Dokumen tersebut membahas tentang senyawa organik dan anorganik dalam tubuh manusia. Menguraikan perbedaan antara senyawa organik yang mengandung karbon dan hidrogen sebagai unsur utama, dengan senyawa anorganik yang terdiri dari berbagai unsur selain karbon dan hidrogen. Juga membahas tentang homeostatis untuk menjaga keseimbangan komposisi kimia tubuh, serta penggunaan bahan alam seperti kayu dan gelas dalam kehidupan sehari-h
1. Kegiatan Belajar 3.
Senyawa Organik dan Anorganik
Oleh : Eti Sulastri, S.Si.
MODUL 6.
KLASIFIKASI MATERI, SIFAT
DAN KEGUNAANNYA
2. Tubuh manusia tersusun dari senyawa organik
(dikenal dengan nama biomolekul) dan
senyawa anorganik (air dan mineral).
Maka, kita akan belajar :
1. Senyawa organik dan senyawa anorganik.
2. Tata nama senyawa organik dan anorganik.
3. Homeostatis senyawa organik atau anorganik
dalam tubuh manusia.
4. Pemanfaatan Bahan dalam Kehidupan Sehari-
hari
4. • Senyawa organik adalah senyawa molekuler
dengan kandungan utama dalam senyawa
tersebut adalah atom karbon dan atom
hidrogen
• Contoh senyawa organik yang ada dalam tubuh
manusia :
1. Glukosa (monosakarida),
2. Asam amino,
3. Lemak (gliseril tristearat).
Senyawa Organik
5. Gambar 3.1 Struktur Senyawa Glukosa, Asam Amino, dan Gliserol Tristearat
Sumber : file.upi.edu
Glukosa
6. Contoh senyawa organik :
1. Gula berbentuk kristal putih
2. Bensin merupakan campuran hidrokarbon tak berwarna,
mudah menguap, dan mudah terbakar. Bensin ada yang
disebut dengan bilangan oktan.
• Bilangan oktan suatu senyawa bensin ditentukan oleh
banyaknya kadar isooktana dalam bensin.
Gambar 3.2 Struktur senyawa gula dan isooktana
Sumber : Clayden, Greeves, Warren, & Wothers, 2000
7. 3. Alkohol dan Kokain
Adanya senyawa ini dalam tubuh menyebabkan
orang mengkonsumsinya merasa gembira
padahal efeknya sangat berbahaya bagi
kesehatan
Gambar 3.3 Struktur senyawa alkohol dan kokain
Sumber : Clayden, Greeves, Warren, & Wothers, 2000
9. Perbedaan Antara
Senyawa Organik dan Senyawa Anorganik
Sumber : Dalal, V.J, 2011
Aspek Senyawa Organik Senyawa Anorganik
Komposisi unsur
penyusunnya
Unsur utama penyusun
senyawa adalah C dan H.
Unsur lainnya adalah O, N, P,
S, dan halogen
Semua unsur dapat
membentuk senyawa
anorganik
Jenis ikatan kimia Ikatan kovalen Ikatan ionik
Titik didih/Titik Leleh Rendah Tinggi
Kelarutan dalam air Tidak larut Larut
Kelarutan dalam pelarut
organik
Larut Tidak larut
Daya hantar listrik Tidak dapat menghantarkan
arus listrik
Menghantarkan arus
listrik
Kemudahan bereaksi
dengan oksigen
Mudah terbakar Tidak mudah terbakar
Kemudahan menguap Mudah menguap Tidak mudah menguap
10. 2. Tata Nama Senyawa
Organik dan Senyawa
Anorganik.
11. Senyawa Organik
• Penentuan nama biasanya ditentukan
dari gugus fungsi yang diikat oleh
senyawa tersebut dan jumlah ikatan C di
dalamnya.
• Penanamaan seyawa organik ada yang
secara trivial (nama lazim) dan ada yang
berdasarkan nama IUPAC (International
Union of Pure and Applied Chemistry).
12. Contoh Penamaan Senyawa
• Secara trivial : glukosa
• Secara IUPAC :
2,3,4,5,6 pentahidroksiheksanal.
Karena jumlah atom C nya ada 6, gugus
fungsi yang ada dalam struktur tersebut
adalah -OH pada atom C nomor 2,3,4,5,6
dan -COH pada atom C nomor 1
Gambar 3.4 Struktur glukosa
Sumber : file.upi.edu
13. Senyawa Anorganik
• Senyawa Biner adalah senyawa yang tersusun atas dua
unsur dengan tata nama:
Nama Indeks Unsur 1 + Nama Unsur 1 + Nama
Indeks Unsur 2 + Nama unsur 2 + Ida
Catatan :
Indeks 1 (mono-) pada unsur nomor 1 tidak disebutkan.
Contoh:
HCl = Hidrogen Klorida
CO = Karbon Monoksida
CO2 = Karbon Dioksida
14. Senyawa Anorganik
• Senyawa Ion adalah senyawa yang terdiri atas kation (atom yang
melepaskan elektron) dan anion (atom yang menangkap elektron) dengan
tata nama:
Kation + Anion
Catatan :
• Untuk penamaan senyawa ion, kata ion tidak disebutkan.
• Nama-nama senyawa ion yang mempunyai lebih dari satu bilangan oksidasi dibedakan
dengan menuliskan biloksnya.
Contoh:
NaCl = natrium klorida
Ca3(PO4)2 = kalsium fosfat
Bukan: Kalsium (II) fosfat karena biloks Ca hanya ada 1 saja yaitu (+2).
Jadi, biloksnya tidak disebutkan. Tetapi pada FeCl2 = Besi (II) Klorida.
Karena biloksnya atau muatan ionnya ada dua yaitu +2 dan +3 jadi
harus dituliskan dalam angka romawi.
15. Tabel 3.2
Nama-Nama Kation dan Anion
Nama Beberapa Kation Nama Beberapa Anion
H+
: ion hidrogen
Na+
: ion Natrium
K+
: ion Kalium
Mg2+
: ion Magnesium
Ca2+
: ion Kalsium
Ba2+
: ion Barium
Al3+
: ion Aluminium
Sr2+
: ion Stronsium
Zn2+
: ion Seng
Ni2+
: ion Nikel
Ag+
: ion Perak
Pt4+
: ion Platina (IV)
NH4
+
: ion Amonium
Pb2+
: ion Timbal (II)
Pb4+
: ion Timbal (IV)
Fe2+
: ion Besi (II)
Fe3+
: ion Besi (III)
Hg+
: ion Raksa (I)
Hg2+
: ion Raksa (II)
Au+
: ion Emas (I)
Au3+
: ion Emas (III)
OH-
: ion Hidroksida
O2-
: ion Oksida
CO3
2-
: ion Karbonat
SiO3
2-
: ion Silikat
C2O4
2-
: ion Oksalat
F-
: ion Fluorida
Cl-
: ion Klorida
Br-
: ion Bromida
I-
: ion Iodida
CN-
: ion Sianida
SCN-
: ion tiosianat
NCS-
: ion isotiosianat
CH3COO-
: ion Asetat
HCOO-
; ion format
S2-
: ion Sulfida
SO3
2-
: ion Sulfit
SO4
2-
: ion Sulfat
S2O3
2-
: ion tiosulfat
S2O6
2-
: ion ditionat
S4O6
2-
: ion tetrationat
S O 2-
: ion pirosulfit
16. Lanjutan
Tabel 3.2
Nama-
Nama
Kation dan
Anion
Nama Beberapa Kation Nama Beberapa Anion
H+
: ion hidrogen
Na+
: ion Natrium
K+
: ion Kalium
Mg2+
: ion Magnesium
Ca2+
: ion Kalsium
Ba2+
: ion Barium
Al3+
: ion Aluminium
Sr2+
: ion Stronsium
Zn2+
: ion Seng
Ni2+
: ion Nikel
Ag+
: ion Perak
Pt4+
: ion Platina (IV)
NH4
+
: ion Amonium
Pb2+
: ion Timbal (II)
Pb4+
: ion Timbal (IV)
Fe2+
: ion Besi (II)
Fe3+
: ion Besi (III)
Hg+
: ion Raksa (I)
Hg2+
: ion Raksa (II)
Au+
: ion Emas (I)
Au3+
: ion Emas (III)
Cu+
: ion Tembaga (I)
Cu2+
: ion Tembaga (II)
Sn2+
: ion Timah (II)
Sn4+
: ion Timah (IV)
OH-
: ion Hidroksida
O2-
: ion Oksida
CO3
2-
: ion Karbonat
SiO3
2-
: ion Silikat
C2O4
2-
: ion Oksalat
F-
: ion Fluorida
Cl-
: ion Klorida
Br-
: ion Bromida
I-
: ion Iodida
CN-
: ion Sianida
SCN-
: ion tiosianat
NCS-
: ion isotiosianat
CH3COO-
: ion Asetat
HCOO-
; ion format
S2-
: ion Sulfida
SO3
2-
: ion Sulfit
SO4
2-
: ion Sulfat
S2O3
2-
: ion tiosulfat
S2O6
2-
: ion ditionat
S4O6
2-
: ion tetrationat
S2O5
2-
: ion pirosulfit
S2O7
2-
: ion pirosulfat
NO3
-
: ion Nitat
NO2
-
: ion Nitrit
PO3
3-
: ion Fosfit
PO4
3-
: ion Fosfat
SbO3
3-
: ion Antimonit
SbO4
3-
: ion Antimonat
ClO-
: ion Hipoklorit
ClO2
-
: ion Klorit
ClO3
-
: ion Klorat
ClO4
-
: ion Perklorat
MnO4
-
: ion Permanganat
MnO4
2-
: ion Manganat
AsO3
3-
: ion Arsenit
NH4
+
: ion Amonium
Pb2+
: ion Timbal (II)
Pb4+
: ion Timbal (IV)
Fe2+
: ion Besi (II)
Fe3+
: ion Besi (III)
Hg+
: ion Raksa (I)
Hg2+
: ion Raksa (II)
Au+
: ion Emas (I)
Au3+
: ion Emas (III)
Cu+
: ion Tembaga (I)
Cu2+
: ion Tembaga (II)
Sn2+
: ion Timah (II)
Sn4+
: ion Timah (IV)
CH3COO-
: ion Asetat
HCOO-
; ion format
S2-
: ion Sulfida
SO3
2-
: ion Sulfit
SO4
2-
: ion Sulfat
S2O3
2-
: ion tiosulfat
S2O6
2-
: ion ditionat
S4O6
2-
: ion tetrationat
S2O5
2-
: ion pirosulfit
S2O7
2-
: ion pirosulfat
NO3
-
: ion Nitat
NO2
-
: ion Nitrit
PO3
3-
: ion Fosfit
PO4
3-
: ion Fosfat
SbO3
3-
: ion Antimonit
SbO4
3-
: ion Antimonat
ClO-
: ion Hipoklorit
ClO2
-
: ion Klorit
ClO3
-
: ion Klorat
ClO4
-
: ion Perklorat
MnO4
-
: ion Permanganat
MnO4
2-
: ion Manganat
AsO3
3-
: ion Arsenit
AsO4
3-
: ion Arsenat
SnO2
2-
: ion Stannit
SnO3
2-
: ion Stannat
PbO2
2-
: ion Plumbit
PbO3
2-
: ion Plumbat
CrO4
2-
: ion Kromat
Cr2O7
2-
: ion Dikromat
18. Homeostatis
• Suatu keadaan dimana komposisi kimia dan fisiokimia
suatu organisme bernilai konstan atau setimbang
• Keseimbangan ionik dalam tubuh manusia antara
senyawa organik dan anorganik perlu dipertahankan.
19. Parameter-parameter yang
memengaruhi Homeostatis
• Parameter biologis :
temperatur tubuh, tekanan osmotik pada cairan, konsentrasi ion
hidrogen, kandungan protein dan gula, konsentrasi ion dan ratio
ion-ion aktif yang berhubungan dengan biologis dan sebagainya.
Parameter-parameter tersebut harus dalam keadaan
konstan sehingga untuk menjaganya diperlukan mineral
dalam tubuh manusia.
Zat anorganik dalam bentuk mineral merupakan zat yang
diperlukan oleh makhluk hidup di samping karbohidrat,
lemak, protein, dan vitamin.
20. Garam mineral
• Garam mineral yang merupakan senyawa anorganik ketika berada dalam
bentuk cairan sel, baik seluruhnya maupun sebagian berbentuk ion, yaitu
kation dan anion.
• Kation yang dibentuk dapat berupa kation logam seperti Na+, K+, Ca2+,
Mg2+, dll dan kation poliatomik seperti ion amonium (NH4
+) dan ion
hidronium (H3O+).
• Anion yang dibentuk merupakan residu asam contohnya Cl-,
HCO3
-, SO4
2-, H2PO4
- dan sebagainya.
• Pada kondisi normal seluruh cairan di dalam organisme
adalah elektrolit netral, dimana jumlah ion positif (kation)
equivalen dengan jumlah ion negatif (anion).
21. Contoh Distribusi Cairan Tubuh
pada Kompartemen Ekstraseluar dan Intraselular
Sumber : Tortora GJ and Derirckson, 2009
23. • Setiap bahan mempunyai sifat.
• Berdasarkan sifat-sifat tersebut bahan
digunakan sebagai bahan dasar suatu barang
atau benda.
• Benda-benda digunakan manusia untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya.
24. a. Bahan Kayu
• Kayu berasal dari bagian batang atau cabang serta ranting tumbuhan yang mengeras
akibat proses lignifikasi (pengayuan).
Komponen utama pada kayu adalah lignoselulosa dan senyawa ekstraktif.
Lignoselulosa terdiri dari selulosa, hemiselulosa, dan lignin, sedangkan senyawa ekstraktif
dapat berupa asam lemak, resin, lilin, dan terpena.
Gambar 3.9. Produk Berbahan Kayu
Sumber : http://tokopedia.com
25. b. Bahan Gelas
• Gelas adalah produk yang bersifat bening, tembus pandang, dengan
kekerasan yang cukup tetapi sangat rapuh dan mudah pecah menjadi
pecahan yang tajam.
Sifat-sifat unggul :
(1) kedap terhadap air, gas, bau-bauan dan
mikroorganisme;
(2) tidak bereaksi dengan bahan kimia;
(3) dapat didaur ulang;
(4) tembus pandang; dan
(5) kaku dan kuat
Gambar 3.9. Produk Berbahan Gelas
26. c. Bahan Plastik
• Plastik sintetis pertama kali ditemukan oleh Leo Hendrik Baekeland, seorang
ahli kimia berkebangsaan Belgia pada tahun 1907 dengan nama pertama
bakelit.
Berdasarkan struktur penyusun bakelit, dapat dilihat bahwa bakelit tersusun atas senyawa
organik golongan formaldehid (metanal) dan aromatik (fenol)
Gambar 3.11. Styroform dan struktur polistirena
27. d. Bahan Tanah Liat
• Keramik halus dibuat dengan bahan baku dari oksida-oksida
logam atau logam, seperti: oksida logam (Al O , ZrO , MgO, dan
lainnya).
• Keramik halus ini penggunaanya sebagai elemen pemanas,
semikonduktor, komponen turbin, dan pada bidang medis.
Gambar 3.13. Produk Berbahan Tanah Liat
28. e. Bahan Serat
• Serat biasanya dikaitkan dengan buah-buahan dan
sayuran.
• Serat juga digunakan sebagai bahan baku tekstil
(bahan pembuat pakaian) yang merupakan suatu
polimer.
Gambar 3.14. Produk Berbahan Serat
29. f. Bahan Karet
• Karet secara alami diperoleh dengan menyadap
(menyayat kulit pohon atau pada bagian kortek
tumbuhan) batang pohon karet untuk mendapatkan
getah kekuning-kuningan yang disebut dengan lateks.
• Karet alam adalah polimer isoprene (C5H8) yang
mempunyai bobot molekul yang besar
Sumber : http://mikirbae.com
30. Sifat Bahan Yang Harus
Dipelajari
1. Konduktivitas Panas
2. Konduktivitas Listrik
3. Elastisitas
4. Titik Leleh dan Titik Beku