki-laki)
Riwayat Penyakit Keluarga
Penyakit Kardiovaskular
Obesitas
Merokok
FaktorRisiko
27. DiagnosisDiabetesMelitus
KELUHAN KLASIK DM:
Poliuria, Polidipsia, Polifagia Dan
Penurunan berat badan yang tidak dapat
dijelaskan sebabnya
KRITERIA DIAGNOSIS
DIABETES MELITUS
1.
2.
3.
4.
Pemeriksaan glukosa plasma puasa ≥126
mg/dL (puasa adalah kondisi tidak ada asupan
kalori minimal 8 jam), atau
Pemeriksaan glokosa plasma ≥200 mg/dL 2-jam
setelah Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO)
dengan beban glukosa 75 gram, atau
Pemeriksaan glukosa plasma sewaktu ≥200 mg/dL
dengan keluhan klasik, atau
Pemeriksaan HbA1c ≥6,5% dengan menggunakan
metode yang terstandarisasi oleh National
Glycohaemoglobin Standarization Program (NGSP)
Tn. H dinyatakan menderita Diabetes Melitus sejak
16 tahun yang lalu. Namun, dari hasil pemeriksaan
ditemukan gejala spesifik atau klasik DM dan kadar
glukosa darah (TTGO) 280mg/dL dan glukosa
darah puasa 200 mg/dL
28. KomplikasiDiabetesMelitus
Sistem saraf
sentral dan perifer Mata Sistem
kardiovaskuler
Penyakit oral Sistem
gastrointestinal Sistem genitalia
Kulit dan jaringan
lunak Ekstremitas
Gangguan
keseimbangan
metabolik dan
profil lipid
Hipertensi
30. 2004
Didiagnosis pertama kali sebagai DMT2
dari hasil pemeriksaan ditemukan gejala
spesifik atau klasik DM dan kadar glukosa
darah (TTGO) 280mg/dL dan glukosa
darah puasa 200 mg/dL lalu diberikan obat
oleh dokter
Pasien melakukan kontrol dan dilakukan
pemeriksaan tanda vital ditemukan tekanan
darah 160/100 mmHg sehingga pasien
kemudian didiagnosis sebagai hipertensi. Saat
ini pasien telah rutin mengkonsumsi obat yang
diberikan dokter.
2020
Pasien terakhir kali kontrol bulan
Agustus dan saat ini pengobatan rutin
dengan insulin, lantus dan rantil
2020
Faktor Risiko Internal
Pasien masih sering mengkonsumsi
makanan manis dan berlemak, serta
jarang berolahraga
Faktor Risiko
Eksternal
Pasien sudah tidak tinggal dengan enak-
anaknya dan hanya tinggal dengan istri dan
cucunya yang masih remaja
Di sini, keluarga pasien dimana keluarga
pasien tidak dapat memberikan dukungan
dan perhatian secara maksimal terhadap
kepatuhan berobat dan pola hidup sehat
KEMUNGKINAN PENYEBAB GLUKOSA DARAH PASIEN TIDAK MENGALAMI
PERBAIKAN
2005
4 pilar manajemen DM
1. Edukasi pasien dan keluarga
2. Terapi nutrisi medis (TNM)
3. Latihan fisik
4. Intervensi farmakologi
31. Tn. H (74 Tahun)
Kurangnya penerapan
perilaku hidup sehat
Tidak terkontrolnya glukosa
darah pasien
Jarang olahraga dan sering
konsumsi makanan manis
dan berlemak
Edukasi dan motivasi pasien mengenai DM
merupakan penyakit kronis sehingga
pentingnya kontrol dan kepatuhan
konsumsi obat
Edukasi dan motivasi untuk menerapkan
perilaku hidup sehat dengan berolahraga
dan diet yang sesuai untuk penderita DM
Edukasi pasien untuk rutin mengontrol
glukosa darah baik di pelayanan kesehatan
atau di rumah
PERAN DOKTER KELUARGA
DALAM TATALAKSANA DM
32. FAKTOR RISIKO EKSTERNAL
KELUARGA DAN LINGKUNGAN PASIEN
Pengaturan diet
PERAN KELUARGA DALAM
TATALAKSANA DM
Pengaturan latihan fisik
Pengaturaran konsumsi obat di
rumah
Pemantauan kadar glukosa darah
Deteksi dini komplikasi
1
2
3
4
5
APGAR SCORE
Tn. H (74 Tahun)
Kurangnya penerapan
perilaku hidup sehat
Tidak terkontrolnya glukosa
darah pasien
Jarang olahraga dan sering
konsumsi makanan manis
dan berlemak
33. Kesimpulan
• Diagnosis DM tipe 2 yang diderita oleh Tn. H didapatkan melalui
anamnesis, lalu dikonfirmasi dengan pemeriksaan GDP dan TTGO
• kondisi pasien masih tidak terkontrol terlepas dari kepatuhan pasien untuk
kontrol kesehatan di Puskesmas selama dua bulan terakhir
• Intervensi non farmakologis berupa terapi gizi dan aktivitas fisik memiliki
peran yang sangat besar dalam tatalaksana pasien dengan DM dan
hipertensi.
• masih diperlukan kesadaran pasien untuk mematuhi dan memperbaiki gaya
hidup serta dibutuhkan juga peran keluarga dalam proses pengobatan
sehingga kualitas hidup pasien tetap optimal dan mencegah pasien dari
komplikasi yang lebih berat.