SlideShare a Scribd company logo
1 of 8
1
PENGARUH SISTEM MANAJEMEN DAN KOMUNIKASI TERHADAP PENINGKATAN
OPTIMALISASI KINERJA GURU DI GUGUS SEKOLAH III PURWOSARI KABUPATEN
PASURUAN
Suaidah
Abstrak
Keberhasilan kepala sekolah dalam mengelola sekolah tidak akan terlepas dari kemampuannya dalam
melaksanakan fungsi dan peran sebagai kepala sekolah. Dengan kemampuan manajemen kepala sekolah yang
baik, maka guru juga meningkatkan kinerja dengan kinerja yang baik. Selain membentuk sistem manajemen
yang baik, kepala sekolah harus bisa memiliki kemampuan dalam komunikasi yang baik untuk dapat
menyampaikan, mengarahkan, membimbing, menjelaskan tujuan dan bekerja sama dengan guru. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa (1) terdapat pengaruh sistem manajemen terhadap peningkatan optimalisasi kinerja guru di
Gugus Sekolah III Purwosari Kabupaten Pasuruan, dilihat dari hasil uji t yaitu t-hitung yang dihasilkan sebesar
12,356 yang lebih besar dari t-tabel 1,997 dengan tingkat signifikan lebih kecil dari 5% yaitu 0,000. Besar
pengaruh yang dihasilkan dari sistem manajemen terhadap peningkatan optimalisasi kinerja guru adalah 70,90%;
(2) terdapat pengaruh secara signifikan sistem komunikasi terhadap peningkatan optimalisasi kinerja guru di
Gugus Sekolah III Purwosari Kabupaten Pasuruan, dilihat dari hasil uji t yaitu t-hitung yang dihasilkan sebesar
3,067 yang lebih besar dari t-tabel 1,997 dengan tingkat signifikan lebih kecil dari 5% yaitu 0,003. Besar
pengaruh yang dihasilkan dari etos kerja guru terhadap hasil belajar siswa adalah 13,87%; dan (3) terdapat
pengaruh secara simultan antara sistem manajemen dan komunikasi terhadap optimalisasi kinerja guru di Gugus
Sekolah III Purwosari Kabupaten Pasuruan, dilihat dari hasil uji F yaitu diperoleh F-hitung yang dihasilkan
sebesar 192,114 yang lebih besar dari F-tabel dengan nilai signifikasi 0,000 di bawah 5%. Besar pengaruh yang
dihasilkan dari sistem manajemen dan komunikasi terhadap optimalisasi kinerja guru adalah 84,30%.
Kata kunci: Sistem Manajemen, Sistem Komunikasi, Kinerja Guru
PENDAHULUAN
Guru merupakan salah satu bagian terpenting dalam
lembaga pendidikan. Kehadiran guru sebagai pengajar
sangat dinanti dalam proses pendidikan untuk
menghasilkan generasi penerus bangsa yang cemerlang,
bermoral serta menjadi kunci keberhasilan dari pelayanan
pendidikan di sekolah. Hal tersebut bisa dicermati dari
tugas utama dan fungsi guru sebagai pengajar. Tugas
pokok dan fungsi guru berdasarkan Permendikbud
Nomor 15 Tahun 2018 yang salah satunya antara lain
mendidik, membimbing dan melatih peserta didik
Kinerja seorang guru dapat dilihat dan diukur
berdasarkan spesifikasi atau kriteria kompetensi yang
harus dimiliki oleh setiap guru. Kinerja guru dapat
dikatakan baik apabila kerjanya berkualitas, jumlah atau
kuantitas pekerjaan yang dikerjakan serta ketepatan
waktu dalam mengerjakan pekerjaan tersebut, efektifitas
dalam menyelesaikan tugas, kemandirian guru dalam
melakukan kerjanya, serta komitmen kerja (Bernardin
dalam Robbins, 2016). Dalam meningkatkan kinerja guru
diperlukan optimalisasi terhadap kinerja guru untuk
mewujudkan kompetensi guru yang berkualitas dan baik.
Dengan kinerja guru yang optimal maka akan
memberikan dampak positif terhadap siswa dan lembaga
pendidikan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja menurut
Sedarmayanti dalam Hasibuan (2000:126) antara lain (1)
sikap mental (motivasi kerja, disiplin kerja, etika kerja);
(2) pendidikan; (3) keterampilan; (4) manajemen
kepemimpinan; (5) tingkat penghasilan; (6) gaji dan
kesehatan; (7) jaminan social; (8) iklim kerja; (9) sarana
pra sarana; (10) teknologi; (11) kesempatan berprestasi.
Mulyasa (2005:14) juga berpendapat bahwa ada beberapa
faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kinerja seseorang
salah satunya adalah manajemen atau gaya
kepemimpinan kepala sekolah yang diartikan bahwa
dengan hal yang berkaitan dengan sistemyang diterapkan
oleh pimpinan untuk mengelola dan memimpin serta
mengendalikan tenaga pendidikan. Berdasarkan pendapat
di atas, diketahui bahwa pengelolaan atau manajemen
seorang pemimpin yaitu kepala sekolah adalah hal yang
penting untuk dapat meningkatkan atau mengoptimalkan
kinerja guru. Penelitian yang dilakukan oleh Puspitasari
dkk. (2021) menunjukkan bahwa: (1) manajemen kepala
sekolah berpengaruh terhadap kinerja guru di SD Negeri
Kecamatan Tanjung Raja; (2) profesionalisme guru tidak
berpengaruh terhadap kinerja guru di SD Negeri
Kecamatan Tanjung Raja; (3) manajemen sekolah dan
profesionalisme guru secara bersama-sama tidak
berpengaruh terhadap kinerja guru di SD Negeri Tanjung
Raja.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut bahwa
manajemen yang dilakukan oleh kepala sekolah berperan
penting dalam mempengaruhi kinerja guru. hal ini di
karenakan kepala sekolah bertanggung jawab atas
manajemen pendidikan secara mikro, yang secara
2
langsung berkaitan dengan proses pembelajaran di
sekolah. Sebagaimana dikemukakan dalam pasal 12 ayat
1 PP 28 Th. 1990 bahwa kepala sekolah bertanggung
jawab atas penyelenggaraan kegiatan pendidikan,
administrasi sekolah, pembinaan tenaga kependidikan
lainnya, dan pendayagunan serta pemeliharaaan sarana
dan prasarana.
Keberhasilan kepala sekolah dalam mengelola
sekolah tidak akan terlepas dari kemampuannya dalam
melaksanakan fungsi dan peran sebagai kepala sekolah.
Dengan sistem manajemen yang baik yang diterapkan
oleh kepala sekolah akan mampu menjadi pendorong
motivasi guru untuk dapat berprestasi melakukan
pekerjaannya dengan baik. Dengan kemampuan
manajemen kepala sekolah yang baik, maka guru juga
meningkatkan kinerja dengan kinerja yang baik dan
apabila guru dapat berprestasi maka akan mempengaruhi
sistem belajar mengajar di kelas yang diharapkan dapat
menciptakan peserta didik yang berkualitas dan
kemudian akan meningkatkan kualitas sekolah. Lebih
lanjut Mulyasa (2006:103) berpendapat bahwasannya
seorang kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat
untuk memberdayakan tenaga kependidikan melalui kerja
sama atau kooperatif, memberi kesempatan kepada para
tenaga kependidikan untuk meningkatkan profesinya, dan
mendorong keterlibatan seluruh tenaga kependidikan
dalam berbagai kegiatan yang menunjang program
sekolah.
Kepala sekolah sebagai manajer mempunyai peran
yang menentukan dalam pengelolaan manajemen
sekolah, berhasil tidaknya tujuan sekolah dapat
dipengaruhi bagaimana kepala sekolah menjalankan
fungsi-fungsi manajemen. Fungsi-fungsi manajemen
tersebut menurut Terry dan Rue (2010) dapat dibagi
menjadi empat bagian yaitu planning (perencanaan),
organizing (pengorganisasian), actuating (pergerakan),
dan controlling (pengontrolan). Dalam rangka melakukan
peran dan fungsinya sebagai manajer, kepala sekolah
harus memiliki strategi yang tepat untuk memberdayakan
tenaga kependidikan melalui kerja sama atau kooperatif,
memberi kesempatan kepada para tenaga kependidikan
untuk meningkatkan profesinya, dan mendorong
keterlibatan seluruh tenaga kependidikan dalam berbagai
kegiatan yang menunjang progam sekolah (Mulyasa,
2013). Berdasarkan pernyataan Mulyasa, bahwa tugas
kepala sekolah sebagai manajer adalah memberikan
kesempatan kepada para guru untuk dapat meningkatkan
kemampuan profesinya yang akhirnya berfungsi untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran siswa.
Selain membentuk sistem manajemen yang baik,
kepala sekolah juga memerlukan kemampuan dalam
komunikasi yang baik, sebagaimana yang dijelaskan oleh
Prijosaksono dan Sembel (1999:45) bahwa kesuksesan
seorang manajer tidak akan pernah diperoleh tanpa
penguasaan keterampilan komunikasi yang efektif, sebab
tanpa keterampilan tersebut, seorang manajer tidak dapat
membangun sebuah teamwork yang solid. Menurut
Effendy (2006:5) komunikasi adalah proses penyampaian
suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk
memberi tahu atau mengubah sikap, pendapat, atau
perilaku, baik langsung secara lisan maupun tak langsung
melalui media.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat diketahui
bahwa jika suatu organisasi ingin berjalan dengan baik
maka harus memiliki sistem komunikasi yang baik
terutama kepala sekolah yang merupakan pemimpin di
sekolah. Komunikasi memegang peran penting dalam
suatu interaksi antara kepala sekolah dengan guru. Hal ini
sesuai dengan pernyataan Mulyasa (2007:13), yang
menjelaskan bahwa kepala sekolah sebagai pemimpin
(leader) dapat dilihat dari kepribadian, pengetahuan
terhadap tenaga kependidikan, visi dan misi sekolah,
kemampuan mengambil keputusan dan kemampuan
berkomunikasi. Berdasarkan hal tersebut membuktikan
bahwa peran kepala sekolah dalam memiliki
keterampilan komunikasi sangat merupakan hal yang
penting.
Selain kepala sekolah, guru juga harus memiliki
keterampilan dalam berkomunikasi dengan baik. Hal ini
digunakan untuk berinteraksi dengan teman sejawat
untuk bisa saling bertukar pikiran dan bekerja sama serta
yang paling penting guru juga harus dapat berkomunikasi
dengan para siswa. Keterampilan komunikasi guru
diperlukan untuk bisa menyampaikan materi dengan
mudah kepada siswa, selain itu guru juga bisa terbuka
dan berinteraksi dengan siswa, dengan sistem kedekatan
interaksi dengan siswa maka guru akan lebih mudah
dalam mengajar dan mendidik siswanya. Jalaluddin
(1996) menyebutkan bahwa komunikasi yang efektif
ditandai dengan adanya pengertian, dapat menimbulkan
kesenangan, mempengaruhi sikap, meningkatkan
hubungan sosial yang baik, dan pada akhirnya
menimbulkan suatu tindakan. Semakin efektif
komunikasi yang dibina di sekolah, maka semakin baik
pula kerjasama antar warga sekolah sehingga dapat
meningkatkan kinerja guru.
Sehubungan dengan penjelasan di atas, penelitian
yang dilakukan oleh Sumali (2019) menunjukkan bahwa
komunikasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap
guru dengan nilai korelasi sebesar 0,703 yang artinya
memiliki pengaruh yang kuat dengan koefisien
determinasi sebesar 49,4%. Peran komunikasi
diperlihatkan sebagai upaya dalam mempengaruhi untuk
memotivasi anggota organisasi dalam mewujudkan
tujuan yang telah direncanakan sebelumnya (Natajaya,
dkk., 2013). Tujuan komunikasi organisasi ialah
membangun rasa saling percaya dan bertukar fikiran serta
pengalaman yang mereka dapatkan untuk tujuan
memajukan organisasi tersebut sesuai rencana awal.
Berbagai pengalaman yang didapat anggota organisasi
tersebut dapat membawa iklim positif untuk saling
bertukar ide, fikiran, kritik dan saran yang membangun
organisasi tersebut (Fadilah, dkk., 2014).
METODE
Penelitian ini termasuk dalam penelitian kuantitatif
yang dilakukan untuk menguji pengaruh variabel X
(sistem manajemen dan komunikasi) terhadap Y
(optimalisasi kinerja guru). Sedangkan untuk
menganalisis pengaruh masing-masing variabel
3
menggunakan teknik analisis regresi linear berganda.
Instrumen yang digunakan yaitu lembar angket sistem
manajemen, sistem komunikasi, dan kinerja guru.
Penyebaran angket diberikan pada populasi guru di Gugus
Sekolah III Purwosari Kabupaten Pasuruan tahun ajaran
2021/2022 yaitu UPT Satuan Pendidikan SDN Sengon I,
UPT Satuan Pendidikan SDN Sengon II, UPT Satuan
Pendidikan SDN Sumbersuko I, UPT Satuan Pendidikan
SDN Sumbersuko II, UPT Satuan Pendidikan SDN
Pucangsari I, UPT Satuan Pendidikan SDN Pucangsari II,
UPT Satuan Pendidikan SDN Sukodermo, dan UPT
Satuan Pendidikan SDN Kayoman dengan total jumlah
guru sebanyak 72 orang pendidik.
Data yang diperoleh akan dianalisis dengan
menggunakan program IBM SPSS version 21.0 for
windows. Analisis statistik yang digunakan untuk analisis
data adalah uji instrument data yang meliputi uji validitas
(menggunakan signifikansi 5%) dan uji reliabilitas; uji
asumsi klasisk yang meliputi uji normalitas
(menggunakan signifikansi 5%), uji multikolinearitas
(menggunakan nilai Tolerance> 0,1 atau nilai VIF yang
dihasilkan < 10), dan uji heteroskedastisitas
(menggunakan signifikansi 5%); dan analisis regresi linier
berganda. Sedangkan untuk uji hipotesis dilakukan
dengan uji t yang berfungsi untuk menguji signifikan
pengaruh secara parsial pengaruh sistem manajemen dan
komunikasi terhadap peningkatan optimalisasi kinerja
guru dan uji F yang berfungsiuntukmengetahui pengaruh
secara bersama-sama terhadap variabel dependen.
HASIL PENELITIAN
Pada uji normalitas nilai hitung dari uji Kolmogorov
Smirnov adalah 0,968 dengan tingkat signifikansi lebih
besar dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa data
berdistribusi normal. Berdasarkan pengujian untuk
variabel sistem manajemen diperoleh nilai t-hitung
sebesar 12,356; sedangkan nilai t-tabel adalah sebesar
1,997 yang artinya t-hitung lebih besar dari t-tabel. Pada
pengujian untuk variabel sistem komunikasi diperoleh
nilai t-hitung sebesar 3,067; sedangkan nilai t-tabel
adalah sebesar 1,997 yang artinya t-hitung lebih besar
dari t-tabel; sehingga dapat disimpulkan bahwa sistem
manajemen (X1) dan komunikasi (X2) secara parsial dapat
berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru. Pada uji
regresi linier berganda didapatkan koefisien regresi pada
konstanta sebesar 3,670; koefisien sistem manajemen
sebesar 0,827 dan koefisien regresi pada variabel sistem
komunikasi sebesar 0,178. Sehingga didapatkan
persamaan regresi sebagai berikut:
Y= 3,670 + 0,827 X1 + 0,178 X2
Penentuan variabel yang lebih dominan dalam
mempengaruhi kinerja guru dapat dilihat dari nilai
Unstandardized Coefficients Beta atau koefisien yang
lebih besar. Jika dibandingkan antara variabel sistem
manajemen dan komunikasi, berdasarkan nilai yang
diperoleh dari nilai Unstandardized Coefficients Beta
koefisien sistem manajemen sebesar 0,827 dan koefisien
regresi pada variabel sistem komunikasi sebesar 0,178,
sehingga yang memberikan pengaruh lebih besar
terhadap kinerja guru adalah variabel sistemmanajemen.
Pada uji F didapatkan nilai F hitung yang sebesar
192,114 dengan nilai signifikansi p= 0,000 lebih kecil
dari 5%. Sehingga dapat dijelaskan bahwa terdapat
pengaruh secara simultan antara sistem manajemen dan
komunikasi terhadap peningkatan optimalisasi kinerja
guru. Besarnya pengaruh variabel model keterampilan
manajerial dan keterampilan sosial kepala sekolah
terhadap profesionalisme guru dapat dilihat dari koefisien
determinasi (R-square) sebesar 0,848 menunjukkan
bahwa sistem manajemen dan komunikasi memberikan
pengaruh terhadap peningkatan optimalisasi kinerja guru
sebesar 84,30% sedangkan sisanya 15,70% dipengaruhi
oleh faktor-faktor lain selain variabel sistem manajemen
dan komunikasi.
PEMBAHASAN
Hasil analisis pada penelitian ini menunjukkan
bahwa variabel sistem manajemen memberikan pengaruh
positif yang signifikan terhadap kinerja guru di Gugus
Sekolah III Purwosari Kabupaten Pasuruan. Kondisi
tersebut mengindikasikan bahwa semakin baik sistem
manajemen kepala sekolah, maka kinerja guru juga akan
semakin baik atau meningkat. Nilai t-hitung pada
variabel sistem manajemen (X1) adalah sebesar 12,356;
lebih besar dari nilai t-tabel sebesar 1,997 dengan tingkat
signifikansi 0,000 kurang dari 5% yang berarti sistem
manajemen (X1) secara parsial berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja guru (Y).
Berdasarkan hasil uji Sumbangan Relatif (SR) dan
Sumbangan Efektif (SE) menunjukkan bahwa besarnya
pengaruh sistem manajemen (X1) terhadap kinerja guru
(Y) adalah sebesar 70,9%. Sehingga hipotesis ada
pengaruh sistem manajemen terhadap kinerja guru dapat
diterima. Dari hasil uji hipotesis menunjukkan nilai
signifikansi variabel kompetensi guru lebih kecil dari
0,05 yaitu 0,000; yang berarti H0 ditolak dan Ha diterima
yang artinya ada pengaruh positif yang signifikan dari
sistemmanajemen (X1) terhadap hasil kinerja guru (Y).
Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh El-Faradis (2016) yang menunjukkan bahwa
terdapat pengaruh kompetensi manajerial terhadap
kinerja guru. Besar pengaruh kompetensi manajerial
kepala sekolah dan motivasi kerja terhadap kinerja guru
adalah sebesar 65,7% dan sisanya dipengaruh oleh
variable lain. Penelitian yang dilakukan oleh Fauziah
(2018) juga menunjukkan bahwa terdapat pengaruh
positif dan signifikan manajemen berbasis sekolah
terhadap kinerja guru. Berdasarkan hasil-hasil penelitian
tersebut menunjukkan bahwa pentingnya peran, fungsi
dan tugas kepala sekolah dalam memanajemen sekolah.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa manajemen
kepemimpinan kepala sekolah mempunyai pengaruh
positif dan signifikan terhadap kinerja guru. Keberhasilan
pendidikan di sekolah sangat ditentukan oleh
keberhasilan kepala sekolah dalam mengelola
4
(memanajemen) tenaga kependidikan dan sumber daya
yang tersedia di sekolah. Kepala sekolah merupakan
salah satu komponen pendidikan yang berpengaruh
dalam meningkatkan kinerja guru (Rachmawati,
2013:20). Sebagaimana menurut Supardi (2016:50)
bahwa salah satu faktor yang dapat berpengaruh terhadap
kinerja guru adalah perilaku manajemen. Perilaku
manajemen di sini berhubungan dengan bagaimana
seorang manajer mengelola lembaga yang dipimpinnya.
Dalam hal ini seorang manajer mempunyai peran yang
menentukan dalam pengelolaan sekolah, berhasil
tidaknya tujuan sekolah dapat mempengaruhi bagaimana
kepala sekolah menjalankan fungsi-fungsi manajemen.
Fungsi-fungsi manajemen tersebut adalah perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan (Terry
dan Rue, 2010:9).
Selain keterampilan manajerial, juga diperlukan
keterampilan sosial untuk dapat meningkatkan
profesionalisme guru. Dalam Standar Nasional
Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat (3) butir d
dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi
social adalah kemampuan guru sebagai bagian dari
masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara
efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga
kependidikan, orang tua/wali peserte didik, dan
masyarakat sekitar. Keterampilan hubungan manusia
dalam organisasi pendidikan adalah kemapuan kepala
sekolah untuk bekerja sama, berkomunikasi dengan
personel sekolah dalam rangka menciptakan suasana
saling percaya terhadap program sekolah dan dapat
memberikan motivasi untuk meningkatkan unjuk kerja
guru dan profesionalisme guru.
Berdasarkan hasil uji spss pada penelitian ini juga
menunjukkan bahwa variabel sistem komunikasi
memberikan pengaruh positif dan signifikan terhadap
kinerja guru di Gugus Sekolah III Purwosari Kabupaten
Pasuruan. Kondisi tersebut mengindikasikan bahwa
semakin baik sistem komunikasi, maka kinerja guru juga
akan semakin baik atau meningkat. Nilai t-hitung pada
variabel sistem komunikasi (X2) adalah sebesar 3,067;
lebih besar dari nilai t-tabel sebesar 1,997 dengan tingkat
signifikansi 0,003 kurang dari 5% yang berarti sistem
komunikasi (X2) secara parsial berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja guru (Y).
Berdasarkan hasil uji Sumbangan Relatif (SR) dan
Sumbangan Efektif (SE) menunjukkan bahwa besarnya
pengaruh sistem komunikasi (X2) terhadap kinerja guru
(Y) adalah sebesar 13,87%. Sehingga hipotesis ada
pengaruh sistem komunikasi terhadap kinerja guru dapat
diterima. Dari hasil uji hipotesis menunjukkan nilai
signifikansi variabel sistem komunikasi lebih kecil dari
0,05 yaitu 0,003; yang berarti H0 ditolak dan Ha diterima
yang artinya ada pengaruh positif yang signifikan dari
sistemkomunikasi (X2) terhadap hasil kinerja guru (Y).
Berdasarkan hasil pengambilan data dari
penyebaran angket diketahui bahwa sistem komunikasi
yang terjadi di Gugus Sekolah III Purwosari Kabupaten
Pasuruan dapat dikatakan sudah cukup baik. Komunikasi
vertikal seperti komunikasi ke bawah (dari kepala
sekolah ke guru), komunikasi ke atas (dari guru ke kepala
sekolah); komunikasi horizontal (komunikasi antar guru)
semuanya dapat berjalan dengan baik. Hal ini penting
karena jika hanya salah satu saja yang baik maka sistem
sekolah tidak akan bisa berjalan secara maksimal
sehingga tujuan tidak dapat tercapai. Komunikasi vertical
(komunikasi ke bawah) yaitu komunikasi ke bawah
dilakukan oleh kepala sekolah seperti kepala sekolah
dalam menyampaikan informasi, dijelaskan dengan
bahasa yang mudah dipahami, jelas dan tidak ambigu;
memberikan penjelasan dan pengarahan kepada guru
tentang pekerjaan yang harus dilakukan dengan bahasa
yang mudah dipahami; memberikan motivasi kepada
guru untuk meningkatkan kemampuan mengajar dan
kinerja; melakukan evaluasi; dan memberikan umpan
balik atas pekerjaan yang dilakukan oleh guru. Hal ini
sesuai dengan penjelasan Moedjono (2002:170-171)
menjelaskan bahwa komunikasi bagi seorang pemimpin
memiliki beberapa peran antara lain pimpinan dalam
berkomunikasi mampu melibatkan anggota organisasinya
dalam pengambilan keputusan, bertindak sebagai seorang
penyalur yang komunikatif untuk menyertakan anggota
dalam kegiatan organisasi, bertanggung jawab untuk
memudahkan koordinasi organisasi internal dan
mendapatkan kerjasama yang baik, harus memiliki
kepiawaian di dalam melakukan komunikasi, baik
komunikasi verbal dan non verbal, dalam berkomunikasi
pimpinan harus selalu memberikan dukungan dan
motivasi kepada karyawannya agar tercapai tujuan
bersama.
Komunikasi vertical (komunikasi ke atas) yaitu
komunikasi ke atas dilakukan guru ketika berkomunikasi
kepada kepala sekolah yakni seperti menyampaikan
informasi mengenai perkembangan dan permasalahan
peserta didik, menyampaikan kritik, atau saran dan
pendapat kepada kepala sekolah dengan bahasa yang
sopan, berkonsultasi atau bertukar pendapat dengan
kepala sekolah tentang pekerjaan, melaporkan
perencanaan pembelajaran kepada kepala sekolah.
Komunikasi horizontal yang dilakukan oleh antar guru di
Gugus Sekolah III Purwosari Kabupaten Pasuruan yakni
seperti terjalin kerjasama dan saling tolong menolong jika
ada masalah atau dalam menyelesaikan permasalahan,
bertukar informasi dengan guru lain baik mengenai
informasi perkembangan pendidikan, peserta didik
ataupun kemampuan, bertukar pikiran atau pendapat
dalam rangka perkembangan peserta didik, saling
membantu terkait tugas yang kurang dimengerti ataupun
saling bekerja sama mengatasi siswa yang bermasalah.
Menurut Pace dan Faules (2013:195), fungsi komunikasi
horizontal antara lain untuk mengkoordinasikan
penugasan kerja; berbagi informasi mengenai rencana
dan kegiatan; untuk memecahkan masalah; untuk
memperoleh pemahaman bersama; untuk mendamaikan,
berunding, dan menengahi perbedaan; untuk
menumbuhkan dukungan antar persona. Sehingga, dalam
prakteknya, bentuk komunikasi horizontal dapat
dikategorikan sebagai kerja sama, konsultasi, rapat kerja,
kritik dan saran, motivasi.
Selain itu komunikasi yang berjalan di Gugus
Sekolah III Purwosari Kabupaten Pasuruan juga berjalan
secara terbuka seperti tidak adanya rasa canggung antara
guru dan kepala sekolah, kepala sekolah mau menerima
5
kritik dan saran yang disampaikan oleh guru, transparan,
dan saling terbuka. Komunikasi juga berjalan setara dan
saling mendukung seperti kepala sekolah dapat bersikap
lapang dada jika keputusannya kurang disetujui oleh guru
begitupun sebaliknya, guru dapat berlapang dada ketika
pendapat atau sarannya tidak terpilih, saling menghargai
pendapat dan mendengarkan pendapat orang lain. Hal ini
sesuai dengan penjelasan Devito (1997:259) bahwa
komunikasi interpersonal dalam pandangan Humanistic
mengandung unsur-unsur seperti keterbukaan, empati,
sikap mendukung, sikap posiif dan kesetaraan.
Hasil penelitian ini diperkuat dengan hasil
penelitian yang meunjukkan hasll yang serupa dengan
penelitiian ini seperti pada Penelitian yang dilakukan
Ayuningrum (2021) diperoleh hasil bahwa pengaruh
komunikasi terhadap kinerja guru adalah 3,337 dengan
nilai t hitung > t tabel (3,337 > 1,989) dan sig < 0,05
(0,001<0,005) sehingga Ho ditolak dan Ha diterima
sehingga terdapat pengaruh signifikan antara komunikasi
dengan kinerja guru. Sedangkan pengaruh komunikasi
dan motivasi secara bersama-sama terhada kinerja guru
sebesar 95,570 dengan nilai F hitung > F tabel
(95,570>3,108 dan nilai sig < 0,05 atau 0,000 < 0,005.
Uji Anova dapat diperoleh nilai F hitung >f tabel yaitu
95,570 > 3,108 dan nilai sig <0,05 atau 0,000 < 0,005.
Sehingga komunikasi dan motivasi berpengaruh
signifikan secara bersama-sama terhadapo kinerja guru
pendidikan anak usia dini.
Berdasarkan hal tersebut menunjukkan bahwa
pentingnya komunikasi di dalamsuatu organisasi sekolah
untuk dapat menyampaikan informasi, menyamakan
persepsi, sebagai bentuk persuasive atau bujukan atau
mempengaruhi, untuk mendidiik, dan memberi tahu. Hal
ini sesuai dengan penjelasan Husein (2002:7) bahwa
fungsi komunikasi antara lain untuk menyampaikan
informasi (to inform), mendidik (to educate), menghibur
(to entertain), mempengaruhi (to influence).
Komunikasi memberikan informasi dan
menyampaikan informasi, sangat diperlukan karena
perilaku menerima informasi merupakan perilaku
alamiah. Dengan menerima informasi yang benar, maka
akan tercipta rasa aman dan tenteram. Informasi akurat
diperlukan untuk bahan dalampembuatan keputusan bagi
pihak sekolah. Setiap organisasi memerlukan koordinasi
atau komunikasi agar bagian-bagian dari organisasi
tersebut dapat bekerja menurut ketentuannya dan tidak
mengganggu bagian lain. Proses dan pola komunikasi
merupakan sarana yang diperlukan untuk mengkoordinasi
dan mengarahkan kegiatan ke tujuan dan sasaran
organisasi. Dengan adanya komunikasi yang baik suatu
organisasi dapat berjalan lancar dan berhasil dan begitu
pula sebaliknya, kurangnya atau tidak adanya komunikasi
maka organisasi tidak dapat berjalan dengan baik. Jadi,
komunikasi dalam suatu organisasi mempunyai peranan
sentral dalam memelihara dan mengembangkan
organisasi tersebut.
Selanjutnya Berdasarkan hasil uji ANOVA
diperoleh hasil F hitung sebesar 192,114 dengan nilai
signifikansi lebih kecil dari 5% yaitu 0,000 yang berarti
Ho ditolak, Ha diterima sehingga dapat diartikan bahwa
ada pengaruh secara simultan antara sistem manajemen
dan komunikasi terhadap optimalisasi kinerja guru di
Gugus Sekolah III Purwosari Kabupaten Pasuruan.
Berdasarkan hasil uji koefisien determinasi dapat
diketahui bahwa nilai koefisien determinasi Adjusted R-
square yang dihasilkan sebesar 0,843 yang menunjukkan
bahwa sistem manajemen dan komunikasi memberikan
pengaruh terhadap peningkatan optimalisasi kinerja guru
sebesar 84,30% sedangkan sisanya 15,70% dipengaruhi
oleh faktor-faktor lain selain variabel sistem manajemen
dan komunikasi.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut menunjukkan
bahwa manajemen yang dilakukan oleh kepala sekolah di
Gugus Sekolah III Purwosari Kabupaten Pasuruan
berperan penting dalam mempengaruhi kinerja guru. hal
ini di karenakan kepala sekolah bertanggung jawab atas
manajemen pendidikan secara mikro, yang secara
langsung berkaitan dengan proses pembelajaran di
sekolah. Sebagaimana dikemukakan dalam pasal 12 ayat
1 PP 28 Th. 1990 bahwa kepala sekolah bertanggung
jawab atas penyelenggaraan kegiatan pendidikan,
administrasi sekolah, pembinaan tenaga kependidikan
lainnya, dan pendayagunan serta pemeliharaaan sarana
dan prasarana.
Berdasarkan hasil penyebaran angket sistem
manajemen terlihat bahwa kepala sekolah dapat
dikatakan memiliki sistem manajemen yang baik. Hal ini
dapat dilihat dari hasil angket pada tiap indikator berada
pada kategori sangat baik. Indikator tersebut terdiri dari
kemampuan merencanakan, kemampuan
mengorganisasikan, kemampuan dalam memimpin, serta
kemampuan dalam mengendalikan. Indikator-indikator
tersebut sesuai dengan langkah-langkah manajemen
menurut Komariah (2014:93-95) bahwa bahwa proses
manajemen secara umum mengikuti langkah-langkah
antara lain merencanakan, mengorganisasikan,
memimpin dan mengendalikan.
Hasil penelitian ini diperkuat dengan hasil
penelitian terdahulu yang juga memperoleh hasil serupa.
Penelitian Taryaman (2018) diperoleh nilai F-hitung
sebesar 3,4334 lebih besar dari nilai F-tabel sebesar
2,0129. Dari nilai tersebut dapat ditarik kesimpulan
statistik bahwa H0 ditolak, artinya terdapat pengaruh
variabel manajemen pembelajaran terhadap kinerja guru
dalam mewujudkan prestasi belajar siswa MTs Al-
Ma’arif Cilageni. Nilai koefisien determinasi R2 sebesar
0,2005 yang juga menunjukkan besarnya kontribusi
variabel manajemen pembelajaran terhadap kinerja guru
dalam mewujudkan prestasi belajar siswa MTs Al-
Ma’arif Cilageni sebesar 20,05 %; sedangkan sisanya
sebesar 0,8588 atau sebesar 85,88 % dipengaruhi oleh
variabel lain yang tidak diamati dalam penelitian ini yang
diduga mempengaruhi kinerja guru dan prestasi belajar
siswa adalah adanya tugas dan fungsi guru, tanggung
jawab guru dalam melaksanakan pekerjaanya, kerjasama
antar guru dan tenaga kependidikan serta prakarsa guru
dalam bekerja.
Penelitian yang dilakukan oleh Hasanah dkk (2020)
diperoleh bahwa: (1) Secara parsial Kepemimpinan
Kepala Sekolah berpengaruh terhadap Kinerja Guru di
SMA/SMK Muhammadiyah Pekanbaru. Hasil penelitian
menunjukkan nilai koefisien korelasi sebesar 0,787, hal
6
ini menunjukkan bahwa Kepemimpinan Kepala Sekolah
dapat menjelaskan Kinerja Guru sebesar 0,620 atau 62%.
Secara parsial komunikasi internal berpengaruh terhadap
Kinerja Guru di SMA/SMK Muhammadiyah Pekanbaru.
Hasil penelitian menunjukkan nilai koefisien korelasi
sebesar 0.796, hal ini menunjukkan bahwa Komunikasi
Internal dapat menjelaskan Kinerja guru sebesar 0.633
atau 63,3%. Secara bersamaan Kepemimpinan Kepala
Sekolah dan Komunikasi Internal berpengaruh terhadap
Kinerja Guru di SMA/SMK Muhammadiyah Pekanbaru.
Hasil uji korelasi berganda menunjukkan nilai koefisien
korelasi sebesar 0.898, hal ini menunjukkan bahwa
Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Komunikasi Internal
secara bersamaan dapat menjelaskan Kinerja Guru
sebesar 0.807 atau 80.7%.
Berdasarkan hasil penelitian ini dan hasil-hasil
penelitian terdahulu yang sudah dijelaskan di atas
menunjukkan bahwa pentingnya peranan kepala sekolah
dalam melakukan manajemen sekolah dalam
mempengaruhi kinerja guru. Faktor-faktor yang
mempengaruhi kinerja menurut Sedarmayanti dalam
Hasibuan (2000:126) antara lain (1) sikap mental
(motivasi kerja, disiplin kerja, etika kerja); (2)
pendidikan; (3) keterampilan; (4) manajemen
kepemimpinan; (5) tingkat penghasilan; (6) gaji dan
kesehatan; (7) jaminan social; (8) iklim kerja; (9) sarana
pra sarana; (10) teknologi; (11) kesempatan berprestasi.
Berdasarkan penjelasan tersebut menunjukkan bahwa
manajemen kepemimpinan merupakan salah faktor yang
dapat mempengaruhi kinerja guru
Dalam melaksanakan tugas dan pekerjaannya, bagi
guru di sekolah membutuhkan adanya dorongan
semangat dan motivasi dari pimpinan mereka, sebab hal
ini merupakan modal yang penting sehingga hampir
setiap tindakan dan kebijakan yang diambil/dilakukan
oleh seorang pemimpin mempunyai dampak yang positif
dan negatif bagi bawahan yang dipimpinnya. Seorang
pemimpin yang baik harus selalu dapat memotivasi
bawahannya sedemikian rupa sehingga dalam
melaksanakan tugasnya, guru akan memiliki efektivitas
kerja yang lebih tinggi dan diharapkan mampu
membuahkan hasil yang memuaskan, baik bagi sekolahan
maupun bagi pendidik (guru) itu sendiri. Kepala sekolah
bertugas mengembangkan struktur organisasi formal
kelembagaan sekolah dengan menempatkan personalia
yang sesuai dengan kebutuhan, serta menempatkan guru
sesuai dengan tugas pokok dan fungsi setiap unit kerja.
Berdasarkan penjelasan di atas bahwa kepala
sekolah sebagai pemimpin dalam melakukan tugasnya
sebagai manajer harus dapat melakukan perencanaan,
mengkoordinasi, memimpin, melakukan pengendalian
dan pengawasan. Dalam melakukan tugas-tugas tersebut
diperlukan adanya keterampilan komunikasi untuk dapat
berinteraksi dengan guru dan karyawan, menyampaikan
tugas, arahan, memberikan saran, dan mempengaruhi
para guru dan karyawan untuk taat dalam mematuhi
peraturan serta bekerjasama untuk mencapai tujuan.
Tanpa adanya komunikasi, akan sulit untuk dalam
melakukan tugas-tugas tersebut karena perlunya adalah
pemahaman antara yang memberikan arahan dengan
yang diberikan perintah. Sebagaimana yang dijelaskan
oleh Effendy (2006:5) bahwa komunikasi adalah proses
penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang
lain untuk memberi tahu atau mengubah sikap, pendapat,
atau perilaku, baik langsung secara lisan maupun tak
langsung melalui media. Kotler (2000:551), menjelaskan
bahwa “dalam prosesnya, komunikasi terdiri dari
beberapa unsur, yaitu pengirim pesan (komunikator),
pesan yang dikirimkan, saluran komunikasi yang
digunakan (media), orang yang dituju (komunikan), efek
yang ditimbulkan (respon), dan timbal balik (feedback)”.
Seorang komunikator harus mampu mengusahakan agar
pesan yang disampaikan benar-benar dipahami oleh
komunikan.
Keberhasilan komunikasi adalah bagian terpenting
untuk mewujudkan peningkatan kinerja organisasi
pendidikan. Komunikasi merupakan hal penting dan
sangat diperlukan, baik oleh manusia maupun organisasi.
Setiap organisasi memerlukan kegiatan komunikasi di
dalamnya, yang lebih dikenal dengan komunikasi
organisasi. Organisasi tak hanya diperlukan dalam
perusahaan, pendidikan pun memerlukan adanya
organisasi di dalamnya. Organisasi pendidikan serta
komunikasi organisasi memiliki manajemen dan
keterkaitan satu sama lain. Sesuai dengan pendapat
Irianta dan Syaripudin (2013:48), yang menyatakan
bahwa dalam manajemen organisasi pendidikan terdapat
manajemen komunikasi organisasi. Oleh karena itu,
dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan dan mutu
pengelolaan organisasi pendidikan, komunikasi yang
bermutu menjadi bagian penting. Pendidikan yang
bermutu antara lain ditopang juga dengan komunikasi
yang bermutu yang terjadi dan dilakukan organisasi
institusi pendidikan.
Komunikasi memegang peranan penting tanpa
komunikasi organisasi akan tidak berfungsi dalam
menjalankan tujuan awal organisasi. Berdasarkan hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa sistem manajemen dan
komunikasi secara positif dan signifikan bersama-sama
dapat memberikan pengaruh terhadap peningkatan
optimalisasi kinerja guru di Gugus Sekolah III Purwosari
adalah sebesar 84,30%. Besarnya pengaruh yang
ditimbulkan menunjukkan bahwa kemampuan kepala
sekolah dalam memiliki sistem manajemen dan
komunkasi yang baik tidak dapat dipisahkan untuk dapat
memberikan pengaruh terhadap kinerja guru. Hal ini
diperkuat dengan hasil penelitian Rostikawati dan
Maulana (2020) yang menunjukan bahwa komunikasi
berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru sebesar
45,1%. Hasil serupa juga diperoleh oleh Ariyanti (2016)
yang menunjukkan terdapat pengaruh komunikasi
interpersonal terhadap kinerja guru sebesar 0,509 aau
50,9%.
Kepala sekolah harus bisa memiliki kemampuan
dalam komunikasi yang baik untuk dapat menyampaikan,
mengarahkan, membimbing, menjelaskan tujuan dan
bekerja sama dengan guru. Komunikasi memegang peran
penting dalam suatu interaksi antara kepala sekolah
dengan guru. Hal ini sesuai dengan pernyataan Mulyasa
(2007:13), yang menjelaskan bahwa kepala sekolah
sebagai pemimpin (leader) dapat dilihat dari kepribadian,
pengetahuan terhadap tenaga kependidikan, visi dan misi
7
sekolah, kemampuan mengambil keputusan dan
kemampuan berkomunikasi. Berdasarkan hal tersebut
membuktikan bahwa peran kepala sekolah dalam
memiliki keterampilan komunikasi sangat merupakan hal
yang penting. Hal ini di karenakan komunikasi dalam
organisasi pendidikan berfungsi untuk menghubungkan,
memberi dan mengirim informasi pada karyawan, berupa
informasi penting mengenai aktivitas organisasi untuk
mengkondisikan pusat aktivitas dalam berbaik pekerjaan
yang dipertanggung jawabkan pada kepala sekolah ini
ditujukan untuk mempertimbangkan pengambilan
keputusan yang sesuai dengan aktivitas lembaga
pendidikan tersebut.
PENUTUP
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa
(1) terdapat pengaruh sistem manajemen terhadap
peningkatan optimalisasi kinerja guru di Gugus Sekolah
III Purwosari Kabupaten Pasuruan, dilihat dari hasil uji t
yaitu t-hitung yang dihasilkan sebesar 12,356 yang lebih
besar dari t-tabel 1,997 dengan tingkat signifikan lebih
kecil dari 5% yaitu 0,000. Besar pengaruh yang dihasilkan
dari sistem manajemen terhadap peningkatan optimalisasi
kinerja guru adalah 70,90%; (2) terdapat secara signifikan
sistem komunikasi terhadap peningkatan optimalisasi
kinerja guru di Gugus Sekolah III Purwosari Kabupaten
Pasuruan, dilihat dari hasil uji t yaitu t-hitung yang
dihasilkan sebesar 3,067 yang lebih besar dari t-tabel
1,997 dengan tingkat signifikan lebih kecil dari 5% yaitu
0,003. Besar pengaruh yang dihasilkan dari etos kerja
guru terhadap hasil belajar siswa adalah 13,87%; dan (3)
terdapat pengaruh secara simultan antara sistem
manajemen dan komunikasi terhadap optimalisasi kinerja
guru di Gugus Sekolah III Purwosari Kabupaten
Pasuruan, dilihat dari hasil uji F yaitu diperoleh F-hitung
yang dihasilkan sebesar 192,114 yang lebih besar dari F-
tabel dengan nilai signifikasi 0,000 di bawah 5%. Besar
pengaruh yang dihasilkan dari sistem manajemen dan
komunikasi terhadap optimalisasi kinerja guru adalah
84,30%.
Saran
Berdasarkan kesimpulan penelitian, dapat diberikan
saran antara lain sistem manajemen dan komunikasi
sangat penting untuk meningkatkan kinerja guru sehingga
kepala sekolah harus selalu meningkatkan dan
memperbaiki sistem manajemen sekolah dan sistem
komunikasi agar dapat meningkatkan kinerja guru; dan
diperlukan penelitian lebih lanjut untuk meneliti faktor-
faktor lain yang dapat mempengaruhi kinerja guru selain
sistemmanajemen dan komunikasi.
DAFTAR PUSTAKA
Ariyanti, Meva. 2016. Pengaruh Komuikasi Interpersonal
terhadap Kinerja Guru dan Motivasi Kerja Sebagai
Variabel Intervening [tesis]. Jakarta (ID): Universitas
Terbuka.
Devito, Joseph. 1997. Komunikasi Antar Manusia, Eds 5.
Jakarta: Professional Books.
Effendy, Onong Uchjana. 2006. Ilmu Komunikasi, Teori
dan Praktek. Bandung: Rosdakarya.
Hasanah, N.Z, Firdaus, M., Rasyid, A. (2020). Pengaruh
Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Komunikasi
Internal Terhadap Kinerja Guru di SMA/SMK
Muhammadiyah Pekanbaru. Jurnal Ilmu
Komunikasi, FISIP Universitas Riau. Vol. 9, No. 2:
432-447.
Hasibuan, Malayu. 2000. Manajemen Sumber Daya
Manusia. Jakarta: Bina Aksara.
Husein, Umar. 2002. Metodologi Penelitian, Untuk
Skripsi dan Tesis Bisnis, Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Jalaluddin, Rakhmat. 1996. Psikologi Komunikasi.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Komariah, Aan. 2014. Manajemen Sekolah dalam
Manajemen Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Kotler, Philip. 2000. Prinsip – Prinsip Pemasaran
Manajemen, Jakarta: Prenhalindo.
Mulyasa, E. 2005. Menjadi Guru Profesional. Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya.
Mulyasa, E. 2006. Kurikulum Yang Di Sempurnakan.
Bandung: PT. Remaja. Rosdakarya.
Mulyasa, E. 2007. Kurikulum tingkat satuan pendidikan
sebuah panduan praktis. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Mulyasa, E. 2013. Pengembangan Dan Implentasi
Pemikiran Kurikulum. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Pace, R. Wayne dan Don F. Faules. 2013. Komunikasi
Organisasi: Strategi Meningkatkan Kinerja
Perusahaan, Terj. Deddy Mulyana. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Puspitasari, Y., Tobari, dan Kesumawati, N. (2021).
Pengaruh Manajemen Kepala Sekolah Dan
Profesionalisme Guru Terhadap Kinerja Guru.
Jurnal Manajemen, Kepemimpinan, dan Supervisi
8
Pendidikan (JMKSP, Program Pascasarjana,
Universitas PGRI Palembang). Vol. 6, No. 1: 88-99.
Robbins, Stephen P. and Coulter, Mary. 2016.
Manajemen, Jilid 1 Edisi 13, Alih Bahasa: Bob
Sabran Dan Devri Bardani P. Jakarta: Erlangga.
Rostikawati, Dian dan Maulana, H. San Ridwan. (2020).
Pengaruh Komunikasi dan Disiplin Kerja terhadap
Kinerja Guru pada SMK Islamiyah Ciputat. Jurnal
Ekonomi Efektif, Researchgate. Vol. 2, No. 3.
Sumali, Ahmad. (2019). Pengaruh Komunikasi dan
Disiplin Kerja terhadap Kinerja Guru SDN Parakan
– Tangerang Selatan. Jurnal Ilmiah Manajemen
Sumber Daya Manusia (Jenius). Vol. 2, No 3.
Supardi, D. 2016. Kinerja Guru. Jakarta: Rajawali Pers.
Taryaman, Cecep. (2018). Pengaruh Manajemen Sekolah
terhadap Kinerja Guru dalam Mewujudkan Prestasi
Belajar Siswa. Jurnal Khazanah Akademia, Program
Magister Manajemen Pendidikan Islam Universitas
Garut. Vol. 02., No. 01: 29-38.
Terry, George R. dan Rue. Leslie W. 2010. Dasar-Dasar
Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara.

More Related Content

Similar to JURNAL TESIS_SUAIDAH.docx

INDIKATOR KINERJA GURU.pptx
INDIKATOR KINERJA GURU.pptxINDIKATOR KINERJA GURU.pptx
INDIKATOR KINERJA GURU.pptxApradiz Renfaan
 
Fungsi Pengawasan Dalam Meningkatkan Mutu Sekolah
Fungsi Pengawasan Dalam Meningkatkan Mutu SekolahFungsi Pengawasan Dalam Meningkatkan Mutu Sekolah
Fungsi Pengawasan Dalam Meningkatkan Mutu SekolahPuspawijaya Putra
 
Pengaruh motivasi kerja guru, manajemen tekonologi informasi dan kepemimpinan...
Pengaruh motivasi kerja guru, manajemen tekonologi informasi dan kepemimpinan...Pengaruh motivasi kerja guru, manajemen tekonologi informasi dan kepemimpinan...
Pengaruh motivasi kerja guru, manajemen tekonologi informasi dan kepemimpinan...wahyusyamrohani
 
Ejournal 8 penelitian_peran kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas kiner...
Ejournal 8  penelitian_peran kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas kiner...Ejournal 8  penelitian_peran kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas kiner...
Ejournal 8 penelitian_peran kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas kiner...AGUS SETIYONO
 
Ejournal 8 penelitian_peran kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas kiner...
Ejournal 8  penelitian_peran kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas kiner...Ejournal 8  penelitian_peran kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas kiner...
Ejournal 8 penelitian_peran kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas kiner...Mbakyu Sarah
 
Ejournal 8 penelitian_peran kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas kiner...
Ejournal 8  penelitian_peran kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas kiner...Ejournal 8  penelitian_peran kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas kiner...
Ejournal 8 penelitian_peran kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas kiner...AGUS SETIYONO
 
Hakekat profesi kependidikan
Hakekat profesi kependidikanHakekat profesi kependidikan
Hakekat profesi kependidikanNdang Pratama
 
Fungsi Pengawasan Dalam Meningkatkan Mutu Sekolah
Fungsi Pengawasan Dalam Meningkatkan Mutu SekolahFungsi Pengawasan Dalam Meningkatkan Mutu Sekolah
Fungsi Pengawasan Dalam Meningkatkan Mutu SekolahPuspawijaya Putra
 
JURNAL TESIS_ERNA HERAWATI.pdf
JURNAL TESIS_ERNA HERAWATI.pdfJURNAL TESIS_ERNA HERAWATI.pdf
JURNAL TESIS_ERNA HERAWATI.pdfErnaHerawati8
 
Peranan Guru dalam pembelajaran serta penejlasannya.pdf
Peranan Guru dalam pembelajaran serta penejlasannya.pdfPeranan Guru dalam pembelajaran serta penejlasannya.pdf
Peranan Guru dalam pembelajaran serta penejlasannya.pdfwidi lestari
 
Makalah
MakalahMakalah
MakalahAyybee
 
Jurnal PENELITIAN
Jurnal PENELITIANJurnal PENELITIAN
Jurnal PENELITIANharjunode
 
Kertas kerja kajian sistem pendidikan kebangsaan
Kertas kerja kajian sistem pendidikan kebangsaanKertas kerja kajian sistem pendidikan kebangsaan
Kertas kerja kajian sistem pendidikan kebangsaanMohd Khoeirul Fahmi Hamid
 

Similar to JURNAL TESIS_SUAIDAH.docx (20)

INDIKATOR KINERJA GURU.pptx
INDIKATOR KINERJA GURU.pptxINDIKATOR KINERJA GURU.pptx
INDIKATOR KINERJA GURU.pptx
 
Motivasi Kerja
Motivasi KerjaMotivasi Kerja
Motivasi Kerja
 
Fungsi Pengawasan Dalam Meningkatkan Mutu Sekolah
Fungsi Pengawasan Dalam Meningkatkan Mutu SekolahFungsi Pengawasan Dalam Meningkatkan Mutu Sekolah
Fungsi Pengawasan Dalam Meningkatkan Mutu Sekolah
 
Tesis
TesisTesis
Tesis
 
Pengaruh motivasi kerja guru, manajemen tekonologi informasi dan kepemimpinan...
Pengaruh motivasi kerja guru, manajemen tekonologi informasi dan kepemimpinan...Pengaruh motivasi kerja guru, manajemen tekonologi informasi dan kepemimpinan...
Pengaruh motivasi kerja guru, manajemen tekonologi informasi dan kepemimpinan...
 
Ejournal 8 penelitian_peran kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas kiner...
Ejournal 8  penelitian_peran kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas kiner...Ejournal 8  penelitian_peran kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas kiner...
Ejournal 8 penelitian_peran kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas kiner...
 
Ejournal 8 penelitian_peran kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas kiner...
Ejournal 8  penelitian_peran kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas kiner...Ejournal 8  penelitian_peran kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas kiner...
Ejournal 8 penelitian_peran kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas kiner...
 
Ejournal 8 penelitian_peran kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas kiner...
Ejournal 8  penelitian_peran kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas kiner...Ejournal 8  penelitian_peran kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas kiner...
Ejournal 8 penelitian_peran kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas kiner...
 
Hakekat profesi kependidikan
Hakekat profesi kependidikanHakekat profesi kependidikan
Hakekat profesi kependidikan
 
Fungsi Pengawasan Dalam Meningkatkan Mutu Sekolah
Fungsi Pengawasan Dalam Meningkatkan Mutu SekolahFungsi Pengawasan Dalam Meningkatkan Mutu Sekolah
Fungsi Pengawasan Dalam Meningkatkan Mutu Sekolah
 
JURNAL TESIS_ERNA HERAWATI.pdf
JURNAL TESIS_ERNA HERAWATI.pdfJURNAL TESIS_ERNA HERAWATI.pdf
JURNAL TESIS_ERNA HERAWATI.pdf
 
1930 6755-1-pb
1930 6755-1-pb1930 6755-1-pb
1930 6755-1-pb
 
Peranan Guru dalam pembelajaran serta penejlasannya.pdf
Peranan Guru dalam pembelajaran serta penejlasannya.pdfPeranan Guru dalam pembelajaran serta penejlasannya.pdf
Peranan Guru dalam pembelajaran serta penejlasannya.pdf
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Peercoaching
PeercoachingPeercoaching
Peercoaching
 
Makalah
MakalahMakalah
Makalah
 
2730 5859-1-sm
2730 5859-1-sm2730 5859-1-sm
2730 5859-1-sm
 
Jurnal PENELITIAN
Jurnal PENELITIANJurnal PENELITIAN
Jurnal PENELITIAN
 
Kertas kerja kajian sistem pendidikan kebangsaan
Kertas kerja kajian sistem pendidikan kebangsaanKertas kerja kajian sistem pendidikan kebangsaan
Kertas kerja kajian sistem pendidikan kebangsaan
 
Bab 1
Bab 1Bab 1
Bab 1
 

Recently uploaded

Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 

Recently uploaded (20)

Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 

JURNAL TESIS_SUAIDAH.docx

  • 1. 1 PENGARUH SISTEM MANAJEMEN DAN KOMUNIKASI TERHADAP PENINGKATAN OPTIMALISASI KINERJA GURU DI GUGUS SEKOLAH III PURWOSARI KABUPATEN PASURUAN Suaidah Abstrak Keberhasilan kepala sekolah dalam mengelola sekolah tidak akan terlepas dari kemampuannya dalam melaksanakan fungsi dan peran sebagai kepala sekolah. Dengan kemampuan manajemen kepala sekolah yang baik, maka guru juga meningkatkan kinerja dengan kinerja yang baik. Selain membentuk sistem manajemen yang baik, kepala sekolah harus bisa memiliki kemampuan dalam komunikasi yang baik untuk dapat menyampaikan, mengarahkan, membimbing, menjelaskan tujuan dan bekerja sama dengan guru. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) terdapat pengaruh sistem manajemen terhadap peningkatan optimalisasi kinerja guru di Gugus Sekolah III Purwosari Kabupaten Pasuruan, dilihat dari hasil uji t yaitu t-hitung yang dihasilkan sebesar 12,356 yang lebih besar dari t-tabel 1,997 dengan tingkat signifikan lebih kecil dari 5% yaitu 0,000. Besar pengaruh yang dihasilkan dari sistem manajemen terhadap peningkatan optimalisasi kinerja guru adalah 70,90%; (2) terdapat pengaruh secara signifikan sistem komunikasi terhadap peningkatan optimalisasi kinerja guru di Gugus Sekolah III Purwosari Kabupaten Pasuruan, dilihat dari hasil uji t yaitu t-hitung yang dihasilkan sebesar 3,067 yang lebih besar dari t-tabel 1,997 dengan tingkat signifikan lebih kecil dari 5% yaitu 0,003. Besar pengaruh yang dihasilkan dari etos kerja guru terhadap hasil belajar siswa adalah 13,87%; dan (3) terdapat pengaruh secara simultan antara sistem manajemen dan komunikasi terhadap optimalisasi kinerja guru di Gugus Sekolah III Purwosari Kabupaten Pasuruan, dilihat dari hasil uji F yaitu diperoleh F-hitung yang dihasilkan sebesar 192,114 yang lebih besar dari F-tabel dengan nilai signifikasi 0,000 di bawah 5%. Besar pengaruh yang dihasilkan dari sistem manajemen dan komunikasi terhadap optimalisasi kinerja guru adalah 84,30%. Kata kunci: Sistem Manajemen, Sistem Komunikasi, Kinerja Guru PENDAHULUAN Guru merupakan salah satu bagian terpenting dalam lembaga pendidikan. Kehadiran guru sebagai pengajar sangat dinanti dalam proses pendidikan untuk menghasilkan generasi penerus bangsa yang cemerlang, bermoral serta menjadi kunci keberhasilan dari pelayanan pendidikan di sekolah. Hal tersebut bisa dicermati dari tugas utama dan fungsi guru sebagai pengajar. Tugas pokok dan fungsi guru berdasarkan Permendikbud Nomor 15 Tahun 2018 yang salah satunya antara lain mendidik, membimbing dan melatih peserta didik Kinerja seorang guru dapat dilihat dan diukur berdasarkan spesifikasi atau kriteria kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap guru. Kinerja guru dapat dikatakan baik apabila kerjanya berkualitas, jumlah atau kuantitas pekerjaan yang dikerjakan serta ketepatan waktu dalam mengerjakan pekerjaan tersebut, efektifitas dalam menyelesaikan tugas, kemandirian guru dalam melakukan kerjanya, serta komitmen kerja (Bernardin dalam Robbins, 2016). Dalam meningkatkan kinerja guru diperlukan optimalisasi terhadap kinerja guru untuk mewujudkan kompetensi guru yang berkualitas dan baik. Dengan kinerja guru yang optimal maka akan memberikan dampak positif terhadap siswa dan lembaga pendidikan. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja menurut Sedarmayanti dalam Hasibuan (2000:126) antara lain (1) sikap mental (motivasi kerja, disiplin kerja, etika kerja); (2) pendidikan; (3) keterampilan; (4) manajemen kepemimpinan; (5) tingkat penghasilan; (6) gaji dan kesehatan; (7) jaminan social; (8) iklim kerja; (9) sarana pra sarana; (10) teknologi; (11) kesempatan berprestasi. Mulyasa (2005:14) juga berpendapat bahwa ada beberapa faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kinerja seseorang salah satunya adalah manajemen atau gaya kepemimpinan kepala sekolah yang diartikan bahwa dengan hal yang berkaitan dengan sistemyang diterapkan oleh pimpinan untuk mengelola dan memimpin serta mengendalikan tenaga pendidikan. Berdasarkan pendapat di atas, diketahui bahwa pengelolaan atau manajemen seorang pemimpin yaitu kepala sekolah adalah hal yang penting untuk dapat meningkatkan atau mengoptimalkan kinerja guru. Penelitian yang dilakukan oleh Puspitasari dkk. (2021) menunjukkan bahwa: (1) manajemen kepala sekolah berpengaruh terhadap kinerja guru di SD Negeri Kecamatan Tanjung Raja; (2) profesionalisme guru tidak berpengaruh terhadap kinerja guru di SD Negeri Kecamatan Tanjung Raja; (3) manajemen sekolah dan profesionalisme guru secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap kinerja guru di SD Negeri Tanjung Raja. Berdasarkan hasil penelitian tersebut bahwa manajemen yang dilakukan oleh kepala sekolah berperan penting dalam mempengaruhi kinerja guru. hal ini di karenakan kepala sekolah bertanggung jawab atas manajemen pendidikan secara mikro, yang secara
  • 2. 2 langsung berkaitan dengan proses pembelajaran di sekolah. Sebagaimana dikemukakan dalam pasal 12 ayat 1 PP 28 Th. 1990 bahwa kepala sekolah bertanggung jawab atas penyelenggaraan kegiatan pendidikan, administrasi sekolah, pembinaan tenaga kependidikan lainnya, dan pendayagunan serta pemeliharaaan sarana dan prasarana. Keberhasilan kepala sekolah dalam mengelola sekolah tidak akan terlepas dari kemampuannya dalam melaksanakan fungsi dan peran sebagai kepala sekolah. Dengan sistem manajemen yang baik yang diterapkan oleh kepala sekolah akan mampu menjadi pendorong motivasi guru untuk dapat berprestasi melakukan pekerjaannya dengan baik. Dengan kemampuan manajemen kepala sekolah yang baik, maka guru juga meningkatkan kinerja dengan kinerja yang baik dan apabila guru dapat berprestasi maka akan mempengaruhi sistem belajar mengajar di kelas yang diharapkan dapat menciptakan peserta didik yang berkualitas dan kemudian akan meningkatkan kualitas sekolah. Lebih lanjut Mulyasa (2006:103) berpendapat bahwasannya seorang kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk memberdayakan tenaga kependidikan melalui kerja sama atau kooperatif, memberi kesempatan kepada para tenaga kependidikan untuk meningkatkan profesinya, dan mendorong keterlibatan seluruh tenaga kependidikan dalam berbagai kegiatan yang menunjang program sekolah. Kepala sekolah sebagai manajer mempunyai peran yang menentukan dalam pengelolaan manajemen sekolah, berhasil tidaknya tujuan sekolah dapat dipengaruhi bagaimana kepala sekolah menjalankan fungsi-fungsi manajemen. Fungsi-fungsi manajemen tersebut menurut Terry dan Rue (2010) dapat dibagi menjadi empat bagian yaitu planning (perencanaan), organizing (pengorganisasian), actuating (pergerakan), dan controlling (pengontrolan). Dalam rangka melakukan peran dan fungsinya sebagai manajer, kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk memberdayakan tenaga kependidikan melalui kerja sama atau kooperatif, memberi kesempatan kepada para tenaga kependidikan untuk meningkatkan profesinya, dan mendorong keterlibatan seluruh tenaga kependidikan dalam berbagai kegiatan yang menunjang progam sekolah (Mulyasa, 2013). Berdasarkan pernyataan Mulyasa, bahwa tugas kepala sekolah sebagai manajer adalah memberikan kesempatan kepada para guru untuk dapat meningkatkan kemampuan profesinya yang akhirnya berfungsi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran siswa. Selain membentuk sistem manajemen yang baik, kepala sekolah juga memerlukan kemampuan dalam komunikasi yang baik, sebagaimana yang dijelaskan oleh Prijosaksono dan Sembel (1999:45) bahwa kesuksesan seorang manajer tidak akan pernah diperoleh tanpa penguasaan keterampilan komunikasi yang efektif, sebab tanpa keterampilan tersebut, seorang manajer tidak dapat membangun sebuah teamwork yang solid. Menurut Effendy (2006:5) komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberi tahu atau mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik langsung secara lisan maupun tak langsung melalui media. Berdasarkan penjelasan di atas dapat diketahui bahwa jika suatu organisasi ingin berjalan dengan baik maka harus memiliki sistem komunikasi yang baik terutama kepala sekolah yang merupakan pemimpin di sekolah. Komunikasi memegang peran penting dalam suatu interaksi antara kepala sekolah dengan guru. Hal ini sesuai dengan pernyataan Mulyasa (2007:13), yang menjelaskan bahwa kepala sekolah sebagai pemimpin (leader) dapat dilihat dari kepribadian, pengetahuan terhadap tenaga kependidikan, visi dan misi sekolah, kemampuan mengambil keputusan dan kemampuan berkomunikasi. Berdasarkan hal tersebut membuktikan bahwa peran kepala sekolah dalam memiliki keterampilan komunikasi sangat merupakan hal yang penting. Selain kepala sekolah, guru juga harus memiliki keterampilan dalam berkomunikasi dengan baik. Hal ini digunakan untuk berinteraksi dengan teman sejawat untuk bisa saling bertukar pikiran dan bekerja sama serta yang paling penting guru juga harus dapat berkomunikasi dengan para siswa. Keterampilan komunikasi guru diperlukan untuk bisa menyampaikan materi dengan mudah kepada siswa, selain itu guru juga bisa terbuka dan berinteraksi dengan siswa, dengan sistem kedekatan interaksi dengan siswa maka guru akan lebih mudah dalam mengajar dan mendidik siswanya. Jalaluddin (1996) menyebutkan bahwa komunikasi yang efektif ditandai dengan adanya pengertian, dapat menimbulkan kesenangan, mempengaruhi sikap, meningkatkan hubungan sosial yang baik, dan pada akhirnya menimbulkan suatu tindakan. Semakin efektif komunikasi yang dibina di sekolah, maka semakin baik pula kerjasama antar warga sekolah sehingga dapat meningkatkan kinerja guru. Sehubungan dengan penjelasan di atas, penelitian yang dilakukan oleh Sumali (2019) menunjukkan bahwa komunikasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap guru dengan nilai korelasi sebesar 0,703 yang artinya memiliki pengaruh yang kuat dengan koefisien determinasi sebesar 49,4%. Peran komunikasi diperlihatkan sebagai upaya dalam mempengaruhi untuk memotivasi anggota organisasi dalam mewujudkan tujuan yang telah direncanakan sebelumnya (Natajaya, dkk., 2013). Tujuan komunikasi organisasi ialah membangun rasa saling percaya dan bertukar fikiran serta pengalaman yang mereka dapatkan untuk tujuan memajukan organisasi tersebut sesuai rencana awal. Berbagai pengalaman yang didapat anggota organisasi tersebut dapat membawa iklim positif untuk saling bertukar ide, fikiran, kritik dan saran yang membangun organisasi tersebut (Fadilah, dkk., 2014). METODE Penelitian ini termasuk dalam penelitian kuantitatif yang dilakukan untuk menguji pengaruh variabel X (sistem manajemen dan komunikasi) terhadap Y (optimalisasi kinerja guru). Sedangkan untuk menganalisis pengaruh masing-masing variabel
  • 3. 3 menggunakan teknik analisis regresi linear berganda. Instrumen yang digunakan yaitu lembar angket sistem manajemen, sistem komunikasi, dan kinerja guru. Penyebaran angket diberikan pada populasi guru di Gugus Sekolah III Purwosari Kabupaten Pasuruan tahun ajaran 2021/2022 yaitu UPT Satuan Pendidikan SDN Sengon I, UPT Satuan Pendidikan SDN Sengon II, UPT Satuan Pendidikan SDN Sumbersuko I, UPT Satuan Pendidikan SDN Sumbersuko II, UPT Satuan Pendidikan SDN Pucangsari I, UPT Satuan Pendidikan SDN Pucangsari II, UPT Satuan Pendidikan SDN Sukodermo, dan UPT Satuan Pendidikan SDN Kayoman dengan total jumlah guru sebanyak 72 orang pendidik. Data yang diperoleh akan dianalisis dengan menggunakan program IBM SPSS version 21.0 for windows. Analisis statistik yang digunakan untuk analisis data adalah uji instrument data yang meliputi uji validitas (menggunakan signifikansi 5%) dan uji reliabilitas; uji asumsi klasisk yang meliputi uji normalitas (menggunakan signifikansi 5%), uji multikolinearitas (menggunakan nilai Tolerance> 0,1 atau nilai VIF yang dihasilkan < 10), dan uji heteroskedastisitas (menggunakan signifikansi 5%); dan analisis regresi linier berganda. Sedangkan untuk uji hipotesis dilakukan dengan uji t yang berfungsi untuk menguji signifikan pengaruh secara parsial pengaruh sistem manajemen dan komunikasi terhadap peningkatan optimalisasi kinerja guru dan uji F yang berfungsiuntukmengetahui pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. HASIL PENELITIAN Pada uji normalitas nilai hitung dari uji Kolmogorov Smirnov adalah 0,968 dengan tingkat signifikansi lebih besar dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal. Berdasarkan pengujian untuk variabel sistem manajemen diperoleh nilai t-hitung sebesar 12,356; sedangkan nilai t-tabel adalah sebesar 1,997 yang artinya t-hitung lebih besar dari t-tabel. Pada pengujian untuk variabel sistem komunikasi diperoleh nilai t-hitung sebesar 3,067; sedangkan nilai t-tabel adalah sebesar 1,997 yang artinya t-hitung lebih besar dari t-tabel; sehingga dapat disimpulkan bahwa sistem manajemen (X1) dan komunikasi (X2) secara parsial dapat berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru. Pada uji regresi linier berganda didapatkan koefisien regresi pada konstanta sebesar 3,670; koefisien sistem manajemen sebesar 0,827 dan koefisien regresi pada variabel sistem komunikasi sebesar 0,178. Sehingga didapatkan persamaan regresi sebagai berikut: Y= 3,670 + 0,827 X1 + 0,178 X2 Penentuan variabel yang lebih dominan dalam mempengaruhi kinerja guru dapat dilihat dari nilai Unstandardized Coefficients Beta atau koefisien yang lebih besar. Jika dibandingkan antara variabel sistem manajemen dan komunikasi, berdasarkan nilai yang diperoleh dari nilai Unstandardized Coefficients Beta koefisien sistem manajemen sebesar 0,827 dan koefisien regresi pada variabel sistem komunikasi sebesar 0,178, sehingga yang memberikan pengaruh lebih besar terhadap kinerja guru adalah variabel sistemmanajemen. Pada uji F didapatkan nilai F hitung yang sebesar 192,114 dengan nilai signifikansi p= 0,000 lebih kecil dari 5%. Sehingga dapat dijelaskan bahwa terdapat pengaruh secara simultan antara sistem manajemen dan komunikasi terhadap peningkatan optimalisasi kinerja guru. Besarnya pengaruh variabel model keterampilan manajerial dan keterampilan sosial kepala sekolah terhadap profesionalisme guru dapat dilihat dari koefisien determinasi (R-square) sebesar 0,848 menunjukkan bahwa sistem manajemen dan komunikasi memberikan pengaruh terhadap peningkatan optimalisasi kinerja guru sebesar 84,30% sedangkan sisanya 15,70% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain selain variabel sistem manajemen dan komunikasi. PEMBAHASAN Hasil analisis pada penelitian ini menunjukkan bahwa variabel sistem manajemen memberikan pengaruh positif yang signifikan terhadap kinerja guru di Gugus Sekolah III Purwosari Kabupaten Pasuruan. Kondisi tersebut mengindikasikan bahwa semakin baik sistem manajemen kepala sekolah, maka kinerja guru juga akan semakin baik atau meningkat. Nilai t-hitung pada variabel sistem manajemen (X1) adalah sebesar 12,356; lebih besar dari nilai t-tabel sebesar 1,997 dengan tingkat signifikansi 0,000 kurang dari 5% yang berarti sistem manajemen (X1) secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru (Y). Berdasarkan hasil uji Sumbangan Relatif (SR) dan Sumbangan Efektif (SE) menunjukkan bahwa besarnya pengaruh sistem manajemen (X1) terhadap kinerja guru (Y) adalah sebesar 70,9%. Sehingga hipotesis ada pengaruh sistem manajemen terhadap kinerja guru dapat diterima. Dari hasil uji hipotesis menunjukkan nilai signifikansi variabel kompetensi guru lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,000; yang berarti H0 ditolak dan Ha diterima yang artinya ada pengaruh positif yang signifikan dari sistemmanajemen (X1) terhadap hasil kinerja guru (Y). Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh El-Faradis (2016) yang menunjukkan bahwa terdapat pengaruh kompetensi manajerial terhadap kinerja guru. Besar pengaruh kompetensi manajerial kepala sekolah dan motivasi kerja terhadap kinerja guru adalah sebesar 65,7% dan sisanya dipengaruh oleh variable lain. Penelitian yang dilakukan oleh Fauziah (2018) juga menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan manajemen berbasis sekolah terhadap kinerja guru. Berdasarkan hasil-hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa pentingnya peran, fungsi dan tugas kepala sekolah dalam memanajemen sekolah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa manajemen kepemimpinan kepala sekolah mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru. Keberhasilan pendidikan di sekolah sangat ditentukan oleh keberhasilan kepala sekolah dalam mengelola
  • 4. 4 (memanajemen) tenaga kependidikan dan sumber daya yang tersedia di sekolah. Kepala sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan yang berpengaruh dalam meningkatkan kinerja guru (Rachmawati, 2013:20). Sebagaimana menurut Supardi (2016:50) bahwa salah satu faktor yang dapat berpengaruh terhadap kinerja guru adalah perilaku manajemen. Perilaku manajemen di sini berhubungan dengan bagaimana seorang manajer mengelola lembaga yang dipimpinnya. Dalam hal ini seorang manajer mempunyai peran yang menentukan dalam pengelolaan sekolah, berhasil tidaknya tujuan sekolah dapat mempengaruhi bagaimana kepala sekolah menjalankan fungsi-fungsi manajemen. Fungsi-fungsi manajemen tersebut adalah perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan (Terry dan Rue, 2010:9). Selain keterampilan manajerial, juga diperlukan keterampilan sosial untuk dapat meningkatkan profesionalisme guru. Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat (3) butir d dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi social adalah kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserte didik, dan masyarakat sekitar. Keterampilan hubungan manusia dalam organisasi pendidikan adalah kemapuan kepala sekolah untuk bekerja sama, berkomunikasi dengan personel sekolah dalam rangka menciptakan suasana saling percaya terhadap program sekolah dan dapat memberikan motivasi untuk meningkatkan unjuk kerja guru dan profesionalisme guru. Berdasarkan hasil uji spss pada penelitian ini juga menunjukkan bahwa variabel sistem komunikasi memberikan pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru di Gugus Sekolah III Purwosari Kabupaten Pasuruan. Kondisi tersebut mengindikasikan bahwa semakin baik sistem komunikasi, maka kinerja guru juga akan semakin baik atau meningkat. Nilai t-hitung pada variabel sistem komunikasi (X2) adalah sebesar 3,067; lebih besar dari nilai t-tabel sebesar 1,997 dengan tingkat signifikansi 0,003 kurang dari 5% yang berarti sistem komunikasi (X2) secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru (Y). Berdasarkan hasil uji Sumbangan Relatif (SR) dan Sumbangan Efektif (SE) menunjukkan bahwa besarnya pengaruh sistem komunikasi (X2) terhadap kinerja guru (Y) adalah sebesar 13,87%. Sehingga hipotesis ada pengaruh sistem komunikasi terhadap kinerja guru dapat diterima. Dari hasil uji hipotesis menunjukkan nilai signifikansi variabel sistem komunikasi lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,003; yang berarti H0 ditolak dan Ha diterima yang artinya ada pengaruh positif yang signifikan dari sistemkomunikasi (X2) terhadap hasil kinerja guru (Y). Berdasarkan hasil pengambilan data dari penyebaran angket diketahui bahwa sistem komunikasi yang terjadi di Gugus Sekolah III Purwosari Kabupaten Pasuruan dapat dikatakan sudah cukup baik. Komunikasi vertikal seperti komunikasi ke bawah (dari kepala sekolah ke guru), komunikasi ke atas (dari guru ke kepala sekolah); komunikasi horizontal (komunikasi antar guru) semuanya dapat berjalan dengan baik. Hal ini penting karena jika hanya salah satu saja yang baik maka sistem sekolah tidak akan bisa berjalan secara maksimal sehingga tujuan tidak dapat tercapai. Komunikasi vertical (komunikasi ke bawah) yaitu komunikasi ke bawah dilakukan oleh kepala sekolah seperti kepala sekolah dalam menyampaikan informasi, dijelaskan dengan bahasa yang mudah dipahami, jelas dan tidak ambigu; memberikan penjelasan dan pengarahan kepada guru tentang pekerjaan yang harus dilakukan dengan bahasa yang mudah dipahami; memberikan motivasi kepada guru untuk meningkatkan kemampuan mengajar dan kinerja; melakukan evaluasi; dan memberikan umpan balik atas pekerjaan yang dilakukan oleh guru. Hal ini sesuai dengan penjelasan Moedjono (2002:170-171) menjelaskan bahwa komunikasi bagi seorang pemimpin memiliki beberapa peran antara lain pimpinan dalam berkomunikasi mampu melibatkan anggota organisasinya dalam pengambilan keputusan, bertindak sebagai seorang penyalur yang komunikatif untuk menyertakan anggota dalam kegiatan organisasi, bertanggung jawab untuk memudahkan koordinasi organisasi internal dan mendapatkan kerjasama yang baik, harus memiliki kepiawaian di dalam melakukan komunikasi, baik komunikasi verbal dan non verbal, dalam berkomunikasi pimpinan harus selalu memberikan dukungan dan motivasi kepada karyawannya agar tercapai tujuan bersama. Komunikasi vertical (komunikasi ke atas) yaitu komunikasi ke atas dilakukan guru ketika berkomunikasi kepada kepala sekolah yakni seperti menyampaikan informasi mengenai perkembangan dan permasalahan peserta didik, menyampaikan kritik, atau saran dan pendapat kepada kepala sekolah dengan bahasa yang sopan, berkonsultasi atau bertukar pendapat dengan kepala sekolah tentang pekerjaan, melaporkan perencanaan pembelajaran kepada kepala sekolah. Komunikasi horizontal yang dilakukan oleh antar guru di Gugus Sekolah III Purwosari Kabupaten Pasuruan yakni seperti terjalin kerjasama dan saling tolong menolong jika ada masalah atau dalam menyelesaikan permasalahan, bertukar informasi dengan guru lain baik mengenai informasi perkembangan pendidikan, peserta didik ataupun kemampuan, bertukar pikiran atau pendapat dalam rangka perkembangan peserta didik, saling membantu terkait tugas yang kurang dimengerti ataupun saling bekerja sama mengatasi siswa yang bermasalah. Menurut Pace dan Faules (2013:195), fungsi komunikasi horizontal antara lain untuk mengkoordinasikan penugasan kerja; berbagi informasi mengenai rencana dan kegiatan; untuk memecahkan masalah; untuk memperoleh pemahaman bersama; untuk mendamaikan, berunding, dan menengahi perbedaan; untuk menumbuhkan dukungan antar persona. Sehingga, dalam prakteknya, bentuk komunikasi horizontal dapat dikategorikan sebagai kerja sama, konsultasi, rapat kerja, kritik dan saran, motivasi. Selain itu komunikasi yang berjalan di Gugus Sekolah III Purwosari Kabupaten Pasuruan juga berjalan secara terbuka seperti tidak adanya rasa canggung antara guru dan kepala sekolah, kepala sekolah mau menerima
  • 5. 5 kritik dan saran yang disampaikan oleh guru, transparan, dan saling terbuka. Komunikasi juga berjalan setara dan saling mendukung seperti kepala sekolah dapat bersikap lapang dada jika keputusannya kurang disetujui oleh guru begitupun sebaliknya, guru dapat berlapang dada ketika pendapat atau sarannya tidak terpilih, saling menghargai pendapat dan mendengarkan pendapat orang lain. Hal ini sesuai dengan penjelasan Devito (1997:259) bahwa komunikasi interpersonal dalam pandangan Humanistic mengandung unsur-unsur seperti keterbukaan, empati, sikap mendukung, sikap posiif dan kesetaraan. Hasil penelitian ini diperkuat dengan hasil penelitian yang meunjukkan hasll yang serupa dengan penelitiian ini seperti pada Penelitian yang dilakukan Ayuningrum (2021) diperoleh hasil bahwa pengaruh komunikasi terhadap kinerja guru adalah 3,337 dengan nilai t hitung > t tabel (3,337 > 1,989) dan sig < 0,05 (0,001<0,005) sehingga Ho ditolak dan Ha diterima sehingga terdapat pengaruh signifikan antara komunikasi dengan kinerja guru. Sedangkan pengaruh komunikasi dan motivasi secara bersama-sama terhada kinerja guru sebesar 95,570 dengan nilai F hitung > F tabel (95,570>3,108 dan nilai sig < 0,05 atau 0,000 < 0,005. Uji Anova dapat diperoleh nilai F hitung >f tabel yaitu 95,570 > 3,108 dan nilai sig <0,05 atau 0,000 < 0,005. Sehingga komunikasi dan motivasi berpengaruh signifikan secara bersama-sama terhadapo kinerja guru pendidikan anak usia dini. Berdasarkan hal tersebut menunjukkan bahwa pentingnya komunikasi di dalamsuatu organisasi sekolah untuk dapat menyampaikan informasi, menyamakan persepsi, sebagai bentuk persuasive atau bujukan atau mempengaruhi, untuk mendidiik, dan memberi tahu. Hal ini sesuai dengan penjelasan Husein (2002:7) bahwa fungsi komunikasi antara lain untuk menyampaikan informasi (to inform), mendidik (to educate), menghibur (to entertain), mempengaruhi (to influence). Komunikasi memberikan informasi dan menyampaikan informasi, sangat diperlukan karena perilaku menerima informasi merupakan perilaku alamiah. Dengan menerima informasi yang benar, maka akan tercipta rasa aman dan tenteram. Informasi akurat diperlukan untuk bahan dalampembuatan keputusan bagi pihak sekolah. Setiap organisasi memerlukan koordinasi atau komunikasi agar bagian-bagian dari organisasi tersebut dapat bekerja menurut ketentuannya dan tidak mengganggu bagian lain. Proses dan pola komunikasi merupakan sarana yang diperlukan untuk mengkoordinasi dan mengarahkan kegiatan ke tujuan dan sasaran organisasi. Dengan adanya komunikasi yang baik suatu organisasi dapat berjalan lancar dan berhasil dan begitu pula sebaliknya, kurangnya atau tidak adanya komunikasi maka organisasi tidak dapat berjalan dengan baik. Jadi, komunikasi dalam suatu organisasi mempunyai peranan sentral dalam memelihara dan mengembangkan organisasi tersebut. Selanjutnya Berdasarkan hasil uji ANOVA diperoleh hasil F hitung sebesar 192,114 dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 5% yaitu 0,000 yang berarti Ho ditolak, Ha diterima sehingga dapat diartikan bahwa ada pengaruh secara simultan antara sistem manajemen dan komunikasi terhadap optimalisasi kinerja guru di Gugus Sekolah III Purwosari Kabupaten Pasuruan. Berdasarkan hasil uji koefisien determinasi dapat diketahui bahwa nilai koefisien determinasi Adjusted R- square yang dihasilkan sebesar 0,843 yang menunjukkan bahwa sistem manajemen dan komunikasi memberikan pengaruh terhadap peningkatan optimalisasi kinerja guru sebesar 84,30% sedangkan sisanya 15,70% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain selain variabel sistem manajemen dan komunikasi. Berdasarkan hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa manajemen yang dilakukan oleh kepala sekolah di Gugus Sekolah III Purwosari Kabupaten Pasuruan berperan penting dalam mempengaruhi kinerja guru. hal ini di karenakan kepala sekolah bertanggung jawab atas manajemen pendidikan secara mikro, yang secara langsung berkaitan dengan proses pembelajaran di sekolah. Sebagaimana dikemukakan dalam pasal 12 ayat 1 PP 28 Th. 1990 bahwa kepala sekolah bertanggung jawab atas penyelenggaraan kegiatan pendidikan, administrasi sekolah, pembinaan tenaga kependidikan lainnya, dan pendayagunan serta pemeliharaaan sarana dan prasarana. Berdasarkan hasil penyebaran angket sistem manajemen terlihat bahwa kepala sekolah dapat dikatakan memiliki sistem manajemen yang baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil angket pada tiap indikator berada pada kategori sangat baik. Indikator tersebut terdiri dari kemampuan merencanakan, kemampuan mengorganisasikan, kemampuan dalam memimpin, serta kemampuan dalam mengendalikan. Indikator-indikator tersebut sesuai dengan langkah-langkah manajemen menurut Komariah (2014:93-95) bahwa bahwa proses manajemen secara umum mengikuti langkah-langkah antara lain merencanakan, mengorganisasikan, memimpin dan mengendalikan. Hasil penelitian ini diperkuat dengan hasil penelitian terdahulu yang juga memperoleh hasil serupa. Penelitian Taryaman (2018) diperoleh nilai F-hitung sebesar 3,4334 lebih besar dari nilai F-tabel sebesar 2,0129. Dari nilai tersebut dapat ditarik kesimpulan statistik bahwa H0 ditolak, artinya terdapat pengaruh variabel manajemen pembelajaran terhadap kinerja guru dalam mewujudkan prestasi belajar siswa MTs Al- Ma’arif Cilageni. Nilai koefisien determinasi R2 sebesar 0,2005 yang juga menunjukkan besarnya kontribusi variabel manajemen pembelajaran terhadap kinerja guru dalam mewujudkan prestasi belajar siswa MTs Al- Ma’arif Cilageni sebesar 20,05 %; sedangkan sisanya sebesar 0,8588 atau sebesar 85,88 % dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diamati dalam penelitian ini yang diduga mempengaruhi kinerja guru dan prestasi belajar siswa adalah adanya tugas dan fungsi guru, tanggung jawab guru dalam melaksanakan pekerjaanya, kerjasama antar guru dan tenaga kependidikan serta prakarsa guru dalam bekerja. Penelitian yang dilakukan oleh Hasanah dkk (2020) diperoleh bahwa: (1) Secara parsial Kepemimpinan Kepala Sekolah berpengaruh terhadap Kinerja Guru di SMA/SMK Muhammadiyah Pekanbaru. Hasil penelitian menunjukkan nilai koefisien korelasi sebesar 0,787, hal
  • 6. 6 ini menunjukkan bahwa Kepemimpinan Kepala Sekolah dapat menjelaskan Kinerja Guru sebesar 0,620 atau 62%. Secara parsial komunikasi internal berpengaruh terhadap Kinerja Guru di SMA/SMK Muhammadiyah Pekanbaru. Hasil penelitian menunjukkan nilai koefisien korelasi sebesar 0.796, hal ini menunjukkan bahwa Komunikasi Internal dapat menjelaskan Kinerja guru sebesar 0.633 atau 63,3%. Secara bersamaan Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Komunikasi Internal berpengaruh terhadap Kinerja Guru di SMA/SMK Muhammadiyah Pekanbaru. Hasil uji korelasi berganda menunjukkan nilai koefisien korelasi sebesar 0.898, hal ini menunjukkan bahwa Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Komunikasi Internal secara bersamaan dapat menjelaskan Kinerja Guru sebesar 0.807 atau 80.7%. Berdasarkan hasil penelitian ini dan hasil-hasil penelitian terdahulu yang sudah dijelaskan di atas menunjukkan bahwa pentingnya peranan kepala sekolah dalam melakukan manajemen sekolah dalam mempengaruhi kinerja guru. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja menurut Sedarmayanti dalam Hasibuan (2000:126) antara lain (1) sikap mental (motivasi kerja, disiplin kerja, etika kerja); (2) pendidikan; (3) keterampilan; (4) manajemen kepemimpinan; (5) tingkat penghasilan; (6) gaji dan kesehatan; (7) jaminan social; (8) iklim kerja; (9) sarana pra sarana; (10) teknologi; (11) kesempatan berprestasi. Berdasarkan penjelasan tersebut menunjukkan bahwa manajemen kepemimpinan merupakan salah faktor yang dapat mempengaruhi kinerja guru Dalam melaksanakan tugas dan pekerjaannya, bagi guru di sekolah membutuhkan adanya dorongan semangat dan motivasi dari pimpinan mereka, sebab hal ini merupakan modal yang penting sehingga hampir setiap tindakan dan kebijakan yang diambil/dilakukan oleh seorang pemimpin mempunyai dampak yang positif dan negatif bagi bawahan yang dipimpinnya. Seorang pemimpin yang baik harus selalu dapat memotivasi bawahannya sedemikian rupa sehingga dalam melaksanakan tugasnya, guru akan memiliki efektivitas kerja yang lebih tinggi dan diharapkan mampu membuahkan hasil yang memuaskan, baik bagi sekolahan maupun bagi pendidik (guru) itu sendiri. Kepala sekolah bertugas mengembangkan struktur organisasi formal kelembagaan sekolah dengan menempatkan personalia yang sesuai dengan kebutuhan, serta menempatkan guru sesuai dengan tugas pokok dan fungsi setiap unit kerja. Berdasarkan penjelasan di atas bahwa kepala sekolah sebagai pemimpin dalam melakukan tugasnya sebagai manajer harus dapat melakukan perencanaan, mengkoordinasi, memimpin, melakukan pengendalian dan pengawasan. Dalam melakukan tugas-tugas tersebut diperlukan adanya keterampilan komunikasi untuk dapat berinteraksi dengan guru dan karyawan, menyampaikan tugas, arahan, memberikan saran, dan mempengaruhi para guru dan karyawan untuk taat dalam mematuhi peraturan serta bekerjasama untuk mencapai tujuan. Tanpa adanya komunikasi, akan sulit untuk dalam melakukan tugas-tugas tersebut karena perlunya adalah pemahaman antara yang memberikan arahan dengan yang diberikan perintah. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Effendy (2006:5) bahwa komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberi tahu atau mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik langsung secara lisan maupun tak langsung melalui media. Kotler (2000:551), menjelaskan bahwa “dalam prosesnya, komunikasi terdiri dari beberapa unsur, yaitu pengirim pesan (komunikator), pesan yang dikirimkan, saluran komunikasi yang digunakan (media), orang yang dituju (komunikan), efek yang ditimbulkan (respon), dan timbal balik (feedback)”. Seorang komunikator harus mampu mengusahakan agar pesan yang disampaikan benar-benar dipahami oleh komunikan. Keberhasilan komunikasi adalah bagian terpenting untuk mewujudkan peningkatan kinerja organisasi pendidikan. Komunikasi merupakan hal penting dan sangat diperlukan, baik oleh manusia maupun organisasi. Setiap organisasi memerlukan kegiatan komunikasi di dalamnya, yang lebih dikenal dengan komunikasi organisasi. Organisasi tak hanya diperlukan dalam perusahaan, pendidikan pun memerlukan adanya organisasi di dalamnya. Organisasi pendidikan serta komunikasi organisasi memiliki manajemen dan keterkaitan satu sama lain. Sesuai dengan pendapat Irianta dan Syaripudin (2013:48), yang menyatakan bahwa dalam manajemen organisasi pendidikan terdapat manajemen komunikasi organisasi. Oleh karena itu, dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan dan mutu pengelolaan organisasi pendidikan, komunikasi yang bermutu menjadi bagian penting. Pendidikan yang bermutu antara lain ditopang juga dengan komunikasi yang bermutu yang terjadi dan dilakukan organisasi institusi pendidikan. Komunikasi memegang peranan penting tanpa komunikasi organisasi akan tidak berfungsi dalam menjalankan tujuan awal organisasi. Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sistem manajemen dan komunikasi secara positif dan signifikan bersama-sama dapat memberikan pengaruh terhadap peningkatan optimalisasi kinerja guru di Gugus Sekolah III Purwosari adalah sebesar 84,30%. Besarnya pengaruh yang ditimbulkan menunjukkan bahwa kemampuan kepala sekolah dalam memiliki sistem manajemen dan komunkasi yang baik tidak dapat dipisahkan untuk dapat memberikan pengaruh terhadap kinerja guru. Hal ini diperkuat dengan hasil penelitian Rostikawati dan Maulana (2020) yang menunjukan bahwa komunikasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru sebesar 45,1%. Hasil serupa juga diperoleh oleh Ariyanti (2016) yang menunjukkan terdapat pengaruh komunikasi interpersonal terhadap kinerja guru sebesar 0,509 aau 50,9%. Kepala sekolah harus bisa memiliki kemampuan dalam komunikasi yang baik untuk dapat menyampaikan, mengarahkan, membimbing, menjelaskan tujuan dan bekerja sama dengan guru. Komunikasi memegang peran penting dalam suatu interaksi antara kepala sekolah dengan guru. Hal ini sesuai dengan pernyataan Mulyasa (2007:13), yang menjelaskan bahwa kepala sekolah sebagai pemimpin (leader) dapat dilihat dari kepribadian, pengetahuan terhadap tenaga kependidikan, visi dan misi
  • 7. 7 sekolah, kemampuan mengambil keputusan dan kemampuan berkomunikasi. Berdasarkan hal tersebut membuktikan bahwa peran kepala sekolah dalam memiliki keterampilan komunikasi sangat merupakan hal yang penting. Hal ini di karenakan komunikasi dalam organisasi pendidikan berfungsi untuk menghubungkan, memberi dan mengirim informasi pada karyawan, berupa informasi penting mengenai aktivitas organisasi untuk mengkondisikan pusat aktivitas dalam berbaik pekerjaan yang dipertanggung jawabkan pada kepala sekolah ini ditujukan untuk mempertimbangkan pengambilan keputusan yang sesuai dengan aktivitas lembaga pendidikan tersebut. PENUTUP Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa (1) terdapat pengaruh sistem manajemen terhadap peningkatan optimalisasi kinerja guru di Gugus Sekolah III Purwosari Kabupaten Pasuruan, dilihat dari hasil uji t yaitu t-hitung yang dihasilkan sebesar 12,356 yang lebih besar dari t-tabel 1,997 dengan tingkat signifikan lebih kecil dari 5% yaitu 0,000. Besar pengaruh yang dihasilkan dari sistem manajemen terhadap peningkatan optimalisasi kinerja guru adalah 70,90%; (2) terdapat secara signifikan sistem komunikasi terhadap peningkatan optimalisasi kinerja guru di Gugus Sekolah III Purwosari Kabupaten Pasuruan, dilihat dari hasil uji t yaitu t-hitung yang dihasilkan sebesar 3,067 yang lebih besar dari t-tabel 1,997 dengan tingkat signifikan lebih kecil dari 5% yaitu 0,003. Besar pengaruh yang dihasilkan dari etos kerja guru terhadap hasil belajar siswa adalah 13,87%; dan (3) terdapat pengaruh secara simultan antara sistem manajemen dan komunikasi terhadap optimalisasi kinerja guru di Gugus Sekolah III Purwosari Kabupaten Pasuruan, dilihat dari hasil uji F yaitu diperoleh F-hitung yang dihasilkan sebesar 192,114 yang lebih besar dari F- tabel dengan nilai signifikasi 0,000 di bawah 5%. Besar pengaruh yang dihasilkan dari sistem manajemen dan komunikasi terhadap optimalisasi kinerja guru adalah 84,30%. Saran Berdasarkan kesimpulan penelitian, dapat diberikan saran antara lain sistem manajemen dan komunikasi sangat penting untuk meningkatkan kinerja guru sehingga kepala sekolah harus selalu meningkatkan dan memperbaiki sistem manajemen sekolah dan sistem komunikasi agar dapat meningkatkan kinerja guru; dan diperlukan penelitian lebih lanjut untuk meneliti faktor- faktor lain yang dapat mempengaruhi kinerja guru selain sistemmanajemen dan komunikasi. DAFTAR PUSTAKA Ariyanti, Meva. 2016. Pengaruh Komuikasi Interpersonal terhadap Kinerja Guru dan Motivasi Kerja Sebagai Variabel Intervening [tesis]. Jakarta (ID): Universitas Terbuka. Devito, Joseph. 1997. Komunikasi Antar Manusia, Eds 5. Jakarta: Professional Books. Effendy, Onong Uchjana. 2006. Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek. Bandung: Rosdakarya. Hasanah, N.Z, Firdaus, M., Rasyid, A. (2020). Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Komunikasi Internal Terhadap Kinerja Guru di SMA/SMK Muhammadiyah Pekanbaru. Jurnal Ilmu Komunikasi, FISIP Universitas Riau. Vol. 9, No. 2: 432-447. Hasibuan, Malayu. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bina Aksara. Husein, Umar. 2002. Metodologi Penelitian, Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Jalaluddin, Rakhmat. 1996. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Komariah, Aan. 2014. Manajemen Sekolah dalam Manajemen Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Kotler, Philip. 2000. Prinsip – Prinsip Pemasaran Manajemen, Jakarta: Prenhalindo. Mulyasa, E. 2005. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Mulyasa, E. 2006. Kurikulum Yang Di Sempurnakan. Bandung: PT. Remaja. Rosdakarya. Mulyasa, E. 2007. Kurikulum tingkat satuan pendidikan sebuah panduan praktis. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Mulyasa, E. 2013. Pengembangan Dan Implentasi Pemikiran Kurikulum. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Pace, R. Wayne dan Don F. Faules. 2013. Komunikasi Organisasi: Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan, Terj. Deddy Mulyana. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Puspitasari, Y., Tobari, dan Kesumawati, N. (2021). Pengaruh Manajemen Kepala Sekolah Dan Profesionalisme Guru Terhadap Kinerja Guru. Jurnal Manajemen, Kepemimpinan, dan Supervisi
  • 8. 8 Pendidikan (JMKSP, Program Pascasarjana, Universitas PGRI Palembang). Vol. 6, No. 1: 88-99. Robbins, Stephen P. and Coulter, Mary. 2016. Manajemen, Jilid 1 Edisi 13, Alih Bahasa: Bob Sabran Dan Devri Bardani P. Jakarta: Erlangga. Rostikawati, Dian dan Maulana, H. San Ridwan. (2020). Pengaruh Komunikasi dan Disiplin Kerja terhadap Kinerja Guru pada SMK Islamiyah Ciputat. Jurnal Ekonomi Efektif, Researchgate. Vol. 2, No. 3. Sumali, Ahmad. (2019). Pengaruh Komunikasi dan Disiplin Kerja terhadap Kinerja Guru SDN Parakan – Tangerang Selatan. Jurnal Ilmiah Manajemen Sumber Daya Manusia (Jenius). Vol. 2, No 3. Supardi, D. 2016. Kinerja Guru. Jakarta: Rajawali Pers. Taryaman, Cecep. (2018). Pengaruh Manajemen Sekolah terhadap Kinerja Guru dalam Mewujudkan Prestasi Belajar Siswa. Jurnal Khazanah Akademia, Program Magister Manajemen Pendidikan Islam Universitas Garut. Vol. 02., No. 01: 29-38. Terry, George R. dan Rue. Leslie W. 2010. Dasar-Dasar Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara.